• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL POLA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK A TK WIDYA BHAKTI ASEMROWO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL POLA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA ANAK KELOMPOK A TK WIDYA BHAKTI ASEMROWO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL POLA MELALUI METODE PEMBERIAN

TUGAS PADA ANAK KELOMPOK A TK WIDYA BHAKTI ASEMROWO

Sri Idawati Email: idawati@yahoo.com

Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Rohita

Email: ita_oracle@yahoo.co.id

Program Studi PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Penelitian pada anak kelompok A di TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan anak dalam mengenal pola yang ditandai dengan ketidakmampuan anak dalam menyusun dan mengurutkan pola berikutnya. Oleh karena itu perlu dilakukan variasi pembelajaran dengan metode yang tepat, salah satunya dengan metode pemberian tugas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas anak dalam kemampuan mengenal pola melalui metode pemberian tugas dan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan mengenal pola pada anak kelompok A TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya melalui metode pemberian tugas.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research class) yang dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A di TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya, yang berjumlah 15 anak,, terdiri 7 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan statistik deskriptif.

Dari hasil penelitian pada siklus I diperoleh data kemampuan mengenal pola 46,7%. Hal ini menunjukkan penelitian tindakan kelas ini belum berhasil oleh karena target kriteria keberhasilan yang diharapkan 80%, maka penelitian ini berlanjut pada siklus II. Pada siklus II diperoleh data kemampuan mengenal pola mencapai 86,7%. Berdasarkan hasil data pada siklus II maka penelitian ini berhasil dan dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan mengenal pola.

Kata kunci : mengenal pola, pemberian tugas

Abstract

The study to the students of group A in Widya Bhakti in Asemrowo Surabaya is based on the weaknesses of recognizing pattern student capability. Based on problem above, taken a solution that will be given through giving duty method. The purpose of this research is to describe children activity in recognizing pattern ability through giving duty method and to describe giving duty method for increasing ability in recognizing pattern for Group A children in Widya Bhakti Kindergarten Asemrowo Surabaya.

This research used Classroom Action Research (action research class) is designed in the form of a repeating cycle. Each cycle comprises four phases: action, observation and reflection. The subjects in this study were group A children Widya Bhakti Kindergarten Asemrowo surabaya, with total 15 children that consisted 7 boys and 8 girls. Collecting data technique that used was statistical descriptive that is a kind of research that used for describing the fact in accordance with the narrated numerical data that obtained, by purpose to find out the increase in recognizing.

From the research in the I st cycle increase ability in reconizing patren known that children activity in cycle I 46,7%. This study shows a class action has not been successful because the target specified for obout 80%, this study continutes on the 2st cycle. In 2st cycle to obtain data on the increase ability in recognizing pattern increased in chain reaches 86,7%. So, it can be concluded that giving duty method can increase ability of children in recognizing pattern.

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan anak usia dini dalam jalur formal adalah Taman kanak. Taman kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai 6 tahun. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam aspek-aspek perkembangannya di antaranya yaitu fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan seni. (Kurikulum 2004: 23).

Pengembangan kognitif diperoleh melalui kegiatan berhitung, membilang, mengelompokan, mengenal pola, bentuk, ukuran, warna dan membedakan sesuatu dengan yang lain. Pengembangan kognitif merupakan salah satu materi yang sulit dipahami oieh anak terutama dalam kegiatan mengenal pola. Sebagai seorang pendidik hendaknya pandai-pandai memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Sehubungan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 58 Tahun 2010 tentang standar pendidikan anak usia dini, terdapat lingkup perkembangan kognitif yang terbagi menjadi: 1) pengetahuan umum dan sains, 2) konsep bentuk, warna, ukuran dan pola, 3) konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf. Salah satu tingkat pencapaian perkembangan dalam konsep bentuk, warna, ukuran dan pola adalah mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC, dengan capaian perkembangannya mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC. Adapun indikatornya adalah mengurutan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang berurutan, misal merah, putih, merah, putih dll.

Dalam meningkatkan kemampuan mengenal pola untuk anak usia dini penting di miliki untuk perkembangannya. Sehubungan dengan mengenal pola dalam pembelajaran kognitif, pola dapat membantu anak bersosialisasi dan memperluas pengetahuan mereka tentang persamaan dan perbedaan. Pola dapat mengembangkan keterampilan berpikir anak seperti belajar mengamati, mengumpulkan dan mengurutkan. Pola juga dapat membantu anak mengembangkan kemampuan berbahasa Matematika yaitu pada saat anak membicarakan tentang penyusunan dan pengamatan (Sujiono 2004: 11.5).

Menurut Smith (2009: 141), bahwa mengenal pola menjadi modal dasar dalam mengenal konsep dasar Matematika anak tanpa perkecualian pada anak usia dini. Memahami pola menjadi cara bagi anak usia dini untuk mengenali ketertiban dalam mengatur dunia mereka dalam

bermain. Kemampuan mengenal pola merupakan bentuk logis pemecahan masalah dengan menggunakan metode.

