• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II: TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Universitas Mercu Buana (UMB) merupakan pengembangan dari Akademi Wiraswasta Dewantara yang berdiri pada 1981. Ketika diresmikan menjadi UMB, tahun 1985, baru ada 3 fakultas (Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Ekonomi) dan 6 Jurusan. Setelah berjalan lebih dari 19 tahun, kini UMB mampu menyelenggarakan lima fakultas dengan 19 jurusan, yang hampir semuanya sudah mendapat akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Pada tahun akademik 2000/2001, dibuka program pascasarjana Magister Manajemen (MM) dengan konsentrasi : Magister Manajemen Keuangan, Magister Manajemen Pemasaran, Magister Manajemen Sumber Daya Manusia, Magister Manajemen Operasi/Produksi. Setahun kemudian, dalam upaya memberi kesempatan kepada lulusan D3/Politeknik/Akademi/sederajat maupun lulusan SMU/SMK/sederajat yang telah bekerja untuk melanjutkan ke jenjang Sarjana (S1), tetapi hanya memiliki waktu luang untuk kuliah hari Sabtu dan Minggu, UMB membuka Program Kuliah Sabtu Minggu (PKSM), selain itu PKSM-UMB menerima mahasiswa yang ingin melanjutkan ke Strata-2 (S2) Magister Manajemen (MM).

Visi Universitas Mercu Buana : Menjadi Universitas Unggul dan terkemuka untuk menghasilkan tenaga professional yang memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat dalam persaingan global.

Misi Universitas Mercu Buana : Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan menciptakan serta menerapkan keunggulan akademik untuk menghasilkan tenaga professional dan lulusan yang memenuhi standar kualitas kerja yang disyaratkan. Menerapkan manajemen pendidikan tinggi yang efektif dan efisien dan mengembangkan jaringan kerjasama dengan industri dan kemitraan yang berkelanjutan sebagai respon atas perubahan arus dan daya saing global. Mengembangkan kompetensi dan menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan etika professional kepada para

(2)

mahasiswa dan staf yang memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup.

(3)

2.2. Tanggapan Terhadap KAK (Target Perancangan)

Target perancangan yang telah dipelajari dari KAK adalah bagaimana mewujudkan desain gedung asrama mahasiswa UMB ini dapat menjadi bangunan hunian sementara yang layak huni, sehat, memiliki penerapan kaidah bangunan hijau seperti yang telah di atur oleh pemda DKI Jakarta, serta mampu selaras dengan kawasan UMB khususnya maupun selaras dengan hunian lain di sekitarnya. Selain dari itu juga, bangunan asrama mahasiswa ini diharapkan dapat memiliki desain yang memperhatikan kondisi iklim tropis dan dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Desain gedung ini juga harus dapat mencerminkan efisiensi ruang pada unit hunian, fasilitas penunjang maupun pada area publik / communal space. Desain juga memperhatikan aksesbilitas tidak hanya bagi mahasiswa UMB dengan kondisi ‘sehat’ namun juga bagi kaum difabel baik itu dari mahasiswa maupun masyarakat umum yang menggunakan fasilitas gedung ini nantinya.

2.2.1. Tanggapan

1). Memperhatikan ketatakotaan serta bangunan di sekitarnya dalam merancang bangunan asrama mahasiswa UMB agar tercipta keselarasan dengan lingkungan serta mematuhi peraturan :

a). Koefisien Dasar Bangunan : 60 % b). Koefisien Lantai Bangunan : 2,4

c). Lapis Bangunan maksimum : 4 (dalam TOR dan KAK perencanaan asrama mahasiswa 8 lapis sehingga ketentuan lapis bangunan maksimum mendapat pengecualian)

2). Memperhatikan bangunan eksisting di sekitarnya, khususnya bangunan Universitas Mercu Buana seperti Masjid Manarul’ Amal / Masjid UMB, bangunan Kampus UMB (gedung rektorat, gedung C, gedung baru, tower UMB) agar tercipta kesatuan yang menyeluruh.

3). Membuat area publik yang nyaman dan cukup luas namun tetap memperhatikan efisiensi ruang, sehingga menjadi communal space yang baik untuk kegiatan

(4)

penghuni asrama mahasiswa maupun nantinya dapat dijadikan sebagai ruang yang disewakan untuk kegiatan kemahasiswaan lainnya maupun acara sejenisnya.

4). Memberikan akses yang mudah bagi pejalan kaki baik pada area luar (pedestrian) maupun area dalam site, serta menyediakan ruang untuk akses kaum difabel baik dari masyarakat pengguna asrama maupun kalangan mahasiswa UMB yang berkebutuhan khusus. Salah satu contoh dalam penerapan itu bisa dengan membuat akses berupa ramp maupun kemudahan pencapaian menuju lift dan lain sebagainya.

5). Membuat bangunan yang memperhatikan kelestarian alam sehingga menerapkan kaidah bangunan hijau yang telah di tetapkan pemda DKI Jakarta yang tercantum pada PERGUB DKI Jakarta nomor 38 tahun 2012 tentang Bangunan Hijau. Dalam penerapannya, desain bangunan asrama mahasiswa UMB nantinya akan mengelaborasi pemanfaatan peti kemas /container sebagai alternatif struktur baru dengan struktur tie and beam konvensional. Selain itu pada area-area tertentu (baik pada atap, lorong / selaras, maupun area publik) di bangunan akan dibuat urban farming sebagai salah satu program nyata dalam membantu pelestarian alam di lingkungan kampus UMB.

