• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menuju Indonesia Emas 2020 Oleh WIDODO ASMOWIYOTO (Opini di Harian Pikiran Rakyat, Bandung, Kamis, 18 Januari 2007)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menuju Indonesia Emas 2020 Oleh WIDODO ASMOWIYOTO (Opini di Harian Pikiran Rakyat, Bandung, Kamis, 18 Januari 2007)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Menuju Indonesia Emas 2020

Oleh WIDODO ASMOWIYOTO

(Opini di Harian Pikiran Rakyat, Bandung, Kamis, 18 Januari 2007)

BALAI Sidang Senayan Jakarta, 11-14 Januari 2007. Di sinilah tempat berlangsungnya pelatihan ESQ (Emotional Spiritual

Quotient/Kecerdasan Emosi dan Spiritual) bagi kalangan eksekutif

angkatan 55. Pesertanya hampir 500 orang, sebagian besar para eksekutif dari seluruh Indonesia.

Mereka berasal dari perusahaan negara, perusahaan swasta, departemen, pemerintah daerah, anggota DPRD, LSM, pensiunan, dll. Umur mereka umumnya sekira 50 tahun. Banyak pula yang sekira 60 tahun. Bahkan ada beberapa di antaranya yang di atas 70 tahun. Ketika peserta dengan umur di atas 70 tahun diminta maju ke depan, muncul seorang pria berumur 74 tahun dan dua wanita, masing-masing berumur 74 tahun dan 77 tahun.

Dari sesi ke sesi pelatihan, umumnya mereka sempat menangis. Bahkan ada yang meraung-raung. Tangisan mereka menjadi sangat keras dan memekakkan telinga ketika ke dekat mulut mereka sengaja disodorkan mikrofon secara acak oleh pihak panitia. Ruangan besar yang sengaja dibuat temaram dengan kerlipan ribuan lampu mini bagaikan bintang, apalagi di sela-sela tangisan itu mereka juga mohon ampun dan berdoa kepada Allah SWT, membuat suasana menjadi sangat dramatis, menggetarkan hati, dan mencekam. Ketika sesi pelatihan menjelang berakhir dan tangisan sudah reda, suasana berubah menjadi senyap dan syahdu.

Mereka menangis setelah menyadari bahwa selama ini dirinya berjalan di muka bumi dengan sikap sombong, congkak, arogan. Padahal awalnya mereka hanyalah setetes air yang hina. Dari tadinya tidak ada menjadi ada atau dihidupkan oleh Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa. Dan kemudian pada saatnya nanti akan dibuat kembali tidak ada atau dimatikan, untuk kemudian kelak dihidupkan kembali dan diminta pertanggungjawaban. Mereka merasa digugat dan digedor-gedor dengan pertanyaan, "Siapa saya, untuk apa saya

(2)

hidup, dan mau ke mana saya?" Mereka (mungkin) sombong, merasa paling benar sendiri, egois, tidak peduli kepada sesama. Mereka tidak mencintai Allah SWT dan Rasul Muhammad saw. dengan sepenuh hati. Mereka lebih mencintai atau bahkan menuhankan yang lain: kekuasaan, jabatan, kekayaan, suami, istri, anak-anak. Demi "tuhan-tuhan" yang lain itu mereka rela berbuat kebohongan atau tidak jujur, tidak bertanggung jawab, berorientasi jangka pendek, tidak berdisiplin, tidak mau bekerja sama, berbuat tidak adil, dan mementingkan kepentingan sendiri atau kelompoknya.

Dengan sikap-sikap seperti itu sama halnya mereka menjalani kehidupan di luar orbit yang pada gilirannya menimbulkan kerusakan di muka bumi. Pelatih mengingatkan mereka bahwa sekali alam semesta ini bergerak atau berputar di luar orbitnya, maka akan terjadi kerusakan yang tak terelakkan. Ini sama halnya dengan, misalnya, ada di antara ribuan jemaah haji yang berani berjalan berbalik arah ketika bertawaf atau mengelilingi Kabah, maka dia akan menimbulkan korban atau "kerusakan" karena berjalan di luar orbit.

Kemudian lihat juga keadaan Indonesia dewasa ini yang dilanda begitu banyak musibah dan permasalahan: berbagai bencana alam, tenggelamnya kapal laut, jatuhnya pesawat terbang, korupsi dan kemiskinan. Mungkin saja memang bangsa ini telah berjalan di luar orbitnya.

