PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
PADA TOKO FDS STORE
alfan pradipta liknatianto alfan_cryan@yahoo.com
Tri Yuniati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This research is meant to find out the impact on the price, product quality and location either simultaneously or partially to the purchasing decision at FDS Store Sidoarjo. The respondents are 50 people who are the customers of FDS Store Sidoarjo. The multiple linear regressions, F test, and t test are used as the analysis technique. Temp has been obtained from the result of calculation. Based on the result of F-test it has been found that significance value < 0.05 that is 0.000, so product, price, promotion, and place simultaneously have an impact on the purchasing decision. Based on the result of t-test it has been found that product, price, promotion, and Place partially have significant impact on the purchasing decision since its significance value is < 0.05. It has also been found from the result of t-test that place has dominant impact on the purchasing decision since it has a smaller significance value.
Keywords: product, price, promotion, place, purchasing decision
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas produk, promosi dan tempat baik secara simultan maupun parsial terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo. Responden dalam penelitian ini adalah pembeli pada toko FDS Store Sidoarjo yang berjumlah 50 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji F, dan uji t. Dari hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi Kep = 0,159 + 0,156 Prod + 0,271 Hrg + 0,248 Prom + 0,309 Temp. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa nilai signifikasi < 0,05 yaitu 0,000, sehingga , produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom) dan tempat (Temp) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Kep). Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa, produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom) dan tempat (Temp) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Kep) karena nilai signifikasi < 0,05. Dari hasil uji t juga diketahui bahwa tempat (Temp) berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (Kep) karena mempunyai nilai signifikasi yang lebih kecil.
Kata kunci: harga, produk, promosi, tempat, keputusan pembelian PENDAHULUAN
Untuk meraih dan merebut hati para pelanggan merupakan tantangan bagi setiap pelaku bisnis di tengah situasi persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Sejalan dengan itu banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement store (toserba), pasar swalayan (supermarket) dan lain-lain, sehingga mendorong para retailer merumuskan strategi yang tepat dengan memberikan berbagai penawaran yang mampu menarik minat para pembelanja, agar mau melakukan pembelian di tokonya.
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Hal tersebut bisa dicapai oleh suatu perusahaan melalui upaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen, di mana kegiatan tersebut sangat tergantung pada perusahaan atau pedagang dengan bermacam atribut seperti produk, harga, promosi, maupun tempat. Produk yang bermutu, dengan harga yang lebih
murah ditambah potongan harga (apabila pembelian dalam jumlah banyak), serta ditunjang tempat yang strategis dan promosi yang gencar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Untuk itu perusahaan harus mampu mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang-barang yang ditawarkan oleh perusahaan atau toko tersebut. Demikian juga halnya di Toko FDS Store Sidoarjo, di mana sebagai salah satu toko retail yang ada di Sidoarjo, juga memiliki strategi dan keunggulan yang berbeda dibanding pesaing yang ada. Menurut Kotler dan Keller (2009:24) Keputusan berbelanja biasanya memerlukan pertimbangan yang benar-benar mendukung dan dapat menguntungkan pembeli seperti faktor produk, harga, promosi, dan tempat. Dilihat dari segi kualitas produk, apakah kualitas produk sesuai dengan harga yang tawarkan. Dari segi harga, apakah harga di suatu toko lebih murah atau bahkan lebih mahal dari pesaing serta pasar tradisional. Promosi yang gencar akan lebih menarik konsumen untuk membeli. Mengenai tempat, pembeli akan melihat jauh dekatnya tempat tinggal dengan lokasi toko.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo? (2) Apakah lokasi mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo?
Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo. (2) Untuk mengetahui apakah lokasi mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo.
TINJAUAN TEORETIS
Bauran Pemasaran
Strategi pemasaran adalah cara untuk mencapai sasaran pemasaran dan biasanya berkaitan dengan empat elemen utama bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari
product, price, place dan promotion.
