• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Adiksi Internet dan Derajat Depresi dengan Prestasi Belajar di SMA Batik 2 Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Tingkat Adiksi Internet dan Derajat Depresi dengan Prestasi Belajar di SMA Batik 2 Surakarta"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN DERAJAT

DEPRESI DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SMA BATIK 2

SURAKARTA

HALAMAN JUDUL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Oleh:

TIKA PUTRI NURAINI J500150100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN TINGKAT ADIKSI INTERNET DAN DERAJAT DEPRESI DENGAN PRESTASI BELAJAR DI

SMA BATIK 2 SURAKARTA Abstrak

Adiksi Internet merupakan salah satu bentuk dari behavioral addiction yang merujuk pada kegagalan individu dalam mengontrol keinginan secara berlebihan sehingga menimbulkan permasalahan terhadap hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh individu tersebut. Depresi merupakan gangguan psikis yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan dan perasaan kelelahan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan tingkat adiksi internet dan tingkat depresi dengan prestasi belajar siswa di SMA Batik 2 Surakarta. Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di SMA Batik 2 Surakarta pada bulan Desember menggunakan kuesioner IAT dan BDI, data dianalisis statistik menggunakan analisis deskriptif, analisis Chi Square

dan analisis regresi logistik. Hasil Penelitian darianalisis bivariat menggunakan uji Chi Square variabel tingkat adiksi internet diperoleh nilai p 0,000 di mana tidak memiliki hubungan yang signifikan. Variabel derajat depresi diperoleh nilai p 0,799 di mana memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi secara bermakna antara tingkat adiksi internet dan prestasi belajar tetapi tidak terdapat korelasi secara bermakna antara derajat depresi dengan prestasi belajar di SMA Batik 2 Surakarta.

Kata Kunci: tingkat adiksi internet, derajat depresi, prestasi belajar.

Abstract

Internet addiction is one of behavioral addiction that refers to the failure of individuals to control their desires excessively, causing problems with things that should be done by the individual. Depression is a psychological disorder characterized by sadness, loss of interest or pleasure, feelings of guilt, sleep disturbances or appetite, feelings of fatigue, and poor concentration. The goals of this study is to find out the relationship between internet addiction level and depression level with student achievement in Senior High School of Batik 2 Surakarta. The Method of this research is observational analytic with cross sectional approach. The study was conducted at Batik 2 High School Surakarta in December using IAT and BDI questionnaires, data were analyzed statistically using descriptive analysis, Chi Square analysis and logistic regression analysis. Bivariate analysis using the Chi Square test with the internet addiction level obtained p value 0,000 which did not have a significant correlation. The variable degree of depression obtained p value 0.799 which has a significant correlation. Based on the results of the study, it can be concluded that there is a significant correlation between the level of internet addiction and learning achievement but there is no significant correlation between the degree of depression and learning achievement at Surakarta Batik 2 High School.

(6)

2

Keywords : Internet addiction level, degree of depression, learning achievement.

1. PENDAHULUAN

Penggunaan internet di era globalisasi seperti sekarang ini tidak mungkin lepas dari kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak terhadap psikis adalah adiksi internet yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan yang berlebihan dan terus menerus. Adiksi Internet merupakan salah satu bentuk dari behavioral addiction yang merujuk pada kegagalan individu dalam mengontrol keinginan secara berlebihan sehingga menimbulkan permasalahan terhadap hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh individu tersebut (Sussman & Moran, 2013).

Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2016) pengguna internet pada usia remaja 15-19 tahun sebanyak 12,5 juta. Pada penelitian yang dilakukan Gultom et al (2018) mengenai adiksi internet dari 158 remaja, sebanyak 122 orang mengalami adiksi internet rendah. Kemudian 31 remaja mengalami adiksi internet sedang. Sedangkan 4 orang mengalami adiksi internet tinggi.

