• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMBAHASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PEMBAHASAN TEORI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PEMBAHASAN TEORI

2.1. Potensi Pariwisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “Potensi” berarti kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Sedangkan kata “Pariwisata” mempunyai arti segala yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi; pelancongan; turisme.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian Potensi Pariwisata adalah kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan daya untuk mengembangkan segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan, pelancongan, atau kegiatan pariwisata lainnya dalam hal ini pengembangan produk objek dan daya tarik wisata.

2.2. Pariwisata Secara Umum

Perkembangan kepariwisataan yang ada dalam suatu negara dapat meningkatkan devisa bagi negaranya dan bertujuan untuk mensejahterakan rakyatnya. Seiring dengan perkembangan kepariwisataan yang terjadi saat ini, setiap negara telah melakukan perubahan-perubahan yang positif demi meningkatkan produk pariwisata yang akan mereka jual. Pernyataan tersebut didukung oleh teori:

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1969, khususnya Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia yaitu: “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia merupakan suatu “industri pariwisata” dan merupakan bagian dari usaha pengembangan serta pembangunan kesejahteraan masyarakat dan Negara.” (Yoeti, 1996:151).

(2)

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa tujuan pengembangan kepariwsataan di Indonesia, yaitu:

1. Meningkatkan pendapatan bagi negara (devisa) pada umumnya, perluasan kesempatan berusaha serta lapangan kerja, dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri sampingan lainnya.

2. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.

3. Meningkatkan rasa persaudaraan dan persahabatan nasional maupun internasional.

Tujuan di atas jelas terlihat bahwa industri pariwisata dikembangkan di Indonesia dalam rangka mendatangkan dan meningkatkan devisa negara (state

revenue). Jadi, segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan kepariwisataan

dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan devisa negara.

2.3. Pengertian Pariwisata

Membina dan meningkatkan kesadaran masyarakat di bidang kepariwisataan, dibutuhkan penyebarluasan berbagai pengertian terkait dengan istilah-istilah yang sering digunakan dalam dunia kepariwisataan. Hal tersebut sangat penting sebagai sarana untuk menambah wawasan. Segala yang berhubungan dengan pariwisata adalah: pengertian mengenai pariwisata dan apa saja yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Hal ini sangat penting demi perkembangan pariwisata nasional, karena

(3)

masyarakat bersinggungan dengan dunia pariwisata sekaligus mendapat pelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.3.1. Ilmu Pariwisata

Terdapat pengertian-pengertian mengenai pariwisata yang menitikberatkan kepada kegiatan berwisata dengan tujuan untuk bersenang-senang. Tetapi konsep dalam ilmu pariwisata seharusnya didasari atas moral sehingga tercipta suatu tata krama yang baik selama melakukan perjalanan ke suatu negara/ wilayah. Pernyataan ini didukung oleh pengertian pariwisata berikut:

Secara etimologi, pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu kata “Pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyuguhkan suatu kunjungan secara bertata krama dan berbudi. (Syafie, 2009:15).

Menurut uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ilmu pariwisata adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu negara baik pemerintahnya menyuguhkan segala keperluan tamu-tamu mereka yang akan datang berkunjung melihat keindahan pemandangan alam, atau sejarah bangsa dan menikmati seni budaya bangsa tersebut secara bertata krama dan halus berbudi dalam arti agamis.

2.3.2. Industri Pariwisata Menurut Para Ahli

Industri Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selain itu, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata juga merealisasi industri-industri pendukung seperti cinderamata, akomodasi dan transportasi.

(4)

Ada beberapa pengertian industri pariwisata menurut para ahli sebagai pendukung pengertian di atas, antara lain : Pernyataan Yoeti, mengatakan bahwa industri pariwisata merupakan gabungan dari keseluruhan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk baik berupa barang maupun jasa yang diperuntukkan bagi wisatawan selama melakukan perjalanannya.

Industri Pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan produk barang dan jasa (goods and

services) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada

umumnya selama dalam melakukan perjalanannya. (Yoeti 1982: 140).

Kusudianto (1996: 11), juga mengemukakan pendapatanya tentang pengertian Industri Pariwisata yang merupakan suatu susunan kegiatan dalam organisasi pemerintahan maupun swasta yang berfungsi untuk memasarkan hasil produk wisata bagi wisatawan. Pernyataan tersebut didukung oleh teori :

… “Industri Pariwisata yang merupakan suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian”.