Dengan pemberian metode yang menyenangkan maka anak dapat belajar dengan optimal (bukan dengan cara pemaksaan). Pembelajaran untuk anak usia dini hindari suasana yang menegangkan seperti amarah atau hukuman. Karena hal itu akan membuat proses belajar terhambat dan membuat anak malas belajar, sebab prinsip belajar anak usia dini belajar sambil bermain.

Metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok di dalam keberhasilan suatu kegiatan balajar yang dilakukan oleh anak. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan pengunaan konsep, transisi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar salah satu diantaranya dengan menggunakan metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas juga dapat mengembangkan kemampuan mendengar dan menangkap arti, memperhatikan dan kemauan bekerja sampai tuntas. Selain itu tugas yang diberikan guru dapat merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun kelompok.

Namun kenyataan yang ada berdasarkan pengalaman yang dimiliki, di TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya masih banyak anak yang memiliki kemampuan pemahaman akan polanya rendah. Dari kelompok A yang berjumlah 15 anak, 12 anak diantaranya masih mengalami kesulitan dalam mengurutkan pola berikutnya. Hal ini diketahui apabila anak diminta untuk mengurutkan pola sesuai urutannya, anak belum mampu mengurutkan pola berikutnya. Selain itu ada juga anak yang hanya menumpuk pola di satu tempat saja.

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran tentang pola terkait dengan materi, kegiatan, metode dan media. Selama ini dalam pembelajaran mengenalkan pola kurang memberikan kesempatan pada anak didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Guru hanya menerangkan dan menyuruh mengerjakan langsung, kemudian beralih pada pengembangan potensi yang lain.

Agar kemampuan anak dalam mengenal pola meningkat, maka perlu adanya suasana pembelajaran yang menarik agar anak tidak bosan dan antusias dalam menyelesaikan kegiatan. Maka dari itu pembelajaran di TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya menggunakan metode pembelajaran yang membuat anak nyaman, yaitu menggunakan metode pemberian tugas. Dengan metode ini diharapkan kemampuan anak dalam mengenal pola dapat ditingkatkan dan anak

(3)

terlibat aktif dalam pembelajaran. Pemberian tugas yang diberikan mengurutkan bentuk geometri sesuai urutan berikutnya. Sebab dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan ketrampilan berpikir pada anak serta dapat menanamkan kebiasaan positif yaitu anak termotivasi untuk belajar sendiri atau berlatih sendiri.

Adapun yang dimaksud dengan pola adalah susunan rangkaian warna, bagian-bagian, benda-benda, suara-suara dan gerakan-gerakan yang dapat diulang. Kemampuan anak dalam menyusun dan menirukan pola tersebut menjadi kebanggaan anak jika berhasil melakukannya, walaupun anak-anak tidak selalu memperoleh kemampuan menyusun secara berurutan. Menyusun akan mengembangkan ketrampilan berpikir anak seperti, mengamati (melihat sebagaian atau keseluruhan), atau mengumpulkan (dengan melihat bagaimana dari sebagaian hingga keseluruhan). (Sujiono 2004: 11.4).

Menurut Smith (2009: 141), pola adalah salah satu bentuk cara untuk mengurutkan benda-benda berikutnya sesuai dengan urutannya. Salah satu cara untuk mengenalkan pola pada anak usia dini dengan bahan pola yang konkret atau nyata, misalnya dengan kancing baju, buah, sayur dll. Pola merupakan cara bagi anak usia dini untuk mengenali ketertiban dan untuk mengatur dunia mereka dalam sehari-hari, misalnya saya bangun tidur mandi, pakai baju, sarapan pagi dan begitu seterusnya.

Senada dengan Smith, National Council of Teacher of Mathematics (NCTM: 2000), menyatakan bahwa pola adalah cara bagi anak usia dini untuk mengenali ketertiban dan mengatur mereka. Masih menurut NTCN, pola merupakan suatu hal penting dalam pengenalan aspek matematika di tingkat dasar bagi anak usia dini, misalnya pola bentuk geometri bagaian dari Matematika dasar anak. Pola juga merupakan proses menemukan pendengaran, visual, dan keteraturan motorik, dengan tujuan anak haru mampu melihat apa yang dilakukan berikutnya. Dasar pola adalah mengurutan atau menempatkan sesuatu ke dalam urutannya.

Menurut Sagala (2006: 219) metode pemberian tugas merupakan cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggung jawabkannya. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari.

