• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Sistem Beban Tidak Seimbang (Risma Santani_141711024)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Sistem Beban Tidak Seimbang (Risma Santani_141711024)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI

SISTEM BEBAN TIDAK SEIMBANG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Konservasi Energi

Dosen Pembimbing Purwinda Iriani, S.T.,M.T. Disusun oleh: Risma Santani (141711024) Kelompok 5 : Muhammad Ihsan Adam Rahmat Gumilang

Arie Ramadhan Rahmawati Fauziah

PROGRAM STUDI D III TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017

(2)

I.

LATAR BELAKANG

Saat ini energi listrik banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam rumah tangga maupun industri. Hal ini karena energi listrik mudah untuk dikonversikan menjadi energi lainnya. Oleh karena itulah, energi listrik menjadi kebutuhan yang utama. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sistem penyediaan enegi listrik yang stabil dan kontinyu.

Penggunaan energi listrik dikonsumen tidak sama. Terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakan waktu penyalaan beban-beban tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan energi listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T) inilah yang menyebabkan mengalirnya arus netral. Adanya arus netral menyebabkan rugi-rugi (losses).

Pemasangan daya yang terlalu besar akan membawa kerugian kepada badan yang bersangkutan dengan tingginya tarif yang harus dibayar, sehingga evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui penggunaan daya listrik yang terpakai. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir arus netral untuk mengurangi losses dengan cara melakukan peluang konservasi pada sistem jaringan tidak seimbang.

II. TUJUAN

1. Mengevaluasi sistem kelistrikan dilihat dari ketidakseimbangan beban terpasang. 2. Mencari peluang penghematan energi

3. Menentukan langkah yang akan diambil untuk melakukan konservasi energi untuk menyeimbangkan beban.

(3)

III. DASAR TEORI

III.1. Pengertian Keadaan Seimbang

Keadaan seimbang pada sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu keadaan dimana :

• Ketiga vektor arus/tegangan adalah sama besar

• Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain, seperti yang terlihat pada

Gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1 Vektor diagram arus keadaan seimbang

Gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol

sehingga tidak ada arus netral yang muncul.

III.2. Pengertian Keadaan Tidak Seimbang

Keadaan tidak seimbang merupakan keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi ketidakseimbangan beban yang disebabkan karena ketidakserempakan waktu penyalan beban-beban tersebut. Akibat dari ketidakseimbangan beban tersebut maka muncul arus netral. Arus netral yang mengalir menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Kemungkinan penyebab keadaan tidak seimbang ada tiga, yaitu :

(4)

• Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120o satu sama lain

• Ketiga vektor tidak sama besaar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain

Sepeti yang terlihat pada Gambar 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2 Vektor diagram arus keadaan tidak seimbang

Gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam kondisi tidak seimbang. Dari gambar tersebut terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah

tidak sama dengan nol sehingga muncul arus netral (IN) yang besarnya tergantung pada

seberapa besar faktor ketidakseimbangannya. Akibat Ketidakseimbangan beban :

1. Adanya rugi dan drop tegangan pada konduktor netral

2. Menyebabkan tegangan 3-fasa tidak seimbang dalam sistem distribusi tenaga 3. Mengurangi torsi dan overheating motor induksi

4. Gangguan elektromagnetik yang berlebihan untuk peralatan yang sensitif 5. Mengakibatkan kesalahanpada sistem pengukuran

(5)

III.3. Penyaluran dan Susut Daya pada Keadaan Seimbang

Misalkan daya dengan besar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut :

P = 3 [V] [I] cosθ

Daya yang sampai pada ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran. Penyusutan daya ini dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram fasor tegangan saluran model fasa tunggal seperti pada Gambar 3.3 di bawah ini :

Gambar 3.3 Diagram fasor tegangan saluran daya model fasa tunggal

Gambar diatas dibuat dengan asumsi pemusatan kapasitif pada saluran cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Sehingga besarnya arus yang masuk sama dengan arus yang keluar. Apabila tegangan dan faktor daya pada ujung terima adalah V’ dan θ’, maka besarnya daya pada ujung terima adalah :

P = 3 [V’] [I] cosθ’

