• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. berada di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. berada di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24 BAB III PEMBAHASAN A. Gambaran Umum

1. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta berbentuk Kantor Dinas Luar Tingkat I (KDL Tk. 1) Surakarta yang berada di bawah wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta. Dengan adanya peningkatan jumlah Wajib Pajak dan jumlah penerimaan pajak, pada tahun 1966 Kantor Dinas Luar Tingkat I Surakarta statusnya ditingkatkan menjadi Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta. Pada akhir tahun tersebut semua Kantor Inspeksi Keuangan di seluruh wilayah Indonesia diubah nama menjadi Kantor Inspeksi Pajak (KIP), sehingga Kantor Inspeksi Keuangan Surakarta juga berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak Surakarta tipe B dengan wilayah yang mencakup seluruh wilayah eks Karisidenan Surakarta.

Dalam perkembangannya berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1988. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 276/KMK.01/1989 tanggal 25 Maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Inspeksi Pajak Surakarta berubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Surakarta tipe B dengan mencakup wilayah kerja meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Karanganyar. Organisasi dan Tata

(2)

Kerja Direktorat Jenderal Pajak membagi Kantor Pelayanan Pajak Surakarta menjadi :

b. Kantor Pelayanan Pajak Surakarta tipe B dengan wilayah kerja yang meliputi Kotamadaya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen.

c. Kantor Pelayanan Pajak Klaten tipe B dengan wilayah kerja yang meliputi Kota Administrasi Klaten, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Wonogiri.

d. Unit Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (UPP) Surakarta Tipe B, dengan wilayah kerja meliputi seluruh wilayah eks Karisidenan Surakarta (wilayah kerja Kantor Inspeksi Pajak Surakarta).

Perkem bangan selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nom or 94/KM K.01/1994 tanggal 29 M aret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta tipe B berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak tipe A dengan wilayah kerja Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sragen. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta membawahi wilayah kerja :

a. Daerah Administrasi : Kota Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali.

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id26

b. Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan Surakarta dan Sragen.

Sehubungan dengan adanya reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yang beralamat di Jalan K.H. Agus Salim No.1 Surakarta terbentuk berdasarkan surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 141/Pj/2007 yang ditetapkan pada tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah I, Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II, Kantor Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mulai beroperasi tanggal 30 Oktober 2007. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nom or KEP 315/KMK.01/2007 tentang Organisasi dan Tata Kelola Direktorat jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta adalah instansi vertikal yang berada di bawah Direktorat jenderal Pajak dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II.

Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan bagian dari program reformasi birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak tahun 2002 yang ditandai dengan

(4)

terbentuknya Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Wajib Pajak Besar. Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama lanjutan dilandasi dengan terbitnya Surat Edaran Nomor 19/PJ/2007 tanggal 13 April 2007 tentang Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak.

Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama di seluruh wilayah Indonesia dilaksanakan pada Tahun 2007-2008. Perubahan-perubahan yang dilakukan meliputi struktur organisasi, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana serta manajemen sumber daya manusianya. Perbaikan dalam struktur Direktorat Jenderal Pajak terefleksi pada karakter kantor yang modern antara lain adanya Account Representative (AR) untuk pelayanan kepada Wajib Pajak, Penerapan Kode Etik Pegawai yang diawasi oleh Komite Kode Etik Pegawai, dan Sistem penggajian pegawai yang lebih baik dari sebelumnya.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan gabungan dari 2 jenis unit kantor yang berbeda, yaitu Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Bumi dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dengan masing-masing seksi dimasukkan ke dalam seksi-seksi yang baru sebagai berikut :

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi

Seksi pengawasan dan Konsultasi memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak yang berupa bimbingan atau penyuluhan.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id28

Selain itu terdapat juga tugas pengawasan pada kepatuhan pembayaran dan pelaporan, juga melakukan penggalian potensi yang didasarkan pada hasil pengawasan dan bimbingan. Di wilayah Kota Surakarta, seksi Pengawasan dan Konsultasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama dibagi menjadi 4 (empat) :

1. Pengawasan dan Konsultasi I untuk wilayah kerja Kecamatan Laweyan. Meliputi: Kerten, Penumping, Panularan, Purwosari, Jajar, Karanganyar, Laweyan, Bumi, Pajang, Sriwedari, dan Sondakan

