• Tidak ada hasil yang ditemukan

SK KEBIJAKAN APD.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SK KEBIJAKAN APD.docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KEPUTUSAN

DIREKTUR RSUD dr FAUZIAH BIREUEN DIREKTUR RSUD dr FAUZIAH BIREUEN

NOMOR:

NOMOR: TAHUN TAHUN 20162016 TENTANG

TENTANG PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN

PEMBERLAKUAN KEBIJAKAN PENGGUNAAN PENGGUNAAN ALAT ALAT PELINDUNG PELINDUNG DIRIDIRI (APD)

(APD)

DI RSUD dr FAUZIAH BIREUEN DI RSUD dr FAUZIAH BIREUEN

Menimbang :

Menimbang : a. a. bahwa bahwa penggunaan penggunaan Alat Alat Pelindung Pelindung Diri Diri (APD) (APD) merupakanmerupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

salah satu bagian dari kewaspadaan standar. b.

b. bahwa pengguanaan APD perlu pengawasan karenabahwa pengguanaan APD perlu pengawasan karena dengan penggunaan APD yang tidak tepat akan dengan penggunaan APD yang tidak tepat akan menambah cost Rumah Sakit.

menambah cost Rumah Sakit. c.

c. bahwa bahwa berdasarkan berdasarkan pertimbangan pertimbangan sebagaimanasebagaimana dimaksud dalam a, dan b perlu ditetapkan dengan dimaksud dalam a, dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr Fauziah Bireuen

Fauziah Bireuen

Mengingat :

Mengingat :  1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun  1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktek Kedokteran

2004 tentang praktek Kedokteran 2.

2. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 TahunUndang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

2009 tentang Kesehatan 3.

3. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 TahunUndang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

2009 tentang Rumah Sakit 4.

4. Keputusan Keputusan Menteri Menteri Kesehatan Kesehatan RI RI NomorNomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis.

Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis. 5.

5. Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NomorKebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 / Menkes / SK / X/ 2004 tentang persyaratan 1204 / Menkes / SK / X/ 2004 tentang persyaratan kesehatan

kesehatan lingkungan lingkungan rumah rumah sakit.sakit. 6.

6. Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007Keputusan Menkes RI Nomor 270/Menkes/SK/III/2007 tentang pedoman manajerial rumah sakit dan fasilitas tentang pedoman manajerial rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

(2)

7. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI, 2011.

8. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor HK.03.01 /III /3744 /08 tentang Pembentukan Komite dan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN TENTANG KEBIJAKAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr FAUZIAH BIREUEN

KESATU : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di RSUD dr Fauziah Bireuen yang disusun oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD dr Fauziah Bireuen

KEDUA : Kebijakan ini mengatur bagaimana penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di unit pelayanan

KETIGA : Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi kebijakan dan melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di Bireuen Pada tanggal 2016 Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen

dr. Mukhtar, MARS

(3)

Lampiran : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum dr. Fauziah Bireuen

Nomor :

Tanggal : 2016

A.  Jenis dari APD dan Penatalaksanaan risiko

APD dipakai untuk melindungi pasien dan petugas kesehatan. Jenis dari APD yang di pakai harus berdasarkan risiko yang di nilai dari intervensi klinis. Seragam atau pakaian yang biasa tidak disarankan menjadi APD

a.  Jenis APD yang di pakai berdasarkan intervensi klinis b. Factor –  faktor yang dipertimbangkan :

1. Kemungkinan untuk terpapar darah dan cairan tubuh kecuali keringat

2. Kemungkinan bagian tubuh yang terkena

3. Kemungkinan jenis dan alur transmisi dari agen infeksi c. Berikut ini APD yang minimal harus tersedia di Rumah sakit :

1. Sarung tangan (steril/non steril) 2. Gaun (steril/plastic)

3. Kaca mata/penutup muka (pengaman wajah dan mata) 4. Masker (bedah , N95)

5. Penutup kepala/topi B. Penggunaan sarung tangan

a. Sarung tangan dipakai atas kebutuhan dan ketentuan :

1.  Jika terdapat risiko atau kemungkinan terjadi risiko kontak langsung dengan :darah atau cairan tubuh, membrane mukosa, kulit yag tidak utuh dan bahan yang berpotensi menginfeksi 2. Memegang atau menyentuh peralatan perawatan pasien dan

lingkungan sekitarnya

3. Sarung tangan digunakan sebagai media untuk tindakan pencegahan

4. Sarung tangan harus dipakai satu kali saja. Diganti setiap melakukan tindakan yang berbeda dengan pasien yang berbeda 5. Sarung tangan non steril dipakai untuk tindakan rutin

perawatan yang non invasif, sarung tangan steril harus tersedia dan digunakan untuk tindakan aseptic

(4)

6. Sarung tangan tidak boleh dicuci atau disanitasi dengan alcohol, penggunaan sarung tangan tidak menggantikan upaya kebersihan tangan

7. Sarung tangan harus dibuang di tempat sampah medis. Setelah penggunaan sarung tangan lakukan kebersihan tangan.

8. Pemakaian sarung tangan dalam jangka waktu lama harus dihindari karena dapat menimbulkan iritasi serta reaksi yang tidak diinginkan

b.  Jenis sarung tangan

1. Sarung tangan harus sesuai dengan ukuran tangan dan digunakan seseuai dengan fungsinya, sarung tangan yang tersedia harus memenuhi kualitas bahan yang baik, steril atau non steril digunakan untuk sekali pakai, tidak boleh terdapat dalam sarung tangan

2. Pemakaian sarung tangan dobel dapat dipertimbangkan dalam situasi yang berisiko tinggi khususnya untuk tindakan dengan blood borneinfection   atau bila terjadi risiko robekan contohnya pada operasi Orthopedi

3.  Jenis sarung tangan terdiri dari:

a. Sarung tangan sekali pakai atau disposable  b. Sarung tangan steril

c. Sarung tangan rumah tangga

d. Sarung tangan yang dipakai petugas kebersihan yang diberikan kode warna :

 Merah untuk toilet, kamar mandi dan ruang alat kantor  Biru/hijau untuk area dapur

 Kuning untuk area klinis C. Penggunaan Gaun

a. Gaun dipakai untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dari satu pasien ke pasien lain dan melindungi seragam dan kulit dari kontaminasi.