2.3. Student Housing

2.3.1. Pengertian Asrama Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar dan dipimpin oleh kepala asrama.

Menurut The Random House Dictionary of English Language (1967), asrama adalah "suatu bangunan seperti yang ada di perguruan tinggi, yang didalamnya terdapat sejumlah ruang privat atau semi privat untuk penghuninya, biasanya terdapat juga fasilitas kamar mandi bersama dan tempat untuk rekreasi".

Definisi asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi orang – orang yang bersifat homogen, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993). Sedangkan menurut wikipedia.org (2009), asrama adalah suatu tempat penginapan yang

(5)

ditujukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya murid – murid sekolah. Asrama biasanya merupakan sebuah bangunan dengan kamar – kamar yang dapat ditempati oleh beberapa penghuni di setiap kamarnya. Para penghuni menginap di asrama untuk jangka waktu yang lebih lama dari pada di hotel atau losmen. Alasan untuk memilih menghuni sebuah asrama bisa berupa tempat tinggal asal yang terlalu jauh, maupun untuk biayanya yang terbilang lebih murah dibandingkan bentuk penginapan lain, misalnya apartemen.

Dalam bahasa inggris asrama disebut dengan istilah dormitory yang berasal dari bahasa latin dormitorium yang berarti ruangan besar yang berisi sejumlah tempat tidur atau bangunan tempat tinggal dengan kamar-kamar berisi banyak tempat tidur. Pengertian tentang dormitory menurut Echolsdan Shadily (1975) dormitory adalah asrama mahasiswa. Barnhart and Barnhart (1983) menguraikan pengertian dormitory secara lebih terinci termasuk karakteristik bangunannya.

2.3.2. Tinjauan Terhadap Asrama dari Fungsi dan Tujuan

Pada umumnya student housing berfungsi untuk menampung, bertempat tinggal sementara atau jangka waktu tertentu, tergantung kepada:

 Jenis dan sifat dari asrama

 Keinginan dan tujuan dari penghuni atau penyewa.

Fungsi dan tujuan dari student housing tergantung pula pada keinginan dari pemilik atau penyelenggara, antara lain untuk tujuan keperluan komersil atau keperluan sosial. Selain itu, juga menampung program pemerintah dalam rangka pembenahan pelayanan akan akomodasi bagi masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal sementara.

2.3.3. Jenis Asrama Mahasiswa

Menurut Ernest Neufert (1989), ukuran pondok siswa (asrama) dibedakan menjadi 4, yaitu:

(6)

b) Pondok sedang menampung 40 100 tempat tidur c) Pondok besar menampung 100 125 tempat tidur

d) Pondok sangat besar menampung 250 600 tempat tidur

Terbesar mampu menampung 120 180, paling banyak 400 tempat tidur. Jumlah tempat tidur dihubungkan dengan jumlah tamu rata rata, sedang tempat tidur didesain dalam ukuran besar agar dapat menampung lebih banyak tamu.

Berdasarkan sistem pengelolaan, asrama dibagi menjadi 3 jenis (Kumalasari, 1989), yaitu:

1) Self contained; pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha dimana penghuni di dalamnya merupakan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang berdiri sendiri dan terlepas dari peraturan sebuah perguruan tinggi. Asrama ini lebih mementingkan segi sosial.

2) Komersial; pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan sebesar besarnya dengan harga sewa sesuai dengan lokasi dan fasilitas yang disediakan.

3) Bersubsidi; pengelolaannya dilakukan oleh suatu badan usaha, dimana demi kelangsungan operasionalnya mendapatkan subsidi. Terdapat dua macam asrama mahasiswa, yaitu bersubsidi sebagian dengan anggaran pengelolaan dibebankan sebagian kepada penyewa dan bersubsidi seluruhnya dengan anggaran pengelolaan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah, swasta, atau lembaga lainnya yang bertujuan meringankan beban mahasiswa.

2.3.4. Aspek Perilaku dalam Asrama Mahasiswa

Dalam buku Designing Place for People, Deasy dan Lasswell (1985) mengulas lebih jauh mengenai aspek aspek perilaku manusia di dalam asrama. Asrama merupakan tipe dari perumahan yang sifatnya tetap dan memiliki karakter karakter yang khas. Biasanya suatu asrama selalu berhubungan dengan institusi pendidikan, khususnya pendidikan yang setingkat dengan universitas. Pada mulanya asrama merupakan tempat tinggal bagi orang orang yang tidak saling mengenal sehingga situasi demikian seringkali menjadi kesulitan bagi penghuninya. Dalam

(7)

perencanaan asrama, pemikiran khusus seharusnya diberikan kepada masalah masalah yang berhubungan dengan sosialisasi dan individu yang bercampur di dalamnya dengan kebiasaan yang berbeda beda. Berikut ini aspek aspek perilaku di dalam asrama:

1) Keselamatan Pribadi (Personal Safety), di dalam asrama tidak lepas dari bahaya kriminal dan kekerasan, yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: peraturan asrama yang kurang ketat dan kurangnya pertahanan desain bangunan asrama.

