• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKAYASA MENU DI KATUMIRI COFFEE SHOP THE TRAVELHOTEL CIPAGANTI BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKAYASA MENU DI KATUMIRI COFFEE SHOP THE TRAVELHOTEL CIPAGANTI BANDUNG"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

REKAYASA MENU DI KATUMIRI COFFEE SHOP

THE TRAVELHOTEL CIPAGANTI BANDUNG

Andre Hernowo

Program Studi Administrasi Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Jalan Dr. Setiabudhi 186 Bandung 40141

E-mail : andrehernowo@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui masalah yang dihadapi Katumiri Coffee Shop The Travelhotel Cipaganti Bandung khususnya untuk mengetahui tingkat popularitas dan keuntungan dari penjualan produk makanan yang ditawarkan dengan membahas beberapa hal di antaranya: (1) Bagaimana Popularity Index (2) Bagaimana Contribution Margin, dan (3) Bagaimana kondisi menu item kategori Dog serta menu yang tidak laku.

Kata-kata kunci: Popularity Index,Contribution Margin, menu item kategori Dog

Abstract :This research aims to determine the problems encountered in Katumiri Coffee Shop Travel Bandung Hotel Cipaganti especially to determine the level of popularity and profit from the sale of food products offered by discussing some of the following: (1) How Popularity Index (2) How Contribution Margin and (3) How is the condition of the menu items in Dog’s category and unsold menu items

Keywords: Popularity Index, Contribution Margin, menu item in Dog’s category

PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan

kuliner di Kota Bandung menunjukan

perkembangan yang cukup pesat

ditandai dengan banyaknya pengusaha yang mengembangkan bisnis dibidang kuliner hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Jawa Barat Nunung Sobari pada Merdeka.com,

Kamis (25/10/2012). Menyatakan

bahwa :

“Dinamis dan bervariasinya makanan Bandung membuat daya tarik Ibu Kota Jawa Barat ini menjadi tujuan wisata. Sehingga

menjadikan Kota Bandung sebagai pintu gerbang kuliner.Saat ini paling tidak lebih dari 200 unit café yang beroperasi di Kota Bandung.Dengan menawarkan menu tradisional, barat ataupun varian menu yang dikembangkan oleh pengelola café tersebut.Semakin variatifnya makanan dan kuliner Bandung, akan membawa semakin banyaknya wisatawan”.

Pesatnya perkembangan wisata kuliner di Kota Bandung secara nyata

(2)

varian makanan dan minuman yang ditawarkan. Dari waktu ke waktu sudah terbukti ada macam-macam makanan yang dilahirkan dari variasi makanan yang sudah ada, sebagian lain diantaranya merupakan inovasi makanan baru di dunia kuliner Indonesia. Kreativitas dalam dunia kuliner di Bandung seolah-olah tiada henti, selalu ada saja produk-produk baru dengan rasa dan nama yang unik-unik sehingga menimbulkan minat untuk mencobanya.

Keberhasilan pengelolaan

sebuah restoran atau tempat menjual makanan dan minuman ditentukan darikualitas produk dan pelayanan yang prima.Selain itu produk yang dimiliki harus dapat diterima dan

menarik minat para konsumen.

Definisi produk menurut Kotler dan Armstrong (2001:346) adalah : “A

product as anything that can be offered to a market for attention , acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”.

Yang artinya produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat

memuaskan keinginan atau

kebutuhan.Oleh karena itu dalam

pembuatan suatu produk, pihak

pengelola harus dapat menyesuaikan

dan memperhatikan keinginan,

harapan dan kebutuhan konsumen, dimana produk yang dimiliki harus dapat diterima dan menarik para konsumen.

Dalam operasional suatu

restoran atau coffee shop, menu merupakan salah satu faktor yang memegang peranan strategis untuk

keberhasilan jasa makanan dan

minuman.Dapat dikatakan bahwa

menu adalah jiwa dari sebuah restoran. Dengan adanya menu pihak pengelola dapat mempersiapkan macam-macam kebutuhan yang diperlukan seperti

bahan baku serta biaya yang

diperlukan, dekorasi, suasana dan pelayanan yang akan digunakan serta menentukan target market yang ingin diraih. Menu tidak selalu bersifat tetap, ada kalanya keinginan, selera dan kebutuhan tamu selalu berubah-ubah

terhadap makanan yang

dikonsumsinya. Oleh karena itu

perlunya perencanaan desain menu

yang matang dan baik untuk

tercapainya target profit secara

optimal. Maka dari itu diperlukannya informasi yang benar dan akurat untuk mengukur kemampuan menu dalam

pemberian keuntungan kepada

perusahaan.Sehingga menu yang baik dapat dilihat dari tingkat penjualan dan

kemampuannya memberikan

keuntungan bagi

perusahaan.Keuntungan diharapkan

tidak hanya bagi perusahaan saja tetapi juga diharapkan dapat memberikan keuntungan dan popularitas dimata tamu. Salah satu cara untuk mengukur kemampuan sebuah menu dalam hal popularitas dan keuntungan adalah dengan dilakukannya metode Menu

Engineering, seperti yang dijelaskan

olehPaul R. Dittmer dan J. Desmond Keefe III dalam bukunya yang berjudul Principles of food, beverage

and labor cost controls, 9th

edition(2009:316) bahwa , “Menu

engineering as a technique for analyzing menu sales and providing helpful information for increasing gross profit”.Yang artinya bahwa

(3)

rekayasa menu sebagai suatu teknik untuk menganalisa penjualan menu

dan memberikan informasi yang

berguna untuk meningkatkan laba kotor.

