• Tidak ada hasil yang ditemukan

+1+ MINGGU PENTAKOSTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "+1+ MINGGU PENTAKOSTA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

MINGGU PENTAKOSTA

Minggu Pentakosta ini dirayakan selama 26 minggu. Masa ini disebut masa Gereja berjuang. Ada yang menyatakan bahwa sesudah Minggu Trinitas sudah tidak ada lagi hari raya. Sebenarnya, masih ada yaitu hari Minggu. Di mana melalui setiap hari Minggu, Gereja diingatkan tentang penyertaan TUHAN di dalam perjuangan hidup Gereja. ALLAH selalu beserta dengan GerejaNYA (ALLAH beserta kita) itulah perayaan yang besar dan penuh puji-pujian dan syukur.

Warna dasar : Hijau

Lambang/Logo : Burung merpati dengan ranting-ranting zaitun diparuhnya, perahu berlayar dan pelangi Warna pelangi : Merah, kuning hijau; Burung : Putih; Ranting : Pinggir putih;

Salib : Hijau; Ombak: Putih

Perahu : Bergaris putih; Tiang & Layar: Puith (penuh)

Arti : Pada mulanya dalam sejarah Gereja. Perahu merupakan symbol dari Gereja. Ide ini menjadi berarti bagi orang Kristen mula-mula yang mengalami penganiayaan dan pergumulan, ketika mereka mengetahui bahwa akan ada pertolongan dari TUHAN. Hal ini nyata lewat perpaduan antara perahu dan pelangi. Di sini janji ALLAH tentang pertolonganNYA itu mendapat penekanan yang kuat. Pelangi melambangkan kesetiaan ALLAH atas janjiNYA untuk memelihara bumi, dalam hal ini Gereja. Burung merpati dengan ranting zaitun di paruhnya mengungkapkan tentang janji keselamatan dan kehidupan dari ALLAH (band. Kej. 8:10-11) yang akan terus menyertai sampai ke tempat tujuan. Jadi sekalipun Gereja mengalami berbagai goncangan dan cobaan, Gereja akan tetap hidup di dalam dan oleh janji ALLAH tersebut. Minggu Sesudah Pentakosta adalah sepekan setelah Hari Minggu Trinitas.

P R A K A T A

Jemaat yang dikasihi TUHAN YESUS KRISTUS, Pelayan Firman beserta Penatua dan Diaken bertugas mengucapkan selamat datang dan selamat beribadah kepada Jemaat yang baru pertamakali beribadah maupun jemaat GPIB ”Galilea” Cilacap pada Minggu XXII sesudah PENTAKOSTA. Tema pada ibadah minggu ini adalah: Jadilah Teladan Iman. Kiranya Ibadah yang kita lakukan saat ini berkenan dihadapan TUHAN

.

Pelayanan Pastoral dan Informasi penatalayanan dapat menghubungi :

1. Pdt. Ny. Retno W. Siahaan – Sumaredi, S.Th – Pastori Jl. Pisang Telp. 533040 (HP 081364939244) 2. Penatua atau Diaken yang terdekat dengan domisili Bpk/Ibu/Sdr.

3.

Kantor sekretariat setiap hari kerja,

Hari Selasa s/d Sabtu = Pukul 08.00 s/d 15.00 wib.

Hari Minggu = Pukul 08.00 – 13,00 WIB.

Hari Senin = Libur

HP. 085 328 337 040 (AS) 085 747 472 976 (IM3) Telp.& Fax 0282 - 542269

I. BIDANG : IMAN, AJARAN, IBADAH ( IMAJI ) 1. IBADAH MINGGU

Unsur Minggu, 16 Oktober 2016 Minggu, 23 Oktober 2016 Minggu, 30 Oktober 2016

NAS PEMBIMBING MAZMUR 92 : 13 – 16 NAHUM 1 : 7 MAZMUR 100 : 4 BERITA ANUGERAH MAZMUR 103 : 17 – 18 EFESUS 1 : 7 – 8 1 YOHANES 1 : 9 PERINTAH HIDUP BARU 2 TIMOTIUS 4 : 1 – 5 KOLOSE 2 : 6 – 7 MATIUS 22 : 37 – 40

BACAAN ALKITAB 2 TIMOTIUS 1 : 1 – 6 NAHUM 1 : 2 – 8 KELUARAN 33 : 7 – 12 Pujian Umat Menghadap Tuhan GB. 262 : 1, 2, 3 KJ. 60 : 1, 2, 3 GB. 1 : 1, 2, 3 Menyambut Salam GB. 217 : 1, 2 KJ. 60 : 7 GB. 7 : 1 (2X) Pengakuan Dosa GB. 33 : 1, 2, 3, 4 GB. 227 : 1, 2 GB. 27 : 1, 2, 3, 4 Pengampunan Dosa GB. 218 : 1, 2 GB. 223 : 1, 2, 3 KJ. 353 : 1, 4 GB. 385 KJ. 48 GB. 382 KJ. 473b KJ. 472 GB. 393 GB. 392b KJ. 474 GB. 392a

Pernyataan Atas Firman KJ. 427 : 1, 2, 3, 4 GB. 235 : 1, 2 GB. 223 : 1, 2, 3 GB. 389b KJ. 475 GB. 389a

Pengucapan Syukur KJ. 393 : 1, 2, 3 GB. 249 : 1, 2 GB. 79 : 1 , 2, 3 Pengutusan GB. 116 : 1, 2 GB. 273 : 1, 2 GB. 258 : 1, 2, 4

(2)

2. PELAYAN FIRMAN dan TUGAS PRESBITER, IBADAH MINGGU (UMUM), Minggu, 16 Oktober 2016 TEMA : JADILAH TELADAN IMAN

Pel. Gereja Jl.Pisang, 06.00 WIB Gereja Jl. Rinjani, 09.00 WIB Gereja Jl.Pisang, 17.00 WIB Purwokerto, 09.00 WIB

PF Anggoro, S.Si.Teol. Vik. Yosua Wahyu Siahaan-Sumaredi, S.Th. Pdt. Ny. Retno W. Dkn. E. Jakub Warella Pnt. Johanes A. Piay

P. 1 P. 2 P. 3 P. 4 P. 5 P. 6 P. 7 P. 8 P.9 Pnt. Lexy D. Korua Pnt. David Y. Nisnoni Anggota Pelkat PKLU Dkn. Ledrik Sahuburua Dkn. Sappe Pakpahan Pnt. Risna P. Bone Dkn. Frans E. Fere Pnt. W. Leiwakabessy Pnt. Ny.Warni Situmeang Pnt. Yusuf Jatimulya Anggota Pelkat PKLU Dkn. Antonius Slamet Dkn. Derald Gaspersz Pnt. Ir. Y.I.M. Nababan Pnt. Dr. Naek Siregar Dkn. Adrians Wattiheluw

Pnt. Jerry N. Piay Pnt. Yance Kayadu Anggota Pelkat PKLU Dkn. Ny. Erma Vinky Dkn. P. Manalu Pnt.Yohanes Sartono Dkn. Stepanus Kale Pnt. P. Sihombing Pnt. Irianto Sjioen Dkn. M. Taralalu Dkn. Jesaya Pelupessy

Sound Pnt. Jerry N. Piay

Organis Bpk. Marzel Sahuburua Ibu Sandra Lumba Bpk. Marzel Sahuburua

Kantoria Bpk. David Siahaan &

Bpk. Yoyo Latupeirissa PS. Pelkat GP

Ibu Jeanne Yusuf & Ibu Budi Weken

Isi Pujian VG. Pelkat GP

Multimedia Sdri. Imelda Natalia Sdr. Billy Sdr. Vega Baloto

3 . JADWAL TUGAS PF dan PRESBITER, pada IBADAH UMUM (MINGGU), Minggu, 23 Oktober 2016 TEMA : KARAKTER ALLAH

Pel. Gereja Jl.Pisang, 06.00 WIB Gereja Jl. Rinjani, 09.00 WIB Gereja Jl.Pisang, 17.00 WIB Purwokerto, 09.00 WIB PF Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th. Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th. Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th.

Vik. Yosua Wahyu Anggoro, S.Si.Teol.

Pnt.Ny.Warni Situmeang Dkn. P. Manalu Organis Bpk. Marzel Sahuburua Ibu Sandra Lumba Adik Lia Lumba

Kantoria

Ibu Maria Sahuburua , Sdri. Yohana Piay &

Sdri. Tandian Sia

PS. SWARA SANGKAKALA

Ibu Novi Tetengean & Ibu Jeane Yusuf

Isi Pujian PS. Swara Sangkakala

Multimedia Sdri. Meli Nongkang Sdr. Sadrakh Piay Ibu Reta Budianto

4. IBADAH KELUARGA, RABU, 19 Oktober 2016

TEMA : JADILAH “PERABOT” UNTUK MAKSUD YANG MULIA ( 2 TIMOTIUS 2 : 19 – 21 )

SEK. PKL. KELUARGA ALAMAT PELAYAN FIRMAN

I 18.00 KEL. Bpk. MARTINUS NONGKANG

GEREJA JL. PISANG

PF. : Vik. Yosua Wahyu Anggoro, S.Si. Teol PD. : Pnt. David Y. Nisnoni

PS. : Dkn. E. Jakub Warella

II 18.00 KEL. Bpk. LEDRIK

SAHUBURUA Jl. Katik No. 12

PF. : Dkn. Jesaya Pelupessy PD. : Pnt. Jerr y N. Piay PS. : Dkn. Frans E. Fere

III 18.00 KEL. Bpk. MICHAEL LOUIS

Perum Taman Gading C - 69

PF. : Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th PD. : Pnt. Risna P. Bone

PS. : Dkn. M. Taralalu

IV 18.00 KEL. Ibu ASIH

DJAWAMATA Jl. Rinjani No. 87

PF. : Pnt. Yohanes Sartono PD. : Pnt. Lexy D. Korua PS. : Dkn. Stepanus Kale

5. SAKRAMEN BAPTISAN KUDUS

Pada hari Minggu, 16 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB di Gereja Jl. Rinjani akan dilaksanakan Sakramen Baptisan Kudus bagi NICHOLAS CORNELIUS DEO Cucu dari Ibu Bambang Guritno – Sektor II.

6. IBADAH PENGUCAPAN SYUKUR

KEL. Ibu MARGATERTHA SRI GURITNO alamat, Jl. Rajawali No. 47 mengundang segenap Warga Jemaat Sektor II dan Majelis Jemaat beserta Keluarga untuk hadir dalam Ibadah Pengucapan Syukur pada hari Jum’at, 21 Oktober 2016 pukul 18.00 WIB. PF. : Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th.