2) Hak teritorial antara institusi pemilik asrama dan penghuni asrama. Hak para penghuni walaupun bersifat sementara, bukan berarti tidak penting, karena mereka harus menaati peraturan peraturan yang telah ditetapkan bersama. Peraturan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan penghuni agar memiliki perasaan teritorial tempat tinggal mereka yang bersifat temporer (sementara). 3) Privacy sangat penting bagi penghuni asrama sebagaimana orang lain

membutuhkannya, tetapi hal ini sangat sulit didapatkan di dalam asrama karena dihuni oleh banyak orang.

4) Pembentukan Kelompok (Friendship), biasanya terjadi pada tahun kedua, dimana pada tahun pertama antar penghuni masih menyesuaikan diri dengan penghuni lain. Pembentukan kelompok ini juga dapat meningkatkan rasa aman (personal safety) dan nyaman di dalam asrama.

2.3.5. Aspek Aktivitas dalam Asrama Mahasiswa

Menurut de Chiara, aktivitas di dalam asrama mahasiwa adalah sebagai berikut:

1) Belajar

Terdapat berbagai macam metode belajar dan juga berbagai macam alat menunjang belajar. Perencanaan ruang mahasiswa harus mengakomodasi berbagai macam metode dan berbagai alat penunjang belajar yang digunakan mahasiswa.

Dengan meningkatnya bidang dan pengaruh teknologi, maka penting untuk mempertimbangkan ketersediaan teknologi infrastruktur paling fleksibel dan maju pada waktu merancang. Untuk mengakomodasi segala kemungkinan, maka baik

(8)

apabila disediakan ruang untuk meja belajar (desk) yang cukup dan lemari penyimpanan.

Meja belajar mahasiswa digunakan untuk banyak aktivitas termasuk belajar. Aktivitas ini mensyaratkan untuk tersedianya ruang akan peralatan spesifik seperti komputer, monitor, keyboard, mouse, mouse pad, stereo, dan lampu belajar. Meja belajar ini juga menjadi tempat untuk membaca, mencatat, mencari referensi materi, dan menulis. Lokasi sumber data dan lemari penyimpanan dan juga rak buku juga harus diperhitungan. Kombinasi ruang yang disyaratkan di atas dengan penambahan ruang untuk perlengkapan pribadi (perhiasan) menjadi tidak cukup apabila memanfaatkan meja belajar ukuran 42 inci.

2) Tidur

Pola aktivitas mahasiswa jarang konsisten, mahasiswa dapat tidur kapan pun baik siang maupun malam. Dua penghuni dalam satu ruang jarang memiliki jadwal yang sama. Ujian dan aktivitas sosial membentuk pola mereka secara meluas. Terdapat beragam pola yang saat ini mengakibatkan konflik dalam satu unit ruang hunian. Variabel ini menjadi penting dalam mempertimbangkan perabot dan layout dalam ruang mahasiswa.

3) Bersosialisasi

Ruang mahasiswa selalu mengundang ketidak selarasan sosial. Tetapi, dengan pemisahan pada penekanan kegiatan belajar dan tidur, justru berlawanan sebagai lingkungan sosial. Aktif, perabot bebas (perabot yang mudah dipindah) mengijinkan mahasiswa untuk berkesempatan mengatur ruang dengan cara yang paling efektif di pertemuan sesuai dengan kebutuhan mereka, hal tersebut harus memungkinkan adanya percakapan atau pertemuan yang intim dengan jumlah penambahan secara individu pada ruang privat.

Aktivitas yang diselenggarakan dalam asrama terdiri dari aspek aspek:

a) Pengembangan penalaran dengan adanya arahan dan fasilitas yang mendukung, seperti pembentukan kelompok belajar dan kelompok diskusi dan penyediaan ruang bersama.

(9)

b) Pengembangan moral dengan mengarahkan mahasiswa dalam hal perilaku yang benar, menanamkan disiplin, kepercayaan kepada Tuhan, rasa menghormati di antara pemeluk agama dan ikut merawat serta menjaga lingkungan asrama beserta isinya.

c) Pengembangan olahraga dengan mengarahan mahasiswa untuk melakukan olahraga yang sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki dalam rangka menumbuhkan kesadaran akan manfaat olahraga untuk menjaga kesegaran jasmani. Hal tersebut dapat terlaksana dengan penyediaan fasilitas olahraga yang memadai. (Designing Place forPeople, 1985).

2.3.6. Daya Tampung Tiap Kamar

Penentuan daya tampung tiap tiap kamar berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1) Privacy, ketenangan dan kenyamanan bagi penghuni terjaga dengan baik 2) Diusahakan semaksimal mungkin langkah langkah pencegahan terhadap

perkelahian, kekerasan, dan penyimpangan penyimpang yang tidak pada tempatnya.

3) Membantu menciptakan kemandirian, namun tetap memperhatikan lingkungan sosial sekitarnya.

4) Mengingat agar biaya sewa tidak terlalu tinggi maka diusahakan pemakaian luas lantai yang seoptimal mungkin.

