• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN EKONOMI DALAM ISLAM. Amiruddin MS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDIDIKAN EKONOMI DALAM ISLAM. Amiruddin MS."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Amiruddin MS.

Dosen Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara Medan

e-mail: amiruddinms@uinsu.ac.id

Abstract:Economic education is the inculcation of Islamic values in the lives of students. In this context, economic behavior that is in accordance with Islamic law is implanted into children's personalities so that they are accustomed to following the Islamic economic system. To that end, economic education is to instill an economy based on justice and benefit and welfare of the people by prioritizing the halal system in Islamic economics.

Keyword: Education, Economics and Islam

PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peran strategis dalam pengembangan sumberdaya manu-sia. Sebagai agama yang universal Islam tidak hanya sekedar membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan ibadah, tetapi juga meliputi segala aspek kehidupan termasuk masalah ekonomi. Sejak agama Islam disempurnakan ber-samaan dengan turunnya Surah al-Maidah/5: 3 maka Islam membicarakan segala aspek yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Firman Allah swt:

ي ِت َمۡعِو ۡم

ُكۡيَلَع ُتۡمَمۡجَأَو ۡمُكَىي ِد ۡمُكَل ُتۡلَمۡكَأ َمۡوَيۡلٱ

ٍت َص َم ۡخ َم ي ِف َّس

ط ۡضٱ ًِ َم

ُ

َف ۚاٗىي ِد َمََٰل ۡسِ ۡلۡٱ ُمُكَل ُتي ِضَزَو

ٞمي ِحَّز ٞزو ُف

َغ َ َّللَّٱ َّنِإَف ٖمۡجِ ِّلۡ ٖفِهاَجَتُم َرۡيَغ

Artinya:”Pada hari ini telah Kusempurna-kan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Al-Mâidah: 3).

Persoalan ekonomi merupakan per-soalan yang paling mendasar dalam kehi-dupan sehari-hari. Sebab segala aktivitas manusia tidak bisa dipisahkan dari persoalan ekonomi. Agaknya kita sebagai umat Islam suka tidak suka harus mau mengakui kehebatan umat lain di luar Islam dalam masalah ekonomi. Islam agak

sedikit tertinggal bahkan sangat jauh tertinggal. Untuk membayar keterting-galan ini tentu perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya melalui pendidikan ekonomi yang terintegrasi dengan mata pelajaran di sekolah.

Ekonomi Islam di negara Indonesia yang mayoritas menganut agama Islam tidak hanya diajarkan, tetapi juga diprak-tekkan melalui lembaga pendidikan dan unit usaha ekonomi secara tradisional dan turun temurun. Karena itu ketika ekonomi Islam dipraktekkan dalam bisnis modern dan berhasil, maka tentu memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Di sinilah peran penting lembaga dituntut untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas.1 Keriteria utama yang

dijadikan sebagai dasar peringkat daya saing bangsa adalah sumber daya manusia, disamping itu juga termasuk kinerja perekonomian negara, efesiensi pemerintahan, efesiensi dan produktivitas bisnis, infrastruktur dan teknologi.2

Dalam rangka mewujudkan sumber daya yang berkualitas tersebut maka lembaga pendidikan sesungguhnya tidak hanyan sekedar mengisi aspek kognitif dan afektif siswa saja akan tetapi

1Faozan Amar, Ekonomi Islam Suatu

Pengantar (Jakarta: UHAMKA Press, 2016), h. 3.

2Moh. Yamin, Ideologi Kebijakan Pendidikan:

Menuju Pendidikan Berideologis dan Berkarakter

(2)

dikan juga harus mengajarkan keteram-pilan berwirausaha yang baiik, sehingga out put dari pendidikan kita tidak hanya sekedar mumpuni dalam bidang pengeta-huan dan akhlak tetapi juga mapan dalam urusan finansial dan keuangan. Oleh sebab itu maka perlu dilakukan semacam pena-taan kembali terhadap kurikulum pendi-dikan Islam yang mampu menginteg-rasikan dengan ekonomi Islam.

