• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat kompetisi yang terjadi di dunia usaha dan industri saat ini tengah berkembang, hal tersebut terutama disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga memicu pertumbuhan industri baik secara kualitas maupun kuantitas. Perkembangan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat melalui teknologi seperti internet, e-mail, dan telepon mendorong timbulnya persaingan, sehingga masyarakat akan semakin kritis dan selektif dalam menerima segala informasi yang akan diterima. Keadaan ini memaksa perusahaan untuk lebih tanggap terhadap perubahan pasar yang sangat cepat dan perusahaan harus dapat melaksanakan strategi pemasaran yang tepat. Semakin beratnya tingkat persaingan dan kondisi ketidakpastian di dunia bisnis memaksa perusahaan harus menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage) khususnya di bidang pemasaran agar mampu memenangkan persaingan. Dimana tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Oleh karena itu perusahaan harus menerapkan konsep pemasaran yang berorientasi terhadap pasar atau konsumen karena mereka merupakan ujung tombak keberhasilan pemasaran.

Seperti persaingan bisnis yang terjadi di dunia industri telekomunikasi Indonesia sekarang dapat dibilang cukup ketat. Tingkat pertumbuhan pelanggan telepon seluler nasional semakin meningkat setiap tahunnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa Negara Indonesia dengan jumlah penduduk 200 juta jiwa lebih,merupakan pasar potensial bagi bisnis telepon selular untuk berkembang. Terutama Indonesia adalah salah satu Negara kepulauan terbesar di dunia,sehingga untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang cepat sangat memerlukan teknologi maju yang salah satunya melalui telepon selular.

(2)

Tabel 1.1

Jumlah Pelanggan Telepon Seluler Nasional Tahun Jumlah Pelanggan

2005 40.000.000

2006 50.200.000

2007 72.500.000

2008 80.300.000

2009 82.100.000

( Sumber: www.majalah SWA.com )

Selain itu, majalah Marketeers (Markplus/Juni - Juli/2009) menyatakan jumlah pengguna selular, berdasarkan jumlah SIM Card yang digunakan telah mencapai 120 juta keeping SIM Card dari kurang lebih 11 operator telekomunikasi (provider). Melihat hasil data-data tersebut,maka dunia bisnis telekomunikasi di Indonesia sangatlah potensial. Hal ini mendorong munculnya perusahaan-perusahaan baru yang siap bersaing dan selalu ingin menjadi yang terdepan dalam memberikan keunggulan masing -masing, sehingga setiap perusahaan harus saling menghadapi serta melewati tantangan dan persaingan tersebut dengan sukses.

Sektor telekomunikasi di Indonesia berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan sistem dan teknologi telekomunikasi di dunia, sejak ditetapkannya Undang-undang Nomor 3 tahun 1989 juncto Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi, sehingga PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk bukan satu-satunya operator telekomunikasi lagi di Indonesia. Saat ini telah banyak bermunculan perusahaan-perusahaan operator GSM (Global

System For Mobile ) maupun CDMA (Code Division Multiple Access). Berikut ini dapat

dilihat contoh perusahaan-perusahaan operator telepon seluler di Indonesia.

Tabel 1.2

Perusahaan Operator Telepon Selular di Indonesia

(3)

GSM CDMA

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Halo, Simpati , As Classy, Trendy, Flexi

PT. Bakrie Telecom - Esia

PT. Mobile 8 Telecom - Fren

PT. Indosat,Tbk Matrix, Mentari, IM3 Starone

PT. XL Axiata,Tbk Xplor , pra-bayar XL -

Hutchison CP Telecomunication 3 (Three) -

( Sumber : Marketing/edisi khusus/I/2007 )

Dengan semakin banyaknya operator tersebut, maka semakin beragam sistem pelayanan yang diberikan, sehingga para pengguna jasa telekomunikasi (konsumen) pun memiliki berbagai pilihan yang heterogen. Oleh karena itu, strategi pemasaran dan strategi bisnis yang dilakukan oleh masing-masing operator tersebut juga menjadi bervariasi dan selalu berkembang, apalagi dengan semakin ketatnya persaingan dalam era pasar bebas dan liberalisasi perekonomian yang sudah tidak mengenal batas kewilayahan dan dimensi ruang serta waktu.