Berdasarkan pertimbangan di atas, daya tampung tiap kamar sebagai berikut: a) Dalam 1 kamar dihuni 1 orang (single room) Kelebihan: rasa privacy tinggi, kedisiplinan lebih mudah ditanamkan, serta cara belajar individu yang lebih efisien. Kekurangan: berkurangnya rasa kebersamaan, membutuhkan banyak ruang dan biaya pemeliharaan tinggi.

b) Dalam 1 kamar dihuni 2-3 orang (double/triple room) Kelebihan: lebih menonjolkan rasa kebersamaan, cara belajar dalam kelompok lebih baik, biaya pemeliharaan lebih murah. Kekurangan: rasa privacy kurang, bagi yang biasa belajar individu menjadi terganggu.

(10)

c) Dalam 1 kamar dihuni 4 orang (four-student room) Kelebihan: rasa kebersamaan dalam kelompok lebih besar, biaya pemeliharaan lebih murah, Kekurangan: rasa privacy kurang terjamin, cara belajar individu kurang efisien, mudah timbul pelanggaran peraturan yang berlaku dan akan menimbulkan perasaan kurang / tidak aman. (Kumalasari, 1989)

Tabel 2.1. : Perbandingan Daya Tampung (Kapasitas) Tiap Kamar

d) Suite

Suite adalah susunan yang terdiri dari empat atau lebih mahasiswa yang berbagai semua orang dalam single atau double rooms, dengan atau tanpa kamar mandi, dan tentu saja dengan ruang komunal ekstra. Melalui cara ini, kelompok mahasiswa bekerja dan hidup bersama dengan jelas memiliki satu ruang di bawah kontrol mereka yang mungkin digunakan untuk tiga aspek utama ruang hunian, yaitu tidur, belajar, dan beraktivitas sosial. Ruang komunal dalam suite mengurangi tekanan rasa dua mahasiswa yang mencoba berbagi satu ruang. Ruang ini juga disediakan untuk aktivitas sosial layaknya di ruang tamu bangunan perumahan. Pembagian jumlah ruang secara adil berdasarkan jumlah mahasiswa membuat kemungkinan adanya dengan kamar mandi dengan skala perumahan untuk suite bagi mahasiswa, termasuk pelayanan, dan fasilitas kebersihan. Penurunan syarat perawatan akan melunasi kenaikan biaya awal yang berupa fasilitas kamar mandi yang kecil. Selain itu juga peningkatan secara luas dari waktu ke waktu akan kualitas penghuni dalam lingkungan perumahan untuk mahasiswa.

(11)

Apartemen berbeda dari suite karena menyediakan dapur. Terdiri dari single rooms atau double rooms yang dibangun mengelilingi ruang komunal seperti suite, atau mungkin dengan jumlah mahasiswa dalam ruang tidur dan ruang komunal lain untuk bersosialisasi, pertemuan, dan belajar.

Beberapa mahasiswa beranggapan mereka akan mendapatkan makanan dengan harga murah jika mereka memasak dan belanja sendiri. Karena itu, apartemen mensyaratkan kapasitas ruang untuk suplai makanan yang cukup untuk jumlah penghuni yang hidup di apartemen. Mahasiswa yang tinggal di apartemen atau di luar kampus sering memiliki alternatif untuk makan di rumah. Pusat servis makanan akan menyediakan hal tersebut dan melayani untuk banyak mahasiswa.

Banyak hal menarik di apartemen dan perbandingan kebebasan dari kontrol lingkungan, salah satunya penghargaan untuk aktivitas di luar pendidikan. Hal ini bukan berarti universitas melupakan tanggung jawab tetapi lebih ke pengakuan akan kualitas kemandirian mahasiswa.

Mahasiswa yang tinggal di apartemen memelihara terciptanya relasi dengan berbagai ruang. Pola ini lebih ke angkatan atas dengan mahasiswa baru dan sebaliknya. Mahasiswa berkemampuan dalam menyusun perkenalan kampus dan saat ini memperhatikan dalam mengolah pertemanan. Apartemen seperti suite, dapat berkelompok untuk mewadahi aktivitas yang dikombinasi pemakaian ruangnya untuk rekreasi, belajar, dan sosial sehiangga ukuran pertemanan semakin mungkin meluas.

Sejak kunci perbedaan antara suite dengan apartemen terletak pada dapur, ketentuan akan termasuk dalam lokasi stop kontak dapur. Ini memungkinkan di masa mendatang untuk perubahan fungsi dan mempertinggi tingkat fleksibelitas. ( Time-Saver Standards For BuildingTypes, 2001).

2.3.7. Kebutuhan Ruang Asrama

Secara umum, bangunan asrama mahasiswa membutuhkan beberapa ruang sebagai penunjang kegiatan belajar mahasiswa, dan ruang yang dapat mewadahi segala kegiatan dan kebutuhan pokok mahasiswa akan tempat tinggal dan tempat bersosialisasi antar sesama penghuni asrama. Kebutuhan asrama berdasarkan standar bangunan asrama adalah sebagai berikut:

(12)

Ruang tidur melayani kegiatan tinggal dan sosialisasi, namun kedua kegiatan tersebut dipisahkan secara fisik. Penataan perabot kamar tidur diupayakan agar dapat menghemat pemakaian ruang dan menciptakan suasana keakraban seperti layaknya suatu keluarga. Tempat tidur dipilih yang tunggal dan tidak permanan. Lemari pakaian dipilih yang tunggal dan permanen untuk mengurangi kecenderungan mahasiswa membuat sekat sekat yang mengurangi rasa kesatuan dan persaudaraan di dalam kamar tidur. Berikut ini merupakan alternatif penataan dan kesan yang tampil:

Penataan perabot kamar belajar pribadi diupayakan agar menghemat tempat tetapi cukup memberi suasana belajar yang nyaman dan privacy.