Oleh karena itu, mungkin sadar akan kekeliruannya selama ini, seorang peserta mengungkapkan bahwa dirinya bisa menangis dalam pelatihan ESQ ini, padahal selama ini dia sulit untuk menangis. "Saya menangis dan segera menelefon ibu serta istri dan anak-anak saya untuk minta maaf," tutur eksekutif dari sebuah perusahaan besar swasta dalam suatu perbincangan saat istirahat dan makan siang.

Seorang pejabat pemerintah daerah sambil sesenggukan menceritakan, seorang putrinya kini berjilbab setelah mengikuti pelatihan ESQ. Karena terjadinya perubahan positif dari penampilan putrinya itulah kemudian ia terdorong mengikuti pelatihan ESQ untuk eksekutif ini.

(3)

Seorang pejabat dari sebuah departemen sambil terbata-bata menceritakan, seorang anaknya telah mengikuti pelatihan ESQ dan saat pelatihan itu sang anak menelefonnya untuk meminta maaf atas kesalahannya selama ini. Atas perubahan sikap anaknya itu, dia tergerak untuk mengikuti pelatihan ESQ dengan mendaftar pada detik-detik terakhir masa pendaftaran.

Seorang eksekutif dari sebuah perusahaan swasta mengungkapkan sambil menangis, perjalanan kariernya cukup sukses tetapi hidupnya terasa tidak bermakna, kosong. Ia mencoba pindah ke perusahaan lain dan menduduki posisi puncak tetapi ketenangan hidup tidak juga diraihnya. "Saya pun keluar dari sana dan teman-teman menyayangkan tindakan saya. Saya mencari jawaban atas jati diri saya. Mudah-mudahan saya menemukannya melalui pelatihan ini," ujarnya.

Kalau ungkapan perasaan para peserta pelatihan dikutip di sini tentu akan sangat panjang. Akan tetapi pengalaman sangat dramatis yang tidak boleh kita lewatkan adalah apa yang diceritakan oleh Ary Ginanjar Agustian, pendiri ESQ Leadership Center yang juga bertindak selaku trainer utama pada pelatihan tersebut. Dia mengungkapkan, seusai pelatihan ESQ di Makassar, ada seorang peserta yang langsung menyerahkan kunci rumah dan mobil.. "Ini hasil korupsi, karena itu saya kembalikan," katanya seperti diceritakan kembali oleh Ary Ginanjar.

Indonesia emas

Pelatihan ESQ yang diselenggarakan Ary Ginanjar beserta 400 pelatih serta staf pendukungnya ini, harus diakui, merupakan sebuah fenomena yang akan terus bergulir sehingga terwujudnya Indonesia Emas 2020. Target itu mungkin saja akan terwujud tepat pada waktunya, tetapi bisa saja tertunda atau bahkan sebaliknya bisa lebih cepat tercapai. Semua itu tergantung kerja keras Ary beserta jajarannya, dan yang pasti juga berkat dukungan para alumni, masyarakat luas serta rida Allah SWT. Kewajiban manusia hanya berusaha, dan Allah SWT juga yang akan menentukan. Sebagai indikator terus bergulirnya pelatihan ini, kini rata-rata tercatat 100

(4)

kali penyelenggaraan pelatihan setiap bulan di seluruh Indonesia. Pelatihan ESQ bahkan telah menjangkau mancanegara antara lain Malaysia, Brunei Darussalam, dan Belanda.

Ary Ginanjar Agustian, penulis buku best seller "ESQ dan ESQ Power" dan "The Most Powerful People & Ideas in Business 2004" versi Majalah Swa itu menceritakan, dirinya juga memerlukan waktu lama dan pernah kepalanya terasa mau "pecah" untuk menemukan kebenaran Alquran dan kenabian Muhammad saw. Bahkan dia harus sering menangis dalam rangka menyusun buku serta merancang pelatihan ESQ ini. Pria kelahiran Bandung 24 Maret 1965 ini memang sempat lama merantau dan justru mendalami agama Islam melalui metode "kemerdekaan berpikir" selama sepuluh tahun atas tuntunan HS Habib Adnan, Ketua Majelis Ulama Bali.

Sejak sekira enam tahun lalu Ary menyelenggarakan pelatihan ESQ dan sempat tidak laku. Namun rupanya Allah SWT memberi kemudahan sehingga bukunya menjadi best seller dan pelatihannya menjadi laris manis pula. Hingga Desember 2006 lalu bukunya telah menginjak cetakan yang ke-31 dan mencapai tiras penjualan 500.000 eksemplar. Setelah mengalami revisi dari waktu ke waktu, kini buku laris itu berjudul "Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ Emotional Spiritual Quotient, The ESQ Way 165, 1 Ihsan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam."