Bandung, terkenal salah satunya dengan gudangnya komunitas, keberadaannya diburu oleh operator telekomunikasi. Bakrie Telecom, pengusung merek Esia, pun tak ketinggalan memburu komunitas tersebut. Melalui kerjasamanya dengan Champ's Multimedia, Esia merangkul komunitas-komunitas kreatif di Bandung. "Komunitas tidak hanya solid, tapi juga loyal. Dan Bandung adalah gudangnya komunitas," ujar Direktur Corporate Services BTEL Rahmat Djunaedi kepada detikNET usai penandatanganan surat perjanjian kerjasama PT Sultan Adyamegah Plaza (Champ's Multimedia Mall) dengan Bakrie Telecom di 90 Gourmet, Jalan RE Martadinata, Komunitas, diakui oleh Rahmat, tidak hanya loyal dan solid, dari sisi ARPU (average revenue per user) cukup signifikan ketimbang user biasa. Di samping itu, fenomena industri telekomunikasi di dunia bergeser ke data. "Di Indonesia juga sama. Fenomenanya jumlah pelanggan naik, tapi revenue dari voice akan stuck,Yang meningkat adalah data. Dan sedikit demi sedikit, konten mulai berikan distribusi yang baik".

Esia yang masuk di Bandung sejak 2003 lalu, melalui salah satu nya akuisisi ESIA tetap dapat masuk untuk mempertahankan pasar yang dimilikinya. Berdasarkan hasil survey dari Roy Morgan, sebuah lembaga pemasaran internasional, pada akhir tahun lalu Esia menunjukkan dominasi di pasar CDMA Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten BandungBarat), memiliki sebesar 70 persen sumber

(4)

(http://bandung.detik.com/read/2009/07/03/165033/1158652/486/saat-operator cdma-saling-klaim-kuasai-bandung)

Setiap perusahaan tentu mempunyai strategi untuk dapat tetap bertahan dan berkembang dalam menghadapi para pesaing. Mereka harus dapat mempertahankan konsumen yang sudah dimilikinya dan secara aktif berusaha terus mendapatkan konsumen baru yang potensial. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui kebijakan bauran pemasaran (marketing mix), yang dikenal dengan 4P yaitu produk (product), tempat atau distribusi (place), harga (price) dan promosi (promotion).

Setiap operator memiliki keunggulan tersendiri dibanding para pesaingnya, berlomba untuk selalu yang terdepan merupakan suatu keharusan dalam tujuan meraih pangsa pasar Indonesia yang sangat besar.salah satu caranya yaitu dengan promosi yang dilakukan perusahaan, karena promosi dapat mengedepankan beberapa hal yang dapat menjawab kebutuhan konsumen atau pelanggan.untuk produsen penyedia jasa layanan operator telekomunikasi,layanan yang dberikan pada pelangga adalah bukti nyata yang dapat dirasakan oleh konsumennya. Oleh karena itu peran perusahaan dalam usahanya untuk senantiasa terus memperbaiki sistem layanan yang diberikan pada pelanggannya, agar tercipta hubungan timbal balik yang sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Pertumbuhan internet, E-mail, telepon genggam dan mesin faks telah memungkinkan pemilihan dan pemasaran produk jauh lebih sederhana. Sama halnya dalam membina hubungan antara produsen dengan konsumen, dalam melakukan kontak ataupun tatap muka langsung untuk mengetahui secara langsung tanggapan pelanggan terhadap barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen merupakan kegiatan yang sangat sederhana dan lebih efektif. Salah satu manfaat yang didapatkan oleh pelanggan dalam hubungannya dengan perusahaan yaitu konsumen dapat mendapatkan informasi lengkap tentang produk yang dibutuhkan dan dapat menyesuaikan dengan spesifikasi yang dibutuhkan pula langsung dari produsen tersebut melalui layanan media-media yang disediakan produsen, seperti media yang tercantum diatas. Dengan menerapkan Telemarketing pemasar langsung dapat membina hubungan yang berkesinambungan dengan masing-masing pelanggan. apakah dengan menjalin hubungan baik dengan pelanggan melalui Telemarketing dapat menghasilkan feedback pembelian ulang oleh pelanggan (Repurchase).

