• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PASIEN KECELAKAAN LALU LINTAS YANG

DATANG KE PUSKESMAS TAMPAKSIRING I PADA TAHUN 2014

Rozan Fikri1, Gusti Ngurah Indraguna Pinatih2

1Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian IKK/IKP Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK

Jumlah kendaraan bermotor yang meningkat di Indonesia setiap tahunnya serta kelalaian manusia menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Provinsi Bali masuk dalam peringkat 9 jumlah kecelakaan terbanyak di Indonesia. Di Puskesmas Tampaksiring I kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi deskriptif mengenai karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas datang ke Puskesmas Tampaksiring I tahun 2014. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I pada bulan Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I dari bulan Januari 2014 - Desember 2014. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 1.621 orang. Instrumen yang digunakan adalah membaca data register sampel yang terdapat di Puskesmas Tampaksiring I. Kecelakaan pada pengendara lelaki 64,5%, perempuan 35,5%. Kecelakaan pada kelompok umur < 1 tahun 0,7%, 1-4 tahun 4,8%, 5-9 tahun 9,9%, 10-14 tahun 8,6%, 15-19 tahun 7,6%, 20-44 tahun 39,1%, 45-54 tahun 12,8%, 55-59 tahun 5,1%, 60-69 tahun 5,8%, >70 tahun 5,6%. Kecelakaan pada hari Senin 26,8%, Selasa 15,1%, Rabu 14,3%, Kamis 14,3%, Jumat 15,5%, Sabtu 14,1%. Kecelakaan kendaraan roda dua 81,2%, kendaraan roda empat 18,8%. Dari penelitian ini pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I lebih banyak ditemukan pada lelaki daripada perempuan. Pasien kecelakaan paling banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa (20 - 44 tahun), dan angka pasien kecelakaan lalu lintas pada usia remaja cenderung terlihat lebih tinggi dari usia lansia. Pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I paling banyak ditemukan pada hari Senin dan paling banyak menggunakan kendaraan bermotor roda 2.

(2)

CHARACTERISTICS OF TRAFFIC ACCIDENTS PATIENT’S WHO COME TO TAMPAKSIRING PUBLIC HEALTH CENTER I IN 2014

ABSTRACT

The number of motor vehicles increased in Indonesia each year as well as human error became a major factor in the increase in traffic accidents. Bali Province was in the ninth place of the highest number of accidents in Indonesia. In Puskesmas Tampaksiring I, traffic accident was in the 3rd of 10 main diseases in 2014. The aim of this study was to do a descriptive study on the characteristics of the traffic accident patients who came to Puskesmas Tampaksiring I in 2014. This study was descriptive quantitative. This research was conducted at the Puskesmas Tampaksiring I in January 2015. The population in this study was the traffic accident patients who came to the Puskesmas Tampaksiring I from January - December 2014. The sampling technique used was total sampling with a sample of 1.621 people. The instrument used was the register data of samples Puskesmas Tampaksiring I. Accident on male riders 64,5%, female 35,5%. Accidents in the age group <1 year 0,7%, 1-4 years 4,8%, 5-9 years 9,9%, 10-14 years 8,6%, 15-19 years 7,6%, 20-44 years 39,1%, 45-54 years 12,8 %, 55-59 years 5,1%, 60-69 years 5,8%, > 70 years 5,6%. Accidents on Monday 26,08%, Tuesday 15,01%, Wednesday 14,3%, Thursday 14,3%, Friday 15,5%, Saturday 14,01%. Two-wheeled accidents 81,2%, four-wheeled vehicles 18,8%. According to this study, patients victims of traffic accidents in Puskesmas Tampaksiring I was more common in men than women. Accident most commonly found in adult age groups (20-44 years), and the number of traffic accident tend to appear higher in the teenager than the elderly. Victims of traffic accidents in Puskesmas Tampaksiring I found most frequently on Mondays and most widely used two-wheel vehicles.

