• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

33

ANALISIS DAN BAHASAN

Peneliti melakukan survey pada tiga universitas berbeda yaitu Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti. Peneliti melakukan penelitian pada ruang komunal dan fasilitas sekunder mahasiswa pada setiap universitas tersebut.

4.1 Analisa Karakter Bangunan dan Ruang : 4.1.1 Universitas Indonesia

Perpustakaan Universitas Indonesia adalah bangunan yang bersifat semi formal, dengan kehadiran perpustakaan sebagai fasilitas utamanya dan terdapat fasilitas penunjang seperti café, bookstore, travel agent, fitness center dan banking. Sehingga ruang yang tersedia mempunyai konsep utama yang menggambarkan sifat semi publik yaitu konsep modern. Teori yang mendasari analisa simiotik ini adalah teori spesifikasi kode dalam arsitektur oleh Charles Jenks, yang mengatakan bahwa secara garis besar kode dalam arsitektur dapat dibagi dua yaitu kode ekspresi (codes of expression) dan kode makna (codes of content). Analisa ditekankan pada salah satu spesifikasi kode ekspresi, dimana bentuk arsitektur yang unik dan megah. Analisa arsitektur meliputi analisa bentuk visual yang berkonsep tampak seperti batuan yang disusun di atas bukit. Sehingga material yang digunakan yaitu batu alam andesit dan perpaduan kaca agar cahaya matahari dapat memasuki ruangan.

Desain awal perpustakaan itu diperoleh dari sayembara yang dimenangkan PT Daya Cipta Mandiri (DCM) dan mengambil tema Morpheus. Modelnya menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alami dilakukan dengan melalui beberapa skylight. Bentuknya seperti intan hitam yang menusuk keluat dari perut bumi.Bentuk ini menghadirkan citra bangunan yang kuat dan berteknologi tinggi, sekaligus menjadi landmark baru kampus UI. Perpustakaan tersebut berdiri kokoh di luar patron arsitektur bangunan-bangunan UI dengan ciri khas bata merahnya.

(2)

4.1.2 Universitas Tarumanegara

Universitas Tarumanegara adalah bentuk dari sarana dan prasarana pendidikan untuk perguruan tinggi, sehingga bersifat formal secara keseluruhan. Teori yang mendasari analisa simiotik ini adalah teori spesifikasi kode dalam arsitektur oleh Charles Jenks, yang mengatakan bahwa secara garis besar kode dalam arsitektur dapat dibagi dua yaitu kode ekspresi (codes of expression) dank ode makna (codes of content). Analisa

Gambar 4.1 Eksterior Perpustakaan UI Sumber : www.google.com, diakses April 2014

Gambar 4.2 Eksterior Perpustakaan UI dan Bukit Buatan Sumber : www.google.com, diakses April 2014

(3)

ditekankan pada salah satu spesifikasi kode ekspresi dimana desain arsitekturnya tidak mempunyai makna sosio-antropologi. Universitas Tarumanegara terdiri dari beberapa gedung tinggi yang menyebar dalam kawasan kampus. Terdapat gedung baru yang terletak pada area depan kampus yang berfungsi sebagai kantor admisi. Gedung admisi didesain dengan megah dan modern dengan gedung menjulang tinggi dengan anak tangga pada area masuknya. Gedung yang berbentuk kotak tersebut didominasi dengan penggunaan material kaca sehingga dapat memanfaatkan pencahayaan alami. Warna yang digunakan pada eksteriornya yaitu perpaduan biru langit dan putih sehingga terlihat bersih, mewah dan netral. Lalu terdapat gedung-gedung lama sebagai gedung fakultas yang terletak pada area belakang kampus. Gedung lama terlihat tidak terawat, terlihat dari warna eksteriornya yang sudah kusam. Kurangnya bukaan pada gedung lama membuat kurangnya pencahayaan alami yang membuat area dalam gedung lama tersebut terasa gelap. Oleh karena itu, gedung admisi yang baru telah menjadi landmark pada kawasan kampus Universitas Tarumanegara yang terletak pada area depan Universitas.

4.1.3 Universitas Trisakti

Universitas Trisakti adalah bentuk dari sarana dan prasarana pendidikan untuk perguruan tinggi, sehingga bersifat formal secara keseluruhan. Teori yang mendasari analisa simiotik ini adalah teori spesifikasi kode dalam arsitektur oleh Charles Jenks, yang mengatakan bahwa secara garis besar kode dalam arsitektur dapat dibagi dua yaitu kode

Gambar 4.3 Eksterior Universitas Tarumanegara Sumber : www.google.com, diakses April 2014

(4)

ekspresi (codes of expression) dan kode makna (codes of content). Analisa ditekankan pada salah satu spesifikasi kode ekspresi, dengan penerapan konsep arsitektur tropis. Gedung Universitas Trisakti didirikan pada tahun 1965 dengan menggunakan struktur waffle sehingga pada bagian plafon terlihat bentuk seperti waffle yang tidak difinishing dengan cat yang menyebabkan image ruang menjadi tidak indah dan terlihat kusam. Bentuk eksterior bangunan Universitas Trisakti sangat terlihat bahwa bangunan tersebut adalah bangunan lama. Kondisi eksterior bangunan pada saat ini terlihat buruk dan kusam. Dikarenakan material keramik yang digunakan sebagai kulit bangunan sudah terlihat kotor dan menguning akibat dimakannya usia dan cuaca yang menerpa.

Universitas Trisakti juga terlihat kurang dalam penataan parkir kendaraan sehingga terlihat padat dan kacau. Namun Universitas Trisakti mempunyai kawasan outdoor berupa taman sebagai pusat dari kawasan kampus yang cukup nyaman dengan ditanami banyak pohon rindang, walaupun dikelilingi banyak masa bangunan yang padat dan terletak di pusat kota.

4.2 Analisa Potensi Lingkungan : 4.2.1 Universitas Indonesia

Gedung perpustakaan UI ini menjadi landmark kampus UI dan bangsa Indonesia dikarenakan kampus UI menjadi satu-satunya universitas di dunia yang mencantumkan nama bangsa dan dirancang sebagai gedung ramah lingkungan (eco friendly) terbesar di dunia. Untuk melengkapi desain ramah lingkungan, sejumlah pohon besar berusia 30 tahunan berdiameter lebih dari

Gambar 4.4 Eksterior Universitas Trisakti Sumber : www.google.com, diakses April 2014

(5)

100 sentimeter sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung itu. Keindahan gedung tersebut semakin maksimal dengan adanya danau yang asri dan teduh. Bangunan ini juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah dengan cara air limbah toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Limbah tersebut diproses melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).

4.2.2 Universitas Tarumanegara

Kawasan Universitas Tarumanega cukup luas untuk tersedianya taman yang ditumbuhi pohon-pohon rindang untuk meneduhkan dan menyediakan udara segar, dikarenakan letak Universitas Tarumanega berada di tepi jalan raya besar yang frekuensi kendaraan cukup tinggi dan sangat berpolusi. Sirkulasi yang terjadi pada kawasan tersebut cukup baik dengan pemisahan pintu masuk kendaraan dan pintu masuk pejalan kaki. Sirkulasi kendaraan sangat teratur dengan adanya gedung parkir yang disediakan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi.

Gambar 4.5 Perpustakaan UI

Sumber : www.google.com, diakses April 2014

Gambar 4.6 Area Taman Universitas Tarumanegara Sumber : www.google.com, diakses April 2014

(6)

4.2.3 Universitas Trisakti

Universitas Trisakti terletak di padat kota yang juga bersebelahan dengan Universitas Tarumanegara dan bersebrangan dengan Mall Ciputra. Berada di tepi jalan raya yang besar yang seringkali terjadi kemacetan yang menyebabkan polusi tinggi. Namun pada kawasan kampus Trisakti banyak ditumbuhi pohon rindang yang dapat meneduhkan dan sebagai penahan untuk mengurangi polusi masuk. Dan tidak jarang kawasan tersebut juga mengalami kebanjiran akibat hujan dengan intensitas sedang.