Fenomena tersebut membuat para Operator CDMA menerapkan strategi pemasaran yang mampu langsung untuk mendapat tanggapan dari konsumennya (Direct marketing). Kemudahan pelanggan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan juga merupakan bahan pertimbangan pelanggan untuk menentukan untuk menggunakan operator tersebut secara berkelanjutan.

(5)

Salah satu perusahaan operator seluler yang selalu menerapkan CRM melalui

Telemarketing pada pelanggan adalah PT. Bakrie Telecom, TBK. Dengan produk CDMA nya

ESIA . Semakin beratnya tingkat persaingan dan kondisi ketidakpastian di dunia bisnis seluler memaksa ESIA untuk menciptakan keunggulan kompetitif (competitive advantage) khususnya di bidang pemasaran agar mampu memenangkan persaingan. Telemarketing yang dilakukan ESIA tidak semata-mata hanya untuk menjual produknya kepada pelanggan, tetapi juga untuk mengetahui secara langsung tanggapan pelanggan terhadap produk yang ditawarkannya serta layanan yang diberikan.

Dalam prakteknya, PT. BAKRIE TELECOM, Tbk melakukan kegiatan

Telemarketing untuk mengingatkan pelanggan agar melakukan pembelian ulang, ataupun

dalam menawarkan promosi terbaru dan bonus-bonus yang didapatkan oleh pelanggan apabila melakukan pengisian ulang sebelum tanggal yang ditentukan.dengan cara menghubungi langsung keponsel pelanggan, baik melalui telepon (call center) maupun pesan singkat (sms) Telemarketing tersebut langsung dilakukan oleh pusat layanan telepon (call

center) ESIA, dengan pemilihan pelanggan secara acak (random). Cara ini dapat dikategorikan sebagai Direct Marketing Philip Kotler (2007;288) mengemukakan bahawa, Pemasaran langsung adalah salah satu cara yang tumbuh paling pesat untuk melayani pelanggan. Selain itu dinyatakan pula, Telemarketing dapat membantu perusahaan untuk menaikan pendapatan, mengurangi biaya penjualan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Namun pada kenyataanya, beberapa respon tidak menyenangkanpun kerap diterima oleh pihak ESIA akibat dari Telemarketing yang dilakukan baik melalui telepon maupun sms. Salah satu contohnya keluhan yang disampaikan oleh Bpk. Denny yang dimuat oleh situs www.detik.com pada kolom surat pembaca pada tanggal 19 Februari 2010, yang mengeluarkan statement promosi ESIA yang gencar dan sangat mengganggu . Salah satu pelanggan tersebut mengeluhkan Telemarketing yang dilakukan oleh ESIA, karena dianggap tidak perlu mengingatkan pelanggan untuk melakukan pengisian ulang setiap saat dan menawarkan RBT (Ring Back Tone) serta memberikan informasi tentang bonus melalui telepon dan sms sekaligus, apakah efektif?? Ujarnya.

Masih banyak obrolan tentang keluhan pelanggan ESIA yang termuat di situs-situs jaringan sosial (twitter, Facebook, kaskus dll) mengenai Telemarketing yang dilakukan PT. BAKRIE TELECOM ,TBK . beberapa diantara pelanggan, banyak yang langsung mengeluhkan hal tersebut pada layanan konsumen ESIA dan Beberapa diantaranya mendapat tanggapan langsung dari pihak ESIA seperti kasus Bpk. Deny di atas yang mendapat klarifikasi langsung dari pihak ESIA melalui FajarBaskoro, Department Head Premium Customer & Correspondence sumber

(6)

( http//suratpembaca.detik.com/Read/2010/03/11/12021/1316123/283/solusi-keluhan-promo-esia-untuk-bapak-deny-hartoyo).