Menurut Rideout (2010) remaja yang banyak menggunakan internet merasa kurang puas dan memiliki banyak masalah dalam hidupnya seperti mudah sedih, sering merasa bosan dan sering merasa tidak bahagia. Adiksi internet juga dapat mengakibatkan dampak negatif yang cukup besar pada kalangan remaja, seperti kecemasan, depresi, penurunan fisik dan kesehatan mental, hubungan interpersonal, serta penurunan kinerja (Hakim et al., 2005).

Depresi merupakan gangguan psikis yang ditandai dengan kesedihan, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, perasaan kelelahan, dan konsentrasi yang buruk. Depresi bisa berulang, secara substansial mempengaruhi kemampuan fungsional individu di tempat kerja atau sekolah atau dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Jumlah orang yang hidup dengan depresi di dunia adalah 322 juta. Hampir setengah dari orang-orang ini hidup di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2017). Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke

(7)

3

atas mencapai seitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia (Depkes,2016).

Dampak adiksi internet dan depresi yang diuraikan di atas juga dapat mengakibatkan penurunan kinerja siswa yang kemudian berpengaruh terhadap prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan sebuah ukuran seberapa banyak pengetahuan siswa yang diperoleh melalui pendidikan formal yang ditunjukkan dengan nilai tes (Lawrence & Vimala, 2012). Menurut Meenu (2016) prestasi belajar merupakan kemampuan siswa untuk belajar, dengan cara mengingat dan menunjukkan pengetahuannya baik secara lisan maupun tulisan. Penurunan kinerja siswa dapat mempengaruhi prestasi siswa sebagai akibat dari adiksi internet dan depresi, harus di atasi. Bila prestasi belajar siswa terus menurun, akan merugikan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Penggunaan internet untuk hiburan berkaitan erat dengan kerusakan serius pada kinerja, masalah akademik, rasa kesepian dan gangguan tidur. Pecandu internet lebih rentan terhadap faktor-faktor risiko kesehatan daripada pengguna biasa. Selain itu, depresi dan kecemasan lebih banyak terjadi di antara yang lainnya. Adiksi internet lebih umum di kalangan remaja 15-19 tahun, dan orang-orang dengan status single yang biasa menggunakan Internet di sekolah maupun di rumah (Komleh, 2013).

Pada penelitian di dalam negeri yang dilakukan Erizka et al (2016) terdapat hubungan antara kejadian adiksi internet dengan prestasi belajar dan memiliki nilai p=0.037 (<0.05). Sedangkan pada penelitian di luar negeri yang dilakukan oleh Arbabisarjou et al., (2016) mengenai hubungan depresi dan prestasi belajar terbukti memiliki korelasi negatif terkait dengan kinerja akademik yaitu -0,839 ( p < 0,05). Tetapi baik penelitian di luar maupun di dalam negeri belum ada yang melakukan penelitian menggunakan 3 variable dan menghubungkan ketiganya.

Setelah dilakukan studi pendahuluan, dari 5 siswa 4 di antaranya menggunakan internet lebih dari 8 jam sehari. Selain itu dilihat dari prestasi belajar, dari 30 siswa sebanyak 15 siswa memiliki nilai rata-rata rapor di bawah 80. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis hendak melakukan penelitian untuk

(8)

4

mengetahui hubungan adiksi internet dan derajat depresi dengan prestasi belajar di SMA Batik 2 Surakarta.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah observational analitik dengan pendekatan

crosssectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Batik 2 Surakarta pada bulan Desember 2018. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dan didapatkan 70 responden yang kemudian ditambah 10% menjadi 77 responden. Sampel diambil menggunakan teknik total sampling. Pupolasi pada penelitian ini adalah SMA kelas XI IPA yang bersekolah di SMA Batik 2 Surakarta.