Teori di atas juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan Damardjati, bahwa industri pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan produk wisata yang akan digunakan wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori tersebut adalah:

Damardjati, mendefinisikan Industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai macam yang secara bersama-sama menghasilakan produk-produk/ jasa-jasa/ layanan-layanan atau services, yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perlawatannya. (dalam Yoeti, 1982: 141).

(5)

Selanjutnya, menurut pendapat Hunzieker dari Bern University (dalam Yoeti, 1982: 141), diambil kesimpulan bahwa setiap hasil produksi baik berupa barang maupun jasa merupakan kegiatan bisnis yang diperuntukkan bagi wisatawan. Pernyataan tersebut terdapat dalam teori: “… Tourism enterprises are all business entities which

by combining various means of production, provide goods and services of a specially tourist nature “.

Artinya: Industri pariwisata merupakan seluruh kegiatan bisnis yang menggabungkan berbagai macam hasil produksi berupa barang dan jasa, khususnya bagi para wisatawan

Pernyataan L. J. Lickorish dan A. C. Kershaw (British Travel Association), merangkum beberapa pendapat di atas yang mengelompokkan industri pariwisata ke dalam tiga bagian secara jelas. Pernyataan tersebut adalah:

“Tourist enterprises are all those traders together satisfy the need of travelers”. a. Primary enterprises, cater to need for transportation, accommodation and

good and travel preparation (Travel Agent, Tour Operator, etc).

b. Secondary enterprises, tourism enterprises provide souvenir and other tourist supplies, entertainment and activities, insurances, banking services, etc.

c. Also include in this group are supplier to primary tourist enterprises, public

utilities and enterprise engaged in tourism promotion, advertising agencies and consulting services to other tourist enterprises

Artinya: Industri pariwisata adalah keseluruhan para penjual produk wisata yang bersama-sama memberikan kepuasan kepada wisatawan.

a. Industri pokok, melayani dalam hal transportasi, penginapan dan makanan serta persiapan perjalanan (Travel Agent, Tour Operator, dan lain-lain).

b. Industri tambahan, industri pariwisata yang menyediakan souvenir serta kebutuhan lainnya, hiburan, asuransi, pelayanan bank, dan lainnya.

d. Juga termasuk dalam kelompok penyedia pada industri pokok pariwisata,

keperluan masyarakat, dan industri yang menangani promosi pariwisata, agen periklanan, dan konsultan jasa pelayanan pada industri pariwisata lainnya. (dalam Yoeti, 1982: 143).

(6)

Pandangan mengenai pengertian pariwisata, sehingga dapat disimpulkan bahwa Industri Pariwisata adalah suatu industri yang berusaha mengembangkan kualitas dari produk pariwisata (goods and service) baik dari segi transportasi, akomodasi, hingga urusan cenderamata yang dapat memuaskan para wisatawan selama melakukan perjalanan. Jadi, kepuasan wisatawan sangat tergantung kepada kualitas produk dan jasa yang dijual.

2.3.3. Wisatawan

Seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata disebut dengan wisatawan (tourist), jika lama tinggalnya sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara yang dikunjungi. Apabila mereka tinggal di daerah atau negara yang dikunjungi dengan waktu kurang dari 24 jam maka mereka disebut pelancong (excurtionist). Batasan-batasan wisatawan secara umum yaitu:

Pengunjung (visitors), yaitu setiap orang yang datang ke suatu daerah atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah. Jadi ada dua kategori mengenai sebutan pengunjung, yaitu: Wisatawan (tourist) dan Pelancong (excurtionist).

Wisatawan adalah pengunjung yang tinggal sementara, sekurang-kurangnya 24 jam di suatu negara. Wisatawan dengan maksud perjalanan wisata dapat digolongkan menjadi Pesiar (leasure), yang melakukan perjalanan untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan dan olahraga. Selain itu ada juga wisatawan yang bepergian karena alasan hubungan dagang, sanak saudara, konferensi, misi, dan sebagainya.

(7)

Pelancong (excurtionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal di suatu negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam. (Suwantoro, 1997: 4).

2.4. Berbagai Macam Bentuk Wisata

Pariwisata memiliki berbagai macam bentuk kegiatan wisata yang dapat disesuaikan dengan minat ataupun kebutuhan wisatawan. Kegiatan wisata yang dilakukan memiliki tujuan tertentu yang mendatangkan manfaat tersendiri bagi masing-masing wisatawan.