(7)

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian fenomena di atas, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang menjadi subjek penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana tanggapan pelanggan Di Bandung mengenai Telemarketing di ESIA?

2. Bagaimana penerapan Telemarketing di ESIA merupakan salah satu alasan pelanggan melakukan pembelian ulang (Repurchase) ?

3. Seberapa besar pengaruh Telemarketing, terhadap pembelian ulang yang dilakukan pelanggan pada produk ESIA ?

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas dibidang pemasaran, khususnya Telemarketing digunakan yang sebagai alat pemasaran langsung (Direct Marketing) perusahaan dan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung.

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen mengenai Telemarketing yang dilakukan oleh ESIA

2. Untuk mengetahui apakah konsumen melakukan pembelian ulang (Repurchase), salah satunya disebabkan oleh Telemarketing yang dilakukan ESIA

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Telemarketing terhadap keputusan pembelian ulang (Repurchase) ESIA

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini dapat berguna bagi:

(8)

Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi sebagai bahan masukan yang berarti, dalam upaya memahami apa yang diinginkan dan diharapkan oleh konsumen serta rencana kegiatan khususnya kegiatan Telemarketing di masa yang akan datang yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen.

2. Pihak lain

Dalam hal ini adalah pihak-pihak yang sedang menghadapi masalah Telemarketing dan berminat mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini.

3. Penulis

Dalam usaha menambah pengetahuan pada bidang ilmu pemasaran khususnya, mengenai masalah yang sedang diteliti yaitu periklanan dan untuk membandingkan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan yang ada dalam perusahaan khususnya Telemarketing.

1.5 Kerangka Pemikiran

Orientasi pada pelanggan merupakan faktor kunci keberhasilan dalam dunia pemasaran modern. Oleh karena itu setiap organisasi baik yang berorientasi pada laba maupun nirlaba, banyak menggunakan sudut pandang konsumen dalam merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas pemasarannya. Akan tetapi memahami perilaku konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah. Perilaku konsumen sangat kompleks dan sukar diprediksi. Pendekatan-pendekatan yang selama ini banyak digunakan untuk mengungkapkan sikap, minat dan perilaku konsumen mengasumsikan bahwa konsumen bersikap rasional dalam setiap pembelian mereka.

Direct marketing merupakan salah satu dari bauran pemasaran atau Marketing Mix.

Menurut Fandy Tjiptono (2008;233) Direct Marketing di definisikan sebagai berikut:

Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi.

Direct Marketing memiliki beberapa alat promosi, di antaranya adalah Telemarketing.

Menurut Kotler (2007;297) TeleMarketing didefinisikan sebagai berikut :

Telemarketing adalah penggunaan telepon dan pusat layanan telepon (call centre) untuk menarik calon pelanggan, menjual kepada pelanggan yang sudah ada, dan menyediakan layanan dengan menerima pesanandan menjawab

(9)

pertanyaan. memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran.

Sukses tidaknya suatu perusahaan dalam menciptakan pembelian ulang pada pelanggan, tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menjaga hubungannya dengan pelanggan, dan secara terus-menerus berupaya memperbaikinya (Griffin, 2005;133).

Kemudian untuk lebih memahami proses keputusan pembelian konsumen, dapat digunakan tahap-tahap proses keputusan pembelian menurut Leon G. Schiffman and Leslie Lazar kanuk (2008;493) dimana tahap-tahap tersebut menekankan pada proses yang mempengaruhi prilaku seseorang sebelum sampai sesudah pembelian, tahap-tahap tersebut antara lain sebagai berikut :

Skema pengambilan keputusan konsumen, baik percobaan pembelian maupun pembelian ulang proses Pengenalan Kebutuhan

Penelitian Sebelum Pembelian Bidang Psikologi 1. Motivasi 2. Persepsi 3. Pembelajaran 4. Kepribadian 5. sikap

(10)

Prilaku setelah keputusan

keluaran

Dari skema diatas, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam pembelian ulang, yaitu konsumen yang telah mengkonsumsi produk tersebut terus mayakinkan dirinya bahwa produk yang di gunakannya telah tepat dan sebisa mungkin untuk tidak menghiraukan iklan-iklan yang ditayangkan oleh produk dari produsen lain, sehingga konsumen tersebut dapat terus menerus menggunakan produk tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pengalaman yang baik (pemenuhan harapan secara positif) pada saat konsumen mengkonsumsi produk tersebut.