Dengan dilakukannya menu

engineering maka dapat diketahui

indeks popularitas dan marjin

kontribusi nya sehingga dapat

diketahui dan diukur seberapa banyak keuntungan yang didapat oleh pihak restoran. Adapun definisi dari indeks popularitas menurut Paul R. Dittmer

dalam bukunya yang berjudul

Principles of food, beverage and labor

cost controls, 7th edition (2003:187)

yaitu :“Popularity Index is defined as

the ratio of portion sales for a given menu item to total portion sales for all menu items”. Yang artinya Indeks

popularitas adalah perbandingan

jumlah produk yang terjual sesuai dengan menu yang ada.

Adapun menurut Lea R.

Dopson, David K. Hayes dan Jack E. Miller dalam bukunya yang berjudul

Food and beverage cost control, 4th

edition (2008:247) yaitu

:“Contribution margin is defined as

the amount that remains after the product cost of the menu item is subtracted from the item’s selling price”. Dalam uraian tersebut margin

kontribusi didefinisikan sebagai

jumlah yang tersisa setelah biaya produk dari item menu dikurangi dari harga jual item tersebut.Maka dari itu,

contribution margin dapat ditulis

dengan rumus :Contribution Margin =

Selling Price less Food Cost

Menu makanan yang

ditawarkan di Katumiri Coffee Shop The Travelhotel Cipaganti Bandung cukup bervariasi, berikut peneliti sampaikan jenis-jenis menu yang ditawarkan yang selanjutnya menjadi data primer penelitian:

Starter : 6 macam

- Lumpia Segar Rp 15.000

- Fruit Salad Rp 15.000

- Tuna Salad Rp 15.000

- Calamary and Onion Chip Rp 25.000

- Buffalo Chiken Wing Rp 30.000

- French Fries Rp 25.000

Soup : 5 macam

- Soto Ayam A’la The Travelhotel Cipaganti Rp 27.000

- Tom Yam Goong Rp 35.000

- Soto Bandung The Travelhotel Cipaganti Rp 35.000

- Chiken and Mushroom Cream Soup Rp 35.000

- Rawon Iga Sapi Rp 70.000

Main Course :15 macam

- Nasi Goreng The Travelhotel Cipaganti Rp 36.500

- Nasi Goreng Seafood Rp 36.500

- Nasi Tutug Oncom Rp 36.500

- Karedok Rp 25.000

(4)

- Chiken Kung Pao Rp 30.000

- Sapi Lada Hitam Rp 60.000

- Kwetiaw Goreng Rp 25.000

- Laksa Singapore Rp 25.000

- Island Jack Rp 125.000

- Prime Ribs Eye Steak Rp 150.000

- Sirolin Steak Rp 125.000

- Short Ribs Steak Rp 60.000

- Chiken Montray Jack Rp 50.000

- Alaska Wild Salmon Rp 65.000

Light Meal : 6 macam

- The Club Rp25.000

- Fish and Chips Rp 65.000

- Mushroom Cheese Burger Rp 45.000

- Nuchos Rp 35.000 - Chicken Buritos Rp 35.000 - Assorted Snack Rp 35.000 Dessert : 7 macam - Pancake Rp 10.000 - Pisang Layar Rp 35.000

- Fresh Fruit Platter Rp 15.000

- Cipaganti Sweet Rp 35.000

- The Tangkuban Perahu Rp 35.000

- The Ice Cream Rp 10.000

- Apple Pie Rp 35.000

METODE

Dalam penelitian ini digunakan

metode deskriptif yaitu dengan cara mencari, mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data dari objek yang diteliti. Adapun pengertian metode deskriptif menurut Kusmayadi dan ndar Sugiarto, dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Dalam

Bidang Kepariwisataan (2000:29)

yang mengemukakan bahwa : “Metode

deskriptif adalah penelitian yang

berusaha mendeskripsikan dan

menggambarkan atau melukiskan

fenomena yang diteliti dengan

sistematis, faktual dan akurat”.

Dengan mengunakan metode

deskriptif, penelitiaan berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya

(Best,1982 : 119). Disisi lain

penggunaan metode penelitian

deskriptif, yaitu penggambaran

permasalahan aktual dengan mencari, mencatat, dan melakukan analisis berdasarkan data yang didapat. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1994:6):“Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

menggambarkan atau melukiskan

suatu kejadian atau masalah tertentu, kemudian hasil penelitian tersebut diolah dan dianalisis.”