Untuk mengetahui secara jelas mengenai marketing mix menurut Angipora (2005:24)
marketing mix adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (target
market). Adapun marketing mix (bauran pemasaran) menurut Kotler dan Armstrong (2011:79) terdiri dari empat elemen utama yaitu product (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion).
Marketing mix pada produk barang yang dikenal selama ini berbeda dengan marketing
mix untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya. Marketing mix produk barang mencakup 4P :
product, price, place, dan promotion. Sedangkan untuk jasa keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi: people, process, dan
customer service. Menurut Kotler dan Armstrong (2011:80) selama ini 4 P dikaitkan dari sudut pandang perusahaan bukan sudut pandang pembeli. Dari kacamata pembeli, di era yang saling terkait ini, 4 P mungkin lebih baik dideskripsikan oleh 4 C, yaitu: customer solution (solusi bagi konsumen), customer cost (biaya yahg ditañggung konsumen), convenience (kenyamanan), dan communication (komunikasi)
Produk
Produk-produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang, tempat, properti, organisasi, dan gagasan. Pengertian produk menurut Kotler dan
Keller (2009:4), memberikan definisi tentang produk yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan suatu keinginan/semua kebutuhan. Sedangkan menurut Swastha (2009:94) memberikan definisi produk yaitu suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
Setiap produk memiliki variabel-variabel produk seperti atribut produk, merk, kemasan dan label, serta pelayanan terhadap pelanggan. Atribut produk misalnya : mutu, ciri-ciri, dan model. Kotler (2005:72) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli.
Kualitas Produk
Pengertian kualitas produk menurut Kotler dan Armstrong (2011:347) adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan tersebut meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.
Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa produk perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas daripada produk pesaing dan konsumen akan membeli produk yang mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhannya.
Harga
Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan sedangkan semua elemen bauran pemasaran yang lainnya merupakan biaya. Harga juga merupakan salah satu bauran pemasaran yang paling fleksibel, karena harga dapat berubah dengan cepat. Pengertian harga menurut Swastha (2009:147) adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Kotler dan Armstrong (2011:430), mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Sedangkan menurut Lewis (2005:5) pengertian harga adalah jumlah uang yang bersedia dibayar oleh pembeli dan bersedia diterima oleh penjual.
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian harga adalah alat untuk mengukur suatu nilai yang terkandung dari suatu barang atau jasa beserta pelayanan yang mengikutinya.
Promosi
Produk yang telah direncanakan dengan baik serta telah ditentukan harga jualnya secara tepat, belum menjamin keberhasilan dalam pemasarannya, oleh karenanya itu produk tersebut haruslah diperkenalkan kepada konsumen. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumennya melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.
Pengertian promosi menurut Kotler dan Armstrong (2011:79) adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Sedangkan Swastha (2009:237) mendefinisikan promosi sebagai arus informasi atau persuasi satu arah untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran di dalam pemasaran.
Bauran Promosi (Promotion Mix)
Bauran promosi menurut Kotler (2005:53) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan alat-alat promosi lain yang bertujuan untuk mencapai program pemasaran. Variabel-variabel yang ada dalam
promotion mix menurut Swastha (2009:350) ada 4 (empat) yaitu sebagai berikut: 1. Periklanan
Peiklanan atau advertesing merupakan suatu bentuk dorongan yang tidak bersifat pribadi, untuk meningkatkan permintaan barang dan jasa. Periklanan atau advertesing merupakan komunikasi yang dilakukan oleh sponsor dan bersifat massal karena menggunakan media massa seperti televisi, surat kabar, radio dan sebagainya.
2. Personal Selling
Personal selling merupakan presentasi lisan melalui percakapan langsung dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Jadi personal selling merupakan interaksi secara langsung antara pihak penjual dengan calon pembeli yang tujuannya untuk menciptakan transaksi atau penjualan.
3. Publisitas
Publisitas merupakan dorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu jenis produk, jasa ataupun ide dengan mempergunakan berita komersial dalam media masa dimana sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung. Menurut pendapat dari Swastha (2009:273):"Publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang barang atau organisasi yang disebar luaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan dari sponsor."
4. Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan, brosur, leaflet, kupon, pameran, demonstrasi dan sebagainya
Tempat
Suatu tempat disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Sejalan dengan semakin menjamurnya bisnis atau usaha yang menawarkan produk atau jasa yang sejenis, perbedaan yang sangat tipis sekalipun pada lokasi dapat berdampak kuat pada pangsa pasar sebuah usaha. Di samping itu, keputusan pemilihan suatu lokasi juga mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal keuangan, karena merubah lokasi yang buruk kadangkala sulit dilakukan dan sangat mahal.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pengertian perilaku konsumen menurut Mangkunegara (2009:4) adalah suatu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Kotler dan Keller (2009:166) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sedangkan The American Marketing Association dalam Setiadi (2010:3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Perilaku pembelian konsumen dapat digunakan sebagai dasar menyusun strategi pemasaran seperti :
1. Distribusi produk
Merek produk yang dibeli berdasarkan kebiasaan mempunyai tingkat perputaran produk yang tinggi. Dengan demikian, pemasar harus selalu siap menyediakan produk di tempat-tempat penjualan agar konsumen tidak lari ke merek lain. Sementara itu produk yang dibeli berdasarkan keputusan pembelian yang kompleks tingkat perputarannya tidak secepat produk yang dibeli dengan kebiasaan.
2. Kategori produk
Konsumen biasanya melakukan pembelian dengan keputusan yang kompleks terhadap produk-produk peralatan rumah tangga yang secara teknis memang rumit. Sementara itu produk-produk yang dibeli berdasarkan kebiasaan biasanya berupa barang-barang konsumsi yang sifatnya cepat habis dan mempunyai resiko kecil yang penting bagi konsumen adalah produk itu mampu memenuhi fungsi dasar produk itu. 3. Iklan dan promosi di dalam toko
Iklan untuk produk yang dibeli berdasarkan kebiasaan seharusnya ditampilkan sesering mungkin untuk mengingatkan konsumen. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa konsumen yang membeli berdasarkan kebiasaan, biasanya tidak begitu mengingat apa-apa yang akan dibelinya. Keinginan untuk membeli produk sering muncul ketika konsumen diingatkan melalui iklan atau dengan cara melihat produk itu di toko. Sedangkan bagi konsumen yang tingkat keterlibatannya tinggi dalam pembelian suatu produk, dia akan aktif mencari informasi yang tersedia di majalah dan surat kabar, penataan produk di rak dalam toko tidak begitu mempengaruhi minat konsumen untuk membeli secara spontan, karena biasanya pembelian telah direncanakan jauh sebelumnya. 4. Penetapan harga
Produk yang dibeli berdasarkan kebiasaan biasanya produk yang mempunyai loyalitas konsumen yang semu. Konsumen akan mudah mengubah merek yang dibelinya jika dia merasa bosan, atau muncul produk baru atau mengubah pilihan karena ingin mencari variasi. Oleh karena itu, konsumen akan sangat mudah dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan promosi penjualan, seperti pemberian kupon belanja, potongan harga atau discount dan cara-cara promosi penjualan lainnya.
Keputusan Pembelian
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses pengambilan keputusan pembelian menurut Kotler dan Armstrong (2011:224) melalui 5 tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Kelima tahap proses pengambilan keputusan pembelian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian bermula dari pengenalan kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian informasi
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber yang meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan kerja), sumber komersial (iklan, penjual,
pengecer, bungkus, situs Web), sumber publik (media massa, organisasi pemberi peringkat, dan sumber berdasarkan pengalaman (memegang, meneliti menggunakan produk)
3. Pengevaluasian alternatif
Tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Pada tahap ini konsumen menyusun peringkat merek dan membentuk kecenderungan (niat) pembelian. 4. Keputusan pembelian
Merupakan tahap proses keputusan, di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk.