Selisih antara P dengan P’ merupakan penyusutan daya saluran, yaitu : Pl = P – P’

= 3 [V] [I] cosθ - 3 [V’] [I] cosθ’ = 3 [I] {[V] cosθ - 3 [V’] cosθ’}

(6)

Dari diagram fasor ditunjukkan bahwa :

[V] cosθ - 3 [V’] cosθ’ = I. R Dengan R adalah tahanan kawat penghantar tiap fasa, maka

Pl = 3 [I2] R

III.4. Penyaluran dan Susut Daya pada Keadaan Tidak Seimbang

Jika [I] merupakan besarnya arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi tidak seimbang besarnya arus-arus tiap fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b , dan c adalah sebagai berikut :

[IR] =a[I]

[IS] = b[I]

[IT] = c[I]

Dengan IR, IS dan IT merupakan arus pada fasa R, S, dan T. Telah disebutkan di atas bahwa

faktor daya ketiga fasa dianggap sama walupun besarnya arus berbeda-beda. Dengan anggapan seperti ini maka besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai berikut:

P = (a+b+c) [V] [I] cos φ

Maka dari kedua persamaan tersebut dapat diperoleh persyaratan koefisien a,b dan c adalah: a + b + c = 3

Dengan anggapan yang sama, arus yang mengalir di penghantar netral dapat dinyatakan sebagai :

IN = IR + IS+ IT

= [I] {a + b cos (-120) + j.b.sin (-120) + c.cos (-120) + j.c.sin (120)} = [I] {a – (b + c) / 2 + j. (c - b) √3 /2}

Susut daya saluran adalah jumlah susut pada penghantar fasa dan penghantara netral adalah :

Pl’ = { [IR2] + [IS2] + [IT2] }.R + [IN2] .RN

= (a2+b2+c2) [I]2R + (a2+b2+c2 – ab – ac – bc ) [I

N]2.RN

(7)

III.5. Analisa Ketidakseimbangan Beban

Analisa ketidakseimbangan beban, menggunakan persanaan : [IR] = a [I]

[IS] = b [I]

[IT] = c [I]

Dengan IR , IS dan IT berturut-turut adalah arus di fasa R, S dan T.

I : besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan Irata-rata a,b,c : koefisien keadaan tidak seimbang arus-arus fasa

Rata-rata ketidakseimbangan beban (dalam %) dinyatakan dengan rumus : {∣𝑎𝑎−1∣ + ∣𝑏𝑏−1∣ + ∣𝑐𝑐−1∣}3 𝑥𝑥 100 %

Losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dapat dihitung besarnya, yaitu: 𝑃𝑃𝑁𝑁= 𝐼𝐼𝑁𝑁2 . 𝑅𝑅𝑁𝑁

Persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral adalah: %𝑃𝑃𝑁𝑁= 𝑃𝑃𝑁𝑁 /𝑃𝑃 𝑥𝑥 100%

dengan P = daya aktif (Watt).

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN

Nama Alat Banyaknya

Modul Kerja Praktikum 1 unit

Voltmeter 3 buah

Ampermeter 4 buah

Lampu 25 W 3 buah

Lampu 60 W 3 buah

Lampu 75 W 3 buah

(8)

V. GAMBAR RANGKAIAN

VI. LANGKAH KERJA

1. Pahami dan mengerti materi sistem beban tak seimbang. 2. Pahami gambar rangkaian pada gambar 1.

3. Persiapkan alat dan bahan . 4. Periksa kelayakan alat . 5. Nyalakan sumber listrik

(9)

No SAKLAR

S1 S2 S3 S4 S5 S6

1 OFF OFF OFF OFF OFF OFF

2 OFF OFF OFF OFF OFF ON

3 OFF OFF OFF OFF ON ON

4 OFF OFF OFF ON ON ON

5 OFF OFF ON ON ON ON

6 OFF ON ON ON ON ON

7 ON OFF OFF OFF OFF OFF

8 ON ON OFF OFF OFF OFF

9 ON ON ON OFF OFF OFF

10 ON ON ON ON OFF OFF

11 ON ON ON ON ON OFF

12 ON ON ON ON ON ON

7. Amati tegangan pada fasa to netral (fasa R, S, T). 8. Amati arus pada Fasa R, S, T dn Netral.

9. Catat nilai yang telah diamati pengamatan ditabel percobaan. 10. Pastikan data praktikum telah diamati semua.

(10)