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama ini pihak manajemen Katumiri Coffee ShopThe Travelhotel Cipaganti Bandungmelaksanakan evaluasi menu hanya didasarkan kepada sales history saja tetapi tidak ditindak lanjuti dengan metode menu engineering sehingga dengan demikian tidak dapat

diketahui secara pasti indeks

popularitas dan marjin kontribusi dari setiap menu yang ada. Dikarenakan tidak dilaksanakannya metode menu

engineering secara seksama maka

tidak dapat diketahui tingkat

keuntungan optimal yang dapat

diperoleh dari setiap menu item yang

ditawarkan, dengan diterapkannya

metode menu engineering pihak

Manajemen dapat mengambil banyak

keuntungan diantaranya : dapat

meningkatkan marjin kontribusi dari setiap menu makanan yang dikonsumsi

oleh tamu, menjadi bahan

pertimbangan berkaitan menu apa saja yang akan dipertahankan atau diganti;

dapat menurunkan besaran food

costatau biaya produksi makanan;

menjadi dasar untuk mempromosikan menu-menu yang mempunyai marjin kontribusi yang tinggi dan pada akhirnya sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan pricing analysis serta evaluasi menu-menu baru.

Setiap menu makanan yang

ditawarkan dapat dikategorikan

kedalam empat klasifikasi atau

golongan seperti dijelaskan oleh Paul R. Dittmer (2003:300) yaitu :

These four possible combinations are used to identify menu items and, in the special language of menu engineering, each has been given a name :

1. H/H is a STAR (a STAR is menu item that produces both high contribution margin and high volume). 2. L/H is a PLOWHORSE (a

PLOWHORSE is a menu item that produces a low contribution margin, but accounts for relatively high volume.

3. H/L is a PUZZLE (a PUZZLE is a menu item that produces a high contribution margin, but accounts for comparatively low sales volume.

4. L/L is a DOG (a DOG is a menu item that produces a comparatively low contribution margin and accounts for relatively low volume.

Pada pengelolaan usaha,

khususnya dibidang jasa boga hal yang

harus dihindari adalah adanya

penurunan penjualan yang disebabkan oleh kejenuhan atau penurunan minat

pelanggan terhadap suatu menu

makanan yang ditawarkan.Cara untuk menghindari kejenuhan akan menu yang ditawarkan salah satunya adalah dengan melaksanakan evaluasi menu, cara ini merupakan salah satu cara pendekatan yang paling tepatuntuk menemu kenali permasalahan yang terjadi.

Untuk mengetahui popularitas dari setiap jenis makanan, langkah

pertama harus diketahui terlebih

dahulu jumlah makanan yang telah terjual.Langkah yang dilakukan untuk

mengetahui informasi mengenai

jumlah makanan yang telah terjual pada satu periode adalah dengan

(6)

menyusun sales history. Definisi sales

history menurut Paul R. Dittmer dalam

buku Principles of Food, Beverage and

Labor Cost Controls, 7th edition

(2003:183), yaitu : “A sales history is a

written record of the number of portions of each menu item sold every time that item appears on the menu”. Sales history adalah sebuah catatan

tertulis atas jumlah makanan yang terjual pada setiap periodenya

Selanjutnya peneliti

melaksanakan pengolahan data untuk mengetahuisales history di Katumiri Coffee Shop berdasarkan catatan penjualan harian yang dibuat oleh pihak bagian administrasi restoran dalam bentuk rekapitulasi pada setiap akhir bulannya. Adapun data-data berkaitan dengan sales history yang berhasil peneliti dapatkan disajikan pada tabel 1, yang berisi data-data penjualan setiap menu item yang ditawarkan.

Setelah mengetahui kuantitas penjualan dari setiap jenis makanan

yang disajikan pada tabel 1,

selanjutnya dibuatMenu Mix

Presentage dari masing-masing setiap

jenis makanan tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Michael M. Coltman dan Martin G.Jagels dalam buku yang

berjudul Hospitality Management

Accounting (2001:252), yaitu :

“Converts the number sold of each

menu item into a percentage of all items sold. The quantity sold of each item is devided by the total of all items sold then multiplied by 100”. Yang

berarti bahwa Menu Mix Percentage yaitu perhitungan angka penjualan dari

setiap jenis makanan menjadi

persentase dari semua jenis makanan yang terjual, jumlah setiap jenis makanan yang terjual dibagi total semua jenis makanan yang terjual

dikali 100. Hal tersebut dapat

dijelaskan dengan rumus sebagai berikut :

Setelah dibuat MM% tahapan selanjutnya adalah menghitung indeks popularitas, yaitu perbandingan jumlah produk yang terjual sesuai dengan

menu yang ada. Seperti yang

dikemukakan oleh Paul R. Dittmer dalam buku yang bejudul Principles of Food, Beverage and Labor Cost

Controls, 7th edition (2003:187), yaitu :

“Popularity Indeks is defined as the

ratio of portion sales for a given menu

item to total portion sales for all menu items”.

