• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, tidak dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, tidak dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam industri"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, tidak dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam industri semakin ketat dan tinggi. Tidak hanya bersaing dengan kompetitor lokal, tetapi juga harus bersaing dengan kompetitor asing yang sudah banyak masuk dalam industri dalam negeri. Hal ini disebabkan adanya perkembangan teknologi yang semakin canggih dimana memberikan kemudahan setiap manusia dalam melakukan kegiatan interaksi seperti mengumpulkan informasi, mengerjakan pekerjaannya dengan mudah dan cepat. Adanya perubahan gaya hidup konsumen yang sekarang lebih menekankan pada produk berkualitas tinggi dan unik memaksa perusahaan harus bisa berinovatif dalam menciptakan produk dan jasa.

Di sisi lain, krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 menyebabkan resesi ekonomi global khususnya di negara berkembang seperti Indonesia sehingga perusahaan harus mempunyai strategi bisnis yang efektif bagi perusahaannya diantaranya menggunakan strategi inovasi. Inovasi merupakan faktor kunci bagi keberhasilan perusahaan (Frambach dan Schilleweart, 2002 dalam Rita, 2010). Melalui strategi inovasi, perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan global. Persaingan global menjadi suatu yang harus dihadapi perusahaan apabila ingin tetap bertahan dan harus memiliki keunggulan kompetitif untuk dapat bersaing di pasar global (Porter, 1985 dalam Ellitan, 2006).

(2)

Dalam melakukan inovasi, perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi inovasi formal dan menyeluruh. Strategi ini mengungkapkan tujuan perusahaan dalam melakukan inovasi, yaitu dengan menjelaskan apa yang akan diinovasi dan bagaimana melakukannya (Rita, 2010).

Strategi inovasi adalah faktor yang paling penting dalam industri baik kecil, menengah, maupun sedang terutama untuk meningkatkan keandalan operasional (Soleh, 2008). Dimensi strategi inovasi yaitu orientasi kepemimpinan, inovasi produk dan proses. Dimensi yang pertama adalah orientasi kepemimpinan, dimana dimensi ini menunjukkan apakah suatu perusahaan mengikuti a first-to-market, second-to-market, atau late-entrant (Rita, 2010). Orientasi perusahaan terhadap kepemimpinan inovasi merupakan hal penting untuk dikembangkan guna memperbaiki kinerja perusahaan (Melum, 2002 dalam Rita, 2010).

Banyak Koperasi dan UKM di Indonesia yang merasakan dampak dari resesi tersebut dimana Koperasi dan UKM kita tidak mampu bertahan bahkan gulung tikar. Kemunduran Koperasi dan UKM kita rupanya tidak luput dari penglihatan Pemerintah khususnya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (selanjutnya akan disingkat menjadi KUKM). Untuk membantu UKM yang berada di dalam wadah koperasi agar bisa bertahan dalam persaingan saat ini, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK menyelenggarakan kegiatan untuk pengembangan produk unggulan daerah melalui pendekatan One Village One Product (yang untuk seterusnya akan disingkat menjadi OVOP).

(3)

OVOP adalah suatu pendekatan pengembangan produk unggulan daerah untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam wadah KUKM. Tujuan pengembangan OVOP adalah (1) mengembangkan produk unggulan daerah yang memiliki potensi pemasaran lokal maupun internasional, (2) mengembangkan dan meningkatkan kualitas serta nilai tambah produk, agar dapat bersaing dengan produk dari luar negeri (impor), dan (3) meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Kegiatan OVOP yang dilakukan oleh KUKM dalam pengembangan OVOP harus memberdayakan Koperasi sebagai wadah masyarakat (Panggabean, 2011).

OVOP merupakan suatu gerakan sosial yang tumbuh dari bawah ke atas (bottom up) yang dikembangkan oleh Morihiko Hiramatsu, seorang mantan pejabat MITI yang terpilih menjadi Gubernur Propinsi Oita, Jepang pada tahun 1979. Gerakan ini didasari dengan ide ingin mengembangkan potensi daerah supaya menjadi lebih baik dengan melibatkan tokoh masyarakat, dan masyarakat itu sendiri sehingga termotivasi bangkit dan membangun daerahnya menjadi daerah yang makmur serta mensejahterahkan masyarakat (Sugiharto dan Rizal, 2008).