VII. DATA PRAKTIKUM 1. Sebelum Konservasi

NO Saklar Daya Terpasang VRN

(Volt) (Volt) VSN (Volt) VTN (A) IR (A) IS (A) IT (A) IN PFR PFS PFT

Daya Terukur S1 S2 S3 S4 S5 S6 PR (W) (W) PS (W) PT (W) PR (W) PS (W) PT 1 R-ON 180 0 0 226.02 0 223.67 0.7289 0.0892 0.0808 0.6220 0.99 0 0.83 163.8 0 15.1 2 S-ON 0 225 0 226.17 222.38 223.29 0.0689 0.8901 0.099 0.7801 0.816 0.98 0.09 12.8 195.6 2 3 T-ON 0 0 75 226.52 0 223.57 0 0.0576 0.28823 0.2254 0 0 0.979 0 0 62.7

4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF 60 75 25 225.61 221.76 222.34 0.2442 0.2871 0.1119 0.1621 0.97 0.98 0.96 53.6 62.5 23.7 5 OFF OFF OFF OFF ON ON 60 150 50 225.69 220.52 221.34 0.2672 0.2977 0.1915 0.3357 0.974 0.986 0.978 58.8 131 41.7 6 OFF OFF OFF ON ON ON 120 150 50 225.53 221.61 222.52 0.5041 0.5877 0.2213 0.3266 0.988 0.991 0.988 112 129 48 7 OFF OFF ON ON ON ON 120 150 75 225.6 221.8 222.66 0.5054 0.5983 0.3063 0.2584 0.989 0.989 0.992 113 131 67.2 8 OFF ON ON ON ON ON 120 225 75 225.4 222.02 223.11 0.5235 0.9014 0.305 0.4848 0.987 0.99 0.99 117 198 68 9 ON OFF OFF OFF OFF OFF 120 75 25 225.73 222.16 222.67 0.4941 0.2785 0.1505 0.2895 0.989 0.996 0.972 118 61 32 10 ON ON OFF OFF OFF OFF 120 150 25 225.66 221.94 223.01 0.5094 0.5782 0.1466 0.357 0.987 0.992 0.946 113 127 31 11 ON ON ON OFF OFF OFF 120 150 50 225.81 222.15 223.15 0.5093 0.5871 0.2248 0.3249 0.988 0.991 0.987 113 129 49 12 ON ON ON OFF OFF OFF 180 150 50 225.11 221.35 222.53 0.7508 0.5794 0.2664 0.4184 0.991 0.995 0.993 167 127 59 13 ON ON ON ON OFF OFF 180 225 50 225.69 221.26 223.7 0.7652 0.8858 0.2553 0.5627 0.99 0.963 0.978 171 195 55 14 ON ON ON ON ON OFF 180 225 75 224.4 221.32 222.63 0.7625 0.8934 0.3325 0.4945 0.991 0.993 0.993 170 196 73

2. Sesudah Konservasi

NO Saklar Daya Terpasang VRN

(Volt) (Volt) VSN VTN (Volt) (A) IR (A) IS (A) IT (A) IN PFR PFS PFT

Daya Terukur S1 S2 S3 S4 S5 S6 PR

(W) (W) PS (W) PT (W) PR (W) PS (W) PT

(11)

VIII. DATA KOMPILASI I. Sebelum Konservasi

NO

Saklar Daya Terpasang Daya Terukur

IN (A) Irata-rata (A) a b c Ketidak-setimban gan (%) Rn Pn (W) Ptot (W) %Pn S1 S2 S3 S4 S5 S6 PR (W) (W) PS (W) PT (W) PR (W) PS (W) PT 1 R-ON 180 0 0 163.8 0 15.1 0.6220 0.2996 2.3426 0.2977 0.2697 95.50 0.0079 0.0031 178.9 0.00172 2 S-ON 0 225 0 12.8 195.6 2 0.7801 0.3527 0.1954 2.5239 0.2807 101.59 0.0079 0.0048 210.4 0.00229 3 T-ON 0 0 75 0 0 62.7 0.2254 0.1153 0 0.4997 2.5003 100.02 0.0079 0.0004 62.7 0.00064