2. Pengawasan dan Konsultasi II untuk wilayah kerja Kecamatan Jebres. Meliputi: Mojosongo Timur, Mojosongo Barat, Sudiroprajan, Tegalharjo, Pucangsawit, Gandekan, Jebres Utara, Jebres Selatan, Kepatihan Wetan, Kepatihan Kulon, Purwodiningratan, Kampungsewu, dan Jagalan

3. Pengawasan dan Konsultasi III untuk wilayah kerja Kecamatan Pasar Kliwon dan Serengan. Meliputi: Tipes, Kauman, Pasarkliwon, danukusuman, Joyosuran, Serengan, Kemlayan, Sangkrah, Gajahan, Kampung Baru, Kratonan, Jayengan, Kedunglumbu, Joyotakan, Semanggi, dan Baluwarti.

4. Pengawasan dan Konsultasi IV untuk wilayah kerja Kecamatan Banjarsari. Meliputi: Kadipiro, Sumber,

(6)

Gilingan, Banyuanyar, Nusukan, Mangkubumen, Manahan, Keprabon, Timuran, Setabelan, Punggawan, Kestalan, dan Ketelan

6. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling serta penyiapan laporan kerja.

7. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta melakukan kerja sama perpajakan.

8. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi Ekstensifikasi merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, serta bertugas menindaklanjuti data yang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak untuk dihimbau agar segera memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id30

9. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pelaksanaan Pajak, serta administrasi pemeriksaan pajak lainnya.

10. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

11. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah tangga.

2. Lokasi Instansi

Kantor Pelayanan Pajak Pratama berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim No.1 Surakarta 57147. Telepon (0271) 718246. Faximile (0271) 728436.

3. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak dalam bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(8)

4. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan, ekstensifikasi Wajib Pajak.

b. Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan/ Masa serta berkas Wajib Pajak.

c. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Langsung lainnya.

d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak atas penjualan Barang Mewah, dan Pajak Langsung lainnya.

e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan. f. Penerbitan Surat Ketetapan.

g. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak. h. Pengurangan sanksi.

i. Penyuluhan dan konsultasi pajak.

j. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.

5. Visi, Misi, dan Nilai kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta a. Visi

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id32

Dalam menjaqlankan tugasnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta mengacu pada visi yang dimiliki oleh

yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas

b. Misi

Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan anggaran Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan

c. Nilai

Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan, dan Kesempurnaan. 6. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta adalah mengoptimalkan serta memaksimalkan potensi penerimaan pajak di Kota Surakarta.

7. Peran Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

a) Meningkatkan dan mengamankan pendapatan negara dari sektor pajak, serta non pajak sesuai dengan peraturan

(10)

perundang-undangan yang berlaku sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri, guna membiayai tugas pemerintah dan melaksanakan pembangunan nasional. b) Ikut serta dalam pembangunan dunia usaha dan industri dalam

negeri dengan jalan memberikan fasilitas kebijakan fiskal, seperti memberikan kemudahan dalam pengolahan bahan baku impor untuk memproduksi barang ekspor serta pencegahan dan pemberantasan penyelundupan.

(11)

3 4 8 . S tr u k tu r O rg an is as i K ep al a S u b b a g U m u m P el ak sa n a K ep al a S e k si P el a y an an K ep al a S e k si P D I K ep al a S e k si E k st en si fi k as i K ep al a S e k si W a sk o n I K ep al a S e k si W a sk o n I I K ep al a S e k si W a sk o n I II K ep al a S e k si W a sk o n I V K ep al a S e k si P em er ik sa an K ep al a S e k si P en a g ih an P el ak sa n a P el ak sa n a P el ak sa n a P el ak sa n a A R A R A R A R K ep al a K a n to r Ju ru S it a P el ak sa n a P el ak sa n a K el o m p o k F u n g si o n a l P el ak sa n a P el ak sa n a

(12)

9. Deskripsi Jabatan

Tabel 3.1 Deskripsi Jabatan

No Bagian Jabatan Jumlah

1 KPP Pratama

Kepala Kantor 1

Pelaksana 1

2 Sub Bagian Umum

Kepala SubBag 1

Bendaharawan 1

Pelaksana 7

3

Seksi Pengolahan Data dan Informasi Kepala Seksi 1 Pelaksana 6 Operator Console 3 4 Seksi Pelayanan Kepala Seksi 1 Pelaksana 14 5 Seksi Pemeriksaan Kepala Seksi 1 Pelaksana 1 6 Seksi Penagihan Pelaksana 2 Juru Sita 2 7