Langkah selanjutnya dalam

melaksanakan evaluasi Menu

engineeringadalah membuat perhitungan indeks popularitas, yaitu

menganggap bahwa suatu jenis

makanan dikatakan populer apabila penjualannya sama dengan 70% dari jumlah penjualan yang diharapkan. Hal tersebut diungkapkan oleh Jack

Number of Item Sold

Menu Mix % = X 100

(7)

D.Ninemeier dalam bukunya yang berjudul Planning and Control for

Food and Beverage Operations

(1991:116), yaitu : “Menu engineering

assumes that an item is popular if its sales equal 70% of what is expected.

The popularity index for items on a given menu is defined as 70% of the expected popularity of each item on that menu”.

Hal tersebut dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut :

(Sumber : Jack D. Ninemeier, 1991)

Hasil dari Popularity index

dapat digunakan untuk

membandingkan menu mix dari setiap jenis makanan, yang bertujuan agar

setiap jenis makanan dapat

dikelompokkan sesuai dengan tingkat

popularitasnya. Hal tersebut di

ungkapkan oleh Michael M. Coltman dan Martin G. Jagels dalam buku Hospitality Management Accounting (2001:255), yaitu : “MM Category :

Record either an H (for High) or an L (for Low). These definitions are made by comparing each menu item’s menu mix percentage with the average popularity of all menu items. If the figure Menu Mix % is higher than the average, an H is recorded and if it is less than average, an L is recorded”.

Dari definisi tersebut di atas menerangkan bahwa apabila jumlah

Menu Mix % lebih besar dari rata-rata

popularitas semua jenis menu, maka

jenis makanan tersebut termasuk

kategori “HIGH” dan sebaliknya jika

Menu Mix (MM) % nya lebih kecil,

maka jenis makanan tersebut termasuk kedalam kategori “LOW”.

Sebagai contoh perhitungan simulasi dari pernyataan di atas, dapat dilihat pada tabel 1 untuk menu

makanan French fries, dimana

kelompok starter yang terjual pada kurun waktu Februari sampai dengan April 2014 diketahui popularity index nya yaitu 35,32 %, maka French Fries termasuk kategori “HIGH” karena MM% nya lebih besar dari popularity

index nya. Begitu pula sama halnya

dengan Fruit Salad dan Tuna Salad dikategorikan “HIGH” karena MM % nya lebih besar daripada popularity

index nya.

Berikut peneliti sajikan tabel

yang menggambarkan tingkat

penjualan dan popularitas dari setiap jenis makanan yang terdapat di

Katumiri Coffee Shop Bandung,

periode bulan Februari sampai dengan

bulan April 2014.

100 %

Popularity Index = X 70% Number of Menu Item

(8)

Tabel 1. Index Popularitas Menu Makanan Periode Februari – April 2014

Starter : 6 macam Terjual Menu Mix Popularity Index Category

- Lumpia Segar 24 11.01% Low

- Fruit Salad 42 19.27% High

- Tuna Salad 27 12.39% High

- Calamary and Onion Chip 23 10.55% Low

- Buffalo Chiken Wing 25 11.47% Low

- French Fries 77 35.32% High

Total 218 100.00% 11.67% Soup : 5 macam Terjual Menu Mix Popularity Index Category

- Soto Ayam A’la The Travelhotel Cipaganti 38 28.57% High

- Tom Yam Goong 26 19.55% High

- Soto Bandung The Travelhotel Cipaganti 23 17.29% High

- Chiken and Mushroom Cream Soup 19 14.29% High

- Rawon Iga Sapi 27 20.30% High

Total 133 100.00% 14.00%

Main Course : 15 macam

Terjual

Menu Mix

Popularity

Index Category

- Nasi Goreng The Travelhotel Cipaganti 54 5.00% High

- Nasi Goreng Seafood 89 8.23% High

- Nasi Tutug Oncom 96 8.88% High

- Karedok 19 1.76% Low

- Lotek 24 2.22% Low

- Chiken Kung Pao 9 0.83% Low

- Sapi Lada Hitam 192 17.76% High

- Kwetiaw Goreng 107 9.90% High

- Laksa Singapore 93 8.60% High

- Island Jack 115 10.64% High

- Prime Ribs Eye Steak 106 9.81% High

- Sirolin Steak 49 4.53% High

- Short Ribs Steak 34 3.15% Low

- Chiken Montray Jack 48 4.44% High

- Alaska Wild Salmon 46 4.26% High

Total 1,081 100.00% 4.67%

Light Meal : 6 macam

Terjual

Menu Mix

Popularity

(9)

- The Club 53 12.62% High

- Fish and Chips 69 16.43% High

- Mushroom Cheese Burger 98 23.33% High

- Nuchos 51 12.14% High

- Chicken Buritos 90 21.43% High

- Assorted Snack 59 14.05% High

Total 420 100.00% 11.67% Dessert : 7 macam Terjual Menu Mix Popularity Index Category - Pancake 64 26.02% High

