• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Masyarakat Dalam Penerapan Sumur Resapan Di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplan Kabupaten Bireuen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persepsi Masyarakat Dalam Penerapan Sumur Resapan Di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplan Kabupaten Bireuen"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

518

Persepsi Masyarakat Dalam Penerapan Sumur Resapan Di Desa Blang

Tambeu Kecamatan Simpang Mamplan Kabupaten Bireuen

T.M. Rafsanjani, Rahmayani, Samsul Bahri, Sri Rosita, Akrimna Nuzula Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Serambi Mekkah

rahmayani@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Berdasarkan data dari Puskesmas Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen jumlah rumah yang memiliki sumur resapan sebanyak 3.542 (60,4%) dan yang tidak memiliki sumur resapan sebanyak 2.327 (39,6%) dari jumlah rumah 5.869 yang ada di Kecamatan Simpang Mamplam. Sedangkan dari 140 rumah yang ada di Desa Tambeu Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen yang memiliki sumur resapan sebanyak 63 (45%) rumah dan yang tidak memiliki sumur resapan sebanyak 77 (55%) rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Sumur Resapan Di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua rumah yang ada di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplan Kabupaten Bireuen sebanyak 140 rumah dan besar sampel sebanyak 58 rumah. Pengumpulan data menggunakan teknik Random Sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 29 November - 5 Desember 2019. Hasil penelitian didapatkan ada pengaruh pemahaman terhadap persepsi masyarakat dalam Penerapan Sumur Resapan dengan p value 0,036 dan ada pengaruh sikap terhadap persepsi masyarakat dalam penerapan sumur resapan dengan p value 0,048 di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplan Kabupaten Bireuen. Diharapkan kepada pihak Puskesmas dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang sumur resapan dan manfaat sumur resapan bagi kesehatan.

Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, Sumur Resapan

ABSTRACT

Based on data from the Simpang Mamplam Health Center in Bireuen Regency the number of houses that have infiltration wells is 3,542 (60.4%) and those that do not have infiltration wells are 2,327 (39.6%) of the 5,869 houses in Simpang Mamplam District. While from 140 houses in Tambeu Village, Simpang Mamplam District, Bireuen Regency, 63 (45%) houses have infiltration wells and 77 (55%) houses do not have infiltration wells. The purpose of this study was to determine the factors affecting Community Perception in the Application of Infiltration Wells in Blang Tambeu Village, Simpang Mamplam District, Bireuen Regency. This research is analytic with cross sectional design. The population in this study were all houses in Blang Tambeu Village, Simpang Mamplan District, Bireuen Regency as many as 140 houses and a sample of 58 houses. Data collection using random sampling techniques. The study was conducted on November 29-December 5, 2019. The

(2)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

519 results showed that there was an influence of community understanding with p value 0,036 and attitudes towards with p value 0,048 community perception in the Application of Infiltration Wells in Blang Tambeu Village, Simpang Mamplan District, Bireuen Regency. It is expected that the Puskesmas can disseminate information to the public about infiltration wells and the benefits of infiltration wells for health.

Keywords : Community Perception, Infiltration Well

PENDAHULUAN

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia dan mahkluk hidup lainnya (Bahagia & Nizar, 2018). Kebutuhan terhadap sumber daya air tidak akan bisa digantikan oleh sumber daya alam lainnya (Lidiawati, 2016). Bagi manusia dalam setiap perjalanan hidupnya dari zaman Nabi Adam hingga saat ini menunjukkan dengan jelas bahwa peran air seperti untuk mandi, minum tidak akan pernah bisa digantikan oleh yang lain, begitupun pula pada hewan (Unicef, 2012). Hal ini menunjukkan peran air yang sangatlah vital bagi kita sebagai makhluk hidup (Arafat, 2008).

Meningkatnya jumlah penduduk telah membuat kebutuhan akan air bersih terus meningkat (Prihatin, 2013). Sebagai salah satu sumber terbaik, air tanah terus diambil secara intensif dan masif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. Pengambilan air tanah kerap tidak terkontrol serta tidak sesuai dengan ketersediaannya, sehingga berdampak pada kualitas dan kuantitas sumber air tersebut. Akibatnya ketersediaannya semakin berkurang dan menyebabkan krisis air tanah di beberapa daerah di Indonesia (Warlina, 2013). Selain itu, pengambilan air tanah secara terus menerus tanpa memperhitungkan konservasinya, dapat menyebabkan turunnya permukaan tanah melebihi ambang batasnya dan terjadinya pencemaran air tanah akibat intrusi air laut. Jika dikonsumsi, air yang tercemar dapat membahayakan kesehatan masyarakat hingga menyebabkan kematian. Menurut World Health Organization (WHO), tiap tahunnya sebanyak 1,7 juta anak tewas akibat pencemaran lingkungan. Sebanyak 361.000 anak usia 5 tahun ke bawah meninggal karena diare yang disebabkan oleh air yang tercemar. World Wild Life (WWF) Indonesia menyatakan 25,1 persen air tanah seluruh desa di Indonesia tercemar, yang harus menjadi perhatian untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas sungai ke depan (Sahabuddin, Harisuseno, & Yuliani, 2014).

