• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

35 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jenis kolaboratif. Penelitian jenis ini dilakukan sebagai upaya untuk menerapkan berbagai teknik, metode atau strategi dalam pembelajaran secara efektif dan efisien. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suharsimi Arikunto (2010:) dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang di lakukan di kelas. Jadi penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran yang meliputi penerapan berbagai tehnik, metode ataupun strategi pembelajaran.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SD Negeri Penawangan 01, yang berada di Dusun Krajan, Desa Penawangan, RT.07, RW. II, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Letak sekolah ini berada di pedesaan yang tepatnya berada di ujung desa Penawangan. Jarak sekolah dengan kota kurang lebih 10 kilometer. Lokasi yang jauh dari keramaian dan bising kendaraan ini merupakan sekolah yang berstandar nasional.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas 5 SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, pada tahun ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh siswa di SD ini adalah 193. Jumlah siswa kelas 5 sebanyak 35 siswa, terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Sebagian besar siswa SD Negeri Penawangan 01 dibesarkan dalam keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani. Para orang tua mempercayakan sepenuhnya pendidikan pada pihak sekolah. Mereka bekerja dari

(2)

pagi hingga sore. Kondisi ini menyebabkan kurangnya perhatian siswa dalam belajar. Jadi sebagian besar siswa hanya belajar di sekolah saja.

3.4 Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan Februari- April 2013. Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih selama tiga bulan yang dimulai dari observasi awal, penyusunan proposal, penyusunan instrumen seperti RPP, lembar evaluasi dan media atau peralatan yang diperlukan, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian.

3.5 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:162) Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Pendapat ini diperjelas oleh Arikunto (2002) yang mengatakan variabel adalah obyek penelitian. Sedangkan menurut Sudjana (2000) variabel adalah ciri-ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah ubah. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut variabel penelitian adalah suatu objek tertentu yang diunakan sebagai bahan penelitian yang nilainya bisa berubah.

3.5.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Dikatakan variabel bebas sebab NHT (Numbered Heads Together) merupakan salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mempengaruhi variabel terikat yang dalam hal ini adalah keaktifan dan hasil belajar siswa.

Model Pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) merupakan model pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu berinteraksi dan bekerjasama dengan baik melalui kegiatan diskusi untuk menyatukan pendapat dengan siswa lain dan menunjukkan kesiapan jika sewaktu-waktu ditunjuk oleh guru sehingga siswa memperoleh konsep materi pembelajaran secara utuh dari kegiatan tersebut.

(3)

3.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Variabel terikat dari penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar. Keaktifan dan hasil belajar merupakan dua hal yang dapat berubah saat dipengaruhi oleh variabel bebas, yang dalam hal ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together).

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa setelah melalui serangkaian kegiatan pembelajaran. Tujuan mengukur hasil belajar adalah untuk mengetahui kemampuan dan penguasaan belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Keaktifan belajar siswa dapat dilihat dalam keikutsertaan siswa dalam melaksanaka kegiatan belajar mengajar. Selain itu siswa akan terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah. Siswa akan bertanya kepada siswa lain atau guru apabila mengalami kesulitan.

3.6 Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknis tes dan non tes.

3.6.1 Tehnik Tes

Menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran setiap siklus. Bentuk instrumen ini berupa lembar evaluasi pada akhir pembelajaran.

(4)

Tabel 3

Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Kelas 5 Semester II

SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013

Siklus 1

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Item soal No. item soal Jumlah 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungan nya dengan pengguna an sumber daya alam 7. Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (banjir, gempa bumi, erosi, gunung meletus, tanah longsor, angin puting beliung) 1. Menyebutkan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. 1, 2, 3, 4, 5 5 4 Menjelaskan berbagai penyebab peristiwa (bencana) alam. 6, 7, 8, 9, 10 5 5 Menggolongkan peristiwa alam yang masih dapat dicegah dan tidak dapat dicegah. 11, 12, 13, 14, 15 5 6 menjelaskan dampak peristiwa alam yang terjadi bagi makhluk hidup maupun lingkungan. 16, 17, 18, 19,20 5 7 Mensimulasikan hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi gempa 21, 22, 23, 24, 25 5 8 Menjelaskan upaya penanggulangan peristiwa alam yang terjadi 26, 27, 28, 29, 30 5 Jumlah soal 30

Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen pada pelaksanaan siklus I. Peneliti menyusun instrument sebagai tes evaluasi sebanyak 30. Instrumen tersebut selanjutnya diujikan pada siswa kelas 6, yang selanjutnya diuji validitas dan reliabilitas sebelum digunakan sebagai evaluasi siklus I kelas 5.

