• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

__________________________________ *alamat korespondensi : imarachmahima@gmail.com

ANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG

Ima Rachmah Supardi, L. Musa Ramang, Rohani Bahar

Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, 90245

Abstrak. Kawasan laut atau perairan merupakan daerah yang sangat rawan terhadap pencemaran

logam berat, terutama pada daerah pesisir. Tingkat pencemaran suatu tempat dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi logam Pb pada biota air dalam hal ini ikan. Penelitian ini menggunakan metode adisi standar secara Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan logam Pb pada ikan Kerapu Sunu (Plectroponus maculatus) 0,0398 mg/kg, Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) 4,0772 mg/kg, ikan Buntal (diodin holocanthus) 2,6717 mg/kg, Baronang (Siganus sp) 3,7714 mg/kg, Ekor Kuning (Caesio curing) 2,6476 mg/kg, Bandeng (Chanos chanos) 45,1152 mg/kg.

Kata kunci : adisi standar, logam berat, Pb, ikan, SSA

Abstract. Waters of the sea area or an area that is very susceptible to heavy metal pollution,

especially in coastal areas. Water pollution level of a place can be known by measuring the concentration of Pb in water biota in this fish. This study uses standard addition method using Atomic Absorption Spectrophotometry. The results of this study indicate that the Pb content of Coral Trout (Plectroponus maculatus) 0,0398 mg/kg, Humpback Grouper (Cromileptes altivelis) 4,0772 mg/kg, Ballonfish (Diodin holocanthus) 2,6717 mg/kg, Rabbitfish (Siganus sp) 3,7714 mg/kg, Yellow Tail Fish (Caesio curing) 2,6476 mg/kg, and Milkfish (Chanos chanos) 45,1152 mg/kg.

Keywords : standard addition, heavy metals, Pb, fish, and SSA

PENDAHULUAN

Logam berat merupakan salah satu zat pencemar yang sangat mempengaruhi kualitas air untuk kehidupan organisme perairan. Keberadaan logam berat di perairan laut berasal dari berbagai sumber, antara lain adalah kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan limbah industri. Logam berat akan terakumulasi dalam sedimen dan biota yang akan menimbulkan bahaya karena

sifat logam berat yang beracun

(Rochyatun dkk., 2006).

Beberapa logam berat yang

berbahaya dan sering mencemari

lingkungan adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), chromium (Cr), dan nikel (Ni) (Darmono, 1995). Faktor pencemaran laut oleh logam berat juga disebabkan oleh tumpahan minyak di laut. Tumpahan minyak disebabkan oleh beberapa operasi kapal,

perbaikan dan perawatan kapal, bunker, bongkar-muat minyak, bangunan lepas pantai maupun kecelakaan kapal tanker atau niaga (Hartanto, 2008).

Kawasan Indonesia Timur (KTI) merupakan bagian wilayah Indonesia yang didominasi oleh wilayah laut. Salah satu perairan di KTI yang berpotensi tercemar logam berat adalah perairan Suppa di Kabupaten Pinrang. Berdasarkan data kandungan residu logam berat pada air, tanah, dan komoditas perikanan di kawasan budidaya propinsi Sulawesi Selatan yakni kandungan logam berat di air laut Kabupaten Pinrang yaitu Pb (0,4751 mg/L), Hg (0,0054 mg/L) dan Cd (0,0391 mg/L) (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2008).

Keberadaan logam berat diperairan dapat terakumulasi dalam daging ikan dan jika dikonsumsi manusia dapat menganggu kesehatan. Menurut Badan Koordinasi

(2)

__________________________________ *alamat korespondensi : imarachmahima@gmail.com

Penanaman Modal (BKPM) tahun 2012 bahwa Kabupaten Pinrang merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan tangkap di Sulawesi Selatan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dilakukan penelitian kandungan logam Pb dalam beberapa jenis ikan dari Perairan Suppa Kabupaten Pinrang.

METODE PENELITIAN

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa ikan yang berasal dari Perairan Suppa, Pb(NO3)2, HNO3 pekat, aquabides, HCl pekat, kertas saring Whatman 41, kertas saring biasa, kertas label, dan pH universal.

Metode Pegambilan Sampel

Sampel ikan diambil dari tiga lokasi dari Perairan Suppa yakni Dermaga Marabombang, Ujung Lero, dan salah satu tambak milik warga didaerah Ujung Lero. Ikan yang diambil dari tiga lokasi tersebut adalah Ikan Kerapu Sunu (Plectroponus

maculatus), Ikan Buntal (Diodin

holocanthus), Ikan Kerapu Bebek

(Cromileptes altivelis), Ikan Baronang (Siganus sp), Ikan ekor Kuning (Caesio curing), dan Ikan Bandeng (Chanos chanos). Kemudian, dimasukkan sampel

ikan kedalam kantong plastik. Plastik sampel ikan yang akan digunakan diberi label dan disimpan dalam ice box sebelum dilakukan pengujian di laboratorium

Analisis Logam dengan Metode Adisi Standar

Sampel ikan yang telah dibersihkan diambil dagingnya kemudian dihaluskan dan ditempatkan dalam wadah polystyrene. Sampel dimasukkan dalam oven hingga kering kemudian digerus sampai halus. Sampel kemudian ditimbang sebanyak 0,5 gram kemudian dimasukkan kedalam tabung vessel lalu ditambahkan dengan 10 mL HNO3 p.a dan distruksi dengan menggunakan microwave pada suhu 180 0

C selama 30 menit. Sampel kemudian disaring ke dalam labu ukur 100 mL dan dihimpitkan dengan aquabides hingga tanda batas.