EKONOMI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pandangan Alquran terhadap eko-nomi berangkat dari naluri manusia yang sangat cinta terhadap lawan jenisnya, anak-anak, serta harta yang banyak, berupa emas, perak, kuda piaraan, binatang ternak, sawah dan ladang:

َنيِىَب

لٱ َو ِء

ۡ

ا َسِ

ٓ

ّيلٱ ًَِم ِثََٰوَه َّشلٱ ُّبُح ِساَّىلِل ًَِّيُش

ِلۡي

ۖ

َخ ۡلٱَو ِتَّضِفۡلٱَو ِبَهَّرلٱ ًَِم ِةَسَطىَقُ ۡلۡٱ ِري ِطََٰىَقۡلٱَو

اَيۡه ُّدلٱ ِةَٰوَي َح

لٱ ُع

ۡ

ََٰتَم َكِلََٰذ ِِۗثۡسَح ۡلٱَو ِمََٰعۡوَ ۡلۡٱَو ِتَمَّو َسُۡلۡٱ

َ

ۡ

لۡٱ ًُ ۡس ُح ۥُه َدىِع ُ َّللَّٱَو

ا

ِب

Artinya: ”Dijadikan indah pada (pan-dangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (Q.S. Ali Imran: 14).

Harta yang banyak dalam ter-minologi Alquran disebut dengan ‘khair’ yang arti harfiyahnya adalah ‘kebaikan’. Sebagaimana firman Allah swt:

اًرۡي َخ َكَسَج ن ِإ

ُثۡوَ ۡلۡٱ ُمُك َدَحَأ َسَضَح اَذِإ ۡمُكۡيَلَع َبِتُك

ى َلَع ا ًّق َح ِۖفوُسۡع

َ ۡلۡٱِب َنيِبَسۡقَ ۡلۡٱَو ًِۡيَدِلََٰوۡلِل ُتَّي ِصَوۡلٱ

َني ِقَّت

ُ ۡلۡٱ

Artinya: ”Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-baqarah: 180).

Ayat ini memberikan informasi kepada kita bahwa kekayaan adalah sesuatu yang dinilai baik, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa cara dan jalan memperolehnya serta bagaimana peng-gunaannya harus baik pula. Secara tegas Alquran menjelaskan bahwa tanpa mem-perhatikan hal-hal tersebut manusia akan mengalami kesengsaraan dalam hidupnya meskipun hidupnya berlimpah dengan harta.3

Sistem ekonomi alternative ini sering disebut sebagai sistem ekonomi Islam atau sistem ekonomi syariah. Yang menarik adalah institusi ekonomi berlandaskan syariah, ini ternyata telah memberikan harapan-harapan yang cukup menggem-birakan, karena mampu bertahan dalam krisis ekonomi. Bank syariah, asuransi syariah, dan lembaga keuangan syariah lainnya kini tumbuh dan berkembang dengan pesat.4

Demikian juga Rasulullah saw. telah memberikan informasi melalui Hadisnya terkait dengan prinsip ekonomi: “Sese-orang yang membawa tali (pada pagi hari) berangkat mencari dan mengumpulkan kayu bakar ke bukit-bukit, lalu menjualnya, memakannya dan menyedekahkannya lebih baik daripada meminta-minta kepada manusia lainnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Melalui Hadis ini, Rasulullah saw. seolah-olah memberikan gambaran yang cukup kompleks mengenai unsur-unsur ekonomi. Diantaranya mencari dan mengumpulkan kayu bakar berarti ber-usaha menambah produksi. Berber-usaha menjual berarti mengerjakan distribusi, memakannya berarti memmenuhi kon-sumsi dan menyedekahkannya kepada orang lain berarti mengerjakan rencana sosial.

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, ‘oicos’ (rumah) dan ‘nomos’ (aturan). Jadi

3Quraish Shihab, Wawasan Alquran: Tafsir

Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat (Bandung:

Mizan, 1996), h. 405.