(5)

Tabel 4

Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Kelas 5 Semester II

SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013

Siklus II

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Item soal No. item soal Jumlah 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam 7. Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). 1. Menyebutkan contoh-contoh kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 7 2. menjelaskan proses kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 8 3. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap kehidupan hewan, tumbuhan dan manusia. 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 8 4. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap permukaan bumi. 24, 25, 26, 27, 28, 29,30 7 Jumlah soal 30

3.6.2 Teknik Non Tes

Teknik non tes digunakan untuk mengukur keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3.6.2.1 Observasi

Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2006:156). Dalam observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati keaktifan siswa.

(6)

Tabel 5

Kisi-Kisi Keaktifan Siswa Kelas 5 SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013

Aspek Indikator Instrumen

Keaktifan Afektif

Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

1. Siswa mempersiapkan diri dan sarana belajar(buku pelajaran, buku

pelajaran, alat tulis) dengan baik. 2. Siswa memperhatikan dengan

seksama ketika guru memberikan penjelasan materi. Keaktifan Kognitif (Pengetahuan) Terlibat dalam pemecahan masalah.

3. Siswa terlibat dalam usaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah dengan bertanya kepada siswa lain.

4. Siswa berani mengemukakan pendapatnya ketika guru menunjuk nomor tertentu.

5. Siswa berani mengemukakan gagasan terhadap jawaban teman yang

presentasi Keaktifan Psikomotor Melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru.

6. Siswa saling berinteraksi dalam kegiatan diskusi kelompok. 7. Siswa tertib bergabung dalam

kelompoknya masing-masing. Menerapkan apa

yang diperoleh siswa dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan guru di kelas.

8. Siswa menerapkan apa yang telah diperolehnya selama pembelajaran (dalam menarik kesimpulan dan mengerjakan soal evaluasi).

Tabel kisi-kisi keaktifan di atas menjadi acuan dalam mengukur keaktifan siswa dalam pelaksanaan siklus ( pembelajaran di kelas). Pada siklus I dan II peneliti menggunakan kisi-kisi yang sama dalam mengamati keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Aspek keaktifan siswa yang diamati meliputi tiga hal yakni dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

(7)

Tabel 6

Kisi-kisi Tindakan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads

Together) Kelas 5 SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus,

Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2012/2013

No. Aspek Indikator Item

soal 1. Melakukan kegiatan

awal

a. Guru melakukan persiapan pembelajaran (memberi salam, mengecek kehadiran siswa, mengatur tempat duduk siswa). b. Guru menyampaikan apersepsi

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

1, 2, 3, 4, 5 2. Melakukan kegiatan inti pembelajaran

Eksplorasi a. Guru menggali pengetahuan awal siswa b. Guru menjelaskan tentang model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. c. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, lalu membagikan nomor pada masing-masing siswa.

d. Guru membagikan lembar diskusi kelompok.

6, 7, 8, 9, 10, 11

Elaborasi a. Siswa berdiskusi dalam kelompok membahas lembar kerja.

b. Masing-masing siswa menyatukan pendapat dalam kelompoknya.

c. Guru menunjuk nomor siswa secara acak. d. Siswa yang nomornya membacakan hasil

jawaban di depan kelas.

e. Guru memberi kesempatan pada siswa dalam kelompok lain untuk memberikan persetujuan atau sanggahan terhadap jawaban yang disampaikan siswa yang di depan.

