• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

i PENGGUNAAN ALAT PERAGA BATANG BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS V

SDN 24 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Studi Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

DIAH CITRA ZAHRATUL AINI NIM. E1E 212 049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

(2)
(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi ... ii

Daftar Isi ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

A. Pendahuluan ... 1

B. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan ... 2

C. Pelaksanaan Penelitian ... 3

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 6

E. Kesimpulan dan Saran ... 7

(4)

iv ABSTRAK

Penelitian ini tentang rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 24 Mataram dalam pelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak, guru masih mengganggap bahwa dirinya sebagai sumber belajar bagi siswa dan mengaibaikan peran media pembelajaran, tidak hanya itu para siswa mengganggap matematika merupakan pelajaran yang membosankan sehingga minat belajar siswa berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika materi pokok operasi hitung bilangan bulat kelas V SDN 24 Mataram dengan penggunaan alat peraga Batang Bilangan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus dengan metode pengumpulan data diantaranya observasi, tes, dan dokumentasi. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari ketuntasan klasikal mencapai 85% dengan skor perolehan aktivitas siswa minimal berkategori aktif dan aktivitas guru berkategori baik. Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ketuntasan klasikal 56,25% dengan skor perolehan aktivitas siswa 53 berkategori Cukup Aktif dan aktivitas guru 15 berkategori baik. Pada siklus II terjadi peningkatan, yaitu ketuntasan klasikal 87,5% dengan skor perolehan aktivitas siswa 65 berkategori aktif dan aktivitas guru 17 berkategori sangat baik. Hal ini berarti Penelitian Tindakan Kelas (PTK) telah memenuhi indikator yang ingin dicapai. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga Batang Bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika materi pokok operasi hitung bilangan bulat kelas V SDN 24 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017.

(5)

v ABSTRACT

This reserch is about the low studied result students for 5 grade in SDN 24 Mataram at mathematics. This coused of the students still can not has an abstract, teachers still considers himself to be a learning resource for students and instructional media ignore, not only were the students think math is boring lesson that students interest is reduced. This reserch aim for increase the studied students result in mathematics integer arithmetic operations for grade of SDN 24 Mataram with the use of props Rod Numbers. This kind of reserch is the class action doing in two siclus with data accumulation there are observation, test, and documentation. This success indicator refer to clasical completeness reach attain 85% with result score student minimum activities is active category an teacher activity is good. This reserch show that first siclus increase to the second siclus. In the first siclus reach 56,25% with clasical completeness by student activities result score 53 is quite active category and teacher result skor 15 category is good. In the second siclus has risen that is 87,5% clasical completeness with 65 students active category and 17 exellent teachers result score. That mean classroom action research has complated the indicator. Therefore, based on the result reserch we know that using Rod Numbers visual aid is increase the studied result students in mathematics numbers round plus and minus main material.

(6)

1 A. Pendahuluan

Matematika bersifat hirarki yaitu suatu materi merupakan prasyarat untuk materi berikutnya. Misalnya untuk mempelajari tentang perkalian dan pembagian terlebih dahulu kita harus memiliki kemampuan dasar yaitu kemampuan berhitung operasi penjumlahan dan pengurangan, dengan kata lain belajar harus secara bertahap. Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang di perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai studi obyek abstrak, tentu saja sangat sulit untuk dicerna anak-anak seusia Sekolah Dasar yang oleh Pieget, dikualifikasikan masih dalam tahap berpikir konkrit. Selain tahap perkembangan berpikir anak-anak usia SD belum formal dan relatif masih konkrit ditambah lagi keanekaragaman intelegensinya, maka faktor-faktor ini harus diperhatikan agar proses pembelajaran matematika di SD dapat berhasil. Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup dalam lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Kegunaan atau manfaat matematika bagi para siswa SD adalah sesuatu yang jelas tidak perlu dipersoalkan lagi, lebih-lebih pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Persoalannya sekarang bagaimana cara-cara untuk menyampaikan materi pembelajaran untuk siswa SD tersebut.

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkrit dari materi yang di sampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media pembelajaran.

