LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
(BEBAN KERJA MENTAL NASA-TLX)
Disusun Oleh :
Hermawati Kartini (13522259) Nurma Fajriani (13522243)
Kelompok : A-2
Asisten Pembimbing : Gayuh Minang Lati (E-88)
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
BAB IV
BEBAN KERJA MENTAL (NASA-TLX)
4.1. Tujuan Paraktikum
1. Mampu menghitung secara subjektif beban kerja mental operator.
2. Mampu menghitung performansi operator sesuai dengan indikator NASA-TLX.
3. Mampu memberikan bobot dan rating kepada performansi beban kerja mental pada suatu pekerjaan tertentu
4. Mampu mengintrepetasikan dan menganalisa skor perhitungan performansi beban kerja mental pada pekerjaan tertentu.
5. Mampu memberikan rekomendasi pada pekerjaan yang memiliki beban kerja Mental terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4.2. Tugas Praktikum
1. Mengukur besar beban kerja mental operator dengan menggunakan NASA-TLX.
2. Menghitung performansi operator sesuai dengan indikator NASA-TLX. 3. Membandingkan persentase besar bebankerja mental (Real Performance) dari
seluruh operator dikelas dengan seorang operator.
4. Membuat grafik perbandingan persentase besar beban kerja mental (Real Performance) dari seluruh operator dikelas dengan seorang operator.
4.3. Output
4.3.1.Deskripsi
Nama Operator : Nurma Fajriani
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Lembar Pengamatan 3. Kalkulator
4. Pulpen 4.3.2. Hasil
4.3.2.1 Pembobotan
5 kuisioner perbandingan indicator pada tabel 1. Diisi oleh seorang responden, kemudian dilakukan rekapitulasi pada jumlah tally
kuisioner yang diisi sehingga mendapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Perbandingan antar indikator
Kuisione r
Indikator
Total
MD PD TD OP EF FR
A 1 1 3 3 3 4 15
B 3 1 3 4 0 4 15
C 2 2 2 2 3 4 15
D 1 1 5 2 3 3 15
E 2 1 4 1 3 4 15
4.3.2.2 Pemberian Rating
Pada tahap ini operator diberikan rating penilaian pada 6 indikator. Operator harus mengisi skala 1-100 pada setiap indicator sesuai dengan keadaan yang dialaminya. Hasil pemberian rating dapat dilihat pada tabel 4.2
Kuisione
Diperoleh dengan mengalikan rating dengan bobot faktor untuk masing – masing descriptor. Dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 4.3 Total Nilai Produk
Kuisione
4.3.2.4 Menghitung Weighted Workload (WWL)
Diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai produk, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.4 Total Nilai WWL
C 140 100 180 100 180 400 1100
D 70 70 500 100 210 300 1250
E 180 80 400 40 150 360 1210
4.3.2.5 Menghitung Rata-rata WWL
Diperoleh dengan membagi WWL dengan jumlah bobot total, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.5 Perhitungan rata-rata WWL
Kuisione r
Indikator
WWL
MD PD TD OP EF FR
A 3,3 1,3 10,7 6 8 21,3 50,6
B 10 1,3 18 10,7 0 24 64
C 9,3 6,7 12 6,7 12 26,7 73,4
D 4,7 4,7 33,3 6,7 14 20 83,4
E 12 5,3 26,7 2,7 10 24 80,7
4.3.2.6 Interpretasi Skor
Tabel 4.6 Skor NASA-TLX
Golongan
BebanKerja Nilai
Rendah 0-9
Sedang 10-29
Agak Tinggi 30-49
Tinggi 50-79
Dari total rata-rata WWL yang didapatkan, maka berdasarkan tabel 6 diatas. Didapatkan kategori pada setiap pekerjaan operator sebagai berikut:
Tabel 4.7 Kategori Penilaian Beban Kerja
Kuisioner NilaiBebanKerja Kategori
A 50,6 Tinggi
B 64 Tinggi
C 73,4 Tinggi
D 83,4 Sangat Tinggi
E 80,7 Sangat Tinggi
4.3.2.7 Real Performance
Tabel 4.8 Real Performance Operator
Kuisioner Real Performance
A 25%
B 30%
C 25%
D 10%
E 9,50%
Kuisioner Real Performance
A 59,17%
B 71,25%
C 66,67%
D 62,50%
E 62,64%
4.3.2.1 Grafik perbandingan Real Performance
A B C D E
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Real Performance
Real Performance Operator
Grafik 4.1 Perbandingan Real Performance
4.3.3. Analisis
4.3.3.1. Operator A
Berdasarkan perhitungan beban kerja yang telah dilakukan, beban kerja mental pada operator A sebesar 50,6. Maka berdasarkan nilai tersebut, beban kerja mental pada operator A termasuk dalam beban kerja tinggi. Faktor dominan yang sangat mempengaruhi dalam penentuan beban kerja fisik ini adalah
frustration level (FR). Dari hasil pengamatan, dapat dilihat salah satu aktivitas membuat operator terbebani hingga frustration level
menjadi faktor dominan dalam penentuan beban kerjanya adalah suasana kelas yang tidak kondusif sehingga mengganggu konsentrasi.
Selain itu, tingkat putus asa sangat tinggi dimana pada operator A ini takut bila pekerjaannya tidak selesai dengan tepat waktu. Ditambah lagi dengan pengaruh semua kelompok dalam ruangan tersebut telah menyelesaikan pekerjaannya sedangkan operator A ini sendiri belum selesai.