Ada beberapa macam perjalanan wisata bila ditinjau dari berbagai macam segi: 1. Dari segi jumlahnya, wisatawan dibedakan atas:

a. Individual Tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami-isteri.

b. Family Group Tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain.

c. Group Tour (wisata rombongn), yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kebutuhan anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang, dengan dilengkapi diskon dari perusahaan principal bagi orang yang kesebelas. Potongan ini berkisar antara 25 hingga 50 % dari ongkos penginapan atau penerbangan.

2. Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas:

a. Pra-arranged Tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang

jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi maupun objek-objek yang akan dikunjungi.

b. Package Tour (paket wisata), yaitu perusahaan Biro Perjalanan Wisata yang

telah bekerja sama menyelenggarakan paket wisata yang mencakup biaya perjalanan, hotel, ataupun fasilitas lainya yang merupakan suatu komposisi perjalanan yang disusun guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan perjalanan wisata.

c. Coach Tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang

dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata dan merupakan perjalanan wisata yang dilakukan secara rutin, dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan yang tertentu pula.

(8)

d. Special Arranged Tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang

disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang langganan atau lebih sesuai keinginannya.

e. Optional Tour (wisata tambahan), yaitu suatu perjalanan wisata tambahan di

luar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan pelaksanaannya, yang dilakukan atas permintaan pelanggan.

3. Dari segi maksud dan tujuan, wisata dibedakan atas:

a. Holiday Tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang

diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang-senang, dan menghibur diri.

b. Familiarization Tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan yang

dimaksudkan guna mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan pekerjaanya.

c. Educational Tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata yang

dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.

d. Scientific Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan

pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan dan penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu pengetahuan.

e. Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata yang

dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.

f. Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan

wisata yang dilakukan dengan maksud khusus, misalnya misi dagang, kesenian, dan lain-lain.

g. Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang

dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan biantang yang diijinkan oleh penguasa setempat sebagai hiburan semata.

4. Dari segi penyelenggarannya, wisata dibedakan atas:

a. Ekskursi (Excursion), yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang

ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek wisata.

b. Safari Tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus

dengan perlengkapan maupun peralatan khusus yang tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek wisata pada umumnya.

c. Cruise Tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar

mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek wisata di darat dengan menggunakan kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya.

d. Youth Tour (wisata remaja), yaitu kunjungan wisata yang diselenggarakan

khusus bagi para remaja menurut golongan umur yang ditetapkan negara masing-masing.

e. Marine Tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungn ke objek wisata khususnya

untuk menyaksikan keindahan lautan wreck-diving (menyelam) dengan perlengkapan selam lengkap. (Suwantoro, 1997: 14)

(9)

Menurut uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulan bahwa motif wisatawan untuk mengadakan perjalanan wisata adalah: akibat dorongan kebutuhan untuk hiburan dan berekreasi; dorongan kebutuhan pendidikan dan penelitian; dorongan kebutuhan keagamaan; dorongan kebutuhan kesehatan; dorongan atas minat terhadap kebudayaan dan kesenian; dorongan atas minat olahraga; dorongan kepentingan hubungan keluarga; dorongan kepentingan politik; dorongan kebutuhan minat khusus seperti wisata bahari, wisata buru, dan lain-lain.

2.5. Produk Industri Pariwisata

Produk dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi adalah suatu barang (produk) yang dapat digunakan untuk beberapa tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia.

Usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia, di dalam ilmu ekonomi, dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu Production, Marketing, dan Consumption.

1. Production (produksi) adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan suatu barang dan jasa dalam bentuk yang diinginkan (Form

Utility).

2. Marketing (pemasaran) adalah kegiatan dalam rangka penciptaan yang tidak hanya berhubungan dengan kegunaan tempat (Place Utility) dan kegunaan waktu, tetapi juga penciptaan kegunaan kepemilikan.

3. Consumption, biasa disebut dengan pemakaian, yang tidak lain adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Utility adalah kapasitas suatu barang atau jasa untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia. Produk pariwisata bukanlah produk yang nyata, karena merupakan rangkaian jasa yang tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi juga bersifat sosial, psikologis dan alamiah. Walaupun produk pariwisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh faktor ekonomi.