Training ESQ yang semakin diminati masyarakat itu pun dikemas dengan dukungan peralatan multimedia (audio visual) yang canggih, termasuk proyektor berlumens besar. Menggunakan gedung yang luas dan tinggi karena di dalamnya dipasang empat atau lima layar super besar, juga tata suara yang minimal berkekuatan 15.000 watt. Suhu udara di dalam gedung dibuat sejuk bahkan cenderung sangat dingin penuh dengan kerlipan "bintang". Presentasi oleh pelatih disertai alunan musik yang membawa suasana spiritual. Sesekali terdengar gelegar suara yang membahana. Harap maklum, karena dukungan peralatan multimedia itu dimaksudkan untuk menggambarkan secara audio visual kebenaran ayat-ayat suci

(5)

Alquran. Misalnya, bagaimana proses awal terciptanya alam semesta (big bang).

Metode pelatihan ESQ memang terkesan menumbangkan cara-cara konvensional, termasuk jumlah peserta. Kalau selama ini para pakar pendidikan menyepakati bahwa jumlah peserta pendidikan atau pelatihan yang efektif adalah 30 orang per kelas, maka hal itu tidak berlaku lagi bagi pelatihan ESQ. Sebagai bukti, ratusan peserta senantiasa mengikutinya dan pernah mencapai seribu orang per angkatan atau per kelas. Dan anehnya, mereka senantiasa khidmat mengikuti paparan materi dari sesi ke sesi oleh pelatih hingga empat hari pelatihan berakhir. Luar biasa!

Ary Ginanjar tidak menganggap pelatihan ini sebagai dakwah agama Islam, tetapi sebagai sebuah sistem pelatihan manajemen sumber daya manusia. Pelatihan ini juga terbuka bagi peserta dari kalangan nonmuslim, dan memang kenyataannya ada yang mengikutinya, mereka beragama Kristen (Protestan dan Katolik), Hindu dan Budha. Lembaga yang didirikannya, ESQ Leadership Center, bersifat independen. Tidak berafiliasi ke parpol tertentu. Ary berikut lembaga serta jajarannya mempersembahkan itu semua buat Allah SWT dan bangsa Indonesia. Mereka mendambakan, seperti sering diteriakkan bersama dengan para peserta pelatihan, yaitu Indonesia yang maju, jaya, dan bersatu.

Bagi saya, yang kebetulan mengikuti pelatihan ESQ eksekutif angkatan 55 hingga selesai, ingin menitipkan pesan buat bangsa ini: jangan sampai negara lain yang justru lebih dulu mencapai zaman keemasan melalui penerapan ESQ ini. Sebab, masyarakat Malaysia kini sungguh antusias untuk menyelenggarakan serta mengikuti pelatihan ini. Bukankah Malaysia pernah berguru kepada Indonesia dan kini giliran Indonesia berguru kepada Malaysia? Kalau kita tidak mawas diri, hal itu bisa saja kembali terulang dalam konteks pelatihan serta penerapan kecerdasan spiritual ini.***

Referensi

Dokumen terkait

17 Saya memandikan anak saya lebih dari 2x dalam sehari 18 Saya selalu membersihkan dan memotong kuku anak.

elusidasi struktur dengan spektroskopi inframerah, spektroskopi resonansi magnet inti proton, dan spektrometri massa menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah asetil

Ada, emm kejadiannya itu waktu saya KKN saya bertemu seseorang ibu, yang mana ibu itu memiliki seorang anak, mohon maaf anak itu lebih parak kondisinya kebanding

Berdasarkan yang saya ketahui, bahwa ayah dari teman saya mendirikan perusahaan yang merupakan agensi digital, salah satunya di sebuah media besar, sebut saja Pikiran Rakyat

Untuk mencegah perkaratan pada komponen–komponen yang berbahan besi, maka dilakukan penyepuhan untuk semua komponen berbahan dasar besi. Proses penyepuhan dilakukan dengan

Diantara 102 balita yang menderita KEP (gizi kurang dan gizi buruk) mengalami peningkatan status gizi (menjadi gizi baik) sebanyak 55,9% setelah dilakukan pendampingan gizi

Salah satu cara untuk  mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis – garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 -

Tiba-tiba air datang, tiang listrik roboh, mobil juga diserang tsunami, anak-anak, istri dan semua keluargaku hilang karena tsunami (sambil menangis). Saya, saya berusaha