Gambar 4.7 Area Universitas Trisakti Sumber : www.google.com, diakses April 2014

(7)

4.3 Analisa Program Aktivitas : 4.3.1 Universitas Indonesia

Aktivitas pengunjung Perpustakaan UI

Aktivitas pegawai yang bekerja pada Perpustakaan UI

Pengunjung datang

Memarkirkan kendaraan

Makan dan minum

Bank Membeli buku

Mengambil kendaraan Perpustakaan dan membaca

Menunggu Fitness Beribadah Pulang Masuk kerja Memarkirkan kendaraan Locker Bekerja Managemen Gedung ME Service Perparkiran Mengambil kendaraan Pulang

(8)

Aktivitas mahasiswa UI pada Perpustakaan UI

Aktivitas pemilik atau penjual retail pada Perpustakaan UI

4.3.2 Universitas Tarumanegara

Mahasiswa datang

Memarkirkan kendaraan

Makan dan minum

Bank/travel agent Membeli buku

Mengambil kendaraan Perpustakaan dan membaca

Menunggu

Fitness

Beribadah

Pulang

Sidang Berdiskusi dan mengerjakan

tugas Masuk kerja Memarkirkan kendaraan Membuka toko Melakukan pekerjaannya Pulang Mengambil kendaraan Pencarian informasi internet

(9)

Aktivitas pengunjung Universitas Tarumanegara

Aktivitas pegawai yang bekerja pada Universitas Tarumanegara

Aktivitas sekunder mahasiswa pada Universitas Tarumanegara

Pengunjung datang

Memarkirkan kendaraan

Makan dan minum

Mengambil kendaraan Bank

Perpustakaan dan membaca

Menunggu Beribadah Pulang Masuk kerja Memarkirkan kendaraan Locker Bekerja Managemen Gedung ME Service Perparkiran Mengambil kendaraan Pulang

(10)

Aktivitas pegawai kantin pada Universitas Tarumanegara

4.3.3 Universitas Trisakti.

Aktivitas Pengunjung Universitas Trisakti

Mahasiswa datang

Memarkirkan kendaraan

Makan dan minum

Bank

Mengambil kendaraan Perpustakaan dan membaca

Menunggu

Beribadah

Pulang

Sidang Berdiskusi dan mengerjakan

tugas

Pencarian informasi internet

Masuk kerja Memarkirkan kendaraan Membuka toko Melakukan pekerjaannya Pulang Mengambil kendaraan

(11)

Aktivitas pegawai yang bekerja pada Universitas Trisakti

Aktivitas sekunder mahasiswa pada Universitas Trisakti

Pengunjung datang

Memarkirkan kendaraan

Makan dan minum

Mengambil kendaraan Bank

Perpustakaan dan membaca

Menunggu Beribadah Pulang Masuk kerja Memarkirkan kendaraan Locker Bekerja Managemen Gedung ME Service Perparkiran Mengambil kendaraan Pulang Mahasiswa datang Memarkirkan kendaraan Makan dan minum

(12)

Aktivitas pegawai kantin pada Universitas Trisakti

4.4 Analisa Fasilitas Sekunder dan Pola Ruang Komunal : 4.4.1 Universitas Indonesia

Berkumpul dan berinteraksi

Bank

Mengambil kendaraan Perpustakaan dan membaca

Menunggu

Beribadah

Pulang

Sidang Berdiskusi dan mengerjakan

tugas

Pencarian informasi internet

Masuk kerja Memarkirkan kendaraan Membuka toko Melakukan pekerjaannya Pulang Mengambil kendaraan

(13)

Adapun jenis kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini misalnya bertegur sapa, berkumpul, berbincang/ngobrol, diskusi, rapat, mengerjakan tugas kelompok dan lain-lain pada ruang indoor ataupun outdoor.

Kesan Ruang

outdoor tersebut yaitu luas namun akrab dikarenakan memiliki orientasi terpusat. Outdoor ini sangat nyaman bagi penggunanya, terdapat pohon besar sebagai peneduh area tersebut, pemandangan alam berupa danau buatan serta anak tangga yang dibuat lebar untuk memungkinkan penggunanya duduk dan bersantai secara individu ataupun kelompok.

Gambar 4.8 Outdoor Space Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar 4.9 Layout lantai 1 Sumber : Dokumen Pribadi

(14)

Perpustakaan

Kegiatan dalam ruang koleksi yaitu meminjam buku lalu para pengunjung menggunakan ruang baca yang terletak di dalam maupun luar area koleksi serta area diskusi yang terletak di luar ruang koleksi.

Kesan Ruang

Perpustakaan tersebut terlihat modern, memiliki kesan ruang yan rapih dan terorganisir dengan baik dengan penataan koleksi pad rak yang disusun secara linear akan memudahkan pengguna untuk mencari koleksi yang dibutuhkan. Pencahayaan yang fungsional dan tidak berlebihan memberikan ruangan tersebut terkesan formal dan serius. Warna putih pada dinding dan material batu alam pada lantai memberikan kesan ruang yang bersih dan luas. Ruangan tersebut memiliki skala ruang normal sehingga nyaman digunakan.

Area Mengerjakan Tugas

Terdapat area mengerjakan tugas yang terletak diluar area perpustakaan. Area mengerjakan tugas tersebut dilengkapi dengan meja bersekat serta kursi yang memiliki sandaran untuk dua orang. Situasi tersebut membuat pengguna nyaman mengerjakan tugas di area tersebut.

Kesan Ruang

Area mengerjakan tugas tersebut terlihat selaras dengan konsep yang diterapkan pada perpustakaan yaitu modern dan terorganisir. Meja bersekat dan kursi ditata secara linear sehingga terlihat rapih dan kesan ruang menjadi

Gambar 4.10 Ruang Koleksi Perpustakaan UI Sumber : www.google.com, diakses April 2014

(15)

serius. warna putih pada dinding serta penggunaan lantai kayu (parquet) memberikan kesan hangat dan nyaman. Pencahayaan pada area tersebut menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Area ini memiliki view kea rah danau dengan penggunaan eksterior perpaduan kaca sehingga memungkinkan cahaya matahari memasuki ruangan. Namun dikarenakan area tersebut berfungsi untuk mengerjakan tugas maka ditambahkan pencahayaan buatan melalui lampu agar pengguna mendapatkan pencahayaan yang cukup. Skala ruang pada area tersebut adalah skala normal.

Berolahraga

Terdapat tempat berolahraga seperti fitness Goldgym dalam lingkungan gedung perpustakaan UI. Sehingga para mahasiswa mendapatkan fasilitas berolahraga dalam lingkungan kampus.

Kesan Ruang

Kesan ruang yang didapatkan pada ruang fitness center tersebut adalah gaya yang modern, fungsional, dengan permainan plafon dan pencahayaan terkesan ruangan tersebut lebih dinamis sesuai dengan fungsinya.

Gambar 4.11 Ruang baca dan mengerjakan tugas Sumber : Dokumen pribadi

(16)

Sidang

Terdapat ruang sidang yang berfungsi untuk sidang mahasiswa sekaligus ruang berdiskusi ataupun ruang rapat.

Kesan Ruang

Ruang siding tersebut memiliki kesan ruang modern. Ruangan tersebut terasa lebih dinamis dengan penggunaan meja oval lalu terdapat sofa panjang pada sisi ruang, penggunaan material batu alam dipadukan keramik yang berbeda warna. Kondisi tersebut memungkinkan kegiatan rapat atau berdiskusi secara kelompok besar. Cahaya alami dapat memasuki ruang pada salah satu sisi ruang yang menghadap ke taman. Namun ruangan tersebut tetap memiliki pencahayaan buatan. Skala ruang normal untuk memberikan kenyamanan pada pengguna.

Menunggu

Terdapat beberapa ruang tunggu di lantai satu yang dilengkapi dengan sofa sehingga para pengguna merasa nyaman.

Kesan Ruang

Ruang tersebut terasa sangat nyaman yang memiliki konsep modern yang selaras dengan ruangan lainnya. Penggunaan warna putih pada dinding dan paduan batu alam dengan keramik dengan warna hitam putih membuat konsep ruang tersebut terasa kuat dengan konsep arsitektur secara

Gambar 4.13 Ruang Sidang dan Ruang Rapat Sumber : Dokumen pribadi

Gambar 4.12 Gold Gym UI Sumber : Dokumen pribadi

(17)

keseluruhan. Ruang tunggu ini mendapatkan pencahayaan alami yang cukup sehingga lampu tidak perlu dinyalakan pada saat siang hari.

Pencarian informasi

Terdapat satu ruang dilengkapi dengan komputer dan internet sehingga pengguna dapat mengakses internet dengan mudah.

Kesan Ruang

Terlihat bahwa beberapa komputer yang disusun rapih secara linear membuat kesan ruang terasa formal dan kaku. Namun pada ruang tersebut tidak terasa terlalu serius dan tidak hening. Pencahayaan ruangan tersebut lebih mengandalkan pencahayaan buatan dikarenakan ruangan tersebut cukup luas dengan skala ruang yang tinggi membuat pencahayaan alami tidak dapat menerangi seluruh ruang. Skala ruang tersebut yang luas dan tinggi membuat kesan ruang terasa dingin ditambah warna putih yang dominan pada ruang tersebut.

Gambar 4.14 Ruang Tunggu Sumber : Dokumen pribadi

(18)

Food and Beverage

Terdapat beberapa tempat makan dan minum berupa café di dalam gedung perpustakaan UI sehingga pengunjung dapat terpenuhi kebutuhannya dengan tempat yang layak serta masih di dalam area gedung perpustakaan UI tersebut.

Kesan Ruang

Bermacam-macam jenis café yang tersedia, dengan beberapa konsep yang berbeda. Namun secara keseluruhan berkonsep modern dengan identitas masing-masing café. Dengan pencahayaan dekoratif membuat café-café tersebut terasa lebh dinamis. Berbagai macam material digunakan pada setiap ruang. Konsep estetika dengan permainan pencahayaan, warna, material, tekstur dan lain-lain pada setiap ruang membuat ketertarikan penggunanya. Skala ruang normal yang membuat kehangatan dan keakraban bagi pengguna café tersebut.

Book Store

Terdapat fasilitas penunjang untuk para pengunjung perpustakaan UI yaitu toko buku dan majalah.

