Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 3 Th. 2017
RANCANG BANGUN ALAT PENGUPAS PINANG TUA
(Design and Construction of Ripe Areca Nut Peeler)
Imade Silaban
1,2, Achwil Putra Munir
1, Lukman Adlin Harahap
11)Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155
2email : imadesilaban@yahoo.com
Diterima 13 Juni 2016/Disetujui 21 Juni 2016
ABSTRACT
Manual peeling of ripe areca nut risky, slow and must be focus. Ripe areca nut is used to hardeningteeth. This research was aimed to design, construction and examine ripe areca nut peeler. This research was conducted in February until March 2016 in the Laboratory of Agriculture Engineering, Faculty of Agriculture, University of North Sumatra by literature study and observations of areca nut peeler.The results showed that the effective capacity was 153,5713 kg/hour. Undone peeled percentage was 11,4%. Main cost in the first year was Rp. 196,60/kg, Rp. 196,80/kg for the second year, Rp. 197,02/kg for the third year, Rp. 197,25/kg for the fourth year and Rp. 197,50/kg for the fifth year. BEP in the areca nut peeler was 146,06 kg for the first year, 153,57 kg for the second year, 161,59 kg for the third year, 170,16 kg for the fourth year and 179,31 kg for the fifth year. NPV at 6,75% was Rp. 14.868.550.820,4/year and NPV trial at 8% was Rp. 14.380.121.216,25/year.
Keyword : areca nut peeler, ripe areca nut, effective capacity.
ABSTRAK
Pengupasan pinang tua secara tradisional memiliki banyak resiko kecelakaan kerja, lambat dan harus benar-benar fokus. Biji pinang tua berguna untuk menguatkan gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, membuat dan menguji alat pengupas pinang tua dengan menggunakan pinang tua sebagai bahan bakunya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara dengan metode studi literatur dan melakukan pengamatan pada alat pengupas pinang tua.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas efektif alat sebesar 153,5713 kg/jam. Persentase pinang tua yang tidak terkupas sempurna sebesar 11,4 %. Biaya pokok operasional alat pengupas pinang tua sebesar Rp. 196,60/kg untuk tahun pertama, Rp. 196,80/kg untuk tahun kedua, Rp. 197,02/kg untuk tahun ketiga, Rp. 197,25/kg untuk tahun keempat dan Rp. 197,50/kg untuk tahun kelima. BEP pada alat pengupas pinang tua sebesar 146,06 kg pada tahun pertama, 153,57 kg pada tahun kedua, 161,59 kg pada tahun ketiga, 170,16 kg pada tahun keempat dan 179,31 kg pada tahun kelima. NPV alat pengupas pinang tua pada 6,75% sebesar Rp. 14.868.550.820,4/tahun dan NPV dengan suku bunga coba-coba 8% sebesar Rp. 14.380.121.216,25/tahun.
Kata kunci : alat pengupas pinang tua, pinang tua, kapasitas efektif.
PENDAHULUAN
Pinang (Areca catechu) merupakan tanaman yang sekeluarga dengan kelapa. Salah satu jenis tumbuhan monokotil ini tergolong palem-paleman. Pinang termasuk jenis tanaman yang cukup dikenal luas di masyarakat karena secara alami penyebarannya pun cukup luas di berbagai daerah. Melihat asalnya, pinang memang asli dari kawasan Asia Tenggara, yaitu Filipina, Semenanjung Malaka, dan Kepulauan Hindia Timur. Sekitar 24 jenis pinang dapat dijumpai di Malaysia, Kalimantan, dan Sulawesi (Sihombing, 2000).
Selain tanaman pagar, penghijauan, bahan bangunan, dan hiasan (Sihombing, 2000). Pinang dapat diolah sebagai pewarna tekstil, benang, dan sering juga digunakan masyarakat sebagai obat tradisional seperti penguat gigi. Seiring dengan bertambahnya usia, semakin rentan masyarakat kehilangan gigi. Keadaan ini berdampak juga dengan kebutuhan akan pinang. Semakin perlunya pinang di kalangan masyarakat baik dalam skala kecil maupun besar. Untuk itu perlu pengolahan yang lebih pesat, mulai dari pengupasan pinang yang mungkin susah bagi masyarakat kalangan kecil.