- Pisang Layar 30 12.20% High

- Fresh Fruit Platter 80 32.52% High

- Cipaganti Sweet 27 10.98% High

- The Tangkuban Perahu 18 7.32% Low

- The Ice Cream 10 4.07% Low

- Apple Pie 17 6.91% Low

Total 246 100.00% 10.00%

Menu makanan yang termasuk kedalam kategori populer tidak serta merta memberikan keuntungan yang besar karena ada kalanya produk yang

populer terbebani dengan biaya

produksi yang tinggi.Keuntungan

kotor dari setiap menu makanan dapat diketahui dengan menghitung marjin kontribusi (contribution margin) dari

setiap menu makanan.Pengertian

marjin kontribusi adalah jumlah yang tersisa setelah harga jual dikurangi dengan biaya produk dari menuitem tersebut.Hal senada dijelaskan oleh Lea R. Dopson, David K. Hayes dan Jack E. Miller dalam bukunya yaitu

Food and Beverage Cost Control, 4th

Edition (2008:247). Pernyataan

tersebut dapat dijelaskan dengan

rumus sebagai berikut :

(Sumber : Lea R. Dopson, David K. Hayes & Jack E. Miller, 2008)

Setelah selesai menghitung

marjin kontribusi,

selanjutnyadibuatkan tabulasi untuk dapat mengetahui jenis makanan yang

dapat memberikan keuntungan yang

tinggi atau tidak yaitu dengan

menghitung rata-rata marjin kontribusi

(Average Contibution

(10)

Margin).Perhitungan dilakukan dengan cara membagi jumlah marjin kontribusi semua jenis makanan pada kelompok makanan yang sama (total

contribution margin) dengan jumlah

porsi semua jenis makanan yang terjual. Pernyataan ini dapat dituliskan ke dalam rumus sebagai berikut :

Sumber : Paul R. Dittmer & J. Desmond Keefe, 2009

Setelah mengetahui nilai

average contribution margin dari

rumus di atas, langkah berikutnya

adalah dengan membandingkan

contribution margin dari

masing-masing jenis makanan dengan average

contribution margin.Hal inibertujuan

untuk menganalisis tingkat

kemampuan setiap jenis makanan dalam memberikan profit. Apabila

contribution margin berada di atas

nilai average contribution margin maka jenis makanan tersebut tergolong kategori “HIGH” dan sebaliknya bila

contribution margin berada di bawah

nilai average contribution margin

maka jenis makanan tersebut tergolong kategori “LOW”.pada jenis makanan

starter, Fruit Salad dikategorikan

“HIGH” karena item CM nya lebih besar dari average CM. sedangkan Buffalo Chicken Wing dikategorikan “LOW” karena item CM nya lebih kecil daripada average CM.

Berikut peneliti sajikan data mengenai contribution margin dari setiap makanan di Katumiri Coffee

ShopThe Travelhotel Cipaganti

Bandung, periode bulan Februari sampai dengan bulan April 2014, dapat

dilihat pada tabel 2 berikut.

Total CM Average Contribution Margin =

(11)

Tabel 2. Marjin Kontribusi Menu Makanan Periode Februari – April 2014

Starter : 6 macam Terjual Harga Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Marjin

Kontribusi MK/Menu Kategori

- Lumpia Segar 24 15,000 5,550 360,000 133,200 226,800 9,450 Low

- Fruit Salad 42 15,000 5,550 630,000 233,100 396,900 9,450 Low

- Tuna Salad 27 15,000 5,550 405,000 149,850 255,150 9,450 Low

- Calamary and Onion Chip 23 25,000 9,250 575,000 212,750 362,250 15,750 High

- Buffalo Chiken Wing 25 30,000 11,100 750,000 277,500 472,500 18,900 High

- French Fries 77 25,000 9,250 1,925,000 712,250 1,212,750 15,750 High

Total 218 Rata-rata Marjin Kontribusi 13,424

Soup : 5 macam Terjual Harga Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Marjin

Kontribusi MK/Menu Kategori

- Soto Ayam A’la The Travelhotel Cipaganti 38 27,000 9,990 1,026,000 379,620 646,380 17,010 Low

- Tom Yam Goong 26 35,000 12,950 910,000 336,700 573,300 22,050 Low

- Soto Bandung The Travelhotel Cipaganti 23 35,000 12,950 805,000 297,850 507,150 22,050 Low

- Chiken and Mushroom Cream Soup 19 35,000 12,950 665,000 246,050 418,950 22,050 Low

- Rawon Iga Sapi 27 70,000 25,900 1,890,000 699,300 1,190,700 44,100 High

Total 133 Rata-rata Marjin Kontribusi 25,086

Main Course : 15 macam Terjual Harga Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Marjin

Kontribusi MK/Menu Kategori

- Nasi Goreng The Travelhotel Cipaganti 54 36,500 13,505 1,971,000 729,270 1,241,730 22,995 Low

- Nasi Goreng Seafood 89 36,500 13,505 3,248,500 1,201,945 2,046,555 22,995 Low

- Nasi Tutug Oncom 96 36,500 13,505 3,504,000 1,296,480 2,207,520 22,995 Low

(12)

