• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian lain dikemukakan oleh Whiterington:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian lain dikemukakan oleh Whiterington:"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep dan Substansi

2.1.1. Perilaku Belajar

A. Pengertian Belajar

Belajar sebagai bentuk perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru,akibat dari pengalaman dan latihan. Pengertian lain dikemukakan oleh Whiterington:

“Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku yang baru nyata dalam perubahan

ketrampilan, kebiasaan, kesanggupan dan sikap”.1

“Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, ketrampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan” .2 Adapun Surya mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

1Tim Pengembang Ilmu pedidikan FIP-UPI.2007.Ilmu dan Aplikasi Pendidikan bagian 3 Pendidikan Disiplin Ilmu. Bandung: IMTIMA

(2)

13

Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.3Proses belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dll. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai perubahan atau pemahaman baru dalam diri individu".4

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu usaha atau proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil pengalaman atau hasil interaksinya dengan lingkungannya.

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang dapat dibedakan menjadi berbagai faktor, yaitu:5

1. Faktor internal a. Fisiologis

Tonus jasmani merupakan faktor fisiologis yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang.Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif), sehingga materi yang dipelajari seseorang kurang atau tidak berbekas.

b. Psikologis

3Anni Catharina Tri.2007.Psikologi Belajar. Semarang: Unnes.

4A.M Sardiman 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

5 Muhibbin Syah .2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

(3)

14

Faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang, meliputi: 1. Inteligensi, yaitu merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. 2. Sikap, yaitu merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang atau barang, baik secara positif maupun negatif.

3. Bakat, yaitu merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberasilan pada masa yang akan datang. Dalam pengertian ini bakat mirip dengan inteligensi.

4. Minat, yaitu merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

5. Motivasi, yaitu merupakan keadaan internal organism yang mendorongnya berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkah laku secara terarah.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku belajar seseorang, meliputi: a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah, seperti guru/dosen dan teman sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seseorang sehingga menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar seseorang.Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan seseorang itu sendiri karena sifat-sifat dan pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapainya nantinya.

(4)

15 b. Lingkungan non sosial

Lingkungan non sosial meliputi gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan seseorang.Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Faktor pendekatan belajar

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan seseorang dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. B. Perilaku belajar

Perilaku adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah mahluk hidup. 6Perubahan perilaku dapat diciptakan dengan merubah peristiwa didalam lingkungan yang menyebabkan perilaku tersebut.Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

“Secara umum, perilaku belajar seseorang dapat diwujudkan dalam 9 (sembilan) bentuk, yaitu” :7

a. Kebiasaan

6Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: ECG

7 Muhibbin Syah.2005. Psikogi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

(5)

16

Setiap orang yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya akan berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang. Dalam proses belajar, kebiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlukan, karena proses penyusutan inilah muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.

b. Keterampilan

Keterampilan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah.Meskipun sifatnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.Dengan demikian, seseorang yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil. Di samping itu,keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik, melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.

c. Pengamatan

Pengamatann merupakan proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera. Berkat pengalaman belajar, seseorang akan mampu mencapai pengamatan yang benar dan obyektif sebelum mencapai pengertian. Pengamatan yang salah akan mengakibatkan yang salah pula.

(6)

17

Berpikir asosiatif merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons. Kemampuan seseorang untuk melakukan hubungan asosiatif yang benar sangat dipengaruhi oleh tingkat pengertian atau pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar.Daya ingat juga merupakan perwujudan belajar, sebab daya ingat merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif. Dengan demikian, seseorang yang telah mengalami proses belajar akan ditandai dengan bertambahnya simpankan materi (pengetahuan dan pengertian) dalam memori, serta meningkatnya kemampuan menghubungkan materi tersebut dengan situasi atau stimulus yang sedang seseorang hadapi.

e. Berpikir rasional dan kritis

Berpikir rasional dan kritis merupakan perwujudan perilaku belajar terutama yang berkaitan dengan pemecahan masalah.Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab akibat, menganalisis, menarik kesimpulan-kesimpulan.Sedangkan dalam hal berpikir kritis, seseorang dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan.

f. Sikap

Sikap merupakan kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar seseorang akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata nilai, peristiwa, dan lain-lain.