(3)

7. KELAS KETEKISASI

Kelas Katekisasi Tahun Ajaran 2016 – 2017 dilaksanakan setiap hari :

NO NAMA SEKTOR PUKUL KETERANGAN

I Mahlige Intan Puspitasari 11.00 WIB Setiap Minggu 2 Natalia Meliani Sukandar I 11.00 WIB Setiap hari Minggu 3 Michael Jackson E. Lomboan III 11.00 WIB Setiap hari Minggu 4 Retno Tri Setiyowati I 11.00 WIB Setiap Minggu

5 Devita Maharani IV 10.00 WIB Katekisasi Khusus setiap hari Kamis

6 Pujiyati II Katekisasi Khusus Okt – 03 Des 2016 Via Telp.

8. JADWAL TUGAS PF dan PRESBITER pada IBADAH KELUARGA, Rabu, 26 Oktober 2016 TEMA : HUKUMAN TUHAN (NAHUM 3 : 8 – 19)

Pel. SEKTOR I SEKTOR II SEKTOR III SEKTOR IV

PF Pnt. W. Leiwakabessy Vik. Yosua Wahyu

Anggoro, S.Si. Teol. Dkn. E. Jakub Warella

Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th.

PD Dkn. Derald Gaspersz Dkn. Ledrik Sahuburua Dkn. Ny. Yosanthy Louis Pnt. Ir. Y.I.M. Nababan PS Dkn. E. Jakub Warella Pnt. Yance Kayadu Dkn. P. Manalu Dkn. Adrians Wattiheluw

9. IBADAH PELKAT PA & PT.

Hari/Tanggal Pukul PA PT

Minggu, 16.10.2016 09.00

GEDUNG PELKAT JL. RINJANI

Kelas Indria : Kak Ola & Kak Iis Kls. Kecil :

Kls. Besar : Kak Jakub

Kelas EKA & DWI PF. : Ibu Yvone Noya PD. :

Organis :

Minggu, 23.10.2016 09.00

GEDUNG PELKAT JL. RINJANI

Kelas Indria : Kak Ola & Kak Iis Kls. Kecil :

Kls. Besar : Kak Jakub

Kelas EKA & DWI

PF. : Sdr. Garry Sapulette PD. :

Organis :

10. JADWAL ORGANIS / PROKANTOR / KANTORIA.& PADUAN SUARA

30 Okt 2016 Gereja Jl. Pisang, 06.00 WIB Gereja Jl. Rinjani, 09.00 WIB Gereja Jl. Pisang, 17.00 WIB Organis Bpk. Marzel Sahuburua Ibu Sandra Lumba Sdr. Ricard Sugiharto

Katoria

Sdri. Yoan Piay Sdr. Garry Sapulette

Ibu Renny Jhony

PS. Pelkat PKP Ibu Elizabeth Piay Ibu Maria Sahuburua

Isi Pujian PS. Pelkat PKP

11. JADWAL TUGAS MULTIMEDIA

MINGGU Gereja Jl. Pisang, 06.00 WIB Gereja Jl. Rinjani, 09.00 Gereja Jl. Pisang, 17.00 WIB

30 Okt 2016 Sdr. Rinto Pasaribu Sdr. Pascal Sdri. Mitariana 06 Nov 2016 Sdr. Vega Baloto Sdr. Roy Pasaribu Bpk. Tonny Itran 13 Nov 2016 Ibu Reta Budianto Sdr. Aditya Wattiheluw Sdri. Meli Nongkang 20 Nov 2016 Sdri. Mitariana Sdri. Imelda Natalia Sdr. Sadrakh Piay

11. PERSIAPAN KANTORIA

Persiapan Organis & Kantoria yang bertugas hari Minggu dilaksanakan setiap hari Sabtu Pukul 18.00 wib di Gereja Jl. Rinjani. Atas perhatian dan kehadirannya diucapkan terimakasih.

12. LATIHAN PADUAN SUARA

 Latihan Paduan Suara Jemaat dilaksanakan setiap hari Senin, pukul 18.00 WIB bertempat di Gedung Pelkat Jl. Rinjani.

 Latihan Paduan Suara Pelkat PKP dilaksanakan setiap hari Selasa, pukul 16.30 WIB bertempat di Gedung Pelkat Jl. Rinjani.

II. BIDANG : PELAYANAN dan KESAKSIAN (PELKES) – LINGKUNGAN HIDUP 1. INFORMASI PELAYANAN ORANG SAKIT / KEDUKAAN

Apabila Bapak / Ibu / Saudara memerlukan pelayanan Diakonia dapat menghubungi Pengurus Komisi PELKES / Diakonia & KORSEK nya masing – masing tersebut dibawah ini :

NO SEKTOR N A M A NO. TELP.

1 I - Dkn. ELIZA JAKUB WARELLA ( KORSEK) 081215739174

2 II - Dkn. FRANS E. FERE (KORSEK) 085225631467

3 III - Pnt. Ny. WARNI E. SITUMEANG (KORSEK) 537361 / 085227059166

4 IV - Dkn. ADRIANS L. WATTIHELUW 08157609137

(4)

2. DIAKONIA GEREJA

Bagi Bapak / Ibu / Saudara yang berhak menerima Bingkisan Diakonia Gereja dimohon kehadirannya dalam Ibadah bersama Komisi Diakonia pada hari Senin, 31 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB bertempat di Gereja Jl. Pisang. PF. : Vik. Yosua Wahyu Anggoro, S.Si. Teol.

III. BIDANG : GEREJA MASYARAKAT dan AGAMA (GERMASA) 1. NO TELPON PENTING

NO NAMA INSTANSI NO. TELP

1 RUMAH SAKIT SANTA MARIA 0282 – 534859

2 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 0282 – 533010

3 RUMAH SAKIT ISLAM FATIMAH 0282 – 542396, 0282 – 541065, 0282 – 540422

4 POLRES 0282 – 541102, 0282 – 533699, 0282 – 542157

5 PALANG MERAH INDONESIA 0282 – 542201

6 PEMADAM KEBAKARAN SENTRAL 113 – (0282 – 537413)

PUSAT PENGENDALIAN OPERASI BENCANA 0282 - 537155

7 AMBULANCE 118

8 RUMAH SAKIT PERTAMINA CILACAP 0282 - 533276

9 RUMAH SAKIT APRILIA 0282 – 536307

IV. BIDANG : PEMBINAAN dan PENGEMBANGAN SDI (PPSDI) V. BIDANG : PELAYANAN KATEGORIAL (PELKAT)

1. JADWAL TUGAS PF dan PRESBITER pada IBADAH PELKAT, Kamis, 27 Oktober 2016 TEMA : MENJAGA KOMITMEN ( KELUARAN 32 : 1 – 8 )

Pel. PKP Wil I PKP Wil II PKB GP (Jum’at, 28.10.16) BA : YEREMIA 29 : 11 - 14

PF Pdt. Ny. Retno W.

Siahaan-Sumaredi, S.Th.

Vik. Yosua Wahyu

Anggoro, S.Si, Teol. Dkn. M. Taralalu

Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th.

PD Ibu Hendriyeta Ibu Norie Manuhutu Pnt. Lexy D. Korua Sdri. Dian Estri

2. IBADAH PELKAT

PELKAT Hari/Tanggal Pukul TEMPAT

GP 21.10.2016 Jum’at, 19.00

DI GEREJA JL. PISANG

PF. : Dkn. Jesaya Pelupessy PD. : Sdri. Yohana Piay

PKP Wil. I

Kamis, 20.10.2016

16.00

DI Rumah Ibu ANIE WARELLA mengambil tempat di Gereja Jl. Pisang PF. : Dkn. Ny. Yosanthy Louis

PD. : Ibu Aisah Nongkang

PKP Wil. II DI Rumah Ibu M. TARALALU Perum GSP Jl. Gebe AC 27 / 8 PF. : Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th.

PD. : Ibu Ihda Budy P

PKB 19.00

Di Rumah Bpk. RENDIKA WOWOR

Perum Bukit Panorama Tunggul Wulung Blok Q. 24 Tritih Lor PF. : Pnt. Yohanes Sartono

PD. : Pnt. Jerry N. Piay

PKLU Jum’at,

21.10.2016 16.00

DI GEDUNG PELKAT JL. RINJANI

IBADAH SYUKUR HUT KE 6 PELKAT PKLU PF. : Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th PD. : Ibu Mieke Marpaung

VI. BIDANG : INFORMASI ORGANISASI dan KOMUNIKASI (INFORKOM

)

1. PERSIAPAN PRESBITER

Persiapan Presbiter pukul 18.00 WIB dilaksanakan setiap hari Selasa, bertempat di Konsistori Gereja Jl. Rinjani. (Bacaan Alkitab Hari Rabu, 26 Oktober 2016 dari NAHUM 3 : 8 - 19 Hari Kamis, 27 Oktober 2016 KELUARAN 32 : 1 - 8 Jum’at, 28 Oktober 2016 dari YEREMIA 29 : 11 - 14 ).

2. RAPAT PHMJ

Rapat PHMJ dilaksanakan setiap hari Jum’at pukul 10.00 WIB di Ruang Rapat Jl. Rinjani. 3. PERSIAPAN PELAYAN PA

Persiapan Pelayan Pelkat PA dilaksanakan setiap hari Minggu, pukul 10.30 WIB bertempat di Gedung Pelkat Jl. Rinjani. Diharapkan seluruh Pelayan PA untuk hadir dalam Persiapan.

4. PERSIAPAN PELAYAN PT

Persiapan Pelayan Pelkat PT dilaksanakan setiap hari Selasa, pukul 19.00 WIB bertempat di Gedung Pelkat Jl. Rinjani. Diharapkan seluruh Pelayan PT untuk hadir dalam Persiapan.

(5)

5. JANJI IMAN

Program Kerja Tahun Pelayanan 2016 – 2017, telah disahkan dalam Sidang Majelis Jemaat pada tanggal 05 April 2016 maka berdasarkan Proker tersebut Majelis Jemaat mohon peran serta Jemaat untuk mendukung Program Bidang PEG yaitu :

 Proker PEG 4014.02 tentang Kartu Janji Iman untuk Penggantian Lantai Gereja Jl. Rinjani.  Proker PEG 8114.02 tentang Dana untuk Pengadaan Mobil melalui Kotak Khusus.

