• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS CIRI NOVEL MISTERI S. MARA GD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS CIRI NOVEL MISTERI S. MARA GD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS CIRI NOVEL MISTERI

S. MARA GD

Julia Nency

Lucyana

Cendrawaty Tjong

Universitas Bina Nusantara, Jalan Kemanggisan Ilir III nomor 45, Kemanggisan/Palmerah, 021-5327630 E-mail: autumnfox_19891@yahoo.com, lucy_cherishblue@yahoo.com, cencen_zzz@yahoo.com

ABSTRACT

S. Mara Gd is an Indonesian eminent novel mystery writer. This research purpose are research the traits of Indonesian Chinese writer, S. Mara Gd, mystery novel. The data that writer used are 17 mystery novel of S. Mara Gd and analyze the traits mystery novel of S. Mara Gd. The method that writer use is library research. Writer analyze S. Mara Gd’s novel characters and their relationship, complexity of the story and the genre of the novel. Our research conclusion is although she’s an Indonesian Chinese, but her novels focus on the nation’s universality.

Keyword: Detective, Novel, S. Mara Gd, Traits, Indonesian Chinese

ABSTRAK

S. Mara Gd adalah seorang penulis novel misteri yang terkenal. Tujuan penelitian ini adalah meneliti ciri novel misteri karya penulis Indonesia Tionghoa, S. Mara Gd. Data yang penulis pakai adalah novel misteri S. Mara Gd, menganalisis ciri novel misteri S. Mara Gd. Metode yang penulis gunakan adalah studi pustaka. Penulis meneliti tokoh-tokoh dalam novel misteri S. Mara Gd serta hubungan-hubungan mereka, kompleksitas cerita dan tema novel misteri S. Mara Gd. Hasil penelitian kami adalah meskipun S. Mara Gd adalah seorang Tionghoa, namun novelnya berpusat kepada universalitas keseluruhan masyarakat.

(2)

PENDAHULUAN

Sastra menunjuk kepada bahasa sebagai alat untuk mewujudkan kebudayaan yang mencerminkan realita yang objektif, menunjukkan dunia seni jiwa pengarang. Kehidupan manusia tidak penah lepas dari sastra. Melalui sastra, manusia dapat menyatakan pemikiran, pengalaman hidup dan pandangan terhadap perasaan. Sastra memiliki ciri khas nasionalis, sastra yang berbeda memiliki sifat dan ciri yang berbeda pula. Yang dimaksudkan dengan ciri khas nasionalis yaitu menunjuk kepada gaya sastra nasionalis yang memiliki perbedaan sifat dasar, pembawaan semangat dan karakteristik watak dengan sastra nasionalis lainnya.

Sastra Tionghoa Indonesia lahir akhir abad ke-19, perkembangannya ada 3 fase, yaitu Sastra Melayu Tionghoa Indonesia, Sastra Yinhua dan Sastra Tionghoa Indonesia. Setelah Kemerdekaan Indonesia, orang Tionghoa memperoleh kesempatan bersama dengan penduduk pribumi mengenyam pendidikan, inilah yang kemudian menjadi dasar timbulnya Sastra Yinhua. Sejak akhir tahun 70-an dan 80-an di abad 20 Sastra Tionghoa Indonesia memasuki fase yang baru, muncul beberapa novelis wanita yang terkemuka: Marga T, Mira W, V. Lestari, S. Mara Gd, karya-karya novelis-novelis wanita inilah yang menjadikan Literatur Populer yang saat ini paling diterima masyarakat. Novelis-novelis wanita ini menciptakan novel lirikal: yang berbeda adalah, Marga T dan Mira W lebih memfokuskan kepada percintaan dan rumah tangga sebagai subjek utama novel, namun V. Lestari dan S. Mara Gd fokus utamanya adalah misteri atau kasus pembunuhan sebagai subjek utama novel.

S. Mara Gd berawal dari menerjemahkan novel misteri Inggris Agatha Christie, tahun 1984 ia mulai menulis novel misteri pertamanya: “Misteri Dian yang Padam”. Ia telah menulis 30 novel, novelnya yang terkenal di antaranya “Misteri Dian yang Padam”, “Misteri Dendam Seorang Istri” dan lain-lain. Karya-karyanya selalu berpusat kepada teka-teki kehidupan dan kematian manusia, melalui percakapan dan pemikiran mendalam tokoh-tokoh dalam karyanya, S. Mara Gd menunjukkan keburukan dan keserakahan di dalam hati manusia.

Penulis menemukan bahwa S. Mara Gd adalah novelis wanita Tionghoa terkemuka dalam Sastra Misteri Tionghoa Indonesia. Karya-karyanya memiliki nilai-nilai, perkembangan jalur cerita juga penuh dengan urutan-urutan logika, dari awal hingga akhir berpusat kepada pemecahan kasus. Kekhasan karya S. Mara Gd adalah nilai penelitian penulis, dan juga berharap penelitian ini dapat membuat semua orang lebih mengenal karya novelis misteri S. Mara Gd.

Berbeda dengan penelitian yang terdahulu yang meneliti tentang kajian behavioral tokoh cerita dan karakteristik novelis wanita Tionghoa Indonesia, penulis meneliti menggunakan teori novel misteri untuk menganalisa novel-novel misteri karya S. Mara Gd.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi pustaka dengan rancangan deskriptif yang dilakukan menggunakan teori novel misteri. Datanya berupa novel-novel S. Mara Gd yang terdiri dari teks yang berisi monolog, dialog dan narasi yang menggambarkan sifat, tingkah laku, perbuatan dan perkataan tokoh. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi karena sumber penelitian ini bersifat dokumentasi. Data-data yang dikumpulkan terdiri dari novel-novel misteri karya S. Mara Gd, juga sumber-sumber primer lainnya berupa buku, jurnal, artikel dan lain-lain.