- Lotek 24 25,000 9,250 600,000 222,000 378,000 15,750 Low

- Chiken Kung Pao 9 30,000 11,100 270,000 99,900 170,100 18,900 Low

- Sapi Lada Hitam 192 60,000 22,200 11,520,000 4,262,400 7,257,600 37,800 Low

- Kwetiaw Goreng 107 25,000 9,250 2,675,000 989,750 1,685,250 15,750 Low

- Laksa Singapore 93 25,000 9,250 2,325,000 860,250 1,464,750 15,750 Low

- Island Jack 115 125,000 46,250 14,375,000 5,318,750 9,056,250 78,750 High

- Prime Ribs Eye Steak 106 150,000 55,500 15,900,000 5,883,000 10,017,000 94,500 High

- Sirolin Steak 49 125,000 46,250 6,125,000 2,266,250 3,858,750 78,750 High

- Short Ribs Steak 34 60,000 22,200 2,040,000 754,800 1,285,200 37,800 Low

- Chiken Montray Jack 48 50,000 18,500 2,400,000 888,000 1,512,000 31,500 Low

- Alaska Wild Salmon 46 65,000 24,050 2,990,000 1,106,300 1,883,700 40,950 Low

Total 1,081 Rata-rata Marjin Kontribusi 41,039

Light Meal : 6 macam Terjual Harga Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Marjin

Kontribusi MK/Menu Kategori

- The Club 53 25,000 9,250 1,325,000 490,250 834,750 15,750 Low

- Fish and Chips 69 65,000 24,050 4,485,000 1,659,450 2,825,550 40,950 High

- Mushroom Cheese Burger 98 45,000 16,650 4,410,000 1,631,700 2,778,300 28,350 High

- Nuchos 51 35,000 12,950 1,785,000 660,450 1,124,550 22,050 Low

- Chicken Buritos 90 35,000 12,950 3,150,000 1,165,500 1,984,500 22,050 Low

- Assorted Snack 59 35,000 12,950 2,065,000 764,050 1,300,950 22,050 Low

Total 420 Rata-rata Marjin Kontribusi 25,830

Dessert : 7 macam Terjual Harga Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Marjin

Kontribusi MK/Menu Kategori

- Pancake 64 10,000 3,700 640,000 236,800 403,200 6,300 Low

- Pisang Layar 30 35,000 12,950 1,050,000 388,500 661,500 22,050 High

(13)

- Cipaganti Sweet 27 35,000 12,950 945,000 349,650 595,350 22,050 High

- The Tangkuban Perahu 18 35,000 12,950 630,000 233,100 396,900 22,050 High

- The Ice Cream 10 10,000 3,700 100,000 37,000 63,000 6,300 Low

- Apple Pie 17 35,000 12,950 595,000 220,150 374,850 22,050 High

(14)
(15)

Setelah indeks popularitas dan

marjin kontribusi nya sudah

ditetapkan, maka dapat diketahui pula klasifikasi menu item dengan cara membandingkan Menu Mix Category

dengan Margin Contribution

Category. Setiap produk dapat

dikategorikan kedalam empat

klasifikasi, hal tersebut dijelaskan oleh Paul R. Dittmer dalam buku Principles of Food, Beverage and Labor Cost

Controls, 7th Edition (2003:300) yaitu :

These four possible combinations are used to identify menu items and, in the special language of menu engineering, each has been given a name :

a. H/H is a STAR (a STAR is menu item that produces both high contribution margin and high volume). b. L/H is a PLOWHORSE

(a PLOWHORSE is a menu item that produces a low contribution margin, but accounts for relatively high volume. c. H/L is a PUZZLE (a

PUZZLE is a menu item that produces a high contribution margin,

but accounts for comparatively low sales volume.

d. L/L is a DOG (a DOG is a menu item that

produces a

comparatively low contribution margin and accounts for relatively low volume.

Berdasarkan dari pernyataan di atas, pengevaluasian menu dengan

metode menu engineering yaitu

dengan membandingkan Menu Mix

Category dengan Contribution Margin Category untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan dari tiap menu

dalam memberikan keutungan.

Makanan yang termasuk pada

kategoriSTAR yaitu jenis makanan yang populer dan menguntungkan,

PLOWHORSE yaitu jenis makanan

yang populer tetapi tidak

menguntungkan, PUZZLE yaitu jenis makanan yang menguntungkan tetapi tidak populer, dan terakhir DOG yaitu jenis makanan yang tidak populer dan tidak menguntungkan.