6. PRESBITER YANG IJIN

Daftar nama Presbiter yang Ijin Ke Luar Kota pada Minggu ini

NO NAMA TANGGAL KETERANGAN

1 Dkn. Ny. Nelly Sunaryo Sept - Okt Yogyakarta

2 Pnt. T. Sihombing Jakarta

3 Dkn. Ny. Yosanthy Louis Bali

7. HASIL PERTEMUAN TEAM PENGKAJIAN PENDEWASAAN DAN PELEMBAGAAN GPIB GALILEA

CILACAP

Team Pengkajian Pendewasaan dan Pelembagaan Jemaat GPIB Galilea Cilacap telah melaksanakan Pengkajian Data dan melaksanakan Angket. Adapun hasil penghitungan angket pelembagaan adalah sebagai berikut :

 Sektor I :

a. Jumlah angket yang diedarkan : 44 lembar b. Jumlah angket yang kembali : 43 lembar c. Jumlah angket yang setuju pelembagaan : 3 lembar d. Jumlah angket yang tidak setuju pelembagaan : 38 lembar

e. Tidak sah : 2 lembar

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa :

 Persentase angket yang kembali : 43/44 x 100 % = 97,72 %  Persentase angket yang setuju : 3/43 x 100 % = 6,97 %  Persentase angket yang tidak setuju : 38/43 x 100 % = 88,38 %  Persentase angket yang tidak sah : 2/43 x 100 % = 4,65 %  Sektor II :

a. Jumlah angket yang diedarkan : 53 lembar b. Jumlah angket yang kembali : 47 lembar c. Jumlah angket yang setuju pelembagaan : 6 lembar d. Jumlah angket yang tidak setuju pelembagaan : 41 lembar

e. Tidak sah : 0 lembar

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa :

 Persentase angket yang kembali : 47/53 x 100 % = 88,67 %  Persentase angket yang setuju : 6/47 x 100 % = 12,67 %  Persentase angket yang tidak setuju : 41/47 x 100 % = 87,24 %  Persentase angket yang tidak sah : 0/47 x 100 % = 0 %

 Sektor III :

a. Jumlah angket yang diedarkan : 40 lembar b. Jumlah angket yang kembali : 34 lembar c. Jumlah angket yang setuju pelembagaan : 5 lembar d. Jumlah angket yang tidak setuju pelembagaan : 29 lembar

e. Tidak sah : 0 lembar

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa :

 Persentase angket yang kembali : 34/40 x 100 % = 85,00 %  Persentase angket yang setuju : 5/34 x 100 % = 14,71 %  Persentase angket yang tidak setuju : 29/34 x 100 % = 85,29 %  Persentase angket yang tidak sah : 0/47 x 100 % = 0,00 %

(6)

 Sektor IV :

a. Jumlah angket yang diedarkan : 54 lembar b. Jumlah angket yang kembali : 38 lembar c. Jumlah angket yang setuju pelembagaan : 7 lembar d. Jumlah angket yang tidak setuju pelembagaan : 27 lembar

e. Tidak sah : 4 lembar

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa :

 Persentase angket yang kembali : 38/54 x 100 % = 70,37 %  Persentase angket yang setuju : 7/38 x 100 % = 18,42 %  Persentase angket yang tidak setuju : 27/38 x 100 % = 71,05 %  Persentase angket yang tidak sah : 4/38 x 100 % = 10,53 %  Rekapitulasi gabungan Sektor I sampai IV

a. Jumlah angket yang diedarkan : 191 lembar b. Jumlah angket yang kembali : 162 lembar c. Jumlah angket yang setuju pelembagaan : 21 lembar d. Jumlah angket yang tidak setuju pelembagaan : 135 lembar

e. Tidak sah : 6 lembar

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa :

 Persentase angket yang kembali : 162/191 x 100 % = 84,81 %  Persentase angket yang setuju : 21/162 x 100 % = 12,96 %  Persentase angket yang tidak setuju : 135/162 x 100 % = 83,33 %  Persentase angket yang tidak sah : 6/162 x 100 % = 3,71 %

Sebagaimana ketentuan bahwa penentuan hasil penentuan suara warga jemaat GPIB Cilacap adalah 50 % + 1, karena terdapat 83,33 % jemaat menyatakan tidak setuju, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa GPIB Galilea Cilacap dinyatakan TIDAK SETUJU UNTUK DILEMBAGAKAN MENJADI 2 Jemaat mandiri.

8. SIDANG MAJELIS JEMAAT

Sehubungan Program Kerja Triwulan II (Juli – September 2016) telah berakhir, maka kami mengundang kehadiran seluruh anggota Majelis Jemaat dan BPPJ GPIB “GALILEA” Cilacap pada :

Hari / tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2016

Waktu : pukul 18.00 WIB

Tempat : Ruang Konsistori Gereja Jl. Rinjani Cilacap

Acara : Evaluasi Program Kerja Triwulan II Tahun 2016 – 2017 9. AKSI SOSIAL DONOR DARAH DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS

Dalam rangka HUT GPIB, maka Panitia Pelaksana akan melaksanakan Aksi Sosial Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dari Kimia Farma pada hari Minggu, 16 Oktober 2016 pukul 10.30 WIB ( setelah Ibadah ) bertempat di Gedung Pelkat Jl. Rinjani. Mohon Partsipasi dari Jemaat dalam acara dimaksud.

10. KOTAK KHUSUS

Menunjuk Surat Majelis Sinode No. 1837/IX-16/MS.XX perihal Ibadah Syukur HUT ke 6 Pelkat PKLU. Untuk mewujudkan hal dimaksud Jemaat dimohon memberikan Persembahan Syukurnya melalui Kotak yang tersedia pada Ibadah Minggu, 16 Oktober 2016 Pukul 06.00 & Pukul 17.00 WIB di Gereja Jl. Pisang selanjutnya dikirim ke Sinode.

11. AKSI SOSIAL

Dalam rangka HUT GPIB ke 68 Tahun dan GPIB Jemaat Galilea Cilacap ke 43 Tahun Panitia Pelaksana akan mengadakan Aksi Sosial untuk Guru-Guru TK sampai SMA Kristen Cilacap,Tukang Penggali Kubur dan Penjaga Palang Kereta. Adapun yang dibutuhkan Panitia adalah sebagai berikut : Beras, Gula Pasir ukuran 1 kg, Minyak Goreng Kemasan ukuran 1 liter, dan Mie Instan. Untuk itu Panitia memohon Partisipasi Warga Jemaat untuk membantu memenuhi kebutuhan yang disebutkan diatas. Bantuan dapat dikumpulkan di Sekretariat Gereja paling lambat tanggal 16 November 2016. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi Panitia Ibu Ketty Manabung (081 390 682 777) dan Ibu Elizabeth Piay ( 081 327 270 097). Terimakasih. Sumbangan yang sudah masuk :

NO N A M A BERAS GULA PASIR MINYAK GRG MIE INSTAN

1 NN 50 KG - - -

(7)

VII. BIDANG : PENELITIAN dan PENGEMBANGAN (LITBANG)

1. TINGKAT KEHADIRAN JEMAAT PADA IBADAH

NO KEGIATAN SEK /

PELKAT HARI / TGL TEMPAT

JML. HADIR M P W A JML 1 Ibadah Umum Minggu, 09.10.2016 Gereja Jl. Pisang (06.00) 5 6 4 15

Gereja Jl. Rinjani (09.00) 10 63 87 160 Gereja Jl. Pisang (17.00) 6 10 13 1 30 Purwokerto 2 3 4 2 11 2 Ibadah Keluarga I Rabu, 12.10.2016 Kel. Ibu Yohana Pariama 2 13 15 7 37

II Kel. Bpk. H. Sihotang 5 8 14 9 36

III Kel. Bpk. A. Situmeang 5 9 14 2 28 IV Kel. Bpk. Tommy Sitompul 7 6 12 9 34 3 Ibadah Pelkat PKP I & II Kamis, 13.10.2016 Ibu Edmon Pattiruhu 34 34

PKB Bpk N. Hutabarat 9 9 2 3 23

GP Jum’at, 07.10.2016 Gereja Jl. Pisang

PT Minggu, 09.10.2016 Ruang PT 1 8 12 21

PA Gedung Pelkat 5 32 37

VIII. BIDANG : DAYA dan DANA

1. PERBENDAHARAAN MAJELIS JEMAAT 1.1 PEMBANGUNAN EKONOMI GEREJA (PEG)

1.2 Bagi Warga Jemaat maupun Jemaat Tamu, apabila berkerinduan memberikan sumbangan untuk

pelayanan dapat melalui rekening BCA :

- DANA RUTIN : 0962073423 a.n. YOSANTHY DESIRA SOHILAIT/ DAVID YAN NISNONI - DANA PEMELIHARAAN : 0962073326 a.n. YOSANTHY D. SOHILAIT/ DAVID YAN NISNONI 1.5. UCAPAN TERIMA KASIH

 Terpujilah Tuhan untuk segala persembahan jemaat. Kiranya Tuhan memberkati dan melimpahkan

berkat dalam kehidupan segenap warga jemaat.

IX. BIDANG : UMUM 1. DUKUNGAN DOA

1.1 JEMAAT YANG SAKIT :

 Bpk. Ir. SARTONO - Sektor III Dalam Proses Penyembuhan  Bpk. S. HARIANDJA - Sektor I di Rumah

 Ibu G. SAHERTIAN - Sektor I di Rumah

 Pnt. M. DARTAM HARSONO - Sektor I di Rumah Sakit Darmais Jakarta  Ibu FEMMY PELUPESSY - Sektor II dalam Proses Penyembuhan  Bpk. V. HUTAGALUNG - Sektor IV dalam Proses Penyembuhan  Adik YARES PELUPESSY - Sektor II (Anak Kel. Dkn. Jesaya Pelupessy)

1.2 DOA SUBUH:

M

AJELIS

J

EM AAT MENGUNDANG SETIAP JEM AAT YANG TERPANGGIL UNTUK BERDOA BERSAM A DALAM

D

OA

S

UBUH YANG DIADAKAN SETIAP HARI

:

1. S

ENIN

,

17

O

KTOBER

2016

PUKUL

05.00

WIB

DI

G

EREJA

J

L

.

P

ISANG

.

YANG MEM IMPIN

P

DT

.

N

Y

.

R

ETNO

W.

S

IAHAAN

-S

UMAREDI

,

S.T

H

.

2.

S

AB TU

,

22

O

KTOBER

2016

PUKUL

05.00

WIB

DI

G

EREJA

J

L

.

R

INJANI

.

YANG MEMIMPIN

P

DT

.

N

Y

.

R

ETNO

W.

S

IAHAAN

-S

UMAREDI

,

S.T

H

.

T

UHAN MEMBERKATI PELAYANAN KITA BERSAM A

.