5. Perilaku setelah pembelian
Tahap proses keputusan pembelian, konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Perilaku pembelian konsumen menurut Kotler dan Armstrong (2011:200) dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
1. Faktor-faktor budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Faktor budaya terdiri dari :
a. Budaya. Setiap kelompok atau masyarakat memiliki budaya dan pengaruh budaya pada perilaku konsumen beragam dari satu negara ke negara yang lain. Kegagalan penyesuaian diri dengan perbedaan budaya akan menghasilkan pemasaran yang tidak efektif .
b. Subbudaya. Setiap budaya terdiri dari subbudaya atau kelompok-kelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan. Sub budaya meliputi kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis yang serupa.
2. Faktor-faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok kecil, keluarga, peran dan status yang melingkupi konsumen tersebut.
a. Kelompok. Kelompok-kelompok adalah dua atau lebih sekelompok orang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu atau tujuan bersama. Keluarga. Keluarga merupakan organisasi pembelian di masyarakat tempat konsumen berada yang paling penting. Keterlibatan suami-istri sangat berbeda-beda tergantung pada kategori produk dan pada tahapan dalam proses pembelian.
b. Peran dan status. Peran terdiri atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa status yang menggambarkan penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat. 3. Faktor-faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri (Kotler dan Armstrong, 2011:209).
a. Umur dan tahapan siklus hidup. Sepanjang hidupnya orang akan mengubah barang dan jasa yang dibelinya. Selera terhadap makanan, pakaian, perabotan, rekreasi sering terkait dengan umur. Pembelian juga dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga, tahap-tahap yang melalui oleh keluarga hingga menjadi matang.
b. Pekerjaan. Pekerjaan akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasanya.
c. Gaya hidup. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang tergambar pada psikografisnya. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang.
d. Kepribadian dan konsep diri. Kepribadian adalah kerakteristik psikologi yang menghasilkan tanggapan yang konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungannya. Kepribadian berguna dalam menganalisa perilaku konsumen untuk produk dan pilihan merek tertentu.
4. Faktor-faktor psikologis
Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi. Motif adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut. Setiap seseorang mempunyai banyak kebutuhan. Kebutuhan psikogis yang timbul karena dorongan tertentu seperti rasa lapar, haus, dan ketidaknyamanan. Sedangkan kebutuhan psikologis timbul karena ingin dikenal penghargaan dan kepemilikan.
b. Persepsi. Persepsi adalah proses menyeleksi, mengatur dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti tentang dunia.
c. Keyakinan dan sikap. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap merupakan evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidaknya seseorang atas objek atau ide. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan teori yang telah dijabarkan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo.
2. Lokasi mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo.
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menitikberatkan pada pengujian hipotesis dalam menghasilkan suatu kesimpulan. Rancangan dalam penelitian ini merupakan penelitian field research yang dikelompokkan ke dalam jenis penelitian survey karena penulis menggunakan survey dalam memperoleh data dan keterangan langsung pada obyek penelitian.
Gambaran dari populasi (objek) penelitian adalah pembeli pada Toko FDS Store yang jumlahnya belum diketahui dengan pasti.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil secara sampling insidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011:85).
Dasar pengambilan jumlah sampel minimal didasarkan pendapat Roscoe dalam Sugiyono (2011:91), yang menyebutkan bahwa pada setiap penelitian yang melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda) maka jumlah sampel minimal 10 kali jumlah variabel yang diteliti (variabel bebas ditambah variabel terikat). Dalam penelitian ini jumlah variabelnya adalah 5, maka jumlah sampel adalah 10 x 5 = 50 responden
Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi,
sedangkan variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi. Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas terdiri dari: a. Produk (Prod)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Indikator Produk (Prod) adalah sebagai berikut:
1) Terdapat banyaknya jenis barang yang ditawarkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Prod1).
2) Terdapat variasi barang sejenis sehingga memberikan banyak pilihan kepada konsumen (Prod2).
3) Ketersediaan barang banyak sehingga konsumen dapat melakukan pembelian ulang (Prod3).
b. Harga (Hrg)
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Indikator harga (Hrg) adalah sebagai berikut:
1) Tingkat harga terjangkau oleh semua kalangan (Hrg1).
