• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI PELATIHAN BERKELANJUTAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KUALITAS. Siti Toyibatin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI PELATIHAN BERKELANJUTAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN KUALITAS. Siti Toyibatin"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah

Vol. 11, No. 1, Januari - April 2021

ISSN 0854-2172

PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI PELATIHAN

BERKELANJUTAN SEBAGAI UPAYA

PENGEMBANGAN KUALITAS

Siti Toyibatin

SD Negeri Pegirikan 02, Talang Tegal, Jawa Tengah stoyiban@gmail.com

Abstract

Teacher teaching feasibility is not only measured based on formal education but must also be measured based on how the teacher's ability to teach and master the material mastery sessions, mastering, selecting and using methods, media and learning evaluations. If so far many opinions state the professionalism of teachers in Indonesia is relatively low or inadequate, it is a result of the lack of supervision of the principal. The purpose of this school action research (PTS) is to know the extent of headmaster coaching through continuous training in improving teacher performance. In the school action research (PTS) was conducted in 3 cycles, from the results of actions performed proved to improve teacher performance by achieving ideal standards. From 64.50% in Pre cycle I, it can increase to 71.75% in cycle I, and cycle II to 80.63%. The results of this action research show that coaching through continuous training can improve teacher performance in with completion reaching 100%.

Keywords: Improving school quality achievement; teacher performance; continuous training. Abstrak

Kelayakan mengajar guru tidak cukup hanya diukur berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. Bila selama ini banyak pendapat menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau kurang memadai, hal itu merupakan akibat dari kurang kepengawasannya kepengawasan kepala sekolah.Tujuan dari penelitian tindakan sekolah (PTS) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pembinaan kepala sekolah melalui pelatihan berkelanjutan dalam meningkatkan kinerja guru. Dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 64,50 % pada Pra siklus I, dapat meningkat menjadi 71,75 % pada siklus I, dan siklus ke II 80,63 %. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan dapat meningkatkan kinerja guru dalam dengan ketuntasan mencapai 100 %.

© 2021 Dinamika

Kata Kunci: Kinerja Guru; Pelatihan berkelanjutan; Peningkatan Capaian mutu sekolah.

(2)

PENDAHULUAN

Guru atau pendidik adalah seseorang profesional yang mengelola kelas serta membimbing siswa di lingkungan sekolah, guru dituntut untuk memiliki kompetensi selain mengajar juga melakukan penelitian. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah ( PP 19 : 2005 Pasal 1.1 ). Dunia pendidikan saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan diperlukan berbagai terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana serta prasarana pendidikan. Untuk meningkatkan prestasi belajar diperlukan pembelajaran yang lebih inovatif yang dapat mendorong peserta didik belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam pembelajaran di kelas (Supraptono dan Setiawan, 2017 : 1). Selain pembelajaran yang inovatif dibutuhkan juga kinerja pendidik yang baik agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dasar.

Pembelajaran merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam proses pengelolaan pendidikan, karena sebaik apa pun perangkat pembelajaran tertulis jika tidak dilaksanakan secara efisien dan efektif, maka hasil pembelajaran yang dicapai baik aspek pengetahuan, sikap maupun ketrampilan tidak akan memadai. Oleh karena itu, kualitas sebuah pendidikan dapat dilihat dari kualitas proses pembelajarannya. Untuk itu, kriteria mutu dan keberhasilan pembelajaran harus dibuat secara rinci sehingga benar-benar dapat diukur dan diamati. Kemampuan menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pembelajaran harus dimiliki guru agar dapat menjalankan tugas masing-masing. Hal ini tentu memerlukan bimbingan dari pengawas (Sarifudin, 2019 : 418). Bukan hanya bimbingan tetapi juga kerja sama antara para pendidik akan menentukan mutu sekolah. Kerja sama yang baik antar pendidik akan menunjukkan perubahan pada kualitas sekolah dan peserta didik.