Menurut Yus (2005: 57), metode pemberian tugas adalah suatu cara penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas-tugas tertentu sesuai dengan kemampuan yang akan

diungkapkan. Penilaian dengan cara ini dapat digunakan dengan cara melihat hasil kerja anak dan cara anak mengerjakan tugas tersebut. Apabila guru menilai dengan cara melihat aktivitas anak menyelesaikan tugas, maka guru dapat menggunakan tahapan atau langkah-langkah penyelesaian tugas sebagai rambu-rambu penilaian.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau yang sering disebut dengan PTK. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Penelitian tindakan kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yagn terjadi di kelas, sehingga PTK harus tertuju atau mengenai hal – hal yang terjadi didalam kelas.

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi didalam kelas serta mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.

Desain penelitian tindakan ini menggunakan desain model spiral yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1 Siklus Spiral (Sumber : Arikunto, 2006: 93) Refleksi Tindak an Refleksi Tindak an Rencana awal/ranca ngan Rencana yang direvisi Siklus s 1 Siklus 2

(4)

Subyek penelitian yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah anak kelompok A pada TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya dengan jumlah 15 anak Penelitian ini bertempat di TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya terletak pada jalan Tambak Pring Timur III/59 asemrowo Surabaya.. Teknik penumpulan data yang dipakai adalah observasi dan dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan pada waktu semester genap bulan maret tahun pembelajaran 2013–2014. Sumber data dari penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa sumber yaitu :

1. Anak, untuk memperoleh data dan hasil belajar dan aktifitas yang dilakukan anak.

2. Guru, untuk mengetahui adanya peningkatan yang terjadi pada mengenal pola melalui kegiatan permainan pola.

3. Teman sejawat, sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komperhensif, baik dari sisi guru maupun anak.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pedoman observasi yang digabungkan dengan check list sebagai instrumen pengumpulan data yang utama. Berikut kisi-kisi instrumen tentang kemampuan mengenal pola pada anak kelompok A:

Tabel 1

Kisi-kisi instrumen Kemampuan Mengenal Pola

No. Indikator Aspek yang dinilai Memperkirakan

urutanberikutnya setelah melihat bentuk pola yang berurutan, misalnya, merah, putih, merah, putih. 1. Anak menempel urutan pola berdasarkan bentuk geometri yaitu segi tiga, segi empat sesuai urutannya 2. Anak menempel urutan pola berdasarkan warna biru, kuning sesuai urutannya.

Teknik penumpulan data yang dipakai adalah observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis digunakan statistik deskriptif. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan rumusan sebagai berikut:

Keterangan :

P = Angka prosentase (hasil jawaban dalam %)

f = Nilai yang diperoleh N = Jumlah item pengamatan

Langkah-langkah penelitian: penelitian Tindakan Kelas (PTK) empat tahapan dalam setiap siklus, keempat tahapan tersebut terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi tindakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi dan analisis data pada siklus I dan sikus II, dalam kaitannya dengan penelitian penggunaan media dan cara penyampaiannya guru dalam pembelajaran, tidak terlepas dari peran guru dalam mendesain dan menerapkan.

Untuk peningkatan aktivitas guru dan anak serta ketuntasan belajar dalam mengenal pola dapat dilihat dari hasil rekapitulasi pada tabel pada siklus I mencapai 68,8% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 93,8% dalam proses pembelajaran juga diikuti peningkatan aktivitas anak. Pada siklus I persentase aktivitas anak mencapai 61,3% dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 82,9% sedangkan pada aspek kemampuan mengenal pola juga terjadi peningkatan pada siklus II. Terbukti presentase pada siklus I 46,7% dan pada siklus II mencapai 86,7%. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran pada siklus II berhasil karena peningkatan kemampuan mengenal pola sudah sesuai harapan dan kriteria keberhasilan. Dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Observasi Tingkat Efektivitas Kemampuan Mengenal Pola Melalui Metode

Pemberian Tugas Pada Kelompok A

No Lembar observasi Siklus I Siklus II Keterangan 1 Mengenal pola 46,7% 86,7% Meningkat 40%

(5)

Grafik 1

Grafik Hasil Observasi Aktivitas Anak Dan mengenal Pola

Berdasarkaan grafik di atas maka siklus I data aktivitas anak sebanyak 61,3% dan pada siklus II mengalami peningkatan mencapai 82,9%. Untuk peningkatan kemampuan mengenal pola pada siklus I mencapai 46,7%. Dari hasil observasi pada siklus I kedua aspek belum ada yang mencapai sesuai harapan, dari hasil yang diperoleh belum berhasil karena belum mencapai target yang ditentukan yaitu 80% dan berlanjut pada siklus II. Setelah diadakan perbaikan dan tindakan tampak ada peningkatan di siklus ke II (dua) mencapai 86,7%. Dari hasil data siklus II sudah mencapai target keberhasilan yang ditargetkan 80%, sehingga tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya.