Pinang adalah buah dari palem areca (Areca catechu), yang sebagian besar tumbuh di
negara tropis. Pinang biasanya dikunyah dengan daun sirih atau dalam bentuk produk lain seperti gutka, pan masala, dan scented supari. Diperkirakan seperlima dari populasi dunia mengunyah buah pinang, atau dalam bentuk lain di benua India, Srilanka, Asia Tenggara. Lokasi persis tempat asal pinang tidak diketahui sampai sekarang tapi disebutkan bahwa tanaman palem pertama kali tumbuh di wilayah tenggara, besar kemungkinan di Malaysia atau Philipina. Daerah-daerah ini tetap memiliki jenis terbanyak dari tanaman yang termasuk ke dalam gen areca. Kebiasaan umum dan budaya mengunyah buah pinang disebutkan telah setua tanaman originalnya yang memiliki akar di Vietnam dan Malaysia. Dari tanah Asia Tenggara tanaman ini meluas ke seluruh Asia dan mulai dibudidayakan sebagai tanaman komersil (Annonimus, 2009).
Tanaman pinang (Areca catechu L) telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu, khususnya buahnya yang digunakan untuk campuran makan sirih, air rebusannya juga digunakan sebagai obat kumur yang diyakini berkhasiat untuk menguatkan gigi. Biji pinang (Areca catechu L.) sebagai salah satu obat tradisional, di Jawa digunakan sebagai obat luka dan di Jambi sebagai obat kudis (Anonimus, 2009).
Analisis pinang di Filipina menyatakan bahwa buah pinang mengandung senyawa bioaktif yaitu flavonoid di antaranya tannin, yang dapat menguatkan gigi. Biji pinang dapat dimakan bersama sirih dan kapur, yang berkhasiat untuk menguatkan gigi. Air rebusan biji pinang juga digunakan sebagai obat kumur dan penguat gigi. Kandungan kimia fenolik dalam pinang bersifat bakterisid dan fungsi (Meiyanto dkk, 2008).
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan cara studi literatur (kepustakaan), kemudian dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat pengupas pinang tua. Dan dilakukan pengujian dan pengamatan parameter, antara lain kapasitas efektif alat, persentase bahan tidak terkupas sempurna dan analisis ekonomi.
Kapasitas kerja mesin diperoleh dengan melakukan pengupasan pinang tua sebanyak tiga kali ulangan, kemudian dihitung kapasitas efektif alat rata-rata. Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan produktivitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal ini, kapasitas efektif alat diukur dengan membagi banyaknya bahan yang dikupas (kg) terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat (jam). Menurut Daywin, dkk., (2008), menyatakan bahwa kapasitas kerja suatu alat
atau mesin didefinisikan sebagai kemampuan alat atau mesin dalam menghasilkan suatu produk (kg) per satuan waktu (jam).
Menurut Giatman(2006), Biaya pokok ialah biaya yang diperlukan suatu alat/mesin pertanian untuk setiap unit produk dan diperlukan data kapasitas alat/mesin yang bersangkutan. Biaya produksi atau biaya pokok adalah biaya dari tiga unsur biaya yaitu biaya langsung, tenaga kerja langsung dan over head pabrik. Biaya-biaya ini secara langsung berkaitan dengan biaya pembuatan produk secara fisik yang dikeluarkan dalam rangka kegiatan proses produksi sehingga disebut juga dengan production cost.
Break even point (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing). Selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan (Waldiyono, 2008).
Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu: Jika NPV >0 artinya alat akan menguntungkan/ layak untuk digunakan dan NPV<0 artinya alat tidak menguntungkan(Giatman, 2006).
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk persen periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).
Penelitian ini bertujuan untuk mendesain, membuat dan menguji alat pengupas pinang tua dengan menggunakan pinang tua sebagai bahan bakunya.