Didasari dari keberhasilan Jepang dalam mengembangkan produk-produk unggulannya melalui pendekatan OVOP terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, maka banyak negara-negara lain mengadopsi OVOP guna meningkatkan perekonomian negaranya, termasuk Indonesia.

Adapun kegiatan pengembangan ini telah dilakukan pada produk pertanian umumnya komoditas holtikultura dataran tinggi yaitu sayuran organik yang

(4)

memiliki nilai ekonomis tinggi diantaranya brokoli, paprika, tomat cherry, kacang kapri, dan asparagus. Terdapat juga komoditas perkebunan antara lain kopi luwak dan jeruk Kintamani dan hasil industri kreatif misalnya batik Pacitan, bordir Tasikmalaya, dan tenun cual Bangka.

Konsep dasar dari pengembangan gerakan OVOP adalah adanya interaksi antara Pemerintah dan masyarakat. Peran Pemerintah pusat maupun daerah dalam membantu pola pengembangan gerakan OVOP lebih banyak hanya memfasilitasi dan juga membantu supaya potensi yang sudah ada dapat menjadi lebih baik dan berkembang. Peran utama dalam gerakan ini adalah para tokoh lokal daerah yang dijadikan panutan dan juga penggerak bagi masyarakat lainnya supaya termotivasi untuk dapat berubah dan berkomitmen tinggi membangun daerahnya.

Pemerintah yang telah banyak mengetahui potensi dan kemampuan masyarakat hanya lebih memfasilitasi informasi tentang potensi pasar, membantu pengembangan produk supaya lebih menarik, membantu pemanfaatan teknologi supaya produk yang dihasilkan dapat lebih baik dan berkualitas serta membantu memberikan penyuluhan atau pelatihan bagi masyarakat bagaimana seharusnya pengembangan produk dilakukan. Satu hal lagi yang penting adanya insentif serta penghargaan yang mendukung sehingga lebih dapat merangsang masyarakat untuk menciptakan dan mengembangkan produk lainnya menjadi inovatif dan kreatif.

Dilihat dari prospek industri kreatif yang sangat besar dalam pasar, pelaku stakeholders melalui pendekatan OVOP seyogyanya bisa mengembangkan sentra industri tenun cual terpadu dan berkelanjutan. Untuk itu, dipilihlah Koperasi

(5)

Tenun Cual Khas Bangka di Provinsi Bangka Belitung sebagai tempat studi kasus dalam penelitian ini. Dimana hal ini selaras dengan salah satu tujuan pelaksanaan OVOP adalah suatu upaya untuk membangun sustainability (kesinambungan) aktivitas melalui perluasan akses pasar yang dihasilkan masing-masing desa/daerah (Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK2010, p3). Karena untuk mencapai keberlanjutan, diperlukan komitmen dan keinginan yang kuat dari tokoh masyarakat daerah tersebut untuk mengembangkan produk unggulannya serta integrasi kemitraan yang tepat di antara pelaku stakeholders yaitu Pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, tokoh masyarakat serta masyarakat sekitar dalam mengambil kebijakan dengan adanya resiko ketidakpastian akibat perubahan.

Lingkungan kerja yang nyaman dan baik pun diperlukan dalam mendukung kinerja koperasi. Misalnya, tempat bekerja yang luas dan ergonomis dapat memberikan karyawan kenyamanan dalam bekerja. Kemudahan pada administrasi koperasi juga dapat membantu anggota koperasi menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Selanjutnya, dibuatlah analisis pengaruh peran Pemerintah yang mempengaruhi komitmen organisasi dan motivasi serta dukungan dari lingkungan kerja yang baik yang berdampak terhadap kinerja koperasi yang menggerakan strategi inovasi dimana dimensi yang mendukung diantaranya orientasi kepemimpinan, inovasi produk dan proses yang mendukung investasi serta berdampak pada kinerja. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh Peran Pemerintah dan Orientasi

(6)

Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi, Motivasi, Inovasi dan Lingkungan Kerja serta Dampaknya pada Kinerja Koperasi dengan Metode Partial Least Square (PLS) (Studi Kasus Koperasi Tenun Cual Khas Bangka Di Provinsi Bangka Belitung)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh peran Pemerintah terhadap inovasi?