2) Harga produk yang ditawarkan sesuai dengan kualitasnya (Hrg2).
3) Terdapat daftar harga yang jelas di Toko FDS Store Sidoarjo sehingga dapat membandingkan barang yang satu dengan yang lain (Hrg3).
4) Terdapat harga diskon (Hrg4).
c. Promosi (Prom)
Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Indikator Promosi (Prom) yang dilakukan oleh Toko FDS Store Sidoarjo adalah sebagai berikut:
1) Brosur (Prom1), artinya brosur yang dibagikan berisi penjelasan tentang fasilitas
dan harga sangat jelas.
2) Kupon (Prom2), artinya kartu belanja yang bisa ditukar dengan hadiah.
3) Potongan harga (Prom3), artinya adanya potongan harga pembelian suatu barang.
4) Hadiah langsung (Prom4), artinya hadiah berupa barang tiap pembelian suatu
barang lain. d. Tempat (Temp)
Tempat adalah lokasi untuk melaksanakan suatu usaha. Indikator Tempat (Temp) dijabarkan sebagai berikut:
1) Kenyamanan suasana berbelanja di Toko FDS Store Sidoarjo (Temp1).
2) Waktu tempuh ke Toko FDS Store Sidoarjo tidak lama (Temp2).
3) Tidak memerlukan biaya yang banyak untuk menuju ke Toko FDS Store Sidoarjo (Temp3).
4) Pelayanan Salesman/SPG di Toko FDS Store Sidoarjo lebih baik daripada di tempat lain (Temp4).
2. Variabel terikat adalah keputusan pembelian (Kep)
Keputusan pembelian konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli barang di Toko FDS Store Sidoarjo. Variabel keputusan pembelian (Kep) dijabarkan dengan indikator:
a. Pengenalan kebutuhan (Kep1), artinya pembelian dilakukan karena mengetahui bahwa
Toko FDS Store Sidoarjo menyediakan barang-barang sesuai dengan kebutuhan. b. Pencarian informasi produk (Kep2), artinya pembelian dilakukan atas saran dari teman
atau keluarga.
c. Pengevaluasian alternatif (Kep3), artinya pembelian dilakukan setelah
d. Keputusan pembelian (Kep4), artinya konsumen tidak ragu untuk membeli produk di
Toko FDS Store Sidoarjo. Teknik Analisa Data
Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas Item atau butir dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS.Dalam uji ini, setiap item akan diuji relasinya dengan skor total variable yang di maksud. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2011:134) bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Sugiyono (2011:183).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas diuji dengan melihat koefisien alpha dengan melakukan Reliability Analysis dengan SPSS agar lebih teliti.Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan. Umar (2005:207).
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) sebagai variabel independent (bebas) terhadap keputusan pembelian (Kep) sebagai variabel
dependent (terikat). Rumus regresi linier berganda menurut Sugiyono (2011:192) adalah sebagai berikut:
Kep = a + b1Prod + b2Hrg+ b3Prom + b4Temp
Keterangan: Kep a b1,… b4 Prod Hrg Prom Temp : : : : : : :
variabel terikat keputusan pembelian konstanta
koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 4 variabel bebas produk
variabel bebas harga variabel bebas promosi variabel bebas tempat 3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006:73).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel independen (bebas). Regresi yang baik adalah regresi yang variabel bebasnya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang
lain tetap, maka ini disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi Heteroskedastisitas.
d. Analisis Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah Autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi Autokorelasi di dalamnya.
4. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Pengaruh Simultan dengan Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Uji ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis bahwa terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan Tempat (Temp) terhadap keputusan pembelian (Kep).
b. Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara antara produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan Tempat (Temp) terhadap keputusan pembelian (Kep).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner) layak untuk mengukur apa yang diinginkan. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan Sugiyono (2011:134) adalah jika koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Uji Validitas
Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Keterangan
Prod Prod.1 0,4389 Valid
Prod.2 0,4696 Valid Prod.3 0,5041 Valid Hrg Hrg.1 0,6018 Valid Hrg.2 0,3170 Valid Hrg.3 0,5882 Valid Hrg.4 0,4045 Valid
Prom Prom.1 0,4195 Valid
Prom.2 0,5938 Valid
Prom.3 0,5592 Valid
Prom.4 0,3054 Valid
Temp Temp.1 0,7656 Valid
Temp.2 0,3873 Valid
Temp.3 0,3012 Valid
Temp.4 0,3287 Valid
Kep Kep.1 0,4635 Valid
Kep.2 0,3595 Valid
Kep.3 0,6646 Valid
Kep.4 0,4930 Valid
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa semua variabel mempunyai koefisien korelasi di atas 0,3 sehingga kuesioner yang disebarkan dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha
cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan (Umar, 2005:207).
Tabel 2 Uji Realibilitas
Variabel Alpha Cronbach Nilai Kritis Keterangan
Prod 0,6473 0,6 Reliabel
Hrg 0,6822 0,6 Reliabel
Prom 0,6658 0,6 Reliabel
Temp 0,6212 0,6 Reliabel
Kep 0,6829 0,6 Reliabel
Sumber: Data diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach masing-masing variabel > 0,6 sehingga jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan/reliabel, sehingga analisa kuantitatif dengan kuesioner yang telah ditentukan dapat dilanjutkan.
Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara produk, harga, promosi, dan tempat sebagai variabel independent (bebas) terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3
Koefisien Regresi Linier Berganda
Sumber: Data diolah
Tabel 3 menunjukkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) terhadap variabel terikat keputusan pembelian (Kep). Dari tabel, diperoleh model regresi linier berganda yaitu:
Kep = 0,159 + 0,156 Prod + 0,271 Hrg + 0,248 Prom + 0,309 Temp
Coefficientsa ,159 ,277 ,573 ,569 ,156 ,077 ,169 2,041 ,047 ,533 1,876 ,271 ,132 ,247 2,050 ,046 ,254 3,942 ,248 ,093 ,253 2,678 ,010 ,411 2,435 ,309 ,096 ,361 3,230 ,002 ,294 3,402 (Constant) Prod Hrg Prom Temp Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kep a.
Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Nilai a sebesar 0,159
Menunjukkan bahwa jika produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) sama dengan nol, maka keputusan pembelian (Kep) akan konstan sebesar 0,159. 2. Nilai b1 sebesar 0,156
Menunjukkan jika produk (Prod) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (Kep) sebesar 0,156 satuan dengan asumsi variabel bebas harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) konstan.
3. Nilai b2 sebesar 0,271
Menunjukkan jika harga (Hrg) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (Kep) sebesar 0,271 satuan dengan asumsi variabel bebas produk (Prod), promosi (Prom), dan tempat (Temp) konstan.
4. Nilai b3 sebesar 0,248
Menunjukkan jika promosi (Prom) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (Kep) sebesar 0,248 satuan dengan asumsi variabel bebas produk (Prod), harga (Hrg), dan tempat (Temp) konstan.
5. Nilai b4 sebesar 0,309
Menunjukkan jika produk tempat (Temp) meningkat satu satuan, maka akan dapat meningkatkan keputusan pembelian (Kep) sebesar 0,309 satuan dengan asumsi variabel bebas produk (Prod), harga (Hrg), dan promosi (Prom) konstan.
Dari model tersebut diketahui adanya pengaruh produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) terhadap keputusan pembelian (Kep) yang dilihat dari koefisien regresi ≠ 0, namun pengaruh tersebut harus diuji lagi dengan uji F dan uji t.