(3)

PENDAHULUAN

Bali merupakan salah satu provinsi yang dilaporkan tingkat kecelakaan lalu lintasnya cukup tinggi. Menurut Juknis Dirjen Perhubungan Darat tahun 2013, Provinsi Bali berada di urutan 9 (sembilan) jumlah kecelakaan terbanyak di Indonesia setelah Jawa dan Sumatera. Salah satu penyebabnya ialah meningkatnya jumlah penduduk di Provinsi Bali dari tahun ke tahun yang didukung dengan kemudahan dalam hal kepemilikan kendaraan pribadi serta pelanggaran lalu lintas yang cukup tinggi yang kemudian sering menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas.1 Hal ini dilaporkan oleh Kepolisian Daerah Bali pada tahun 2011, selama kurun waktu 2007 s/d 2011, terdapat 10.125 kejadian kecelakaan yang menyebabkan 2.910 orang yang meninggal dunia dan 15.596 orang lainnya mengalami luka-luka (berat dan ringan).2 Wilayah Bali yang merupakan daerah pariwisata turut mempengaruhi tingkat kecelakaan di daerah tersebut. Sebagai daerah pariwisata tentunya daerah-daerah di Bali banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal atau mancanegara.3 Dengan wisatawan dari berbagai tempat tersebut tentunya

berpengaruh pada kondisi lalu lintas di wilayah tersebut. Para wisatawan tersebut tentunya memadati lalu lintas di Bali yang kemudian juga berpengaruh pada tingkat kecelakaan pada daerah tersebut.4

Pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I pada tahun 2014 berjumlah 1.621 (6,3%) dari seluruh pasien yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I. Angka tersebut menempati urutan ketiga dari 10 penyakit terbanyak yang dirawat di puskesmas tersebut. Kondisi geografis dari wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sendiri merupakan daerah pegunungan dengan kondisi jalan yang baik dengan beberapa ruasnya berkelok. Selain itu, di wilayah kerja puskesmas tersebut terdapat beberapa titik lampu lalu lintas dengan frekuensi kendaraan yang melaju tidak terlalu tinggi namun rerata kendaraan disana melaju dengan kecepatan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan studi deskriptif mengenai karakteristik pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I.

(4)

METODE

Data dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder didapatkan dari data register pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I dan data dari Polres Tampaksiring sebagai data tambahan. Informasi yang terkait dengan masalah yang akan diteliti didapat melalui text

book, jurnal hasil penelitian yang

diterbitkan, internet, serta kebijakan-kebijakan yang telah ada. Jenis data yang dikumpulkan adalah karakteristik pasien kecelakaan berupa usia, jenis kelamin, hari kejadian, dan jenis kendaraan. Pengumpulan data dilaksanakan di Puskesmas Tampaksiring I pada tanggal 5 – 17 Januari 2015. Total jumlah pasien kecelakaan yang tercatat di sumber data sebanyak 1.621 orang.

Setelah data yang diperlukan terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer berupa IBM SPSS Statistic 20. Hasil-hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran secara umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang disajikan berupa

data mentah yang diolah menggunakan teknik statistik deskripsi. Adapun yang disajikan dalam deskripsi data ini adalah berupa distribusi frekuensi yang disajikan per indikator beserta persentase frekuensi.

HASIL

Dari data jenis kelamin pasien kecelakaan lalu lintas diperoleh hasil pasien kecelakaan yang berjenis kelamin lelaki sebanyak 1046 orang (64,5%) dan perempuan sebanyak 575 orang (35,5%).

Tabel 1. Distribusi Pasien Korban

Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Jenis Kelamin yang Datang ke Puskesmas Tampaksiring I, Periode Januari-Desember 2014

Dari segi umur pasien kecelakaan lalu lintas diperoleh hasil kelompok umur <1 tahun sebanyak 11 orang (0,7%), kelompok umur 1-4 tahun 78 orang (4,8%), kelompok umur 5-9 tahun 161 orang (9,9%), kelompok umur 10-14 tahun 140 orang (8,6%), kelompok

Jenis Kelamin

Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas

N %

Lelaki 1.046 64,5

Perempuan 575 35,5

(5)

umur 15-19 tahun 123 orang (7,6%), kelompok umur 20-44 tahun 633 orang (39,1%), kelompok umur 45-54 tahun 208 orang (12,8%), kelompok umur 55-59 tahun 83 orang (5,1%), kelompok umur 60-69 tahun 94 orang (5,8%), kelompok umur >70 tahun 90 orang (5,6%).