Kesan Ruang

Book Store tersebut memiliki skala ruang yang cukup tinggi agar terlihat luas dan rapih. Penggunaan kaca sebagai pembatas ruang membuat

Gambar 4.15 Ruang Komputer Sumber : www.google.com, diakses April 2014

Gambar 4.16 Food and Beverage Sumber : Dokumen Pribadi

(19)

ruang dalam terlihat dari luar dan dapat menarik pengunjung yang datang. Warna yang digunakan juga selaras dengan konsep arsitekturnya.

Travel Agent

Para pengunjung dan mahasiswa UI dapat melakukan pemesanan tiket perjalanan. Dengan latar belakang bahwa mahasiswa UI banyak yang berasal dari luar kota.

Kesan Ruang

Ruang tersebut dirancang secara fungsional dengan penggunaan pembatas ruang kaca memudahkan produsen memasang banner, sebagai media promosinya agar terlihat dari luar ruang oleh para pengunjung. Skala ruang normal membuat ruang terasa fungsional dan nyaman.

Gambar 4.17 Book Store Sumber : Dokumen Pribadi

(20)

Karakteristik Ruang Komunal Perpustakaan UI :

• Berdekatan dengan rute sirkulasi utama kampus UI. Terletak di belakang fakultas ekonomi UI.

Menyediakan beberapa fasilitas tempat duduk pada outdoor dan indoor.

• Terletak di dalam satu bangunan, terhalang dari sinar matahari dan hujan.

• Kemudahan mendapatkan informasi.

Pola-Pola Ruang Komunal UI :

• Kegiatan yang terjadi bersifat formal dan tidak formal. Kegiatan formal yang terjadi yaitu rapat dan sidang. Sedangkan kegiatan tidak formal yaitu berkumpul, duduk santai, mengerjakan tugas dan lain-lain.

• Frekuensi kegiatan yang terjadi berdasarkan per-jam. Kegiatan yang dilakukan terjadi setiap jamnya sehingga intensitas kegiatan cukup tinggi.

• Ruang yang digunakan berupa ruang yang memang direncanakan sejak awal, berbentuk ruang pertemuan (tertutup) dilantai dasar masing-masing blok bangunan, ruang bersama di setiap lantai, ruang terbuka berupa taman dengan anak tangga yang digunakan sebagai tempat duduk dengan view danau.

• Skala kegiatan yang terjadi yaitu skala besar, yaitu dibuka untuk umum, indoor dan outdoor sehingga pengguna juga berasal dari luar mahasiswa UI.

• Jarak jangkauan perpustakaan UI dengan fakultas lainnya cukup sedang sehinggga bisa ditempuh dengan berjalan kaki oleh mahasiswa UI.

• Pola dengan intensitas tinggi yaitu lebih banyak dipengaruhi oleh parameter kegiatan yang tidak formal dengan frekuensi jam-harian.

Gambar 4.18 Travel Agent Sumber : Dokumen Pribadi

(21)

• Terdapat banyak ruang yang menyediakan fasilitas duduk untuk berkumpul, membaca, mengerjakan tugas, diskusi, pencarian informasi dan lain-lain.

• Pola yang terjadi yaitu duduk bersebelahan dan orientasi memusat berupa tangga yang lebar pada outdoor, duduk bersebelahan dan berhadapan pada ruang tunggu, duduk berhadapan saat berdiskusi dan mengerjakan tugas dengan orientasi memusat, duduk berhadapan dan bersebelahan namun tidak terjadi kontak mata untuk membaca, mengerjakan tugas dan pencarian informasi melalui internet.

Skema Pola :

Duduk bersebelahan dan orientasi memusat pada area outdoor.

Bidang dasar yang diturunkan yaitu bidang horizontal yang diturunkan dari bidang dasarnya memanfaatkan permukaan-permukaan vertikal pada area yang lebih rendah untuk mendefinisikan sebuah volume ruang, yang digunakan untuk duduk-duduk para pengunjung. Pola ruang komunal outdoor dengan pola orientasi memusat membuat pengguna berinteraksi dengan baik.

Kegiatan yang terjadi yaitu bersifat tidak formal misalnya bersantai, berbincang dengan teman sehingga suasana area outdoor dibuat dengan anak tangga yang lebar untuk sekaligus berfungsi sebagai tempat duduk, dengan pohon rindang yang bersifat meneduhkan. Area tersebut tidak cocok untuk kegiatan formal dikarenakan akan mengganggu kefokusan dan keseriusan

Gambar 4.19 Pola Ruang Komunal Outdoor Sumber : Olahan Peneliti

(22)

pengguna. Pengguna area outdoor ini dapat berupa kelompok ataupun individu yang memerlukan suasana santai.

Duduk bersebelahan dan berhadapan pada ruang tunggu.

Pola ruang tunggu ini mempunyai orientasi memusat. Ruangan tersebut bersifat semi formal. Peletakkan sofa yang berhadapan dengan meja di tengahnya membuat para pengguna ruang tunggu dapat berinteraksi dengan baik dengan duduk bersebelahan dan berhadapan. Ruang tunggu ini dilengkapi sofa yang memungkinkan pengguna bersandar sehingga suasana menjadi santai dan terasa nyaman serta terhindar dari terik panasnya matahari ataupun hujan. Kegiatan yang terjadi yaitu menunggu, berbincang atau sekedar bersantai. Semua ruangan yang terdapat di Perpustakaan UI ini dilengkapi dengan wifi sehingga para pengguna ruang tunggu dapat mengakses internet melalui gadget yang mereka miliki.

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area diskusi. Gambar 4.20 Pola Ruang Tunggu pada Perpustakaan UI

Sumber : Olahan Peneliti

Gambar 4.21 Pola Area Diskusi Sumber : Olahan Peneliti

(23)

Pola area diskusi ini mempunyai orientasi linear. Dimana peletakkan meja dan kursi berulang dan pengguna saling berhadapan dengan intensitas kedekatan yang tinggi. Agar memudahkan pengguna untuk berdiskusi atatupun mengerjakan tugas secara kelompok namun, kurang tepat bila digunakan untuk mengerjakan tugas secara individu karena pada area tersebut terjadi eye contact yang dapat mengganggu kosentrasi pengguna. Kegiatan yang dapat dilakukan pada area tersebut adalah berdiskusi, mengerjakan tugas kelompok dan rapat semi formal.

Duduk berhadapan, bersebelahan dan memusat pada ruang sidang.

Pola ruang sidang mempunyai orientasi terpusat. Sehingga kosentrasi terfokuskan pada satu objek. Ruangan ini juga dapat digunakan sebagai ruang rapat yang bersifat formal dan tertutup.

Duduk berhadapan dan bersebelahan namun tidak terjadi eye contact pada area baca dan mengerjakan tugas.

Gambar 4.22 Pola Ruang Sidang Sumber : Olahan Peneliti

Gambar 4.23 Pola Ruang Baca Sumber : Olahan Peneliti

(24)

Pola ruang baca ini mempunyai orientasi linear. Pola area diskusi ini mempunyai orientasi linear. Dimana peletakkan meja dan kursi berulang dan pengguna saling berhadapan namun tidak terjadi eye contact. Karena pada ruang ini membutuhkan kosentrasi yang cukup tinggi untuk membaca ataupun mengerjakan tugas secara individu atau maksimal dua orang.

Meja dibuat dengan penghalang ditengah dan disisi samping serta terdapat lampu yang dapat dinyalakan pada tengah meja untuk membantu penglihatan saat membaca ataupun mengerjakan tugas. Sama halnya dengan ruang pencarian informasi melalui internet yaitu duduk berhadapan dan bersebelahan namun tidak terjadi eye contact. Meja komputer disusun secara linear dan computer disusun saling membelakangi. Namun pada ruang komputer tersebut, meja dibuat tanpa penghalang dikarenakan computer tersebut sudah menjadi penghalang yang mengahali eye contact.

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area makan dan minum.

P

ola area makan tersebut memiliki orientasi linear. Dimana meja dan kursi disusun berulang. Meja tersebut berkapasitas empat orang sehingga dapat digunakan secara individual ataupun kelompok kecil dan besar, dikarenakan meja dapat disusun memanjang apabila terdapat konsumen yang bersifat kelompok besar (lebih dari empat orang). Pola tersebut memudahkan penggunanya untuk berinteraksi dan menikmati makanan dan minuman secara bersama. Pada area makan juga dapat menerapkan pola dengan

Gambar 4.24 Pola Area Makan Sumber : Olahan Peneliti

(25)

orientasi memusat namun kurang tepat apabila menerapkan pola dengan orientasi linear yang memanjang dan berulang. Karena pola tersebut akan terlihat kaku dan akan mempersulit pengguna dari kelompok kecil ataupun individual. Kegiatan yang dapat dilakukan pada area tersebut yaitu makan, minum, mengobrol, menunggu dan lain-lain yang bersifat tidak formal. Sehingga area ini tidak membutuhkan suasana yang serius dan formal.