HASIL DAN BAHASAN

Seiring perkembangan zaman, sastra pun mengalami perkembangan besar. Di Indonesia muncul banyak novelis, juga muncul banyak novelis wanita Tionghoa. S. Mara Gd merupakan salah satu novelis yang terkenal, dia memfokuskan menulis novel misteri. Novel misterinya sangat terkenal di Indonesia, banyak yang berpendapat bahwa dia adalah novelis misteri nomor 1 di Indonesia.

Novel misteri S. Mara Gd mengikuti model narasi novel misteri, yaitu memperkenalkan tokoh dan hubungan tokoh, kemudian timbul kejahatan yang penting seperti pembunuhan dan sejenisnya, detektif menggunakan logika memeriksa bukti-bukti, menyelesaikan kasus, urutan paling akhir adalah detektif menangkap pelakunya atau mengungkapkan misteri. Dalam novel misteri lain biasanya ada seorang detektif yang memecahkan misteri, tetapi di dalam novel misteri S. Mara Gd yang memecahkan misteri adalah Kapten Polisi Kosasih dan partnernya Gozali. Urutan terakhir di dalam novel misteri S. Mara Gd adalah mengumpulkan orang-orang yang berhubungan dengan kasus di kantor polisi, kemudian Kosasih dan Gozali mulai mengungkapkan misteri, biasanya di antara orang-orang yang bersangkutan ada

(3)

si pelaku, jadi pelakunya ditangkap di kantor polisi. Tetapi urutan ini tidak pasti, ada kalanya Kosasih dan Gozali datang ke rumah si pelaku, menunjukkan bukti, lalu menangkap si pelaku.

Menurut jenis-jenis novel misteri oleh Todorov, novel misteri S. Mara Gd termasuk ke dalam jenis yang pertama, novel teka-teki. Novel misteri jenis ini biasanya mengandung dua cerita: cerita kejahatan dan cerita investigasi. Dalam novel misteri S. Mara Gd, cerita kejahatan biasanya menjelaskan kehidupan para tokoh, kemudian terjadi kasus pembunuhan. Yang biasanya memeriksa kasus adalah Kosasih dan Gozali, atau polisi lainnya, tetapi juga pada akhirnya masih mencari bantuan Kosasih dan Gozali, bagian ini adalah cerita investigasi.

Analisa penulis terbagi menjadi: (1) Peran tokoh dan hubungan-hubungan mereka, (2) Kompleksitas cerita, dan (3) Tema-tema novel.

Pengarang harus menciptakan tokoh, karena tokoh merupakan elemen yang paling penting di dalam suatu karya. Sebagai tokoh, tokoh menunjukkan sudut pandang penciptaan pengarang. Menurut Abrams (1981:20), tokoh merupakan beberapa orang yang muncul dalam karya narasi atau karya teater, yang dijelaskan pembaca, menggunakan kata-kata dan tindakan mengekspresikan nilai-nilai moral dan beberapa kecenderungan. Ciri novel S. Mara Gd adalah tokoh-tokoh novelnya ada beberapa yang selalu sama, yaitu Kosasih dan Gozali, serta kolega dan keluarga di sekeliling mereka. Seluruh novelnya selain berfokus kepada memecahkan kasus, juga mengandung cerita kehidupan Gozali dan kisah percintaannya, bermula dari ketika ia masih seorang penjahat, lalu berubah menjadi baik, dan akhirnya bertunangan dengan anak Kosasih.

Tokoh yang paling penting di dalam novel S. Mara Gd adalah Kosasih dan Gozali. Kosasih adalah seorang kapten polisi, dia adalah lelaki separuh baya. Kosasih adalah orang yang sangat rajin dan disiplin, meskipun gajinya tidak besar, namun ia masih mendedikasikan waktunya untuk mencari kebenaran. Gozali adalah seorang laki-laki yang memiliki perawakan tinggi, tungkai yang panjang, ada sedikit kumis di wajahnya yang tidak tampan, tapi matanya sangat jernih dan bening, pandangannya awas dan tajam. Gozali dulu merupakan seorang pencuri, namun karena bantuan Kosasih, yang merupakan titik balik hidupnya, dia tidak ingin lagi menjadi penjahat, dia menjadi tangan kanan Kosasih bersama-sama mencari kebenaran. Mereka menunjukkan gambaran detektif yang cinta keadilan, membantu tanpa pamrih, tidak meminta balasan. Setiap kali ada orang yang butuh bantuan, tidak peduli adalah orang miskin atau orang kaya, orang Tionghoa atau orang pribumi, mereka pasti membantu. Mereka tidak suka dengan korupsi, kolusi dan nepotisme. Misalnya di "Misteri Dilema Seorang Menantu", ada Karjo yang merupakan menantu dari anak perempuan pamannya, polisi mencurigai dia membunuh atasannya, Hengki. Jadi paman Gozali dan anak perempuannya datang mencari Gozali untuk minta bantuan. Gozali bersedia membantu mereka, tetapi, jika Karjo benar-benar telah membunuh atasannya, Gozali tidak bisa membebaskan Karjo meskipun Karjo adalah kerabatnya sendiri, yang membuat pamannya merasa putus asa.