Tabel 2. Distribusi Pasien Korban

Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Kelompok Umur yang Datang ke Puskesmas Tampaksiring I, Periode Januari - Desember 2014

Kelompok Umur

Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas N % < 1 tahun 11 0,7 1 – 4 tahun 78 4,8 5 – 9 tahun 161 9,9 10 – 14 tahun 140 8,6 15 – 19 tahun 123 7,6 20 – 44 tahun 633 39,1 45 – 54 tahun 208 12,8 55 – 59 tahun 83 5,1 60 – 69 tahun 94 5,8 > 70 tahun 90 5,6 1.621 100

Untuk distribusi pasien kecelakaan berdasarkan hari kejadian didapatkan hasil yaitu hari Senin sebanyak 435 orang (26,8%), hari Selasa 244 orang (15,1%), hari Rabu 231 orang (14,3%),

hari Kamis 231 orang (14,3%), hari Jumat 252 orang (15,5%), dan hari Sabtu 228 orang (14,1%).

Tabel 3. Distribusi Pasien Korban

Kecelakaan Lalu Lintas Menurut Hari Kejadian yang Datang ke Puskesmas Tampaksiring I, Periode Januari - Desember 2014

Hari Kejadian

Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas N % Senin 435 26,8 Selasa 244 15,1 Rabu 231 14,3 Kamis 231 14,3 Jumat 252 15,5 Sabtu 228 14,1 1.621 100

Untuk distribusi kecelakaan lalu lintas yang didapat dari data tambahan di Polres Gianyar didapatkan 13 (81,2%) diantaranya melibatkan kendaraan roda dua, dan 3 (18,8%) sisanya melibatkan kendaraan roda empat.

(6)

Tabel 4. Data Polres Gianyar Mengenai

Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I Periode Januari – Desember 2014

Kendaraan yang Digunakan

Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas N % Kendaraan Roda Dua 13 81,2 Kendaraan Roda Empat 3 18,8 16 100 PEMBAHASAN

1. Jenis Kelamin Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Datang Ke Puskesmas Tampaksiring I

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh lebih dari setengah (64,5%) pasien korban kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I berjenis kelamin lelaki (1046 orang) dan 35,5% berjenis kelamin perempuan (575 orang). Hasil ini sesuai dengan penelitian Afidah pada korban kecelakaan lalu lintas di kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010 yang menemukan tingginya kejadian kecelakaan lalu lintas pada lelaki.3 Begitupun hasil penelitian Kartika pada tahun 2009 yang didapatkan kecelakaan paling banyak melibatkan pengemudi lelaki dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan berdasarkan data pengendara sepeda motor, pengendara

lelaki jumlahnya lebih banyak dibandingkan pengendara motor perempuan dan juga adanya indikasi bahwa lelaki cenderung memiliki perilaku ugal-ugalan saat mengemudikan kendaraan dibandingkan dengan perempuan.5 Lelaki lebih banyak berada di luar rumah dan di jalanan serta merupakan pengguna kendaraan terbanyak. Pada penelitian tentang kendaraan bermotor di Brazil menyatakan bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas pada lelaki lebih banyak daripada perempuan dengan sex ratio 4:1.5

Namun di Puskesmas Tampaksiring I hal ini tidak dapat disimpulkan apakah tingginya angka pasien kecelakaan lelaki dibandingkan dengan perempuan adalah karena pengendara lelaki yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan pengendara motor perempuan. Serta tidak dapat disimpulkan apakah angka kejadian kecelakaan pada lelaki lebih tinggi dari perempuan. Hal ini karena tidak tercatatnya alamat pasien di buku register sehingga tidak dapat diketahui asal tempat tinggal pasien apakah berasal dari wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I atau di luar wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sehingga berakibat tidak dapat

(7)

dihitungnya angka insiden kejadian kecelakaan lalu lintas pada lelaki dan pada perempuan. Pencatatan alamat pada buku register poli Puskesmas dapat memberikan informasi yang berguna untuk membedakan pasien yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas dengan yang berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas. Dengan demikian dapat dihitung angka insiden kecelakaan lalu lintas berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas per tahunnya.