Tabel 4.1 Pola yang Ditemukan pada Universitas Indonesia Duduk bersebelahan dan orientasi

memusat pada area outdoor

efektif

Duduk bersebelahan dan berhadapan pada ruang tunggu

efektif Duduk berhadapan dan

bersebelahan pada area diskusi

efektif

Duduk berhadapan, bersebelahan dan memusat pada ruang siding

efektif Duduk berhadapan dan

bersebelahan namun tidak terjadi eye contact pada area baca dan

mengerjakan tugas

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area makan dan minum

(26)

efektif

efektif

Sumber : Olahan peneliti

4.4.2 Universitas Tarumanegara Berkumpul dan Berinteraksi

Adapun jenis kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini misalnya bertegur sapa, berkumpul, berbincang/ngobrol, diskusi, rapat, mengerjakan tugas kelompok dan lain-lain pada ruang semi outdoor ataupun outdoor. Kesan Ruang

Pada area outdoor tersebut terlihat terdapat beberapa pohon yang ditanam namun pohon tersebut tidak meneduhkan. Dikarenakan area tersebut sudah teduh akibat terhalang bangunan sisi kanan dan kirinya. Sehingga area ini nyaman digunakan oleh penggunanya yang dilengkapi dengan area duduk. Dan pada area semi outdoor tersebut terlihat dengan skala ruang yang tinggi dan luas membuat pengguna nyaman berkumpul dan terhindar dari kondisi panas ataupu hujan namun tetap mendapatkan kenyamanan udara alami. Kesan ruang yang didapat yaitu desain yang fungsional dan tidak berlebihan. Warna yang digunakan juga serasi antara abu-abu dan putih.

Gambar 4.25 Open Space Universitas Tarumanegara Sumber : Dokumen Pribadi

(27)

Perpustakaan

Perpustakaan yang diteliti oleh peneliti yaitu perpustakaan informal baru yang terletak didalam gedung admisi lantai tujuh. Perpustakaan tersebut tidak terlalu besar karena sudah terdapat perpustakaan sebelumnya yang digunakan. Kegiatan yang terjadi dalam perpustakaan tersebut yaitu membaca buku atau majalah, meminjam buku, mengerjakan tugas. Suasana perpustakaan hening dan serius.

Kesan Ruang

Perpaduan warna hijau muda, cream, coklat, dan putih membuat ruangan tersebut terasa nyaman dan lebih dinamis dengan permainan penataan rak koleksi. Kesan ruang yang didapat sesuai dengan fungsinya yaitu perpustakaan informal, yaitu perpustakaan yag menyediakan koleksi diluar materi kuliah dan dilengkapi dengan majalah serta dvd film. Pencahayaan alami yang memasuki ruang tidak cukup menerangi secara keseluruhan sehingga dibantu dengna pencahyaan buatan. Permainan hiding lamp membuat ruangan lebih dinamis. Skala ruang normal yang membuat penggunanya mendapatkan kenyamanan namun desain keseluruhan masih sedikit kaku.

Mengerjakan tugas dan Berdiskusi

Terdapat area mengerjakan tugas dan berdiskusi diluar ruang perpustakaan informal tersebut. Ruangan ini hanya berisi meja-meja oval dan seperangkat kursinya.

Gambar 4.26 Perpustakaan baru pada Gedung Admisi Universitas Tarumanegara Sumber : Dokumen pribadi

(28)

Kesan Ruang

Pembatas ruang tersebut menggunakan kaca. Sehingga ruang terlihat dari area luar. Dengan skala normal dan warna dinding putih terkesan bahwa ruang tersebut terasa lebih terang dan luas.

Berolahraga Terdapat sporthall di dalam gedung Universitas Tarumanegara sebagai fasilitas sekunder mahasiswa berolahraga dan mengadakan perlombaan olahraga.

Kesan Ruang

Skala ruang tersebut cukup luas dan tinggi. Desain ruang terasa sangat fungsional sehingga tidak ada elemen estetika pada ruang tersebut.

Food and Beverage

Terdapat kantin di lantai satu gedung parkir. Kantin tersebut sudah memiliki penataan yang baik dan modern. Sehingga mahasiswa terpenuhi kebutuhannya dengan mudah karena kantin tersebut terletak pada area dalam kampus.

Kesan Ruang

Beberapa konsep berbeda disetiap café dan food court. Namun secara keseluruhan terlihat bahwa kesan ruang yang menarik dan dinamis yang membuat pengguna tertarik dan merasa nyaman. Perpaduan beberapa warna, material dan permainan pencahayaan membuat ruang terasa dinamis. Skala ruang yang normal dan membuat suasana menjadi hangat.

Gambar 4.27 Ruang Diskusi

(29)

Karakteristik Ruang Komunal Universitas Tarumanegara :

• Berada dalam kawasan kampus Universitas Tarumanega. Terletak menyebar pada area kampus sehingga tidak terjadi pemustan ruang komunal.

Menyediakan beberapa fasilitas tempat duduk pada outdoor dan indoor.

Pola-Pola Ruang Komunal Universitas Tarumanegara :

• Kegiatan yang terjadi bersifat formal dan tidak formal. Kegiatan formal yang terjadi yaitu rapat dan sidang. Sedangkan kegiatan tidak formal yaitu berkumpul, duduk santai, mengerjakan tugas dan lain-lain.

• Frekuensi kegiatan yang terjadi berdasarkan per-jam. Kegiatan yang dilakukan terjadi setiap jamnya sehingga intensitas kegiatan cukup tinggi.

• Ruang yang digunakan berupa ruang yang memang direncanakan dalam perancangan dan ruang-ruang yang tidak direncanakan. Ruang yang tidak direncanakan sebagai ruang komunal terdapat pada lantai

Gambar 4.28 Food and Beverage Universitas Tarumanegara Sumber : Dokumen pribadi

(30)

satu gedung admisi dimana para mahasiswa berkumpul dan duduk di lantai.

• Skala kegiatan yang terjadi yaitu skala besar, yaitu dibuka untuk umum, indoor dan outdoor sehingga pengguna juga berasal dari luar mahasiswa Universitas Tarumanegara.

• Jarak jangkauan ruang komunal dengan gedung fakultas relatif dekat dikarenakan kawasan universitas Tarumanegara tidak terlalu besar. • Pola dengan intensitas tinggi yaitu lebih banyak dipengaruhi oleh

parameter kegiatan yang tidak formal dengan frekuensi jam-harian. • Terdapat banyak ruang yang menyediakan fasilitas duduk untuk

berkumpul, membaca, mengerjakan tugas, diskusi, dan lain-lain.

Skema Pola :

Duduk bersebelahan dan sejajar pada area semi outdoor.

Pola ruang komunal semi outdoor tersebut mempunyai orientasi sejajar dan berhadapan namun, peletakkan tempat duduk satu dengan lainnya memiliki jarak yang sedikit jauh. Sehingga walaupun tempat duduk berhadapan, pengguna hanya bisa melakukan interaksi sosial dengan pengguna yang berada disebelahnya.

Gambar 4.29 Pola Ruang Komunal Semi Outdoor Sumber : Olahan Peneliti

(31)

Duduk bersebelahan, saling membelakangi dan pohon sebagai pusat pada area outdoor.

Pola ruang komunal outdoor tersebut mempunyai orientasi terpusat yang disusun sejajar namun membelakangi. Interaksi sosial dapat terjadi antar pengguna yang bersebelahan saja namun kurang tepat apabila interaksi sosial dilakukan antar pengguna yang bersebrangan.

Duduk bersebelahan dan membelakangi pada area duduk pada perpustakaan.

Pola area duduk tersebut memiliki bentuk orientasi linear dan saling membelakangi. Bentuk tersebut membuat interaksi sosial yang terjadi hanya pada pengguna yang bersebelahan, namun tidak terasa nyaman dengan pengguna yang dibelakangi karena jaraknya terlalu dekat dan tidak terdapat sandaran pada sofa tersebut.

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area baca.

Gambar 4.30 Pola Ruang Komunal Outdoor Sumber : Olahan Peneliti

Gambar 4.31 Pola Area Tempat Duduk di dalam Perpustakaan Sumber : Olahan Peneliti

Gambar 4.32 Pola Area Baca pada Perpustakaan Sumber : Olahan Peneliti

(32)

Pola area baca tersebut memiliki orientasi linear yang disusun sejajar. Pola tersebut membuat para pengguna dapat berdiskusi namun untuk pengguna yang bersifat individu tidak dapat mendapatkan suasana yang nyaman untuk membaca karena terjadi eye contact dengan pengguna lain didepannya.

Duduk berhadapan, bersebelahan dan memusat pada ruang diskusi.

Pola ruang diskusi mempunyai orientasi terpusat yang disusun menyebar pada ruangan. Sehingga kosentrasi terfokuskan pada satu objek. Ruangan ini juga dapat digunakan sebagai ruang rapat yang bersifat informal.

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area makan dan minum. Gambar 4.33 Pola Ruang Diskusi

Sumber : Olahan Peneliti

Gambar 4.34 Pola Kantin Sumber : Olahan Peneliti

(33)

Pola area makan tersebut memiliki orientasi linear dengan peletakkan meja yang dimiringkan. Dimana meja dan kursi disusun berulang. Meja tersebut berkapasitas empat orang sehingga dapat digunakan secara individual ataupun kelompok kecil dan besar, dikarenakan meja dapat disusun memanjang apabila terdapat konsumen yang bersifat kelompok besar (lebih dari empat orang). Pola tersebut memudahkan penggunanya untuk berinteraksi dan menikmati makanan dan minuman secara bersama. Pada area makan juga dapat menerapkan pola dengan orientasi memusat namun kurang tepat apabila menerapkan pola dengan orientasi linear yang memanjang dan berulang. Karena pola tersebut akan terlihat kaku dan akan mempersulit pengguna dari kelompok kecil ataupun individual. Kegiatan yang dapat dilakukan pada area tersebut yaitu makan, minum, mengobrol, menunggu dan lain-lain yang bersifat tidak formal. Sehingga area ini tidak membutuhkan suasana yang serius dan formal.

