• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Terdahulu. mengenai penelitian terhadap Buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Terdahulu. mengenai penelitian terhadap Buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Terdahulu

Dalam kajian terdahulu ini penulis belum menemukan penelitian terdahulu mengenai penelitian terhadap Buku kumpulan sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono. Penulis melakukan pengamatan ke Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta Kemudian penulis mengambil beberapa skripsi lima tahun terakhir yang berada di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret surakarta yang berisi topik yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu tentang Problem-problem sosial dengan tinjauan sosiologi sastra.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh sarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret. Muhammad Taufik pada tahun 2011 dengan judul Problem-problem Sosial Dalam Naskah Lakon “AUM” Karya Putu Wijaya, Tinjaun Sosiologi Sastra. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Taufik ini dapat disimpulkan bahwa problem-problem sosial yang terkandung di dalam naskah lakon “Aum” meliputi kekuasaan, penindasan, ketidakadilan dan kemiskinan. Kekuasaan yang dipegang oleh penguasa bersifat menindas dan tidak adil kepada seluruh elemen masyarakat, menyebabkan masyarakat tidak bebas untuk menyalurkan aspirasi yang mereka miliki, hal initu berpengaruh pula terhadap tidak meratanya perekonomian sehingga menyebabkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Fitria Anjar Kusuma pada tahun 2012, sarjana Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas sebelas maret

(2)

Surakarta dengan judul Problem-problem sosial dalam novel “Entrok” karya Okky Madasari, pendekatan sosiologi sastra. Isi dari skripsi ini adalah problematika sosial yang terdapat dalam novel Entrok adalah ekonomi sebagai masalah utama penyebab timbulnya masalah sosial yag lain. Kemudian kesulitan ekonomi merupakan masalah utama yang memicu permasalahan yang lebih luasseperti disorganisasi, keluarga dan pelanggaran-pelanggaran norma-norma masyarakat.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nugroho Adi Prasetya pada tahun 2013, sarjana Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, dengan judul skripsi Masalah Sosial dalam Lima film Independent. Sebuah tinjauan Sosiologi Sastra.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Vitalia Rahman sarjana Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tahun 2014 dengan judul skripsi Problem-Problem Sosial Dalam Kumpulan Puisi Aku Ingin Jadi Peluru Karya Wiji Tukul, Sebuah pendekatan Sosiologi Sastra. Dalam skripsi ini berisi tentang kejahatan terhadap kemanusiaan yang mencakup pergususran rumah, dan perampasan tanah, masalah generasi muda dalam masyarakat modern berupa adanya perlawanan terhadap pemerintahan.

Penulis juga mengamati berbagai media, media cetak maupun elektronik, dan hasilnya juga belum ada penelitian atau bedah karya dari kumpulan sajak Aku dan Rantai karya Ciu Cahyono. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa sarjana dari Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta sebelumnya, penelitian ini mengambil topik problematika sosial yang ada di tengah masyarakat saat ini tentang kemiskinan dan kejahatan kemanusiaan.

(3)

A. Landasan Teori

1. Pengertian dan fungsi puisi

Puisi adalah pengalaman penyair pada waktu tertentu atau maksud pengarang yang akan diwujudkan ke dalam karyanya. Groce ( Dalam Wellek & Warren, 1989:182). Menambahkan bahwa puisi adalah suatu perwujudan dari persepsi hidup penyair.

Puisi adalah bentuk karya sastra yang paling tua. Sejak kelahirannya, puisi memang sudah menunjukkan ciri-ciri khas seperti yang kita kenal sekarang, meskipun puisi telah mengalami perkembangan dan perubahan tahun demi tahun. Bentuk karya sastra puisi memang dikonsep oleh penulis atau penciptanya sebagai puisi dan bukan bentuk prosa yang kemudian di puisikan.sejak di dalam konsepnya seorang penyair telah mengkonsentrasikan segala kekuatan bahasa dan mengkonsentrasikan segala gagasannya untuk melahirkan puisi. Penyair bukan memulai karyanya dengan konsep prosa. Perencanaan konsep dasar penciptaan puisi sudah sejak dalam pemikirannya. Hal ini juga berakibat bahwa seorang penyair belum tentu mampu menjadi pengarang prosa, juga sebaliknya seorang pengarang prosa belum tentu bisa mampu menjadi penyair ( Waluyo, 1995:3).