2. Umur Pasien Korban Kecelakaan Lalu Lintas Yang Datang Ke Puskesmas Tampaksiring I

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh pasien korban kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I, 39,1 % dialami oleh kelompok umur dewasa (20 - 44 tahun), dan paling sedikit berada pada kelompok umur balita < 1 tahun, yaitu 0,7%. Hasil ini sesuai pula dengan penelitian Samekto dari data primer di Kota Semarang pada tahun 2009, dimana korban kecelakaan terbesar adalah kelompok usia 15 - 21 tahun, kemudian 21 - 30 tahun yang rerata merupakan pelajar/mahasiswa.6 Penelitian Riyadina dari data kesehatan masyarakat (Kesmas) dari 33 propinsi

hasil survei Riskesdas tahun 2007 dan pengamatan di kawasan hukum Jajaran Polrestabes Surabaya pada tahun 2010 juga menemukan cedera akibat kecelakaan lalu lintas mayoritas dialami oleh kelompok umur dewasa (15 - 59 tahun) yaitu sebesar 38,8%.7 Begitu pula dengan hasil penelitian Kartika dimana kelompok terbanyak adalah usia 22 - 30 tahun disusul umur 16 - 21 tahun. Hal ini dapat disebabkan kelompok usia tersebut merupakan kelompok usia produktif yang memiliki mobilitas tinggi.5 Namun di Puskesmas

Tampaksiring I hal ini tidak dapat disimpulkan apakah tingginya angka pasien kecelakaan usia dewasa adalah karena jumlah pengendara usia dewasa lebih banyak dibandingkan pengendara motor usia lainnya. Hal ini karena tidak tercatatnya alamat pasien di buku register sehingga tidak diketahui asal tempat tinggal pasien apakah berasal dari wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I atau di luar wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sehingga berakibat tidak dapat dihitungnya angka insiden kejadian kecelakaan lalu lintas pada masing – masing kelompok umur. Pencatatan alamat pada buku register poli Puskesmas dapat memberikan informasi

(8)

yang berguna untuk membedakan pasien yang berasal dari wilayah kerja Puskesmas dengan yang berasal dari luar wilayah kerja Puskesmas. Dengan demikian dapat dihitung angka insiden kecelakaan lalu lintas berdasarkan usia di wilayah kerja Puskesmas per tahunnya.

Angka pasien kecelakaan lalu lintas pada usia remaja cenderung terlihat lebih tinggi dari usia lansia: kelompok umur 10 – 14 tahun sebanyak 8,6% dan 15 – 19 tahun sebanyak 7,6%. Menurut Samekto pada tahun 2009 hal ini dikarenakan mereka merupakan pengemudi pemula yang masih dalam proses belajar mengemudi, memiliki tingkat emosi yang belum stabil serta belum berhati-hati dalam mengendarai kendaraan. Anak-anak usia 5-15 tahun cukup rentan untuk mendapatkan cedera, pada usia tersebut anak-anak mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi dan mempunyai keinginan untuk menelusuri sesuatu dan bereksperimen yang tidak seimbang dengan kemampuan dalam memahami atau mereaksi suatu bahaya.6 Adapun menurut Moesbar pada tahun 2007 dari data direktorat lalu lintas Polda Sumut, diperoleh usia pelaku kecelakaan lalu lintas umumnya adalah usia remaja dan

dewasa yaitu usia 15 - 50 tahun yang terbanyak, ini tentu disebabkan kesibukan atau tingkat mobilitas golongan usia tersebut di atas tinggi, jumlah pelaku juga meningkat setiap tahun. Pengemudi dengan usia muda akan meningkatkan resiko untuk mengalami kecelakaan karena belum dapat mengontrol emosi dengan baik. Meskipun demikian, menurutnya usia muda atau tua bukanlah hal yang terlalu berpengaruh. Hal tersebut terkait dengan pengalaman dan kemampuan pengemudi orang yang bersangkutan.4