4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF 60 75 25 53.6 62.5 23.7 0.1621 0.2144 1.1390 1.3391 0.5219 31.87 0.0079 0.0002 139.8 0.00015 5 OFF OFF OFF OFF ON ON 60 150 50 58.8 131 41.7 0.3357 0.2521 1.0598 1.1807 0.7595 16.03 0.0079 0.0009 231.5 0.00039 6 OFF OFF OFF ON ON ON 120 150 50 112 129 48 0.3266 0.4377 1.1517 1.3427 0.5056 32.96 0.0079 0.0008 289 0.00029 7 OFF OFF ON ON ON ON 120 150 75 113 131 67.2 0.2584 0.4700 1.0753 1.2730 0.6517 23.21 0.0079 0.0005 311.2 0.00017 8 OFF ON ON ON ON ON 120 225 75 117 198 68 0.4848 0.5766 0.9079 1.5632 0.5289 37.54 0.0079 0.0019 383 0.00049 9 ON OFF OFF OFF OFF OFF 120 75 25 118 61 32 0.2895 0.3077 1.6058 0.9051 0.4891 40.38 0.0079 0.0007 211 0.00032 10 ON ON OFF OFF OFF OFF 120 150 25 113 127 31 0.357 0.4114 1.2382 1.4054 0.3563 42.91 0.0079 0.0010 271 0.00037 11 ON ON ON OFF OFF OFF 120 150 50 113 129 49 0.3249 0.4404 1.1564 1.3331 0.5104 32.63 0.0079 0.0008 291 0.00029 12 ON ON ON OFF OFF OFF 180 150 50 167 127 59 0.4184 0.5322 1.4107 1.0887 0.5006 33.29 0.0079 0.0014 353 0.00039 13 ON ON ON ON OFF OFF 180 225 50 171 195 55 0.5627 0.6354 1.2042 1.3940 0.4018 39.88 0.0079 0.0025 421 0.00060 14 ON ON ON ON ON OFF 180 225 75 170 196 73 0.4945 0.6628 1.1504 1.3479 0.5017 33.22 0.0079 0.0019 439 0.00044

2. Sesudah Konservasi

NO

Saklar Daya Terpasang Daya Terukur

IN (A) Irata-rata (A) a b c Ketidak-setimban gan (%) Rn Pn (W) Ptot (W) %Pn S1 S2 S3 S4 S5 S6 PR (W) (W) PS (W) PT (W) PR (W) PS (W) PT 1 ON ON ON ON ON ON 160 160 160 148 147 145 0 0.6677 1.0007 1.0112 0.9880 0.7988 0.0079 0 440 0.00

(12)

Data kompilasi diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut :

Perhitungan Data ke- 6 (Sebelum Konservasi) • Menghitung Irata-rata :

𝐼𝐼 𝑟𝑟𝑎𝑎𝑟𝑟𝑎𝑎 − 𝑟𝑟𝑎𝑎𝑟𝑟𝑎𝑎 = 𝐼𝐼𝑅𝑅+𝐼𝐼𝑆𝑆+𝐼𝐼𝑇𝑇

3 =

0.5041+0.5877+0.2213

3 = 0.4377 𝐴𝐴

• Menghitung koefisien tidak seimbang arus fasa [IR] = a [I] a = [IR]/ [I] = 0.5041 / 0.4377 = 1.1517 [IS] = b [I] b = [IS]/ [I] = 0.5877 / 0.4377 = 1.3427 [IT] = c [I] c = [IT]/ [I] = 0.2213 / 0.4377 = 0.5056