Baris-baris dalam puisi dapat berbentuk apa saja ( melingkar, zigzag dan lain-lain. Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tidak ada yang membatasi keinginan penulis

(4)

dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.

1. Pendekatan Sosiologi Sastra

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Selain itu, sosiologi juga mengupas gejala-gejala sosial yang tidak wajar dan gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala patologis yang dapat menimbulkan masalah sosial (Soekanto, 1994: 395).

Sastra merupakan lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai media. Sementara itu, bahasa sendiri merupakan produk sosial yang menggambarkan kehidupan. Oleh karena itu, sastra dan sosiologi mempunyai objek pembicaraan yang sama. Keduanya sama-sama berurusan dengan masalah sosial.

Sosiologi meneliti gejala-gejala kemasyarakatan, tetapi sosiologi juga perlu untuk mempelajari problem-problem tersebut merupakan aspek-aspek dari tata kekuatan sosial. Dengan demikian, sosiologi berusaha mempelajari problem-problem sosial seperti kemiskinan, kejahatan, dan masalah generasi muda dalam masyarakat modern (Soekanto, 2000;397).

Sastra merupakan suatu bentuk dan pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Atar Semi, 1993:8). Sama halnya dengan sosiologi, sastra berurusan

(5)

dengan manusia dalam masyarakat. Usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan untuk mengubah masyarakat. Perbedaan antara keduanya adalah bahwa sosiologi melakukan analisis ilmiah yang objektif , sedangkan sastra menyusup menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat. Maka tampak antara sosiologi dan karya sastra mempunyai hubungan yang erat, sosiologi dapat memberikan penjelasan yang bermanfaat tentang sastra.

Sosiologi sastra merupakan disiplin ilmu tanpa bentuk, tanpa terdefinisikan dengan baik, terdiri atas studi empiris, dan berbagai cobaan pada teori yang lebih general yang masing-masing hanya mempunyai kesamaan dalam hal bahwa semuanya berurusan dalam hubungan antara seni atau kesusastraan dengan masyarakat Wolff (dalam Faruk, 2003: 3).

Pendekatan adalah cara kerja untuk memandang terhadap suatu objek kajian sosiologi dan sastra merupakan bentuk sosial yang mempunyai objek manusia. Pendekatan sosiologi sastra berdasarkan asumsi karya sastra merupakan refleksi masyarakat pada zaman karya sastra itu ditulis, yaitu masyarakat yang melingkupi penulisnya, sebab sebagai anggotanya penulis tidak lepas dari masyarakat (Pradopo, 2002;22 ).

Pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap karya sastra yang mempertimbangkan aspek-aspek kemasyarakatan (Soediro Satoto, 1995: 146). Pendekatan sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap karya sastra yang memusatkan pada unsur-unsur karya sastra sebagai latar belakang kemasyarakatan pada diri pengarang dan karyanya. Suatu masyarakat tertentu yang menghidupi seorang pengarang, dengan sendirinya akan melahirkan suatu jenis karya sastra tertentu pula.

(6)

Sosiologi sastra membicarakan hubungan timbal balik antara sastrawan dan masyarakat. Pertama, konteks sosial pengarang ini ada hubungannya dengan puisi pengarang dalam sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat, pembaca, dan faktor-faktor sosial yang mempengaruh isi pengarang sebagai perseorangan dan karya sastranya. Yang terutama harus ditreliti adalah (a) bagaimana pengarang mendapatkan mata pencahariaanya, apakah ia menerima bantuan dari masyarakat secara langsung, atau dari kerja rangkap. (b) profesionalisme dalam kepengarangan sebagai profesi dan (c) masyarakat apa yang di tuju oleh pengarang dalam hubungan pengarang dan masyarakat, sebab masyarakat yang di tuju sering mempengaruhi bentuk dan isi karya sastra.