Seperti kenyataannya yang terjadi di SDN 24 Mataram, dari hasil observasi yang peneliti telah lakukan, siswa kelas V SDN 24 Mataram masih banyak yang mengalami kesulitan pada pelajaran matematika, terutama dalam memahami materi matematika yang bersifat abstrak. Para siswa menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit dan membosankan, sehingga minat belajar siswa juga menjadi berkurang, kurangnya sumber belajar dan penggunaan alat peraga yang bervariatif oleh guru juga menjadi salah faktor kurangnya minat belajar siswa. Hal tersebut berakibat rendahnya hasil belajar matematika siswa. Kurangnya hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari Nilai Ulangan Murni ( NUM ) siswa kelas V dengan nilai tertinggi yaitu 80, nilai terendah 50. Dari 32 orang siswa yang mencapai nilai KKM (Ketuntasan Minimal ) hanya 16 orang siswa yang telah tuntas, sehingga dapat diketahui ketuntasan klasikal siswa kelas V yaitu 50%. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan penggunaan alat peraga batang bilangan pada operasi hitung bilangan bulat untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan efisien

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu : “Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar matematika pada operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga batang bilangan ?”

Masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada operasi hitung bilangan bulat tersebut akan dipecahkan secara bertahap dengan menggunaka alat peraga batang bilangan di kelas V SDN 24 Mataram

Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 24 Mataram tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32orang, penelitian ini

(7)

2 berfokus pada penggunaan alat peraga batang bilangan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa materi pokok operasi hitung bilangan bulat. Materi pokok operasi hitung bilangan bulat hanya berfokus pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah “Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika materi pokok operasi hitung bilangan bulat kelas V SDN 24 Mataram tahun pelajaran 2016/2017 dengan penggunaan alat peraga Batang Bilangan”.

B. Kajian Pustaka dan Hipotesis Tindakan

Teori yang relevan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil Belajar

a. Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak

b. Hasil Belajar adalah hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

2. Pembelajaran Matematika di SD

Secara umum, tujuan pembejaran matematika disekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika.

3. Alat Peraga Kartu Poneg

a. Alat Peraga adalah alat peraga adalah suatu alat yang digunakan oleh guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran, menanamkan atau mengembangkan konsep, merangsang perasaan, pikiran, perhatian, kemauan siswa serta mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.

b. Batang bilangan merupakan bentuk modifikasi dari tangga maupun pita bilangan dengan bertimbangan bahwa alat ini lebih memenuhi kriteria syarat dari pengadaan alat peraga (lebih kuat dan tahan lama).

c. Prinsip kerja penjumlahan dan pengurangan bilangan bilangan bulat

 Posisi awal benda yang menjadi model harus berada pada posisi nol

 Jika bilangan petama bertanda positif, maka bagia muka model menghadap ke bilangan positif dan kemudian melangkahkan model tersebut ke skala yang sesuai dengan besarnya bilangan petama tersebut. Proses yang sama juga dilakukan apabila bilangan pertama bertanda negatif.

 Jika model dilangkahkan maju, dalam prinsip operasi hitung istilah maju diartikan sebagai tambah (+), sedangkan jika model dilangkahkan mundur, istilah mundur dapat diartikan sebagai kurang (-).

 Gerakan maju atau mundurnya model tergantung dari bilangan penambah dan pengurangannya. Untuk gerakan maju, jika bilangan penambahnya merupakan bilangan positif maka model bergerak maju kearah bilangan positif, dan sebaliknya jika penambahnya merupakan bilangan negatif, maka model bergerak maju kearah bilangan negatf. Untuk gerakan mundur, apabila bilangan pengurangannya merupakan bilangan positif maka model bergerak mundur dengan sisi muka model

(8)

3 menghadap ke bilangan positif, dan sebaliknya apabila bilangan pengurangannya merupakan bilangan negatif, maka model bergerak mundur dengan sisi muka menghadap ke bilangn negatif.

Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkrit dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama guru matematika masih mengganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media pembelajaran. Salah satu pilihan alat peraga yang ditawarkan oleh peneliti adalah alat peraga batang bilangan. Penggunakan alat peraga ini dapat menarik perhatian siswa, sehingga pembelajaran terkesan aktif dan menyenangkan. Penggunakan alat peraga ini dapat dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak terutama untuk materi operasi hitung bilangan bulat dikelas IV. Dengan demikian, secara teori dikatakan bahwa pengoptimalkan alat peraga batang bilangan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini : Jika alat peraga Kartu Poneg digunakan secara optimal pada mata pelajaran matematika materi pokok operasi hitung bilangan bulat, maka hasil belajar siswa kelas V SDN 24 Mataram tahun pelajaran 2016/2017 dapat meningkat.