Dapat dilihat pula bahwa cenderung terjadi penurunan angka pasien kecelakaan lalu lintas di usia lansia setelah 55 tahun: dimana 5,1% terjadi pada pada kelompok umur 55 – 59 tahun, 5,8% terjadi pada kelompok umur 60 – 69 tahun, dan 5,6% terjadi pada kelompok umur > 70 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Kartika pada tahun 2009, dimana ditemukan kasus paling sedikit melibatkan pengendara berumur lebih dari 60 tahun. Angka ini relatif kecil karena kematangan dan tingkat disiplin lansia yang lebih baik. Selain itu, perubahan yang terjadi pada lansia mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya secara umum akan

(9)

berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari, termasuk sebagai pengguna jalan raya.5

Dari hasil penelitian juga diperoleh angka pasien kecelakaan lalu lintas pada kelompok umur balita dan anak – anak: < 1 tahun sebanyak 0,7%, 1 – 4 tahun sebanyak 4,8%, dan 5 – 9 tahun sebanyak 9,9%. Menurut hasil penelitian Bastian pada tahun 2008, tingginya angka kecelakaan pada anak diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan pengasuh atau orang tua dalam pencegahan kecelakaan anak, tentang bahayanya kecelakaan, dan masih banyaknya kejadian kecelakaan anak yang sebenarnya orang tua/pengasuh justru ikut andil dalam kecelakaan tersebut.8 Namun, di Puskesmas Tampaksiring I, tidak dapat diketahui apakah anak-anak yang terlibat kecelakaan lalu lintas adalah sebagai pengendara kendaraan bermotor atau sebagai penumpang. Untuk itu perlu pencatatan lebih lengkap mengenai peran masing-masing orang yang terlibat kecelakaan, apakah sebagai pengendara, penumpang, ataupun pejalan kaki yang sedang melintas di area tersebut.

3. Hari Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Pasien Yang Datang Ke Puskesmas Tampaksiring I

Dari 1.621 pasien kecelakaan lalu lintas yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I di tahun 2014, kecelakaan terbanyak terjadi pada hari Senin (26,8%) dan terendah pada hari Sabtu (14,1%). Angka kecelakaan tinggi pada hari Senin disebabkan karena merupakan hari pertama di awal minggu untuk memulai berbagai aktivitas perekonomian maupun pendidikan. Pada saat hari Senin, aktivitas pekerjaan, pendidikan, dan perekonomian mulai berlangsung setelah lagi setelah terbengkalai sebelumnya karena libur dihari minggu. Asumsi yang selama ini berkembang yakni “I hate Monday” (“Saya benci Senin”), asumsi ini sangat berpengaruh, dimana pada hari Senin arus lalu lintas begitu tinggi menurut Simarmata pada tahun 2008. Kecelakaan yang terjadi juga dapat dipengaruhi kondisi psikologis akibat beban kerja dan kelelahan setelah bekerja seharian pada hari pertama di awal minggu. Lalu pada hari selanjutnya, kecelakaan yang terjadi dapat disebabkan oleh kondisi mental yang lelah akibat hari pertama dan beban psikologis sehingga

(10)

menyebabkan lengah ketika berkendara, menurut Damanik pada tahun 2011. Persentase kecelakaan lalu lintas terendah terjadi di hari Sabtu (14,1%). Hal ini kemungkinan karena masyarakat memulai pekerjaan di hari Senin, dan hari Sabtu merupakan hari dimana banyak aktivitas perekonomian dan perkantoran libur, sehingga juga mempengaruhi lebih sedikit aktivitas di jalanan dan memilih tetap di rumah ketika tidak hari kerja seperti hari Sabtu.9