Kedua, sastra sebagai cermin masyarakat . sejauh mana sastra dapat dianggap mencerminkan keadaan masyarakat pada waktu karya itu di tulis. Dan yang terutama mendapat perhatian adalah, (a) sastra mungkin tidak dapat dikatakan mencerminkan masyarakat pada waktu itu ditulis (b) sifat lain dari yang lain seorang pengarang sering mempengaruhi pemilihan penampilan faktor-faktor sosial dalam karyanya. (c) genre. Sastra merupakan sikap kelompok tertentu, bahkan sikap sosial seluruh masyarakat, (d) sastra berusaha untuk menampilkan keadaan masyarakat secermat-cermatnya mungkin saja tidak di percaya sebagai cermin pandangan sosial pengarang harus diperhitungkan apabila kita menilai karya sastra sebagai cermin masyarakat.

Ketiga, fungsi sosial sastra. Hal yang harus dipertanyakan adalah sampai seberapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial dan seberapa jauh nilai sastra di pengarang.

(7)

Wellek & Warren (1990:111) membagi telaah sosiologis menjadi tiga klasifikasi yaitu:

1. Sosiologi pengarang, yakni yang mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik, dan lain-lain yang manyangkut diri pengarang.

2. Sosiologi karya sastra, yakni mempermasalahkan tentang karya sastra. Dalam hal ini, yang menjadi pokok telaah adalah tentgang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan amanat yang hendak disampaikannya.

3. Sosiologi sastra, yang memepermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat.

Pertama, Sosiologi pengarang, masalah yang berkaitan didalam sosiologi pengarang adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang, dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang diluar karya sastra. Keterlibatan sosial dan ideologi pengarang dapat dipelajari tidak hanya melalui karya – karya mereka, tetapi juga dokumen biografi. Pengarang adalah seorang warga masyarakat yang mempunyai pendekatan tentang masalah-masalah politik dan sosial yang penting serta mengikuti isu-isu zamannya. ( Wellek & Warren, 1990:114 ).

Kedua, sosiologi karya sastra. Sosiologi karya sastra adalah pendekatan yang umum dilakukan terhadap hubungan sastra dan masyarakat adalah mempelajari sastra sebagai dokumen sosial, sebagai potret kenyataan sosial. Sebagai dokumen sosial, sastra dipakai sebagai ikhtiar sejarah. Setiap orang dapat meneliti sebagai dunia dalam sebuah karya sastra, dunia cinta dan perkawinan, dunia bisnis, dunia kerohanian, dunia profesi dan lain-lain. Peneliti perlu

(8)

menjawab secara konkrit hubungan potret yang muncul dalam karya sastra dengan kenyataan sosial, apakah karya yang dimaksudkan sebagai gambarang yang realistis, ataukah merupakan satire, karikatur, idealis romantik. Situasi sosial memang menentukan kemungkinan dinyatakannya nilai estetis, tapi tidak secara langsung menentukan nilai-nilai itu sendiri. Peneliti dapat mempelajari secara garis besar bentuk seni yang mungkin timbul pada suatu masyarakat dan yang tidak mungkin timbul ( Wellek & Warren, 1990:122-127 ).

Ketiga, sosiologi sastra dan masyarakat. Masalah sastra dapat diletakkan pada suatu hubungan yang lebih simbolik dan bermakna. Peneliti dapat memakai istilah istilah yang mengacu pada sistem budaya dan keterkaitan antara berbagai aktivitas manusia.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sosiologi sastra adalah suatu telaah sosiologi terhadap suatu karya sastra. Telaah puisi yang menggunakan pendekatan sosiologis adalah kajian terhadap puisi dengan menggunakan pendekatan yang bertolak dari pandangan bahwa puisi merupakan pencerminan kehidupan masyarakat.