Menurut Departemen Kehutanan, manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain: (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi; (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah. Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan air tanah, mengurangi genangan air banjir, mencegah instrusi air laut, dan melestarikan serta menyelamatkan sumber daya air untuk jangka panjang. Dimana hal tersebut tidak bisa dilakukan hanya sekedar dengan

(3)

520

memanfaatkan Drainase. Drainase adalah suatu sistem mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air (Dr. Ir. Suripin, 2004). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut. Atau secara sederhana penulis sebut bahwa drainase merupakan jalan utama bagi air (air limpasan).

Berdasarkan data dari Puskesmas Simpang Mamplam Kabupaten Bireun jumlah rumah yang memiliki sumur resapan sebanyak 3.542 (60,4%) dan yang tidak memiliki sumur resapan sebanyak 2.327 (39,6%) dari jumlah rumah 5.869 yang ada di Kecamatan Simpang Mamplam. Sedangkan dari 140 rumah yang ada di Desa Tambeu Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen yang memiliki sumur resapan sebanyak 63 (45%) rumah dan yang tidak memiliki sumur resapan sebanyak 77 (55%) rumah (Anonimous, 2019).

Berdasarkan survey awal yang penulis lakukan, diketahui bahwa masyarakat Desa Blang Tambeu dalam pemenuhan kebutuhan air bersih masih bersumber pada sumur dangkal, sumur bor dan air sungai. Keadaan desa tersebut jika terjadi hujan mudah banjir.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Sumur Resapan Di Desa Blang Tambeu Kecamatan Samalangan Kabupaten Bireuen.

Populasi pada penelitian ini adalah semua rumah yang ada di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplan Kabupaten Bireuen sebanyak 140 rumah. sampel dalam penelitan ini adalah sebanyak 58 rumah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak menggunakan metode undian. Penulis akan mengundi jumlah responden melalui metode undian yang diambil dari nomor rumah masyarakat, dalam kotak undian akan dimasukkan nomor absen dari 1 sampai 140, kemuadian akan dikeluarkan satu persatu sampai mencapai 58 rumah. Nomor rumah yang keluar akan dijadikan sampel penelitian.

Tehnik pengumpulan data primer merupakan data yang langsung diterima dari responden berdasarkan wawancara menggunakan kuesioner. Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sistem pertanyaan terbuka yaitu peneliti mendampingi responden dalam menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari referensi-referensi atau buku yang berhubungan dengan penelitian. Data sekunder data yang diperoleh dari Puskesmas Simpang Mamplam.

Analisa data menggunakan Analisis Univariat dan Analisis Bivariat yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan. Metode uji statistic yang digunakan adalah uji chi square yang berguna untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.

(4)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

521

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Analisa Univariat dalam penelitian ini didapatkan yaitu persepsi masyarakat kurang baik dalam penerapan sumur resapan yaitu sebesar 62,1% (36 orang). Tingkat pemahaman masyarakat dalam penerapan sumur resapan masih kurang baik yaitu sebesar 51,7% (30 orang).

Masyarakat masih memiliki sikap negatif dalam penerapan sumur resapan di Desa Blang Tambeu yaitu sebesar 55,2% (32 orang). Berdasarkan Analisa bivariat diketahui bahwa dari 28 responden yang paham dalam penerapan sumur resapan, terdapat 15 orang (53,6%) memiliki persepsi yang baik. Sedangkan dari 30 responden yang tidak paham dalam penerapan sumur resapan, hanya 7 orang (23,3%) yang memiliki persepsi yang baik. Dan dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai P value sebesar 0.036, lebih kecil dari nilai α 0,05 dan ini dapat diartikan bahwa ada pengaruh pemahaman masyarakat terhadap persepsi masyarakat dalam Penerapan Sumur Resapan di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen.