BAHAN DAN METODE
bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalahpinang tua, baut dan mur, ring, plat besi, plat besi stainless, bearing (bantalan), motor bakar, sabuk V (V-belt), kawat las, cat dan thinner. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin bor, mesin las, mesin gerinda, mata bor, obeng, kunci L, kunci ring, kunci pas, kunci T, kuas, stopwatch, kalkulator, komputer dan alat tulis.
Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara studi literatur (kepustakaan), kemudian dilakukan perancangan bentuk dan pembuatan/perangkaian komponen-komponen alat pengupas pinang tua. Setelah itu, dilakukan pengujian dan pengamatan parameter.
Komponen Alat
Alat pengupas ini mempunyai beberapa bagian penting, yaitu :
1. Kerangka Alat
Kerangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat lainnya, yang terbuat dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 122 cm, lebar 44 cm dan tinggi 65 cm.
2. Motor Bakar
Motor bakar berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis (penggerak). Alat ini menggunakan bahan bakar solar yang memiliki daya sebesar 7 HP.
3. Saluran masukan (hopper)
Saluran masukan berfungsi untuk memasukkan pinang tua yang akan dikupas. Hopper pada alat ini memiliki lebar 440 mm dan tinggi 570 mm.
4. Saluran keluaran
Saluran keluaran terdiri dari dua jenis saluran yaitu saluran keluaran biji yang berfungsi untuk menyalurkan biji pinang yang telah terkupas dan saluran keluaran sabut yang berfungsi untuk menyalurkan sabut pinang yang telah terpisah dari biji pinang.
5. Puli
Alat ini menggunakan 3 puli dengan diameter 4 inchi, 2,5 inchi dan 6 inchi yang berfungsi untuk mengatur kecepatan alat. 6. Sabuk-V
Sabuk yang digunakan adalah tipe A-24 dan B-52 yang berfungsi untuk menghubungkan motor bakar ke alat.
7. Blower
Blower ini berfungsi untuk mengeluarkan sabut pinang yang telah terpisah dari biji melalui saluran keluaran sabut.
8. Pisau roll
Berfungsi untuk membanting-bantingkan pinang ke segala arah dengan dibungkus oleh tabung bersekat sampai biji terpisah dari sabutnya. Pisau roll memiliki panjang 650 mm, lebar 45 mm dan tinggi 8 mm.
Bentuk dari alat pengupas pinang tuaseperti yang ditujukan pada gambar 1.
Gambar 1. Gambar teknik alat pengupas pinang tua
Komponen alat pengupas pinang tua terdiri dari : 1. Hopper
2. Tabung penutup pembanting 3. Poros pembanting 4. Kerangka Dudukan 5. Saluran keluaran 6. Motor diesel Persiapan Penelitian Pembuatan mesin
Adapun langkah-langkah dalam membuat mesin yaitu:
- Dirancang bentuk alat pengupas pinang tua kemudian dibuat gambar tekniknya
- Dipilih bahan yang akan digunakan untuk membuat alat pengupas pinang tua
- Dilakukan pengukuran terhadap bahan-bahan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
- Dipotong bahan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
- Dilakukan pengelasan dan pengeboran untuk pemasangan kerangka alat
- Digerinda permukaan yang terlihat kasar karena bekas pengelasan
- Dihubungkan komponen bahan yang telah dibuat sesuai dengan urutan proses - Dilakukan pengecatan untuk menambah
daya tarik mesin dan memperpanjang umur pemakaian
- Dipasang sabuk V untuk menghubungkan motor dengan puli.
Persiapan bahan
- Dijemur pinang tua yang akan dikupas selama 2-3 minggu
- Ditimbang pinang tua yang akan dikupas - Bahan siap dikupas menggunakan mesin
pengupas pinang tua.
Prosedur Penelitian
1. Ditimbang bahan yang akan dikupas. 2. Dihidupkan alat pengupas pinang tua. 3. Dimasukkan pinang tua kedalam alat
pengupas pinang tua.