(7)

18

Inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan terhadap timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung. Kemampuan siswa dalam melakukan inhibisi pada umumnya diperoleh lewat proses belajar. Oleh karena itu, perwujudan perilaku belajar seseorang akan tampak pula dalam kemampuannya melakukan inhibisi ini.

h. Apresiasi

Apresiasi merupakan suatu pertimbangan mengennai arti penting atau nilai sesuatu.Tingkat apresiasi seseorang terhadap nilai sebuah karya sangat bergantung pada tingkat pengalaman belajarnya. Dengan demikian, seseorang baru akan memiliki apresiasi yang memadai terhadap obyek tertentu apabila sebelumnya seseorang tersebut telah mempelajari materi yang berkaitan dengan obyek yang dianggap mengandung nilai penting tersebut.

i. Tingkah laku afektif

Tingkah laku afektif merupakan tingkah laku yang berhubungan dengan keanekaragaman perasaan.Tingkah laku afektif ini tidak terlepas dari pengaruh pengalam belajar.Oleh karena itu, tingkah laku afektif juga dapat dianggap sebagai perwujudan dari perilaku belajar.

(8)

19

“Perilaku belajar merupakan kegiatan belajar yang dilakukan secara berulang-ulang oleh individu sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan”.8 Perilaku belajar yang baik terdiri dari:

a. Kebiasaan mengikuti pelajaran

Kebiasaan mengikuti pelajaran adalah kebiasaan yang dilakukan mahasiswa pada saat pelajaran sedang berlangsung. Mahasiswa yang mengikuti pelajaran dengan tertib dan penuh perhatian serta dicatat dengan baik akan memperoleh pengetahuan lebih banyak. “Suwardjono menyatakan selama belajar diperguruan tinggi seorang mahasiswa harus mempunyai sikap sebagai pelajar yang sebaik baiknya dan mengetahui segala sesuatu yang tetang universitas dan pelajarannya”.9

Dalam mengikuti proses perkuliahan, para mahasiswa pastilah memiliki kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Hal ini dilaksanakan agar mahasiswa mendapatkan ilmu serta nilai yang bagus. Beberapa hal yang perlu dilakukan selama mengikuti kuliah adalah:

1. Memusatkan perhatian pada materi 2. Membuat catatan

3. Meminta penjelasan atau bertanya 4. Pemenuhan kewajiban belajar atau tugas 5. Penempatan posisi duduk selama perkuliahan

8 Suwardjono.2004. Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi. Jurnal Akuntansi, edisi Maret, STIE YKPN: yogyakarta

(9)

20 b. Kegiatan membaca buku

Buku merupakan sumber ilmu pengetahuan, Mahardika menyatakan: “Tiga manfaat membaca buku yaitu untuk meluaskan pengetahuan, untuk menjadi bahan pembanding, dan untuk mendorong lebih lanjut kegiatan belajar. Kebiasaan membaca buku merupakan ketrampilan membaca yang paling penting untuk dikuasai mahasiswa”.10

Kebiasaan membaca buku mencakup: 1. Mempersiapkan bahan sebelum pelajaran 2. Membaca sampai mengerti

3. Memperhatikan kesehatan membaca 4. Memahami bacaan

5. Memberi tanda bagian penting 6. Memusatkan perhatian

7. Membaca buku teks yang dianjurkan 8. Membaca buku teks lain

c. Kunjungan ke Perpustakaan

Kunjungan keperpustakaan merupakan kebiasaan mahasiswa mengunjungi perpustakaan untuk mencari referensi yang dibutuhkan agar dapat menambah wawasan dan pemahaman terhadap pelajaran.