Tabel 4.2 Pola yang Ditemukan pada Universitas Tarumanegara Duduk bersebelahan dan sejajar

pada area semi outdoor

efektif

Duduk bersebelahan, saling membelakangi dan pohon sebagai

pusat pada area outdoor

(34)

Duduk bersebelahan dan membelakangi pada area duduk

pada perpustakaan

Kurang efektif

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area baca

efektif Duduk berhadapan,

bersebelahan dan memusat pada ruang diskusi

efektif

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area makan

dan minum

efektif Sumber : Olahan Peneliti

4.4.3 Universitas Trisakti

Berkumpul dan Berinteraksi

Adapun jenis kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini misalnya bertegur sapa, berkumpul, berbincang/ngobrol, diskusi, rapat, mengerjakan tugas kelompok dan lain-lain pada ruang indoor ataupun outdoor.

Kesan Ruang

Kesan ruang yang terlihat pada area outdoor tersebut adalah luas dan nyaman untuk tempat berkumpul. Terdapat banyak pohon rindang dan rerumputan hijau serta area duduk yang membuat rileks dan terasa terhindar hiruk-pikuk padatnya kota.

(35)

Perpustakaan

Perpustakaan yang diteliti oleh peneliti yaitu perpustakaan pada gedung M lantai tiga Universitas Trisakti. Perpustakaan tersedia disetiap fakultas untuk memudahkan mahasiswa mendapatkan data yang sesuai dengan fakultasnya. Perpustakaan tersebut terbagi atas dua area yaitu area baca dan area rak buku. Desain dari perpustakaan tersebut tidak mengalami pengembangan sehingga perpustakaan masih mempunyai wajah lama dan terlihat tidak menarik.

Kesan Ruang

Kesan ruang perpustakaan tersebut terlihat kurang pencahayaan dan terlihat kusam. Dikarenakan struktur waffle yang terlihat pada plafon tanpa finishing membuat ruang terasa gelap. Secara keseluruhan ruangan tersebut terlihat kusam dikarenakan tidak adanya perbaharuan desain ruang dalam bangunan lama tersebut.

Gambar 4.35 Open Space Universitas Trisakti Sumber : www.google.com, diakses April 2014

Gambar 4.36 Perpustakaan Gedung M Universitas Trisakti Sumber : Dokumen Pribadi

(36)

Mengerjakan tugas dan Berdiskusi

Terdapat satu ruang di lantai dua gedung M Universitas Trisakti yang berfungsi sebagai ruang serba guna yang dilengkapi dengan kursi dan meja. Ruangan tersebut dapat digunakan mahasiswa untuk mengerjakan tugas. Namun pada saat peneliti melakukan survey ruangan tersebut sedang digunakan untuk ujian masuk mahasiswa baru.

Kesan Ruang

Kesan ruang yang terlihat pada ruang ini yaitu membosankan. Tidak adanya perbaharuan desain ruang serta penataan meja dan kursi yang memiliki orientasi terpusat ke depan. Serta tidak adanya unsur estetika ruang, sehingga ruang terasa sangat fungsional dan datar.

Berolahraga

Terdapat sporthall di dalam gedung Universitas Tarumanegara sebagai fasilitas sekunder mahasiswa berolahraga dan mengadakan perlombaan olahraga.

Kesan Ruang

Skala ruang tersebut sangat tinggi dan luas sehingga terasa besar. Ruangan ini terlihat terawatt dengan warna cat yang cerah serta pencahayaan yang cukup. Ruangan tersebut fungsional namun juga terlihat lebih estetik.

Gambar 4.37 Ruang Serbaguna Universitas Trisakti Sumber : Dokumen Pribadi

(37)

Food and Beverage

Terdapat kantin yang letaknya menyebar dikawasan kampus Universitas Trisakti. Penataan kantin yang cukup baik namun tidak modern dan kurang nyaman. Ruangan tersebut bersifat semi outdoor.

Kesan Ruang

Kesan ruang yang terlihat pada area kantin yaitu tidak rapih dan terlalu padat. Penggunaan meja dan kursi panjang membuat ketidaktertiban

pengguna.

Karakteristik Ruang Komunal Universitas Trisakti :

Berada dalam kawasan kampus Universitas Trisakti. Terletak menyebar pada area kampus sehingga tidak terjadi pemusatan ruang komunal.

Menyediakan beberapa fasilitas tempat duduk pada outdoor dan indoor.

Gambar 4.38 Sporthall Universitas Trisakti Sumber : www.google.com, diakses April 2014

Gambar 4.39 Kantin Universitas Trisakti Sumber : www.google.com, diakses April 2014

(38)

Pola-Pola Ruang Komunal Universitas Trisakti :

• Ruang yang digunakan berupa ruang yang memang direncanakan dalam perancangan dan ruang-ruang yang tidak direncanakan. Ruang yang tidak direncanakan sebagai ruang komunal terdapat pada koridor ruang.

• Skala kegiatan yang terjadi yaitu skala besar, yaitu dibuka untuk umum, indoor dan outdoor sehingga pengguna juga berasal dari luar mahasiswa Universitas Trisakti.

• Kegiatan yang terjadi bersifat formal dan tidak formal.

• Frekuensi kegiatan yang terjadi berdasarkan per-jam. Kegiatan yang dilakukan terjadi setiap jamnya sehingga intensitas kegiatannya cukup tinggi.

• Jarak jangkauan ruang komunal relatif dekat sampai sedang dikarenakan penggambungan ruang komunal dengan ruang-ruang lain yang berfungsi formal.

• Dengan adanya ruang komunal indoor disetiap fakultas maka jarak jangkauannya dekat dan mudah diakses.

• Pola dengan intensitas tinggi yaitu lebih banyak dipengaruhi oleh parameter kegiatan yang tidak formal dengan frekuensi jam-harian. • Terdapat banyak ruang yang menyediakan fasilitas duduk untuk

berkumpul, membaca, mengerjakan tugas, diskusi, dan lain-lain.

Skema Pola :

Duduk bersebelahan, saling membelakangi dan pohon sebagai pusat pada area oudoor.

Gambar 4.40 Pola Ruang Komunal Outdoor Sumber : Olahan Peneliti

(39)

Pola ruang komunal outdoor tersebut mempunyai orientasi terpusat yang disusun sejajar namun membelakangi. Interaksi sosial dapat terjadi antar pengguna yang bersebelahan saja namun kurang tepat apabila interaksi sosial dilakukan antar pengguna yang bersebrangan.

Duduk bersebelahan dan membuat siku pada area outdoor.

Pola ruang komunal outdoor tersebut mempunyai orentasi terpusat pada pohon dan membuat siku. Interaksi sosial yang terjadi pada sudut siku lebih intens kedekatannya karena terjadi eye contact, namun pada pengguna yang bersebelahan kurang intens namun lebih dapat bekerja sama. Peletakkan tempat duduk membelakangi sirkulasi sehingga pola tersebut membentuk sekelompok pengguna lebih intim.

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area baca.

Gambar 4.41 Pola Ruang Komunal Outdoor Sumber : Olahan Peneliti

Gambar 4.42 Pola Area Baca pada Perpustakaan Sumber : Olahan Peneliti

(40)

Pola area baca ini mempunyai orientasi linear. Dimana peletakkan meja dan kursi berulang dan pengguna saling berhadapan dengan intensitas kedekatan yang tinggi. Agar memudahkan pengguna untuk berdiskusi atatupun mengerjakan tugas secara kelompok namun, kurang tepat bila digunakan untuk mengerjakan tugas secara individu karena pada area tersebut terjadi eye contact yang dapat mengganggu kosentrasi pengguna. Kegiatan yang dapat dilakukan pada area tersebut adalah membaca, mengerjakan tugas kelompok.

Duduk bersebelahan pada area mengerjakan tugas.

P

ola ruang serbaguna tersebut memiliki orientasi linear. Dengan pengguna terfokus ke depan. Suasana tersebut seperti ruang kelas yang membutuhkan kefokusan pada satu titik. Ruangan tersebut dapat digunakan untuk ruang baca atau mengerjakan tugas. Meja dan kursi yang ditata untuk kapasitas dua orang tersebut dapat tata kembali menjadi empat orang untuk pengguna yang bersifat kelompok.

Duduk berhadapan dan bersebelahan pada area kantin. Gambar 4.43 Pola Ruang Serbaguna

(41)

Pola area kantin ini mempunyai orientasi linear. Dimana peletakkan meja dan kursi berulang dan pengguna saling berhadapan dengan intensitas kedekatan yang tinggi karena terjadi eye contact. Namun dengan penggunaan kursi yang memanjang akan mempersulit sirkulasi penggunanya.

4.4.4 Hasil Kuisioner Perbandingan

Hasil kuisioner dari pengguna ruang komunal pada Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti.