2) Ruang makan bersama dan dapur

Ruang makan bersama ini diperuntukkan bagi seluruh penghuni asrama, di samping itu untuk mengatur agar kegiatan makan bersama benar benar bermanfaat untuk kegiatan sosialisasi dan menumbuhkan kebiasaan kebiasaan

seperti:

a. Kebiasaan menghargai hak milik orang lain b. Kebiasaan berbagi dengan orang lain c. Kebiasaan makan secara teratur d. Kebiasaan makan dengan etiket

Ruang makan selain berfungsi sebagai ruang untuk makan bersama bagi penghuni asrama, juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi bagi penguni asrama di luar waktu kuliah.

(13)

Gambar 2.1. : Ruang Makan (Sumber: Dobber, Richard P., 1973)

3) Kamar Mandi dan Ruang Cuci

Pelayanan kamar mandi dan WC didasarkan pada pertimbangan: a. Keleluasaan pribadi

b. Kemudahan pengaturan giliran c. Kemudahan perawatan

4) Ruang rekreasi

Ruang ini digunakan sebagai tempat bersantai dan melakukan kegiatan bersama, misalnya: menonton televisi, dan bersosialisasi antar penghuni asrama. 5) Sarana Olahrga

Sebagai komunitas muda, mahasiswa membutuhkan suatu sarana dan ruang untuk menyalurkan hobi mereka dalam berolahraga, untuk itu di dalam lingkungan asrama harus terdapat suatu ruangan untuk mewadahi kegiatan tersebut.

6) Ruang Serba Guna atau Ruang Bersama

Ruang serba guna di dalam asrama berfungsi sebagai tempat tinggal untuk melakukan kegiatan bersama yang diadakan secara rutin maupun insidental. Gedung serba guna ini selain sebagai bangunan pendukung di dalam asrama juga berfungsi sebagai ruang bersama yang dapat meningkatkan kebersamaan antar penghuni di dalam asrama. Suasana yang dibutuhkan dalam ruang serba guna ini adalah:

(14)

a. Sirkulasi udara dalam ruang baik b. Memperoleh pencahayaan yang cukup

c. Ruang luas dengan minim sekat, sehingga suasana keterbukaan lebih terlihat

Gambar 2.2. : Ruang Bersama (Serba Guna) (Sumber: Dobber, Richard P., 1973)

7) Ruang Belajar dan Perpustakaan Bersama

Ruang belajar bersama ini diperuntukkan khusus bagi penghuni asrama dan didasarkan pada pertimbangan:

a. Keleluasaan dan kenyamanan belajar b. Interaksi

c. Kemudahan

d. Tidak mengganggu privasi kegiatan tinggal

Di samping itu ruang perpustakaan juga menjadi salah satu bagian utama di dalam asrama, karena ruangan ini digunakan untuk mendukung kegiatan utama mahasiswa, yaitu belajar, menambah pengetahuan, dan sebagai ruang bersama.

(15)

Gambar 2.3. : Perpustakaan dan Ruang Belajar (Sumber: Dobber, Richard P., 1973)

8) Area Parkir dan Ruang Hijau

Di dalam lingkungan asrama mahasiswa harus disediakan area parkir dan ruang hijau sebagai bagian dari fasilitas pendukung kegiatan penghuni asrama.

Gambar 2.4. : Ruang Hijau (Sumber: Dobber, Richard P., 1973)

9) Ruang Pengelola Asrama

Ruang pengelola yang terdiri dari ruang tamu, ruang administrasi, serta ruang petugas, menjadi bagian di dalam lingkup bangunan asrama mahasiswa. Ruangan ini digunakan sebagai wadah dan sarana bagi staf pengelola asrama dalam menjaga dan mengawasi segala kegiatan yang berlangsung di dalam asrama mahasiswa.

2.3.8. Tinjauan Umum Proyek

(16)

 Lokasi : Area Masjid UMB, Jl. Meruya Selatan

 Luas Lahan : 5803 m2  GSB : 10 m

 KDB : 60%   KLB : 2.4 

 Tinggi : Disesuaikan (max. 8 lt.)  Batas-Batas Lahan :

o Utara : Permukiman Penduduk o Timur : Ruko + Jl. Meruya Selatan o Barat : Permukiman Penduduk o Selatan : Masjid UMB

 Bukaan Tapak : JL. Meruya Selatan + Masjid UMB

Lokasi

Gambar 2.5. : Peta Lokasi Pembangunan Student Housing (Sumber: Google Map)

(17)

Tapak perencanaan yang dipilih adalah area perencanaa Student Housing UMB. Berdasarkan sumber masterplan yang menjelaskan tentang pengembangan kawasan kampus UMB dan sesuai dengan permasalahan yang telah di bahas pada BAB I yang terjadi pada kampus UMB, sehingga dirasa perlu adanya pembangunan student housing pada kawasan kampus UMB.