1.3 DAFTAR PELAYANAN DOA DAN KUNJUNGAN PENDETA, VIKARIS DAN KORSEK

BAGI JEMAAT MINGGU INI :

NO NAMA KELUARGA NO NAMA KELUARGA

SEKTOR I SEKTOR III

1 KEL. Ibu HENDRIYETA 1 KEL. Bpk. THOMAS RASIDAN 2 KEL. Ibu TURACHMI MALIGHENOHI 2 KEL. Bpk. SAMUEL L. SASABONE

SEKTOR II SEKTOR IV

1 KEL. Bpk. BUDY RIYADI - WATTIMENA 1 KEL. Bpk. MARTHEN SAIYA 2 KEL. Bpk. ALEX L. WATTIMENA 2 KEL. Bpk. RENDIKA WOWOR

(8)

2. SELAMAT ULANG TAHUN

2.1 Majelis Jemaat mengucapkan Selamat Ulang Tahun Kelahiran bagi : 1 Ibu NANCY SHARAH CHAIDIR 16 Okt Sektor II

2 Sdr. DIAN KUNCORO JATI 16 Okt Sektor III Anak Kel. N. Budy Prayitno

3 Bpk. HENDRIK RAPAR 17 Okt Sektor I

4 Bpk. OSCAR TETENGEAN 17 Okt Sektor I

5 Bpk. V. HUTAGALUNG 17 Okt Sektor IV

6 Bpk. ANDRY TURANG 18 Okt Sektor IV

7 Ibu SITI ROCHAYATI WATTIMENA 18 Okt Sektor II 8 Ibu ASNIDA LINDAWATI MARPAUNG 19 Okt Sektor IV

9 Ibu ANIE WARELLA 20 Okt Sektor I

10 Ibu TEMMY CHRISTIANAWAT LATUPEIRISSA 20 Okt Sektor Pelayanan Purwokerto

11 Ibu R. PASARIBU 20 Okt Sektor II

12 Sdri. ERIYANTI OKTAVIANIKA 20 Okt Sektor I Anak Kel. Ibu Aneke Wowor

2.2 Majelis Jemaat mengucapkan Selamat Ulang Tahun Perkawinan bagi :

1 KEL. Bpk. NELWAN P. NAINGGOLAN & Ibu MERRY 19 Okt Sektor I 34 Tahun

Demikian Warta Jemaat, atas perhatian jemaat diucapkan terimakasih. Tuhan memberkati.

Pdt. Ny. Retno W. Siahaan-Sumaredi, S.Th Pnt. H. Yance Kayadu Ketua Sekretaris

WJ Okt HYK / rnt

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan cetak dan lain-lain. Terimakasih atas koreksi dalam penulisan Warta Jemaat ini

(9)

WARTA SEKTOR IV

Rabu, 12 Oktober 2016

1. Ibadah Pelkat PKP Wil I & II Kamis, 13 Oktober 2016 pukul 16.00 WIB Di

Rumah Ibu Edmon Pattiruhu Jl. Wilis No. 16

2. Penggembalaan Baptisan akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Oktober

2016 pukul 18.00 WIB bertempat di Gereja Jl. Rinjani

3. Ibadah Pelkat PKB hari Kamis, 13 Oktober 2016 pukul 19.00 WIB Bpk. N.

Hutabarat Jl. Perkutut No. 248.

4. Ibadah Pelkat GP hari Jum’at, 14 Oktober 2016 pukul 19.00 WIB di Gedung

Pelkat Jl. Rinjani.

5. Majelis Jemaat mengundang setiap jemaat yang terpanggil untuk berdoa

bersama dalam Doa Subuh yang diadakan setiap hari Senin, pukul 05.00

WIB di Gereja Jl. Pisang dan setiap hari Sabtu, pukul 05.00 WIB di Gereja Jl.

Rinjani.

6. Ibadah Keluarga Rabu, 19 Oktober 2016 pukul 18.00 WIB berdasar Jadwal :

 Sektor IV di Rumah Kel. Ibu Asih Djawamata

(10)

Resume Buku 3

(oleh Vik. Yosua Wahyu Anggoro)

JUDUL

: BAHTERA GUNA DHARMA GPIB

PENULIS

: S. W. LONTOH DAN HALLIE JONATHANS

TAHUN TERBIT

: 1982 (EDISI REVISI 2014)

PENERBIT

: BPK GUNUNG MULIA

TEBAL

: 626 + XX Hlm (Di luar lampiran foto belakang)

Bab 6 membahas mengenai keterlibatan GPIB dalam bidang sosial budaya. Peran serta GPIB

dalam hal ini sudah tampak misalnya dalam kegiatan diakonia sosial. GPIB juga berusaha

menjadi gereja yang terbuka bagi siapapun, tidak hanya suku namun juga agama lain. Untuk

itu dalam hal relasi antar agama GPIB melakukan dialog dengan penganut agama-agama lain.

Ini semua dilakukan karena sebagai sesama warga Negara Indonesia, GPIB juga memegang

teguh Pancasila dan slogan Bhineka Tunggal Ika sebagai jati diri bangsa.

Bab 7 membahas mengenai pergumulan dan harapan GPIB. Pergumulan antara lain

mengenai struktur GPIB, yaitu terkait dengan badan organisasi, sistem kerja, dan

aturan-aturan di GPIB yang masih harus disempurnakan agar koordinasi di dalamnya bisa semakin

baik. Juga pergumulan dalam ibadah, misalnya terkait ibadah kategorial dan fungsional agar

tidak sekedar mengulang ibadah hari Minggu. Lalu ada juga pergumulan terkait dengan

berkembangnya Gerakan Kharismatik dyang fundamentalis yang menekankan praktik

karisma (karunia) bahasa Roh di dalam peribadahan dan penafsiran literer atas teks Alkitab.

Selain pergumulan, ada harapan yang juga muncul. Di antaranya adalah terkait dengan

keberadaan Bidang Pelayanan Khusus yang berfokus pada pelayanan kategorial dan

fungsional sehingga bisa menjangkau dan bahkan menggerakkan umat dari latar belakang

kategori usia dan fungsi sosial yang berbeda. Harapan juga terlihat dalam potensi materiil

GPIB, di mana seiring dengan bertambahnya jumlah Jemaat maka bertambah pula harta milik

GPIB, tidak hanya aset gedung gereja namun juga proyek lain yang bisa menolong

keberlangsungan dana GPIB

.

(11)

Resume Buku 3

(oleh Vik. Yosua Wahyu Anggoro)

JUDUL

: BAHTERA GUNA DHARMA GPIB

PENULIS

: S. W. LONTOH DAN HALLIE JONATHANS

TAHUN TERBIT

: 1982 (EDISI REVISI 2014)

PENERBIT

: BPK GUNUNG MULIA

TEBAL

: 626 + XX Hlm (Di luar lampiran foto belakang)

Catatan terhadap Bahtera Guna Dharma GPIB dan Relevansinya bagi GPIB saat Ini

Membaca buku ini dari awal sampai akhir sungguh tidak hanya sekedar menambah

wawasan, namun lebih kepada pemahaman dan pengenalan yang baik akan GPIB.

Sekalipun data-data yang disajikan di dalam buku ini terbatas sampai tahun 1981,

namun justru itu yang membuatnya menjadi menarik! Karena banyak data-data yang

disajikan tidak mudah lagi untuk ditemukan dewasa ini. Tak jarang pula data dan

informasi yang diberikan menimbulkan kesan seperti: “ooh, ternyata dulu begitu toh”,

atau “waah ternyata dari dulu hal ini sudah menjadi pergumulan”, atau juga “hebat,

ternyata dulu bisa begitu. Terus sekarang gimana?”, dan sebagainya.

Akan tetapi dari sekian banyak hal menarik yang dipaparkan dalam buku ini, ada satu

hal yang paling menarik menurut saya, yaitu terkait dengan Oikumene. Dalam buku

ini, Oikumene bahkan termasuk di dalam Dharma gereja, “sejajar” dengan

Persekutuan, Pelayanan, dan Kesaksian. Dari awal sampai akhir buku hampir selalu

aspek Oikumene disinggung. Dasar eksistensi GPIB yang multikultural dikaitkan

dengan Oikumene, yaitu bagaimana GPIB dan gereja-gereja (dari kultur dan budaya)

lain bisa bersama-sama menjawab tantangan di Indonesia. Dalam praktiknya memang

terlihat ada beberapa kegiatan pelayanan dan kesaksian yang dilakukan bersama-sama

antara GPIB dengan gereja lain.

Tidak hanya dalam hal pelayanan bersama, bahkan dalam Ibadah pun juga dibahas

terkait dengan Oikumene, mulai dari tata ibadah, buku nyanyian, hingga konfesi

bersama sebagai gereja di Indonesia. Dalam beberapa kesempatan juga ditunjukkan

bagaimana GPIB mengkritisi peran Dewan Gereja Indonesia (disingkat DGI.

Sekarang PGI, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) yang dirasa kurang efektif

dalam menyelesaikan pergumulan atau ketegangan gereja-gereja di Indonesia. Untuk

itu ada harapan besar akan lahirnya kader-kader Oikumene dari GPIB, baik dalam

tingkat lokal, nasional, dan bahkan Internasional.

(12)

Hal inilah yang menggelitik hati, ketika melihat kenyataan Oikumene GPIB beberapa

tahun terakhir yang rasa-rasanya tidak se”wah” pemaparan dalam buku ini. Belum

ada lagi terdengar adanya karya atau proyek bersama dalam skala besar yang

dilakukan oleh GPIB secara institusi dengan gereja lain.

Kegiatan bersama masih “terbatas” di tingkat lokal (Jemaat) atau regional dalam hal

Ibadah dan seremonial, diskusi, seminar, atau juga bantuan karitatif bencana alam dan

sejenisnya. Dalam tingkat nasional masih terbatas pada kehadiran GPIB sebagai

peserta dalam Sidang Raya. Bahkan untuk kepengurusan Majelis Pekerja Harian PGI

2014-2019, tidak ada anggota atau kader GPIB di sana. Ini seharusnya merupakan

sebuah pergumulan besar bagi gereja yang sering dianggap sebagai salah satu gereja

Protestan terbesar di Indonesia. Meskipun kita masih bisa bersyukur bahwa dalam

kepengurusan PGIW (tingkat Wilayah/regio), masih ada kader-kader GPIB yang

berkarya di sana.

Pergumulan Oikumene tidak berhenti di situ, karena pergumulan yang pelik juga

terjadi dalam tubuh GPI, di mana GPIB juga merupakan bagian di dalamnya.

