BUNGA POTONG TROPIS YANG DIRILIS
BALITHI
Indonesia dikenal di dunia sebagai sumber plasma nutfah tanaman hias tropis terutama anggrek. Dua pertiga spesies anggrek di dunia terdapat di Indonesia. Kalimantan (Borneo) merupakan pulau ketiga terbesar di dunia yang kaya akan spesies anggrek, juga merupakan tempat spesies anggrek langka dunia. Di Kalimantan diperkirakan terdapat 2500 – 3000 spesies anggrek yang tumbuh di hutan.
Berbagai jenis tanaman hias ada di Indonesia, baik spesies asli, hibrida hasil persilangan, hibrida alam maupun varietas introduksi. Banyak hibrida-hibrida tanaman hias, ada yang sudah lama sekali dan sudah sulit ditelusur kapan mulai dikembangkan di Indonesia, hingga sudah dianggap varietas lokal.
Varietas introduksi terus berdatangan, masyarakat dijejali terus-menerus dengan varietas baru yang dianggap menguntungkan apabila diperjualbelikan. Masyarakat penggunapun lebih
menyukai sesuatu yang baru yang datang dari luar negeri. Menengok ke era lama sekitar tahun 1986, bunga potong yang banyak di jumpai pada pesta pernikahan ialah sedap malam, gladiol, aster, gerbera kecil, kerk lily, dan varietas mawar yang sudah lama ada di Indonesia, maka pada tahun 1990- an mulai dikenal aneka warna varietas krisan dan mawar yang ukuran bunganya besar dengan warna-warna yang lebih indah. Kemudian dikenal pula lisianthus, snapdragon, gerbera bunga besar, lilium aneka warna, alstromeria, baby breath, liatris, calla lily dan masih banyak lagi. Bunga-bunga ini kebanyakan merupakan Bunga-bunga subtropis yang hanya dapat tumbuh baik di dataran tinggi.
Bunga-bunga yang biasa terlihat sehari-hari dianggap umum, kurang diperhatikan keindahannya. Beberapa bunga potong tropis sering terlihat di kebun-kebun pekarangan rumah, misalnya Etlingera elatior yaitu kecombrang, Alpinia purpurata atau honje, Costus yang disebut
pacing, bunga-bunga tersebut nampak tidak berharga jika tetap sebagai tanaman pekarangan, namun dengan sentuhan seorang ahli dapat disusun menjadi suatu rangkaian bunga yang indah dan menarik. Beberapa bunga potong tropis yang lain seperti Zingiber spectabile, A. purpurata var. Jungle King, Jungle Queen, dan Eileen Mc. Donald dan banyak bunga tropis seperti macam-macam Heliconia bukan berasal dari Indonesia, namun dengan budidaya yang benar pada iklim tropis tanaman-tanaman tersebut dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal di Indonesia.
Berburu Koleksi Bunga Potong Tropis
Banyak genus dan spesies tanaman hias yang tumbuh baik di daerah tropis dapat digunakan sebagai bunga potong, namun belum banyak dikenal masyarakat secara luas. Spesies-spesies dari famili Zingiberaceae, Costaceae, Marantaceae, dan Heliconiaceae yang memiliki braktea yang indah difungsikan sebagai bunga potong. Dari spesies-spesies tersebut dihasilkan hibrida-hibrida baru yang mewarnai khasanah bunga potong di Indonesia, namun di Indonesia sendiri belum dihasilkan hibrida baru dari bunga tropis tersebut. Sampai saat ini spesies maupun hibrida baru tersebut tidak banyak dibudidayakan secara komersial oleh pembudidaya bunga potong. Balithi mulai berburu spesies maupun hibrida dari famili Zingiberaceae, Costaceae kepada kolektor sejak tahun 2000. Sejumlah spesies maupun hibrida dari famili Zingiberaceae juga dari famili Costaceae dan Marantaceae yang mempunyai potensi sebagai bunga potong dikumpulkan dari para kolektor di wilayah Jabodetabek dan Malang.
Bunga Potong Tropis Gagah dan Menarik Kalau kita mengamati bunga mawar, anyelir, dan krisan, maka kesan yang nampak yaitu cantik, lembut ,dan indah. Tetapi bila kita melihat Heliconia, Costus, Etlingera, Zingiber, Alpinia, dan Calathea, maka diperoleh kesan gagah, anggun, dan memiliki daya tarik tersendiri. Warna-warna yang dimiliki tidak kalah menarik dengan bunga-bunga subtropis, hampir semua warna ada bahkan lebih bervariasi, ada merah, pink, oranye, kuning, ungu,
hijau, coklat ada pada kelompok bunga potong tropis ini. Bentuk bunga (orang awam menyebut bunga, namun sebenarnya bunga ini merupakan rangkaian braktea) unik, ada yang berbentuk seperti nanas misalnya Tapeinochilos ananassae, ada yang seperti gada yaitu Z. spectabile, bunga ini juga berubah warna dalam masa pertumbuhannya, waktu muda kuning berubah warna menjadi kuning kemerahan dan akhirnya berwarna merah namun penampilannya tetap indah.