4. Ditampung pinang tua di saluran keluaran. 5. Dimatikan alat pengupas pinang tua. 6. Dicatat waktu yang dibutuhkan alat untuk
melakukan pengupasan pinang tua. 7. Dihitung kapasitas pengupasan buah yang
dihasilkan alat ini per jam, dilakukan analisis ekonomi dan analisis kelayakan usaha. 8. Dilakukan perlakuan tersebut diulangi
sebanyak 3 kali ulangan.
9. Didokumentasi proses pengerjaan. 10. Dilakukan pengamatan parameter.
Parameter Penelitian
Kapasitas efektif alat (Kg/jam)
Kapasitas alat dilakukan dengan menghitung banyaknya hasil pengupasan (kg) tiap satuan waktu yang dibutuhkan selama proses pengupasan (jam).
Kapasitas alat = Berat pinang tua (kg) Waktu pengupasan (jam) Rendemen (%)
Rendemen adalah presentase produk yang didapatkan dengan membandingkan berat awal bahan dengan berat akhirnya.
Rendemen = Berat Bahan yang Dihasilkan Berat Bahan Baku
×
100% Analisis ekonomiBiaya pengupasan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tetap dan biaya tidak tetap, per kapasitas alat dalam jam kerja mesin per tahun atau lebih dikenal dengan biaya pokok.
- Biayatetap Biaya tetap terdiri dari:
1. Biaya penyusutan (sinking fund) Dalam perhitungan ini, suku bunga bank yang digunakan adalah 6,75%.
2. Biaya bunga modal dan asuransi - Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari: 1. Biaya perbaikan mesin 2. Biaya bahan bakar 3. Biaya operator
Break even point
Untuk menghitung BEP menggunakan persamaan sebagai berikut:
S =FC + P
SP - VC
dimana:
S =Sales variabel (produksi) (Kg) FC =Fix cash (biaya tetap) per tahun
(Rp).
P =Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas. VC =Variabel cash (biaya tidak tetap)
per unit produksi (Rp).
SP =Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp.10.000/kg). Net present value
Cash flow yang benefit perhitungannya disebut dengan present worth of benefit (PWB), sedangkan jika yang diperhitungkan hanya cash out (cost) disebut dengan present worth of cost (PWC). Sementara itu NPV diperoleh dari PWB dikurangi PWC, yakni:
NPV = PWB – PWC dimana:
NPV = Net Present value PWB= Present worth of benefit PWC= Present worth of cost
Menurut Giatman (2006), untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran atau kriteria tertentu dalam metode NPV, yaitu:
NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkan/ layak
NPV <0 artinya investasi tidak menguntungkan.
Internal rate of return
Dalam perhitungan IRR ini, besarnya suku bunga bank yang digunakan adalah 6,75% dan suku bunga coba-coba yang digunakan adalah 8%. Besarnya suku bunga yang ditetapkan ini diharapkan mampu menghasilkan perhitungan IRR yang lebih besar dari bunga bank yang berlaku sehingga usaha masih tetap layak untuk dijalankan.Dihitunglah harga IRR dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
IRR = q% + X
X- Y (q% - p%)
dimana:
p = Suku bunga bank paling atraktif q = Suku bunga coba-coba ( > dari p) X = NPV awal pada p
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mesin Pencacah Limbah Pertanian
Pada penelitian ini dilakukan pengupasan pinang tua dengan menggunakan alat pengupas pinang tua dimana pengoperasian mesin dilakukan oleh operator manusia dan pengupasan pinang tua menggunakan motor bakar 7 HP sebagai tenaga penggeraknya. Motor bakar akan menggerakkan pisau roll untuk membanting bahan sehingga menghasilkan pinang yang telah terkupas.
Bagian-bagian mesin pencacah limbah pertanian,yaitu:
1. Kerangka Alat
Kerangka alat ini berfungsi sebagai penyokong komponen-komponen alat lainnya, yang terbuat dari besi siku. Alat ini mempunyai panjang 122 cm, lebar 44 cm dan tinggi 65 cm.