Gambar 2.6. : Batas-Batas Lahan (Sumber: Observasi Agustus 2014)

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis

1. Monroe College

a) Faslitas

Universitas Monroe menawarkan asrama tradisional tipe suite dengan pelayanan sebaik apartemen dengan beberapa fasilitas tamabahan dekat kampus. b) Gedung Allison Hall

(18)

Gedung Allison Hall adalah bangunan asrama setinggi enam lantai di jalan utama hanya beberapa langkah dari kelas.Masing-masing suite memiliki dua kamar tidur dan kamar mandu, telepon dan penyejuk udara.Bangunan ini dilengkapi dengan sistem AC terpusat dan telah dilengkapi dengan perabotan yang dibutuhkan mahasiswa.Setiap lantai memiliki ruang bersama yang memungkinkan penghuni lantai tersebut untuk berinteraksi dan bersosialisasi dilengkapi dengan fasilitas TV kabel 24 jam sehari, dan sebagai tambahan bangunan ini memiliki fasilitas pusat kebugaran, lounge computer, dan fasilitas laundry.

Gambar 2.7. : Asrama Monroe College, Gedung Allison Hall (Sumber: www.google.com)

Gambar 2.8. : Asrama Monroe College, Gedung Allison Hall (Sumber: www.google.com)

c) Prioritas Ruang

Sistem sewa ruang kamar disini berdasarkan sistem siapa tercepat akan mendapat kamar, dan berdasar sistem kemampuan membayar uang sewa.

(19)

d) Ruang Makan

Universitas Monroe merupakan universitas pertama yang mengutamakan kualitas kuliner dengan komitmen untuk melayani setiap kebutuhan makan mahasiswa yang tinggal di asrama Monroe dengan ruang makan bersama. Di asrama ini mahasiswa dapat menikmati semua makanan yang ada di kafetaria karena sudah termasuk dalam biaya hidup perbulan dan menikmatinya dengan santai di taman ketika cuaca memungkinkan. Sedangkan untuk apartemen Monroe tidak demikian karena disetiap kamarnya sudah memiliki dapur dan segala peralatan masak sehingga mereka bias mempersiapkan semua kebutuhannya sendiri.

Gambar 2.9. : Ruang Kuliner, Asrama Monroe College (Sumber: www.google.com)

e) Sistem Keamanan

Masing-masing asrama dalam sebuah kampus dipimpin oleh seorang Direktur asrama yang merupakan pegawai sepenuh waktu dan bertanggung jawab atas pengaturan asrama dan seorang asisten asrama yang merupakan mahasiswa dan bertanggung jawab dalam merawat suasanan kondusif antar penghuni asrama mencegah pertengkaran atau kekerasan di dalam asrama dan bertanggung jawab mengawasi kegiatan atau event-event yang diadakan oleh mahasiswa di dalam asrama.

Selain itu bangunan asrama diawasi ketat ooleh tim keamanan selama 24 jam penuh dibantu dengan sistem kamera pengawas di seluruh penjuru bangunan, selain itu alarm emergensi juga tersedia dibangunan ini untuk mengantisipasi keadaan darurat.

(20)

f) Sistem Kunjungan

Pengunjung seperti keluarga maupun teman dari luar kota diijinkan berkunjung dalam jam kunjung, namun tidak diijinkan menginap. Maka untuk mengantisipasi tersebut kampus menyediakan fasilitas penginapan murah untuk para tamu yang datang berkunjung dan memerlukan tempat tinggal di sekitar kampus.

g) Jam Kunjung Untuk Tamu

 Tamu mahasiswa Minggu – Rabu : 09.00 – 24.00 Kamis – Sabtu : 09.00 – 02.00  Tamu lain Minggu – Rabu : 09.00 – 22.00 Kamis – Sabtu : 09.00 – 24.00 2. Asrama UNDIP Semarang

Asrama mahasiswa di Universitas Diponegoro, daerah Tembalang Dari hasil survey mengetahui bahwa dalam 1 kamar terdapat 3 orang mahasiswa.

 Di asrama mahasiswa UNDIP Tembalang ada salah satu masa bangunannya yang tiap kamarnya memiliki kamar mandi dalam dan masa yang lain tidak memiliki kamar mandi dalam.

 Pada tiap masa bangunan terdapat saff sampah dan reservoir. Selain itu ada ram untuk mempermudah menaikkan barang dari lantai dasar ke lantai 1. Juga terdapat tempat kontrol.

(21)

Gambar 2.10. : Fasilitas UNDIP Semarang

3. Liliore Green Rains Houses, Stanford University

Liliore Green Rains Houses adalah sebuah komplek asrama mahasiswa Stanford University yang memiliki 30 bangunan hunian dan 8 gedung bersama yang berfungsi sebagai kantor pengelola dan ruang bersama.