Berdasarkan data-data yang

berhasil peneliti kumpulkan

selanjutnya diolah menjadiKlasifikasi Menu Makanan periode bulan Februari sampai April 2014 di Katumiri Coffee

(16)

Tabel 3. Klasifikasi Menu Makanan Periode Februari – April 2014

Starter : 6 macam Popularitas Marjin

Kontribusi Kategori

- Lumpia Segar Low Low Dog

- Fruit Salad High Low Puzzle

- Tuna Salad High Low Puzzle

- Calamary and Onion Chip Low High Plowhorse

- Buffalo Chiken Wing Low High Plowhorse

- French Fries High High Star

Soup : 5 macam Popularitas Marjin

Kontribusi Kategori

- Soto Ayam A’la The Travelhotel Cipaganti High Low Puzzle

- Tom Yam Goong High Low Puzzle

- Soto Bandung The Travelhotel Cipaganti High Low Puzzle

- Chiken and Mushroom Cream Soup High Low Puzzle

- Rawon Iga Sapi High High Star

Main Course : 15 macam Popularitas Marjin

Kontribusi Kategori

- Nasi Goreng The Travelhotel Cipaganti High Low Puzzle

- Nasi Goreng Seafood High Low Puzzle

- Nasi Tutug Oncom High Low Puzzle

- Karedok Low Low Dog

- Lotek Low Low Dog

- Chiken Kung Pao Low Low Dog

- Sapi Lada Hitam High Low Puzzle

- Kwetiaw Goreng High Low Puzzle

- Laksa Singapore High Low Puzzle

- Island Jack High High Star

- Prime Ribs Eye Steak High High Star

- Sirolin Steak High High Star

- Short Ribs Steak Low Low Dog

- Chiken Montray Jack High Low Puzzle

(17)

Light Meal : 6 macam Popularitas Marjin

Kontribusi Kategori

- The Club High Low Puzzle

- Fish and Chips High High Star

- Mushroom Cheese Burger High High Star

- Nuchos High Low Puzzle

- Chicken Buritos High Low Puzzle

- Assorted Snack High Low Puzzle

Dessert : 7 macam Popularitas Marjin

Kontribusi Kategori

- Pancake High Low Puzzle

- Pisang Layar High High Star

- Fresh Fruit Platter High Low Puzzle

- Cipaganti Sweet High High Star

- The Tangkuban Perahu Low High Plowhorse

- The Ice Cream Low Low Dog

- Apple Pie Low High Plowhorse

Untuk lebih jelas mengetahui kelompok dari menu yang ada, berikut peneliti sampaikantabel 4 yang berisi

pengelompokan menu menurut

kategorinya sehingga dapat diketahui secara jelas posisi setiap menu yang ada sebagai berikut:

Tabel 4. Kelompok Klasifikasi Menu Makanan Periode Februari – April 2014

STAR (9 Menu) : 23,08% - French Fries

- Rawon Iga Sapi

- Island Jack

- Prime Ribs Eye Steak

- Sirolin Steak

- Fish and Chips

- Mushroom Cheese Burger

- Pisang Layar

(18)

PLOWHORSE (4 Menu) : 10,26% - Calamary and Onion Chip

- Buffalo Chiken Wing

- The Tangkuban Perahu

- Apple Pie

PUZZLE (20 Menu) : 51,28% - Fruit Salad

- Tuna Salad

- Soto Ayam A’la The Travelhotel Cipaganti

- Tom Yam Goong

- Soto Bandung The Travelhotel Cipaganti

- Chiken and Mushroom Cream Soup

- Nasi Goreng The Travelhotel Cipaganti

- Nasi Goreng Seafood

- Nasi Tutug Oncom

- Sapi Lada Hitam

- Kwetiaw Goreng

- Laksa Singapore

- Chiken Montray Jack

- Alaska Wild Salmon

- The Club

- Nuchos

- Chicken Buritos

- Assorted Snack

- Pancake

- Fresh Fruit Platter

DOG (6 Menu) : 15,38% - Lumpia Segar

- Karedok

- Lotek

- Chiken Kung Pao

- Short Ribs Steak

- The Ice Cream

Setelah dilakukan evaluasi

menu dengan menu engineering dapat diketahui bahwa sebagian besar menu yakni 20 menu atau 51,28% masuk kedalam kategori “puzzle” yaitu jenis makanan yang tidak populer dan tidak

menguntungkan; 9menu atau 23,08% masuk ke dalam kategori “star”yaitu jenis makanan yang populer dan menguntungkan; 6menu atau15,38% masuk ke dalam kategori “dog”yaitu jenis makanan yang tidak populer dan

(19)

tidak menguntungkan dan sebanyak 4 menu atau 10,26% masuk ke dalam

kategori “plowhorse”yaitu jenis

makanan yang populer tetapi tidak menguntungkan.

Menu dalam kategori “dog” sebanyak 6 menu atau 15,38% perlu

dipertimbangkan kembali

keberadaannya dalam daftar menu mengingat menu ini adalah yang tidak populer dan tidak menguntungkan, disarankan diganti dengan menu lain yang lebih menarik minat tamu dan mempunyai marjin kontribusi yang

tinggi sehingga hal ini dapat

meningkatkan kinerja keuangan dari perolehan penjualan makanan yang lebih besar lagi di masa yang akan datang.