Hidupnya keberadaan Jemaat GMIT di wilayah GPIB di Batam, sempat

dibekukannya hubungan GPIB dari GPI beberapa tahun lalu, hingga yang terbaru

mengenai terbukanya kemungkinan bagi GMIM membuka area pelayanan di wilayah

gereja lain dan “melanggar” kesepakatan sebagai sesama saudara, menunjukkan

adanya persoalan yang cukup akut di dalam tubuh GPI.

Jika kita melihat semangat Oikumenisme yang tinggi sebagaimana tercermin dalam

buku Bahtera Guna Dharma GPIB, maka adalah lumrah jika muncul harapan yang

tinggi bahwa GPIB bisa menjadi pionir dan penggerak kebersamaan antar gereja,

sehingga upaya mewujudkan rumah bersama (oikos + nomos = oikumene) itu bisa

terwujud. Saat ini semangat berpelayanan dan kesaksian (pelkes) GPIB sangatlah

tinggi, jika tidak dapat disebut sedang tinggi-tingginya. Dalam setiap edisi majalah

Arcus hampir pasti selalu ada liputan tentang kegiatan Pelkes. Namun masih jarang

sekali terlihat liputan yang begitu luar biasa akan peran GPIB dalam gerakan

Oikumene. Tentu ada harapan agar semangat GPIB yang menggebu-gebu dalam

berpelkes ini bisa juga hidup dalam upaya beroikumene. Semua demi terwujudnya

cita-cita gereja Kristen yang Esa di Indonesia sebagai upaya perwujudan cita-cita

Tuhan Yesus dalam doaNya di Getsemani: “supaya mereka menjadi satu”, et omnes

unum sint.

(13)

Bab 3 membahas mengenai Organisasi GPIB. Di sini disinggung antara lain mengenai tata Gereja

GPIB, penjelasan mengenai Persidangan Sinode, Majelis SInode, Jemaat, para pejabat di GPIB yang

saat itu terdiri dari pendeta, penatua, diaken, dan penginjil. Juga disinggung mengenai status

Musyawarah Pelayanan (Mupel) sebagai wadah kebersamaan Jemaat-Jemaat, apakah perlu

distrukturkan dalam artian menjadi lembaga di atas Jemaat atau tidak. Juga dibahas mengenai

Garis-Garis Besar Kebijaksanaan Umum Pelayanan Gereja (GBKUPG) yang menunjukkan panduan,

patokan, dan arah yang jelas dalam GPIB menjalankan panggilan dan pengutusannya.

Bab 4 membahas mengenai pembentukan dan pembinaan pejabat dan warga GPIB. Antara lain

disinggung mengenai proses vikariat sebagai syarat menjadi pendeta, juga kemungkinan studi lanjut

bagi para pendeta. Selain itu juga ada pembinaan yang menyeluruh dan luas terhadap segenap warga

GPIB, mulai dari pembinaan mengenai organisasi GPIB, ibadah, Alkitab, kesejahteraan keluarga,

hingga wawasan kebangsaan.

Bab 5 membahas mengenai Catur Dharma GPIB, yaitu Persekutuan, Pelayanan, Kesaksian, dan

Oikumene. Dalam Persekutuan dibahas mengenai Ibadah di GPIB. Salah satu yang menarik dan

penting adalah bahwa dalam rangka mewujudkan Gereja yang Misioner harus ada hubungan langsung

antara liturgi ibadah dengan Pekabaran Injil. Artinya konsep dan amanat di ibadah itu harus

membentuk dan menggerakkan umat menjalankan panggilan misionernya dalam konteks Indonesia.

Dalam hal Pelayanan, ada dua bagian besar dalam Pelayanan GPIB yaitu dalam hal Pendidikan dan

Diakonia. Dalam bidang pendidikan GPIB bergerak antara lain melalui Bakordik GPIB dengan

mendirikan sekolah-sekolah Kristen dalam lingkup GPIB, pendidikan guru agama, dan sebagainya.

Sedangkan pelayanan diakonia dilakukan dalam bentuk pelayanan karitatif dan pelayanan

komprehensif-oikumenis yang di dalamnya juga bekerjasama dengan gereja-gereja lain, dengan

sasaran yang menjangkau mulai dari individu, kelompok masyarakat seperti petani, tukang becak, dan

sebagainya, hingga upaya pembaharuan struktur atau sistem sosial, seperti Undang-Undang dan

sebagainya.

Dalam bidang Kesaksian tercermin melalui wilayah-wilayah Pekabaran Injil (PI) yang dikembangkan

oleh GPIB, yang menjangkau hingga wilayah-wilayah pelosok dan pedalaman. GPIB juga bekerjasama

dengan gereja dan lembaga PI di luar GPIB. Selain itu juga dikembangkan sistem adopsi, di mana ada

Jemaat-jemaat tertentu yang menjadi sponsor moril, tenaga, maupun materiil bagi jemaat-jemaat P!.

Dalam bidang Oikumene, GPIB terpanggil untuk bisa berjalan bersama-sama dengan gereja-gereja

lain di Indonesia menjawab tantangan dan pergumulan yang ada di Indonesia. Ini sekaligus sebagai

upaya perwujudan gereja Kristen yang Esa di Indonesia. Untuk itu GPIB aktif di wadah Dewan Gereja

Indonesia (DGI), menjadi anggota di Dewan Gereja Dunia (WCC), Dewan Gereja Asia (CCA), juga

Persekutuan Gereja Reform (Protestan) Dunia (WARC). (bersambung...)

Buku Bahtera Guna Dharma GPIB ini menyajikan sebuah gambaran yang komprehensif dan

utuh mengenai GPIB, mulai dari awal berdirinya tahun 1948 sampai tahun 1980. Bahkan

dalam bagian tertentu disajikan juga mengenai peristiwa sebelum GPIB berdiri. Tidak heran

buku ini bisa menjadi begitu tebal, karena ia tidak hanya menyajikan sejarah GPIB, namun

(14)

juga dasar eksistensi GPIB, perangkat organisasi GPIB, panggilan GPIB, hingga pergumulan

yang dihadapi oleh GPIB. Tulisan itu tersebar dalam 7 Bab buku ini.

Pada Bab 1 disajikan mengenai dasar eksistensi (keberadaan) GPIB, terkait dengan

pandangan mengenai ekumenitas, missioner, juga sistem presbiterial sinodal. Penulis buku ini

menunjukkan bahwa eksistensi GPIB adalah multikultural, karena GPIB terdiri dari

orang-orang dnegan latar belakang suku, budaya, dan bahasa yang berbeda. GPIB merupakan

cerminan Indonesia. Maka itu GPIB juga merupakan Gereja Nasional, dalam artian ia hadir

dan bereksistensi di bumi Indonesia untuk menjawab tantangan dan pergumulan yang dialami

oleh bangsa Indonesia.

Bab 2 membahas mengenai Sejarah GPIB. Di mulai dari masa pra-GPIB sejak zaman VOC

abad 17 dalam nama De Indische Kerk yang cenderung mengikuti sistem Gereja Hervormd

Belanda. Di mana gereja saat itu sangat “terikat” kepada pemerintah. Kemudian mulai

muncul kesadaran bahwa gereja perlu lebih mandiri dalam berbagai hal (dana, teologi,

pekerja), maka mulailah di beberapa wilayah dilahirkan gereja-gereja mandiri dari Indische

Kerk (GPI-Gereja Protestan di Indonesia). Tahun 1934 lahir Gereja Masehi Injili di Minahasa

(GMIM); tahun 1935 lahir Gereja Protestan Maluku (GPM); tahun 1947 lahir Gereja Masehi

Injili di Timor (GMIT); dan melalui Proto SInode 1948 lahirlah GPIB.

Sejak saat itu ada beberapa periode yang dilalui GPIB: (1) Periode Peletakan dasar GPIB

(1948-1964), di mana GPIB fokus pada masalah antara lain penggunaan bahasa dalam ibadah

dan pelayanan (Indonesia atau Belanda); (2) Periode Pembangunan Jemaat Misioner

(1964-1974), antara lain terlihat dalam semakin besarnya peran Bidang Pelayanan Khusus (BPK)

dalam lingkup Sinodal maupun Jemaat.; (3) Periode Pembangunan Material dan Masa Depan

GPIB (1974-1978), di mana GPIB semakin memperhatikan aspek ekonomi, finansial, serta

pengembangan asset gereja. Pada masa ini juga terjadi Konsultasi Pendeta Wanita tahun

1977. (bersambung...)

RESUME BUKU 2

(Oleh Vik. Yosua Wahyu Anggoro)

JUDUL

: MEMBINA JEMAAT MISIONER

PENULIS

: D. R. MAITIMOE

PENERBIT/ TAHUN

: BPK GUNUNG MULIA/1984

TEBAL

: 87 HALAMAN

Buku ini bisa dikatakan merupakan “kelanjutan” dari buku D. R. Maitimoe sebelumnya, yaitu

Pembangunan Jemaat Misioner. Buku ini bersifat seperti “panduan praktis”, yaitu bagaimana

mengimplementasikan konsep-konsep dalam buku Pembangunan Jemaat Misioner itu dalam

kehidupan sehari-hari. Sekalipun lebih bersifat praktis, namun Maitimoe tetap memulainya

dari pemaparan akan konsep teologis tertentu sebagai dasar dari Jemaat Misioner ini.

(15)

Dasar-dasar teologis itu dapat tercermin misalnya dari Yoh. 3:16, yang menunjukkan bahwa

seharusnya Jemaat (Gereja) hidup bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk dunia ini.

Ini dikarenakan karya penyelamatan Allah berlaku untuk dunia dan segenap manusia, bukan

hanya untuk gereja. Maka itu perlu ada pembinaan kepada jemaat yang meliputi berbagai

aspek, seperti ibadah, pelayanan, kesaksian, atau persekutuan sehingga Jemaat bisa memiliki

sifat yang terbuka, luwes, dinamis, kreatif, positif, dan tetap kritis dalam melihat

perkembangan dunia dan masyarakat (Rom. 1:14; Rom. 12:1-2; 1 Kor. 9:19-23).

Setelah memulai dari dasar teologis, Maitimoe juga menyinggung mengenai strategi

missioner yang dikembangkan Kristus yang bisa menjadi dasar dan teladan dalam strategi

Jemaat Misioner, lalu apa-apa saja yang menghambat/memperlambat upaya perwujudan

Jemaat yang Misioner ini, kepemimpinan seperti apa yang perlu dikembangkan dalam Jemaat

Misioner, apa apa saja dinamika konteks yang dijumpai jemaat.

