82
PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, DAN KONSUMSI DI INDONESIA
Penulis
Mardiana Puspasari1, Ahmad Adi Arifai2
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Palembang Email : puspasarimardiana@yahoo.com
Abstrak
Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Konsumsi merupakan indikator penting untuk menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk menganalisis hasil pembagunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara. Secara teori, pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi tidak akan menjadi pertumbuhan yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh investasi, karena dianggap akan dapat meningkatkan produktivitas sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pada penelitian ini akan diteliti tiga persamaan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain (persamaan simultan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mngetahui perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi serta faktor-faktor yang paling dominan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, investasi dan konsumsi di Indonesia. Sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu ekonomi berdasarkan fakta yang ada di lapangan. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yang menggambarkan keadaan objek penelitian secara lebih ringkas dan sederhana. Selanjutnya dilakukan analisis two stage least square (TSLS) dan pengujian statistik sehingga hasil penelitian dapat terukur dan dibahas berdasarkan teori ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ekonomi, investasi dan konsumsi di Indonesia mempunyai fluktuasi yang cenderung semakin meningkat. Hal tersebut juga dibuktikan dengan analisa deskriptif dan disesuaikan dengan teori ekonomi yang digunakan pada penelitian. Terdapat hubungan dua arah antara pertumbuhan ekonomi dan investasi yang terdapat di Indonesia. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka semakin meningkatnya investasi dan begitu juga sebaliknya. Sehingga investasi yang difokuskan oleh pemerintah beberapa tahun terakhir sangat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, Konsumsi 1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang amat penting
dalam menilai kinerja suatu
perekonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan
apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu.
Pembangunan ekonomi adalah sebuah proses multidimensi yang
83 melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan dan pemberantasan kemiskinan mutlak (Todaro, 1988). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun (Tulus T.H. Tambunan, 2009).
Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga
membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut (ceteris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan (Tulus T.H. Tambunan, 2009). Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa dicapai dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau GDP yang terus-menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan GDP, yang berarti peningkatan Pendapatan Nasional.
Pada kenyataannya, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan yang masih relatif rendah tersebut ditopang oleh
konsumsi masyarakat (Mudrajad
Kuncoro: 2004). Secara teori,
pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh
konsumsi tidak akan menjadi
pertumbuhan yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah pertumbuhan yang ditopang oleh
investasi. Pertumbuhan yang ditopang oleh investasi dianggap akan dapat meningkatkan produktivitas sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Krisis ekonomi global yang melanda sebagian besar Negara di dunia serta
keadaan ekonomi suatu Negara,
menunjukkan bahwa keseimbangan atau kestabilan dalam perekonomian suatu Negara harus mengandalkan kontribusi semua pihak. Adapun pihak-pihak yang terkait bukan hanya dari pihak swasta saja, tetapi juga kontribusi pemerintah yang terlihat dari factor pengeluaran pemerintah dan investasi pemerintah yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta perdagangan luar negeri (ekspor) yang dapat meningkatkan pendapatan nasional.
Pada sisi lain, investasi mempunyai peranan penting untuk mengurangi jumlah
pengangguran dan meningkatkan
pendapatan nasional. Investasi yang dilakukan, tidak hanya bersifat fisik akan tetapi bersifat non fisik seperti investasi sumber daya manusia di bidang kesehatan dan pendidikan. Dengan melakukan investasi pendidikan maka akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terlihat dari pengetahuan dan keterampilan seseorang sehingga akan mengurangi pengangguran.
Konsumsi menggambarkan
kemampuan suatu masyarakat dalam suatu
Negara untuk membelanjakan
pendapatannya. Perkembangan
pendapatan masyarakat juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi suatu Negara. Apabila keadaan ekonomi suatu Negara tidak stabil maka akan berdampak kepada
pendapatan nasional sehingga
menurunkan pendapatan masyarakat dan mengurangi daya beli masyarakat terhadap barang maupun jasa. Pada penelitian ini, terdapat tiga persamaan yang akan diteliti dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya
84
(persamaan simultan). Adapun
persamaannya yakni : persamaan pada
pertumbuhan ekonomi, persamaan
investasi dan persamaan konsumsi yang akan dianalisis masing-masing.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan klasik
dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus, dan John Stuart Mill. Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan.
Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Solow (1970) dan
Swan (1956). Model Solow-Swan
menggunakan unsur pertumbuhan
penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya output yang saling berinteraksi. Teori Neoklasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna.