Seksi Pengawasan dan Konsultasi I

Kepala Seksi 1

Account Representative 7

8

Seksi Pengawasan dan Konsultasi II

Kepala Seksi 1

Pelaksana 1

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id36

9

Seksi Pengawasan dan Konsultasi III

Kepala Seksi 1

Pelaksana 1

Account Representative 8

10

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Kepala Seksi 1 Pelaksana 1 Account Representative 7 11 Seksi Ekstensifikasi Kepala Seksi 1 Pelaksana 3

Pemeriksa Pajak Madya 1

Pemeriksa Pajak Muda 3

Pemeriksa Pajak Pelaksana Lanjutan

5

Pemeriksa Pajak Pertama 5 Pemeriksa Pajak Pelaksana 3

Penilai PBB Penyelia 1

Penilai PBB Pelaksana 1

Jumlah 100

Berdasarkan standar Prosedur Operasi Direktur Jenderal Pajak Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-14/Pj/2008 tentang Fungsi dan Tugas Pokok dari Seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah sebagai berikut :

(14)

a) Menerima dokumen, memproses, dan penatausahaan dokumen masuk di Subbag Umum serta penyampaian dokumen di Kantor Pelayanan Pajak.

b) Mengajukan pengujian kesehatan pegawai, pengurusan gaji, pengajuan uang makan Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pemberhentian gaji. Tugas lainnya yaitu melaksanakan pelantikan, sumpah jabatan, dan serah terima jabatan, serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS).

c) Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan ijin melanjutkan pendidikan diluar kedinasan, mengajukan usul peserta pendidikan di luar negeri.

d) Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul permohonan pensiun janda/duda, pengajuan usul permohonan berhenti bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atas permintaan sendiri, dan pengajuan usul pengangkatan bendahara.

e) Menyusun laporan bulanan konversi energi, laporan berkala, tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran, laporan Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran tingkat satuan kerja atau Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran.

f) Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda asuransi, dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja (pembayaran melalui uang persediaan).

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id38

g) Permintaan dan pembayaran uang lembur pegawai.

h) Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekanan.

i) Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris dari rekanan/ pihak lain, pelaksana penghapusan barang milik Negara dengan lelang pada unit Kantor Pelayanan Pajak.

j) Pemusnahan dokumen, serta penyusunan ajak tanggap/ tindak lanjut terhadap Surat Hasil Pemeriksaan atau Laporan Hasil Pemeriksaan dari Itjen Departemen Keuangan/ Barang Kena Pajak/ Unit Fungsional Pemeriksa lainnya.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

a) Pembentukan dan pengolahan bank data.

b) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat keterangan Seksi Pengolahan Data dan Informasi.

c) Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi dan keuangan.

d) Membuat laporan penerimaan Pajak Bumu dan Bangunan atau Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, serta menyelesaikan pembagian hasilnya.

e) Membuat dan menyampaikan Surat Perhitungan ke Kantor Pelayanan Pajak lainnya.

(16)

f) Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada seksi terkait.

g) Penatausahaan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan non elektronik.

3. Seksi Pelayanan

a) Penatausahaan surat/ dokumen masuk, dokumen Wajib Pajak, laporan Wajib Pajak pada tempat tata cara pendaftaran Wajib Pajak, penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, perubahan identitas Wajib Pajak, serta pemberitahuan penggunaan norma penghitungan.

b) Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dan pencabutan Pengusaha Kena Pajak.

c) Menyelesaikan pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak lama.

d) Menyelesaikan pemindahan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Baru.

e) Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dan Surat Pemberitahuan Masa.

f) Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan, cetak salinan dan pembetulan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan atau Surat Ketetapan Pajak atau Surat Tagihan Pajak.

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id40

g) Menerbitkan Surat Teguran penyampaian Surat Pemberitahuan Masa dan Tahunan, serta Ketetapan Pajak.

h) Meneliti hasil keluaran berupa Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan/ Surat Tagihan Pajak/ Daftar Himpunan Ketetapan Pajak/ Daftar Hasil Rekaman.

i) Meminjamkan atau mengirim berkas.

j) Melaksanakan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi.

k) Menyelesaikan permohonan dan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan Mata Uang Dollar Amerika Serikat.

l) Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil.

m) Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari Wajib Pajak ke Kantor Wilayah.

n) Menertibkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk perwakilan Negara Asing dan badan-badan Internasional serta pejabat atau tenaga ahli.