Variabel bebas penelitian ini adalah tingkat adiksi internet dan derajat depresi sedangkan untuk variable terikatnya adalah prestasi belajar. Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuesioner yang diisi oleh siswa kelas XI IPA SMA Batik 2 Surakarta.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Uji Univariat

3.1.1 Distribusi sampel berdasarkan Internet addiction Test

Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan Internet Addiction Test

No. Kategori Adiksi Internet N (%)

1. Adiksi 20 (25,6)

2. Tidak Adiksi 58 (74,4)

Jumlah 78 (100,0)

(Data Primer, 2018)

3.1.2 Distribusi sampel berdasarkan Beck Depression Inventory

Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan Beck Depression Inventory

No. Kategori Depresi N (%)

1. Depresi 24 (30,8%)

2. Tidak Depresi 54 (69,2%)

Jumlah 78 (100%)

(9)

5

3.1.3 Distribusi sampel berdasarkan Prestasi Belajar

Tabel 3. Distribusi sampel berdasarkan Prestasi Belajar

No. Kategori Depresi N (%)

1. Rata-rata rapor rendah 21 (26,9%)

2. Rata-rat rapor tinggi 57 (73,1%)

Jumlah 78 (100%)

(Data Primer, 2018) 3.2 Hasil Uji Bivariat

3.2.1 Hubungan tingkat adiksi dengan prestasi belajar

Tabel4. Hubungan tingkat adiksi dengan prestasi belajar

Didapatkan hasil analisis statiistik menunjukkan nilai (p) sebesar 0,000 (p < 0,05) yang memiliki arti secara statistik bahwa tingkat adiksi internet dengan prestasi belajar memiliki hubungan yang bermakna (p<0,05).

Tingkat Adiksi Total p-value

Adiksi Tidak Adiksi

N % N % n % Prestasi Belajar Rata-rata rendah 19 95% 2 3,4% 21 26,9 % 0,000 Rata-rata tinggi 1 5% 56 96,6 % 57 73,1 % Jumlah 20 100 % 58 100% 78 100%

(10)

6

3.2.2 Hubungan derajat depresi dengan prestasi belajar

Tabel 5. Hubungan derajat depresi dengan prestasi belajar

Didapatkan hasil analisis statistik menunjukkan nilai (p) sebesar 0,799 (p>0,05) yang secara statistik memiliki arti derajat depresi dengan prestasi belajar tidak memiliki hubugan yang bermakna (p>0,05).

3.3 Uji Regresi Logistik

Tabel 6 Analisis multivariat regresi logistik

Variabel B OR (Exp. B) 95% CI P value Nagelkerke R

Square Tingkat adiksi Internet 6,329 560,476 45,305-6933,731 0,000 Derajat depresi -0,548 0,578 0,041-8,100 0,684 0,826

Hasil analsis multivariat menunjukkan hasil nilai p 0,000 dan OR variabel tingkat adiksi internet sebesar 560,476 serta rentang interval kepercayaan (CI) 45,305-6933,731 di mana tidak melewati angka 1 yang artinya variabel tingkat adiksi internet memiliki hubungan yang bermakna

Depresi Total p-value

Depresi Tidak Depresi N % N % n % Prestasi Belajar Rata-rata rendah 6 25% 15 27,8 % 21 73,1 % 0,7999 Rata-rata tinggi 18 75% 39 72,2 % 57 26,9 % Jumlah 24 100 % 54 100% 78 100%

(11)

7

dengan prestasi belajar. Sedangkan untuk variabel derajat depresi memiliki nilai p 0,684 dan OR 0,578 serta rentang interval kepercayaan (CI) 0,041-8,100 melewati angka 1 yang artinya secara statistik variabel derajat depresi tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan prestasi belajar. Besarnya nilai koefisien determinasi Nagelkerke R Square didapatkan hasil 0,826 yang berarti tingkat adiksi internet dan derajat depresi mempengaruhi prestasi belajar sebesar 82,6%.