C. Pelaksanaan Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 24 Mataram. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Adapun waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Juli dan 25 Juli 2016. 2. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Juli dan 1 Agustus 2016.

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 24 Mataram yang berjumlah 32 orang siswa, terdiri dari 18 orang siswa perempuan dan 14 orang siswa laki-laki. Observer penelitian ini adalah guru kelas V SDN 24 Mataram

Faktor-faktor yang menjadi fokus dalam penelitian ini, diantaranya faktor guru dan faktor siswa. Faktor guru yang diteliti adalah aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat peraga Batang Bilangan pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat. Sedangkan faktor siswa yang diteliti adalah aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga Batang Bilangan dan hasil belajar sebagai dampak dari penggunaan alat peraga Batang Bilangan pada materi pokok operasi hitung bilangan bulat.

Variabel penelitian ini dibagi menjadi variabel harapan dan variabel tindakan. Definisi operasional variabel harapan, yaitu hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang di nyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Definisi operasional variabel tindakan, yaitu Alat Peraga batang bilangan adalah bentuk modifikasi dari tangga maupun pita garis bilangan dengan pertimbangan bahwa alat ini lebih memenuhi criteria syarat dari pengadaan alat peraga yang mempunyai dua warna ( pada skala yang mewakili bilangan positif diberi warna biru sedangkan mewakilli bilangan negatif diberi warna kuning ).

(9)

4 Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu : tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, danrefleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu, yaitu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tes

Tes yang digunakan berupa tes subjektif berbentuk essay. Tes dilakukan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa pada pelajaran matematika materi pokok penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

2. Observasi

Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru serta siswa saat pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar hadir siswa, jawaban lembar kerja kelompok (LKK), jawaban lembar evaluasi, lembar hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta foto setiap kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu : 1. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes hasil belajar ini dikumpulkan melalui LKS dan tes evaluasi.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri dari dua bagian yaitu lembar observasi aktivitas siswa dan lembar aktivitas guru. Penilaian terhadap aktivitas tersebut menggunakan lembar observasi ratting scale. Ratting scale merupakan instrument pengukuran non-tes yang menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi yang menyatakan posisi tertentu dalam hubungannya dengan yang lain ( Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution dalam Widoyoko.2009). Lembar Dokumentasi

Lembar dokumentasi dalam penilitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar hadir siswa, jawaban lembar kerja kelompok (LKK), jawaban lembar evaluasi, lembar hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta foto setiap kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis Data Hasil Belajar

a. Ketuntasan Individual

Ketuntasan belajar secara individu dianalisis dengan rumus sebagai berikut : N (Nilai Akhir) = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 (40)𝑥 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎(100) (Purwanto, 2014 : 207)

b. Ketuntasan Klasikal

(10)

5 KB =P

NX 100%

Keterangan :

KB : Ketuntasan Belajar

P : Banyak siswa yang memperoleh ≥ 75 N : Banyak seluruh siswa yang mengikuti tes. 2. Analisis Data Hasil Observasi

a. Data Aktivitas Guru

Data aktivitas guru dianalisis dengan cara sebagai berikut (Nurkencana, 1990 : 100) :

1) Menetukan skor aktivitas guru yang diperoleh untuk setiap indikator Skor 5 diberikan jika semua deskriptor terlaksana

Skor 4 diberikan jika 4 deskriptor terlaksana Skor 3 diberikan jika 3 deskriptor terlaksana Skor 2 diberikan jika 2 deskriptor terlaksana Skor 1 diberikan jika 1 deskriptor terlaksana Banyak indikator = 4

Skor maksimal tiap indikator = 5 Skor minimal tiap indikator = 1

Skor Maksimal Ideal (SMI) = 4 x 5 = 20

2) Menentukan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi Ideal (SDI) MI = 1 2 x SMI = 1 2 x 20 = 10 SDI = 1 3 x MI = 1 3 x 10 = 3,3

3) Menentukan kriteria aktivitas guru digunakan skor standar seperti tertera pada tabel berikut :

Interval Skor Kategori

X ≥ MI + 1,5 SDI X ≥ 15 Sangat baik

MI + 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI 12 ≤ X < 15 Baik MI – 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 8 ≤ X < 12 Cukup baik MI – 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI 5 ≤ X < 8 Kurang baik

