• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Malaria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Malaria"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGERTIAN

PENGERTIAN

PENGERTIAN

PENGERTIAN

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut

maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa

maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa

genus plasmodium yang ditandai dengan

genus plasmodium yang ditandai dengan

demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,

demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,

2001, hal 406).

2001, hal 406).

Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah

Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah

merah yang disebabkan oleh suatu protozoa

merah yang disebabkan oleh suatu protozoa

spesies plasmodium

spesies plasmodium yang ditularkan kepada

yang ditularkan kepada

manusia melalui air liur

manusia melalui air liur ny

nyamuk (Corwin, 2000,

amuk (Corwin, 2000,

hal 125).

(3)

PENGERTIAN

PENGERTIAN

PENGERTIAN

PENGERTIAN

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut

Malaria adalah penyakit yang bersifat akut

maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa

maupun kronik yang disebabkan oleh protozoa

genus plasmodium yang ditandai dengan

genus plasmodium yang ditandai dengan

demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,

demam, anemia dan splenomegali (Mansjoer,

2001, hal 406).

2001, hal 406).

Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah

Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah

merah yang disebabkan oleh suatu protozoa

merah yang disebabkan oleh suatu protozoa

spesies plasmodium

spesies plasmodium yang ditularkan kepada

yang ditularkan kepada

manusia melalui air liur

manusia melalui air liur ny

nyamuk (Corwin, 2000,

amuk (Corwin, 2000,

hal 125).

(4)

ETIOLOGI

ETIOLOGI

ETIOLOGI

ETIOLOGI

Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang

Menurut Harijanto (2000) ada empat jenis plasmodium yang

dapat

dapat men

menyeb

yebabkan in

abkan infe

feksi yai

ksi yaitu :

tu :

a.

a. Plasm

Plasmodium

odium viv

vivax, mer

ax, merupakan

upakan inf

infeksi

eksi yan

yang pal

g paling

ing sering

sering

dan menyebabk

dan menyebabkan malaria tert

an malaria tertiana/ vivaks (demam pada

iana/ vivaks (demam pada

tiap hari ke tiga).

tiap hari ke tiga).

b.

b. Plasmodium

Plasmodium falciparum,

falciparum, memberikan

memberikan bany

banyak

ak kompli

komplikasi

kasi

dan memp

dan mempuny

unyai perlangsungan

ai perlangsungan yang cuk

yang cukup g

up ganas, mudah

anas, mudah

resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria

resisten dengan pengobatan dan menyebabkan malaria

tropika/ f

tropika/ falsiparum (demam

alsiparum (demam tiap 24-48 jam).

tiap 24-48 jam).

c.

c. Plasm

Plasmodium

odium malariae,

malariae, jaran

jarang

g ditem

ditemukan

ukan dan

dan men

menyebab

yebabkan

kan

malaria q

malaria quartan

uartana/malari

a/malariae

ae (demam tiap har

(demam tiap hari empat).

i empat).

d.

d. Plasmodium

Plasmodium ovale,

ovale, dijumpai

dijumpai pada

pada daerah

daerah Afrika

Afrika dan

dan Pasifik

Pasifik

Barat, di Indonesia dijumpai

Barat, di Indonesia dijumpai di Nusa

di Nusa T

Tenggara dan Papua,

enggara dan Papua,

memberikan inf

memberikan infeksi yang paling

eksi yang paling ringan dan dapat sembuh

ringan dan dapat sembuh

spontan tanpa pengobatan, menyebabkan malaria

(5)

M

ASA INKUBASI

M

ASA INKUBASI

Masa inkubasi malaria bervariasi tergantung

pada daya tahan tubuh dan spesies

plasmodiumnya.

Masa inkubasi Plasmodium vivax 14-17 hari,

Plasmodium ovale 11-16 hari, Plasmodium

malariae 12-14 hari dan Plasmodium

(6)

M

ALARIA TROPIKA / FALCIPARU

M

M

ALARIA TROPIKA / FALCIPARU

M

Malaria tropika/ falciparum malaria tropika merupakan bentuk yang

paling berat, ditandai dengan panas yang ireguler, anemia, splenomegali, parasitemia yang banyak dan sering terjadi komplikasi.

Masa inkubasi 9-14 hari. Malaria tropika menyerang semua bentuk eritrosit. Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Plasmodium ini

berupa Ring/ cincin kecil yang berdiameter 1/3 diameter eritrosit normal dan merupakan satu-satunya spesies yang memiliki 2 kromatin inti

(Double Chromatin).

Klasifikasi penyebaran Malaria Tropika:

Plasmodium Falcifarum menyerang sel darah merah seumur hidup.

Infeksi Plasmodium Falcifarum sering kali menyebabkan sel darah merah yang mengandung parasit menghasilkan banyak tonjolan untuk melekat pada lapisan endotel dinding kapiler dengan akibat obstruksi trombosis dan iskemik lokal.

