P
I
R
A
K
E
L
S
Vol. 7
No. 2
Desember 2015
arana Penyebaran Informasi Hasil Kegiatan Litbang
ISSN: 2086 - 1346
SPIRAKEL
Vol. 7
No. 2 Hal. 1-45
Desember, 2015
Baturaja,
2086-1346
ISSN:
Buletin Loka Litbang P2B2 Baturaja
SPIRAKEL
Sarana Penyebaran Informasi Hasil Kegiatan Litbang P2B2 Baturaja
Volume 7 No 2 Desember 2015
DEWAN REDAKSI
Pelindung
Kepala Badan Litbangkes Kemenkes Republik Indonesia
Penasehat
Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat (Dr. Dede Anwar Musadad, SKM., M.Kes)
Penanggung Jawab
Kepala Loka Litbang P2B2 Baturaja (Yulian Taviv, SKM.,M.Si)
Mitra Bestari
Prof. dr. H. Chairil Anwar, DAP&E., DAPK., PhD Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si
Prof. Dr. Kgs. M. Sobri, M.Si Dr. Salni, M.Si Dr. Ir. Inswiasri, M.Kes
Dr. Dwi Hapsari Tjandrarini, SKM., M.Kes Dr. Joko Irianto, SKM., M.Kes
Tim Editor
Santoso, SKM., M.Sc Lasbudi P. Ambarita, S.Si., M.Sc
Anif Budiyanto, SKM., M.Epid Yahya, SKM., M.Si Hotnida Sitorus, SKM., M.Sc
Aprioza Yenni, S.Sos., M.A Reni Oktarina, SKM., M.Epid Yanelza Supranelfy, S.Si., M.Sc
Pemimpin Redaksi
Milana Salim, S.Si., M.Sc
Redaktur Pelaksana
Indah Margarethy, S.Sos., M.Si Rika Mayasari, S.Si drh. Nungki Hapsari Suryaningtyas
Ritawati, S.Si
Penerbit
Loka Litbang P2B2 Baturaja
Alamat Redaksi
Loka Litbang P2B2 Baturaja
Jln. A.Yani KM-7 Kemelak Baturaja Timur 32111 Telp/Fax : 0735-322774
e-mail: buletin.spirakel@gmail.com
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/SPIRAKEL/
SPIRAKEL memuat artikel hasil penelitian, review artikel/tinjauan pustaka/kajian yang berhubungan dengan kesehatan/penyakit tular vektor/bersumber binatang. Buletin ini diterbitkan secara berkala, dua kali dalam setahun (Juni dan Desember) dan didistribusikan secara gratis terbatas di lingkup instansi Kementerian Kesehatan, Lembaga Penelitian, dan Perguruan Tinggi. Nama SPIRAKEL terinspirasi dari organ tubuh serangga yang berfungsi sebagai alat bernafas. Kehadiran SPIRAKEL diharapkan dapat menjadi alat/media bagi peneliti/akademisi untuk mendapatkan atau menyebarkan informasi ilmiah tentang penyakit tular vektor/bersumber binatang.
SALAM REDAKSI
Salam Sehat,
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena SPIRAKEL Volume 7 Nomor 2 Desember
2015 dapat diterbitkan. Ada tiga tema penyakit yang diulas oleh beberapa penulis dalam edisi
kali ini, yakni demam berdarah dengue, malaria, dan schistosomiasis.
Artikel pertama dan kedua merupakan hasil eksperimen di laboratorium terhadap nyamuk
Aedes aegypti yang merupakan vector penyakit demam berdarah dengue. Bina dan Reza
menganalisis efek kaporit terhadap daya tetas nyamuk, sedangkan Milana dan Tanwirotun
menggunakan perangkap telur berperekat sebagai alat pengendali nyamuk. Selanjutnya hasil
penelitian mengenai pemakaian insektisida rumah tangga oleh masyarakat dan hubungannya
terhadap kejadian kasus DBD disampaikan oleh Diana dkk. Review pustaka mengenai tanaman
obat malaria dideskripsikan oleh Ira dan Mefi. Terakhir pembahasan mengenai schistosomiasis
diulas secara tuntas oleh Anis Nurwidayati.