2. Motor Bakar
Motor bakar berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis (penggerak). Alat ini menggunakan bahan bakar solar yang memiliki daya sebesar 7 HP.
3. Saluran masukan (hopper)
Saluran masukan berfungsi untuk memasukkan pinang tua yang akan dikupas. Hopper pada alat ini memiliki lebar 440 mm dan tinggi 570 mm.
4. Saluran keluaran
Saluran keluaran terdiri dari dua jenis saluran yaitu saluran keluaran biji yang berfungsi untuk menyalurkan biji pinang yang telah terkupas dan saluran keluaran sabut yang berfungsi untuk menyalurkan sabut pinang yang telah terpisah dari biji pinang.
5. Puli
Alat ini menggunakan 3 puli dengan diameter 4 inchi, 2,5 inchi dan 6 inchi yang berfungsi untuk mengatur kecepatan alat. 6. Sabuk-V
Sabuk yang digunakan adalah tipe A-24 dan B-52 yang berfungsi untuk menghubungkan motor bakar ke alat. 7. Blower
Blower ini berfungsi untuk mengeluarkan sabut pinang yang telah terpisah dari biji melalui saluran keluaran sabut.
8. Pisau roll
Berfungsi untuk membanting-bantingkan pinang ke segala arah dengan dibungkus oleh tabung bersekat sampai biji terpisah dari sabutnya. Pisau roll memiliki panjang 650 mm, lebar 45 mm dan tinggi 8 mm.
Prinsip Kerja Alat
Motor bakar sebagai tenaga penggerak akan menggerakkan pulley motor yang selanjutnya mentransmisi daya pada pulley poros pisau roll sehingga menggerakkan poros pisau roll. Poros yang berputar akan menggerakkan mata pisau roll yang menyatu dengan poros. Dengan kecepatan putaran yang tinggi, mata pisau roll mampu membanting-bantingkan bahan ke segala arah dimana mata pisau roll dibungkus atau dikelilingi tabung yang bersekat sehingga dapat mengupas pinang yang dimasukkan melalui hopper. Hasil bantingan berupa sabut pinang dan biji pinang. Sabut pinang hasil bantingan dikeluarkan paksa dengan blower ke saluran keluaran sabut. Sementara biji pinang keluar melalui saluran keluaran biji dan ditampung dengan menggunakan wadah.
Kapasitas Efektif Alat
Alat pengupas pinang tua menggunakan motor bakar dengan daya 7 HP dengan putaran motor bakar maksimal 2600 rpm, kapasitas efektif alat sebesar 153,5713 kg/jam.
Kapasitas efektif alat diperoleh dengan melakukan pengupasan pinang tua sebanyak tiga kali ulangan, kemudian dihitung kapasitas efektif alat rata-rata. Kapasitas efektif suatu alat menunjukkan produktivitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu. Dalam hal ini, kapasitas efektif alat diukur dengan membagi banyaknya bahan yang dicacah (kg) terhadap waktu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat (jam). Menurut Daywin, dkk. (2008), menyatakan bahwa kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefinisikan sebagai kemampuan alat atau mesin dalam menghasilkan suatu produk per satuan waktu.
Tabel 1. Data kapasitas efektif alat pengupas pinang tua Ulangan Berat (kg) Waktu (jam) Kapasitasef ektifalat (kg/jam) 1 5 0,0367 136,3635 2 5 0,0305 163,6361 3 5 0,0311 160,7143 Jumlah 15 0,0983 460,7139 Rata-rata 5 0,0327 153,5713 Tabel 1 diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan dengan mengupas sebanyak tiga kali ulangan, dengan setiap ulangan perlakuan menggunakan bahan seberat 5 kg. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mengupas pinang tua seberat 5 kg adalah sebesar 0,0327 jam. Diperoleh kapasitas efektif rata-rata alat pengupas pinang tua ini sebesar 153,5713
kg/jam (lampiran 5). Yang menyebabkan perbedaan pada waktu pengupasan pinang tua adalah human error atau kinerja operator.