Perubahan zaman yang semakin cepat mengakibatkan berubahnya semua aspek kehidupan termasuk pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal bagi masyarakat harus selalu melakukan perubahan untuk peningkatan mutu pendidikan (Anna dkk, 2018: 359). Sekolah yang memenangkan persaingan dimasa mendatang adalah sekolah yang mampu merespons perkembangan atau perubahan zaman. Sekolah diharapkan mampu membuat perubahan yang dirancang sesuai dengan lingkungan yang ada di masa sekarang. Hal ini membutuhkan peran penting seorang pemimpin di sekolah dan juga para pendidik agar dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sesuai rencana untuk dapat meningkatkan mutu sekolah. Peran pendidik dalam hal ini adalah mampu mengimbangi kebutuhan para pelajar agar dapat mengikuti perubahan yang ada di dalam masyarakat.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai wadah dalam mentransformasikan keseimbangan antara nilai moral kepada peserta didik dalam proses penyelenggaraan pembelajaran, sekolah dituntut untuk berupaya melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam menunjukkan kualitas kelembagaan secara nasional ( Rachmat dkk, 2019 : 200). Maka, dalam meningkatkan mutu sekolah dibutuhkan kerja sama para pendidik untuk dapat mengubah pendidikan di Indonesia lebih baik dan mencetak generasi yang berkualitas.

Pendidikan merupakan masalah penting dan menjadi perhatian masyarakat luas, sehingga pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, dalam arti menghasilkan lulusan yang sesuai harapan masyarakat, berkualitas dalam kepribadian, bermoral, berintelektual, serta beriman dan bertakwa. Baik melalui program pendidikan dan pelatihan tenaga pendidik dan kependidikan maupun dengan meningkatkan berbagai standar nasional Pendidikan ( Sarifudin, 2018 : 418) . Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pendidik yang lebih baik. Pendidik merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Profesionalisme seorang

(3)

pendidik berperan penting dalam mencapai mutu pendidikan yang lebih baik dengan berbagai proses pembelajaran kepada peserta didik (Syarifuddin, 2020 : 163).

Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 disebutkan bahwa “ Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Fasilitas pembelajaran merupakan faktor lain yang mempengaruhi mutu sekolah. Dalam pencapaian mutu sekolah, fasilitas pembelajaran merupakan sarana dan prasarana yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Pemanfaatan fasilitas pembelajaran perlu dikelola dengan baik agar terhindar dari pemborosan dan tidak tepatnya pemanfaatan fasilitas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen pemanfaatan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan prinsipnya agar peningkatan mutu sekolah dapat tercapai (Azhari & Kurniady, 2016 :27).

Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Adapun yang dimaksud dengan keempat jenis kompetensi guru adalah: (1) Kompetensi Kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia; (2) Kompetensi Pedagogik, merupakan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; (3) Kompetensi Profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya; (4) Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Bila keempat kompetensi dapat dikuasai oleh seorang guru, maka mutu pendidikan akan meningkat. Namun kenyataan di lapangan masih banyak guru yang mengajar di kelas, terutama di tingkat sekolah dasar masih belum layak dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Maka, perlu adanya tindakan untuk meningkatkan mutu guru di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang Kabupaten Tegal.

Keberhasilan guru dalam mengajar tidak cukup hanya berdasarkan pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kemampuan guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. Bila selama ini banyak pendapat menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau kurang memadai, hal itu merupakan akibat dari kurangnya pengawasan dari kepala sekolah.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali melalui pembinaan yang berkaitan dengan kinerja guru, disebabkan oleh: (1). Adanya kecenderungan melemahnya kinerja guru yaitu terjadinya guru yang membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas yang tidak tepat waktu, guru mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar, guru tidak punya absensi siswa, ( 2 ) adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah belum dilaksanakan dengan sebaik – baiknya kepada guru. Beberapa rekan penulis yang sama – sama menjabat menjadi kepala SD mengaku kurang serius dalam melaksanakan fungsinya sebagai supervisor, ( 3 ) adanya penurunan kinerja guru merupakan salah satu penyebab menurunnya Nilai UASBN siswa SDN Pegirikan 02 Kec. Talang Kabupaten Tegal.