Asrama ini memilki 246 unit yang tidak dari tempat tidur dengan luas ± 575 sq.f dan 72 unit yang terdiri vdari 2 tempat tidur. Walau begitu fasilitas dan furniture yang dimiliki masing – masing unit tetap sama, yaitu berisi dengan twin extra long bed, telepon, jaringan TV bdan computer yang terkoneksi internet, serta mgudang di samping lemari pakaian.

(22)

Setiap dapur memilki sebuah freezer, ompor, oven, dan tempat sampah. Untuk ruang laundry, asrama ini menyediakan 5 ruang laundry yang dapat mencuci dan mengeringkan pakaian. Pada ruang computer terdapat beberapa komputer yang dilengkapi dengan print laser. Pada ruang bersama tedapat sofa, kursi TV, dan meja belajar. Asrama ini juga memilki ruang pertemuan yang mudah diakses, yaitu di gedung 5, dilengkapi dengan meja, kursi dan white board.

Gambar 2.11. : Siteplan of Liliore Rains Houses, Stanford University (Sumber: www.starford.edu)

Gambar 2.12. : Tampak depan hunian asrama (Sumber: www.starford.edu)

Gambar 2.13. : Tampak depan hunian pengelola asrama (Sumber: www.starford.edu)

(23)

Gambar 2.14. : Perspektif hunian asrama (Sumber: www.starford.edu)

Gambar 2.15. : Fasilitas bersama dalam unit hunian asrama (Sumber: www.starford.edu)

2.5. Persyaratan dan Kebutuhan Desain

Menurut Time Saver Standart macam kegiatan mahasiswa yang berlangsung dalam asrama:

Belajar

Ruang belajar dalam asrama biasanya dilakukan di kamar masing-masing atau di ruang-ruang sosialisasi yang biasa digunakan untuk berbagai kegiatan baik resmi maupun diskusi kelompok yang tersedia di masing-masing lantai.

Beristirahat

Ruang tidur mahasiswa merupakan bagian paling privat bagi mahasiswa dalam ruang asrama.

(24)

o Ruang Tunggal/Single Rooms

Kepemilikan tunggal ini memungkinkan pengendalian privasi bagi mahasiswa.

Gambar 2.16. : Ruang Tunggal/Single Rooms (Sumber: Time-Saver Standars For Building Types (2001))

o Ruang ganda terpisah/Split Double Rooms

Yang dimaksud ganda terpisah ini adalah dua ruang terpisah yang dihubungkan dengan pintu penghubung dengan kepemilikan satu ruang bersama yang berupa koridor atau tempat berkumpul, yang kemudian memberikan keterbatasan visual dan akustika. Hal ini ditujukan untuk menghindari konflik akibat perbedaan ketertarikan dan kegiatan.

o Ruang ganda bersama/Double Rooms

Ruang ganda bersama tidak memiliki pemisah ruang sehingga memungkinkan berbagai kegiatas bersama dalam ruang tersebut.

(25)

Gambar 2.17. : Ruang ganda bersama/Double Rooms (Sumber: Time-Saver Standars For Building Types (2001))

o Ruang ganda tiga/Triple Rooms

Ruang bersama yang digunakan tiga mahasiswa secara bersama namun kini sudah jarang diimplementasikan karena tidak menunjang dalam perndidikan masa kini. Sistem ini hanya diterapkan lebih pada keterbatasan ekonomi mahasiswa.

o Ruang ganda empat/Four-Student Rooms

Sama seperti ruang ganda tiga, ruang ganda empat sangat tidak sesuai bila diterapkan pada masa sekarang karena kepemilikan bersama untuk empat orang akan menimbulkan konflik dan sangat tidak menyediakan kenyamanan privasi.

o Suites

Yang dimaksud suites disini adalah dua ruang tidur yang masingmasing dimiliki bersama dua orang dengan kepemilikan bersama atas satu ruang tamu/ruang berkumpul bersama.

(26)

Gambar 2.18. : Suite

(Sumber: Time-Saver Standars For Building Types (2001))

Definisi Standar luas ruang tidur: o Minimal :

Luas minimal yang dibutuhkan mahasiswa dalam kamar yang memungkinkan adanya tumpukan (overlap) interior.

o Optimal :

Ruang yang dianggap cukup tanpa overlap baik interior maupun sisa ruang.

o General :

Menyediakan tidak saja ruang untuk interior namun memungkinkan kenyamanan bergerak

Standart Luas Ruang Tidur: a. Ruang Tunggal/Single Rooms

Minimal: 8,5 m2 Optimal : 10 m2 General : 11 m2

(27)

b. Ruang Ganda/Dobel rooms, tanpa tempat tidur susun: Minimal : 16 m2

Optimal : 20,5 m2 General : 22 m2

c. Ruang Ganda/Dobel rooms, dengan tempat tidur susun: Minimal : 13 sq feet

Optimal : 15sq feet General : 17 sq feet

Bersosialisasi

Kegiatan bersosialisasi akan terjadi apabila tersredia fasilitas-fasilitas yang memungkinkan terjadinya sosialisasi dan interaksi antar penghuni asrama.