Ini harus dipakai jika ada risiko baju seragam dapat terkontaminasi dari cairan tubuh atau darah pasien (merujuk pada Panduan Isolasi).

b. Apron dipakai untuk satu kali saja, harus diganti saat melakukan tindakan pada pasien yang berbeda, gaun tersebut harus di buat pada sampah infeksi.

(5)

c. Gaun tahan air untuk seluruh tubuh harus dipakai saat ada risiko cipratan darah atau cairan tubuh, sekresi dan ekresi dari keringat dan kulit dari pasien.

D. Penggunaan Kaca mata (google) / pelindung wajah

a. Kaca mata dan pelindung wajah harus digunakan ketika tindakan  yang dapat mnyebabkan cipratan tubuh atau darah sampai ke

mata atau wajah

b.  Jika alat dapat dipakai ulang harus di bersihkan dengan sabun dan air atau alcohol dan dikeringkan

c. Kaca mata dan pelindung wajah harus digunakan sesuai dengan fungsinya

E. Penggunaan Masker a. Masker operasi

1. Longgar, sekali dipakai menutupi hidung dan mulut. Dipakai untuk melindungi dari cipratan yang sampai ke mulut dan hidung, juga melindungi partikel yang dilepaskan oleh pemakai itu sendiri.

2. Masker operasi ini dapat dipakai oleh pasien yang menderita batuk. Tujuannya untuk membatasi penyebaran infeksi secret pernafasan dari pasien ke orang lain.

3. Beberapa keadaan yang dipertimbangkan ketika memakai masker operasi :

 Harus diganti bila rusak atau basah

  Tidak boleh dipakai ulang bila telah di lepas   Tidak boleh digantung dileher atau di dagu

 Hindari menyentuh bagian depan masker saat dipakai  Masker di buang di tempat sampah medis

 Kebersihan tangan dilakukan saat akan memakai dan

memakai masker b. Masker pernafasan (N95)

1. Untuk proteksi dari penyebaran mikroorganisme lewat udara misalnya pada pasien dengan TBC

2. Diperuntukkan untuk mengurangi risiko penyebaran partikel dari pemakai

3. Dapat mengurangi risiko penyebaran infeksi 4. Masker di buang di tempat sampah medis

(6)

5. Kebersihan tangan dilakukan saat akan memakai dan melepaskan masker

c. Penggunaan pelindung kepala/topi

Pada prinsipnya dipakai saat operasi atau melakukan tindakan steril dengan keadaan aseptik, untuk mencegah kotoran dan rambutan jatuh saat melakukan tindakan yang dapat mengkontaminasi daerah steril serta dapat melindungi pemakai dari kontaminasi darah dan cairan tubuh.

Pelindung kepala juga digunakan diarea dapur (kitchen) dengan warna putih untuk menghindari jatuhnya kotoran dan rambut kedalam makanan.

d. Penggunaan sepatu/boot

Dipakai bila ada potensi terjadi percikan darah, desinfektan atau terjatuhnya benda tajam saat tindakan misalnya : pada unit OT dan CSSD

Sepatu boot juga digunakan untuk area non medic seperti di gunakan untuk kitchen dan petugas kebersihan untuk melindungi petugas dari risiko terpapar bahan berbahaya.

e. Melepas alat pelindung diri

APD harus dilepaskan untuk meminimalkan potensi kontaminasi silang. Jika alat pelindung diri tersebut dipakai semua yaitu sarung tangan, masker dab topi serta gaun, setelah selesai harus dilepaskan dan dibuang kesampah medis dan masker paling terakhir dilepaskan

Referensi

Dokumen terkait

Willy Susilo dalam bukunya Audit SDM (2002:53) yang mengungkapkan bahwa “Audit manajemen adalah audit terhadap manajemen suatu organisasi secara keseluruhan untuk menilai

Peristiwa tersebut merupakan satu objek yang diambil dengan beragam posisi kamera dengan berbagai ukuran dan pergerakan gambar diantaranya adalah medium long shot,

Hasil prediksi nilai erosi dan sedimentasi DTA Cipopokol dengan menggunakan model hidrologi ANSWERS dari kejadian hujan tanggal 8 Januari 2005 dengan intensitas 46,70

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui pengaturan larangan impor beras saat musim panen di Indonesia melanggar ketentuan WTO atau tidak dan penyelesaian keberatan

(b) Kedua, harus ada cukup waktu untuk guru mengambil sampel pencapaian yang memadai untuk setiap siswa. Jika waktu tidak tersedia, lebih baik untuk mengganti dengan strategi lain

Dengan demikian omset penjualan gula pasir yang dialami usaha warung tradisional setelah adanya warung retail modern tidak mengalami penurunan dikarenakan dari 20 warung yang

Terdapat beberapa alat pengukuran konsentrasi yang umum dipergunakan untuk menggambarkan distribusi dari pangsa pasar di antara perusahaan- perusahaan yang ada dalam industri,

Penentuan karakteristik akifer melalui interpretasi peta litologi, sumber resapan dengan flownet, sedangkan potensi airbumi dengan persamaan Darcy. Estimasi muka airbumi