Dari penjelasan di atas, Maitimoe sampai kepada usulan langkah konkret dan praktis dalam

perwujudan Jemaat Misioner itu. Ada 3 langkah dasar dalam upaya membina jemaat yang

missioner ini, yaitu (1) survey, (2) mengenali dan memahami diri, dan (3) rancangan.

Pertama Survey. Survey ini penting dalam kita memahami dan mengenal konteks di mana

jemaat yang missioner itu hendak hidup, tumbuh, dan berkarya. Perumpamaan mengenai

seorang Penabur (Mat 13:1-23; Mark 4:1-20; Luk 8:4-15) yang mengisahkan tentang benih

yang ditaburkan di berbagai jenis tanah sesungguhnya juga menunjukkan bahwa beda jenis

tanah, bisa berbeda tunas bertumbuh. Begitu juga Injil yang dikabarkan bisa tumbuh secara

berbeda tergantung dengan konteks di mana Injil itu diberitakan atau ditaburkan.

Kita perlu melakukan pengamatan (observasi) yang memadai mengenai konteks, melakukan

pengumpulan data, dan menganalisis data atas konteks itu. Dari sini kita bisa memahami

pokok-pokok permasalahan yang secara riil terjadi di dalam konteks, dan kita bisa mencari

tahu bagaimana Injil bisa berbicara dan berperan di dalam permasalahan-permasalahan itu.

Dari sini juga kita bisa tahu bagaimana secara pribadi maupun secara komunal (organisasi)

kita bertindak dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada itu.

Untuk itu dalam bagian ini juga diperlukan bantuan dari tenaga-tenaga ahli dan orang-orang

yang berpengalaman, tidak hanya untuk mengobservasi, namun juga untuk mengumpulkan

data dan melakukan analisis terhadapnya. Sehingga data yang didapat dan hasil olahan data

itu bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu penting juga adanya kesediaan dari Majelis

Jemaat untuk terbuka mempelajari hasil survey itu, dan tidak hanya diam dan betah saja

dengan kondisi dan kebiasaan-kebiasaan yang sudah ada. Karena perlu dipahami juga bahwa

kegiatan Survey ini bukan sekedar cara manusia memahami konteks, namun juga merupakan

cara Roh Kudus turut berkarya bagi gereja.

Hasil upaya dari observasi, pengumpulan, dan analisis data itu membawa Jemaat kepada

momen yang kedua, yaitu pengenalan dan pemahaman diri (Sumber Daya Jemaat). Maitimoe

menawarkan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Jemaat perlu melihat

dirinya, mencari tahu apa saja kekuatan (strength) dan kelemahan (Weakness) mereka.

(16)

Namun mereka juga perlu tahu apa saja kesempatan (Opportunity) yang ada di sekitar

mereka, dan ancaman (Threat) apa yang bisa menghambat mereka.

Pemahaman dan pengenalan diri yang baik mampu mendorong Jemaat untuk berkarya lebih

luas ke luar gereja. Melalui analisis diri yang baik, disertai dengan penelaahan Alkitab,

persekutuan, diskusi, studi, dan pergumulan doa, maka Jemaat akan mampu memiliki sebuah

pemahaman (gambaran) yang tepat dan utuh perihal tugas perutusannya di dunia.

Ketiga, setelah Jemaat sudah melakukan Survey dan melakukan pemahaman dan pengenalan

yang dalam tentang dirinya, yang harus dilakukan adalah melakukan rancangan sebagai

implementasi perwujudan Jemaat yang Misioner. Di sini setidaknya ada 2 hal yang harus

diperhatikan, yaitu [a] motivasi (teologis) dan [b] tujuan (missioner). Kedua hal ini perlu

dimiliki sehingga proses dan arah pembangunan jemaat ini menjadi jelas.

Dalam hal ini secara teknis perlu dibentuk panitia, yang oleh Maitimoe disebut “Panitia

Perencanaan Pembinaan Jemaah Misioner”, yang terdiri dari warga jemaat, para ahli, majelis,

dan/atau pendeta. Panitia inilah yang berfungsi membuat rancangan yang jelas bagaimana

Jemaat Misioner itu hendak diwujudkan, baik dalam program kerja maupun rencana

pembinaan dan persiapan, hingga bagaimana pelaksanaannya dilakukan oleh warga Jemaat.

Agar semua proses dan rencana itu dapat terwujud, juga perlu untuk diperhatikan adalah

pentingnya semua ini dilaksanakan dengan tidak sambil lalu begitu saja namun dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh, dengan metode kerja yang baik, dan dengan tekad iman yang kuat.

Dari seluruh hal di atas terlihat bahwa proses ini membentuk 3 pola, yaitu (1) Pola Datang,

yaitu bagaimana melibatkan dan memobilisasi warga jemaat untuk terlibat; (2) Pola Pergi,

yaitu bagaimana gerakan dan karya missioner itu dilakukan kepada dunia (di luar gereja); dan

(3) Pola Pengemban, yaitu bagaimana membina Jemaat menjadi Jemaat yang Misioner. Pada

akhirnya membina Jemaat Misioner ini memiliki tujuan untuk mengembangkan bentuk, cara,

dan pola berjemaat (bergereja) yang relevan dengan konteks, dan bersama-sama dengan yang

lain membangun dunia yang dipenuhi dengan damai sejahtera.

(bersambung...)

RESUME BUKU 2

(Oleh Vik. Yosua Wahyu Anggoro)

JUDUL

: MEMBINA

JEMAAT MISIONER

PENULIS

: D. R. MAITIMOE

PENERBIT/ TAHUN

: BPK GUNUNG MULIA/1984

TEBAL

: 87 HALAMAN

Catatan-Catatan terhadap Pemikiran Maitimoe

Tul

isan Maitimoe ini meskipun tipis (87 halaman), namun tetaplah sebuah tulisan yang

berbobot. Karena ia tidak hanya menunjukkan hal-hal praktis, namun juga dasar konseptual

yang baik. Sekalipun dasar konseptual yang lebih komprehensif ada di buku yang

sebelumnya, yaitu Pembangunan Jemaat Misioner. Sekalipun demikian ada catatan yang

menurut saya penting untuk diperhatikan terkait dengan konsep yang dijabarkan Maitimoe.

(17)

Dalam Bab 2 mengenai Membina Pertumbuhan Jemaah, Maitimoe menjadikan peristiwa

Pentakosta dalam Kisah Para Rasul sebagai contoh, di mana dalam waktu singkat ada 3000

jiwa baru yang menjadi anggota jemaat. Dan memang, sekalipun Maitimoe menekanan

pentingnya kualitas karya pelayanan, namun ia juga melihat pentingnya pertambahan

kuantitas anggota jemaat. Yaitu bahwa Injil yang diberitakan perlu juga untuk menambah

anggota jemaat. Penginjilan perlu dilakukan baik kepada orang Kristen lama maupun

generasi Kristen baru.

Menurut saya, bagian ini perlu kita lihat secara hati-hati. Kecenderungan Gereja untuk

menambah jumlah anggota dalam praktiknya seringkali justru menyinggung kebersamaan

dengan orang lain, baik sesama Gereja maupun orang-orang non Gereja. Tak bisa dipungkiri

salah satu persoalan Ekumenis di Indonesia adalah persoalan “curi domba”. Bagaimana satu

gereja menambah jumlah anggota gerejanya dengan “mengambilnya” dari gereja lain. Hal ini

sering menimbulkan ketegangan antar gereja.

Belum lagi dengan kecurigaan dan cap “Kristenisasi” yang tidak jarang dicetuskan oleh

orang-orang kepada Gereja yang melakukan pelayanan masyarakat. Akibatnya banyak

penolakan-penolakan yang dilakukan kepada gereja, dan menimbulkan kericuhan antar umat

beragama. Gereja bukan membawa damai sejahtera namun justru menjadi sumber keributan!

Untuk itulah kita perlu melihat kembali secara kritis mengenai pemahaman dan motivasi

mengenai kuantitas anggota gereja sebagai salah satu tolok ukur utama dalam pertumbuhan

jemaat.

Maitimoe sendiri sesungguhnya menyadari bahaya akan hal ini, maka itu dalam tulisan ini ia

juga mengatakan bahwa “pelipatgandaan jumlah warga gereja (baru) tidak merupakan

satu-satunya ukuran berhasilnya … Jemaah missioner” (hal. 23). Akan tetapi dalam keseluruhan

tulisannya, terlihat seolah ia keukeuh dengan pemahaman bahwa kuantitas dan angka

merupakan hal yang penting, setidaknya sebagai umpan balik bagi strategi yang akan

dikembangkan ke depan. Karena dalam strategi Kristus sendiri, menurut Maitimoe,

pelipatgandaan jemaat juga merupakan salah satu yang menonjol. Pertanyaannya, benarkah

demikian? Mari kita lihat kembali.

Dalam Matius 18:20 Yesus berkata: “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam

nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka”. Ayat ini mau menunjukkan bahwa

dalam jumlah yang sedikit sekalipun, Tuhan berkenan hadir. Ini menunjukkan bahwa jumlah

yang lebih banyak tidak berarti lebih baik daripada jumlah yang sedikit. Sedikit asalkan

disertai dengan kualitas yang baik itulah yang diterima Yesus. Ini senada dengan kisah

persembahan seorang janda miskin (Markus 12:41-44; Lukas 21:1-4), di mana janda ini

hanya memberikan persembahan 2 peser, sedikit dari segi jumlah, tapi dari segi nilai dan

kualitas persembahannya lebih besar dari siapapun.

Tidak hanya itu saja, dalam kehidupan-Nya, bukan berarti Yesus selalu senang dan

menyambut dengan terbuka jika ada orang yang ingin menjadi pengikutNya. Dalam Lukas

(18)

9:57-62 menunjukkan bagaimana ada orang yang ingin mengikut Yesus, namun ingin

mengubur bapaknya dahulu dan juga ada yang ingin pamitan dengan keluarganya, dan

kepada keduanya Yesus justru menyampaikan kritikan yang pedas. Apa artinya? Ini

menunjukkan bahwa Yesus tidak mengutamakan penambahan jumlah (kuantitas)

pengikutNya, namun Ia lebih memperhatikan dan mengutamakan kualitas diri seseorang.

Demikianlah hendaknya Jemaat yang Misioner dalam melakukan karya misi kepada dunia

tidak memiliki motivasi dan tujuan pertama-tama untuk menambah jumlah anggota, tapi

fokus kepada bagaimana karya misi itu bisa meningkatkan kualitas kehidupan. Bukan hanya

kualitas orang lain, namun juga kualitas diri sendiri.