4. Seksi Penagihan

a) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan, Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan/ Keberatan/ Putusan Banding/ Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurang atau Penghapusan Sanksi Administrasi pada Seksi Penagihan.

(18)

c) Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.

d) Penaguhan pajak seketika dan sekaligus. e) Menghapus piutang pajak.

f) Menerbitkan Surat Teguran Pajak bunga penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa, Surat perintah Melaksanakan Penyitaan, dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.

g) Pemindahan berkas dari Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak lainnya.

h) Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap Wajib Pajak tertentu.

i) Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan lelang.

j) Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah. k) Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak. 5. Seksi Pemeriksaan

a) Penatausahaan laporan pemeriksaaan Pajak dan Nota Perhitungan. b) Menyelesaikan Surat Pemberitahuan tahunan Pajak Penghasilan

lebih bayar, permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) selain Wajib Pajak Patuh.

c) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pemeriksaan.

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id42

d) Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti permulaan.

e) Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan. 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

a) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi.

b) Pendaftaran Obyek Pajak baru baik dengan penelitian kantor maupun lapangan.

c) Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-Nomor Pokok Wajib Pajak, dan daftar nominatif untuk usulan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan Sederhana Lapangan Ekstensifikasi.

d) Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/ pemutakhiran bank data perpajakan, serta data potensi perpajakan dalam monografi fiskal.

e) Melaksanakan penilaian individu obyek Pajak Bumi dan Bangunan dan memelihara data obyek dan subyek Pajak Bumi dan Bangunan.

f) Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, dan mutasi sebagian ataupun seluruh obyek dan subyek Pajak Bumi dan Bangunan.

(20)

a) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seks Pengawasan dan Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan pajak per-Wajib Pajak.

b) Menerbitkan surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, Surat Perintah membayar Imbalan Bunga, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/ Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/ Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan, teguran pengembalian Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, Surat Himbauan Pembetulan Surat Pemberitahuan, serta menerbitkan penggantian Surat Perintah Membayar Kelebihan Pembayaran Pajak atau Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga karena lewat waktu atau kadaluwarsa, rusak atau salah baik yang didistribusikan maupun yang belum didistribusikan.

c) Menyelesaikan permohonan penggunaan nilai buku dalam penggabungan, pengambilalihan, atau pemekaran usaha.

d) Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan ketetapan, pengurangan atau penghapusan sanksi Administrasi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di Kantor Pelayanan Pajak.

e) Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar baik Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang mewah.

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id44

f) Menyelesaikan permohonan pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi Pajak Bumi dan Bangunan, perubahan metode pembukuan.

g) Menyelesaikan permohonan Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan pasal 21, Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan pasal 22 Bendaharawan, Surat Keterangan Bebas Pemungut Pajak Penghasilan pasal 22 impor, Surat Keterangan Bebas Pemungut Pajak Penghasilan pasal 22 atas impor untuk Wajib Pajak yang penghasilannya semata-mata dikenakan Pajak Penghasilan Fianal, Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan pasal 22 atas impor emas batangan untuk diekspor perhiasan emas, Surat Keterangan Bebas Pemotong Pajak Penghasilan pasal 23, Surat Keterangan Bebas Pemotong Pajak Penghasilan atas bunga deposito, tabungan, serta diskonto Sertifikat Bank Indonesia yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

h) Menyelesaikan Surat Permohonan Keterangan Bebas Pajak Penghasilan atas pengalihan hak tanah dan bangunan bagi Wajib Pajak real estate, Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan barang Kena Pajak Tertentu Wajib Pajak perwakilan negara asing atau badan internasional serta pejabat atau tenaga ahlinya, Surat Keterangan Bebas pajak Penjualan atas Barang Mewah atas pembelian kendaraan angkutan, Surat

(22)

Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri, Surat Keterangan Bebas Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas penyerahan kendaraan bermotor.

i) Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan Pajak Pertambahan Nilai, permohonan Surat Keterangan Fiskal Wajib Pajak Non Bursa.

j) Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai lunas baik dengan mesin teraan materai, teknologi pencetakan, maupun dengan sistem komputerisasi.

k) Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan mesin teraan materai, teknologi pencetakan, maupun dengan sistem komputerisasi.