X < MI – 1,5 SDI X < 5 Tidak baik

b. Data Aktivitas Siswa

Setiap indikator perilaku siswa penelitian ini, penskorannya mengikuti aturan sebagai berikut :

a) Skor 1 diberikan jika tidak aktif b) Skor 2 diberikan jika kurang aktif c) Skor 3 diberikan jika aktif

d) Skor 4 diberikan jika sangat aktif

Dimana x = banyaknya siswa yang aktif melakukan aktivitas sesuai dengan deskriptor.:

1. Menentukan Skor Maksimum Ideal (SMI) Banyak descriptor : 18

Skor maksimal setiap descriptor : 4

Jadi, Skor Maksimal Ideal (SMI) = 18 x 4 = 72 Skor minimal keseluruhan descriptor 18 x 1 = 18

(11)

6 2. Analisis data aktivitas belajar siswa menggunakan MI ( Mean Ideal ) dan

SDI (Standar Deviasi Ideal) 𝑀𝐼 =1 2 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 + 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 1 2 72 + 18 = 90 2 = 45 𝑆𝐷𝐼 =1 3 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = 1 3 72 − 18 = 54 3 = 18

3. Menentukan kriteria aktivitas belajar siswa digunakan skor standar seperti tertera pada tabel berikut :

Interval Skor Kategori

X ≥ MI + 1,5 SDI ≥ 72 Sangat Aktif

MI + 0,5 SDI ≤ X < MI + 1,5 SDI 54 ≤ 𝑥 < 72 Aktif MI – 0,5 SDI ≤ X < MI + 0,5 SDI 36 ≤ 𝑥 < 54 Cukup aktif MI – 1,5 SDI ≤ X < MI – 0,5 SDI 18 ≤ 𝑥 < 36 Kurang aktif

X < MI – 1,5 SDI 𝑥 < 18 Tidak aktif

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa hasil belajar siswa mencapai nilai criteria ketentutasan minimum (KKM 75) secara individu dan secara secara klasikal ≥ 85%

2. Aktivitas belajar siswa minimal berkatagori aktif pada proses belajar mengajar dengan menggunakan alat peraga batang bilangan

3. Aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru minimal berkatagori baik. D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Siklus 1

a. Jumlah skor aktivitas guru sebesar 15 dengan kategori baik. b. Jumlah skor aktivitas siswa sebesar 53 dengan kategori aktif.

c. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi yaitu sebesar 56,25%. Siswa yang tuntas sebanyak 18 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 9 orang. Hasil tersebut kurang dari nilai KKM yang ditentukan, yaitu ≥ 75 dengan ketuntasan klasikal 85%.

d. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. 2. Siklus 2

a. Jumlah skor aktivitas guru sebesar 17 dengan kategori sangat baik. b. Jumlah skor aktivitas siswa sebesar 65 dengan kategori aktif.

c. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi, yaitu sebesar 87,5%. Siswa yang tuntas sebanyak 28 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 4 orang.

d. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II serta telah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Oleh karena itu, penelitian ini dihentikan pada siklus II.

(12)

7 Adapun ringkasan dari hasil penelitian yang memuat data hasil observasi aktivitas guru, hasil observasi aktivitas siswa, dan data hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Siklus

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Hasil Belajar Siswa Jumlah Skor Kategori Jumlah Skor Kategori Jumlah Siswa Tuntas Ketuntasan Klasikal

I 15 Baik 53 Cukup Aktif 18 56,25%

II 17 Sangat Baik 65 Aktif 28 87,5%

1. Aktivitas Guru

Tabel diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II. Meningkatnya aktivitas guru tersebut terjadi karena guru telah maksimal dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan perencanaan yang dilakukan juga lebih baik dari pada siklus I.

2. Aktivitas Siswa

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Meningkatnya aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II disebabkan karena siswa telah terbiasa dan memahami hal-hal yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran, siswa juga lebih aktif untuk menjawab pertanyaan dan melakukan diskusi kelompok.

3. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan tabel data hasil penelitian siklus I dan siklus II di atas, menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Meningkatnya hasil belajar siswa ini disebabkan karena siswa telah memahami prinsip dan langkah-langkah penggunaan alat peraga Kartu Poneg.

E. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 24 Mataram yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika dengan materi pokok operasi hitung bilangan bulat melalui penggunaan alat peraga batang bilangan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga batang bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika materi pokok operasi hitung bilangan bulat kelas V SDN 24 Mataram tahun pelajaran 2016/2017.