Dalam keadaan pasar sempurna,
perekonomian bisa tumbuh maksimal. Sama seperti dalam ekonomi model klasik, kebijakan yang perlu ditempuh adalah meniadakan hambatan dalam perdagangan termasuk perpindahan orang, barang, dan modal. Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, tenaga kerja, dan perlunya penyebarluasan informasi pasar. Harus diusahakan, terciptanya prasarana perhubungan yang baik dan terjaminnya keamanan, ketertiban, dan stabilitas politik. Hal khusus yang perlu dicatat adalah bahwa model neoklasik mengasumsikan I=S. Hal ini berarti kebiasaan masyarakat yang suka memegang uang tunai dalam jumlah besar dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Analisis lanjutan dari paham neoklasik menunjukkan bahwa untuk terciptanya suatu pertumbuhan yang
mantap (steady growth), diperlukan suatu tingkat saving yang tinggi dan seluruh keuntungan pengusaha diinvestasikan kembali.
2.2 Teori Investasi (FDI)
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dab perlengkapan perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sadono Sukirno, 1994). Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran-pengeluaran yang berikut :
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industry dan perusahaan.
2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses
produksi pada akhir tahun
penghitungan pendapatan nasional. Arus modal yang masuk dari luar negeri dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu utang luar negeri, investasi portfolio, dan penanaman modal asing langsung (Foreign Direct Investment, FDI). Secara umum, FDI adalah bentuk investasi yang ditanamkan langsung dan bergerak di berbagai bidang. Di dalam arus FDI tidak termasuk investasi portfolio global berbentuk saham lewat jual beli di bursa, obligasi dan surat berharga lainnya. Dibandingkan dengan hutang, FDI sering dianggap sebagai cara yang lebih
85 menguntungkan dan lebih aman dalam membiayai pembangunan, selain karena factor resiko kegagalam usahsa dipegang oleh investor asing –dimana pada hutang,
negara (dalam kondisi apapun)
berkewajiaban untuk membayar utang beserta bunganya, juga karena FDI terkait dengan kepemilikan langsung, penguasaan pabrik, peralatan dan infrastruktur yang turut membiayai kapasitas penciptaan pertumbuhan dalam suatu perekonomian, sedangkan pinjaman luar negeri jangka pendek lebih sering digunakan untuk membiayai konsumsi.
2.3 Teori Konsumsi
Konsumsi dalam istilah sehari-hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan
makanan dan minuman. Konsumsi
mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk membeli kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali (Nopirin, 1997). Badan Pusat Statistik (2006) menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan. Pengeluaran konsumsi itu sendiri terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga
(household consumption/private
consumption).
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga
membuat dugaan-dugaan tentang
konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama Keynes
menduga bahwa kecenderungan
mengkonsumsi marginal (marginal
propensity to consume) jumlah yang
dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan untuk menurunkan pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini mengamati dan meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, investasi (FDI), dan konsumsi di Indonesia. Untuk melihat kondisi tersebut, maka peneliti menggunakan data dari tahun 1992 sampai dengan tahun 2016. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan yang terdiri dari tiga persamaan identitas yakni persamaan
pertumbuhan ekonomi, persamaan
investasi (FDI), dan persamaan konsumsi. Bentuk persamaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persamaan Pertumbuhan Ekonomi EG = α0 + α1 INF + α2 FDI + α3 C + α4 EX + α5 L + α6 GE + 1
2. Persamaan Investasi (FDI)
FDI = 0 + 1 INF + 2 IR +3 EG +2 3. Persamaan Konsumsi C = C0 + C1 GDP + C2 Ct-1 + C3 IR + C4 FDI +3 Keterangan : EG = Pertumbuhan Ekonomi
FDI = Investasi asing
C = Konsumsi INF = Inflasi EX = Ekspor L = Tenaga Kerja GE = Pengeluaran Pemerintah IR = Suku Bunga GDP = Pendapatan Nasional Ct-1 = Konsumsi Sebelumnya
86 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi model menurut order
condition pada penelitian ini adalah :
a. Persamaan Pertumbuhan Ekonomi
K – k G – 1
7 – 4 3 – 1
3 > 2 over identified
b. Persamaan Investasi (FDI)
K – k G – 1 7 – 2 3 – 1 5 > 2 over identified c. Persamaan Konsumsi K – k G – 1 7 – 3 3 – 1 4 > 2 over identified Berdasarkan hasil identifikasi, maka dapat disimpulkan bahwa model analisis termasuk over identified. Menurut Gujarati (1978), model yang tergolong over identified dapat diestimasi dengan
menggunakan metode 2SLS (Two Stage Least Squares). Kelebihan metode 2SLS adalah taksiran yang dihasilkan konsisten dan relatif lebih mudah diaplikasikan. Oleh karena itu, metode tersebut akan digunakan dalam penelitian ini. Metode 2SLS dilakukan dengan dua tahap yaitu, pertama, menduga setiap persamaan dengan semua variabel eksogen yang ada dalam model, sehingga diperoleh nilai dugaan setiap variabel endogen. Nilai dugaan variabel endogen dari tahap pertama tersebut selanjutnya dimasukan sebagai variabel penjelas (menggantikan nilai aktual variabel tersebut) dalam persamaan-persamaan yang relevan. Untuk pengolahan data, digunakan alat bantu perangkat computer dengan program IBM SPSS 20.