Dari hasil penelitian dilihat pula bahwa hampir setiap hari di tahun 2014 terjadi kecelakaan lalu lintas dengan rerata 5 pasien kecelakaan setiap hari yang datang ke Puskesmas Tampaksiring I. Kejadian kecelakaan lalu lintas ada pada setiap hari dikarenakan Senin – Sabtu merupakan hari kerja dimana mobilitas serta volume lalu lintas pada hari tersebut cukup tinggi. Suasana lalu lintas yang padat merupakan suatu masalah dan penyebab terjadinya berbgai bentuk kecelakaan lalu lintas. Kepadatan tersebut disebabkan karena tingginya jumlah pengguna jalan dan hal ini tentunya berhubungan dengan waktu masyarakat keluar rumah.10 Hari kejadian kecelakaan tidak termasuk hari Minggu dikarenakan pada

hari Minggu Puskesmas tidak mengadakan pelayanan sehingga tidak tercatat dalam register poli.

4. Jenis Kendaraan Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I Berdasarkan Data Polres Gianyar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peristiwa kecelakaan di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I jumlah terbanyak melibatkan kendaraan bermotor roda 2 (81,2%), diikuti kemudian kendaraan bermotor roda 4 (18,8%). Hasil ini sesuai dengan penelitian Oktaviana pada tahun 2008 dari data Polda Metro Jaya per Oktober 2006 dari 4.026 kecelakaan lalu lintas, 81,6% diantaranya dilakukan pengendara motor.11 Begitu juga penelitian Samekto pada tahun 2009 dimana jumlah korban kecelakaan lalu lintas terbesar merupakan jumlah korban yang menggunakan sepeda motor, hal ini sejalan dengan data lain pada umumnya pelajar/mahasiswa menggunakan kendaraan jenis sepeda motor.6

Menurut Moesbar pada tahun 2007 dalam Pengendara dan Penumpang Sepeda Motor Terbanyak Mendapat Patah Tulang pada Kecelakaan Lalu Lintas, dimana menurutnya hal ini

(11)

disebabkan sepeda motor dirancang/didesain kurang mempertimbangkan keselamatan pengendaranya dan yang dibonceng. Selain itu, jumlah sepeda motor rerata mengalami kenaikan sekitar 20% per tahun.10

Sesuai pula dengan penelitian Savitri dan Indawati pada tahun 2012 di Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya, kendaraan bermotor roda 2 adalah kendaraan yang mudah terganggu keseimbangannya dan tidak terlindungi.11 Pada umumnya kendaraan

bermotor roda 2 memang paling sering dikendarai oleh masyarakat meskipun memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam kecelakaan lalu lintas daripada kendaraan roda 4.12

Jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di Puskesmas Tampaksiring I selama bulan Januari – Desember 2014 sebanyak 1.621 kecelakaan. Hal ini sangat berbeda dengan jumlah kecelakaan lalu lintas yang tercatat di Polres Gianyar dimana dalam setahun hanya tercatat 16 kecelakaan di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I. Dari wawancara informal dengan pihak Polres Gianyar, perbedaan ini dapat disebabkan oleh karena hanya sedikit penabrak maupun korban kecelakaan

yang melaporkan kejadian kecelakaan ke polisi karena takut jika kendaraannya kemungkinan akan disita sebagai barang bukti. Selain itu banyak orang yang berpikiran jika terjadi kecelakaan lalu lintas tidak perlu melapor ke polisi dan cukup diatur secara kekeluargaan saja diantara yang terlibat.13

SIMPULAN

Dari penelitian ini dapat ditarik simpulan pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I lebih banyak ditemukan pada lelaki daripada perempuan. Pasien kecelakaan paling banyak ditemukan pada kelompok usia dewasa (20 - 44 tahun), dan angka pasien kecelakaan lalu lintas pada usia remaja cenderung terlihat lebih tinggi dari usia lansia. Pasien korban kecelakaan lalu lintas di Puskesmas Tampaksiring I paling banyak ditemukan pada hari Senin dan paling banyak menggunakan kendaraan bermotor roda 2.