Tim Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang berkenan menyumbangkan
tulisannya dalam edisi Desember ini, juga semua pihak yang telah mendukung dan
berkontribusi dalam menerbitkan buletin ini. Semoga kerjasama ini dapat terus dikembangkan,
dan harapan kami semoga artikel-artikel yang disajikan dapat menambah wawasan dan
bermanfaat bagi pembaca.
Selamat Membaca!
Hormat Kami,
DAFTAR ISI
Dewan Redaksi
Salam Redaksi
Lembar Abstrak
1 Pengaruh Konsentrasi Kaporit Terhadap Daya Tetas Telur Aedes aegypti …
(Bina Ikawati, Reza Ayu Rizqi Meilani)
1 - 7
2 Aktivitas Beberapa Atraktan Pada Perangkap Telur Berperekat Terhadap
Aedes aegypti
……….
(Milana Salim dan Tanwirotun Ni’mah)
8 - 14
3 Hubungan Antara Perilaku Penggunaan Insektisida Rumah Tangga Dengan
Riwayat Pernah Sakit Demam Berdarah Dengue Di Provinsi Bali Tahun
2011 ……….
(Diana Andriyani Pratamawati, Anggi Septia Irawan, Widiarti)
15 - 27
4 Kajian Beberapa Tumbuhan Obat Yang Digunakan Dalam
Pengobatan
Malaria Secara Tradisional …...
(Ira Indriaty Paskalita Bule Sopi, Mefi Mariana Tallan)
28-37
5 Strategi Pengendalian Hospes Perantara Schistosomiasis ………
(Anis Nurwidayati)
38-45
Indeks Subjek
Lembar Penyerahan Etik
Lembar Pernyataan Hak Cipta
Petunjuk Penulisan Naskah
SPIRAKEL – Sarana Penyebaran Informasi Hasil Kegiatan Litbang P2B2 Baturaja
Volume 7 Nomor 2 Desember 2015
LEMBAR ABSTRAK
Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa ijin dan biaya
Pengaruh Konsentrasi Kaporit Terhadap Daya Tetas Telur Aedes aegypti
The Influence Of Chlorine To The Egg Hatchability Of Aedes aegypti
Bina Ikawati, Reza Ayu Rizqi Meilani
Abstract. Dengue hemorrhagic fever is still a serious
public health problem in the world. World Health Organization noted that outbreak of dengue fever has become a major threat to global health. Dengue is transmitted to humans through the bite of an infected
Aedes mosquito dengue virus. Aedes aegypti
mosquitoes multiply rapidly within seven days to become adult mosquitoes and live in places like a bathtub, secondhand goods or container that contains water. Chlorine is a chemical used to purify the water as a disinfectant. The research objective was to analyze the effect chlorine to the egg hatchability of
Aedes aegypti. The study design is Post Test Only
Design with various concentrations of chlorine of 2.5 mg / l; 5.0 mg / l; 7.5 mg / l and 10.0 mg / l. The data was analyzed using Kruskal Wallis test and used to determine LC50 Probit analysis. The results showed there was an influence on various doses of chlorine to the egg hatching rate of Aedes aegypti. Increase of the chlorine concentration in the water followed by less number hatch of eggs. The results of probit analysis showed that the inhibition of the hatching of the eggs 50% at a concentration of 2.579 mg/l chlorine. Based on these results that chlorine could be used as an alternative to the integrated vector control of dengue fever.