Selain mencintai keadilan, mereka sangat berkomitmen terhadap pekerjaan, misalnya saja ketika mereka mengusut suatu kasus, mereka bisa lupa waktu. Tidak peduli apakah pagi atau malam, hari biasa atau hari libur, mereka terus mencari kebenaran dari kasus tersebut. Bahkan mereka sampai mempengaruhi kolega mereka, misalnya Abbas Tobing

Mereka sangat ramah terhadap orang lain, juga sangat suka membantu orang lain. Mereka juga tidak asal-asalan membantu orang. Misalnya, kalau mereka sudah berjanji akan memberikan bantuan, mereka pasti benar-benar akan membantu. Dalam "Misteri Keempat Wajah Anastasia", karena Gozali mencari informasi dari seorang satpam bernama Darmo, Darmo dipecat. Kali berikutnya Gozali mencari Darmo, dia tidak ramah terhadap Gozali, karena dia kehilangan pekerjaannya. Gozali lalu menjanjikan akan mencarikannya pekerjaan, ini tidak asal bicara saja, tetapi kemudian Darmo benar-benar mendapatkan pekerjaan baru.

Novel S. Mara Gd juga mempunyai keunikan tersendiri. Ketika Kosasih mewawancarai saksi, ia terkadang menggunakan bahasa Jawa, agar saksi menjadi lebih terbuka kepadanya. Dialek yang sering digunakan adalah bahasa sehari-hari, seperti : sampeyan, wis, wong, mbok, ndak, inggih dan lain-lain. Hal ini dikarenakan S. Mara Gd merupakan orang Surabaya.

Penulis juga menemukan bahwa gambaran tokoh Kosasih dan Gozali memiliki perbandingan dengan tokoh-tokoh polisi lainnya dalam novel. Misalnya di dalam novel "Misteri Pesta Maut", Kapten Polisi Husni Toha adalah seorang polisi yang ceroboh, ia tidak serius bekerja, sombong, mencintai kekuasaan, mudah mempercayai kata-kata orang yang berkedudukan atau orang-orang terdekatnya. Dia tidak cermat dalam mencari jejak-jejak kasus, merasa hal ini sangat merepotkan. Penulis merasa bahwa hal ini berhubungan dengan gambaran masyarakat Indonesia, yang sudah kehilangan harapan terhadap polisi-polisi Indonesia, bahwa kesan polisi terhadap masyarakat merupakan gambaran yang buruk.

(4)

Gambaran Kosasih dan Gozali yang mencintai keadilan, tulus, berhati lurus, bertanggung jawab dan rajin terhadap pekerjaan merupakan harapan terhadap polisi Indonesia.

Tindakan dan kata-kata Kosasih dan Gozali juga menunjukkan banyak pandangan mengenai moral kehidupan. Melalui kisah Gozali yang berubah menjadi baik serta Kosasih yang tidak menuntut balasan, S. Mara Gd ingin memberitahukan kepada pembaca bahwa kita tidak boleh menilai orang dari penampilan luarnya saja, selain itu kita juga harus memberikan kesempatan kedua kepada mereka. Di dalam novel “Misteri Rahasia Seorang Suami”, Kosasih ada mengajarkan kepada Letnan Dua Sarwito bahwa setiap orang memiliki bagian berkahnya sendiri-sendiri. Bahwa semua orang boleh meningkatkan taraf kehidupan mereka atau memiliki cita-cita yang tinggi, namun tidak boleh menggunakan cara yang tidak baik untuk mencapai impian-impian ini.

Ciri lain novel misteri S. Mara Gd adalah karyanya tidak terlepas dari kisah percintaan. Penulis berpendapat bahwa ini berhubungan dengan gender penulis dan pembaca. Cinta merupakan pengalaman yang paling mempesona dan menciptakan drama dalam kehidupan manusia, juga merupakan jalan cerita yang paling dasar dan paling menarik dalam cerita. Percintaan merupakan tema yang disukai pembaca wanita. Wanita memiliki kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, sehingga S. Mara Gd juga memasukkan unsur percintaan di dalam novelnya. Melalui kisah cinta tokoh utama dan tokoh tambahan, S. Mara Gd telah menciptakan jenis sastra yang mengandung cerita detektif dan percintaan.

Novel S. Mara Gd dari awal hingga akhir menyebutkan keluarga Kosasih: Ny. Kosasih, Bambang, Dessy, Teti dan Ari. Tokoh-tokoh ini kemudian menjadi hubungan yang penting dengan kehidupan Kosasih dan Gozali. Kehadiran mereka membuat Gozali merasakan kehangatan sebuah keluarga, selain itu Dessy juga merupakan pasangan hidup Gozali.

Penulis menemukan bahwa tokoh-tokoh pembunuh di dalam novel misteri S. Mara Gd, sebagian besar merupakan orang-orang yang memiliki kelainan dalam jiwa mereka. Dalam "Misteri Pesta Maut" S. Mara Gd pernah menyebutkan, "Semua orang punya potensi menjadi pembunuh." Ketika kita sangat membenci seseorang, ada saatnya kita di dalam hati ingin sekali membunuh orang itu, dalam hati kita berkata "Mati saja kau!" atau di dalam hati kita berharap dia menderita, ini semua merupakan suatu pembunuhan. Pembunuhan macam ini hanya dilakukan di dalam hati, karena kita tidak benar-benar berani melakukan membunuh orang itu. Ketika orang benar-benar melakukan pembunuhan, mereka dibutakan oleh nafsu, tidak ingat lagi dengan agamanya sendiri, tidak lagi mendengarkan suara hati nurani.