Fasilitas-fasilitas yang ada dalam asrama antara lain: o Kamar mandi

Posisi kamar mandi pada asrama biasanya terpusat karena pertimbangan faktor ekonomi. Pemasangan instalasi kamar mandi dengan sistem terpusat membutuhkan biaya yang lebih rendah dibanging dengan biaya instalasi dengan titik terpencar.

o Ruang makan

Dalam mendesain ruang makan perlu dipertimbangkan masalah efisiensi, fleksibitas, dan permasalahan ekonomi di samping harus juga mempertimbangkan kenyamanan dan lingkungan sosial ruang makan yang baik. Masalah keamanan dan kebersihan juga harus dipertimbangkan dalam perancangan ruang persiapan makanan.

o Ruang rekreasi dan kegiatan sosial

Dalam merancang ruang rekreasi dan kegiatan social dibutuhkan kreativitas dalam bentuk,ukuran, dan fasilitas dikarenakan sangat berperan dalam terjadinya interaksi dan sosialisasi antar mahasiswa baik yang baru

(28)

dan lama. Ruang rekreasi di setiap lantai baik kecil maupun besar dibutuhkan untuk mewadahi berbagai aktivitas mahasiswa. Pertimbangan perabot dan instalasi listrik harus fleksibel untuk pertimbangan berbagai aktivitas mahasiswa.

o Kultural

Asrama pada dasarnya mampu mewadahi seluruh kegiatan dalam mahasiswa dari pentas music sampai diskusi, maka dari itu adalah tugas dan kebutuhan dalam mendesain untuk memperhalus masa transisi dan perbedaan antara mahasiswa baru sampai kepada mahasiswa tingkat atas. o Ruang servis dan penyimpanan

Sebuah bangunan asrama harus memenuhi beberapa fasilitas seperti: • Ruang perawatan

• Ruang peralatan mekanikal dan elektrikal

• Ruang penampungan pembuangan dari ruang tidur mahasiswa seperti ruang pengumpulan sampah.

Perawatan dari sistem elektrikan dan mekanikal yang efektif harus bias diakses tanpa mengganggu priasi dari mahasiswa, maka dari itu dibutuhkan penempatan khusus untuk panel-panel elektrikal dan instalasi seta peralatan untuk mewujudkannya.

Ruang sirkulasi

5 perencanaan dasar mengenai ruang sirkulasi:

• Koridor dengan ruang tidur di kedua sisinya (The Double-Loaded Corridor) : ruang kamar yang berjajar dipisahkan oleh koridor sebesar 2,5m yang di salah satu ujungnya dilengkapi kelompok kamar mandi atau kamar mandi terpusat, dan tangga di sisi satunya.

(29)

Gambar 2.19. : The Double-Loaded Corridor (Sumber: Time-Saver Standars For Building Types (2001))

• Tipe perencanaan galeri (The Gallery Plan): variasi dari koridor dengan ruang tidur di kedua sisinya namun memiliki pintu untuk menuju koridor.

Gambar 2.20. : The Gallery Plan

(Sumber: Time-Saver Standars For Building Types (2001))

• Tipe Perluasan lorong (The extended core plan): sistem jajaran ruang tidur yang ditengahnya terdapat koridor dan ruang servise termasuk kamar mandi, ruang sanitasi,ruang mekanikal dan elektrikal, serta tangga dan elevator.

(30)

Gambar 2.21. : The extended core plan

(Sumber: Time-Saver Standars For Building Types (2001))

• Rumah vertical (Vertical House) : rangkaian dari 4-8 ruang tidur dan tiap kelompok tersebut memiliki tangga dan kamar mandinya sendiri, sehingga dapat menciptakan perasaan seperti rumah sendiri.

Gambar 2.22. : Rumah vertical (Vertical House) (Sumber: Time-Saver Standars For Building Types (2001))

• Tipe terpusat (Core Plan) : biasanya digunakan dalam bangunan bertingkat tinggi dengan kebutuhan sirkulasi vertical, tangga dan lift terletak di pusat bangunan.

(31)

Gambar 2.23. : Tipe terpusat (Core Plan)

(32)

2.6. Survey Lapangan

Gambar

Tabel 2.1. : Perbandingan Daya Tampung (Kapasitas) Tiap Kamar
Gambar 2.1. : Ruang Makan  (Sumber: Dobber, Richard P., 1973)
Gambar 2.2. : Ruang Bersama (Serba Guna)  (Sumber: Dobber, Richard P., 1973)
Gambar 2.4. : Ruang Hijau  (Sumber: Dobber, Richard P., 1973)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat

c. Mahasiswa dan Lulusan: 1) Secara kuantitatif, jumlah mahasiswa baru yang diterima Prodi PAI relatif stabil dan di atas rata-rata dibandingkan dengan jumlah

Alat itu digunakan pada proses terakhir yaitu pada proses pengaduk telur omlet, dimana alat tersebut bekerja menggunakan sumber daya dari motor listrik yang menggerakkan

Sri Setyani, M.Hum Tulus Yuniasih, S.IP., M.Soc.Sc Dra.. Sri Setyani,

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Agenda Clustering Requirement untuk clustering Tipe data dalam cluster analysis Interval-scale variable Binary variable Nominal variable Ordinal variable Ratio-scaled

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah diujikan dengan menggunakan metode active contour adalah informasi evolusi kurva yang melingkupi sebuah

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan taufik, hidayah dan rahmat-Nya sehingga skripsi dengan judul “Aplikasi Simulasi Penghitungan