12, 13, 14, 15, 16, 17

Konfirmasi a. Guru membimbing siswa menjawab pertanyaan yang sulit dengan bahasa yang baku dan benar.

b. Guru memberikan motivasi pada siswa yang belum berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

18, 19, 20

3. Melakukan kegiatan penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa membuat simpulan secara keseluruhan.

b. Guru bersama siswa melakukan refleksi. c. Guru memberikan evaluasi.

21, 22, 23, 24 3.6.2.2 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat, notulen rapat, surat kabar, majalah,

(8)

prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar siswa dan nilai awal IPA sebelum dilakukan penelitian. Dari data tersebut dapat diketahui kemampuan awal siswa sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian dilakukan. Selain itu, dokumentasi ini juga dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran (pelaksanaan siklus) berlangsung.

3.7 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk tes dan non tes. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sebelum diujikan kepada siswa, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba pada kelas lain yang setingkat atau lebih tinggi sehingga diperoleh butir soal yang valid. Uji coba ini dilakukan di sekolah yang sama pada siswa kelas 6.

Adapun validitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Instrumen dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation).

r < 0,20 : Tidak ada validitas 0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah 0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang 0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi 0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna

Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan hasil-hasil yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal berhubungan erat, yaitu untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid dulu. Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha

(9)

dari Cronbach. Menurut Sekaran (priyatno, 2010:98) kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument sebagai berikut:

≤ 0,7 : tidak dapat diterima 0,7 < a ≤ 0,8 : dapat diterima 0,8 < a ≤ 0,9 : reliabilitas bagus > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument tes siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7

Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Kelas 5 Semester II

SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Setelah Dilaksanakan Uji Validitas dan Reliabilitas

Siklus 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

Item soal No. item soal Jumlah 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam 7. Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (banjir, gempa bumi, erosi, gunung meletus, tanah longsor, angin puting beliung)

1. Menyebutkan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia. 2, 3, 4, 5 4 1. Menjelaskan berbagai penyebab peristiwa (bencana) alam. 6, 7, 8, 9, 10 5 2. Menggolongkan

peristiwa alam yang masih dapat dicegah dan tidak dapat dicegah. 11, 12, 13, 14, 15 5 3. menjelaskan dampak peristiwa alam yang terjadi bagi makhluk hidup maupun lingkungan. 16, 17, 18, 19,20 5 4. Mensimulasikan hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi gempa 21, 22, 23, 24, 25 5 5. Menjelaskan upaya penanggulangan peristiwa alam yang terjadi

26, 27, 28, 29, 30

5

Jumlah soal 29

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada uji validitas dan reliabilitas pada siklus 1, dari 30 soal terdapat 29 soal yang valid. Selanjutnya dari 29 soal yang

(10)

valid, peneliti menggunakan 25 soal sebagai tes evaluasi siklus 1. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen tes siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8

Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar IPA Kelas 5 Semester II

SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Setelah Dilaksanakan Uji Validitas dan Reliabilitas

Siklus II

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Item soal No. item soal Jumlah 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam 7. Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi (pertanian, perkotaan, dsb). 1. Menyebutkan contoh-contoh kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. 1, 2, 3, 4, 5 5 2. menjelaskan proses kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. 9, 11, 12, 13, 15 5 3. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap kehidupan hewan, tumbuhan dan manusia. 17, 19, 20, 21, 22, 23 6 4. Menjelaskan dampak kegiatan manusia terhadap permukaan bumi. 26, 27, 28, 29,30 5 Jumlah soal 21

Tabel di atas menunjukkan hasil uji instrumen siklus II. Dari 30 instrumen yang dibuat terdapat 21 instrumen yang valid. Dari 21 instrumen yang valid tersebut, peneliti menggunakan 20 soal sebagai tes evaluasi siklus II.

(11)

3.8 Rencana Tindakan

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pelaksanaan siklus menggunakan acuan model Kemmis & Taggart, yang terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi : perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan/ observasi, dan refleksi (Arikunto, 2010: 132).

3.1 Bagan Prosedur Penelitian

Keterangan Bagan

Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini mulai dari perencanaan pembelajaran dengan cara menyusun RPP oleh peneliti. Kegiatan ini dilakukan setelah peneliti memperoleh materi dari guru kelas yang tempat penelitian yang sesuai dengan program semester sekolah tersebut. Penyusunan RPP merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam RPP ini meliputi :

1) Penentukan alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran 2) Penetapkan teknik pembelajaran

3) Menyiapakan alat yang mendukung pembelajaran 4) Kesimpulan dan evaluasi.