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2006:42). Dasar pengambilan keputusan adalah:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 1 Uji Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kep
Observed Cum Prob
1,0 ,8 ,5 ,3 0,0 E x p e c te d C u m P ro b 1,0 ,8 ,5 ,3 0,0
Dari gambar 1 diketahui bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, sehingga disimpulkan model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel independen (bebas). Regresi yang baik adalah regresi yang variabel bebasnya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya. Ketentuan dalam pengujian ini adalah:
a. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas).
b. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4
Nilai Tolerance Dan VIF
Sumber: Data diolah
Dari keempat variabel bebas yang ada diketahui memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka penelitian ini bebas dari Multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi Heteroskedastisitas.
Ghozali (2006:43) mengatakan bahwa jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu variabel Kep dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 2 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa ,159 ,277 ,573 ,569 ,156 ,077 ,169 2,041 ,047 ,533 1,876 ,271 ,132 ,247 2,050 ,046 ,254 3,942 ,248 ,093 ,253 2,678 ,010 ,411 2,435 ,309 ,096 ,361 3,230 ,002 ,294 3,402 (Constant) Prod Hrg Prom Temp Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kep a.
Scatterplot
Dependent Variable: Kep
Regression Standardized Predicted Value 2 1 0 -1 -2 -3 R e g re ssi o n S tu d e n ti ze d R e si d u a l 2 0 -2 -4 -6 -8
Dari gambar 2 di atas diketahui bahwa titik-titik data tersebar di daerah antara 0 – Kep dan tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi yang terbentuk diidentifikasi tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan menurut Sunyoto (2011:91) sebagai berikut:
a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
b. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5
Nilai Durbin Watson
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa model regresi yang terbentuk tidak terjadi autokorelasi karena mempunyai angka Durbin Watson di antara -2 sampai +2 yaitu sebesar 1,900.
Pengujian Pengaruh Simultan dengan Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji model antara produk, harga, promosi, dan tempat terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan nilai signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan:
1. Jika nilai signifikansi uji F < 0,05, hal ini berarti secara simultan produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Kep) 2. Jika nilai signifikansi uji F > 0,05, hal ini berarti secara simultan produk (Prod), harga
(Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Kep).
Tabel 6
Uji Simultan dengan Uji F
Sumber: Data diolah
ANOVAb 10,094 4 2,524 56,755 ,000a 2,001 45 ,044 12,095 49 Regression Residual Total Model 1 Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Temp, Prod, Prom, Hrg a.
Dependent Variable: Kep b. Model Summaryb ,914a ,835 ,820 ,21086 1,900 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-W atson Predictors: (Constant), Temp, Prod, Prom, Hrg
a.
Dependent Variable: Kep b.
Dari tabel 6 di atas diketahui bahwa nilai signifikasi 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model fit.
Pengujian Pengaruh Parsial dengan Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara produk, harga, promosi, dan tempat terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan nilai signifikansi dari nilai t (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi uji t < 0,05, hal ini berarti bahwa secara parsial produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Kep).
b. Jika nilai signifikansi uji t > 0,05, hal ini berarti bahwa secara parsial produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Kep).
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 7
Uji Parsial dengan Uji t
Sumber: Data diolah
1. Uji parsial antara variabel bebas produk (Prod) terhadap keputusan pembelian (Kep), dengan nilai signifikasi = 0,047.
Nilai signifikasi 0,047 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
2. Uji parsial antara variabel bebas harga (Hrg) terhadap keputusan pembelian (Kep), dengan nilai signifikasi = 0,046.
Nilai signifikasi 0,046 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
3. Uji parsial antara variabel bebas promosi (prom) terhadap keputusan pembelian (Kep), dengan nilai signifikasi = 0,010.
Nilai signifikasi 0,010 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4. Uji parsial antara variabel bebas tempat (Temp) terhadap keputusan pembelian (Kep), dengan nilai signifikasi = 0,002
Nilai signifikasi 0,002 lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tempat berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Interpretasi Hasil Penelitian
Dari analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa seluruh variabel bebas produk, harga, promosi, dan tempat secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan uji F yang menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Coefficientsa ,159 ,277 ,573 ,569 ,156 ,077 ,169 2,041 ,047 ,533 1,876 ,271 ,132 ,247 2,050 ,046 ,254 3,942 ,248 ,093 ,253 2,678 ,010 ,411 2,435 ,309 ,096 ,361 3,230 ,002 ,294 3,402 (Constant) Prod Hrg Prom Temp Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kep a.