(4)

METODE PENELITIAN 1. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. penelitian tindakan meliputi (a) Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki ,meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. (b) Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / kepala sekolah sebagai upaya perbaikan,peningkatan atau perubahan yang diinginkan. (c) Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. (d) Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai keriteria. (e) Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti melakukan revisi terhadap rencana awal.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) akan dilakukan pada SDN Pegirikan 02 Kec. Talang Kabupaten Tegal tahun Pelajaran 2019/2020. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilakukan pada guru melalui pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja guru dalam upaya peningkatan capaian mutu sekolah di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang Kabupaten Tegal.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian ini adalah guru SDN Pegirikan 02 Kec. Talang, Kab. Tegal yang terdiri dari 8 orang guru. SDN Pegirikan 02 Kec. Talang terdiri dari 8 orang guru yaitu terdiri atas 5 guru PNS dan 2 guru wiyata bhakti.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan analisis secara deskriptif menghitung besarnya peningkatan mutu guru melalui pelatihan berkelanjutan dengan menggunakan persentase. Indikator keberhasilan apabila terjadi peningkatan kinerja guru mencapai 85% guru telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 75. Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2, maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan sekolah yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah data Kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif ini akan digunakan untuk menghitung besarnya peningkatan kinerja guru melalui pelatihan berkelanjutan dengan menggunakan persentase ( % ). Data Kualitatif Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran hasil penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif dan penarikan simpulan.

5. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kinerja guru mencapai 85% guru ( sekolah yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 75 .Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2 ,maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan sekolah yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam manajemen berbasis sekolah ( MBS ).

6. Prosedur Penelitian

Rancangan Penelitian Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus. Kegiatan dilaksanakan dalam semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 12 Oktober sampai dengan 21 November 2019. Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang meliputi ; (a) perencanaan,(2) tindakan,(3) pengamatan, dan (4) refleksi.

(5)

Dalam penelitian Tindakan sekolah ini variabel yang akan diteliti adalah Peningkatan kinerja guru melalui pelatihan berkelanjutan di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang Kabupaten Tegal. Penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kinerja guru mencapai 85% guru ( sekolah yang diteliti ) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 75 .Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2 ,maka siklus selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan sekolah yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam manajemen berbasis sekolah ( MBS ).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I

Tindakan pada Siklus I peneliti mempersiapkan peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan yang terdiri dari rencana pembinaan 2, soal tes formatif II dan alat-alat pembinaan yang mendukung. Pada akhir proses pembinaan, guru diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan mutu guru dalam proses pembinaan yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut.

Tabel 1 Tabel Distribusi Nilai tes Pembinaan Siklus I

Uraian Nilai Total skor 574 Nilai terendah 60 Nilai tertinggi 80 Tuntas 6 Belum tuntas 2 Ketuntasan 75 % .

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata peningkatan mutu guru adalah 71,75 % dan ketuntasan pembinaan mencapai 75 % atau ada 6 orang guru dari 8 orang guru sudah meningkat mutunya dalam proses belajar mengajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus I ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari Pra siklus. Adanya peningkatan mutu guru ini karena setelah kepala sekolah menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi meningkatkan mutunya dalam proses pembelajaran. Selain itu guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan kepala sekolah dengan menerapkan pelatihan berkelanjutan.

Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus I ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: (1) Kepala Sekolah dalam memotivasi guru hendaknya dapat membuat guru lebih termotivasi selama proses belajar mengajar dan pembinaan berlangsung. (2) Kepala Sekolah harus lebih dekat dengan guru sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri guru baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. (2) Kepala Sekolah harus lebih sabar dalam membina guru merumuskan kesimpulan/menemukan konsep. (3) Kepala Sekolah harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dan pembinaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (4) Kepala Sekolah sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pembinaan pada guru untuk dipedomani pada setiap kegiatan pembinaan berlangsung.

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II

Pada tahap siklus II peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan yang terdiri dari rencana pembinaan 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pembinaan yang mendukung bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam meningkatkan mutunya dalam

(6)

pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Tabel Distribusi Nilai tes Pembinaan Siklus II

Uraian Nilai Total skor 645 Nilai terendah 70 Nilai tertinggi 90 Tuntas 8 Belum tuntas 0 Ketuntasan 100%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 80,63 % dan guru sebanyak 8 orang telah tuntas seluruhnya. Maka secara kelompok peningkatan mutu guru telah tercapai sebesar 100 % ( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil pembinaan pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam melakukan pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan sehingga guru menjadi lebih terbiasa dengan pembinaan seperti ini sehingga guru lebih mudah dalam memahami pembinaan yang telah diberikan oleh kepala sekolah ( peneliti ).