Perhitungan presentase kuisioner : 1% - 20% = kurang sekali

Duduk bersebelahan, saling membelakangi dan pohon sebagai pusat pada area oudoor

efektif

Duduk bersebelahan dan membuat siku pada area outdoor

efektif Duduk berhadapan dan

bersebelahan pada area baca

efektif

Duduk bersebelahan pada area mengerjakan tugas

Kurang efektif Duduk berhadapan dan

bersebelahan pada area kantin

Kurang efektif

Gambar 4.44 Pola Area Kantin Sumber : Olahan Peneliti

(42)

21% - 40% = kurang 41% - 60% = standar 61% - 80% = baik 81% - 100% = baik sekali K esimpul an dari tabel diatas yaitu : 1. K e e

fektifan ruang komunal memiliki alternatif desain yang mengacu kepada ruang komunal Universitas Indonesia.

2. Kenyamanan ruang komunal memiliki alternatif desain yang mengacu kepada ruang komunal Universitas Indonesia dan Universitas Tarumanegara.

3. Manfaat ruang komunal bagi pengguna mengacu kepada ruang komunal Universitas Indonesia dan Universitas Tarumanegara.

4. Desain interior yang dapat dijadikan alternatif desain yaitu ruang komunal Universitas Indonesia dan Universitas Tarumanegara

5. Fasilitas yang tersedia pada ruang komunal Universitas Indonesia dapat dijadikan acuan alternatif desain ruang komunal Binus.

6. Keterjangkauan internet pada ruang komunal Universitas Indonesia memiliki nilai yang sangat baik yang dapat diterapkan pada ruang komunal Binus.

No. Pertanyaan Kuisioner Universitas

Indonesia

Universitas Tarumanegara

Universitas Trisakti 1. Bagaimana keefektifan ruang

komunal? 82% 70% 60%

2. Bagaimana kenyamanan ruang

komunal? 76% 70% 52%

3. Bagaimana manfaat ruang

komunal untuk anda? 70% 66% 56%

4. Bagaimana kondisi/rancangan

interior ruang komunal? (indoor) 66% 62% 46% 5. Bagaimana fasilitas yang

disediakan pada ruang komunal? 82% 68% 42% 6.

Bagaimana keterjangkauan mengakses infomasi melalui internet pada ruang komunal?

82% 66% 50%

7. Bagaimana interaksi sosial yang

terjadi pada ruang komunal? 62% 62% 60% 8. Apakah anda merekomendasikan

ruang komunal tersebut? 80% 64% 58%

No. Pertanyaan Kuisioner Universitas

Indonesia

Universitas Tarumanegara

Universitas Trisakti 1. Bagaimana keefektifan ruang

komunal? Baik Sekali Baik Baik

2. Bagaimana kenyamanan ruang

komunal? Baik Baik Standar

3. Bagaimana manfaat ruang

komunal untuk anda? Baik Baik Standar

4. Bagaimana kondisi/rancangan

interior ruang komunal? (indoor) Baik Baik Standar 5. Bagaimana fasilitas yang

disediakan pada ruang komunal? Baik Sekali Baik Standar 6.

Bagaimana keterjangkauan mengakses infomasi melalui internet pada ruang komunal?

Sangat Baik Baik Standar 7. Bagaimana interaksi sosial yang

terjadi pada ruang komunal? Baik Baik Baik 8. Apakah anda merekomendasikan

ruang komunal tersebut? Sangat Baik Baik Standar Tabel 4.4 Presentase Kuisioner Perbandingan

Sumber : Olahan Peneliti Tabel 4.5 Hasil Kuisioner Perbandingan

(43)

7. Interaksi sosial yang dihasilkan pada ruang komunal Universitas Indonesia dan Universitas Tarumanega memiliki nilai yang baik. Sehingga pola yang membentuk interaksi tersebut terjadi dapat dijadikan alternatif desain pada ruang komunal Binus nantinya.

8. Ruang komunal Universitas Indonesia menjadi rekomendasi para penggunanya.

Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dirumuskan bahwa karakteristik ruang komunal Universitas Indonesia dapat dijadikan acuan desain ruang komunal Binus.

4.4.5 Universitas Bina Nusantara

Berdasarkan perbandingan fasilitas sekunder diantara Universitas Indonesia, Universitas Tarumanegara dan Universitas Trisakti, maka peneliti menyimpulkan bahwa fasilitas sekunder itu ialah café, bookstore, banking, travel agent, perpustakaan dan fitness center. Kemudian peneliti melakukan analisa fasilitas sekunder yang diinginkan oleh mahasiswa Binus pada ruang komunal, dengan metode penyebaran kuisioner.

Dengan adanya penyimpulan dari hasil perbandingan dari ketiga universitas tersebut, maka peneliti mengambil beberapa fasilitas sekunder tersebut untuk dijadikan sample penelitian pada point pilihan fasilitas sekunder yang diinginkan oleh mahasiswa Binus pada pengisian kuisioner. Peneliti juga menambahkan beberaa fasilitas sekunder lainnya untuk menambah keberagaman pilihan. Sehingga fasilitas sekunder yang muncul pada kuisioner ialah café, bookstore, klinik, banking, travel agent, perpustakaan, stage performer, galeri dan fitness center.

Hasil dari pemilihan fasilitas sekunder yang diminati oleh mahasiswa Binus berdasarkan kusioner yaitu :

café bookstore ATM Center • perpustakaan informal • stage performer • galeri

(44)

fitness center

Dikarenakan fasilitas sekunder berupa klinik dan travel agent memperoleh suara yang sangat sedikit dibandingkan dengan fasilitas sekunder lainnya, maka klinik dan travel agent tidak diharuskan untuk disediakan. Namun peneliti menyediakan fasilitas sekunder berupa travel agent untuk memfasilitasi mahasiswa yang berasal dari luar kota Jakarta dan yang menyukai traveling.

Sedangkan karakteristik ruang komunal yang diinginkan oleh mahasiswa Binus yaitu :

• Letak ruang bersama/ruang komunal berdekatan dengan rute sirkulasi utama mahasiswa Binus

Berupa outdoor dan indoor Tersedianya wi-fi

• Fasilitas lengkap

Pola yang terbentuk oleh sekelompok mahasiswa Binus dalam melakukan interaksi sosial seringkali berjumlah 4-6 orang dalam satu kelompok. Dan mahasiswa Binus mengaku kalau meja diperlukan dalam seating group tersebut. Maka pola yang dapat terbentuk memiliki format dua orang dan kelipatannya. Sehingga penataan meja dan kursi dapat mempermudah sirkulasi penggunanya. Skema pola yang terbentuk yaitu :

Keberadaan Pedagang Kaki Lima di Area Kampus Syahdan

Kondisi yang kurang baik dapat kita lihat pada sisi jalan area kampus Syahdan. Keberadaan pedagang kaki lima yang membuat ketidaktertiban dan mengganggu sirkulasi kendaraan serta sirkulasi pejalan kaki. Dikarenakan

Gambar 4.45 Pola yang terbentuk Sumber : Neufert, 2002

(45)

adanya peyempitan jalan dengan penggunaan area trotoar untuk berjualan. Karena kondisi yang kurang baik tersebut maka dilakukan penataan pedagang kaki lima yang akan direlokasi ke dalam area bangunan ruang komunal Binus nantinya.

Dengan penataan wadah yang lebih baik. Namun untuk tidak menghilangkan kesan praktis dan siap saji maka gerobak yang masih layak akan digunakan kembali pada food court nantinya. Kondisi tersebut dirancang seperti apa adanya hanya saja diwadahkan secara layak dan disertai penambahan fasilitas meja dan tempat duduk yang terpusat untuk para konsumen. Sehingga harga makanan tersebut tidak terlalu terpengaruh akibat biaya sewa.

Para konsumen yang datang pada ruang komunal Binus nantinya akan disedianya pilihan untuk para konsumen yang menginginkan suasana dan sajian yang berbeda. Dengan adanya relokasi pedagang kaki lima yang menjual makanan maka konsumen tidak diharuskan menggunakan café untuk mendapatkan makanan. Serta terjadinya keseimbangan ekonomi di ruang komunal Binus nantinya.