Keywords: Chlorine, hatchability, Aedes aegypti
Abstrak. Demam berdarah dengue masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat dunia yang serius. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan demam berdarah dengue telah menjadi ancaman utama bagi kesehatan secara global. Demam berdarah dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi virus Dengue. Nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat dalam waktu sekitar tujuh hari untuk menjadi nyamuk dewasa dan hidup pada tempat-tempat yang dapat menampung air seperti bak mandi, barang bekas dan barang-barang lain yang dapat menampung air. Kaporit merupakan bahan kimia yang biasa digunakan untuk menjernihkan air sebagai desinfektan. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh konsentrasi kaporit terhadap daya tetas telur Aedes aegypti. Rancangan penelitian adalah post test only group
design dengan berbagai konsentrasi kaporit yaitu 2,5
mg/l; 5,0 mg/l; 7,5 mg/l dan 10,0 mg/l. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji Kruskall Wallis dan untuk mengetahui LC50 digunakan analisis probit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh pada berbagai dosis kaporit terhadap persentase penetasan telur Aedes aegypti. Makin tinggi konsentrasi kaporit maka ada kecenderungan makin sedikit jumlah telur yang menetas. Hasil pengolahan data dengan analisis probit menunjukkan bahwa daya hambat terhadap penetasan telur 50% pada konsentrasi 2,579 mg/l kaporit. Berdasarkan hasil tersebut kaporit dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian vektor demam berdarah terpadu.
Kata Kunci: Kaporit, daya tetas telur, Aedes aegypti
Aktivitas Beberapa Atraktan Pada Perangkap Telur Berperekat Terhadap Aedes aegypti
Attractants Activity On Sticky Oviposition Trap Towards Aedes aegypti
Milana Salim dan Tanwirotun Ni’mah
Abstract. Control of Aedes aegypti mosquito as
dengue haemorrhagic fever/DHF vector can be conducted using the ovitrap modified into a sticky ovitrap. The addition of attractant substances to the ovitrap can attract more mosquitoes comes to the trap, and prevent mosquitoes laying eggs in other places. The aim of this research was to compare hay infusion water and larva rearing water as attractant
which combined with sugar-apple (Annona
squamosa) seed extract by counting the mosquitoes
and eggs trapped. This research used six types medium: hay infusion water, larva rearing water, hay infusion water + sugar-apple seed extract, larva
rearing water + sugar-appleseed extract, aquadest +
sugar-apple seed extract, and aquadest only as a control. Sample used were 25 gravid female of Ae.
aegypti mosquitoes with five replications. Mosquitoes
and eggs which trapped were counted. This research showed that the number of mosquito trapped and eggs hatched more found in sticky ovitrap with hay infusion water. Statistic analyzed by ANOVA showed that there is no significant difference towards number off mosquito trapped in sticky ovitrap (p>0,05) whereas the medium material has significant difference towards number off egg hatched than others (p<0,05).
Keywords: Sticky ovitrap, attractant, Aedes aegypti
Abstrak. Pengendalian nyamuk Aedes aegypti
sebagai vektor demam berdarah dengue/DBD dapat dilakukan menggunakan ovitrap yang dimodifikasi dengan perekat menjadi sticky ovitrap. Penambahan atraktan pada ovitrap dapat menarik lebih banyak nyamuk datang ke perangkap yang dipasang dan mencegah nyamuk bertelur di tempat lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas
atraktan air rendaman jerami dan air bekas kolonisasi yang dikombinasikan dengan ekstrak biji srikaya pada
sticky ovitrap terhadap jumlah nyamuk dan telur yang
ditemukan. Enam jenis media uji digunakan dalam penelitian ini yaitu air rendaman jerami, air bekas kolonisasi nyamuk, air rendaman jerami + ekstrak biji srikaya (Annona squamosa), air bekas kolonisasi nyamuk + ekstrak biji srikaya, ekstrak biji srikaya + akuades, dan akuades saja sebagai kontrol. Sampel yang digunakan adalah 25 ekor nyamuk Ae. aegypti betina gravid dengan replikasi sebanyak lima kali. Dilakukan pengamatan terhadap jumlah telur dan nyamuk yang terperangkap dalam sticky ovitrap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah nyamuk terperangkap dan telur yang diletakkan paling banyak ditemukan pada ovitrap dengan atraktan air rendaman jerami. Hasil uji statistik menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa media uji tidak berpengaruh terhadap jumlah nyamuk yang terperangkap pada perangkap berperekat (p>0,05), sedangkan media uji berpengaruh signifikan terhadap jumlah telur yang diletakkan dibandingkan dengan media uji lainnya.