Sampel yang dihasilkan tadi dimasukkan ke 6 labu ukur 25 mL sebanyak 10 mL. Ditambahkan larutan baku Pb 50 mg/L 6 labu tersebut masing-masing 0,0 mL, 0,5 mL, 1,0 mL, 1,5 mL, 2,5 mL, dan 4,0 mL. Ditambahkan HNO3

1 M hingga pH 2. Selanjutnya,

ditambahkan aquabides hingga tanda batas.

Gambar 1.

Kadar Logam Pb pada Ikan dari Marabombang

Gambar 2.

Kadar Logam Pb pada Ikan dari Ujung Lero 0 1 2 3 4 5

Kerapu Sunu Buntal Kerapu Bebek 0,0398 2,6717 4,0772 ko n sen tr asi ( m g/ kg)

(3)

__________________________________ *alamat korespondensi : imarachmahima@gmail.com

Gambar 3.

Kadar Logam Pb pada Ikan dari Salah Satu Tambak Milik Warga

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data kandungan logam Pb pada gambar 1, maka diperoleh bahwa kandungan Pb pada ikan yang hidup di perairan sekitar Marabombang adalah ikan Kerapu Sunu sebesar 0,0398 mg/kg, ikan Buntal sebesar 2,6717 mg/kg, dan ikan Kerapu Bebek sebesar 4,0772 mg/kg. Adanya kandungan logam pada ikan tersebut kemungkinan disebabkan oleh tumpahan bahan bakar dari kapal-kapal nelayan yang bersandar di dermaga Marabombang. Bahan bakar seperti bensin atau solar mengandung Pb yang ketika tumpah ke perairan dapat diserap oleh organisme air yang hidup di sekitar perairan tersebut. Cemaran Pb juga dapat berasal dari serpihan cat kapal-kapal kayu nelayan yang jatuh keperairan.

Pada gambar 2 data kandungan Pb pada ikan dari perairan Ujung Lero adalah ikan Baronang sebesar 3,7714 mg/kg dan ikan Ekor Kuning sebesar 2,6476 mg/kg. Perairan sekitar Ujung Lero merupakan

jalur lalu lintas perkapalan yang berasal dari berbagai daerah yang akan berlabuh di pelabuhan Parepare. Ujung Lero juga dikenal sebagai desa nelayan karena sebagian penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Aktifitas tersebut dapat menjadi penyebab adanya kandungan Pb di perairan yang kemudian akan terakumulasi pada organisme yang hidup di sekitarnya.

Logam berat yang terakumulasi oleh ikan air laut bukan hanya berasal dari air tapi juga dari sedimen atau plankton. Logam berat yang berada di air dan sedimen diserap oleh bakteri, fitoplankton, dan zooplankton. Ikan kecil dan sedang kemudian memakan bakteri dan plankton tersebut dalam jumlah yang besar sepanjang waktu. Ikan besar kemudian memakan ikan kecil dan terjadilah akumulasi logam berat di dalam jaringan tubuh. Ikan yang umurnya lebih panjang dan mempunyai ukuran yang lebih besar mempunyai potensi yang lebih besar untuk

0 2 4

baronang ekor kuning 3,7714 2,6476 ko n sen tr asi ( m g/ kg) 0 20 40 60 45,1152 ko n sen tr asi ( m g/ kg) Bandeng

(4)

__________________________________ *alamat korespondensi : imarachmahima@gmail.com

terjadinya akumulasi kadar logam berat yang tinggi di dalam tubuhnya.

Pada gambar 3 terlihat bahwa pada ikan Bandeng yang berasal dari salah satu tambak milik warga dari Ujung Lero memiliki kandungan Pb yang sangat tinggi, hal ini mungkin disebabkan karena lokasi tambak tempat mengambil ikan berada di pinggir jalan raya yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor. Asap kendaraan bermotor yang mengandung Pb dapat mencemari tambak tersebut. Selain

itu, kandungan Pb mungkin juga

disebabkan oleh tumpahan bahan bakar mesin pompa air yang digunakan pemilik tambak untuk memompa air masuk ke dalam tambak. Air yang digunakan mengisi tambak merupakan air laut sehingga hal ini menambah kemungkinan tingginya logam Pb pada tambak tersebut yang kemudian terakumulasi oleh ikan Bandeng yang ada pada tambak tersebut.