Sumbangsih Pemikiran Maitimoe bagi Kehidupan Gereja saat Ini

Pertama, Maitimoe menunjukkan kepada gereja mengenai pentingnya memahami dan

mengenali konteks di mana gereja itu hidup. Pertanyaan-pertanyaan seperti: apa saja

permasalahan sosial yang ada di sekitar sini? Apa yang masih kurang di lingkungan ini?

Siapa-siapa saja yang hidup di sini? Dan pertanyaan yang sejenis perlu diajukan. Observasi

dan analisis diperlukan supaya karya misi yang hendak dilakukan menjadi tepat, kabar

sukacita (Injil) yang ditaburkan pun bisa tumbuh.

Kedua, sebagaimana memahami konteks, Maitimoe juga menunjukkan betapa gereja juga

perlu memahami dan mengenal dirinya sendiri. Gereja perlu mengajukan

pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa saja kekuatan dan kelebihan yang dimiliki gereja ini? Apa saja

kekurangannya? Apa saja masalah yang dihadapinya? Peluang dan kesempatan apa yang

dimiliki gereja? Ini penting agar Jemaat bisa bertumbuh ke arah yang tepat.

Kedua hal di atas menjadi penting dan dapat terlihat hasilnya ketika gereja membuat Rencana

Program dan Kegiatan. Program dan kegiatan gereja akan memiliki tujuan yang jelas, tepat

sasaran, dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan berjemaat, jika kedua hal di atas

(mengenali konteks dan diri sendiri) bisa dilakukan dengan baik. Namun jika kedua hal di

atas tidak dilakukan dengan baik, besar kemungkinan program dan kegiatan gereja hanya

sekedar rutinitas saja, hanya mengulang program dari tahun-tahun sebelumnya, dan tidak

mampu meningkatkan kualitas hidup berjemaat.

Selesai...

(19)

Resume Buku

Judul

: Pembangunan Jemaat Misioner

Penulis

: D. R. Maitimoe

Tahun Terbit : 1978

Penerbit

: BPK Gunung Mulia

Tebal

: 396 halaman (dengan Daftar Pustaka)

Oleh Vik. Yosua Wahyu Anggoro

Prinsip ketiga sebagai kelanjutan dari prinsip-prinsip di atas adalah perlunya “pengerahan oleh

pimpinan jemaat sendiri”. Ketika disadari mengenai pentingnya pera warga jemaat dalam

pembangunan jemaat missioner ini, maka timbul pertanyaan terkait peran pendeta. Di manakah peran

pendeta? Masih adakah peran pendeta dalam konsep jemaat yang missioner ini? Jawabannya ada.

Menurut Maitimoe, peran dan fungsi pendeta adalah dalam hal [1] fungsi (me)motivasi (warga gereja);

[2] fungsi refleksi (teologis) secara kristis; dan [3] fungsi pembinaan warga gereja. Bagi Maitimoe,

ketiga fungsi ini sangatlah vital dalam sebuah jemaat missioner. Konsep tradisional tentang pendeta

sebagai “wakil Kristus” yang menempatkan pendeta seolah lebih tinggi dari umat (warga jemaat) harus

dihilangkan. Lebih lanjut Maitimoe menyampaikan: “para pendeta adalah mereka yang ditugaskan

dari antara warga gereja untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu … Pendeta tidak mengambil alih

tugas warga gereja, atau meniadakan tugas warga gereja”. (hal. 251)

Dalam hal ini disadari perlunya seorang pendeta memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik, dan

itu perlu dipersiapkan sejak masa studi teologi. Dengan kepemimpinan yang baik, pendeta akan

mampu menjalani ketiga fungsi di atas dengan baik. Dengan motivasi dan pembinaan yang tepat, akan

banyak warga gereja yang bisa menjadi pemimpin-pemimpin baik dalam taraf fungsional, kategorial,

maupun regional dan di mana-mana mereka hidup.

Prinsip keempat yaitu “pengerahan untuk mencapai keseluruhan sasaran”. Di sini hal yang

mendasarinya adalah kasih Allah, sebagaimana yang diungkapkan Yohanes 3:16. Maka itu pelayanan

dan kesaksian yang dilakukan harus mampu menjangkau seluruh lapisan manusia (masyarakat) di

manapun dan siapapun, dan bahkan menjangkau berbagai aspek dalam manusia itu, seperti aspek

jasmani, rohani, bahkan sosial. Mahasiswa, karyawan, para pejabat, pegawai militer, petani, nelayan,

bahkan sampai para tahanan harus bisa dijangkau oleh pelayanan dan kesaksian jemaat yang

missioner. Demikianlah Injil tersebut harus diberitakan agar bisa dilakukan, dipraktekkan, dan

diimplementasikan.

Selain keempat prinsip-prinsip tersebut, salah satu hal yang juga vital untuk keberlangsungan

pembangunan jemaat missioner ini adalah perlunya pembinaan yang terus-menerus dan bersifat

menyeluruh, baik kepada warga jemaat manupun kepada para pemimpin di jemaat. Mulai dari

pengenalan akan talenta-talenta pribadi dan bagaimana itu digunakan sebagai penunjang kehidupan

pelayanan dan kesaksian, pemahaman yang benar tentang Missio Dei, sampai kepada perubahan yang

terus menerus terjadi di dalam konteks kehidupan, semua itu merupakan bagian dari pembinaan.

(20)

Resume Buku

Judul

: Pembangunan Jemaat Misioner

Penulis

: D. R. Maitimoe

Tahun Terbit : 1978

Penerbit

: BPK Gunung Mulia

Tebal

: 396 halaman (dengan Daftar Pustaka)

Oleh Vik. Yosua Wahyu Anggoro

Catatan-Catatan terhadap Pemikiran Maitimoe

Tulisan Maitimoe ini sangat menarik karena ia berulang kali menekankan akan pentingnya gereja

menjangkau manusia di manapun dan apapun latar belakang fungsinya. Bahkan dalam beberapa

kesempatan ia memberikan pemikiran yang cukup “berani” mengenai pembentukan Jemaat yang tidak

hanya berdasarkan wilayah atau residen, namun juga Jemaat berdasarkan fungsi atau kategorial. Ini

menunjukkan keprihatinannya akan manusia dalam konteks riil Indonesia.

Akan tetapi ini juga yang menjadi catatan bahwa Maitimoe terlalu melihat manusia “hanya” sebatas

pada fungsi dan kategorinya saja (petani, ABRI, buruh, mahasiswa, dsb.). Ia secara spesifik belum

membahas mengenai masalah konteks manusia secara luas seperti kemiskinan, kepelbagaian agama,

dan sebagainya. Demikian juga disadari bahwa Maitimoe terlalu menekankan karya pelayanan dan

kesaksian hanya kepada “manusia”. Meskipun ia membahas soal “ta panta”, yaitu bahwa sasaran Injil

itu harus menjangkau “semua” tanpa terkecuali, ia tidak membahas lebih dalam mengenai pentingnya

proklamasi Injil juga disampaikan kepada sesama ciptaan non-manusia.

Dalam hal ini pendapat E. G. Singgih bisa memperlengkapi. Singgih menunjukkan bahwa dalam

konteks Indonesia, gereja yang kontekstual adalah gereja yang sadar dengan akan realita konteks

terkait lima hal: kepelbagaian agama, kemiskinan yang parah, penderitaan, ketidakadilan (termasuk

ketidakadilan gender), dan kerusakan ekologis. (Singgih; 2004) Empat dari lima konteks di atas

berbicara mengenai kemanusiaan dan segala permasalahan yang terkait padanya. Juga Singgih

“menambahkan” satu konteks yang berbicara jauh melampaui kemanusiaan: kerusakan ekologis.

Pembakaran dan pembabatan hutan secara serampangan, polusi udara di mana-mana, juga pemanasan

global merupakan contoh nyata betapa kerusakan ekologis semakin parah seiring dengan

perkembangan zaman. Ini menunjukkan bahwa adalah tugas gereja juga untuk menyadari akan konteks

ini dan turut serta dalam upaya menjaga dan melestarikannya sebagai sesama ciptaan Allah.

Perlunya gereja mengembangkan panggilan tugasnya di dunia kepada ciptaan secara lebih luas juga

sesuai dengan amanat Yesus dalam Markus 16:15. Di sana murid-murid diminta untuk memberitakan

Injil kepada “segala makhluk”. Kata makhluk di sana berasal dari bahasa Yunani ktisis yang berarti

hasil karya ciptaan Allah secara utuh; bisa manusia dan juga alam dan lingkungan. Ini menunjukkan

betapa alam dan lingkungan perlu menjadi sasaran dan teman yang disapa gereja yang kepadanya juga

diupayakan Injil (kesukacitaan) dan kesejahteraan untuk menjalani hidupnya di dunia. Dengan

demikian gereja akan sadar dengan konteks kehidupannya saat ini yang memanggilnya untuk

menjalankan tugas secara holistik.

(21)

Akan tetapi di sini juga perlu disadari bahwa ketika Maitimoe penulis buku ini (1978), belum muncul

kesadaran dan keprihatinan yang besar mengenai kerusakan alam dan permasalahan manusia

sebagaimana yang dipaparkan Singgih di atas. Di sinilah pemikiran Singgih ini akan mampu

memperlengkapi konsep pembangunan jemaat missioner yang dipaparkan Maitimoe. Dengan adanya

kesadaran akan permasalahan konteks Indonesia secara faktual, ide pembangunan jemaat missioner

yang dipaparkan Maitimoe akan menjadi lebih hidup dan lebih tepat konteks. Gereja akan tahu dengan

jelas kemana arah pelayanan dan kesaksian itu bisa diarahkan.

Sumbangsih Pemikiran Maitimoe bagi Kehidupan Bergereja Saat Ini

Pertama. Konsep pembangunan jemaat missioner Maitimoe sangat menekankan akan gereja yang

mau keluar dari temboknya untuk menjangkau dunia dan masyarakat. Gereja tidak bisa hanya diam

mengurusi dirinya sendiri. Pemahaman ini mengingatkan kita saat ini untuk mau terbuka mengadakan

program-program gereja yang bisa menjangkau masyarakat. Pelayanan kepada dunia dan masyarakat

harus ditingkatkan, dan tidak bisa hanya dianggap sambil lalu saja.

Untuk merealisasikan hal ini diperlukan struktur gereja yang lebih fleksibel sebagaimana tercermin di

gereja zaman Perjanjian Baru. Gereja juga bisa bekerjasama dengan gereja-gereja lain dalam

melakukan pelayanan dan kesaksian ini. Ini sekaligus bentuk mewujudkan keesaan gereja.