Koni dalam "Misteri Asmara di Pondok Songka" menerima tekanan psikologis yang sangat serius, karena ia tidak berani mengakui anaknya sendiri dan menunjukkan kasih sayang terhadap anaknya. Dia harus memendam rasa rindu dan cintanya kepada darah dagingnya sendiri selama puluhan tahun, karena itu demi kebahagiaan anaknya ia menyingkirkan segala penghalang, termasuk dengan membunuh orang-orang yang membuat anaknya menderita.

Martin dalam "Misteri Keempat Wajah Anastasia" adalah satu-satunya anak yang sangat dimanja. Saat masih kecil ia tidak pernah menerima kasih sayang dari ayahnya, ia pun tahu ibunya sakit hati terhadap ayahnya karena ayahnya tidak setia. Jadi, ibunya mencurahkan seluruh kasih sayangnya kepada Martin. Mungkin karena sejak kecil tidak pernah dipukul, ketika ia dewasa ia menganggap bahwa semua orang harus mengikuti kehendaknya.

Selain itu, penulis juga menemukan bahwa tokoh-tokoh korban dalam novel S. Mara Gd adalah orang-orang yang memiliki moral yang rendah dalam masyarakat, yang masyarakat berpendapat mereka tidak berguna atau tidak layak untuk hidup. Mereka adalah playboy, suami yang tidak setia, menantu yang tidak berguna, orang yang suka memeras atau mengancam orang lain, wanita simpanan, wanita yang mengambil suami orang dan lain-lain. Orang-orang ini tidak mempunyai kontribusi terhadap masyarakat, mereka memiliki moral yang rendah.

Jack Permana dalam "Misteri Kematian Seorang Casanova" adalah seorang vokalis band Casanova, sering menghadiri pesta-pesta, minum minuman keras, menghamili anak-anak perempuan. Kepribadiannya sangat buruk, terhadap anggota-anggota band-nya pun semua bermasalah. Hariono dalam "Misteri Keempat Wajah Anastasia" adalah seorang dokter kandungan. Meskipun telah memiliki istri dan anak, tetapi ia masih mencari wanita-wanita lain. Ia mempunyai banyak wanita simpanan, merupakan laki-laki yang tidak setia.

Ada kalanya dalam satu novel, tokoh-tokoh yang terbunuh ada 2-3 orang, mereka dibunuh biasanya untuk menutup mulut. Menutup mulut maksudnya orang yang nomor 2 terbunuh mengetahui siapa pembunuh orang yang pertama atau mengetahui kebenaran dari kasus tersebut, juga karena si pembunuh merasa dirinya terancam dan tidak aman. Misalnya Usman dalam "Misteri Sebutir Safir", ia dibunuh karena pembunuh merasa dirinya tidak aman, mengira Usman tahu bahwa dialah yang membunuh Pak Banda. Kusno dalam "Misteri Cinta Segilima" terbunuh karena ia memergoki Danan

(5)

yang tidak mempunyai cara lain selain membunuh Kusno demi menjaga rahasianya. Mirzah dalam "Misteri Pembunuhan di Usaha Tando" karena si pembunuh merasa Mirzah mengetahui terlalu banyak kebenaran dalam kasusnya maka membunuh Mirzah. Masih ada Ester Rumillah dalam "Misteri Rahasia Seorang Suami", ia menemukan banyak bukti, maka si pembunuh merasa tidak aman, ketika menemukan kesempatan segera membunuh Ester.

Selain itu, penulis juga menemukan di dalam novel “Misteri Rahasia Seorang Suami” yang menyebutkan masalah ras. Di dalam novel diceritakan seorang wanita Tionghoa yang bernama Lili, yang dibunuh oleh suami adik iparnya. Salah satu alasan mengapa ia dibunuh adalah karena ia seorang Tionghoa, yang diam-diam dibenci oleh suami adik iparnya.

Mengenai kompleksitas cerita dalam novel misteri S. Mara Gd, penulis membaginya menjadi cara-cara membunuh serta motif-motif di balik kasus-kasus pembunuhan.

Kasus merupakan elemen yang paling penting dalam novel misteri. Kasus-kasus di dalam novel S. Mara Gd mencerminkan masalah dalam masyarakat, kejahatan dalam masyarakat. Kejahatan ini terjadi karena hilangnya pengendalian diri seseorang. Setiap orang memiliki pengendalian diri, pengendalian diri membuat manusia secara sadar dapat mengendalikan perasaan maupun tindakannya sendiri, merupakan penanda kuat yang penting. Jika muncul masalah, pengendalian diri mereka diuji, namun ada kalanya pengendalian diri ini hancur, membuat kita melakukan hal-hal yang buruk. Ketika seseorang menghadapi masalah dalam kehidupan, tetapi tidak dapat menemukan jalan keluarnya, kemudian bunuh diri. Atau ketika membenci seseorang, kemudian rasa benci ini tidak tertahankan lagi, pada akhirnya membuat kita membunuh orang itu.