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembinaan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Selama proses pembinaan kepala sekolah telah melaksanakan semua pembinaan dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. (2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa guru aktif selama proses belajar berlangsung. (2) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. (2) Hasil pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan pada siklus II mencapai ketuntasan.

Pada siklus II guru telah menerapkan pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan dengan baik dan dilihat dari aktivitas guru serta hasil pembinaan guru pelaksanaan proses pembinaan sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya pembinaan yang dilakukan kepala sekolah melalui pelatihan berkelanjutan dapat meningkatkan mutu guru dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari guru yang telah menguasai proses pembelajaran untuk membimbing guru yang belum menguasainya melalui pelatihan berkelanjutan oleh kepala sekolah. Setelah dilakukan tindakan, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3 Analisis Hasil Tes Tentang Kinerja Guru antara siklus I dan Siklus II

Uraian Nilai siklus I Nilai siklus II

Total skor 574 645 Nilai terendah 60 70 Nilai tertinggi 80 90 Tuntas 6 8 Belum tuntas 2 0 Ketuntasan 75% 100%

(7)

hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai ketuntasan pada siklus 1 yaitu 75%. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan yaitu mencapai ketuntasan 100%. Dari analisis data di atas bahwa pembinaan dengan menerapkan pelatihan berkelanjutan oleh kepala sekolah, yang berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan mutunya khususnya di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang kabupaten Tegal, oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD dapat meningkatkan mutunya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus pada Peningkatan Mutu Sekolah dengan Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Pelatihan Berkelanjutan di SD Negeri Pegirikan 02 Kecamatan Talang Tahun Pelajaran 2019/2020. Pembahasan hasil penelitian merupakan kajian terhadap hasil temuan yang ada hubungannya dengan jawaban terhadap pertanyaan penelitian.

1. Ketuntasan Hasil Pembinaan Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pelatihan berkelanjutan kepala sekolah memiliki dampak positif dalam meningkatkan mutu guru. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru dari pembinaan yang diberikan oleh kepala sekolah (ketuntasan pembinaan meningkat dari Pra siklus, I, dan II ) yaitu masing-masing 64,50 % ; 75 % ; 100% Pada siklus II ketuntasan pembinaan guru secara kelompok telah tercapai. Kesulitan yang dialami oleh guru berkaitan dengan pelaksanaan penilaian sedikit demi sedikit secara berangsur- angsur mulai berkurang dan beralih pada suatu pemahaman dan keterampilan dalam mempersiapkan segala perangkat yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian. Ketuntasan hasil pembinaan klasikal tersebut dapat dilihat dari diagram di bawah ini:

Diagram 1. Rekapitulasi Hasil Pembinaan Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II

Hasil perbandingan dari siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan perubahan yang signifikan. dari siklus 1 yang memiliki nilai tertinggi 80 dan siklus 2 yang memiliki nilai tertinggi 90 menunjukkan adanya peningkatan mutu kinerja guru di SD negeri pegirikan 02 Kecamatan Talang. Dengan demikian diharapkan untuk para pendidik dapat terus meningkatkan kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Kemampuan Kepala sekolah dalam melakukan pembinaan.

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam pembinaan yang dilakukan kepala sekolah melalui pelatihan berkelanjutan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap peningkatan kinerja guru yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata yang dicapai guru pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Dari hasil

(8)

penelitian Guru mendapatkan manfaat yang besar dari pelatihan ini berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi mereka sebagai pendidik, baik manfaat secara keilmuan yang mereka peroleh maupun manfaat dari segi pratiksi sebagai guru yang secara mutlak dituntut untuk dapat melaksanakan penilaian secara baik dan benar.

3. Aktivitas Kepala Sekolah dan Guru dalam Pembinaan

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dan kepala sekolah dalam proses pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan / memperhatikan penjelasan kepala sekolah, dan diskusi antar guru antara guru dan kepala sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas kepala sekolah selama pembinaan telah melaksanakan langkah-langkah pembinaan pelatihan berkelanjutan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas kepala sekolah yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati guru dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil pembinaan kepala sekolah melalui pelatihan berkelanjutan hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 8 orang guru yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata-rata mencapai ; 64,50 % meningkat menjadi 71,75 % dan pada siklus II meningkat menjadi 80,63 % .