Infeksi ini sering kali lebih berat dari infeksi lainnya dengan angka komplikasi tinggi (Malaria Serebral, gangguan gastrointestinal, Algid Malaria, dan Black Water Fever).

(7)

M

ALARIA KWARTANA

M

ALARIA KWARTANA

Plasmodium Malariae mempunyai tropozoit yang serupa

dengan Plasmoduim vivax, lebih kecil dan sitoplasmanya

lebih kompak/ lebih biru. Tropozoit matur mempunyai

granula coklat tua sampai hitam dan kadang-kadang

mengumpul sampai membentuk pita. Skizon Plasmodium

malariae mempunyai 8-10 merozoit yang tersusun seperti

kelopak bunga/ rossete. Bentuk gametosit sangat mirip

dengan Plasmodium vivax tetapi lebih kecil.

Ciri-ciri demam tiga hari sekali setelah puncak 48 jam.

Gejala lain nyeri pada kepala dan punggung, mual,

pembesaran limpa, dan malaise umum.

Komplikasi yang jarang terjadi namun dapat terjadi seperti

sindrom nefrotik dan komplikasi terhadap ginjal lainnya.

Pada pemeriksaan akan di temukan edema, asites,

proteinuria, hipoproteinemia, tanpa uremia dan

hipertensi.

(8)

M

ALARIA OVALE

M

ALARIA OVALE

Malaria Ovale(Plasmodium Ovale) bentuknya mirip

Plasmodium malariae, skizonnya hanya mempunyai

8 merozoit dengan masa pigmen hitam di tengah.

Karakteristik yang dapat di pakai untuk identifikasi

adalah bentuk eritrosit yang terinfeksi Plasmodium

Ovale biasanya oval atau ireguler dan fibriated.

Malaria ovale merupakan bentuk yang paling ringan

dari semua malaria disebabkan oleh Plasmodium

ovale.

Masa inkubasi 11-16 hari, walau pun periode laten

sampai 4 tahun. Serangan paroksismal 3-4 hari dan

 jarang terjadi lebih dari 10 kali walau pun tanpa

(9)

M

ALARIA TERSIANA

M

ALARIA TERSIANA

Malaria Tersiana (Plasmodium Vivax) biasanya

menginfeksi eritrosit muda yang diameternya lebih

besar dari eritrosit normal. Bentuknya mirip dengan

plasmodium Falcifarum, namun seiring dengan

maturasi, tropozoit vivax berubah menjadi

amoeboid. Terdiri dari 12-24 merozoit

ovale dan pigmen kuning tengguli.

Gametosit berbentuk oval hampir memenuhi

seluruh eritrosit, kromatinin eksentris, pigmen

kuning.

Gejala malaria jenis ini secara periodik 48 jam

dengan gejala klasik trias malaria dan

mengakibatkan demam berkala 4 hari sekali dengan

puncak demam setiap 72 jam.

(10)

Karakteristik

Karakteristik nyamuk

nyamuk Anopeles

Anopeles

a. Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan

hidup di dataran rendah

b. Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh

hari

c. Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan

senang mengigit manusia (menghisap darah)

d. Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km

e. Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke

atas dengan sudut 48 derajat

f. Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .

g. Lebih senang hidup di daerah rawa

(11)

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termasuk manusia.

(12)
(13)

CARA INFEKSI

CARA INFEKSI

Waktu antara nyamuk mengisap darah yang mengandung

gametosit sampai dengan mengandung sporozoit dalam

kelenjar disebut masa tunas ekstrinsik.

Sporozoit adalah bentuk infektif. Infeksi dapat terjadi

dengan 2 cara yaitu:

1. Secara alami melalui vektor, bila sporozoit dimasukkan

ke dalam badan manusia dengan tusukan nyamuk, dan

2. Secara induksi (

induced 

), bila stadium aseksual dalam

eritrosit masuk dalam badan manusia, misalnya

dengan transfusi, suntikan atau secara kongenital (bayi

baru lahir mendapat infeksi dari ibu yang menderita

malaria melalui darah plasenta).

(14)

FASE ASEKSUAL

FASE ASEKSUAL

Fase aseksual terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit.

Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembang biak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Proses ini disebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merozoit keluar dan masuk aliran darah, disebut sporulasi. Pada Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, sebagian sporozoit

membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.

Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi

trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual.

Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/inkubasi intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.

(15)

FASE SEKSUAL

FASE SEKSUAL

Parasit seksual masuk dalam lambung nyamuk

betina. Bentuk ini mengalami pematangan

menjadi mikro dan makrogametosit dan

terjadilah pembuahan yang disebut zigot

(ookinet).

Ookinet kemudian menembus dinding lambung

nyamuk dan menjadi ookista.