4.4.6 Analisa Besaran Ruang

Tabel 4.6 Program Ruang Perpustakaan Informal Ruang Pengguna Sifat

Ruang Kegiatan Ruang penitipan barang Staff Penitipan Barang Semi privat, Mudah

Sebagai tempat penitipan barang – barang yang tidak diperkenankan untuk dibawa Gambar 4.46 Kondisi dan Aneka Gerobak PKL

(46)

diakses masuk Meja Informasi & Sirkulasi Buku Staff Peminjaman & Pengembalian Buku Terbuka, mudah diakses, terlihat jelas Sebagai tempat peminjaman dan

pengembalian buku, serta tempat pegecekan buku sebelum dan sesudah dipinjamkan Ruang Menonton film Mahasiswa Tenang, Semi privat

Sebagai tempat menonton film dari dvd yang disediakan Ruang Rak Buku + CD Mahasiswa, Staff Pemeliharaan Buku Tenang, nyaman, semi privat Sebagai tempat peyimpanan koleksi buku Ruang Baca Buku Mahasiswa Tenang, nyaman, semi privat

Sebagai tempat / ruang untuk membaca buku-buku yang telah dipinjamkan dari rak Area Mengerjakan tugas

Ruang Pengguna Sifat Ruang Kegiatan

Area diskusi dan mengerjakan

tugas

Mahasiswa Nyaman,

semi privat Diskusi dan mengerjakan tugas Area

komputer Mahasiswa Semi privat Mengerjakan tugas Ruang Rapat Mahasiswa dan

staff Semi privat Diskusi dan rapat

Fasilitas sekunder

Ruang Pengguna Sifat Ruang Kegiatan

Lobby Staff, Pengunjung. Publik, berisik, ramai Sebagai pusat informasibangunan,ruang tunggu dan ruang sirkulasi manusia

Ruang Tunggu Pengunjung Semi Privat Menunggu, mengobrol Galeri Pengunjung,

Mahasiswa Semi Privat

Sebagai tempat pameran buku –buku terbaru dan pameran hasil karya mahasiswa Travel Agent Pengunjung Semi Privat Penjualan tiket penerbangan

ATM Center Pengunjung Semi Privat perbankan Fitness center Anggota Semi Privat fitness Café and food

Court Pengunjung

Semi Privat Nyaman fleksibel, santai

Sebagai tempat sosialisasi, tmpt santai, tempat makan, dll Stage Mahasiswa Semi Privat, Perform music, dance, dll

(47)

ramai Book Store Pengunjung

Semi Privat, mudah terlihat

Sebagai tempat penjualan buku-buku yang dijualkan

Service

Ruang Pengguna Sifat Ruang Kegiatan

Toilet Pengunjung Servis, lembab

Sebagai tempat membuang air besar maupun kecil

Pantry Staff servis Sebagai tempat istirahat dan membuat minuman

Utilitas Pengelola Servis Utilitas Mushola

Staff dan

Pengunjung Sunyi

Sebagai tempat sholat bagi yang beragama muslim

Pengelola

Ruang Pengguna Sifat Ruang Kegiatan

Ruang Pengelola Pemeliharaan Bangunan Staff Pengelola Pemeliharaan Bangunan Nyaman, tenang, fungsional Beraktivitasnya staff-staff yang bertugas memelihara dan memperhatikan seluruh hal tentang bangunan. Ruang Pengelola Pengadaan Staff Pengelola pengadaan Nyaman, tenang, fungsional Beraktivitasnya staff-staff yang bertugas mengelola Ruang Pengelola Perencanaan Staff Pengelola Perencanaan Nyaman, tenang, fungsional Beraktivitasnya staff-staff yang bertugas merencanakan tata ruang dan letak pada ruang komunal Ruang Pengelola Pengolahan Staff Pengelola Pengolahan Nyaman, tenang, fungsional Beraktivitasnya staff-staff yang bertugas mengelolah fasilitas- fasilitas penunjang yang masuk

(48)

Perpustakaan

Nama Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Luas

Ruang penitipan barang 0,2m²/loker 1,2 m²/org 100 loker 2 staff (0,2 x 100) + (1,2 x 2) 23 m² Meja Informasi & Sirkulasi Buku 2 m²/org 5 staff 2 x 5 10 m² Ruang Katalog Komputer 2,5 m²/ komputer 3 unit 2,5 x 3 7.5 m² Area Koleksi Buku 2.7 m²/org 200 2.7 m² x 200 540 m² Roof Garden - - 200 m² 200 m² Ruang Baca Buku + menonton 2.7 m²/org 200 2.7 m² x 200 540 m² TOTAL 1320.5 m²

Area Mengerjakan Tugas Nama

Ruang

Standar Kapasitas Perhitungan Luas

Area diskusi dan mengerjakan tugas 2.7 m²/org 100 2.7 m² x 100 270 m² Area komputer 2,5 m²/ komputer 50 2.5 m² x 70 175 m² Ruang Rapat 2 m²/org 25 org 2 x 25 x (2) 100 m² TOTAL 545 m² Fasilitas Sekunder Nama Ruang

Standar Kapasitas Perhitungan Luas

Lobby 0,8 m²/org 100 org 0,8 m² x 150 x 4

ruang 480 m²

Galeri 2 m²/org 75 org 2 x 75 150 m²

Travel Agent 6 m x 5 m 5 org 6 x 5 30 m² ATM Center 4m x 6 m - 4 x 6 24 m Fitness 1000 m² - - 1000 m² Ruang Pengelola Kerjasama / Humas Staff Pengelola Kerjasama / Humas Nyaman, tenang, fungsional Beraktivitasnya staff-staff yang bertugas untuk merencanakan dan menjalankan kerjasama

(49)

center Café dan food court 70% pengunjung 1 m² /org 70% x 800 70% x 800 560 m² Book Store 8 x 10 m - 8 m x 10 m 80 m² TOTAL 2324 m² Bagian Pengelola

Nama Ruang Standar Kapasitas Perhitungan Luas

R. Kerja Pimpinan 15 m²/org 2 org 2 x 15 30 m² R. Wakil Pimpinan 15 m²/org 1 org 1 x 15 15 m²

Staff 12 m²/org 5 org 5 x 12 60 m²

MB 4 m²/org 20 org 4 x 20 80 m²

R. Tunggu 2 m²/org 10 org 2 x 10 20 m²

loker - - 4 x 4 16 m² Ruang CCTV 10 m² 2 org 10 m² 10 m² TOTAL 231 m² Servis Nama Ruang

Standar Kapasitas Perhitungan Luas

Musholla 1,2 m²/org 50 org 1,2 x 50 60 m² Toilet Pengunjung 1,5m²/unit 0,9 m²/ washtafel 0,8 m²/ urinoir @ 4 unit @2washtaf el @2 urinoir @ 3 unit @2washtaf el 1.5 x 2 0.9 x 2 0.8 x 2 x 8 toilet 1.5 x 2 0.9 x 2 x 8 toilet 89.6 m²

Pantry 2 m²/org 15 org 2 x 15 30 m²

TOTAL 180 m²

Total keseluruhan + 20% sirkulasi = 5520 m²

Perkiraan luas perlantai 1300 m² maka 5520 m²/ 1300 = 4.2 = 4 lantai.

Utilitas pada Basement

Perpustakaan Informal 1320.5 m²

Area Mengerjakan Tugas 545 m²

Fasilitas Sekunder 2324 m²

Servis 180 m²

Pengelola 231 m²

TOTAL KESELURUHAN 4600 m²

(50)

Nama Ruang

Standar Kapasitas Perhitungan Luas

Ruang Genset & Trafo 2 unit 25-30 m² 2 x 30 60 m² Ruang kontrol 1 unit 25-30 m² 30 30m ² R. Pompa - - - 50 m² R. Reservoir bawah 1 unit 80-100 m² 1 x 80 80 m ²

Ruang AHU 2 unit 18-20 m² 2 x 20 40m²

STP - - - 100 m²

TOTAL 360 m²

+ 20% Sirkulasi 432 m²

Parkir Basement

Pengguna Mobil Motor

Pengunjung, Staff 60 unit 70

Luas + 20% sirkulasi 1080 m² 126 m²

Total 1206 m²

Total keseluruhan luas parkir mobil dan motor serta utilitas = 1638 m²

Perkiraan luas lantai basement 2000 maka 1638 m² / 2000 = 0.819 = 1 lantai basement.

Menurut Peraturan Tata Kota Jakarta: • Tipe masa bangunan = bangunan deret • Ketinggian bangunan = 4 lantai

• Koefisien Dasar Bangunan = 50 % x 5000 m² = 2500 m² (luas lantai yang boleh dibangun)

• Koefisien Lantai Bangunan = 2 x 5000 m² = 10000 m² (luas lantai yang boleh terbangun)

4.5 Analisa Organisasi Ruang dan Sirkulasi : 4.5.1 Universitas Indonesia

Organisasi ruang pada Perpustakaan UI yaitu terpusat yang merupakan suatu komposisi yang stabil, terkosentrasi, yang terdiri dari

(51)

sejumlah ruang sekunder yang dikelompokan mengelilingi suatu ruang sentral yang besar dan dominan.

Ruang organisasi yang terpusat dan bersifat mempersatukan ini umumnya bentuk teratur dan ukurannya cukup besar untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekeliling garis batasnya. Ruang-ruang sekunder pada organisasi ini dapat saja setara satu sama lain dalam hal fungsi, bentuk dan ukurannya, serta menciptakan sebuah konfigurasi keseluruhan yang secara geometris teratur dan simetris pada dua sumbu atau lebih.

4.5.2 Universitas Tarumanegara

Organisasi ruang pada Universitas Tarumanegara yaitu linear yaitu sebuah sekuen linear ruang-ruang yang berulang. Sebuah organisasi linear biasanya terdiri dari ruang-ruang berulang yang ukuran, bentuk dan fungsinya serupa. Ia juga dapat terdiri dari sebuah ruang linear tunggal yang mengorganisir serangkaian ruang yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi di sepanjang sisinya. Dalam kedua kasus, setiap ruang di sepanjang sekuen ini akan memiliki paparan eksterior. Dan keberadaan ruang komunal dan fasilitas sekunder tersebar di beberapa area kampus.