l) Menyelesaikan permohonan pengalihan saldo bea materai baik dari mesin teraan materai ke teknologi percetakan, dari teknologi percetakan ke mesin teraan, dari teknologi percetakan ke sistem komputerisasi, dari sistem komputerisasi ke mesin teraan, maupun dari sistem komputerisasi ke teknologi percetakan.

m) Menyelesaikan permohonan pengurangan angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25, pengembalian pendahuluan Pajak Penghasilan untuk Wajib Pajak patuh, perubahan metode penilaian persediaan, pengembalian pendahuluan Pajak Pertambahan Nilai untuk Wajib Pajak Kriteria tertentu khusus Wajib Pajak patuh, kelebihan pembayaran Bea perolehan Hak

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id46

atas Tanah dan Bangunan terutang, kompensasi (pemindahbukuan) Pajak Bumi dan Bangunan/ Bea Perolehan Hak atas Bumi dan Bangunan, keberatan atas penunjukan sebagai Wajib Pajak, pembetulan Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan/ Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar/ Surat Ketetapan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan secara jabatan pembatalan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang/ Surat Keterangan Bebas/ Surat Tagihan pajak, pengurangan/ penghapusan sanksi administrasi dan pengurangan/ pembatalan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar/ Surat Ketetapan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan/ Surat Tagihan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak dan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. n) Menetapakan angsuran Pajak Penghasilan pasal 25 Wajib Pajak

Bank, sewa guna usaha dengan hak opsi, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah serta menetapkan Wajib Pajak patuh.

o) Membuat Surat Pemberitahuan perubahan besarnya angsuran Pajak Penghasilan pasal 25 (dinamisasi), Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak, atau Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga yang hilang.

(24)

p) Memberikan bimbingan kepada Wajib Pajak, menjawab surat yang berkaitan dengan konsultasi teknis perpajakan bagi Wajib Pajak, menentukan kembali tanggal jatuh tempo pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, pemutakhiran profil Wajib pajak, mengusulkan Pengusaha Kena Pajak fiktif.

q) Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi, penelitian, dan analisis kepatuhan material Wajib Pajak.

r) Penatausahaan Surat Keputusan pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, serta Surat Keputusan Keberatan atau banding atau pengurangan atau pembetulan Surat Ketetapan pajak di Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id48

B. Pembahasan

Analisis data yang digunakan penulis dalam pembahasan penelitian ini adalah deskriptif komparatif untuk membandingkan jumlah WP terdaftar tahun 2012 sampai dengan 2013, mengetahui seberapa besar terjadinya kenaikan penerimaan pada tahun 2013 serta mengetahui berhasil atau tidaknya sosialisasi yang dilakukan pihak KPP kepada para WP mengenai diberlakukannya PP ini, dan analisis untuk mengetahui tingkat efektivitas perluasan partisipasi masyarakat dalam pajak dan peningkatan penerimaan pajak penghasilan dengan mulai diberlakukannya PP No.46 Tahun 2013 ini di KPP Pratama Surakarta.

1. Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Analisis peningkatan jumlah wajib pajak terdaftar di KPP Pratama Surakarta menggunakan deskriptif komparatif yaitu suatu metode yang dinyatakan secara deskriptif dengan membandingkan jumlah WP terdaftar pada tahun yang bersangkutan dengan jumlah WP terdaftar pada tahun sebelumnya.

(26)

Tabel 3.2

Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

KPP Pratama Surakarta Tahun 2012 dan 2013

Wajib Pajak 2012 (Sebelum PP No.46) 2013 (Setelah PP No.46) Kenaikan (Penurunan) BADAN 8.585 9.153 568 ORANG PRIBADI 78.694 84.709 6.015 PEMUNGUT 913 914 1 Jumlah 88.192 94.776 6.584

Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Surakarta

Berdasarkan tabel 3.2, jumlah WP terdaftar di KPP Pratama Surakarta pada umumnya mengalami peningkatan baik dari WP Badan, WP Orang pribadi, dan WP Pemungut.

Wajib pajak terdaftar pada tahun 2012 sebanyak 88.192 sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 94.776. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah WP terdaftar di KPP Pratama Surakarta sebanyak 6.584. Kenaikan jumlah WP tersebut disebabkan oleh ditetapkannya PP No.46 Tahun 2013.