2. Bagaimana pengaruh peran Pemerintah terhadap investasi?

3. Bagaimana pengaruh peran Pemerintah terhadap komitmen organisasi?

4. Bagaimana pengaruh peran Pemerintah terhadap motivasi?

5. Bagaimana pengaruh orientasi kepemimpinan terhadap inovasi?

6. Bagaimana pengaruh orientasi kepemimpinan terhadap kinerja koperasi?

7. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap investasi?

8. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap motivasi?

9. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja?

10. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja koperasi?

11. Bagaimana pengaruh investasi terhadap lingkungan kerja?

(7)

13. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja koperasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Menganalisis pengaruh peran Pemerintah terhadap inovasi. 2. Menganalisis pengaruh peran Pemerintah terhadap investasi.

3. Menganalisis pengaruh peran Pemerintah terhadap komitmen organisasi.

4. Menganalisis pengaruh peran Pemerintah terhadap motivasi. 5. Menganalisis perngaruh orientasi kepemimpinan terhadap inovasi.

6. Menganalisis pengaruh orientasi kepemimpinan terhadap kinerja koperasi. 7. Menganalisis pengaruh inovasi terhadap investasi.

8. Menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap motivasi.

9. Menganalisis pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja.

10. Menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja koperasi.

11. Menganalisis pengaruh investasi terhadap lingkungan kerja. 12. Menganalisis pengaruh investasi terhadap kinerja koperasi.

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu:

Bagi Koperasi Tenun Cual:

a) Penelitian ini akan membantu dalam menyediakan informasi bagi koperasi mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja koperasi sehingga koperasi mampu bersaing dalam pasar lokal dan global.

b) Penelitian ini akan menjadi masukan yang sangat berguna sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk kemajuan koperasi.

Bagi Peneliti:

a) Penelitian ini memberikan sebuah pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti.

Bagi Pembaca:

a) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi dalam penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran dengan romobongan belajar maksimum 36 siswa Proses pembelajaran dengan romobongan belajar maksimum 32 siswa Proses pembelajaran dengan romobongan

Dalam konteks ini ia kurang bekerja secara totalitas, melainkan hanya sekedar menjalankan saja pekerjaan yang diberikan tanpa berusaha untuk membuat prestasi ketika menjalankan

Input data, yaitu: data Sumber PLN, Trafo, Saluran, dan beban yang diperoleh dari sistem yang terkait dengan catu daya Kawasan GI PUSPIPTEK dalam hal ini menggunakan catu

Adiratna (2004) mengatakan penyebab yang mempengaruhi tingginya kebutuhan nasional terhadap beras sebagai bahan makanan pokok di Indonesia adalah karena jumlah penduduk

Jika kita lihat pada saat kita menggunakan Collection seperti biasa kalau salah satu element di dalam Collection tersebut bukan object String maka anda akan mendapatkan error pada

Lembaga negara yang dapat bersengketa di Mahkamah Konstitusi yaitu: (1) merupakan sengketa kewenangan konstitusional antar lembaga negara, (2) kewenangan diberikan

Adapun rekomendasi untuk Sistem Informasi Penggajian Karyawan Outsourcing, untuk pengembangan sistem selanjutnya yaitu, sistem dapat dikembangkan dengan menambah rumus

• Dana hasil emisi Obligasi Berkelanjutan I PTPP ini rencananya akan digunakan untuk modal kerja konstruksi, modal kerja engineering procurement dan construction serta untuk