PENUTUP

Simpulan

Metode pemberian tugas dalam meningkatkan kemampuan mengenal pola pada anak kelompok A TK Widya Bhakti Asemrowo Surabaya terbukti persentase kemampuan anak pada siklus I adalah 61,3% dan siklus II mencapai 82,9%. Untuk ketuntasan belajar anak siklus I hanya 46,7%, dan siklus II ketuntasan belajar yang dicapai menjadi 86,7% dan sudah dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran pada siklus II berhasil karena ketuntasan belajar terpenuhi.

Pembelajaran dengan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran dengan kegiatan bernyanyi dapat memudahkan anak untuk mengingat dan menghafalkan tugas yang diberikan guru. Serta semakin memberikan kesempatan pada anak untuk maju kedepan kelas untuk menempel pola berikutnya membuat anak pencaya diri dan konsisten dalam mengerjakan

tugas yang diberikan guru. Disamping itu metode penberian tugas dapat memberikan dampak positif terhadap kemampuan mengenal pola dengan melatih anak untuk sendiri dan mempelajari kembali sendiri.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran, antara lain: untuk mengenalkan pola melalui kegiatan bernyanyi, sehingga memudahkan anak untuk mengingat dan menghafal nama-nama geometri dan mampu mengurutkan pola berikutnya, tugas yang akan dijelaskan secara bertahap-tahap sehingga anak dapat mengerti, berikan kesempatan pada anak untuk maju ke depan kelas agar rasa percaya diri anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Selain itu media yang digunakan sebaiknya kertas bufalo yang tidak tipis sehingga mudah dipegang oleh anak disertai dengan warna yang menarik yamg dapat membuat anak antusias untuk mengerjakan tugas yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2010. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta

Depdiknas. 2004. Kurikulum TK dan RA. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan TK dan SD.

Lubis, Pagut dkk. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta:Pustaka Umum. Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Di

Taman Kanak-Kanak. Jakarta.

RINEKA CIPTA.

Montolalu, dkk. 2008. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: UniversitasTerbuka. Mahdalina. 2011. Peningkatan Kemampuan

Kognitif Anak Melaui Kegiatan Mengurutkan Pola Warna di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Batang Anai. PAUD. FIP. UNP. (http://Kizuka @ yahoo. co. id, diakses 12 Mei 2013) Nasma, Yunus. 1997. Metodologi Pengajaran

Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Smith, Susan Sperry. 2009. Early Childhood

Mathematics. Cardinal Stritch University. 0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Mengenal pola Siklus 1 Siklus 2

(6)

Sujiono. dkk. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Universitas Terbuka. Sudono, Anggani, dkk. 2009. Pengembangan

Anak Usia Dini.Jakarta. PT Gramedia. Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan

Anak Usia Dini. Jakarta: Diknas. Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung: Alfabet. Universitas Negeri Surabaya. 2006. Panduan

Penulisan Dan Penilaian Skripsi. UNESA

Wardani, Dwi Proklami. 2012. Penggunaan

Metode Pemberian Tugas Untuk

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok A TK Andini Surabaya. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

Yus, Anita. 2005. Perkembangan Belajar Anak

Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Depertemen Pendidikan Nasional. Yunianto, Maulana Adien, 2006. Melejitkan

Potensi Kecerdasan Anak. Jakarta: Karya Bakti

Zuhairini dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional. ____________,http://from ateacher, wordpress.

Com/ Matematika Pola/ 2010.Bunda Richa 05.43 diakses 12 Maret 2011.

Gambar

Gambar 1 Siklus Spiral   (Sumber : Arikunto, 2006: 93 )Refleksi  Tindak an  Refleksi  Tindak an  Rencana awal/rancangan  Rencana yang direvisi      Sikluss 1    Siklus  2

Referensi

Dokumen terkait

Apabila dibandingkan dengan kandungan karbon terikat pada hutan rawa gambut primer (virgin forest) sebesar 172,16 ton/ha (Perdhana 2009) menunjukkan bahwa

Oleh karena itu jika ingin memperoleh keuntungan yang diinginkan, tergantung perusahaan itu sendiri, apa yang akan ditawarkannya pada konsumen, baik dari mutu hasil produk,

berusaha untuk memaksimalkan profit, (2) semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan cara yang murah dan mudah, (3) informasi yang terjadi

Para Staf dari Kantor Desa Talkandang Kecamatan Situbondo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, yang bersedia memberikan informasi sebagai

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi

Rencana Strategis ( Renstra ) Inspektorat Kabupaten Banyuwangi disusun dengan maksud untuk memberikan arah atau acuan/ pedoman bagi Inspektorat Kabupaten Banyuwangi dalam

Obwohl die KIDRON Vermögens- verwaltung GmbH der Auffassung ist, dass die Angaben auf ver lässlichen Quellen beruhen, kann sie für die Qualität, Richtigkeit, Aktualität oder