• Menghitung rata-rata ketidakseimbangan

Rata-rata ketidakseimbangan = {|𝑎𝑎−1|+|𝑏𝑏−1|+|𝑐𝑐−1|}

3 𝑥𝑥 100%

= {|1.1517−1|+|1.3427−1|+|0.5056−1|}

3 𝑥𝑥 100%

= 32.96 % • Menghitung losses pada penghantar netral

𝑅𝑅𝑁𝑁= 𝜌𝜌 𝑥𝑥 𝐿𝐿𝐴𝐴 = 1.7 𝑥𝑥 10

−8𝑥𝑥 0.7

(13)

𝑃𝑃𝑁𝑁= 𝐼𝐼𝑁𝑁2 𝑥𝑥 𝑅𝑅 = 0.3266 𝑥𝑥 0.007933 = 0.0008 𝑊𝑊𝑎𝑎𝑟𝑟𝑟𝑟

𝑃𝑃𝑟𝑟𝑃𝑃𝑟𝑟 = 𝑃𝑃𝑅𝑅+ 𝑃𝑃𝑆𝑆+ 𝑃𝑃𝑇𝑇 = 112 + 129 + 48 = 289 𝑊𝑊𝑎𝑎𝑟𝑟𝑟𝑟

(14)

IX. ANALISIS DATA

Praktikum konservasi pada sistem beban tidak seimbang yang telah dilakukan, dengan tujuan praktikum yaitu untuk mengevaluasi sistem kelistrikan dilihat dari keseimbangan beban yang terpasang pada setiap fasa (R, S dan T) serta mencari langkah konservasi untuk penghematan energi. Pada praktikum ini, pembebanan dilakukan menggunakan lampu pijar dengan kapasitas 25W, 60 W dan 75 W. Simulasi pembebanan tidak seimbang dilakukan dengan memberikan beban pada fasa R yaitu 3x60 W , fasa S yaitu 3x75W dan fasa T yaitu 3x25W dengan pengaturan konfigurasi saklar seperti pada tabel langkah percobaan.

Dari hasil pengukuran daya pada setiap pembebanan, terdapat sedikit perbedaan antara daya terpasang pada spesifikasi lampu dengan daya yang terukur. Daya yang terukur lebih kecil dari pada daya yang terpasang pada spesifikasi lampu. Hal ini dikarenakan terdapat penyusutan daya akibat dari tahanan pada kawat penghantar tiap fasa. Pada percobaan dengan memasang beban pada salah satu fasa saja dan fasa yang lain off, ternyata terdapat arus bukan hanya pada fasa yang dibebani saja melainkan terdapat juga arus pada fasa yang tidak dibebani walaupun dengan nilai yang sangat kecil. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh resistansi pada penghantar setiap fasa.

Dari beberapa konfigurasi pembebanan yang dilakukan, arus netral tertinggi yaitu 0.7801 Ampere dengan losses 0.0048 W diperoleh ketika fasa S ON sedangkan fasa R dan T OFF. Pada kondisi ini, fasa S dibebani dengan 3 buah lampu berkapasitas 75 W, sedangkan fasa R dan T bebannya 0 W. Artinya, hanya fasa S saja yang menyuplai ke beban lampu 3x75 Watt. Sedangkan arus netral terkecil yaitu 0.1621 Ampere dengan losses 0.0002 W diperoleh pada kondisi beban fasa R= 60W, fasa S=75W dan fasa T=25 W. Pada kondisi ini, perbedaan pembebanan tiap fasa tidak terlalu jauh sehingga diperoleh arus netral kecil. Artinya, pada konfigurasi pembebanan ini mendekati seimbang, dengan rata-rata ketidakseimbangan 31.87 %. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa ketidakseimbangan beban mempengaruhi besarnya arus netral, seperti yang digambarkan pada grafik di bawah ini :

(15)

Pada grafik diatas terlihat bahwa, konfigurasi pembebanan berpengaruh terhadap besarnya arus yang mengalir pada penghantar netral. Hal ini terbukti bahwa, jika konfigurasi pembebanan mendekati seimbang (rata-rata ketidakseimbangan kecil), maka arus yang mengalir pada pengahantar netral kecil, dan sebaliknya. Dari hasil percobaan terlihat pula bahwa semakin besar arus netral, maka semakin besar losses yang timbul. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini :

Dari grafik hubungan arus netral terhadap losses, ditunjukkan bahwa besarnya arus netral berbanding lurus terhadap losses yang timbul. Hal ini sesuai dengan persamaan

0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000 0.8000 0.9000 0.0000 20.0000 40.0000 60.0000 80.0000 100.0000 120.0000 IN (Amp er e) Rata-rata ketidakseimbangan (%)

Hubungan Rata-rata Ketidakseimbangan

terhadap Arus Netral

0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 PN (W att) IN(Ampere)

(16)

PN = IN2 x R, dimana besarnya arus yang mengalir pada pengahantar netral berbanding lurus

dengan rugi-rugi atau losses pada penghantar.