3.4 Pembahasan

Penelitian dilaksanakan 1 hari di 3 kelas yaitu kelas XI IPA I, XI IPA II dan XI IPA III. Selanjutnya siswa dan siswi diminta mengisi informed consent yang telah disiapkan lalu diberikan kuesioner LMMPI dengan 15 poin, Kuesioner IAT 20 poin dan BDI 21 poin untuk diisi. Ketiga kuesioner ini telah teruji validitas dan reabilitasnya. Data dianalisis menggunakan analissi univariat, analisis bivariat dengan analisis Chi Square dan analisis multivariat dengan analisis Regresi Logistik.

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat adiksi internet dan derajat depresi dengan prestasi belajar. untuk mengetahui tingkat adiksi peneliti menggunakan kuesioner Internet Addiction Test yang terdiri dari 20 poin. Sedangkan untuk mengetahui derajat depresi, peneliti menggunakan kuesioner Beck Depression Inventory yang terdiri dari 21 poin. Kemudian untuk prestasi belajar, peneliti menggunakan rata-rata rapor siswa semester ini.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara tingkat adiksi internet dengan prestasi belajar bermakna sedangkan korelasi antara derajat depresi dengan prestasi belajar tidak bermakna. Penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Salah satu di antaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Arbabisarjou et al., (2016) di Universitas Ilmu Medis Zahedan, Iran. Tujuan dari dilakukannya penelitian tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara adiksi internet degan prestasi belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat adiksi internet mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh Erizka et al (2016)

(12)

8

dengan jumlah responden 192 mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Andalas yang kemudian diseleksi sesuai kriteria menjadi 183 mahasiswa. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kejadian adiksi internet dengan prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kejadian adiksi internet mempengaruhi prestasi belajar. Menurut Fernandes & Natu (2016) Individu dengan adiksi internet mengalami pengurangan fractional anisotropi (FA) di jalur materi putih di seluruh area utama otak. Struktur materi putih ini abnormal diduga terkait dengan berbagai gangguan perilaku. Gangguan perilaku ini lah yang bisa mempengaruhi prestasi belajar pada siswa.

Namun penelitian ini tidak membuktikan adanya hubungan antara derajat depresi dengan prestasi belajar. Dari hasil analisis di atas didapatkan bahwa siswa yang mengalami depresi memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan siswa yang tidak mengalami depresi. Hal ini terjadi karena prestasi belajar dipengaruhi banyak faktor yang meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Peneliatian ini juga memperoleh hasil bahwa siswa kelas XI IPA di SMA Batik 2 Surakarta yang mengalami depresi ringan sebanyak 11 orang, depresi sedang 11 orang, depresi berat 2 orang dan sisanya tidak mengalami depresi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurjannah et al (2013) di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh menunjukkan hal yang sama bahwa hasil penelitian tersebut tidak menujukkan adanya hubungan antara tingkat gejala depresi dengan indeks prestasi mahasiswa. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Sharma & Pandev (2017) di Masamudh, India yang menunjukkan adanya hubungan antara depresi dengan kehidupan sehari-hari siswa yang mempengaruhi tingkat prestasi akademik. Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya perbedaan somato psikososial yang berbeda (Nurjannah

et al, 2013).

Adanya beberapa kekurangan dan keterbatasan pada penelitian ini juga harus diperhatikan untuk dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Selama penelitian berlangsung peneliti diharuskan untuk lebih mengawasi responden

(13)

9

saat mengisi kuesioner karena ada beberapa responden yang melakukan pengisian kuesioner dengan tidak lengkap sehingga tidak masuk dalam kriteria restriksi. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktornya antara lain kalimat yang sulit, yang tampak ketika penelitian berlangsung tidak sedikit siswa yang bertanya kepada peneliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian cross sectional yang korelasi faktor risiko dengan dampaknya adalah paling lemah bila dibandingkan dengan rancangan penelitan analitik yang lain.

4. PENUTUP

Terdapat korelasi secara bermakna antara tingkat adiksi internet dengan prestasi belajar tetapi tidak terdapat korelasi secara bermakna antara derajat depresi dengan prestasi belajar di SMA Batik 2 Surakarta.