Skema hubungan antara Telemarketing terhadap Repurchase (Pembelian ulang) :

4 P

Promotion Direct Marketing Telemarketing Repurchase

Product Pembelian 1. Percobaan pembelian

2.

Pembelian ulang Evaluasi setelah pembelian pengalaman

(11)

Price

Place

Bagan diatas merupakan proses terjadinya pembelian ulang (Repurchase) melalui kegiatan Telemarketing. Pada perusahaan ESIA, kegiatan Telemarketing dilakukan pada setiap pelanggannya yang bertujuan menawarkan RBT (Ring Back Tone), voucher isi ulang dengan bonus bonus yang ditawarkan melalui program Telemarketing. Selain itu, melalui program ini pula ESIA dapat mempertahankan hubungan dengan setiap pelanggannya untuk mengurangi tingkat ketidakpastian penggunaan produk yang berkepanjangan. Dapat disimpulkan bahwa, ESIA melakukan program Telemarketing untuk membujuk pelanggannya agar melakukan pembelian ulang.

Repurchase intention menurut Hawkins et al (2007:656):

Repeat purchasers continue to buy the same brand though they do not have an emotional attachment to it.

Secara umum, keinginan untuk membeli kembali adalah kelanjutan dari pembeli untuk membeli merek yang sama atau dari produk dari perusahaan yang sama, tetapi pembeli belum menyertakan sikap emosional terhadap merek atau produk tersebut. Pembelian ulang dapat dipengaruhi aspek pemasaran yang lainnya, seperti penetapan harga yang sesuai, promosi yang baik dan lain-lain. Sebaliknya apabila pelanggan tidak merasa puas atau terganggu dengan layanan yang diberikan, maka ia akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada orang lain dan tidak akan melakukan pembelian ulang.

Berdasarkan uraian diatas, apakah dari kegiatan Telemarketing yang dilakukan perusahaan dapat berdampak terhadap pembelian ulang (Repurchase) pada pelanggannya.

1. Bagaimana tanggapan konsumen Di Bandung mengenai Telemarketing oleh pihak ESIA?

2. Bagaimana penerapan Telemarketing yang dilakukan di ESIA merupakan salah satu alasan pelanggan melakukan pembelian ulang (Repurchase) ?

3. Seberapa besar pengaruh Telemarketing, terhadap pembelian ulang yang dilakukan pelanggan pada produk ESIA ?

(12)

Promotion Product Price Place

1.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengemukakan suatu hipotesis, yaitu :

Terdapat pengaruh yang signifikan antara Telemarketing terhadap keputusan pembelian ulang pelanggan (Repurchase)

1.7 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut M. Nazir (2003;54) metode deskriptif yaitu metode penelitian yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data, kemudian menyusun data tersebut sehingga memberikan gambaran yang sistematik, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan yang dapat dijadikan saran bagi perusahaan pada masa yang akan datang.

Promotionn Product Price Place Direct

Marketing

Telemarketing Repurchase atau Pembelian Ulang

(13)

Sedangkan Menurut Marzuki (2002;7) metode riset atau riset verfikatif adalah menguji suatu pengetahuan . Metode verifikatif bertujuan untuk melakukan pengujian hipotesis, pengaruh variabel X dan Y.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

A. Field Research (studi lapangan)

Yaitu mewawancarai pihak perusahaan dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitannnya dengan bidang pemasaran serta bidang lainnya untuk mendapatkan data primer untuk diolah, dianalisis dan ditarik kesimpulan.

B. Library Research (studi pustaka)

Mempelajari literatur-literatur serta bacaan lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

Data dari Library Research ini adalah data sekunder yaitu data yang diteliti untuk selanjutnya dijadikan sebagai landasan teori oleh penulis.