(10)

Jadi kesimpulannya, produk pariwisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial/ psikologis), dan jasa alam.

a. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa transportasi, akomodasi, pelayanan makanan dan minuman, jasa tour, hiburan, dan sebagainya.

b. Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai prasarana fasilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat istiadat, seni budaya, dan lain-lain.

c. Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut, dan sebagainya. Produk pariwisata juga merupakan gabungan dari beberapa komponen, yaitu:

a. Atraksi yang terdapat di suatu Daerah Tujuan Wisata. b. Fasilitas yang tersedia.

c. Aksesibilitas dari dan ke Daerah Tujuan Wisata. Ciri-ciri produk wisata adalah:

1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipindahkan. Karena itu dalam penjualannya tidak mungkin produk itu dibawa kepada konsumen. Sebaliknya, konsumen (wisatawan) yang harus dibawa ke tempat dimana produk itu dihasilkan. Hal ini berlainan dengan industri barang dimana hasil dan produknya dapat dipindahkan kemana barang tersebut diperlukan oleh konsumen.

2. Produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang sama. Tanpa adanya konsumen yang membeli produk/ jasa maka tidak akan terjadi produksi.

3. Produk wisata tidak menggunakan standar ukuran fisik tetapi menggunakan standar pelayanan yang didasarkan atas suatu kriteria tertentu.

4. Konsumen tidak dapat mencicipi atau mencoba contoh produk itu sebelumnya, bahkan tidak dapat mengetahui atau menguji produk itu sebelumnya.

5. Hasil atau produk wisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan hanya sedikit yang mempergunakan mesin.

6. Produk wisata merupakan usaha yang mengandung resiko besar. (Suwantoro. 1997: 48).

Produk pariwisata memiliki hubungan yang erat dengan kunjungan wisatawan karena menentukan pembentukan citra (image) yang sangat jelas terlihat dari pola perjalanan wisatawan di suatu negara atau daerah. Kualitas produk/ jasa sangat menentukan kebutuhan dan kepuasan wisatawan selama perjalanannya.

(11)

Seperti yang dikemukakan oleh Medlik dan Middleton (dalam Wahab, 1992: 41) bahwa produk pariwisata adalah semua jasa-jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan sejak ia berangkat meninggalkan rumah sampai ia tiba di daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya hingga ia kembali ke daerah asalnya.

Adapun produk-produk atau jasa-jasa tersebut adalah : a. Biro Perjalanan Wisata

Memberikan informasi tentang objek wisata yang ada di DTW, dan mengurus dokumen-dokumen perjalanan, serta mengatur rencana perjalanan dan kegiatan-kegiatan pariwisata lainnya.

b. Transportasi darat, laut, dan udara

Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat transportasi yang akan membawanya ke DTW yang ia pilih.

c. Jasa akomodasi/ perhotelan, bar, restoran, dan fasilitas lainnya.

d. Jasa transportasi lokal (bus, taksi, coach) dalam melakukan city sight seeing atau excursion pada objek wisata dan atraksi wisata lain.

e. Objek wisata atau atraksi yang terdapat di daerah tujuan wisata sebagai daya tarik agar orang berkenan berkunjung ke daerah tujuan wisata tersebut.

f. Jasa souvenir shop dan handicraft serta shoping center, tempat wisatawan belanja atau membeli buah tangan yang akan dibawa pulang oleh wisatawan. g. Perusahaan pendukung seperti post card, perangko, money changer, bank, dan

lainnya.

Produk industri pariwisata terdiri dari berbagai macam produk, dikemukakan oleh Suwantoro, antara lain:

1. Produk nyata (Tangible Product) yaitu:

a. Prasarana pariwisata (infrastruktur) seperti jalan, bandara, pelabuhan, telekomunikasi, dan lainnya.

b. Sarana pariwisata (superstruktur) seperti hotel, restoran, alat transportasi, dan sebagainya.

c. Objek dan daya tarik wisata seperti sumber daya alam, budaya, sejarah, beserta atraksi-atraksinya.

2. Produk tidak nyata (Intangible Product) yaitu:

a. Service (pelayanan) yaitu sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam teknik pelayanan.

b. Sapta pesona.

Perubahan situasi perekonomian, politik, sikap suatu masyarakat, akan mempengaruhi investasi di bidang pariwisata. Citra pariwisata dan kesan (image)

(12)

perjalanan seorang wisatawan di suatu daerah pada hakikatnya tergantung pada produk wisata yang tersedia. Untuk meningkatkan citra dan mutu produk serta layanan pariwisata diperlukan tenaga-tenaga pengelola dan pelaksana yang profesional baik dikalangan industri pariwisata, daerah-daerah pariwisata maupun instansi yang berkaitan dengan industri pariwisata. (Suwantoro,1997).