Tidak banyak pembudidaya yang mengenal jenis-jenis bunga potong ini bila tidak disusun dalam suatu rangkaian bunga. Bunga yang merupakan susunan braktea tadi tersembul di antara batang-batang tanaman yang rimbun, besar, dan kurang menarik untuk kelompok Zingiber, Tapeinochilos, dan Etlingera, namun untuk kelompok Alpinia braktea muncul diujung batang tanaman, sehingga nampak mencolok.
Bunga potong tropis ini dapat digunakan dalam rangkaian kecil atau bunga meja pada saat braktea masih berukuran kecil, tapi dapat pula dibentuk untuk rangkaian center point dengan ukuran rangkaian bunga besar. Rangkaian bunga tropis merupakan rangkaian yang paling tepat untuk digunakan di ruangan yang luas seperti podium, gedung pertemuan, lobi hotel, atau tempat-tempat yang lain. Tidak diperlukan bunga dalam jumlah besar dalam satu rangkaian, bunga dalam jumlah sedikit yang dipadu dengan daun-daunan sudah cukup mencolok dipandang karena setiap braktea mempunyai ukuran yang besar.
Preferensi Konsumen
Pada tahun 2001 dilakukan pra-evaluasi pada suatu event pameran lingkup hortikultura. Responden yang dipilih berasal dari kalangan peneliti di bawah lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dan pembudidaya tanaman hias dengan jumlah responden 20 orang. Bunga tropis yang diperagakan berjumlah 16 spesies dan kultivar, yaitu T. ananassae, Calathea crotalifera, C. lutea, Costus, Eskimo Kiss, Costus sp. (braktea coklat kemerahan), C. foliaceus, C. stenophyllus, E. elatior (merah hati, merah muda,
Donald (pink), Z. spectabile, Z. zerumbet, dan E. elatior. Dari hasil penelitian tersebut terpilih 5 jenis yaitu T. ananassae, C. crotalifera, Costus, Eskimo Kiss, Costus sp. ( braktea coklat kemerahan) dan Z. spectabile.
Dari hasil preferensi tersebut dilakukan observasi budidaya dalam skala luas pada T. ananassae (dua varietas), Z. spectabile, juga empat varietas A. purpurata juga empat spesies Costus. Analisis input output produksi per satuan luas dilakukan pula pada T. ananassae (dua varietas), Z. spectabile, juga satu varietas A. purpurata.
Pada tahun 2006 dilakukan kembali uji preferensi terhadap T. ananassae dan A. purpurata pink di Bali pada acara workshop Forum Florikultura Indonesia. Dari hasil peragaan menunjukkan 56% responden menyatakan bahwa kedua bunga potong tersebut sama-sama disukai konsumen atau dengan kata lain tidak ada yang lebih dominan di antaranya. Namun demikian 44% responden lebih memilih T. ananassae karena lebih eksotik dan tahan lama, sedangkan A. purpurata dijadikan pilihan kedua karena bunga lebih cepat layu.
Pada tahun yang sama kembali dilakukan uji preferensi pada floris di wilayah DKI terhadap T. ananassae, A. purpurata pink, dan Z. spectabile. Hasil dari responden yaitu 100% mengatakan bahwa bunga tersebut mempunyai prospek yang bagus dan dapat dirangkai menjadi suatu rangkaian yang eksotis.
Keunggulan Tanaman yang Dirilis
Tapeinochilos ananassae Sekar Manise (Sk Mentan Nomor : 537/Kpts/SR.120/9/2007), Sekar Souli (Sk Mentan Nomor : 614/Kpts/ SR.120/5/2008), A. purpurata Kusuma (SK Mentan Nomor: 1762/Kpts/SR.120/12/2008), Bethari (SK Mentan Nomor: 1759/Kpts/SR.120/12/2008), Fatra (SK Mentan Nomor: 1760/Kpts/SR.120/12/2008) dan Amorina (SK Mentan Nomor: 1761/Kpts/ SR.120/12/2008) juga Z. spectabile Silvana (SK Mentan Nomor: 1762/Kpts/SR.120/12/2008) telah dilepas sebagai varietas unggul nasional karena memiliki keunggulan-keunggulan seperti di bawah ini.