4 Didin Hafiduddin, Islam Aplikatif, (Jakarta: Gemani Insani Press, 2003), h.235.

(3)

| ekonomi adalah aturan-aturan untuk

menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga rakyat maupun dalam rumah tangga tata negara.5 Dalam bahasa

Arab istilah ekonomi diungkapkan dengan kata al-Iqtishad yang secara bahasa berarti kesederhanaan dan hemat. Berdasarkan kata ini kemudian al-Iqtishad berkembang dan mengalami perluasan makna menjadi ‘ilm al-iqtishad, yakni ilmu yang berkaitan dengan kesederhanaan atau ilmu yang membahas masalah ekonomi.6

Pada hakikatnya ekonomi Islam me-rupakan metamorfosa nilai-nilai Islam dalam ekonomi dan dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa Islam adalah agama yang mengatur persoalan ubudiyah atau komunikasi vertikal antara manusia dengan Allah saja.7 Ekonomi Islam

me-rupakan ilmu yang mempelajari prilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam.8 Ekonomi Islam atau sering dikenal

dengan nama ekonomi syariah adalah upaya pengalokasian sumber daya untuk memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan petunjuk Allah swt. dalam rangka memperoleh ridha-Nya.9

Ekonomi Islam adalah sebuah sistem, dan bukan merupakan suatu ilmu pengetahuan karena ia adalah cara yang direkomendasikan Islam dalam mengejar kehidupan ekonomi, bukan merupakan suatu penafsiran yang dengannya Islam menjelaskan peristiwa-peristiwa yang ter-jadi dalam kehidupan ekonomi dan

5Abdullah Zaky Al Kaaf, Ekonomi dalam

Perspektif Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h.

18.

6Abdullah Zaky Al Kaaf…, h. 18.

7Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 1.

8Faozan Amar, Ekonomi Islam …, h. 5.

9Madziatul Churiyah, Mengenal Ekonomi

Syariah (Malang: Surya Pena Gemilang, 2011), h.

11.

hukum-hukum yang berlaku di dalam-nya.10

TUJUAN EKONOMI ISLAM

Tujuan ekonomi Islam secara umum adalah terwujudnya pemerataan ekonomi sesuai dengan kaidah dan syariat Islam. Menurut Zainudin Ali, bahwa tujuan ekonomi islam adalah mencapai tujuan dunia akhirat.11 Tujuan duniawi adalah

kegiatan ekonomi sebagai upaya mem-pertahankan hidup, memfasilitasi ibadah pribadi, ibadah sosial dan meningkatkan peradaban serta membekali keturunan agar mempunyai kejayaan yang lebih baik. Unsur-unsur yang harus dicapai antara lain unsur mikro, yaitu: (a) nafkah dasar; (b) memfasilitasi silahturahmi; (c) mena-bung dan mengelola usaha untuk upaya kecukupan nafkah; (d) zakat, infaq, dan sedekah; (e) menunaikan ibadah haji; (f) mewariskan harta kepada keturunannya. Sedang unsur makro, yaitu: (a) keadilan dan pemerataan pendapatan nasional; (b) fungsionalisasi baitul mal; (c) kegiatan masyarakat/publik; (d) pengawasan mekanisme distribusi, pasar, sirkulasi dan netralitas pemerintah; (e) pengendalian masalah muamalah; (f) mengarahkan peri-laku konsumen agar mengindahkan nor-ma ekonomi dan aganor-ma.

Sedangkan tujuan akhirat adalah dalam kegiatan ekonomi terkandung sikap dan perilaku imani, islami, dan ihsani di samping menjalani sistem kekhalifahan di bumi dan ibadah pada Allah swt. Dengan kandungan nilai-nilai ukhrawi dalam kegiatan ekonomi, berarti segala sesuatu langkah/tindakan/kebijakan ekonomi menghindari dari dosa.12

KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM

10Muhammad Baqir Ash-Shadr, Buku Induk

Ekonomi Islam: Iqtishaduna, Terj. Yudi, Cet. I

(Jakarta: Zahra, 2008), h. 80.

11Zainal Ali, Hukum Ekonomi Syari’ah

(Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 4. 12 Zainal Ali, Hukum…, h. 4.