2. Peningkatan Jumlah Penerimaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Analisis peningkatan jumlah penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta menggunakan deskriptif komparatif yaitu suatu metode yang dinyatakan secara deskriptif dengan membandingkan

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id50

jumlah penerimaan pajak pada tahun yang bersangkutan dengan jumlah penerimaan pajak pada tahun sebelumnya.

Tabel 3.3

Jumlah Penerimaan Pajak

KPP Pratama Surakarta Tahun 2012 dan 2013

2012 Sebelum PP No.46 (Rp) 2013 Setelah PP No.46 (Rp) Kenaikan (Penurunan) (Rp) 903.256.318.477 949.539.182.337 46.282.863.900 Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Surakarta

Berdasarkan tabel 3.3, jumlah penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta pada umumnya mengalami peningkatan dari semua jenis pajak.

Penerimaan pajak pada tahun 2012 sebesar Rp903.256.318.477,- Sedangkan pada tahun 2013 sebesar Rp949.539.182.337,- berarti terjadi peningkatan jumlah penerimaan pajak sebesar Rp46.282.863.900 di KPP Pratama Surakarta setelah ditetapkannya PP No.46 Tahun 2013.

3. Sosialisasi Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta

Sosialisasi PP No.46 Tahun 2013 yang dilakukan oleh pihak KPP Pratama Surakarta,yaitu melalui :

Brosur, Spanduk, Pamflet, dsb.

Seminar sosialisasi PP No.46 tahun 2013

(28)

Sosialisasi tersebut dilakukan dengan tujuan agar WP mengetahui PP No.46 Tahun 2013 ini dan mulai melaporkan peredaran usahanya dengan mengajukan surat permohonan pemindahbukuan kepada KPP Pratama Surakarta untuk memindahbukukan pajak yang telah disetor sesuai dengan PP No.46 Tahun 2013 tersebut.

4. Efektivitas Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2013 4.1 Efektivitas terhadap jumlah WP terdaftar

Dalam hal efektivitas terhadap jumlah WP terdaftar, maka rumusnya adalah perbandingan antara jumlah WP terdaftar tahun 2013 dengan potensi jumlah WP terdaftar tahun 2013.

Efektivitas jumlah WP terdaftar dihitung dengan rumus :

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat efektivitas PP No.46 Tahun 2013 terhadap jumlah WP terdaftar di KPP Pratama Surakarta :

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id52

Tabel 3.4

Kenaikan WP terdaftar di KPP Pratama Surakarta

Jumlah WP tahun 2013 (orang) Potensi WP tahun 2013 (orang) Tingkat Efektivitas 94.776 105.830 89,55%

Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Surakarta

Berdasarkan indikator pengukuran efektivitas, jumlah kenaikan WP terdaftar tahun 2013 tergolong cukup efektif. Beberapa hal yang menyebabkan tingkat efektifitas WP terdaftar tahun 2013 di KPP Pratama Surakarta hanya sebesar 89,55% antara lain:

a. Kurangnya kesadaran wajib pajak.

b. Wajib pajak merasa keberatan atas diberlakukannya PP No.46 tahun 2013.

c. Kurangnya AR (Account Representative) yang bertugas dibandingkan dengan jumlah WP yang jumlahnya ribuan.

4.2 Efektivitas terhadap jumlah penerimaan pajak

Dalam hal efektivitas terhadap jumlah penerimaan pajak, maka rumusnya adalah perbandingan antara jumlah penerimaan pajak tahun 2013 dengan potensi penerimaan pajak tahun 2013. Efektivitas kenaikan penerimaan pajak dihitung dengan rumus :

(30)

Berikut ini tabel yang menunjukkan tingkat efektivitas PP No.46 Tahun 2013 terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta :

Tabel 3.5

Kenaikan Penerimaan Pajak di KPP Pratama Surakarta

Penerimaan pajak tahun 2013 Potensi penerimaan pajak tahun 2013 Tingkat Efektivitas 949.539.182.337 1.199.883.938.910 79,13% Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Surakarta

Berdasarkan indikator pengukuran efektivitas, jumlah kenaikan penerimaan pajak tahun 2013 tergolong kurang efektif. Beberapa hal yang menyebabkan kurang efektifnya penerimaan pajak tahun 2013 di KPP Pratama Surakarta antara lain:

a. Belum banyak WP lama ataupun baru yang melaporkan usahanya.

b. Alamat WP yang kurang lengkap sehingga surat himbauan pelaporan PP No.46 Tahun 2013 tidak dapat dikirimkan.

c. Distribusi surat himbauan PP No.46 Tahun 2013 yang terhambat.

d. Banyaknya surat himbauan PP No.46 Tahun 2013 yang belum dijawab oleh WP.