Setelah dilakukan pendalaman, alasan menu-menu makanan tersebut masuk kedalam kategori “dog” secara mayoritas adalah rendahnya tingkat permintaan dari tamu dan tingginya biaya produksi dari menumakanan tersebut sehingga berdampak pada

kontribusi marjin atau tingkat

keuntungan yang rendah. Untuk

menaikkan tingkat permintaan dari tamu, hal ini seharusnya dapat diatasi

oleh pihak manajemen Katumiri

Coffee Shop The Travelhotel

Cipaganti Bandung dengan

mengadakan promosi untuk

menu-menu tersebut atau melakukan

suggestive selling sehingga tingkat

popularitas menu tersebut akan

meningkat. Disisi lain untuk

menurunkan biaya produksi, diatasi dengan mengganti beberapa bahan

baku dengan bahan-bahan yang

memiliki harga lebih rendah dengan

tidak mengurangi rasa dan kualitas penyajiannya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan

penelitian yang telah dilakukan,

peneliti menarik kesimpulan dari permasalahan yang diteliti yaitu: (1) Sebagian besar dari menu yang ditawarkan yakni 20 menu atau 51,28% masuk ke dalam kategori “puzzle” yaitu jenis makanan yang menguntungkan tetapi tidak populer; 9menu atau 23,08% masuk ke dalam kategori “star” yaitu jenis makanan yang populer dan menguntungkan; 6menu atau15,38% masuk ke dalam kategori “dog”yaitu jenis makanan

yang tidak populer dan tidak

menguntungkan dan sebanyak 4 menu atau 10,26% masuk ke dalam kategori “plowhorse” yaitu jenis makanan yang populer tetapi tidak menguntungkan; (2) Menu-menu makanan yang harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan penyajiannya sehingga dapat lebih menarik minat tamu adalah menu-menu yang masuk ke dalam kategori “star” dikarenakan menu-menu dalam kelompok ini popular dan memberikan keuntungan yang cukup tinggi, yakni:

French fries; rawon iga sapi; island

jack; prime ribs eye steak; fish and chip; mushroom cheese burger; pisang layar dan cipaganti sweet; (3) Populasi menu yang masuk ke dalam kategori “Dog”, seyogyanya menu-menu ini

ditinjau kembali untuk

ditawarkankepada tamu dikarena

menu-menudalam kategori ini

cenderung tidak popular dan

memberikan marjin kontribusi yang rendah adapunmenu-menu tersebut adalah : Lumpia Segar; Karedok;

(20)

Lotek; Chicken Kung Pao; Short Ribs

Steak dan The Ice Cream DAFTAR PUSTAKA

Best, J.W. (1982). Metodologi

Penelitian Pendidikan. (Ed. Sanapiah Faisal & Mulyadi Guntur Wieso). Surabaya: Usaha Nasional

Coltman, M.M. & Martin. G. J. (2001). Hospitality Management

Accounting. Canada: John Wiley

& Sons, Inc.

Dittmer, P.R. (2003). Principles of

Food, Beverage and Labor Cost Controls (7th Edition). New York: Van Nostrand Reinhold. Dittmer, P.R. & J. Desmond Keefe.

(2009). Principles of Food,

Beverage and Labor Cost Controls (9th Edition). Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Dopson, L. R., David K. H. & Miller, J.E. (2008). Food and Beverage

Cost Control (4th Edition). Canada: John Wiley & Sons, Inc. Kotler, P. & Amstrong, G. (2001).

Principles of Marketing (9th

Edition). New Jersey: Prentice Hall.

Merdeka.com, Kamis (25/10/2012) Ninemeier, J.D. (1991). Planning and

Control for Food and Beverage Operations. Michigan: Educational Institute Of The

American Hotel & Motel

Association.

Sugiarto, E &Kusmayadi. (2009).

Metode Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada

General Manager The Travel hotel

Cipaganti Bapak Jiemmy Arras dan

Food & Beverage Manager The

Travel hotel Cipaganti Bapak Mualim yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Katumiri Coffee Shop The Travel hotel Cipaganti Bandung, dimulai dari bulan Januari sampai dengan Juni 2014. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada jajaran redaksi Jurnal Barista atas dimuatnya hasil penelitian ini.

Gambar

Tabel 1. Index Popularitas Menu Makanan  Periode Februari – April 2014
Tabel 2. Marjin Kontribusi Menu Makanan   Periode Februari – April 2014
Tabel 3. Klasifikasi Menu Makanan  Periode Februari – April 2014
Tabel 4. Kelompok Klasifikasi Menu Makanan  Periode Februari – April 2014

Referensi

Dokumen terkait

2. Pendingin diperlukan untuk meredam suhu dan membersihkan kotoran selama proses penggerindaan pada saat putaran roda gerinda yang sangat tinggi memerlukan langkah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis di RS Hikmah, diperoleh keterangan bahwa dalam menentukan harga pokok jasa rawat inap, RS Hikmah masih

pendapatnya sendiri karena takut salah. 6) Kurangnya waktu dalam pembelajaran terutama pada pembagian kelompok dan melakukan pengamatan siswa banyak menghabiskan waktu.

[r]

Variables determined for forage production were plant height, number of shoots and bundles respectively for the legumes and the Panicum grass, dry weight of

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang selanjutnya disebut Dinas adalah Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah yang mengurusi urusan wajib di

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul: “Pengaruh Pengawas Menelan

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Kualitas