(4)

Teori ekonomi Islam mempunyai karakteristik yang berbeda dengan eko-nomi lainnya, menurut Itang, karakteristik ekonomi Islam di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Harta kepunyaan Allah SWT. dan manusia merupakan khalifah atas harta.

b. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum), dan moral. Bukti-bukti hubungan ekonomi dan moral dalam Islam

c. Keseimbangan antara Kerohanian dan Kebendaan

d. Ekonomi Islam menciptakan keseim-bangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum. Islam tidak mengakui hak mutlak dan atau kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan-batasan tertentu termasuk dalam hak milik.

e. Kebebasan individu dijamin dalam Islam. Islam memberikan kebebasan tiap individu untuk melakukan kegiatan ekonomi namun tentu saja tidak bertentangan dengan aturan Alquran dan Sunnah

f. Negara diberi kewenangan turut cam-pur dalam perekonomian. Dalam Islam, Negara berkewajiban melin-dungi kepentingan masyararakat dari ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang ataupun dari negara lain, berkewajiban memberikan kebebasan dan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup dengan layak.

g. Bimbingan konsumsi. Dalam hal konsumsi, Islam melarang hidup ber-lebih-lebihan, terlalu hidup keme-wahan dan bersikap angkuh.

h. Petunjuk investasi. Kriteria yang sesuai dalam melakukan investasi ada lima, yaitu: 1). Proyek yang baik menurut Islam; 2). Memberikan rezeki seluas mungkin pda masyarakat; 3). Memberantas kekafiran, memperbaiki pendapatan dan kekayaan; 4). Me-melihara dan menumbuhkembang-kan

harta; 5). Melindungi kepentingan anggota masyaakat.

i. Zakat. Zakat adalah karakteristik khusus yang tidak terdapat dalam sistem ekonomi lainnya, penggunaan-nya sangat efektif guna melakukan distribusi kekayaan di masyarakat.

j. Larangan riba. Islam sangat melarang munculnya riba (bunga) karena itu merupakan salah satu penyelewengan uang dari bidangnya.13

PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS ENTRE-PRENEURSHIP

Islam adalah agama paripurna yang berlaku ajarannya pada semua tempat, dan sepanjang zaman. Karena itu, pendi-dikan Islam merupakan bagian dari ajaran Islam yang terkait dengan ajaran akidah, ibadah, akhlak, dan mu’amalah. Dengan begitu, pendidikan Islam adalah bim-bingan jasmani dan rohani, berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.14

Mengingat bahwa persoalan eko-nomi merupakan bagian terpenting dan sangat mendasar bagi kehidupan seorang Muslim maka, kecenderungan pendidikan yang selama ini hanya berkutat pada pengembangan kognitif afektif dan psiko-motorik saja perlu dilakukan semacam spesifikasi atau lebih tepatnya kecen-derungan suatu lembaga pendidikan yang lebih mengarah kepada penerepan dan pengembangan ekonomi Islam.

Kecenderungan pendidikan ini sangat diperlukan. Dengan demikian maka suatu lembaga pendidikan mempunyai rancangan mengenai apa yang ia harapkan dari peserta didik setelah mereka melalui bimbingan atau proses pembelajaran pada lembaga tersebut. Demikian pula peserta didik atau masyarakat mereka juga

13Itang, Teori Ekonomi Islam (Serang:

Laksita Indonesia, 2015), h. 13-19.

14 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat

Pendidikan Islam, (Bandung: PT Al Maarif, 1981), h.

(5)

| punyai rancangan mengenai apa yang

ingin mereka peroleh melalui pendidikan15 Kedua keinginan (keinginan lembaga pendidikan dan keinginan masyarakat) mestilah berhubungan. Suatu lebaga pendidikan mesti menyusun sistem yang sesuai dengan apa yang diinginkan komu-nitas masyarakat, demikian pula masya-rakat mesti mencari lembaga pendidikan yang sesuai dengan kecenderungan putra-putinya.

Masyarakat tentu menginginkan suatu lembaga pendidikan tidak hanya proses yang dilalui tetapi juga hasil yang diperoleh setelah melalui proses itu. Dengan demikian maka lembaga pendi-dikan tidak hanya menghasilkan manusia yang hanya memiliki kemampuan yang memadai dibidang intelektual tetapi juga mampu menghasilkan manusia yang berkarakter baik serta memiliki keteram-pilan hidup khususnya pada bidang eko-nomi.