2.6. Objek dan Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009 Pasal 1 mengatakan bahwa : daya tarik wisata adalah sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Dapat disimpulkan beberapa unsur yang terkandung dalam pengertian di atas yaitu: (1) setiap daya tarik wisata memiliki keunikan, keindahan; (2) daya tarik dapat berupa alam, budaya, atau hasil karya manusia yang berseni tinggi dan layak untuk dijadikan suatu produk; (3) yang menjadi sasaran utama adalah wisatawan.

Apabila dibandingkan dengan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990 yang menjadi sasaran perjalanan wisata meliputi :

1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti: pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti: berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah, dan lain-lain.

(13)

Pada Pasal 1 dalam Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 dijelaskan pula pengertian kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Berdasarkan pengertian di atas, dengan demikian dapat dijelaskan pada Pasal 4 bahwa:

Kepariwisataan bertujuan untuk:

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi; b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat; c. Menghapus kemiskinan;

d. Mengatasi pengangguran;

e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; f. Memajukan kebudayaan;

g. Mengangkat citra bangsa; h. Memupuk rasa cinta tanah air;

i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan j. Mempererat persahabatan antar bangsa.

Konsep pengertian pariwisata di atas memang sudah cukup untuk menentukan atau menilai apakah suatu daerah dapat dikatakan sebagai Daerah Tujuan Wisata, Tetapi objek wisata tersebut sebaiknya memiliki kriteria-kriteria yang memenuhi syarat serta berpotensi sehingga layak untuk dijual.

Ada tiga kriteria yang menentukan suatu objek wisata dapat diminati wisatawan, yakni:

a. Something To See adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bias dilihat atau dijadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. b. Something To Do adalah agar wisatawan bisa melakukan sesuatu yang

berguna untuk memberikan perasaan senang, bahagia, relax, berupa fasilitas rekreasi baik arena bermain atau tempat makan, terutama makanan khas dari

(14)

tempat tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah tinggal di sana.

c. Something To Buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. (Yoeti 1985:164).

Agar suatu objek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana objek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung pengembangan objek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” (1985: 181), mengatakan:

Prasarana kepariwisataan adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang, sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam.

Prasaran tersebut antara lain:

1. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal. 2. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

3. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi, kantor pos, dan lain-lain.

4. Pelayanan kesehatan, baik puskesmas atau rumah sakit.

5. Pelayanan keamanan, baik pos satpam penjaga objek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar objek wisata.

6. Pelayanan wisatawan, baik berupa pusat informasi atau kantor pemandu wisata.

7. Pom bensin. 8. Dan lain-lain.

Objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu Daerah Tujuan Wisata. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur dalam produk pariwisata yang harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak guna menunjang perkembangan kepariwisataan.

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam: a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam

b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya c. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus

(15)

Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata harus dirancang dan dibangun secara professional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu.

Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan pada:

a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. c. Adanya ciri khusus/ spesifikasi yang bersifat langka.

d. Adanya sarana/ prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir.

e. Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.

f. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau. (Suwantoro, 1997: 20).

2.7. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan erat kaitannya dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, baik eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, karena membicarakan tentang fenomena masyarakat. Kebudayaan adalah seluruh totalitas dari pemikiran, aktivitas, dan hasil karya manusia yang tidak berakar dari dorongan naluri tetapi diperoleh melalui proses belajar. Syafiie, dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” (2009: 34) mengutarakan pengertian kebudayaan sebagai berikut:

Kebudayaan dalam Bahasa Inggris adalah “Culture” dalam Bahasa Latin adalah “Colere” dan dalan Bahasa Indonesia juga diistilahkan dengan peradaban atau budi yang dalam Bahasa Arab disebut “Akhlaq”.

Di Indonesia kebudayaan secara etimologi berasal dari kata Sansekerta yaitu “Buddhayah”, bentuk jamak dari “Buddhi” (akal) sehingga dikembangkan menjadi budi-daya, yaitu kemampuan akal budi seseorang atau sekelompok manusia.

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia, dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.