Perencanaan

SIKLUS I

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan dan

pengamatan

Refleksi Pelaksanaan dan

(12)

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan minimal dua siklus. Jika pada siklus kedua hasil yang diharapkan sudah sesuai (tuntas) maka tidak perlu dilakukan tindakan/ pembelajaran pada siklus berikutnya. Masing- masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan setelah perencanaan tersusun matang.

Tindakan yang dilakukan pada siklus I a) Kegiatan awal

Pada kegiatan awal pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan salam, berdoa, presensi serta memberikan motivasi ataupun apersepsi. Hal ini penting dilakukan seorang guru sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa. Kegiatan awal ini tidak berdurasi lama, hanya sekitar lima sampai sepuluh menit.

b) Kegiatan inti 1. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan siswa sebanyak-banyaknya untuk menuju pada materi yang akan dipelajari.

2. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru memberi kesempatan pada siswa untuk unjuk kerja. Hal ini bisa dilakukan melalui diskusi kelompok maupun individu, tergantung kebutuhan. Kegiatan elaborasi ini merupakan saat dimana siswa dapat melatih kerjasama, toleransi, keaktifan, dll.

3. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru lebih menekankan pada pemantapan siswa akan penguasaan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Hal ini bisa berupa penyusunan rangkuman oleh siswa. Penyusunan rangkuman ini bersumber dari siswa yang dituntun oleh guru.

c) Kegiatah Akhir/ Penutup

(13)

3. Observasi

Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran terhadap siswa dan guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dalam mata pelajaran IPA. Observer menggunakan lembar observasi yang telah disediakan penulis untuk mencatat penerapan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4. Refleksi

Kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memahami dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan kekurangan yang dijumpai selama siklus I yang dilakukan tiga kali pertemuan. Kelebihan tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.

Siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil, pada tahap ini pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya tindakannya diperbaiki dan disempurnakan sesuai hasil analisis dan refleksi siklus pertama. Begitu seterusnya hingga indikator yang ditetapkan dapat tercapai.

Pada siklus II kegiatan Pembelajaran akan dilakukan sama pada siklus I. Siklus II merupkan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumya.

3.9 Indikator Kinerja

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian ini, dapat dilihat dengan indikator sebagai berikut.

1) Meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013 setelah melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) yang ditandai rata-rata nilai hasil sesuai dengan KKM yaitu 66 dan rata-rata siswa yang mendapatkan nilai tersebut adalah 80 %.

(14)

2) Adanya peningkatan keaktifan siswa pada proses pembelajaran IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Penawangan 01, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013 setelah melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads

Referensi

Dokumen terkait

solution pour moi!”/ “Dia tidak memiliki solusi untuk masalahku!” Pelanggaran maksim ini terjadi karena Maya bermaksud untuk menegaskan bahwa dia tidak memiliki

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai aplikasi ekstrak kasar biji karet sebagai bahan anestesi pada ikan bawal air tawar, tingkat kelangsungan hidup

[r]

Keuntungan dari penerapan cara tersebut dapat memutuskan daur hidup serangga yang biasa menyerang tanaman hortikultura.Secara keseluruhan hasil penelitian ini

Penelitian ini mengembangkan dari aplikasi sistem pakar yang telah ada sebelumnya pada penerapan ilmu psikolog klinis dengan diimplementasikan sebagai aplikasi

aplikasi client yang berjalan pada smartphone Android dan aplikasi server yang berjalan pada.. komputer berbasis sistem operasi M icrosoft Windows, M ac OS,

SFA dibangun dengan konfigurasi intrakavitas dengan menempatkan sel fotoakustik dalam rongga laser yang menjadikan sampel merasakan radiasi multipass sehingga

Shari’ah Governance in Islamic Financial Institutions and the Effect of the Central Bank of Malaysia Act 2009, Journal of International Banking Law and Regulation,