Bila ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan

dan mencapai kelenjar liur nyamuk.

(16)
(17)

M

ANIFESTASI KLINIS

M

ANIFESTASI KLINIS

a. Demam

Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya

skizon matang (sporulasi).

Pada malaria tertiana (Plasmodium vivax dan Plasmodium

ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas

demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana

(Plasmodium malariae) pematangannya tiap 72 jam dan

periodisitas demamnya tiap 4 hari.

Tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan demam

periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu

menggigil (15 menit-1 jam), puncak demam (2-6 jam), dan

berkeringat (2-4 jam).

Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat

beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons

imun.

(18)

M

ANIFESTASI KLINIS

M

ANIFESTASI KLINIS

b. Splenomegali 

Splenomegali adalah pembesaran limpa yang merupakan gejala khas Malaria Kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat

bertambah (Corwin , 2000, hal. 571).

Pembesaran limpa terjadi pada beberapa infeksi ketika membesar

sekitar 3 kali lipat. Lien dapat teraba di bawah arkus costa kiri, lekukan pada batas anterior. Pada batasan anteriornya merupakan gambaran pada palpasi yang membedakan jika lien membesar lebih lanjut. Lien akan terdorong ke bawah ke kanan, mendekat umbilicus dan fossa iliaca dekstra.

. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena Falcifarum. Anemia di sebabkan oleh

penghancuran eritrosit yang berlebihan. Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time). Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (Mansjoer. dkk, Hal. 411).

(19)

M

ANIFESTASI KLINIS

M

ANIFESTASI KLINIS

. Ikterus

Ikterus adalah diskolorasi kuning pada kulit dan skIera mata akibat

kelebihan bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah produk penguraian sel darah merah.

Terdapat tiga jenis ikterus antara lain : 1) Ikterus hemolitik

Disebabkan oleh lisisnya (penguraian) sel darah merah yang

berlebihan. Ikterus ini dapat terjadi pada destruksi sel darah merah yang berlebihan dan hati dapat mengkonjugasikan semua bilirubin yang di hasilkan

2) Ikterus hepatoseluler

Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit dan di sebut dengan hepatoseluler. 3) Ikterus Obstruktif 

Sumbatan terhadap aliran darah ke empedu keluar hati atau

melalui duktus biliaris di sebut dengan ikterus obstuktif (Corwin, 2000, hal. 571).

(20)

Trias

Trias

M

M

alaria (malaria

alaria (malaria proxysm

proxysm))

1) Periode dingin.

Mulai menggigil, kulit kering dan dingin, penderita sering

membungkus diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat

sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.

2) Periode panas.

Muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tetap tinggi sampai 40oC atau lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri

retroorbital, muntah-muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun), kesadaran delirium sampai terjadi kejang (anak). Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.

3) Periode berkeringat.

Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capai dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat

(21)

PE

M

ERIKSAAN PENUNJANG

PE

M

ERIKSAAN PENUNJANG

Tes diagnostik cepat (RDTs) digunakan untuk

mendiagnosa penyakit malaria. Test ini

berdasar pada pendeteksian antigen parasit

malaria di dalam darah, dengan menggunakan

metoda immunochromatographic.

Paling sering mereka menggunakan dipstick

atau test strip yang untuk pengujian

monoclonal antidibodi yang secara langsung

menyerang target antigen dari parasit

tersebut. Test dapat dilakukan sekitar 15

menit.

(22)

KO

M

PLIKASI

KO

M

PLIKASI

a. Malaria otak

Malaria otak merupakan penyulit yang menyebabkan kematian tertinggi (80%) bila dibandingkan dengan penyakit malaria lainnya. Gejala klinisnya dimulai secara lambat atau setelah gejala permulaan. Sakit kepala dan rasa ngantuk disusul dengan gangguan kesadaran, kelainan saraf dan kejang-kejang bersifat fokal atau menyeluruh.

b. Anemia berat

Komplikasi ini ditandai dengan menurunnya hematokrit secara mendadak (<> 3 mg/ dl. Seringkali penyulit ini disertai edema paru. Angka kematian

mencapai 50%. Gangguan ginjal diduga disebabkan adanya Anoksia,

penurunan aliran darah keginjal, yang dikarenakan sumbatan kapiler, sebagai akibatnya terjadi penurunan filtrasi pada glomerulus.

c. Edema paru

Komplikasi ini biasanya terjadi pada wanita hamil dan setelah melahirkan. Frekuensi pernapasan meningkat. Merupakan komplikasi yang berat yang menyebabkan kematian. Biasanya disebabkan oleh kelebihan cairan dan Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS).

d. Hipoglikemia

(23)