Tabel 4.1 Identifikasi selanjutnya adalah dengan menggunakan rank condition :
Fungsi Koefisien EG FDI C INF EX L GE IR GDP Ct-1 EG 1 -2 -3 -1 -4 -5 -6 0 0 0 FDI -10 1 0 -8 0 0 0 -9 0 0 C 0 -15 1 0 0 0 0 -14 -12 -13 EG = 0 + 1 INF + 2 FDI + 3 C + 4 EX + 5 L + 6 GE + 1 FDI = 7 + 8 INF + 9 IR + 10 EG + 2 C = 11 + 12 GDP + 13 Ct-1 + 14 IR + 15 FDI + 3
Setelah identifikasi dengan menggunakan rank condition, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
Reduce form, yaitu :
EG = 0 + 1 INF + 4 EX + 5 L + 6 GE + 1
FDI = 7 + 8 INF + 9 IR + 2 C = 11 + 12 GDP + 13 Ct-1 + 14
IR + 3
Dari hasil reduce form di atas akan didapatkan nilai-nilai dari EGduga , FDIduga , dan Cduga yang akan digunakan untuk mengestimasikan persamaan utama. EG = f ( INF, FDIduga , Cduga , EX, L,
GE)
FDI = f ( INF, IR, EGduga ) C = f ( GDP, Ct-1 , IR, FDIduga )
87 4.2 Persamaan Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 4.2 Hasil Uji Persamaan Pertumbuhan Ekonomi dengan Metode Two-Stage Least Square
Dependent Variable: EG
Method: Two-Stage Least Squares Date: 24/08/18 Time: 01:41 Sample: 1992 2016
Included observations: 25
Instrument specification: INF FDI CT EX LAB GE Constant added to instrument list
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INF -0.395437 0.028077 -14.08405 0.0000 FDI 0.772853 0.141468 5.463078 0.0000 CT 7.704300 6.974264 1.104676 0.2838 EX 0.567528 2.135405 0.265771 0.7934 LAB -60.88724 54.87365 -1.109590 0.2818 GE -5.595887 2.280351 -2.453958 0.0245 C 1031.785 818.0509 1.261273 0.2233
R-squared 0.944795 Mean dependent var 4.755558 Adjusted R-squared 0.926393 S.D. dependent var 4.001242 S.E. of regression 1.085558 Sum squared resid 21.21187 F-statistic 51.34295 Durbin-Watson stat 1.698630 Prob(F-statistic) 0.000000 Second-Stage SSR 21.21187
J-statistic 6.19E-25 Instrument rank 7
Sumber : Eviews
Hasil estimasi menunjukkan besarnya pengaruh inflasi, investasi, konsumsi, ekspor, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah sebesar 94,47 persen. Masing-masing variabel secara parsial dapat disimpulkan sesuai dengan teori ekonomi. Akan tetapi, terdapat satu variabel yakni tenaga kerja yang berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan semakin meningkat jumlah tenaga kerja akan mengurangi pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyiratkan bahwa pendidikan di Indonesia masih belum merata dan banyaknya tenaga kerja di Indonesia masih didominasi di sektor pertanian sehingga meningkatnya tenaga kerja belum mampu menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
88 4.3 Persamaan Investasi
Tabel 4.3 Hasil Uji Persamaan Investasi dengan Metode Two-Stage Least Square
Dependent Variable: FDI
Method: Two-Stage Least Squares Date: 24/08/18 Time: 01:50 Sample: 1992 2016
Included observations: 25
Instrument specification: INF IR EG Constant added to instrument list
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
INF 0.084514 0.088545 0.954471 0.3507
IR -0.036017 0.059912 -0.601159 0.5542
EG 0.405450 0.174493 2.323587 0.0303
C -1.460137 2.046239 -0.713571 0.4833
R-squared 0.230410 Mean dependent var 1.145686
Adjusted R-squared 0.120468 S.D. dependent var 1.502051 S.E. of regression 1.408674 Sum squared resid 41.67162 F-statistic 2.095748 Durbin-Watson stat 0.623092 Prob(F-statistic) 0.131328 Second-Stage SSR 41.67162
J-statistic 4.07E-43 Instrument rank 4
Sumber : Eviews
Hasil estimasi menunjukkan besarnya pengaruh inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi terhadap investasi di Indonesia adalah sebesar 23,04 persen. Masing-masing variabel secara parsial dapat disimpulkan sesuai dengan teori ekonomi. Akan tetapi, terdapat satu variabel yakni pertumbuhan ekonomi yang berpenagruh signifikan positif terhadap investasi. Hasil ini menunjukkan
bahwa semakin meningkatnya
pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan investasi yang ada.