Dilihat dari hasil real performance operator A ini termasuk rendah yaitu sebesar 25%. Ini menunnjukkan bahwa hasil dari pekerjaan tersebut kurang memuaskan. Hal ini terjadi karena operator saat mengerakan tugas kurang konsentrasi. Selain itu, operator yang biasanya memakai kacamata pada saat melakukan kerja operator tidak menggunakannya. Jika dibandingkan dengan
real performance rata – rata operator lain dikelas Nampak perbedaan yang signifikan dimana real performance rata – rata kelas sebesar 59,17%. Artinya, secara keseluruhan hasil kerja dari seluruh operator dikelas cukup baik.
Berdasarkan perhitungan beban kerja yang telah dilakukan, beban kerja mental pada operator B sebesar 64. Maka berdasarkan nilai tersebut, beban kerja mental pada operator B termasuk dalam beban kerja tinggi. Faktor dominan yang sangat mempengaruhi dalam penentuan beban kerja fisik ini sama dengan operator A yaitu frustration level (FR). Dari hasil pengamatan, dapat dilihat salah satu aktivitas membuat operator terbebani hingga frustration level menjadi faktor dominan dalam penentuan beban kerjanya adalah suasana kelas yang tidak kondusif sehingga mengganggu konsentrasi.
Selain itu, tingkat putus asa sangat tinggi dimana pada operator B ini takut bila pekerjaannya tidak selesai dengan tepat waktu. Ditambah lagi dengan pengaruh semua kelompok dalam ruangan tersebut telah menyelesaikan pekerjaannya sedangkan operator B ini sendiri belum selesai.
Dilihat dari hasil real performance hampir sama dengan operator A dimana hasilnya juga termasuk rendah sebesar 30%. Hal ini terjadi karena faktor internal dari operator yang kurang konsentrasi sehingga dalam melakukan kerja tersebut operator gegabah.
Jika dibandingkan dengan real performance rata – rata operator lain dikelas Nampak perbedaan yang signifikan dimana
real performance rata – rata kelas sebesar 71,25%. Artinya, secara keseluruhan hasil kerja dari seluruh operator dikelas cukup baik.
4.3.3.3. Operator C
operator A dan B yaitu frustration level (FR). Dari hasil pengamatan, dapat dilihat salah satu aktivitas membuat operator terbebani hingga frustration level menjadi faktor dominan dalam penentuan beban kerjanya adalah suasana kelas yang tidak kondusif sehingga mengganggu konsentrasi.
Selain itu, tingkat putus asa sangat tinggi dimana pada operator C ini takut bila pekerjaannya tidak selesai dengan tepat waktu. Ditambah lagi dengan pengaruh semua kelompok dalam ruangan tersebut telah menyelesaikan pekerjaannya sedangkan operator C ini sendiri belum selesai.
Dilihat dari hasil real performance hampir sama dengan operator A dimana hasilnya juga termasuk rendah sebesar 25%. Hal ini terjadi karena faktor internal dari operator yang kurang konsentrasi sehingga dalam melakukan kerja tersebut operator gegabah.
Jika dibandingkan dengan real performance rata – rata operator lain dikelas Nampak perbedaan yang signifikan dimana
real performance rata – rata kelas sebesar 66,67%. Artinya, secara keseluruhan hasil kerja dari seluruh operator dikelas cukup baik.
4.3.3.4. Operator D
terhadap waktu sehingga operator D bekerja secara cepat tanpa mempedulikan hasil dari pekerjaannya tersebut.
Selain itu, tingkat putus asa sangat tinggi dimana pada operator C ini takut bila pekerjaannya tidak selesai dengan tepat waktu. Ditambah lagi dengan pengaruh semua kelompok dalam ruangan tersebut telah menyelesaikan pekerjaannya sedangkan operator D ini sendiri belum selesai.
Dilihat dari hasil real performance dimana hasilnya juga sangat rendah sebesar 10%. Hal ini terjadi karena faktor internal dari operator yang kurang konsentrasi sehingga dalam melakukan kerja tersebut operator gegabah dan tidak mempedulikan hasil kerjanya. Yang penting selesai dengan tepat waktu
Jika dibandingkan dengan real performance rata – rata operator lain dikelas Nampak perbedaan yang signifikan dimana
real performance rata – rata kelas sebesar 62,50%. Artinya, secara keseluruhan hasil kerja dari seluruh operator dikelas cukup baik.
4.3.3.5. Operator E
Selain itu, tingkat putus asa sangat tinggi dimana pada operator E ini takut bila pekerjaannya tidak selesai dengan tepat waktu. Ditambah lagi dengan pengaruh semua kelompok dalam ruangan tersebut telah menyelesaikan pekerjaannya sedangkan operator E ini sendiri belum selesai.
Dilihat dari hasil real performance hasilnya termasuk sangat rendah sebesar 9.5%. Hal ini terjadi karena faktor internal dari operator yang kurang konsentrasi sehingga dalam melakukan kerja tersebut operator gegabah. Selain itu tingkat kesulitan kerja semakin naik sedangkan hanya diberi waktu 2 menit.
Jika dibandingkan dengan real performance rata – rata operator lain dikelas Nampak perbedaan yang signifikan dimana
real performance rata – rata kelas sebesar 62,64%. Artinya, secara keseluruhan hasil kerja dari seluruh operator dikelas cukup baik.
4.3.4. Kesimpulan
4.3.4.1. Tingkat beban kerja mental dari semua operator tinggi. Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang tinggi bagi operator.
4.3.4.2. Secara keseluruhan, faktor dominan dalam penentuan beban kerja mental operator adalah frustration level dan temporal demand. Tingkat frustasi operator disebabkan oleh suasana kelas yang cukup gaduh sehingga mengganggu konsentrasi operator dan tekanan terhadap waktu penyelesaian kerja tersebut juga sangat mempengaruhi hasil dari pekerjaan tersebut.