(31)

54

4.3 Efektivitas sosialisasi PP No.46 tahun 2013 terhadap wajib pajak Dalam hal efektivitas sosialisasi PP No.46 tahun 2013 terhadap WP, maka rumusnya adalah perbandingan antara jumlah surat permohonan pemindahbukuan dengan jumlah WP terdaftar pada tahun yang bersangkutan.

Efektivitas sosialisasi PP No.46 tahun 2013 terhadap wajib pajak :

Berikut ini tabel yang menunjukkan tingkat efektivitas sosialisasi PP No.46 Tahun 2013 terhadap WP di KPP Pratama Surakarta :

Tabel 3.6

Permohonan Pemindahbukuan Wajib Pajak KPP Pratama Surakarta Tahun 2013

Jumlah Wajib Pajak

Jumlah Permohonan

Pemindahbukuan Tingkat Efektivitas

94.776 17.340 18,30%

Sumber : Seksi Pelayanan KPP Pratama Surakarta

Berdasarkan indikator pengukuran efektivitas, sosialisasi PP No.46 Tahun 2013 terhadap WP tergolong tidak efektif. Beberapa hal yang menyebabkan tidak efektifnya sosialisasi PP No.46 Tahun 2013 di KPP Pratama Surakarta antara lain:

(32)

a. Adanya WP yang mengeluh tidak menerima undangan sosialisasi PP No.46 Tahun 2013.

b. Banyaknya WP yang tidak hadir saat sosialisasi PP No.46 Tahun 2013.

c. Adanya WP yang tidak melaporkan peredaran usahanya walaupun telah dikirimkan surat himbauan PP No.46 Tahun 2013.

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id56

C. Temuan

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa kekurangan dan kelebihan dari adanya PP No.46 Tahun 2013 ini, diantaranya :

1. Kelebihan

Adanya penerapan PP No.46 Tahun 2013 memberikan dampak positif terhadap kenaikan jumlah WP terdaftar dan juga kenaikan penerimaan pajak tahun 2013 di KPP Pratama Surakarta.

2. Kekurangan

Bila dilihat dari segi efektivitasnya, penerapan PP No.46 Tahun 2013 ini masih tergolong kurang efektif. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa WP yang merasa bahwa penerapan peraturan ini merugikan mereka. Sebelumnya ada beberapa WP dengan peredaran usaha yang kurang dari Rp4.8miliar tidak dikenakan pajak (pajak nihil), sekarang dengan adanya peraturan baru ini mereka jadi dikenakan pajak, yaitu sebesar 1% dari peredaran bruto usaha mereka. Sehingga pajak yang harus mereka bayar lebih besar dari sebelum adanya peraturan ini. Oleh karena itu, beberapa WP ada yang belum melaporkan peredaran usahanya walaupun telah dilakukan sosialisasi mengenai penerapan peraturan ini oleh pihak KPP Pratama Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Polis asuransi jiwa dwiguna adalah sebuah perjanjian asuransi jiwa dimana perusahaan asuransi berjanji, akan memberikan sejumlah uang tetentu kepada pihak yang

Makalah Asam Benzoat Makalah Asam Benzoat Makalah Asam Benzoat Makalah Asam Benzoat Makalah Asam Benzoat Makalah Asam Benzoat Makalah Asam Benzoat Makalah Asam Benzoat Makalah

Penelitian ini menggunakan uji Fisher untuk mengetahui hubungan perilaku penggunaan PD dengan kejadian takik pada siswa kelas XI SMA yang merupakan pengguna PD

Mengacu pada uraian di atas, suatu stethoscope yang baik haruslah memiliki volume udara (dari bel sampai ke earpieces) yang kecil agar energi gelombang bunyi yang dihasilkan

Pada tahun 2013 dengan adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo tidak melayani

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pengawas dan Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan pajak per-WP. 2) Menyelesaikan permohonan keberatan, pembetulan

Analisis data yang digunakan penulis dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan pemberian fasilitas pajak dengan Tax Holiday

Setelah melakukan penelitian terhadap pengaruh LKS berbasis Reasoning and Problem Solving terhadap hasil belajar Fisika siswa SMAN 1 Lubuk Alung, kemudian