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmojo, R Boedhi dan Martono, H. Hadi. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004

(12)

2. Hakima, dkk. Analisis Faktor –

faktor Penyebab kecelakaan

Sebagai upaya Peningkatan

Keselamatan Lalu Lintas di Kota Makassar. Simposium XIII FSTPT,

Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang. 2010

3. Wibowo, D. Analisis Kecelakaan

Lalu lintas Pada Ruas Jalan Raya Siliwangi – Mangkang Semarang,

Simposium VIII FSTPT, Universitas Sriwijaya Palembang. 2005.

4. Moesbar N. Pengendara dan

Penumpang Sepeda Motor

Terbanyak Mendapat Patah

Tulang. 2007;34(11):42-4

5. Kartika M. Analsis Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas pada Pengendara Sepeda Motor di

Wilayah Depok. Universitas

Indonesia. 2009;84(5):75-9

6. Samekto AA. Studi Tentang Karakteristik Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Semarang.

2009.29(5):114-9

7. Riyadina W, Suhardi, Permana M.

Pola dan Determinan

Sosiodemografi Cedera Akibat

Kecelakaan Lalu Lintas di

Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia 2007;59(10):62-4

8. Bastian T. Hubungan Pengetahuan

dengan Praktik Pencegahan

Kecelakaan pada Orang Tua yang Mempunyai Anak Usia Sekolah di SD Negeri Pandeyan Yogyakarta.

2008; 59(14):21-6

9. Damanik, RP. Karakteristik Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi

Tahun 2010-2011. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2011;29(10):85-9

10. Savitri WP, Indawati R. Estimasi

Resiko pada Lanjut Usia yang Mengalami Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Surabaya. Diakses tanggal

6 Januari 2015. Diunduh tanggal 6 Januari 2015

11. Oktaviana F. Pola Cedera Kecelakaan Lalu Lintas pada

Kendaraan Bermotor Roda 2

Menurut Data Rekam Medis

RSUPN Cipto Mangunkusumo

Tahun 2003—2007.

2008;6(10):51-4

12. Simamora, M. A. Analisa Kecelakaan Lalu lintas di jalan Tol Belmera. Skripsi Program Sarjana

Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2011

(13)

13. Suwardi. Analisa Kecelakaan Lalu

lintas dan Solusinya Ruas Jalan Purwodadi – Semarang ( KM 00,000 – 10,000 ) di Purwodadi.

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra, Surabaya. 2009

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk membuat bahan ajar yang memberikan kemudahan bagi siswa dalam mempelajari penggunaan jejaring sosial Google+ dengan

Suniantari,dkk (2014) menyatakan permainan dadu kata merupakan permainan perorangan, alat yang diperlukan dalam permainan dadu kata adalah sebuah dadu yang setiap

Penelitian ini di laksanakan di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta. Peneliti mengambil tempat penelitian di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Sesungguhnya di surga terdapat kamar yang luarnya dapat terlihat dari dalamnya dan dalamnya dapat terlihat dari

Karakter pada enam varietas semangka hasil selfing yang telah diuji dilahan Politeknik Negeri Lampung berbeda nyata; Varietas Baginda memiliki karakter berat dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) mengetahui peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus dalam upaya meningkatkan UMK buruh rokok PR. Nojorono di Kabupaten

Wiro Sableng produksi tahun 1988 merupakan film pertama dari adaptasi novel Wiro Sableng dengan episode awal berjudul Empat Berewok dari Goa Sanggreng pada film ini

Gambar 1e merupakan gambaran mikroskopik lambung mencit pada kelompok P2 yang diberikan campuran jus buah tomat merah 0,2 ml/20grBB dan jus tomat ungu 0,2 ml/20grBB.. Dari gambar