Dalam konteks ini, maka peran pen-didikan sebagai pemasok utama manusia-manusia skilled, manusia-manusia yang memiliki kemahiran dan keterampilan penguasaan iptek, bertanggungjawab mengembalikan visi, konsep dan orientasi penguasaan dan sekaligus penguasaan iptek pada sesuatu yang bernilai. Lembaga pendidikan Islam sebagai bagian integral dari pendidikan nasional diharapkan juga mampu mem-pertimbangkan perubahan dan transisi sosial, ekonomi dan politik.16

Salah satu upaya untuk mem-bangkitkan dan mengembangkan se-mangat ekonomi pada lembaga pendi-dikan Islam adalah melalui program pendidikan Islam berbasis entrepreneur-ship. Semangat wirausaha mesti dilakukan sejak masa sekolah hingga Perguruan Tinggi agar generasi kita memiliki

15Kadar M. Yusuf, Tafsir Tarbawi:

Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), h. 29.

16Ahmad Barizi, Pendidikan Integratif: Akar

Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam

(Malang: UIN-Maliki Press, 2011), h. 84.

puan ekonomi yang baik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya.

Entrepreneurship merupakan proses diciptakan sesuatu yang berbeda dan bernilai dimana orang menaggung resiko finansial, psikologikal serta sosial dan orang yang bersangkutan menerima hasil-hasil berupa imbalan moneter dan ke-puasan pribadi sebagai dampak kegiatan itu.17 Dalam prakteknya entrepreneurship

juga berarti seorang wirausaha, kewira-usahaan atau wiraswasta yang berarti manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan, pen-dekar, kemajuan dan memiliki keagungan watak.18 Sampai hari ini konsep wirausaha

masih terus berkembang termasuk pada lembaga pendidikan. Seorang yang me-miliki jiwa wirausaha tidakakan pernah merasa puas dengan apa yang telah dimilikinya, mereka adalah orang-orang yang terampil memanfaatkan peluang.

Desain pembelajaran kewirausahaan dapat diterapkan dalam satuan pendi-dikan formal dari tingkat dasar sampai kepada Perguruan Tinggi. Dalam implementasinya tentu setiap jenjang tidak dapat disamakan karena perbedaan tingkat berfikir, situasi dan kondisi.19

Tetapi paling tidak menurut Barnawi dan Mohammad Arifin, bahwa siklus pendi-dikan kewirausahaan dapat dibagi men-jadi lima fase:

1. Fase exploring, pada tahapan ini peserta didik mengumpulkan infor-masi sebanyak-banyaknya melalui kegiatan penelitian atau pengamatan terhadap peluang disekitarnya

2. Planning, pada tahapan ini peserta didik mencurahkan ide dan gagasan dengan membuat perencanaan dan sistem kerja dengan memperhatikan hasil eksplorasi

17J. Winardi, Entrepreneur dan

Entrepreneur-ship (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 172.

18Taufik Rasyid, Semangat Wirausaha dan

Dewi Fortuna (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 4.

19Eman Suherman, Desain Pembelajaran

(6)

3. Producing, Pada tahapan ini peserta didik berinovasi membuat temuan baru, pengembangan, membuat se-suatu dengan resiko

4. Commmunicating atau marketing, pada tahap ini peserta didik melakukan sosialisasi untuk menarik minat pelanggan atas produk yang dibuat. Sekolah dapat mengadakan bazar, pameran kewirausahaan dan lain sebagainya

5. Reflecting, pada tahapan ini peserta didik mengevaluasi dari kegiatan awal sampai hasil yang diperoleh.20

Secara umum pola pembelajaran kewirausahaan terdiri dari tori dan implementasi. Teori diajarkan untuk membekali siswa pengetahuan tentang kewirausahaan, sedangkan implementasi adalah penerapan dari teori yang telah diperoleh. Menurut Suherman terdapat 11 macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kewira-usahaan di sekolah: a). Teknik ceramah berfariasi, b). Teknik pengggunaan alat bantu pandang (visual aids), c). Teknik cerita pemula diskusi (discussion starter story), d). Teknik permainan (games), f). Teknik studi kasus, h). Teknik bermain peran (role play), h). Teknik kerja kelompok, i). Teknik simulasi, j). Teknik demonstrasi, k). Teknik praktik lapangan, l). Teknik kunjungan lapangan (field visit technique).21