Tabel 1. Pengaruh Sikap terhadap persepsi masyarakat dalam Penerapan Sumur Resapan di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen

No Sikap

Persepsi Masyarakat

Total % P.Value α Baik Kurang baik

f % f %

1 Positif 14 53,8 12 46,2 26 100

0.048 0,05

2 Negatif 8 25 24 75 32 100

Jumlah 22 36 58 100

Pengaruh pemahaman masyarakat terhadap persepsi masyarakat diketahui bahwa dari 28 responden yang paham dalam penerapan sumur resapan, terdapat 15 orang (53,6%) memiliki persepsi yang baik. Sedangkan dari 30 responden yang tidak paham dalam penerapan sumur resapan, hanya 7 orang (23,3%) yang memiliki persepsi yang baik. Dan dari hasil uji statistik Chi-Square didapatkan nilai P value sebesar 0.036, lebih kecil dari nilai α 0,05 dan ini dapat diartikan bahwa ada pengaruh pemahaman masyarakat terhadap persepsi masyarakat dalam Penerapan Sumur Resapan di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen.

(5)

522

Tabel 2. Pengaruh pemahaman masyarakat terhadap persepsi masyarakat dalam Penerapan Sumur Resapan di Desa Blang Tambeu Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen

No Pemahaman Masyarakat

Persepsi Masyarakat

Total % P.Value α Baik Kurang baik

f % f % 1 Paham 15 53,6 13 46,4 28 100 0.036 0,05 2 Tidak paham 7 23,3 23 76,7 30 100 Jumlah 22 36 58 100 PEMBAHASAN Pemahaman Masyarakat

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angguniko (2010) yang menyatakan bahwa Dari hasil perhitungan rerata didapat Ṝ= 47,92 %, yang menunjukkan nilai pemahaman masyarakat terhadap bahan materi sosialisasi pada skala interval (1-100 %). Dengan demikian dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman masyarakat berada pada kisaran dibawah titik tengah (mid point) frekuensi kumulatif dari pernyataan tersebut, yaitu separoh pemilihan ada di atasnya dan separoh ada di bawahnya. Nilai pemahaman materi sosialisasi kurang, ditunjukkan dengan nilai rerata dari nilai skala atau pernyataan yang disetuju (Angguniko, 2010).

Sosialisasi pengenalan sumur resapan dan lubang resapan air biopori merupakan langkah kedua yang wajib dilaksanakan. Melalui kegiatan sosialisasi atau pengenalan ini diharapkan dapat membentuk pemahaman mengenai pentingnya menyelamatkan lingkungan atau sadar lingkungan yang kemudian menciptakan keinginan peserta untuk mencoba mempraktekkan penerapannya (Brata, 2008).

Menurut asumsi peneliti pemahaman masyarakat tentang penerapan sumur resapan masih kurang baik. Dari wawancara yang peneliti lakukan di lapangan diketahui masyarakat masih kurang mengerti bagaimana cara membuat sumur resapan dan apa manfaat dari dibuatnya sumur resapan. Menurut peneliti petugas puskesmas, tokoh masyarakat dan pihak terkait lainnya perlu mensosialisasikan kembali kepada masyarakat tentang sumur resapan dan menjelaskan kegunaannya bagi kesehatan. Dari penelitian yang telah peneliti lakukan dapat dijelaskan bahwa masyarakat kurang berpartisipasi dalam menerapkan sumur resapan karena selain pemahaman yang kurang juga keadaan alam yang kurang mendukung dalam kriteria pembuatan sumur resapan yaitu kondisi tanah yang masih bebatuan.

Sikap

Sikap merupakan respon evaluatif berdasarkan pada proses evaluasi diri yang disimpulkan berdasarkan penilaian positif atau negatif yang kemudian melekat sebagai potensi reaksi objek. Hubungannya dengan sikap keberadaan gardu listrik di kelurahan Penfui kota Kupang maka sikap masyarakat memiliki peranan penting khususnya terhadap

(6)

Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Juni 2020 eISSN 2657- 0998

523 keberadaan gardu listrik selalu memberikan respon positif. sikap adalah keteraturan dalam hal perasaan atau efeksi, penekikiran atau kognisi dan predisposisi Tindakan (Gusmiati, 2018).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2012), berdasarkan hasil penelitian didapat angka 2,63 yang berarti nilai sikap pada masyarakat di RW. 02 menunjukan cukup atau dinyatakan cukup sikap dalam menerapkan sumur resapan.