Dari analisis data di atas bahwa pembinaan dengan menerapkan pelatihan berkelanjutan oleh kepala sekolah, yang berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan mutunya khususnya di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang kabupaten Tegal, oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD dapat meningkatkan mutunya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Berdasarkan manajemen berbasis sekolah ( MBS ) dikatakan tuntas apabila guru telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai ≥ 85 %. Sedangkan pada penelitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada ( siklus II ) mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam MBS yaitu mencapai 100 %. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan mutu sekolah dengan Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Pelatihan Berkelanjutan di SD Negeri Pegirikan 02 Kecamatan Talang Tahun Pelajaran 2019/2020.

Hasil penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian lain yang pertama penelitian dari Syarifuddin (2020) Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: ada peningkatan mutu sekolah di SDN Lanta Barat dengan meningkatkan Kinerja Guru Melalui Pelatihan Berkelanjutan Tahun Pelajaran 2019-2020, hal ini ditandai dengan peningkatan mutu guru dalam setiap siklus, yaitu siklus I 53,33%, siklus II 86,67%. Aktivitas guru dan kepala sekolah dalam proses pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat, mendengarkan penjelasan kepala sekolah, dan diskusi antar guru antara guru dan kepala sekolah. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Trisnawati (2015) Penelitian ini dilakukan selama dua siklus dalam enam kali pertemuan terbukti bahwa guru memiliki pemahaman yang meningkat dalam melaksanakan sebuah penilaian pembelajaran mulai dari penyusunan layout, blangko penilaian, analisis soal, kisi-kisi, penetapan kata kerja operasional hingga menyusun butir soal . Hasil penelitian menunaikan secara kuantitatif dari nilai test awal berada pada posisi 58,15 % setelah diberi tindakan pada siklus 1 meningkat sebesar 22,37 % sehingga menjadi 77,52 %. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian melalui pelatihan berkelanjutan. Guru merasakan manfaat yang besar dari pelatihan ini berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi mereka sebagai pendidik baik secara keilmuan yang mereka peroleh.

(9)

Selain kedua penelitian tersebut, penelitian ini juga memiliki relevansi dengan penelitian Aisyah (2019), berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Pada siklus I, rata-rata nilai hasil pembinaan sebesar 72,5 dan meningkat menjadi 77,8 pada siklus II. Peningkatan juga terjadi pada siklus III di mana rata-rata nilai hasil pembinaan menjadi 83,5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan dapat meningkatkan kinerja guru dalam ketuntasan mencapai 100%.

SIMPULAN

Dari hasil kegiatan pembinaan yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembinaan kepala sekolah melalui pelatihan berkelanjutan memiliki dampak positif dalam meningkatkan mutu guru dalam proses belajar mengajar di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang tahun pelajaran 2019/2020 yang ditandai dengan peningkatan mutu guru dalam setiap siklus, yaitu Pra siklus ( 64,50%), siklus I (71,75 %), dan siklus II (80,63 %). Pembinaan dengan menerapkan pelatihan berkelanjutan mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan kinerja guru. Pembinaan kepala sekolah melalui pelatihan berkelanjutan efektif untuk meningkatkan mutu guru, sehingga mereka merasa siap untuk melaksanakan pembinaan berikutnya.

SARAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar mutu guru dapat meningkat, lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan capaian mutu sekolah, maka disampaikan saran sebagai berikut: (1) Untuk pembinaan melalui pelatihan berkelanjutan memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga kepala sekolah harus mampu menentukan atau memilih model pembinaan yang diberikan sehingga diperoleh peningkatan mutu guru yang optimal. (2) Dalam rangka meningkatkan mutu guru, kepala sekolah hendaknya lebih sering melatih guru dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang sederhana, di mana guru nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga guru lebih berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. (3) Perlu adanya pembinaan yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan pada guru di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2019/2020. (4) Kepada kepala sekolah hendaknya lebih sering melatih guru dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang sederhana, di mana guru nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga guru lebih berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Kepada Guru perlu adanya pembinaan yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan pada guru di SDN Pegirikan 02 Kec. Talang Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2019/2020

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. (2019). Peningkatan Capaian Mutu Sekolah dengan Meningkatkan Kinerja Guru dalam Merencanakan dan Melaksanakan Proses Pembelajaran Melalui Pelatihan Berkelanjutan di SD Negeri Mojosari 1. Jurnal Mitra Pendidikan. Vol. 3, No 7,1022-1032.