Di dalam penelitian ini digunakan klasifikasi yang kedua dari Renne Wellek dan Austin Warren yaitu sosiologi karya sastra. Dalam klasifikasinya sosiologi karya sastra ini akan dibahas mengenai masalah – masalah sosial yang ada di dalam karya sastra itu sendiri dan kemudian dikaitkan dengan hal – hal diluar karya sastra tersebut. Jadi dalam sosiologi karya sastra yang menjadi pokok bahasan adalah karya sastra itu sendiri. Pendekatan sosiologi karya sastra akan mengkaji karya sastra yang isinya bersifat masih umum, hal ini dikarenakan sastra

(9)

sebagai buah karya seorang pengarang tidak lepas dari kehidupan sosial dan masyarakat.

Setiap pengarang adalah warga masyarakat, ia dapat dipelajari sebagai makhluk sosial. biografi pengarang adalah sumber utama, tetapi studi ini juga dapat meluas ke lingkungan atau milieu tempat dimana pengarang tinggal dan berasal. Kita dapat mengumpulkan informasi tentang latar belakang sosial, latar belakang keluarga dan posisi ekonomi pengarang. Kita dapat menunjukkan apa peran kelompok bangsawan, para kaum borjuis, dan kaum proletar dalam sejarah sastra ( Wellek & Warren 1990:112).

Asal-usul sosial pengarang, pengarang hanya sedikit sekali berperan dalam menjawab masalah status sosial. keterlibatan dan ideologi, sebab serig pengarang melayani kebutuhan kelas lain. Banyak sekali puisi istana yang ditulis oleh orang-orang dari kelas rendah yang menganut ideologi dan selera para pelindung atau patron mereka. Keterlibatan sosial, sikap, dan ideologi pengarang dapat dipelajari tidak hanya melalui karya-karya mereka, tetpi juga dari dokumen biografi. Pengarang adalah seorang warga masyarakat yang tentunya mempunyai pendapat tentang masalah-masalah politik dan sosial yang penting serta mengikuti isyu-isyu zamannya.

Pernyataan dan keputusan-keputusan dalam hidup pengarang tidak boleh dicampuradukkan dengan implikasi sosial karya mereka. Balzaq misalnya, terang-terangan mengaku mendukung orde lama yakni kelompok bangsawan dan gereja. Tetapi insting dan imajinasinya lebih terarah pada tipe yang serakah seperti spekulator, orang kuat masyarakat borjuis. Terlihat dari kontras pernyataan dan

(10)

commit to user

karya Balzac, bahwa ada perbedaan besar antara teori dan praktek, antara pengakuan iman dan daya kreasi.

Jika disusun secara sistematis, masalah asal, keterlibatan dan ideologi sosial akan mengarah pada sosiologi pengarang sebagai tipe, atau sebagai suatu tipe pada waktu dan tempat tertentu. Kita dapat membedakan pengarang menurut kadar integrasi mereka dalam proses sosial.

Empat pendekatan terhadap karya sastra adalah pendekatan mimetik, pendekatan pragmatik, pendekatan ekspresif, dan pendekatan objektif. Abrams ( dalam Pradopo 2005140 ).

Pendekatan Mimetik, adalah pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai tiruan alam (kehidupan ). Pengertian tersebut selaras dengan pendapat Ian Walt (dalam Damono, 1979:4) pengertian “cermin” disini sangat kabur dan oleh karenanya disalah tafsirkan dan disalahgunakan. Jika dalam penelitian sastra pendapat bahwa sastra adalah cermin masyarakat, selayaknya seorang peneliti harus menyikapi dengan lebih teliti, sebab telah dikemukakan di atas bahwa “cermin” pengertian masih kabur sehingga dapat menimbulkan salah tafsir. Selanjutnya karya sastra merupakan tanggapan pencipta ( pengarang ) terhadap dunia ( realita sosial ) yang dihadapinya. Sastra di dalamnya berisi pengalaman – pengalam subjektif pengarangnya, pengalaman subjektif seorang (fakta individual atau libidinal ) dan pengalaman sekelompok masyarakat ( fakta sosial ) ( Sangidu, 2004:1 ).