Biasanya di dalam novel misteri terdapat dua macam kematian: kematian wajar dan kematian tidak wajar. Kematian wajar adalah kematian yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan dan lain-lain. Kematian tidak wajar adalah kematian yang terjadi karena disebabkan atau dibuat oleh orang lain, misalnya diracuni, dipukul dan lain-lain. Macam-macam kasus di dalam novel misteri ada banyak macamnya, misalnya pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, pencurian, perampokan, pembakaran, percobaan pembunuhan dan lain-lain. Tetapi dalam novel S. Mara Gd kasus yang paling banyak terjadi adalah pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan dan percobaan pembunuhan. Pembunuhan, bunuh diri dan percobaan pembunuhan sendiri mempunyai banyak macam, misalnya dengan ditusuk, diracuni, dipukul, digantung, dibakar, ditenggelamkan, dicekik dan lain-lain.

Sejak semula manusia tidak dapat hidup sendirian, manusia hidup karena ada hubungan dengan sesamanya. Hubungan manusia banyak macamnya, tetapi terkadang hubungan-hubungan ini timbul masalah. Beberapa masalah ini dapat menimbulkan perasaan sedih, marah, sakit hati dan lain-lain. Perasaan-perasaan negatif terhadap orang lain ini terkadang membangkitkan keinginan untuk menyakiti orang lain. Keinginan-keinginan ini di dalam novel misteri adalah motif kasus, motif juga merupakan elemen yang penting dalam novel misteri, karena motif adalah alasan dari kasus itu sendiri. Manusia melakukan suatu hal karena adanya motif, tidak mungkin karena tidak ada motif lalu melakukan hal-hal yang buruk. Motif-motif dalam novel misteri ada banyak, seperti dendam, menyimpan rahasia/tutup mulut, pemerasan, warisan dan lain-lain.

Uang atau warisan adalah motif kasus yang terbanyak. Masalah pembagian warisan biasanya muncul di dalam keluarga. Ketika membicarakan pembagian warisan, dalam keluarga sering muncul konflik. Demi mendapatkan warisan atau mendapatkan lebih banyak warisan, seperti halnya pemerasan, karena mereka serakah, orang dapat melakukan kejahatan.

Misalnya dalam "Misteri Dilema Seorang Menantu" menceritakan tentang Hengki Algaf yang hidupnya sangat sial, pernikahannya penuh dengan masalah, mertuanya seperti drakula, keluarga istrinya tidak ada yang menganggapnya orang, usahanya yang hanya bermodal tekad hancur, sekarang ada orang yang ingin membunuhnya. Ia bertemu seorang teman bernama Soni, seorang oportunis yang egois. Soni memperalat Hengki untuk memperoleh uang banyak.

Sumarsono dalam "Misteri Dian yang Padam" dulunya adalah orang miskin, dia tidak ingin lagi menjalani kehidupan seperti itu, maka demi pergi ke luar negri ia mengumpulkan banyak uang. Namun ketika telah mendapatkan warisan dari ayah mertuanya yang pertama, ia merasa tidak cukup, ia masih menipu teman-teman ayah mertuanya, membawa lari uang mereka kemudian menghilang. Untuk mewujudkan keinginannya, ia mencari tambang uang yang baru, yaitu ayah Farida.

Selain itu dalam "Misteri Sebutir Safir" menceritakan seorang wanita berusia 34 tahun bernama Anisa Aliman, ia akhirnya menikah dengan seorang pria berumur 66 tahun bernama Danaek Banda. Tetapi anak-anak Pak Banda semuanya tidak ada yang menyukainya, mereka berpendapat bahwa Anisa hanya menginginkan harta ayah mereka saja. Ketika Pak Banda dan Anisa pergi berlibur ke vila, Pak Banda ditemukan mati. Anak-anak Pak Banda semua mengira Anisalah yang membunuh ayah mereka.

(6)

Tetapi masih ada 2 orang lagi yang mati. Pada akhirnya Kristin, istri Hilman, mengaku telah membunuh Pak Banda dan kedua orang lainnya. Kristin membunuh Pak Banda demi warisan untuk Hilman.

Motif lainnya yang terbanyak adalah balas dendam. Balas dendam merupakan perbuatan jahat terhadap seseorang atau suatu kelompok, biasanya orang balas dendam karena mereka disakiti atau merasa sakit hati. Perasaan ini dapat berubah menjadi motif suatu kasus. Setelah balas dendam, bisa muncul perasaan puas dalam diri manusia, karena hal yang mereka inginkan sudah terwujud, karena sakit hati mereka telah terbalaskan.

Misalnya dalam "Misteri Alat Pembuka Amplop" menceritakan tentang Prayogo, 20 tahun yang lalu ia menjalin cinta dengan Hartini, padahal ia sudah memiliki istri dan anak. Setelah Hartini mengetahui hal ini ia memutuskan Prayogo, saat itu ia sedang hamil. Anak mereka adalah Luana, sejak dulu ia tidak tahu kalau ia masih memiliki seorang ayah, sebelum ibunya meninggal ia memberitahu siapa ayah Luana. Luana kemudian pergi mencari Prayogo dan tinggal di rumah Prayogo. Tentunya seluruh keluarga Prayogo tidak menyukai Luana. Tapi pada akhirnya Prayogo meninggal. Polisi mengira alat pembunuhnya adalah alat pembuka amplop. Ternyata yang membunuh Prayogo adalah Luana, ia mengira karena ia telah membunuh Prayogo ia telah membalaskan dendam ibunya. Tetapi sejak awal itu hanyalah demi dendamnya sendiri. Luana merasa bahkan sebelum ia lahir ayahnya telah meninggalkannya, ia merasa ia dan ibunya telah menerima perlakuan yang tidak adil dari ayahnya.