PEMBELAJARAN ENTREPRENEURSHIP DI SEKOLAH

Pembelajaran adalah proses mem-belajarkan anak didik. Proses men-ciptakan iklim kondusif bagi anak didik untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan belajar adalah mengkondisikan jiwa anak mencapai perubahan perilaku, kognitif, afektif, dan psikomotorik.

20Barnawi dan Mohammad Arifin, School

Entrepreneurship: Membangkitkan Jiwa dan Sikap Kewirausahaan Siswa (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,

2012), h. 69-70.

21Suherman, Desain Pembelajaran…, h. 48.

Menurut Endang Mulyani, terdapat be-berapa bentuk pembelajaran kewira-usahaan di sekolah diantaranya melalui pendidikan kewirausahaan yang ter-integrasi dalam program pembelajaran, terpadu dalam kegiatan ektrakurikuler, melalui pengembangan diri, praktik kewirausahaan, integrasi melalui kultur sekolah dan pendidikan kewirausahaan integrasi melalui muatan lokal.22

1. Pendidikan kewirausahaan terinteg-rasi dengan mata pelajaran

Cara ini adalah dengan me-lakukan proses pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam mata pelajaran sehingga hasil yang diper-oleh tumbuhnya nilai-nilai kewira-usahaan dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran. Langkah pengintegrasiannya ini bisa dilakukan saat penyampaian materi, melalui metode pembelajaran maupun sistem penilaian.

2. Pendidikan kewirausahaan yang ter-padu dengan kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler me-rupakan kegiatan di luar mata pela-jaran yang bertujuan untuk membantu pengembangan potensi peserta didik. beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diberimuatan kewira-usahaan adalah olah raga, seni budaya, pramuka dan lain sebagainya.

3. Pendidikan kewirausahaan melalui pengembangan diri

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pela-jaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Pengembangan diri berupaya dalam pembentukan karak-ter, termasuk karakter wirausaha dan kepribadian peserta didik berkaitan dengan masalah belajar, karir, sosial dan lainnya. Program pengembangan diri pelaksanaan pendidikan

22Endang Mulyani, dkk, Pengembangan

Pendidikan Kewirausahaan (Jakarta: Badan

Peneli-tian dan Pengembangan Kurikulum, 2010), h. 58-65.

(7)

| usahaan dapat dilaksanakan melalui

pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari.

4. Perubahan pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan dari konsep teori ke pembelajaran praktik kewirausahaan

Pembelajaran kewirausahaan di-arahkan pada pencapaian tiga kem-petensi, yang meliputi penanaman karakter, pemahaman konsep, dan kemampuan skill, salah satu contohnya adalah melalui pendirian kantin keju-juran.

5. Pengintegrasian pendidikan kewira-usahaan melalui kultur sekolah

Budaya sekolah merupakan sua-sana kehidupan sekolah dimana peserta didik berinteraksi dengan se-luruh elemen di sekolah. Pengem-bangan nilai dalam kewirausahaan dalam budaya sekolah menjadi tanggungjawab seluruh komponen sekolah. Kultur tersebut diaplikasikan dalam setiap kegiatan disekolah. Kultur tersebut misalnya kejujuran, kedisiplinan, ramah dan berjiwa wira-usaha.

6. Pengintegrasian pendidikan kewira-usahaan melalui muatan lokal

Muatan lokal merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik dengan budaya lokal, keterampilan, nilai luhur budaya setempat dan

menyangkut permasalahan sosial. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan misalnya memberikan tugas berupa kerajinan tangan daerah yang kemu-dian produknya dapat dijual.