(16)

Menurut Zoetmulder, kebudayaan adalah perkembangan terpimpin oleh manusia budayawan dari kemungkinan-kemungkinan dan tenaga-tenaga alam terutama alam manusia, sehingga ia merupakan suatu kesatuan yang harmonis.

Kebudayaan mengandung beberapa unsur, dimana dalam setiap masing-masing unsur memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Terdapat tujuh unsur kebudayaan yang sudah pasti dapat ditemukan di seluruh belahan dunia, baik yang hidup dalam masyarakat pedesaan kecil, maupun masyarakat perkotaan. Unsur-unsur kebudayaan tersebut antara lain:

1. Sistem Religi.

Dalam sistem ini umumnya mengandung sistem tentang kepercayaan dan pandangan manusia tentang dunia alam, hidupnya, maupun maut, dan sebagainya, tentang kesustraan suci/ mitologi seperti pengetahuannya dan hal-hal yang bersifat tabu atau pantangan, dan lain-lain tentang sistem upacara yang bertujuan menjalankan ide-ide yang terkandung dalam sistem kepercayaan. Konsep ini sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat baik secara individu maupun kolektif.

2. Organisasi Sosial.

Dalam hal ini organisasi tidak harus selalu bersifat formal, namun dapat juga bersifat nonformal. Organisasi yang paling kecil dalam masyarakat adalah keluarga atau sistem kekerabatan. Dari organisasi ini setiap anggota masyarakat akan merasa terikat dengan sistem organisasi lain misalnya sistem hukum, sistem perkawinan, organisasi politik, dan sebagainya.

3. Sistem Pengetahuan.

Tiap-tiap suku bangsa di dunia umumnya mempunyai pengetahuan tertentu yang di dapat dari hasil pengalaman dan disimpulkan ke dalam suatu rumusan atau teori tertentu yang mempengaruhi pola pikir masyarakat itu sendiri. Misalnya pengetahuan tentang musim, sifat-sifat dari gejala alam dan bintang, pengetahuan tentang ilmu pengobatan, pengetahuan akan ilmu menghitung angka, mengukur waktu/ tanggal, dan sebagainya.

4. Bahasa.

Bahasa merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia yang berguna agar dapat berinteraksi dengan sesama manusia. Bahasa terdiri dari tiga macam yaitu bahasa lisan, bahasa tulis, dan bahasa isyarat. Bahasa ini juga penting dalam pengembangan kebudayaan, karena tanpa bahasa maka satu masyarakat tidak dapat mengembangkan kebudayaannya.

(17)

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup.

Dapat diperinci ke dalam beberapa sub-unsur seperti: perburuan, perladangan, pertanian, peternakan, perdagangan, perkebunan, industri kerajinan, industri pertambangan, industri jasa, dan industri manufaktur. Tiap bagian itu mempunyai wujudnya sebagai sistem budaya yang akan kita sebut adat.

6. Kesenian.

Secara garis besar kesenian dibagi menjadi dua yaitu seni rupa dan seni suara, karena seni hanya dapat dinikmati oleh mata maupun telinga. Seni rupa adalah seni yang dinikmati oleh indra penglihatan atau mata, sedangkan seni suara adalah seni yang dinikmati oleh indra pendengaran atau telinga. Kesenian pada zaman dahulu selalu dikaitkan dengan keagamaan, dan sebagai dasar-dasar rasa keindahan yang diwujudkan dalam motif-motif perhiasan, nyanyian dan tarian rakyat, ataupun simbol-simbol atau lambang akan suatu benda yang akan dilukiskan/ digambar.

7. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi.

Sistem peralatan hidup dan teknologi dari suatu suku bangsa mengandung unsur-unsur khusus, diantaranya mengenai bahan-bahan yang digunakan, cara pembuatannya, tujuan atau manfaat dari alat tersebut. Proses pembuatan dan bentuk peralatan hidup tersebut akan selalu berkembang seiring dengan semakin bertambahnya pengetahuan manusia. Paling sedikit tujuh macam peralatan hidup dalan unsur kebudayaan dalam fisik masyarakat, yaitu: alat-alat produktif (seperti alat untuk memotong, memukul, menggiling, dan sebagainya), senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, serta alat-alat transportasi. (Koentjaraningrat, 1969: 79).

Susunan unsur-unsur kebudayaan di atas dibuat dengan sengaja untuk menggambarkan unsur-unsur mulai dari yang paling sukar berubah atau terpengaruh oleh kebudayaan lain, hingga unsur-unsur yang paling mudah berubah atau diganti dengan unsur kebudayaan modern yang berasal dari budaya asing.