Jika dibandingkan dengan nilai ambang batas cemaran logam pada

makanan khususnya daging olahan

menurut Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No.03725/B/SK/VII/89, batas maksimum untuk logam Pb adalah 2,0 mg/kg. Berdasarkan ketentuan tersebut kadar Pb dalam ikan Kerapu Bebek (Cromileptes

altivelis), ikan Buntal (Diodon

holocanthus), Baronang (Siganus

canalicutus), ikan Ekor Kuning (Caesio curing) dan ikan Bandeng (Chanos chanos) telah melibihi ambang batas yang diperbolehkan, sehingga ikan tersebut tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk ikan jenis Kerapu Sunu

(Plectroponus maculatus) belum melebihi ambang batas sehingga masih layak untuk dikonsumsi oleh manusia.

Menurut WHO/FAO dalam

Basalmah (2006), batas toleransi

pemasukan Pb per minggu untuk cemaran logam Pb ditetapkan 700 µg dalam tubuh manusia dewasa (dengan catatan bahwa berat badan adalah 70 kg). Artinya, berat maksimum ikan yang dapat dikonsumsi tidak melebihi dari (dalam berat basah) 171,6864 µg/minggu untuk kerapu bebek, sementara untuk ikan buntal (Diodon holocanthus), yaitu sebesar 262,0055 µg/minggu, ikan Baronang (Siganus canalicutus) sebesar 185,6075 µg/minggu, ikan Ekor Kuning (Caesio curing) sebesar 264,3904 µg/minggu, ikan Kerapu Sunu

(Plectroponus maculatus) sebesar

17587,9397 µg/minggu, dan ikan Bandeng

(Chanos chanos) sebesar 15,5183

µg/minggu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan

pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kandungan logam berat pada beberapa jenis ikan dari Perairan Suppa Kabupaten Pinrang yakni Kerapu Sunu (Plectroponus maculatus) sebesar 0,0398 mg/kg, Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) sebesar 4,0772 mg/kg, Ikan Buntal (Diodon holocanthus) sebesar 2,6717 mg/kg, ikan Baronang (Siganus canalicutus) sebesar 3,7714 mg/kg, ikan Ekor Kuning (Caesio curing) sebesar 2,6476 mg/kg dan ikan Bandeng (Chanos chanos) sebesar 45,1152 mg/kg.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Koordinasi Penanam Modal (BKPM), 2012, Potensi Perikanan Tangkap di Kabupaten Pinrang, (online), http;//www.bappenas.go.id diakses tanggal 22 november 2012. 2. Departemen Kelautan dan Perikanan,

2008, Laporan Monitoring Kualitas

Ikan dan Lingkungan Kawasan

Budidaya di Provinsi Sulawesi

Selatan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Takalar.

3. Hartanto, B., 2008, Oil Spill (Tumpahan Minyak) dpi Laut dan

(5)

__________________________________ *alamat korespondensi : imarachmahima@gmail.com

Beberapa kasus di Indonesia, Bahari Jogja, 8 (12),43-51.

4. H, M., Wahab, A. W., dan Hala, Y., 2005, Analisis Kandungan Ion Timbal

dan Seng pada Kerang Darah

(Anadara granosa) di Pelabuhan Pare-pare, Marina Chimica Acta, 6(2), 12-16.

5. Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rinika Cipta, Jakarta.

6. Rochyatum, E., Kaisupy, M. T., dan Rozak, A., 2006, Distribusi Logam Berat dalam Air dan Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane, Makara Sains, 10 (1), 35-40.

Referensi

Dokumen terkait

perkotaan sub urban Banguntapan Bantul yang memiliki korelasi langsung terhadap dinamika perkembangan obyek pendapatan daerah seperti penerimaan pajak parker. Pada tataran

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang P1 B terwujudnya pembangunan jalan baru 6 Renja SKPD 600M Dusun Patoman Desa Watukebo ( Rt. 03/07 ) 500.000.000 0 0.

Penelitian yang berjudul “ Pola Komunikasi Internal Dalam Pembinaan Narapidana Berbasis Keterampilan (Studi Pada Bagian Bimbingan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober, November, dan Desember 2004 dan dilakukan pengambilan data pada bulan Februari 2005 untuk penelitian skripsi denganjudul:. "Pengaruh

Persentase jumlah penumpang yang membutuhkan transportasi umum yang menghubungkan daerah asal perjalanannya dengan Bandara Radin Inten II Lampung

Tujuan penelitian yang dilaksanakan adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan temu putih dalam pakan terhadap profil saluran dan organ pencernaan ayam pedaging.Penambahan

Peserta didik dapat mengamati, mendiskusikan menanya, mengumpulkan informasi, dan menganalisis LKPD , terkait Dengan dasar-dasar pengindraan jauh dan pemanfaatanya

produk tas tiruan di Kota Denpasar. Pengetahuan produk akan menentukan keputusan pembelian dan secara tidak langsung berpengaruh juga nantinya pada intensitas pembelian.