Dari pengujian dengan uji t diketahui bahwa semua variabel bebas produk, harga, promosi, dan tempat secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi semua variabel bebas lebih kecil dari 0,05. Penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa "Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan tempat berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo“.
Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,047 lebih kecil dari 0,05. Produk menentukan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Apabila seseorang membutuhkan produk, maka terbayang lebih dahulu manfaat produk, setelah itu baru mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar manfaat. Faktor-faktor itulah yang membuat konsumen mengambil keputusan membeli atau tidak.
Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,046 lebih kecil dari 0,05. Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian karena harga memegang peranan penting dalam bidang usaha atau pemasaran. Tidak ada usaha yang berdiri tanpa memperhatikan unsur harga. Harga sangat menentukan dalam persaingan usaha di antara produk yang sejenis.
Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini dibuktikan dengan uji t yang menunjukkan nilai signifikansi 0,010 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi utama dari suatu strategi promosi para pemasar adalah untuk meyakinkan target pelanggan bahwa barang dan jasa yang ditawarkan tersebut memiliki keunggulan yang berbeda dibandingkan pesaing, sehingga hal ini dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian.
Tempat atau lokasi berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian karena tempat mempunyai nilai signifikansi yang paling kecil dari pada variabel lainnya yaitu sebesar 0,002. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan bahwa “Lokasi mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian pada toko FDS Store Sidoarjo”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi yang strategis dapat memberikan peluang besar terjadinya impulse buying yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi secara spontan atau tanpa perencanaan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu:
1. Dari hasil perhitungan didapatkan model regresi linear berganda, dari model tersebut diketahui adanya pengaruh produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) terhadap keputusan pembelian (Kep) yang dilihat dari koefisien regresi ≠ 0. 2. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa keseluruhan variabel bebas produk (Prod), harga
(Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Kep).
3. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa semua variabel bebas produk (Prod), harga (Hrg), promosi (Prom), dan tempat (Temp) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Kep).
4. Dari hasil uji t juga diketahui bahwa variabel tempat (Temp) berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (Kep) karena mempunyai nilai signifikasi yang lebih kecil. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat diajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Toko FDS Store Sidoarjo sebaiknya memperhatikan produk, harga, promosi, dan tempat karena dari hasil penelitian terbukti bahwa produk, harga, promosi, dan tempat baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
2. Toko FDS Store Sidoarjo sebaiknya lebih memperhatikan lokasi, karena dari hasil penelitian terbukti bahwa lokasi berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. 3. Untuk mendukung hasil penelitian ini disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian serupa dengan menambahkan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian agar hasil penelitian dapat lebih lengkap. 4. Peneliti selanjutnya agar menambah jumlah sampel yang lebih banyak daripada
penelitian ini.
5. Peneliti selanjutnya sebaiknya memperluas wilayah pengambilan sampel agar memperoleh kesimpulan yang lebih baik dari pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Angipora, M.P. 2005. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Revisi. Cetakan ke-2. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Ghozali. I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Penerbit Prenhallindo. Jakarta.
____________ dan G. Armstrong. 2011. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Penerbit Indeks. Jakarta.
____________ dan K.L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Alih Bahasa. Bob Sabran. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Lewis, D.E. 2005. A Departure from Training by the Book, More Companies Seeing Benefits of E-Learning. http://bostonworks.boston.com/globe/articles/.html. Diakses tanggal 22 Juli 2013.
Mangkunegara, A.P. 2009. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Cetakan Keempat. PT. Refika Aditama. Bandung.
Setiadi, N.J. 2010. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Cetakan Keempat. Penerbit Prenada Media Group. Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Sunyoto, D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Penerbit CAPS. Yogyakarta. Swastha, B. 2009. Azas-Azas Marketing. Penerbit Liberty. Yogyakarta.