Kebudayaan dan pariwisata saling berhubungan erat, karena hubungan yang terjalin antara negara yang satu dengan negara lain dibentuk melalui pariwisata yang merupakan salah satu faktor utama untuk meyebarkan ide-ide atau pengertian tentang kebudayaan. Hubungan kebudayaan dan pariwisata dinyatakan dari penggunaan

(18)

kekayaan budaya yang dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata baik berupa peninggalan sejarah, atraksi budaya, dan sebagainya.

2.8. Pariwisata Budaya (Cultural Tourism)

Pariwisata budaya ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar dan studi di pusat-pusat pengajaran dan penelitian, keinginan untuk mempelajari adat-istiadat, kelembagaan, cara hidup rakyat di negara lain, untuk mengunjungi monumen bersejarah peninggalan peradaban masa lalu atau sebaliknya penemuan masa kini, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau juga keinginan untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.

Sebagai contoh objek wisata budaya dapat dikategorikan menjadi 8 jenis (Dirjen Pariwisata, 1988: 26), yaitu: 1. Peninggalan sejarah. 2. Museum. 3. Art Gallery. 4. Taman Budaya. 5. Atraksi Seni.

6. Desa kerajinan/ Seni Rupa. 7. Upacara Adat.

8. Perkampungan Tradisional.

Wisata budaya berebeda dengan wisata konvensi yang merupakan perpaduan antara bisnis dan rekreasi dimana unsur wisata hanya sebgai pleasure time (bersenang-senang) sedangkan wisata budaya difokuskan pada studi dan research di samping berekreasi.

(19)

2.8.1. Pengertian Museum

Museum berasal dari kata Latin “museion”, yaitu kuil untuk sembilan dewi Muse, anak-anak Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur. Museum berkembang menjadi tempat kerja ahli-ahli pikir zaman Yunani kuno, seperti sekolahnya Pythagoras dan Plato. Museum dianggap tempat penyelidikan dan pendidikan filsafat sebagai ruang lingkup ilmu dan kesenian, serta tempat pembaktian diri terhadap ke sembilan Dewi Muse.

Museum merupakan suatu fenomena sosial atau kultural dan mengikuti sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang menggunakan museum itu sebagai prasarana sosial atau kebudayaan.

Seiring perkembangan zaman, gedung museum tersebut yang pada mulanya tempat pengumpulan benda-benda dan alat-alat yang diperlukan bagi penyelidikan ilmu dan kesenian, ada yang berubah menjadi tempat mengumpulkan benda-benda yang dianggap aneh. Perkembangan ini meningkat pada abad pertengahan dimana yang disebut museum adalah tempat benda-benda pribadi milik pangeran, bangsawan, para pencipta seni dan budaya, para pencipta ilmu pengetahuan yang mencerminkan minat atau kesenangan pemiliknya. (Tim Direktorat Museum, 2010).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa museum tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda-benda kuno yang sudah tidak terpakai dalam arti tidak memiliki nilai, tetapi museum memiliki arti yang begitu besar pada setiap negara. Museum mencerminkan sejarah lahirnya suatu negara/ daerah, seperti ungkapan yang sering kita dengar “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Melalui

(20)

keberadaan museum, bangsa Indonesia dapat melihat diri dan lingkungannya pada masa lalu yang dapat dijadikan pijakan dalam mengisi kemerdekaan dan melaksanakan pembangunan nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi adalah: (1) kegiatan utama perpustakaan yang berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan yang mencakup

Jadi dapat disimpulkan pengertian dari Sistem Informasi Akuntansi adalah sistem informasi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi akan informasi yang terkait

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik sistem saling berhubungan dan berkaitan dalam suatu sisitem komponen sistem, batasan sistem, lingkungan

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian pengembangan kepariwisataan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pariwisata dengan cara membangun sarana dan prasarana

pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan” .2 Adapun Surya mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa konsep dasar sistem merupakan jaringan kerja yang saling berhubungan dengan suatu prosedur serta menekankan

Analisis potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian potensi baik dari segi potensi fisik ataupun potensi sosial-budaya. Potensi adalah daya, kekuatan, kesanggupan,

Berdasarkan beberapa pengertian dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa kelembagaan merupakan suatu aktivitas manusia yang saling berhubungan dengan