Gambar 1. Tapeinochilos
Sekar Souli Sekar Manise Keunggulan
Adaptasi Dataran rendah sampai dataran tinggi
Waktu berbunga Sepanjang tahun
Produktivitas tanaman 22,3 tunas/rumpun pada umur 7,5 bulan (Sekar Manise), 5,9 tunas/ rumpun (Sekar Souli)
Panen bunga Ukuran diameter 5 cm sampai diameter terbesar 10,8 cm dengan panjang 27,5 cm
Produktivitas 10 tangkai/rumpun setelah berumur 9 bulan (Sekar Manise), 5,7 tangkai/rumpun pada Sekar Souli
Bentuk bunga Seperti nanas
Warna bunga Red 46B (Sekar Manise), Red group 46A (Sekar Souli) Ukuran tangkai Panjang minimal 20 cm sampai
lebih dari 1 m Ketahanan bunga di lapang Sampai 8 bulan
Ketahanan segar bunga Sampai 6 – 9 hari tanpa preservative
Silvana Bunga biologi yang muncul dari braktea Gambar 2. Zingiber spectabile Griff
Keunggulan
Adaptasi Dataran rendah sampai dataran tinggi
Waktu berbunga Dapat diprediksi Oktober/ Nopember-Pebruari tahun berikutnya
Panen bunga Ukuran diameter mulai 5 cm sampai diameter terbesar 8 cm, dengan panjang 27,5 cm
Produktivitas 10 tangkai/rumpun setelah tanaman berumur 9 bulan Bentuk bunga Bulat memanjang
Warna bunga Dari kuning berubah menjadi semburat merah, berakhir berwarna merah tetap indah Ukuran tangkai Panjang minimal 30 cm Ketahanan bunga di lapang Sampai kira-kira 206 hari Ketahanan segar bunga Sampai 7 hari dengan tambahan
preservative
Kusuma
Warna: merah Red group 53B Panjang braktea:21,9-24,9 cm Ø braktea:7,9-8,3 cm
Bethari
Warna:merah muda Pink White
Fatra
Warna:merah Red Group 53B Panjang braktea:15,6-18,3 cm
Ø braktea:4,5-5,1 cm
Amorina
Warna: pink Red Purple group 62A Panjang braktea: 24,9-26,2 cm Ø braktea:5,9-6,1 cm
Keunggulan
Adaptasi Dataran rendah sampai dataran tinggi
Waktu berbunga Sepanjang tahun
Panen bunga Kuncup sampai tigaperempat mekar
Produktivitas tanaman 13,37 tanaman/rumpun/tahun setelah tanaman berumur 10 bulan Produktivitas bunga 7,8 tangkai/rumpun/tahun Ukuran tangkai Panjang tangkai sama dengan
tinggi tanaman ( berkisar 250 cm) Ketahanan bunga di lapang Sampai 130 hari (mekar penuh) Ketahanan segar bunga 6 - 8 hari dengan tambahan
KESIMPULAN
Ketujuh varietas bunga potong tropis layak dirilis menjadi varietas unggul, dan perlu dikembangkan secara luas. Promosi untuk lebih memperkenalkan bunga tersebut kepada masyarakat perlu dilakukan terus menerus agar floris maupun konsumen lebih mencintai dan memanfaatkannya.
PUSTAKA
1. Nurmalinda, Herlina D & Qomariah Hayati, N 2006, Analisis finansial dan prospek pasar tanaman
hias tropis Tapeinochilus ananassae, Laporan
pene-litian, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung. 2. Siregar, C, Listiawati A & Purwaningsih 2005,
Anggrek spesies Kalimantan Barat vol. 1, Lembaga
Penelitian & Pengembangan Pariwisata Kalimantan Barat.
3. Herlina, D, Nurmalinda, Nugroho ED, Suyono 2007, ‘Usulan pelepasan varietas bunga potong
Tapeinochilos ananassae Sekar Manise, Makalah
Pelepasan, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segu-nung.
Herlina, D Balai Penelitian Tanaman Hias Jl. Raya Ciherang-Pacet Cianjur Jawa Barat 43253
4. Herlina, D 2008, ‘Usulan Pelepasan Varietas Bunga
potong Alpinia purpurata’, Makalah Pelepasan.
Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung.
5. Herlina, D 2008, Usulan Pelepasan Varietas Bunga potong Zingiber spectabile, Makalah Pelepasan, Makalah Pelepasan. Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung.
6. Herlina, D, Nurmalinda, Nugroho, ED, Suyono. 2008, ‘Usulan Pelepasan Varietas Bunga potong
Tapeinochilos ananassae Sekar Souli’, Makalah
Pelepasan, Balai Penelitian Tanaman Hias, Segu-nung.
7. Satsijati, Herlina & Purbadi. 2001, Praevaluasi
potensi tanaman hias terkoleksi, Laporan hasil