Kata Kunci: Sticky ovitrap, atraktan, Ae. Aegypti
Hubungan Antara Perilaku Penggunaan
Insektisida Rumah Tangga Dengan Riwayat Pernah Sakit Demam Berdarah Dengue Di Provinsi Bali Tahun 2011
The Relationship Between Use Of Household Insecticides With History Of Suffering Dengue Hemorrhagic Fever In Bali Province 2011
Diana Andriyani Pratamawati, Anggi Septia Irawan, Widiarti
Abstract. Since 1973 Bali become dengue endemic
areas. Ones of 3M Plus efforts include the use of household insecticides to prevent mosquito bites. Long period used chemical insecticides cause resistance of Aedes aegypti from their active ingredient. This study aimed to determine the
relationship between behavior of household
insecticides usage with dengue incidence in Bali Province. This research conducted in 2011 using cross-sectional study method. Independent variable is behavior of household insecticide usage and the incidence of dengue as dependent variable. The Result showed that there is no significant relationship between behavior of household insecticides usage with a history of dengue incidence, indicates that the respondent behavior of household insecticide usage has not been directly affected by cases of dengue, this is mainly due to the source of vector habitat that are likely still available. To support dengue prevention measure, using the household insecticides to prevent contact with dengue vectors are also advised to conduct mosquito nest eradication (PSN) which includes 3M Plus. Prevention of mosquitoes contact can be done when the household insecticides performed well, right, and proper dosage.
Keywords: Household insecticides, DHF, Bali
Abstrak. Sejak tahun 1973 Bali termasuk daerah
endemis demam berdarah dengue (DBD). Salah satu upaya 3M Plus antara lain pemakaian insektisida rumah tangga untuk mencegah gigitan nyamuk. Penggunaan insektisida dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan terjadinya resistensi nyamuk
Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk sejauh
mana hubungan perilaku pemakaian insektsida rumah tangga dengan riwayat kejadian DBD. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2011 dengan desain studi deskriptif potong lintang (cross sectional). Jumlah sampel total 88 orang yang berasal dari wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Badung Provinsi Bali. Variabel yang diteliti meliputi perilaku pemakaian insektisida rumah tangga (variabel bebas), sedangkan riwayat kejadian DBD merupakan variabel terikat. Tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku pemakaian insektisida rumah tangga dengan riwayat kejadian DBD menunjukkan bahwa perilaku pemakaian insektisida responden belum secara langsung mencegah responden terkena DBD. Hal ini terutama disebabkan sumber habitat/sarang vektor nyamuk yang kemungkinan masih tersedia sehingga untuk mendukung tindakan pencegahan DBD, selain memakai insektisida rumah tangga untuk mencegah kontak dengan vektor dengan baik dan benar juga disarankan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang meliputi 3M Plus. Pencegahan kontak dengan vektor nyamuk DBD dapat efektif ketika pemakaian insektisida rumah tangga dilakukan secara baik, benar, serta tepat dosisnya.
Kata Kunci: Insektisida rumah tangga, DBD, Bali
Kajian Beberapa Tumbuhan Obat Yang Digunakan Dalam Pengobatan Malaria Secara Tradisional
Study Some Medicinal Plants Which Used In Malarial Treatment By Traditional
Ira Indriaty Paskalita Bule Sopi, Mefi Mariana Tallan
Abstract. Malaria is one of community health
problems that could be fatal especially to high risk group. Malaria treatment with some antimalarial drugs have shown resistance so there is need to use medicinal plants into traditional antimalarial treatment that have been tested scientifically. Many people still rely on traditional treatment for healing the diseases, showing that there’s still strong of community tradition about looking for treatment, and malaria is one of concrete example. This review aimed to describe medicinal plants that used on traditional antimalarial treatment. Review of the literature with search and date collection from various references about medicinal plants which used in traditional antimalarial treatment. The methods used in this study is reviewing literature with search references related with medicinal plants used in traditional medicine for malaria. Collected data then described to be an information about kind of medicinal plants and its use. There are some plants that is those are lime tree
(Harmsiopanax aculeatus Harms), red fruit (Pandanus
conoideus Lam.), bark of jack fruit (Artocarpus
of mundu (Garcinia dulcis Kurz), benalu
(Dendrophthoe pentandra), mangosteen (Garcinia mangostana Linn.), fruit of Morinda citrifolia L, and
sunflower (Helianthus annuus L.). From the result show that active compound from medicinal plants can treat and cure malaria.