Setelah mengetahui kondisi beban tidak seimbang, selanjutnya dilakukan tindakan konservasi untuk memperbaiki sistem tidak seimbang. Percobaan dilakukan dengan cara menyeimbangkan beban pada tiap fasa. Pada setiap fasa diberi beban yang sama yaitu lampu 75W+60W+25W. Dari hasil percobaan, diperoleh rata-rata ketidakseimbangan beban 0.798% dengan arus netral 0 Ampere, sehingga losses yang dihasilkan juga bernilai 0 Watt. Selain itu, losses juga dapat diatasi dengan mengganti kabel distribusi yang mempunyai diameter lebih besar dan memperpendek jarak distibusi jaringan listrik. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resistansi penghantar, sehingga losses yang ditimbulkan kecil.

X. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

a. Perbedaan daya terkukur dengan daya terpasang disebabkan karena penyusutan daya akibat tahanan pada penghantar tiap fasa.

b. Ketidakseimbangan pembebanan pada setiap fasa dapat menimbulkan arus netral yang menyebabkan adanya losses pada sistem distribusi tenaga listrik.

c. Besarnya losses pada sistem berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada penghantar netral. Artinya, semakin besar arus netral maka losses yang ditimbulkan akan semakin besar pula.

d. Tindakan konservasi yang dapat dilakukan pada sistem tidak seimbang yaitu dengan mengatur pembebanan pada masing-masing fasa sampai mendekati seimbang sehingga arus netral yang dihasilkan sekecil mungkin.

e. Memperkecil losses dapat dilakukan juga dengan mengganti diameter kabel dengan yang lebih besar dan memperpendek jarak distribusi sehingga resistansinya kecil.

(17)

XI. DAFTAR PUSTAKA

______. 2017. Modul Praktikum Konservasi Energi. Bandung: Politeknik Negeri Bandung. Badaruddin. 2012. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban terhadap Arus Netral dan Losses

pada Trafo Distribusi Proyek Rusunami Gading Icon. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Setiadji, Julius S. 2006. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

Gambar

Gambar 3.1 Vektor diagram arus keadaan seimbang
Gambar 3.2 Vektor diagram arus keadaan tidak seimbang
Gambar 3.3 Diagram fasor tegangan saluran daya model fasa tunggal

Referensi

Dokumen terkait

Arus residu yang mengalir pada rele gangguan tanah akibat beban yang tidak seimbang dalam sistem daya listrik tiga fasa, bergantung dari besar dan kecilnya beban yang terjadi

Dapat dilihat pada hasil simulasi bahwa saat sistem dengan trafo cadangan menanggung beban yang lebih sedikit maka tahap yang dilakukan dalam pemisahan beban

dengan demikian, masalah keseimbangan lintasan perakitan(Balancing Line) adalah bagaimana agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan beban kerja yang sama pada

PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LABORATORIUM GEOLOGI TATA LINGKUNGAN. PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

(ada praktikum Isoterm Freunlich /Isotern Adsorbsi Freunlich0 yang telah dilakukan) tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari proses adsorbsi karbon aktif dengan larutan

Sifat-sifat yang diselidiki pada kinerja sistem korum yang dikonstruksi menggunakan BIBD antara lain : beban, rasio keseimbangan, rank dan ketersediaan atau kadang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan sekaligus yaitu praktikum Analisis Disinfektan atau Klor Aktif Sisa Klor dengan Metode Iodometri dan

Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan software Global Mapper dan Surfer untuk mengidentifikasi struktur geologi panas bumi pada peta DEM wilayah panas bumi sehingga menghasilkan