"Misteri Cinta Segilima" menceritakan cinta segilima antara dua orang wanita dan tiga laki-laki. Akhirnya ada seseorang yang mati, yang lain melarikan diri, yang lain lagi meninggalkan gantungan kuncinya di tempat kejadian perkara. Ternyata Danan sangat membenci Maria dan Budiman, karena Maria dan Budiman kawin lari bersama, akhirnya ia membunuh Budiman.

Motif lainnya adalah tutup mulut. Manusia memiliki kebutuhan yang tidak ada habisnya, kebutuhan manusia juga ada banyak macamnya. Banyak ahli psikologis yang membuat teori mengenai kebutuhan manusia, salah satunya adalah Maslow. Maslow menciptakan Teori Kebutuhan Maslow, teori ini menjelaskan bahwa manusia memiliki 5 tingkat kebutuhan: kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan bersosialisasi, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

Setiap orang tentunya punya rahasia, beberapa orang tidak ingin rahasianya diketahui orang lain. Dalam situasi yang ekstrim, manusia dapat berbuat kejahatan demi mempertahankan rahasia mereka seperti membunuh orang. Mereka berubah menjadi pembunuh karena mereka merasa keamanan mereka terancam. Rahasia orang-orang seperti ini biasanya adalah rahasia yang buruk. Misalnya "Misteri Dian yang Padam" menceritakan tentang seorang gadis berumur 20 tahunan bernama Dian, dia pergi ke Surabaya untuk memulai hidup barunya. Tak disangka-sangka, setelah dua bulan berada di Surabaya, ia ditemukan sudah mati di suatu daerah terlantar oleh seorang pengemis. Pembunuhnya adalah koleganya, Sumarsono, yang membunuhnya demi mempertahankan identitasnya.

Yang terakhir adalah keserakahan. Serakah mengacu kepada suatu keinginan yang kuat untuk memenuhi jauh lebih banyak daripada kebutuhan mereka sendiri yang berupa uang, kekayaan materi maupun fisik. Keserakahan juga bisa mengacu kepada sesuatu yang tidak terpuaskan, selamanya tidak pernah puas, bahkan mungkin meningini sesuatu milik orang lain. Orang yang serakah berbuat serakah demi keserakahan mereka sendiri, mereka tidak pernah mempertimbangkan apakah mereka sebetulnya membutuhkan hal itu atau tidak, mereka juga tidak peduli dengan motif orang lain, seringkali mengabaikan kesejahteraan orang lain, sehingga masyarakat menyebutnya sebagai sesuatu yang "berbahaya". Orang-orang yang serakah menjadikan keinginan mereka sebagai dominasi atas pikiran dan tindakan mereka.

Hidup bukanlah hal yang mudah, banyak orang dalam kehidupannya tidak menemui keberuntungan yang bagus, sehingga mereka harus menjalani kehidupan yang susah. Karena hidup yang seperti ini sangat susah, mereka sering mebayangkan mereka dapat menjalani kehidupan yang baik, karena itu ketika mereka mendapatkan kesempatan untuk memeperoleh keuntungan yang besar, mereka dapat berubah menjadi orang yang serakah, harus menangkap kesempatan yang sangat baik ini. Hal ini menimbulkan pemerasan. Misalnya dalam "Misteri Gelas Kembar" menceritakan tentang seorang perempuan bernama Endang yang 7 hari yang lalu masih bicara dengan Gozali, yang tampak cerdik dan sehat, namun sekarang terbaring kaku di atas meja otopsi dengan bekas cekikan di lehernya. Endang adalah orang yang serakah, ia dan pacarnya memeras majikan pacarnya. Karena majikannya tidak tahan lagi maka dicekiklah Endang.

Tema-tema novel misteri S. Mara Gd terbagi menjadi tiga, yaitu keluarga, anak muda dan masyarakat.

Di dalam kehidupan, manusia dapat menemui masalah. Masalah dapat muncul karena kelakuan sendiri atau kelakuan orang lain. melalui beberapa masalah ini, manusia bisa mendapatkan pengalaman, bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, dapat melalui kehidupan yang lebih bahagia dari

(7)

sebelumnya. Penulis juga mengekspresikan masalah ini melalui pengalamannya di dalam novelnya, membuat pembaca mengetahui bahwa bagaimana mendapatkan kehidupan yang baik melalui novel. Masalah-masalah yang sering muncul dalam novel S. Mara Gd adalah masalah di dalam keluarga dan masalah mengenai anak muda.

Keluarga adalah satuan yang paling kecil dalam masyarakat, di dalam keluarga ada kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dalam satu tempat, hidup bersama yang saling bergantungan. Keluarga adalah lingkungan masyarakat yang manusia rasakan pertama kali. Ada hubungan yang sangat dekat di dalam keluarga, juga ada yang tidak dekat. Biasanya dalam situasi hubungan yang tidak dekat, dalam keluarga sering timbul masalah keluarga.

Menurut Ritzer, dalam organisasi keluarga, tidak selalu dalam keadaan stabil atau sama, tetapi juga timbul konflik, ini tidak terelakkan lagi. Menurut teori konflik masyarakat, keluarga selalu dalam proses perubahan, elemen dalam keluarga merupakan konflik tidak langsung. Perselisihan/konflik mungkin terjadi diantara anggota keluarga sendiri, atau diantara keluarga dengan keluarga lain. konflik sering menyebabkan perubahan dan perkembangan. Dalam situasi terjadi konflik, para pihak yang bersangkutan mengambil langkah-langkah, membuat perubahan dalam struktur masyarakat.