4.5.3 Universitas Trisakti

Organisasi ruang pada Universitas Trisakti yaitu linear yaitu sebuah sekuen linear ruang-ruang yang berulang. Sebuah organisasi linear biasanya terdiri dari ruang-ruang berulang yang ukuran, bentuk dan fungsinya serupa. Ia juga dapat terdiri dari sebuah ruang linear tunggal yang mengorganisir

Gambar 4.47 Organisasi Ruang Perpustakaan UI Sumber : Dokumen pribadi

(52)

serangkaian ruang yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi di sepanjang sisinya. Dalam kedua kasus, setiap ruang di sepanjang sekuen ini akan memiliki paparan eksterior. Dan keberadaan ruang komunal dan fasilitas sekunder tersebar di beberapa area kampus.

4.6 Analisa Persyaratan Ruang : 4.6.1 Universitas Indonesia

Kebisingan:

Perpustakaan UI ini terletak di dalam area Universitas Indonesia. Letak Perpustakaan UI jauh dari jalan raya besar sehingga tidak ada kebisingan yang terjadi. Kawasan UI yang sangat luas dan ditanami banyak pohon rindang membuat lingkungan tersebut menjadi sangat nyaman dan teduh.

Limbah :

Bangunan tersebut juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah. Air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan yang dilapisi rumput hijau. Tentunya, setelah diproses melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).

4.6.2 Universitas Tarumanegara Kebisingan:

Universitas Tarumanegara ini terletak di tepi jalan raya besar yang frekuensi kendaraannya sangat tinggi sehingga terjadi kebisingan yang cukup besar. Namun dengan zoning aktivitas yang baik maka kebisingan tersebut tidak mengganggu kegiatan dalam kampus. Gedung fakultas terletak di area belakang kampus sehingga suara bising tidak terdengar dalam area belajar-mengajar.

4.6.3 Universitas Trisakti Kebisingan:

Universitas Trisakti ini terletak di tepi jalan raya besar yang bersebelahan dengan Universitas Tarumanegara. Universitas Trisakti terdiri dari beberapa masa bangunan yang menyebar dan berdekatan, namun

(53)

terdapat jarak yang relatif sedang dengan jalan raya terhadap gedung kampus. Sehingga kebisingan tidak terdengar kedalam area gedung kampus.

4.7 Analisa Material dan Warna : 4.7.1 Universitas Indonesia

Finishing eksterior bangunan tersebut menggunakan batu alam andesit dengan perpaduan kaca, sedangkan interiornya memakai batu palimanan palemo. Kedua bahan tersebut bersifat bebas pemeliharaan (maintenance free) dan tidak perlu dicat. Kedua batu tersebut diambil dari Sukabumi. Dengan penggunaan material tersebut maka gedung terlihat mewah dan bersih. Warna yang berasal dari batu yang digunakan membuat bangunan tersebut terlihat berkilau seperti intan hitam. Warna putih yang digunakan sebagai cat interior membuat bangunan tersebut terlihat megah, luas dan bersih. Perpaduan warna hitam dari batu dan cat putih pada dinding interior akan terasa modern dan simple.

4.7.2 Universitas Tarumanegara

Finishing eksterior gedung admisi menggunakan kaca berwarna biru langit sedangkan eksterior gedung fakultas bangunan lama menggunakan keramik putih yang sudah terlihat kusam.

4.7.3 Universitas Trisakti

Eksterior Universitas Trisakti terlihat kusam dikarenakan penggunaan keramik pada kulit bangunan yang sudah menguning dan terlihat tua. Dengan kaca yang berkulit hitam sehingga kampus terlihat tidak menarik. Sedangkan interiornya menggunakan cat berwarna putih dan plafon waffle yang tidak difinishing sehingga warna abu-abu tua membuat ruangan terasa lebih gelap.

(54)

Alamat : Jalan KH. Syahdan No.78, Palmerah, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11530, Indonesia.

Kriteria pemilihan lokasi tapak berdasarkan teori yang dikemukakan oleh C.M. Deasy (1985) bahwa letak ruang komunal berdekatan dengan rute sirkulasi utama kampus.

Potensi Tapak

• Kampus Anggrek yang terletak pada jalan Raya Rawa Belong dengan konsep modern pada arsitekturnya. Memiliki karakteristik tinggi (8 lantai) dilengkapi dengan lift, beratap lengkung dan datar seta warna orange dan abu-abu menjadi ciri khas kampus trsebut.

• Kampus Syahdan yang terletak pada jalan K.H Syahdan. Dengan konsep arsitektur tropis memiliki atap prisma menggunakan genteng. Memiliki 4 lantai tanpa lift. Warna perpaduan coklat dan cream

4.8.1 Analisa Sirkulasi Pencapaian

Gambar 4.48 Lokasi yang direncanakan untuk Ruang Komunal Sumber : Google Earth, diakses April 2014

(55)

Jarak tempuh mahasiswa pejalan kaki dari kampus Syahdan menuju lokasi Ruang Komunal yaitu 300m selama 4 menit.

Jarak tempuh mahasiswa pejalan kaki dari kampus Syahdan menuju lokasi Ruang Komunal yaitu 180m selama 2 menit.

4.8.2 Peraturan Tata Kota Jakarta

Gambar 4.49 Jarak tempuh dari kampus Syahdan menuju Ruang Komunal Sumber : Google Earth, diakses April 2014

Gambar 4.50 Jarak tempuh dari kampus Syahdan menuju Ruang Komunal Sumber : Google Earth, diakses April 2014

(56)

Tipe massa bangunan = Bangunan Deret Ketinggian Bangunan = 4 lantai

Koefisien Dasar Bangunan = 50% Koefisien Lantai Bangunan = 2

4.8.3 Analisa Orientasi Matahari

Tapak berada pada sisi pertigaan jalan yang membentuk siku dan tapak berbentuk persegi. Untuk mengoptimalkan keadaan tersebut maka massa bangunan nantinya akan mengahap ke arah utara dan barat. Sehingga pada kedua sisi bangunan akan mendapatkan view keluar.

4.8.4 Analisa Kebisingan

Gambar 4.51 LRK Tapak

Sumber : www.tatakota-jakartaku.net, diakses April 2014

Gambar 4.52 Analisa Orientasi Matahari Sumber : Olahan Peneliti

(57)

Kebisingan terjadi di pertigaan Jalan Syahdan. Lalu lintas kendaraan pribadi dan angkutan umum yang tidak tertib serta sirkulasi pejalan kaki yang tidak bisa menggunakan trotoar, sehingga terjadi penyempitan jalan yang mengakibatkan kemacetan panjang di Jalan KH. Syahdan dan Jalan Kebon Jeruk Raya. Biasanya kemacetan terjadi pada jam-jam masuk dan selesai kuliah yaitu antara jam 8.00 pagi, jam 11-13.00 siang, jam 15.00 sore, dan 17.00 sore. Kemacetan sering terjadi karena sirkulasi mahasiswa Binus sebagai pejalan kaki yang memiliki jadwal kuliah pada dua tempat (kampus Syahdaan – kampus Anggrek) namun keberadaan trotoar sebagai wadah pejalan kaki mulai berganti fungsi sebagai parkiran kendaraan tamu ruko ataupun sebagai wadah pedagang kaki lima yang berjualan.

4.9 Analisa Bangunan

Gambar 4.53 Analisa Kebisingan Sumber : Olahan Peneliti

(58)

4.9.1 Analisa Design Response dan Konsep Terbentuknya Massa

Gambar 1 mengenai analisa tapak dan sumbu tapak. Terlihat bahwa tapak mendapatkan dua view menghadap ke jalan raya karena tapak terletak pada hook. Tapak memiliki sumbu horizontal dan vertikal yang menimbulkan bentuk massa bangunan mengarah ke arah view dengan titik pusat pada pertemuan sumbu vertikal dan horizontal.

Gambar 2 berdasarkan analisa kebisingan dan peraturan tata kota Jakarta. Tapak sangat dekat dengan titik kebisingan pada area pertigaan,

Gambar 4.54 Analisa Design Response Sumber : Olahan Peneliti

Gambar

Gambar 4.3 Eksterior Universitas Tarumanegara  Sumber : www.google.com, diakses April 2014
Gambar 4.4 Eksterior Universitas Trisakti  Sumber : www.google.com, diakses April 2014
Gambar 4.7 Area Universitas Trisakti  Sumber : www.google.com, diakses April 2014
Gambar 4.10  Ruang Koleksi Perpustakaan UI  Sumber : www.google.com, diakses April 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena setiap manusia dapat mengalami gangguan pada kesehatan begitupun pada orang lansia dikarenakan memasuki usia lanjut

Jawablah pernyataan berikut dengan member tanda ( √) untuk pilihan jawaban yang anda anggap benar.. SS : Sangat Setuju S

Target PPM ini adalah 40 guru TK yang diharapkan dapat menguasai dengan baik dan benar pengetahuan tentang bahan tambahan pada makanan/ minuman dan dampaknya

akan diterapkan oleh Wajib Pajak, demikian sebaliknya celah untuk melakukan perekayasaan atau manipulasi laporan keuangan pajak bisa juga dilakukan walaupun

sebelumnya disebut Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan/atau Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disebut IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan

Dalam konteks penelitian ini, pemilihan Twitter sebagai media promosi program non air event Jazz Traffic Festival yang diselenggarakan oleh Suara Surabaya Media

Mata pelajaran SKI di madrasah banyak membahas tentang sejarah masa lalu dalam perkembangan islam dan peserta didik terutama di tingkat MTs banyak merasa kesulitan

[r]