1.7.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang tersedia dikelompokkan ke dalam dua golongan yaitu :

1. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang berupa tanggapan, saran, kritik pertanyaan dan penilaian pelanggan sebagai responden, penjelasan dan keterangan dari pihak manajemen PT. BAKRIE TELECOM TBK, serta keterangan hasil penelitian pengamatan.

(14)

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dengan mengumpulkan data teoritis yang didapat dari berbagai literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

1.7.2

Teknik Penarikan Sampel

Di dalam penelitian survey explanatory, tidaklah selalu untuk meneliti seluruh jumlah individu dalam populasi, karena disamping memakan biaya besar juga akan membutuhkan waktu yang lama. Karena itu, dari populasi tersebut dapat diambil suatu jumlah sampel yang memadai dan cukup representatif dalam mewakili populasinya untuk diteliti.

Apabila dilihat dari luas obyeknya, penelitian ini bisa digolongkan kedalam penelitian sensus (populasi) yaitu jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga, dan penelitian sampel (sebagian dari populasi yang dijadikan dasar penelitian). Berikut adalah pengertian populasi menurut Nazir (2003;271):

Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.

Untuk itu penelitian sampel lah yang digunakan penulis sebagai obyek dengan harapan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Pengertian sampel menurut Nazir (2003;271), yaitu: Sampel adalah bagian dari populasi.

Di dalam penelitian ini, yang menjadi populasinya adalah seluruh pelanggan yang menggunakan jasa PT. BAKRIE TELECOM Tbk di Kota Bandung, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari pelanggan yang menggunakan jasa PT. BAKRIE TELECOM Tbk. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik non probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik accidental random, yaitu teknik pengambilan sampel di mana semua individu baik dalam populasi secara individu maupun populasi bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

(15)

Rumus dan perhitungan yang digunakan Penulis untuk mendapatkan jumlah sampel responden yang unlimited adalah dengan perhitungan menurut Wibisono (2003) yang dikutip oleh Riduwan (2005:255) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan estimasi error 0,05 adalah sebagai berikut:

Keterangan: n = jumlah sampel e = konstanta = Nilai rerata ( ) = standar deviasi

Dengan menggunakan rumus perhitungan Wibisono tersebut, maka diperoleh jumlah sampel minimum adalah 96 orang. Dengan demikian, Penulis yakin dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa sampel random yang diambil sebanyak 100 orang.

(16)

1.8

Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian di PT. BAKRIE TELECOM Tbk. ESIA di jalan Dago. Adapun waktu penelitian dilakukan penulis adalah sejak bulan Maret 2010 sampai juni 2010.

Tabel 1.3

GANTT CHART

NO KETERANGAN

BULAN

MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan bab1

2 Revisi bab 1 dan Pengerjaan bab 2

3 Pengajuan bab 2

4 Revisi bab 2 dan Pengerjaan bab 3

5 Pengajuan Bab 3

6 Revisi bab 3 dan Pengerjaan bab 4&5

7 Pengajuan bab 4&5

8 Revisi bab 4&5

9 Overall

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat penguasaan materi shalat berjamaah dengan intensitas

Gambar c.1 cuplikan hasil tes wawancara Subjek KA Hasil Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa subjek KA menjawab soal no 3 a,b dan c dengan jawaban yang sama yaitu

butir 6 (apabila ada).. Format Analisis Kesesuaian Investasi terhadap Batasan Kuantitatif Investasi per Jenis Dana Pensiun ….. Analisis Kesesuaian Investasi terhadap

Dengan mengkaji kedua pendapat tersebut di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa yang disebut dengan asesmen adalah upaya formal yang sistematis dilakukan oleh

Responden adalah seluruh penderita leptospirosis yang tercatat dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Demak pada periode 1 Januari hingga 1 April tahun 2008 (total

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

“Enhance Learning Based on Psychological Indexes and Individual Preferences for a Physics Course Using An Adaptive Hypermedia Learning

Kerang darah biasanya lebih banyak dijumpai pada daerah yang lebih jauh dari muara sungai karena muara sungai merupakan daerah yang paling banyak terkena dampak bahan