Jenis-jenis masalah keluarga ada banyak, seperti masalah antara suami istri, masalah orangtua dengan anaknya, warisan keluarga dan lain lain. Masalah keluarga pada novel S. Mara Gd kebanyakan adalah mengenai masalah antara suami istri dan masalah orangtua dengan anaknya.

Misalnya dalam “Misteri Rahasia Seorang Suami” menyebutkan masalah di antara mertua dan menantu, kepercayaan di antara suami istri. Selain itu juga ada masalah perbedaan ras. Bahwa ibu Supriyadi tidak menginginkan wanita atau pria bermata sipit masuk ke dalam keluarganya.

S. Mara Gd memasukkan bermacam-macam masalah keluarga yang memiliki kompleksitas ke dalam karya-karyanya, memperkuat ciri novel misterinya, yang melalui novelnya membuat para pembaca merefleksikan rumah tangganya masing-masing, juga dapat menghindari masalah-masalah yang terjadi melalui contoh di dalam novel.

Tema yang kedua adalah mengenai anak muda. Masa anak muda adalah masa proses dari kecil sampai remaja, jadi emosi anak muda tidak stabil. Selain itu, anak muda juga sangat mudah dipengaruhi, mereka juga suka mencari kegiatan lain, mereka punya sifat penasaran, jika ada kegiatan baru tetapi tidak baik, mereka bisa menirunya. Anak muda sering menyukai perkumpulan grup, dalam grup ada hal yang tidak baik, mereka boleh menirunya. Anak muda mempunyai hati yang pemberontak, juga tidak suka diurus.

Beberapa masalah ini biasanya terjadi karena mereka tidak mendapat perhatian yang cukup dari orangtua. Kondisi dirumah juga bisa mempengaruhi sikap anak muda, seperti, diantara orangtua terjadi masalah. Terkadang sikap anak juga hasil dari didikan orangtua, jadi, menjadi orangtua harus memperhatikan anaknya baik-baik.

“Misteri Kematian Seorang Casanova” menulis tentang Jack Permana, seorang Casanova. Dia tidak hanya anggota “Casanova” yang terkenal, tetapi dia juga ingin mengikuti gaya hidup Venesia yang suka berpetualang. Waktu itu, ada satu grup anak muda yang mengadakan pesta, di dalam pesta, mereka minum bir, sebenarnya umur mereka masih kecil; pesta menjadi disco; jika ada perempuan yang mabuk, bisa menyebabkan selingkuh.

Dalam novel “Misteri Pembunuhan di Usaha Tando”, Sulaiman, mempunyai sebuah dendam masa muda terhadap Leo Tando karena ayahnya bunuh diri. Sebelum ayahnya bunuh diri, dia suka menghisap ganja.

Selain tema keluarga dan anak muda, S. Mara Gd juga menuliskan tema mengenai masyarakat yang dapat dilihat melalui latar belakang kehidupan Gozali. Semua novelnya menyebutkan mengenai perubahan Gozali dari seorang pencuri menjadi orang yang baik. Gozali takut menikah, karena dia tahu dulunya dia adalah seorang penjahat. Kosasih pernah memperkenalkan keponakannya kepada Gozali, Gozali yang tidak ingin menipu orang lain, memberitahukan latar belakang kehidupannya kepada keponakan Kosasih, yang berakibat penolakan oleh keluarga keponakan Kosasih. Masyarakat sering melihat latar belakang seseorang, kemudian memberikan suatu label kepada orang itu. Bahwa pencuri maupun penjahat semuanya memiliki gambaran orang yang tidak tulus, meskipun ia telah berubah, masyarakat masih sulit melepaskan kesan pertama mereka yang buruk.

Selain itu novel misteri S. Mara Gd juga menyebutkan perbedaan ekonomi antara yang kaya dan miskin, juga perbedaan pria dan wanita, perbedaan agama dan suku. Tokoh Citra yang sering muncul dalam novel misteri S. Mara Gd, karena wanita dianggap sebagai individu yang lemah, maka ia sering ditipu dan dipermainkan pria. Dalam novel “Misteri Anak yang Hilang” menceritakan Elis yang tidak dapat menikahi gadis yang dicintainya karena masalah kedudukan dan masalah umur. Bahwa masyarakat menganggap bahwa pria adalah kepala keluarga, sehingga umurnya seharusnya lebih besar dari pada si

(8)

wanita. Orang tua Elis tidak mengizinkan anaknya menikah dengan gadis yang berkedudukan rendah, mengganggap bahwa ini adalah hal yang membuat mereka kehilangan muka.

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah abad ke 20 tahun 1970, ada banyak novelis wanita Tionghoa Indonesia seperti Marga T dan Mira W; pada abad ke 20 tahun 1980, ada S. Mara Gd, V. Lestari dan lain lain. Novelis Tionghoa Indonesia yang menciptakan novel misteri adalah S. Mara Gd dan V. Lestari, karya mereka banyak diterima oleh para pembaca.

Menurut teori jenis novel misteri oleh Todorov, novel misteri S. Mara Gd termasuk ke dalam novel pemecahan misteri. Ciri novel misterinya adalah tokohnya banyak dan kompleks, walaupun novelnya adalah novel misteri, tetapi di dalamnya tidak terlepas dari kisah percintaan. Tokoh detektif dalam novelnya terkadang menggunakan bahasa Jawa ketika mewawancarai saksi, mereka juga sering menasihati orang-orang di sekitar mereka, dengan harapan kehidupan mereka semakin bermakna dan memiliki moral yang baik.