PERSANTUNAN

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dr. Sulistyani, Sp.N., dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes., dr. Erna Herawati, Sp.KJ yang telah menguji, membimbing, memberikan saran kepada penulis dalam skripsi ini. Penulis juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan naskah publikasi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arbabisarjou , A., Gorgich , E. A. C., Barfroshan , S. & Ghoreishinia, G., 2016. The Associa tion of Internet Addiction with Academic Achievement, Emotional Intelligence and Strategies to Prevention of them from Student’s Perspectives. International Journal of Humanities and Cultural Studies,

III(1), p. 1651.

Erizka, R., N. & Usman, E., 2016. Hubungan Kejadian Internet Addiction dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa FK Unand. Jurnal Kesehatan Andalas,

V(3), p. 626.

Fernandes, S. & Natu , D. S. N., 2016. Internet Addiction: Can Cognitive Behaviour Therapy Help?. The International Journal of Indian Psychology, V(1), pp. 54-58.

(14)

10

Gultom, S. A., Wardani, N. D., Fitrikasari, A. 2018. Hubungan Adiksi Internet Dengan Prokrastinasi Akademik. Jurnal Kedokteran Diponegoro, V(7), pp. 330.

Hakim, S. N. & Raj, A. A., 2017. Dampak kecanduan internet (internet addiction) pada remaja. Prosiding Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia , p. 281.

Komleh, R. M. et al., 2013. Investigating the Relationship Between Internet Addiction and Academic Achievement of Medical Students. Iranian Journal of Health, Safety & Environment, III(2), p. 529.

Meenu, D., 2016. Factors Affecting the Academic Achievement: A Study of Elementary School Students of NCR Delhi, India. Journal of Education and Practice, VII(4), p. 71.

Nurjannah, N., Pamungkas, S. R., 2013. Hubungan Tingkat Sindrom Depresi dengan Indeks Prestasi Kumulatif pada Mahasiswa. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala V(13), p. 151-158.

Sharma, G. & Pandey, D., 2017. Anxiety, Depression, and Stress in Relation to Academic Achievement among. Journal of Indian Psychology, IV(2), p. 3. Sussman, S. & Moran, M., 2013. Hidden addiction: television.. Journal of

Behavioral Addictions, II(3), p. 125.

WHO, 2017. Depression and Other Common Mental Disorders. Global Health Estimates, p. 8.

Clinical Practice: A Source Book, pp. 17, 19-31.

Gambar

Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan Beck Depression Inventory
Tabel 4. Hubungan tingkat adiksi dengan prestasi belajar
Tabel 5. Hubungan derajat depresi dengan prestasi belajar

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan akhir ini yaitu untuk mengetahui kinerja keuangan pada PT Tambang Batubara

1) Produk, adalah produk merupakan sesuatu yang sesungguhnya dijual / ditawarkan kepada konsumen yang memiliki nilai jual untuk memenuhi kebutuhannya, Pengukuran

Biaya Kepatuhan Pajak (dalam kondisi informasi a-simetris, perilaku oportunistik, dan bounded rationality ) cenderung meningkat manakala Uniformity dan Kesamaan Persepsi

kualitas destinasi pariwisata serta meningkatkan daya saing industri pariwisata, melalui : (1) Pengembangan infrastruktur dan ekosistem kepariwisataan antara lain

Latar belakang: Liken Simplek Kronikus (LSK/neurodermatitis sirkumskripta) adalah suatu kelainan kulit yang sangat gatal dan bersifat kronis dengan ditandai satu atau lebih plak

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Arboretum Universitas Riau maka diperoleh bahwa komposisi serangga tanah yang didapatkan di Arboretum Universitas Riau terdiri

Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan media tanpa bimbingan orang lain. Pemilihan Media Sebagaimana dikemukakan pada pembahasan pengertian,