Azhari, Ulpha Lisni & Kurniady, dedy Achmad. (2016). Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Fasilitas Pembelajaran, Dan Mutu Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016. Depdiknas RI.(2005).Undang undang No 15 Tentang Guru dan Dosen.Jakarta : Depdiknas.

Dirjen PMPTK,2007.Peraturan Menteri no 13 Tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah.Jakarata : Dirjen PMPTK Depdiknas

Direktorat PLP Depdiknas. (2005). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Mar’atus Zahro, Anna dkk. (2018). Kepemimpinan Perubahan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. JAMP: Jurnal Administrasi dan Manajemen Pendidikan. Volume 1, No. 3 September 2018.

(10)

Mulyasa,E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep,Karakteristik,Implementasi,dan Inovasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Satria, Rachmat dkk. (2019). Peningkatan Mutu Sekolah Melalui Manajemen Hubungan Masyarakat. Jurnal

Akuntabilitas Manajemen Pendidikan. Volume 7, No. 2, September 2019.

Sarifudin, Agus. (2018). Peningkatan Kinerja Guru dalam Implementasi Penilaian Sistem SKS Melalui Supervisi Akademik Pengawas Sekolah. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam,

VOL: 08/NO: 02 Agustus 2019.

Suprapto, Eko dan Setiaawan, Hari. (2017). Dampak Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Web

Terhadap Kompetensi Materi Perkuliahan

Elektronika Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI). Vol. 2, No. 3, Juli 2017. ISSN 2477-2240

(Media Cetak). 2477-392 (Media Online).

Syarifuddin. (2020). Peningkatan Mutu Sekolah dengan Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Pelatihan Berkelanjutan di SDN Lanta Barat Tahun Pelajaran 2019-2020. Jurnal Pendidikan Mandala 163 Vol. 5.

No. 6 Desember 2020 p-ISSN: 2548-5555 e-ISSN: 2656-6745.

Trisnawati. (2015). Upaya Meningkatkan Hasil Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Penilaian Melalui Pelatihan Berkelanjutan. Jurnal Utilitas Vol. 1 No. 1 April 2015 ISSN: 2442 – 224x.

Gambar

Tabel 1 Tabel Distribusi Nilai tes Pembinaan Siklus I
Tabel 3 Analisis Hasil Tes Tentang Kinerja Guru  antara siklus I dan Siklus II   Uraian  Nilai siklus I  Nilai siklus II
Diagram 1. Rekapitulasi  Hasil Pembinaan Kinerja Guru  Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Daya tetas telur bandeng (Chanos chanos Forsskal) setelah pengangkutan 10 jam dengan kepadatan yang berbeda. Table

Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memak- simalkan dan mempertahankan apa yang telah ada

Cara kerja hidrometer merupakan realisasi bunyi hukum archimede, dimana suatu benda yang dimasukan kedalam zat cair sebagian atau keseluruhan akan mengalami

Berkeupayaan menyediakan Imbangan Duga Terselaras berdasarkan semua baki dari lejar dan Buku Tunai dengan lengkap tetapi tidak tepat.. Berkeupayaan menyediakan sebahagian Imbangan

Tambahan pula kajian yang berkaitan dengan tahap kemahiran berfikir secara kreatif dan kemahiran berfikir aras tinggi menggunakan peta minda Buzan telah

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN UNTUK PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA SISWA SEKOLAH DASAR: Studi Kasus di SD IT Insan Cendikia Kab.. Sukabumi Tahun

Dengan hasil ini dapat dinyatakan H 0 ditolak dan H a diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group

Hartono Sipayung, S.A.P selaku Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dari program Ambulans Gratis di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, hasil wawancara pada hari