“Mahasiswa haruslah mengunjungi perpustakaan agar dapat membantu usaha belajarnya. Perpustakaan merupakan tempat berkumpulnya buku, literatur, referensi yang disediakan oleh lembaga terkait”.11

10 Mahardika, Timur. 2003. Cara Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Solo: Pondok e-dukasi 11 Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Studi Press

(10)

21

Surachmad menyatakan kebiasaan yang dilakukan dalam mengunjungi perpustakaan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memanfaatkan waktu luang

2. Belajar bertahan membaca di perpustakaan 3. Meminjam buku setiap berkunjung

4. Mengunjungi perpustakaan secara teratur

5. Meminjam buku ke perpustakaan apabila membutuhkan informasi

2.1.2. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

“Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial”.12Didalam model pembelajaran terdapat tujuan-tujuan pemebelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran sangat membantu pelajar untuk mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

(11)

22 b. Macam Model Pembelajaran

Metode atau model pembelajaran dalam dunia pendidikan mempunyai banyak macam, diantaranya adalah13 :

1. Model pembelajaran berbasis pada kontak langsung (Direct Learning).

Model pembelajaran ini dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

2. Quantum Teaching Learning

Model pembelajaran ini merupakan perpaduan antara beberapa teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada.

3. Contextual Teaching Learning

Model pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswanya.

4. Industrial Incubator Based Learning

Model pembelajaran ini berisi materi tentang yang terkait langsung dengan proses produksi barang/jasa di imdustri, model pembelajaran ini biasanya diterapkan di sekolah kejuruan.

5. Production Based Learning

13Chalil, Achar & Hudaya Latuconsina. 2008. Pembelajaran Berbasis Fitrah. Jakarta: balai pustaka. Hal 19

(12)

23

Produk dari metode pembelajaran ini dihasilkan sebagai hasil praktik peserta dan dapat dimanfaatkan oleh sekolah dan masyarakat.Metode ini biasanya diterapkan di sekolah kejuruan.

2.1.3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan. Djamarah mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja.14

Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan Slameto menyatakan:

“Belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.15

Bedasarkan dari beberapa pendapat tersebut, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari suatu usaha yang diperoleh melalui interaksi antara berbagai faktor yang dicapai dalam bentuk nilai.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapor.Melalui

14 Djamarah Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya :Usaha Nasional 15 Slameto.2003 .Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

(13)

24

prestasi belajar, seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar. Prestasi belajar juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang diperoleh melalui proses belajar yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif terdiri dari enam aspek yaitu (1) pengetahuan; (2) pemahaman; (3) penerapan; (4) analisis; (5) sistesis; dan (6) evaluasi. Ranah afektif terdiri dari lima perilaku/aspek sebagai berikut (1) penerimaan; (2) partisipasi; (3) penilaian dan penentuan sikap; (4) organisasi; dan (5) pembentukan pola hidup. Ranah psikomotorik terdiri dari tujuh perilaku/aspek: (1) persepsi; (2) kesiapan; (3) gerakan terbimbing; (4) gerakan yang terbiasa; (5) gerakan kompleks; (6) penyesuaian pola gerakan; dan (7) kreativitas.

b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi prestasi belajar individu.Faktor-faktor internal ini terdiri dari faktor fisiologis dan psikologis.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan sosial seperti lingkungan sosial sekolah yang di dalamnya termasuk guru, administrasi dan teman sebaya, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga seperti ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga, status

(14)

25

sosial ekonomi. Sedangkan lingkungan nonsosial terdiri dari lingkungan alamiah, faktor instrumental, faktor materi pelajaran“mengatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang digolongkan menjadi dua factor”16, yaitu:

1. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), dan faktor kelelahan.

2. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

c. Cara Mengukur Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru.Dalam pelaksanaannya seorang guru dapat menggunakan ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum.“Menurut pendapat Sudjana”.17 prestasi belajar terdiri dari 3 ranah yaitu:

16 Slameto, op. cit., hal. 54

17 Nana Sudjana.2005.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal. 22.

(15)

26

1. Ranah kognitif, yaitu berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah afektif, yaitu berkaitan dengan sikap nilai yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban dan reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi. Pengukuran ranah efektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.

3. Ranah psikomotorik, yaitu berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Pengukuran ranah psokomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.

d. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riza Dwi Novitasari (2014), dengan judul “Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Bimbingan danKonseling Angkatan Tahun 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perilaku belajat\r mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW.Sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh sebanyak 56 Mahasiswa.Perilaku Belajar diukur dengan Kebiasaan Mengikuti Pelajaran, Kebiasaan Membaca Buku Teks, Kunjungan ke Perpustakaan dan Kebiasaan Menghadapi Ujian. Kebiasaan belajar erat kaitannya dengan penggunaan waktu baik untuk belajar maupun kegiatan lain yang menunjang belajar, sedangkan prestasi akademik diukur dari hasil Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Data variabel Perilaku Belajar

(16)

27

dikumpulkan menggunakan skala sikap.Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif, uji normalitas data, dan regresi linear sederhana dengan dibantu SPSS 16.0 for windows.