Investasi di Indonesia sejak tahun
1976 hingga 2017 mengalami
peningkatan, hal ini dikarenakan adanya iklim perekonomian yang cukup baik. Investasi cenderung dipengaruhi oleh variabel makroekonomi lainnya, tapi variabel yang sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya investasi yang ditanamkan adalah tingkat kepercayaan.
Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia pertengahan tahun 1997, terjadi pergolakan yang sangat dasyat yang mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia, krisis ini bukan hanya berpengaruh pada kondisi perekonomian, namun di semua bidang, krisis ini membawa Indonesia ke pada krisis multidimensi. Hal ini menyebabkan tingkat kepercayaan investor baik investor asing maupun dalam negeri terhadap Indonesia menjadi sangat berkurang, sehingga jumlah investasi menjadi turun. Pasca krisis dari tahun 1998 sampai 1999 investasi terus saja mengalami penurunan dan tahun 1999 merupakan investasi yang paling terendah. Setelah tahun 2000 investasi kembali mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2017.
89 4.4 Persamaan Konsumsi
Tabel 4.4 Hasil Uji Persamaan Investasi dengan Metode Two-Stage Least Square
Dependent Variable: CT
Method: Two-Stage Least Squares Date: 24/08/18 Time: 01:44 Sample: 1992 2016
Included observations: 25
Instrument specification: GDP CT2 IR FDI Constant added to instrument list
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
GDP 0.009746 0.120465 0.080906 0.9363
CT2 0.969213 0.031086 31.17804 0.0000
IR -0.007739 0.002651 -2.919585 0.0085
FDI 0.001435 0.016429 0.087366 0.9312
C 0.905989 3.296917 0.274799 0.7863
R-squared 0.998066 Mean dependent var 34.86728 Adjusted R-squared 0.997679 S.D. dependent var 1.193308 S.E. of regression 0.057487 Sum squared resid 0.066096 F-statistic 2580.313 Durbin-Watson stat 2.163165 Prob(F-statistic) 0.000000 Second-Stage SSR 0.066096
J-statistic 0.000000 Instrument rank 5
Sumber : Eviews
Hasil estimasi menunjukkan besarnya pengaruh pendapatan nasional, konsumsi sebelumnya, suku bunga dan investasi terhadap konsumsi sekarang di Indonesia adalah sebesar 99,80 persen. Masing-masing variabel secara parsial dapat disimpulkan sesuai dengan teori ekonomi. Akan tetapi, terdapat dua variabel yakni pendapatan nasional dan investasi yang tidak berpengaruh negatif terhadap konsumsi sekarang di Indonesia. Hal ini menyiratkan bahwa pendapatan nasional dan investasi belum mampu menjadi indikator dalam menentukan konsumsi sekarang Indonesia.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan dua arah antara pertumbuhan ekonomi dan
investasi yang terdapat di Indonesia. Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka semakin meningkatnya investasi dan begitu juga sebaliknya. Sehingga investasi yang difokuskan oleh pemerintah beberapa tahun terakhir sangat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Amir. (2004). Pengaruh ekspor pertanian
dan nonpertanian terhadap
pendapatan nasional : Studi kasus Indonesia tahun 1981 -2003.
Kajian Ekonomi dan Keuangan, 8(4).
Ekaynayake. E.M. (1994). Export and
90
Developing Countries:
Cointegration and error corection
model. Journal of Economic
Development. 24(2), December 1999.
Gujarati, N. (1995). Basic econometric (3th ed). United Sates Military Academy West Point: McGraw-Hill, Inc.
Kurniati, Yati & et al. 2007. Determinan
FDI (Faktor-faktor yang
menentukan Investasi Asing
Langsung). Working Paper
WP/06/2007. Bank Indonesia. Kusumawardhani, et al. 2012.
Faktor-faktor yang mempengaruhi PDB
Indonesia dengan Persamaan
Simultan 2SLS. E-Jurnal
Matematika, Vol.1 No.1, 99-102. Lihan, Irham & Yogi. 2008. Analisis
Perkembangan Ekspor dan
Pengaruhnya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.1, Jilid 8.
Ragandhi, Arsad. 2010. Pengaruh Pendapatan Nasional, Inflasi, dan Suku Bunga Deposito Terhadap
Konsumsi Masyarakat di
Indonesia. Jurnal Studi Ekonomi
Indonesia. USM.
Sinha. (1999). Export instability, investment and economic growth
in asian countries: A time
seriesanalysis. Yale University and
Macquarie University, Australia. Diambil tanggal 16 September
2009, dari
http;//www.econ.yale.edu/growth-pdf/cdp799.pdf
Sutawijaya, Adrian. 2011. Pengaruh
Ekspor dan Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Tahun 1980-2006. Jurnal
Organisasi dan Manajemen.
Fakultas Ekonomi UT Jakarta.