Persentase Pinang Terkupas Tidak Sempurna
Persentase pinang terkupas tidak sempurna diperoleh dengan membandingkan berat hasil bahan yang terkupas tidak sempurna terhadap berat awal bahan yang akan dikupas dalam satuan persen (%). Hasil persentase pinang terkupas tidak sempurna yang diperoleh pada penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Persentase pinangterkupas tidak sempurna
Dari Tabel 2 diperoleh hasil pengamatan persentase pinang terkupas tidak sempurna pada alat yang dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dengan rata-rata berat awal bahan sebesar 5 kg yang menghasilkan rata-rata bahan yang terkupas tidak sempurna sebanyak 0,57 kg, maka diperoleh persentase pinang terkupas tidak sempurna pada alat ini sebesar 11,4%. Hal ini disebabkan karena kurang
maksimalnya pengeringan yang dilakukan terhadap bahan sehingga perlu dilakukan pengeringan yang lebih lama untuk mempermudah pengupasan pinang. Selain itu hal ini juga disebabkan karena adanya beberapa bahan yang sudah rusak (busuk) sehingga dibutuhkan pemilihan bahan yang lebih baik agar dihasilkan hasil kupasan yang sempurna.
Hasil dikatakan terkupas sempurna apabila tidak ada lagi sabut pinang yang melekat pada biji pinang tersebut dan biji yang keluar dari saluran keluaran tidak pecah. Sedangkan hasil dikatakan terkupas tidak sempurna apabila sabut masih melekat pada biji dan biji yang keluar dari saluran keluaran pecah.
Analisis Ekonomi Biaya pemakaian alat
Analisis ekonomi digunakan untuk menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi menggunakan alat ini. Dengan analisis ekonomi dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat diperhitungkan.
Dari hasil perhitungan yang diperoleh untukbiayatetap pada alat pengupas pinang tua ini sebesarRp. 1.432.698,028 tahun pertama, Rp. 1.506.389,941 tahun kedua, Rp. 1.585.040,657 tahun ketiga, Rp. 1.669.084,711 tahun keempat dan Rp. 1.758.854,394 tahun kelima dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 70.305.740,544/tahun.Penjumlahan biaya tetap per tahun dengan biaya tidak tetap per tahun menghasilkan biaya total.
Tabel3. Perhitungan biaya pokok tiap tahun Biaya total (Rp/thn) Wt (Jam/thn) Btt (Rp/jam) k (Kg/jm) BP (Rp/kg) 1.432.698,0 2.392 29.392,03 110,39 228,2 1.506.389,9 2.392 29.392,03 110,39 228,5 1.585.040,6 2.392 29.392,03 110,39 228,9 1.669.084,7 2.392 29.392,03 110,39 229,2 1.758.854,3 2.392 29.392,03 110,39 229,6
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh biaya untuk mengupas pinang tua berbeda tiap tahun. Hal ini disebabkan perbedaan nilai biaya penyusutan tiap tahun sehingga mengakibatkan biaya tetap alat tiap tahun berbeda juga. Diperoleh biaya pengupasan pinang tua dengan alat ini sebesar Rp. 196,607/kg untuk tahun pertama, Rp. 196,809/kg untuk tahun kedua, Rp. 197,025/kg untuk tahun ketiga, Rp. 197,255/kg untuk tahun keempat, Rp. 197,501/kg untuk tahun kelima yang merupakan hasil perhitungan dari penjumlahan
biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap kapasitas jam kerja alat pengupas pinang tua.
Break evenpoint
Menurut Waldiyono (2008), manfaat perhitungan titik impas adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini, income yangdiperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.