PENUTUP

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang integral dan komprehensif dalam rangka pengembangan fitrah manusia untuk mencapai kualitas kepribadian muslim sejati. Oleh sebab itu, baik proses, program maupun kegiatan pendidikan Islam mengakomodir seluruh kebutuhan spiritual, intelektual, emosional, moral dan sosial dalam membangun kehidupan pri-badi dan sosial. Dengan demikian, pen-didikan Islam juga menyediakan nilai-nilai dan praktik pendidikan ekonomi yang sesuai dengan syari’at Islam.

Pendidikan ekonomi dalam Islam berarti membelajarkan anak didik dengan nilai-nilai ajaran Islam berkenaan dengan perilaku ekonomi umat Islam. Hal itu men-jadi ciri keseimbangan nilai tujuan hidup umat Islam, meraih kebahagiaan hidup dunia dan di akhirat, keadilan, kebenaran, kesucian, dan kesejahteraan, kebahagiaan hidup. Untuk itu, sebagai agama universal, maka pendidikan Islam bersifat integral dan komprehensif sebagai manifestasi Islam kaffah dan rahmatan lil ‘alamin.

DAFTAR BACAAN

Ali, Zainal. Hukum Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Al Kaaf, Abdullah Zaky. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2002. Amar, Faozan. Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Jakarta: UHAMKA Press, 2016.

Ash-Shadr, Muhammad Baqir. Buku Induk Ekonomi Islam: Iqtishaduna, Terj. Yudi, Cet. I. Jakarta: Zahra, 2008.

Barnawi dan Mohammad Arifin. School Entrepreneurship: Membangkitkan Jiwa dan Sikap Kewirausahaan Siswa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.

Barizi, Ahmad. Pendidikan Integratif: Akar Tradisi dan Integrasi Keilmuan Pendidikan Islam. Malang: UIN-Maliki Press, 2011.

Churiyah, Madziatul. Mengenal Ekonomi Syariah. Malang: Surya Pena Gemilang, 2011. Hafiduddin, Didin. Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press, 2008.

(8)

Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Cv. Alma’arif, 1981. Muhammad. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Itang. Teori Ekonomi Islam. Serang: Laksita Indonesia, 2015.

Mulyani, Endang. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum, 2010.

Rasyid, Taufik. Semangat Wirausaha dan Dewi Fortuna. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Shihab, Quraish. Wawasan Alquran: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat.

Bandung: Mizan, 1996.

Suherman, Eman. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2010.

Yamin, Moh. Ideologi Kebijakan Pendidikan: Menuju Pendidikan Berideologis dan Berkarakter. Malang: Madani, 2013.

Yusuf, Kadar M. Tafsir Tarbawi: Pesan-Pesan Al-Qur’an Tentang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum kesimpulan dalam penelitian ini adalah Peningkatan kreativitas anak usia dini dapat meningkat melalui bermain balok khususnya pada kelompok A Usia 4 -5 Tahun

7) Hematologi: Sebagian besar pasien aktif memiliki penyakit anemia kronis, termasuk anemia normokromik-normositik, trombositosis, dan eosinofilia, meskipun yang terakhir

Guru diharapkan dapat memanfaatkan media pembelajaran berbasis android yang akan dikembangkan untuk menyampaikan materi Pengantar Akuntansi dalam kegiatan pembelajaran

Meskipun sistem pembekuan darah dan fibrinolitik dapat mengalami perubahan akibat aktivitas fisik, hasil dari studi yang tersedia sampai saat ini masih bias oleh

Berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada antara masyarakat Indonesia dan Korea Selatan, khususnya antara Consul, staff lokal dan staff asing untuk itu peneliti tertarik untuk

Eksplan yang digunakan pada media perlakuan PEG berupa stek satu mata tunas dengan ukuran 0.5 cm yang diperoleh dari planlet tanaman kentang hasil subkultur.. Eksplan

jenis penyakit kegawatdaruratan serta konsekuensi biaya yang harus ditanggung oleh pasien. Informasi yang komprehensif diharapkan dapat difasilitasi oleh BPJS Kesehatan

Hanya saja pemodal atau lembaga keuangan selalu mempertimbangkan risiko yang melekat pada usaha perikanan tangkap antara lain: (1) production risk, yaitu meliputi