PENATALAKSANAAN

PENATALAKSANAAN

a. Malaria Tersiana/ Kuartana

Biasanya di tanggulangi dengan kloroquin namun jika resisten perlu di tambahkan mefloquin single dose 500 mg p.c (atau kinin 3 dd 600 mg selama 4-7 hari). Terapi ini disusul dengan pemberian primaquin 15 mg /hari selama 14 hari)

b. Malaria Ovale

Berikan kinin dan doksisklin (hari pertama 200 mg, lalu 1 dd 100 mg selama 6 hari). Atau mefloquin (2 dosis dari masing-masing 15 dan 10 mg/ kg dengan interval 4-6 jam). Pirimethamin-sulfadoksin (dosis

tunggal dari 3 tablet ) yang biasanya di kombinasikan dengan kinin (3 dd 600 mg selama 3 hari).

c. Malaria Falcifarum

Kombinasi sulfadoksin 1000 mg dan pirimetamin 25 mg per tablet dalam dosis tunggal sebanyak 2-3 tablet. Kina 3 x 650 mg selama 7

hari. Antibiotik seperti tetrasiklin 4 x 250 mg/ hari selama 7-10 hari dan aminosiklin 2 x 100 mg/ hari selama 7 hari

(24)

PENCEGAHAN

PENCEGAHAN

1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur.

2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent). 3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun

lainnya.

4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.

6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.

7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang nyamuk.

8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang bergantungan serta genangan air.

9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan jentik.

10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau sepanjang pantai.

(25)

PENCEGAHAN

PENCEGAHAN

Langkah lainnya adalah mengantisipasi dengan meminum obat

satu bulan sebelum seseorang melakukan bepergian ke luar

daerah tempat tinggalnya yang bebas malaria, sebaiknya

mengkonsumsi obat antimalaria, misalnya klorokuin, karena

obat ini efektif terhadap semua jenis parasit malaria.

Aturan pemakaiannya adalah :

1. Pendatang sementara ke daerah endemis, dosis klorokuin

adalah 300 mg/minggu, 1 minggu sebelum berangkat selama

berada di lokasi sampai 4 minggu setelah kembali.

2. Penduduk daerah endemis dan penduduk baru yang akan

menetap tinggal, dosis klorokuin 300 mg/minggu. Obat

hanya diminum selama 12 minggu (3 bulan).

3. Semua penderita demam di daerah endemis diberikan

klorokuin dosis tunggal 600 mg jika daerah itu plasmodium

falciparum sudah resisten terhadap klorokuin ditambahkan

primakuin sebanyak tiga tablet.

(26)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

a. Aktivitas/ istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum

Tanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. b. Sirkulasi

Tanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi),

hipovolemia,penurunan aliran darah. c. Eliminasi

Gejala : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urine Tanda : Distensi abdomen

d. Makanan dan cairan

Gejala : Anoreksia mual dan muntah

Tanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.

(27)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

e. Neuro sensori

Gejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.

Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas

delirium atau koma.

f. Pernapasan.

Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman

pernapasan .

Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

g. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati,

ginjal, keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru

saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka

(28)

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

(29)

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan

makanan yang tidak adekuat ; anorexia; mual/muntah

1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat

masukan makanan klien

Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekeurangan konsumsi makanan.

2) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat

Rasional : Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode anoreksia

3) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.

Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas nitervensi nutrisi

4) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.

Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ kontrol

5) Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang

berhubungan

Rasional : Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ

6) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi

Rasional : Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

(30)

Resiko tinggi terhadap infeksi b.d penurunan sistem

kekebalan tubuh; prosedur tindakan invasif 

1) Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh. Rasional : Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia adalah tanda tanda penting yang

merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan perfusi jaringan. 2) Amati adanya menggigil dan diaforosis.

Rasional : Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.

3) Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk memperbaiki selama masa terapi

Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari organisme.

4) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.

Rasional : Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum

5) Dapatkan spisemen darah.

(31)

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

(32)

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

(33)

You're Reading a Preview

Unlock full access with a free trial.

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun tidak ada perbedaan invasi dan maturasi selama siklus hidup parasit di dalam sel darah merah penderita defisiensi G6PD dibandingkan dengan sel darah merah normal,

Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yangmenyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual

Volume darah yang diperiksa dan kepadatan parasit dalam darah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi malaria,

1) Faktor Parasit Agar dapat hidup terus sebagai spesies, maka parasit malaria harus ada di dalam darah manusia untuk waktu yang cukup lama dan menghasilkan gametosis

Berikut ini merupakan interpretasi pada persamaan model intra-host malaria dengan respon sel imun yang terdiri dari sel darah merah normal ( ), sel darah merah yang

Malaria adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium, yaitu suatu protozoa dalam darah yang ditularkan oleh nyamuk anopheles betina atau disebut

Di Indonesia dikenal 5 macam spesies parasit malaria yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale dan Plasmodium knowlesi.Pada infeksi malaria