Ulangan Beratawal bahan (kg) Beratpina ng terkupas tidak sempurna (kg) % Pinang terkupas tidak sempurna (%) 1 5 0,74 14,8 2 5 0,55 11 3 5 0,42 8,4 Jumlah 15 1,71 34,2
Tabel 3. Perhitungan BEP FC (Rp/tahun) Sp (Rp/kg) Vc (Rp/kg) S (Kg/tahun) 1.432.698,1 10.000 191,39 146,065 1.506.389,9 10.000 191,39 153,578 1.585.040,6 10.000 191,39 161,596 1.669.084,7 10.000 191,39 170,165 1.758.854,3 10.000 191,39 179,317 Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan (Lampiran 7), titik impas pada tahun pertama terjadi setelah mengupas 146,06 kg, 153,57 kg pada tahun kedua, 161,59 kg pada tahun ketiga, 170,16 kg pada tahun keempat dan pada tahun kelima harus mengupas 179,31 kg pinang tua. Peningkatan break even point setiap tahunnya dipengaruhi oleh biaya penyusutan yang meningkat setiap tahun.
Net present value
Net present value (NPV) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.Dari percobaan yang telah dilakukan dan data yang diperoleh (Lampiran 8) pada penelitian dapat diketahui besarnya NPV dengan suku bunga 6,75% adalah Rp. 14.868.550.820,4 dan suku bunga bank coba-coba 8% adalah Rp. 14.380.121.216,25. Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih dari nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Giatman (2006), yang menyatakan bahwa kriteria NPV > 0, berarti investasi akan menguntungkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Giatman (2006), menyatakan bahwa kriteria NPV > 0, berarti mesin ini layak untuk digunakan/menguntungkan.
Internal rate of return
Menurut Giatman (2006), menyatakan bahwa dengan menggunakan metode IRR akan menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi
.
Hasil yang didapat dari perhitungan IRR adalah sebesar 46,052% (Lampiran 9). Usaha ini layak dijalankan apabila bunga pinjaman bank tidak melebihi 46,052%, jika bunga pinjaman di bank melebihi angka tersebut maka usaha ini tidak layak lagi diusahakan. Semakin tinggi bunga pinjaman di bank maka keuntungan yang diperoleh dari usaha ini semakin kecil.KESIMPULAN
1. Alat pengupas pinang tua dengan menggunakan pinang tua sebagai bahan
yang dikupas memiliki kapasitas efektif alat yaitu sebesar 153,5713 kg/jam.
2. Persentase pinang terkupas tidak sempurna rata-rata pada alat pengupas pinang tua sebesar 11,4 %.
3. Alat pengupas pinang tua dengan menggunakan pinang tua sebagai bahan yang dikupas ini memiliki biaya pokok sebesar Rp. 196,607/kg untuk tahun pertama, Rp. 196,809/kg untuk tahun kedua, Rp. 197,025/kg untuk tahun ketiga, Rp. 197,255/kg untuk tahun keempat dan Rp. 197,501/kg untuk tahun kelima.
4. Mesin mencapai titik Break Event Pointapabila telah mengupas pinang tua sebanyak 146,06 kg pada tahun pertama, 153,57 kg pada tahun kedua, 161,59 kg pada tahun ketiga, 170,16 kg pada tahun keempat dan 179,31 kg pada tahun kelima.
5. Mesin layak digunakan/menguntungkan karena NPV yang dihasilkan > 0 yaitu sebesar Rp. 14.868.550.820,4per tahun dengan suku bunga yang digunakan 6,75% dan Rp. 14.380.121.216,25 per tahun dengan suku bunga coba-coba 8%.
6. Internal rate of return pada alat ini adalah sebesar 46,052%.
DAFTAR PUSTAKA
Annonimus., 2009. Tesis Ekstrak Buah Pinang. Diakses dari:
http://www.pps.unud.ac.id/../pdf [10 Desember 2015].
Daywin, F. J., R.G. Sitompul, dan I. Hidayat, 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Graha Ilmu. Jakarta. Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Meryanto, dkk., 2008. Tesis Ekstrak Buah
Pinang. Diakses dari:
http://www.pps.unud.ac.id/../pdf [10 desember 2015].
Sihombing, T., 2000. Pinang Budidaya & Prospek Bisnis. Penebar Surabaya, Jakarta. Waldiyono. 2008. Ekonomi Teknik (Konsep, Teori
dan Aplikasi). Pustaka Pelajar. Yogyakarta.