(11)

karya sastra itu sebagai ekspresi perasaan, pikiran dan pengalaman penyair ( sastrawan ) dan pendekatan objektif adalah menganggap karya sastra sebagi suatu yang otonom, terlepas dari alam sekitarnya baik itu pembaca maupun pengarang. Sosiologi pengarang, bahwa profesi pengarang, dan institusi sastra. Masalahnya adalah dasar ekonomi produksi sastra, latar belakang sosial, status pengarang dan ideologi pengarang yang terlihat dari berbagai kegiatan pengarang diluar karya sastra. Yang kedua adalah isi karya sastra, tujuan serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan hal yang berkaitan dengan masalah sosial. yang terakhir adalah permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra. Sejauh mana karya sastra ditentukan atau tergantung dari latar belakang sosial, perubahan dan perkembangan sosial adalah pertanyaan yang termasuk didalam ketiga jenis permasalahan seperti diatas, yaitu sosiologi pengarang, isi karya sastra yang bersifat sosial, dan dampak sastra terhadap masyarakat.

(12)

C. Kerangka Pikir Bagan Kerangka Pikir

Buku Kumpulan Sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono

Problem-preblem Sosial kumpulan sajak Aku dan Rantai karya Ciu Cahyono

Respon Pengarang terhadap problem sosial dalm kumpilan sajak Aku dan Rantai kaya Ciu Cahyono

Analisis sosiologi sastra

(13)

Sastrawan mengangkat masalah-masalah sosial yang lahir dari persoalan-persoalan masyarakat dalam menciptakan karya sastra. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa sastrawan adalah bagian dari masyarakat.

Di dalam kerangka pemikiran ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pada tahap awal, penulis menentukan objek penelitian, yaitu beberapa Sajak yang terdapat di dalam buku kumpulan Sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono, kemudian beberapa sajak tersebut dilakukan pemahaman dan pendalaman, sehingga dari pendalaman dan pemahaman itulah penulis menemukan maksud yang terdapat di dalamnya. Penulis meneliti dan menganalisis beberapa Sajak tersebut dengan teori Sosiologi Sastra. Dari hasil analisis, kemudian menemukan problem, atau masalah-masalah yang terdapat didalam kumpulan Sajak Aku dan Rantai Karya Ciu Cahyono tersebut. Pada tahap yang terakhir penulis menentukan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut dengan menjawab dari dua pokok permasalahan yang dibahas di dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Penghapustagihan aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), Lembaga Penjamin Simpanan menyelesaikan aset berupa Tagihan yang masih tersisa.. dari

Penjelasantentang metode pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini merupakan penelitian pengembangan.Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran

Dalam hal ini tidak dikemukakan apa isi dari penghinaan, melainkan bagaimana pernyataan yang bersangkutan itu dikeluarkan. Bentuk dan caranya yang merupakan

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Cadangan devisa adalah sejumlah valuta asing yang dicadangkan dan dikuasai oleh bank sentral. Bank Sentral di Indonesia sampai saat ini diberi nama Bank Indonesia. Dana cadangan

Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut, perlu adanya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi

Pada penelitian ini peneliti ingin meneliti effect yang pada penelitian ini berbentuk opini pada penonton Surabaya mengenai sinetron Jodoh Wasiat Bapak di stasiun

Dalam konteks ini, lanjutnya, perlu ditekankan empat hal: (1) alasan untuk membedakan Ekonomi Islam dari Kapitalisme, Sosialisme dan Konsep Negara Kesejahteraan ( the