Hasil perhitungan SPSS diperoleh t tabel sebesar 1,674. Karena t hitung (13,406) > t tabel (1,674) dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak. Dengan demikian, dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara perilaku belajar dengan prestasi akademik mahasiswa Bimbingan dan Konseling UKSW tahun 2011.

2.2. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahaun, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Setiap pelajar/ mahasiswa pasti mengalami dan melakukan proses belajar dalam kegiatan perkuliahan. Tujuan dari proses belajar adalah untuk mencapai prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan mahasiswa setelah mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan, dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Prestasi belajar juga merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang mahasiswa dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam bentuk laporan hasil prestasi akademik mahasiswa.

(17)

28

Berprestasi dan sukses merupakan suatu daya tarik yang sangat kuat dan merupakan suatu kondisi yang sangat didambakan oleh setiap mahasiswa.Tetapi dalam pencapaian prestasi belajar tersebut, tidak semua mahasiswa dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya karena dalam pencapaian prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor tersebut diantaranya yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal dari lingkungan, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial.Sedangkan, faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri termasuk didalamnya adalah perilaku belajar. Perilaku belajar mahasiswa yang baik terdiri dari: kebiasaan mengikuti pelajaran, kebiasaan membaca buku, kunjungan ke perpustakaan. Perilaku belajar ini berhubungan positif dengan prestasi belajar, yaitu semakin baik perilaku belajar mahasiswa akan semakin baik nilai prestasi belajarnya.

(18)

29

Gambar 2.1.

Kerangka berfikir hubungan perilaku belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa FKIP-PE UKSW Salatiga

angkatan 2012-2015 semester I (ganjil) tahun ajaran 2014/2015

2.3. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris”.18

1. Hipotesis kerja = Prestasi belajar dikalangan mahasiswa FKIP-PE UKSW Salatiga angkatan 2012-2015 sedang.

Hipotesis statistik = H0 : μ = 2,0

H1 : μ > 2,0

2. Hipotesis Kerja = Terdapat hubungan positif antara perilaku belajar dengan prestasi akademik mahasiswa FKIP-PE UKSW Salatiga angkatan 2012-2015 semester 1 (ganjil) tahun ajaran 2014/2015.

Hipotesis Statistik = H0 : ρ = 0

H1 : ρ > 0

18 W.Gulo,Metode Penelitian,jakarta: PT Gramedia Widiasarana indonesia, hal.56-57

Referensi

Dokumen terkait

Sejak Januari 2015, Indonesia mengalami peningkatan pengguna aktif internet sebesar 15%, pengguna aktif media sosial sebesar 10%, akses informasi melalui

Dengan memakai metode perhitungan seperti ini perubahan posisi kredit dari waktu ke waktu akan selalu lebih kecil dari jumlah kredit yang disalurkan, misalnya perbankan

Yahudi dan Nasrani saja, namun juga untuk golongan agama lain seperti (Majusi, Shabi’in, Hindhu, Buddha, Kong Hu Cu serta memberikan kedudukan yang sama seperti

Sedangkan Daryanto (2009: 2) mengemukakan pengertian belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

Kerangka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perilaku perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial dimana perilaku perawat terdiri pengetahuan, sikap, keterampilan, dan

Saat semikonduktor tersebut diberi beda temperatur maka, hole berdifusi dari kaki panas ke dingin menyebabkan potensial di kaki dingin lebih positif dibanding

Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Mandailing Natal Tentang Tahapan, Program dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Mandailing Natal

Pada grafik percobaan menggunakan selang dengan diameter 3/4 tekanan tertinggi mencapai 0.28 pada variasi 7 dimana katup 1 ditutup penuh dan katup 2 ditutup 45 derajat, hal ini