Ciri lainnya adalah cara pembunuhan novel misterinya sangat mudah, bukanlah cara-cara yang kompleks. Dalam novelnya juga menunjukkan bahwa keserakahan dan kebencian merupakan motif utama pembunuh melakukan kejahatan. Tema novelnya juga berpusat kepada masalah-masalah keluarga, anak muda dan masyarakat.

Meskipun S. Mara Gd adalah seorang Tionghoa, tetapi novelnya bukanlah novel suku, inti dari novelnya adalah untuk semua suku, sehingga budaya Tionghoa Indonesia yang terkandung di dalam novel tidak begitu banyak disebutkan.

Penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, melalui perumpamaan di dalam novel dapat menjalani kehidupan yang lebih baik.

REFERENSI

李贤.(2012).20 世纪 90 年代中国大众小说的主要特征.沈阳农业大学学报(社会科学版).14 (3):372-374. 南帆、刘小新、练署生. (2008).文学理论基础.北京:北京大学出版社. 莎伦﹒布雷姆. (2010)爱情心理学.北京:人民邮电出版社. 约翰﹒斯道雷. (2010).文化理论与大众文化导论.北京:北京大学出版社. 张冰晶. (2007).印尼侨生马来由文学之谈.印尼建国大学报(文学科学版).1(2). 张璐. (2011).论托多罗夫的《侦探小说类型学》.《法国研究》. 1(1):10-15. 张学义, 宋建福. (2009).侦探小说的非线性认知叙事范式.山东科技大学学报(社会科学版). 11(2):94-99.

Gd, S.M. (1991). Misteri Alat Pembuka Amplop. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1996). Misteri Anak yang Hilang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1988). Misteri Asmara di Pondok Songka. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1990). Misteri Cinta Segilima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gd, S.M. (1989). Misteri Dendam Seorang Istri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1985). Misteri Dian yang Padam. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1988). Misteri Dilema Seorang Menantu. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1985). Misteri Gelas Kembar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gd, S.M. (1987). Misteri Keempat Wajah Anastasia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1988). Misteri Kematian Seorang Casanova. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (2000). Misteri Matinya Wanita Simpanan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1987). Misteri Pembunuhan di Kakek Bodo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (1986). Misteri Pembunuhan di Usaha Tando. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Gd, S.M. (2003). Misteri Perkawinan Maut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Gd, S.M. (1986). Misteri Pesta Maut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(9)

Gd, S.M. (1989). Misteri Sebutir Safir. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kwartanada, D. Juli-Agustus ,(2009). Tionghoa dalam Karya Fiksi di Masa Reformasi. Suara Baru. 57-67.

Nurgiantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Jogjakarta: Gajah Mada University Press.

Nurhadi. (2007). Dari Kartini Hingga Ayu Utami: Memposisikan Penulis Perempuan Dalam Sejarah Sastra Indonesia. Diksi FBS UNY, 45 (1): 1-11

Ritzer, G.(2009).Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Yuliana, E. dan Theresia, L. (2011). Ciri Khas Novel Indonesia Karya Novelis Tionghoa Indonesia (Skripsi S1). Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Zaidan, A. R., dkk. (2007). Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

RIWAYAT PENULIS

Julia Nency lahir di Jakarta pada tanggal 19 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di

Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra China pada tahun 2013. Saat ini bekerja sebagai Guru Privat Mandarin di SMART Education Center.

Lucyana lahir di Jakarta pada tanggal 3 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas

Bina Nusantara dalam bidang Sastra China pada tahun 2013.

Cendrawaty Tjong lahir di Jakarta pada tanggal 5 Mei 1978. Penulis menamatkan pendidikan S2 di

bagian literatur di Universitas Xiamen. Saat ini penulis bekerja menjabat sebagai dosen pembimbing di Universitas Bina Nusantara.

Referensi

Dokumen terkait

Ada kisah cinta dalam novel ini antara Reza dengan Suri (Riri), Abu dengan Bella, Diana dengan Yui Satoru cowok Jepang dan Dudi dengan Ayano.. Ada kisah misteri yang dialami

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan mengidentifikasi bentuk bahasa gaul pada novel novel “Manusia Setengah Salmon” karya Raditya Dika dan mendeskripsikan dan

Dalam hal ini motif negatif mendominasi konflik yang terjadi daripada motif positifnya karena dalam cerita novel ini Joyo Dengkek memiliki ambisi yang besar untuk merebut kursi

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Realisme Sosialis dalam novel Hikajat Kadiroen karya Semaoen” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar

Hujan adalah novel karya Tere Liye yang menceritakan tentang keinginan tokoh utama yaitu Lail yang ingin menghapus memorinya tentang seseorang.. Yang mana ia

Praktik subordinasi tersebut adalah bentuk dari ketidakadilan gender yang harus diterima oleh para tokoh perempuan di dalam novel Tanah Tabu karya Anindita S. Hal penting

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan nilai-nilai moral yang berhubungan dengan keagamaan yang terkandung dalam novel Ayat- ayat Cinta

~ Pandangan Pengarang Dalam Novel Novel “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono memiliki berbagai lapisan makna dan pandangan yang bisa diinterpretasikan oleh pembaca.. Sebagai