Keywords: Plant, medicinal, traditional, malaria
Abstrak. Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok berisiko tinggi. Pengobatan malaria dengan penggunaan beberapa obat anti malaria sudah mengalami resistensi sehingga perlu adanya pemanfaatan tumbuhan obat dalam pengobatan tradisional anti malaria yang teruji secara ilmiah. Masih banyaknya masyarakat yang
menggunakan pengobatan tradisional untuk
penyembuhan penyakit, menunjukkan masih kuatnya
tradisi masyarakat dalam hal pencaharian
pengobatan. Tujuan penulisan adalah untuk
menggambarkan tumbuhan obat yang dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional anti malaria. Metode
dilakukan melalui tinjauan literatur dengan
penelusuran dan pengumpulan data dari berbagai
referensi mengenai tumbuhan obat yang
dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional anti malaria. Data yang telah terkumpul kemudian
dideskripsikan menjadi suatu informasi yang menggambarkan jenis tumbuhan obat tradisional dan hasil uji tumbuhan obat. Terdapat beberapa tanaman yang diuji yaitu daun pohon kapur (Harmsiopanax
aculeatus Harms), buah merah (Pandanus conoideus
Lam.), benalu mangga (Dendrophthoe pentandra),
manggis (Garcinia mangostana Linn.), cempedak
(Artocarpus champedem), buah sirih (Piper betle (L.) R. Br), mundu (Garcinia dulcis Kurz), dan bunga matahari (Helianthus annuus L.). Dari hasil yang diperoleh menunjukan kandungan senyawa aktif yang terdapat pada jenis tumbuhan obat tersebut telah teruji dalam pengobatan tradisional anti malaria.
Kata Kunci : Tumbuhan, obat, tradisional, malaria
Strategi Pengendalian Hospes Perantara
Schistosomiasis
Strategic Control Of Schistosomiasis Intermediate Host
Anis Nurwidayati
Abstract. Schistosomiasis is snails intermediated
disease that infects humans and other mammals. Schistosomiasis distributed in various parts of Asia, Africa and America. Schistosomiasis in Indonesia is only found in the highlands of Napu, Lindu and Bada,
Central Sulawesi. Intermediate snail of
schistosomiasis in Indonesia is Oncomelania
hupensis lindoensis. Schistosomiasis control strategies in many countries are generally conducted by controlling intermediate snail using mechanic
ways, molluscicide, and biological control.
Development of vaccines and better diagnostic techniques are expected to help reduce infection in humans. Some basic research about molecular
aspect of schistosomiasis have been conducted to understand the interactions between snails and parasites, as well as the identification of genes that are expected to lead the snail resistant to infection.
Keywords: Schistosomiasis, snail, molluscicides
Abstrak. Schistosomiasis merupakan salah satu
penyakit yang diperantarai oleh keong yang menginfeksi manusia dan hewan mamalia lain.
Schistosomiasis tersebar di berbagai wilayah
kawasan Asia, Afrika dan Amerika. Schistosomiasis di Indonesia hanya ditemukan di dataran tinggi Napu, Lindu dan Bada, Sulawesi Tengah. Keong perantara
schistosomiasis di Indonesia adalah Oncomelania
hupensis lindoensis. Strategi pengendalian
schistosomiasis di berbagai negara pada umumnya
dilakukan dengan pengendalian keong perantaranya, baik secara mekanik, kimia dan biologi. Pengembangan vaksin dan teknik diagnosis yang lebih baik diharapkan dapat membantu pengurangan infeksi pada manusia. Beberapa penelitian dasar bidang molekuler telah dilakukan untuk memahami interaksi antara keong dan parasit, serta identifikasi gen yang diharapkan dapat menyebabkan keong resisten terhadap parasit.