Menurut asumsi peneliti, kurangnya sikap masyarakat dalam menerapkan sumur resapan dapat disebabkan karena kurangnya informasi tentang sumur resapan dan manfaatnya. Pada saat wawancara yang peneliti lakukan terlihat sikap masyarakat yang kurang mengerti mengenai sumur resapan, mereka mengganggap sumur resapan sama dengan sumur air yang biasa mereka gunakan. Menurut peneliti perilaku masyarakat yang merupakan wujud implementasi dari pengetahuan, sikap dan tindakan tampaknya belum sepenuhnya terwujud di Desa Blang Tambeu. Dari berbagai tindakan yang sudah masyarakat lakukan, belum menunjukkan sikap dan pemahaman yang baik dalam penerapan sumur resapan.

Menurut peneliti tingkat kesadaran masyarakat perlu lebih ditingkatkan, masyarakat perlu lebih berperan dalam meningkatkan jumlah sumur resapan di wilayah desa Blang Tambeu. Dan pemerintah daerah perlu ikut berperan dalam mensosialisasikan ke masyarakat tentang sumur resapan, karena keberhasilan pemerintah bukan dilihat dari seberapa banyak pemerintah mampu membuat sumur resapan, tetapi seberapa banyak masyarakat yang mencontoh pemerintah dalam pembuatan sumur resapan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2019. Laporan Puskesmas Simpang Mamplam Tahun 2019.

Angguniko, 2010. Persepsi masyarakat terhadap teknologi sumur Resapan air hujan dan lubang resapan biopori (studi kasus : kabupaten tangerang selatan). Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.2 No.1, April 2010 hal 9-20

Arafat, Y. (2008). Reduksi Beban Aliran Drainase Permukaan Menggunakan Sumur Resapan. Jurnal SMARTek.

Bahagia, B., & Nizar, M. (2018). Analisis Pengelolaan Air Bekas Wudhu’ Jamaah Mesjid Jamik Lambaro Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Serambi Engineering.

https://doi.org/10.32672/jse.v3i1.346

Brata, K. R. (2008). Lubang Resapan Biopori. Lubang Resapan Biopori.

Dr. Ir. Suripin, M. E. (2004). Drainase. Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Gusmiati, Y. I. (2018). Resiko Prilaku Kekerasan. Ilmu Kesehatan (JIK).

Lidiawati, M. (2016). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Angka Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Meuraxa Tahun 2016. Jurnal Serambi Saintia.

Prihatin, R. B. (2013). Problem Air Bersih Di Perkotaan. Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI.

(7)

524

Sahabuddin, H., Harisuseno, D., & Yuliani, E. (2014). Analisa status mutu air dan daya tampung beban pencemaran sungai wanggu kota kendari. Jurnal Teknik Pengairan, Volume 5, Nomor 1, Mei 2014, Hlm 19–28.

Unicef. (2012). Air Bersih, Sanitasi & Kebersihan. Ringkasan Kajian. Warlina, L. (2013). Pencemaran Air. Jurnal Pencemaran Air.

Gambar

Tabel  1.  Pengaruh  Sikap  terhadap  persepsi  masyarakat  dalam  Penerapan  Sumur  Resapan  di  Desa  Blang  Tambeu  Kecamatan  Simpang  Mamplam  Kabupaten Bireuen
Tabel  2.  Pengaruh  pemahaman  masyarakat  terhadap  persepsi  masyarakat  dalam  Penerapan  Sumur  Resapan  di  Desa  Blang  Tambeu  Kecamatan  Simpang  Mamplam Kabupaten Bireuen

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor de- terminan kejadian anemia (status kecacingan, status seng, kebiasaan sarapan pagi, pola konsumsi makanan sumber heme dan

Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 15 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling.. Data dianalisis dengan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat kesukaan donat ubi jalar yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perlakuan penambahan surimi lele dumbo pada donat ubi

Untuk memproduksi coran komponen otomotif (1) terlebih dahulu dipilih bahan yang tidak tercampur dengan bahan-bahan lain; (2) menggunakan dapur krusibel yang terbuat

Titik-titik pada sumbu datar merepresentasikan kedudukan setimbang atom-atom. Titik-titik penuh menggambarkan kedudukan atom-atom itu pada suatu saat tertentu. Jarak

6 Pada percobaan ini nilai efisiensi penyerapan kadar air dalam etanol oleh ZA yang telah diaktivasi dengan ukuran partikel 80 mesh cenderung lebih baik bila

Hal ini seperti halnya yang disimpulkan peneliti bahwa mereka lebih cenderung dalam memilih informasi personal dengan informasi tentang agama, dan informasi terkait

Dalam kepentingan yang lebih teknis, banjir dapat di sebut sebagai genangan air yang terjadi di suatu lokasi yang diakibatkan oleh : (1) perubahan tata guna lahan di Daerah