Kedua, konsep Pembangunan Jemaat Misioner ini sangat tergantung kepada peran warga jemaat.

Warga jemaat tidak bisa hanya pasif, atau merasa cukup dengan hadir dalam ibadah Minggu. Lebih

dari itu, warga jemaat diharapkan untuk mau terlibat

aktif dalam upaya memberitakan Injil melalui

kata dan karya. Warga jemaatlah tulang punggung dan ujung tombak gereja, karena tanpa warga

jemaat gereja akan tidak berfungsi. Tugas pendeta sebagaimana dipaparkan Maitimoe, adalah dalam

hal motivasi, refleksi, dan pembinaan.

Selebihnya, yang merancang, bergerak, dan mewujudkan serta

merealisasikannya, adalah warga jemaat!

Maka itu hendaknya warga jemaat memanfaatkan sarana-sarana yang tersedia, seperti Pelayanan

Kategorial, Komisi, atau pelayanan-pellayanan tertentu, sebagai wadah melaksanakan panggilan dan

pengutusan Allah dan upaya mewujudkan suatu Jemaat yang missioner.

(22)

HASIL PERTEMUAN TEAM PENGKAJIAN PENDEWASAAN DAN PELEMBAGAAN GPIB GALILEA CILACAP

 Dasar Program Kerja GPIB Galilea Cilacap Tahun 2016 – 2017 No Program 8010.06 tentang Pendewasaan dan Pelembagaan Jemaat GPIB Galilea Cilacap.

 Sehubungan dengan hal tersebut telah dibentuk Team Pengkajian Pendewasaan dan Pelembagaan Jemaat GPIB Galilea Cilacap.

 Team dimaksud akan mengkaji apakah GPIB Galilea Cilacap sudah memenuhi syarat menjadi 2 Bakal Jemaat dengan mempertimbangkan pertumbuhan Jemaat, efisiensi pelayanan dan persyaratan yang ditetrapkan.

 Pengumuman ini diwartakan mulai tanggal 21 Agustus sampai dengan 11 September 2016.  Pada tanggal 18 September 2016 akan dibuat angket bagi Warga Jemaat.

(23)

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA HUT GPIB, NATAL 2016 DAN PASKAH 2017

Berdasarkan Program Kerja Majelis Jemaat Tahun 2016 – 2017, Rapat PHMJ tanggal 20 Mei 2016, Rapat PHMJ tanggal 10 Juli 2016, Rapat PHMJ beserta Jemaat Tanggal 26 Juli dan Surat Keputusan Majelis Jemaat GPIB Galilea Cilacap Nomor : 054/07.16/MJGC(02)/Kpts tertanggal 28 Juli 2016 telah terbentuk Susunan Panitia HUT GPIB, Natal 2016 dan Paskah 2016 sebagai berikut

SUSUNAN PANITIA PELAKSANA HUT GPIB, NATAL 2016 DAN PASKAH 2017 Penanggung Jawab : Majelis Jemaat GPIB “ Galilea “ Cilacap  Penasehat : PHMJ GPIB” Galilea “ Cilacap

 Ketua : Ibu KETY SUSIANA MANABUNG - MAIT  Sekretaris : Ibu MELIWATI ANDRIS - MARPAUNG  Bendahara : Ibu ISADORA SARTONO - DJAWAMATA  Seksi – seksi :

Acara ‘ Lomba & Ibadah : Vik. YOSUA WAHYU ANGGORO, S.Si ( Koordinator ) Ibu SANDRA LUMBA – NIKIJULUW

Ibu ELIZABETH PIAY Bpk. YOHANES TAMBUNAN Sdr. GARRY SAPULETTE Sdri. DUNIE ANATON SARTONO

Usaha Dana : Ibu LILY SAPULETTE ( Koordinator ) Ibu HERNAWATI WATTIHELUW

Ibu IRA BARUS

Bpk. YANEMAN ANDRIS

Konsumsi : Ibu JENNY HUTABARAT - SIPAHUTAR ( Koordinator ) Ibu HANNA DWI KRISTIANI ANTON

Ibu RENNY JHONY - DHARMA Ibu IDA FITRIA PIAY

Ibu IHDA RAHMA BUDY PRAYITNO Ibu NENY TRIAGUSTINI WATTIMENA Ibu NOVI PRISCILLA TETENGEAN Ibu BUDI WEKEN

Ibu SAMINI NOYA

Ibu NORIE MANUHUTU - RANSUN

Perlengkapan & : Bpk. JHONY ( Koordinator ) Dekorasi&Transportasi Bpk. RENDIKA WOWOR

Bpk. YOHANES ASTIONO Sdr. ROY PASARIBU Sdr. DENELVY FRANLY Sdri. AVE SHANIA CHRIESTIN Sdri. UTRICIA WOWOR Sdri. IMELDA NATALIA

Dokumentasi/Publikasi : Bpk. BAMBANG SETYABUDI ( Koordinator ) Bpk. TONNY ITRAN

Sdr. SADRAKH YASUA PIAY Sdr. IMMANUEL TYTO SIHOMBING

Keamanan : Bpk. YUDI M. BOWARD ( Koordinator) Bpk. ANDREAS PURWANTO

(24)

SUSUNAN PENGURUS PGIS KABUPATEN CILACAP

MASA PELAYANAN 2016 – 2018

Berdasarkan Surat dari PGIS Kabupaten Cilacap nomor : 006/Pemb.Pgrs/PGIS/08.2016, perihal Susunan Pengurus PGIS Kabupaten Cilacap Masa Pelayanan Tahun 2016 – 2018 dan yang akan di Lantik pada hari Jum’at, 12 Agustus 2016 pukul 17.00 WIB bertempat di Gereja Kristen Jawa Jl. Dr. Wahidin No. 36 – 38 Cilacap, dengan Susunan sebagai berikut :

Penanggung Jawab : Pendeta – Pendeta di Lingkup PGIS Kab. Cilacap

 Ketua : Pdt. KHONSELMAN RADJABAYCOLLE, S.Si (GKJ Cilacap)  Wakil Ketua : Pnt. ARI SULISTIYANTO (GKJ Cilacap)  Sekretaris : 1. Pnt. H. YANCE KAYADU (GPIB Cilacap)

: 2. Pnt. KURNIA PANTJA KUMBUL (GKI Cilacap)

 Bendahara : 1. Pnt. RUMI RACHMAWATI (GKJ Citara) : 2. Pnt. SUHERI (GKI Cilacap)

 Anggota : 1. Pnt. SUWARDI (GKJ Cilacap)

: 2. Pnt. HENDRO JOKO (GKJ Citara) : 3. Dkn. STEPANUS KALE (GPIB Cilacap) : 4. Pnt. ENDANG SUMARDANI (GKI Cilacap) : 5. Pnt. St. MARTIN HUTAGALUNG (HKBP Cilacap) : 6. C.Pdt. FIRMANNUDIN HIDAYAT (GKJ Jeruk Legi)

(25)

NO NAMA 06.00 09.00 17.00

I II III IV V I II III IV I II III IV V

AGUSTUS

1 Sdri. Meli Nongkang 2 Sdr. Vega Baloto 3 Sdr. Rinto Pasaribu 4 Sdr. Sadrakh Y. Piay 5 Ibu Reta Budianto 6 Bpk. Tonny Itran 7 Sdri. Imelda Natalia 8 Sdr.Aditya Wattiheluw 9 Sdr. Roy Pasaribu 10 Sdr. David Noya 11 Sdr. Frans 12 Sdri. Mitariana SEPTEMBER 1 Sdri. Mitariana 2 Sdri. Meli Nongkang 3 Sdr. Vega Baloto 4 Sdr. Rinto Pasaribu 5 Sdr. Sadrakh Y. Piay 6 Ibu Reta Budianto 7 Bpk. Tonny Itran 8 Sdri. Imelda Natalia 9 Sdr.Aditya Wattiheluw 10 Sdr. Roy Pasaribu 11 Sdr. David Noya 12 Sdr. Frans OKTOBER 1 Sdri. Mitariana 2 Sdri. Meli Nongkang 3 Sdr. Vega Baloto 4 Sdr. Rinto Pasaribu 5 Sdr. Sadrakh Y. Piay 6 Ibu Reta Budianto 7 Bpk. Tonny Itran 8 Sdri. Imelda Natalia 9 Sdr.Aditya Wattiheluw 10 Sdr. Roy Pasaribu 11 Sdr. David Noya 12 Sdr. Frans NOVEMBER 1 Sdri. Mitariana 2 Sdri. Meli Nongkang 3 Sdr. Vega Baloto 4 Sdr. Rinto Pasaribu 5 Sdr. Sadrakh Y. Piay 6 Ibu Reta Budianto 7 Bpk. Tonny Itran 8 Sdri. Imelda Natalia 9 Sdr.Aditya Wattiheluw 10 Sdr. Roy Pasaribu 11 Sdr. David Noya 12 Sdr. Frans

Referensi

Dokumen terkait

2. Formulir Pendaftaran Warga Jemaat disertai kelengkapan lampiran- lampirannya, diserahkan ke Koordinator Sektor atau Kantor Majelis Jemaat pada setiap hari dan jam

2. Formulir Pendaftaran Warga Jemaat disertai kelengkapan lampiran- lampirannya, diserahkan ke Koordinator Sektor atau Kantor Majelis Jemaat pada setiap hari dan jam

2. Formulir Pendaftaran Warga Jemaat disertai kelengkapan lampiran- lampirannya, diserahkan ke Kantor Majelis Jemaat pada setiap hari dan jam kerja. Koordinator Sektor

191 Prayiptanti Purba - Gultom P Sudah Dipilih/Memilih DATA WARGA SIDI JEMAAT TAHUN 2022. GPIB JEMAAT "SILOAM"

Cat: Bagi warga jemaat yang berdomisili di wilayah sektor pelayanan 1 yang belum terdaftar dalam kelompok di atas dapat menghubungi Koorsek atau Wakorsek. DATA 2 : 15 SEKTOR

2. Formulir Pendaftaran Warga Jemaat disertai kelengkapan lampiran- lampirannya, diserahkan ke Koordinator Sektor atau Kantor Majelis Jemaat pada setiap hari dan jam

2. Formulir Pendaftaran Warga Jemaat disertai kelengkapan lampiran- lampirannya, diserahkan ke Koordinator Sektor atau Kantor Majelis Jemaat pada setiap hari dan jam

Untuk itu mengundang segenap Warga Sidi Jemaat GPIB “GALILEA” Cilacap untuk turut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus pada hari Minggu, 02 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB di Gereja