Dari penelitian tersebut, hasil belajar siswa kelas V SDN 24 Mataram mengalami peningkatan dilihat dari persentase ketuntasan klasikan dari siklus I ke siklus II, yaitu 56,25% mengalami peningkatan disiklus II sebesar 87,5 %. Tidak hanya itu, keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran juga mengalami peningkatan yang terlihat dari perolehan skor aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru. Pada siklus I aktivitas siswa memperoleh skor 53 dengan katagori cukup baik, dan meningkat pada siklus II dan memperoleh skor 65 dengan katagori baik. Keberhasilan aktivitas guru juga terlihat dari perolehan skor dari siklus I ke siklus II, pada siklus I aktivitas guru memperoleh skor 15 dengan katagori baik, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 17 dengan katagori sangat baik. Berdasarkan hal tersebut, hasil dari penelitian yang dilakukan di SDN 24 Mataram membuktikan bahwa aktivitas guru, aktivitas siswa serta hasil belajar siswa telah meningkat.

(13)

8 Adapun beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan terkait dengan hasil penelitian ini, yaitu :

1. Bagi Guru

a. Sebagai seorang guru, hendaknya dapat mampu berfikir kreatif untuk memilih bahkan menciptakan media pembelajaran atau alat peraga yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

b. Guru sebaiknya dapat menggunakan alat peraga batang bilangan untuk menyampaikan materi operasi bilangan bulat sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan.

2. Bagi Siswa

a. Siswa hendaknya dalam mengikuti pembelajaran harus lebih aktif untuk bertanya kepada guru terkait dengan materi yang dijelaskan guru

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya harus memfasilitas kegiatan pembelajaran terutama berupa media pembelajaran serta alat peraga untuk menunjang pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas yang memadai untuk memudahkan guru dalam menggunakan alat peraga yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

(14)

9 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Aqib, Zainal. 2002. Profesional Guru Dalam Pembelajaran.Surabaya : Insan Cendekia Ernawati,Ayu. 2014. Penggunaan Media Balok Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Bilangan Bulat Kelas V/B SDN Karang Padak. Universitas

Mataram.

http://ekosujadi-bintan.blogspot.co.id/2011/05/apersepsi-motivasi-need-assesment-3.html. diakses pada Jumat 5 Juli 2016. Pukul 09.10

Nurkencana, Wayan, PPN Surnartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya : Usaha Nasional.

Purwanto. 2012. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sundayana, Rostina. 2014. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenadamedia Group.

Suwandi, Sarwiji. 2011. Model-Model Asesmen Dalam Pembelajaran. Surakarta : Yuma Pustaka

Turmuzi, Muhammad. 2013. Pengembangan Media dan Alat Peraga Matematika. Mataram : FKIP Press.

Gambar

Tabel diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas guru dari siklus  I  ke  siklus  II

Referensi

Dokumen terkait

Kesamaannya dengan PROM adalah keduanya merupakan jenis ROM, termasuk memori non-volatile, data yang tersimpan di dalamnya tidak bisa hilang walaupun komputer dimatikan, tidak

Acah untuk menendang-tolak bola dengan bahagian dalam kaki yang sama melalui kangkang dan mainkan bola dengan kaki kin seperti dalam rajah di atas (Rajah 42).. Langkah atas

JENIS SERUM DOSIS WAKTU PEMBERIAN KETERANGAN Serum Homolog 20 IU/kg BB Bersamaan dengan pemberian VAR hari ke-0 Sebelumnya tidak dilakukan skin test.. Purified Vero Rabies

1) Pelanggaran keempat dikenakan sanksi atas alasan sebagaimana dikenakan sanksi 6 (enam) bulan. 2) Pelanggaran kedua dikenakan sanksi atas alasan sebagaimana dikenakan

Menurut wawancara dengan re sponden dan infomtal'l pembuat garrun di desa Kajhu pada umumnya , nenek moyang mereka berasal dari Kabupalen Pidie yang merantau ke

time base yang masuk ke gerbang and berlogika 1 (high) maka keluaran gerbang and sebagai pembanding akan berlogika 1 dan membuat counter akan mencacah dan

digunakan agar Ummi Foundation tumbuh Cepat adalah dengan memberdayakan SDM daerah sehingga mereka bisa mengembangkan Metode Ummi di wilayah masing-masing. Sistem

Pertama, data dicatat secara manual, kemudian data di input ke komputer pada program aplikasi Microsoft Word atauMicrosoft Excel, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama.. Untuk