LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI IRIGASI DAN DRAINASE
“PENGENALAN SISTEM IRIGASI TETES”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknologi Irigasi Dan Drainase
Disusun oleh :
Nama : Muhammad Khalid Awaludien Sulthan NIM : 442230067
Kelas : 2-B
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang dibuat ini. Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknologi Irigasi dan Drainase.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Sri Ritawati, S.TP., M.Sc., Yayu Romadhonah, S.TP., M.Si., Ph.D., Kiki Riodhelindho, S.TP., M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Irigasi dan Drainase. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Iman Cahaya Pratama Edi dan Ega Layla Putri selaku asisten praktikum yang telah membimbing penulis selama praktikum sampai dengan selesainya dibuat laporan ini.
Sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata Bahasa yang terdapat dalam laporan praktikum ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar dapat membenahinya dikemudian hari.
Serang, Mei 2024
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 2
2.1 Pengertian Irigasi ... 2
2.2 Sistem Irigasi ... 3
2.3 Manfaat Penerapan Irigasi Tetes ... 3
BAB III METODE PRAKTIKUM ... 5
3.1 Waktu dan Tempat ... 5
3.2 Alat dan Bahan... 5
3.3 Cara Kerja ... 5
3.4 Analisis Data ... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7
4.1 Hasil ... 7
4.2 Pembahasan... 7
BAB V PENUTUP ... 11
5.1 Simpulan ... 11
5.2 Saran ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 12 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Perhitungan Debit Air Sistem Irigasi Tetes... 7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Irigasi ... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan sistem irigasi tetes adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dalam budidaya tanaman. Sistem ini terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan efisiensi penggunaan air. Penggunaan sistem irigasi tetes semakin berkembang di seluruh dunia, terutama di daerah- daerah yang memiliki keterbatasan air. Dalam sistem irigasi tetes, air disalurkan langsung ke zona perakaran tanaman sehingga kehilangan air akibat penguapan dan aliran air permukaan dapat diminimalkan. Sistem ini juga dapat mengurangi erosi tanah dan penggunaan pupuk yang lebih efisien karena pupuk dapat diberikan bersamaan dengan air irigasi. Selain itu, sistem irigasi tetes juga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman karena daun tanaman tidak terkena air secara langsung.
Irigasi tetes adalah suatu sistem pengairan yang mengalirkan air secara perlahan-lahan ke tanah dekat akar tanaman melalui pipa dan emiter yang diletakkan secara teratur. Air dialirkan dengan tetesan-tetesan kecil, sehingga tanah di sekitar akar dapat menyerap air secara merata dan efisien. Sistem irigasi tetes dapat dikontrol secara presisi, baik dalam jumlah air maupun frekuensi penyiraman, sehingga sangat cocok untuk digunakan pada lahan pertanian yang memiliki keterbatasan air atau pada tanaman yang memerlukan volume air yang spesifik.
Dengan demikian, irigasi tetes dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman, menghemat penggunaan air dan energi, serta mengurangi risiko kehilangan nutrisi dan pencemaran lingkungan akibat percolate (Marsono, dkk, 2014),
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengenal sistem irigasi tetes.
2. Mempelajari dan memahami kinerja dari sistem irigasi tetes.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Irigasi
Irigasi merupakan komponen penting bagi kegiatan pertanian di Indonesia.
Irigasi adalah istilah yang berkaitan dengan penyaluran air dari sumber ke tanaman.
Menurut Tenggara, dkk (2022), Irigasi merupakan penggunaan air pada tanah untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan sebagai pertumbuhan tanaman.
Sedangkan menurut Mawali, dkk (2020), Irigasi adalah kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kepentingan pertanian dengan memanfaatkan air yang berasal dari air permukaan dan tanah. Maka irigasi adalah suatu kegiatan penggunaan dan pengaturan air yang dapat memenuhi kebutuhan air untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Gambar 1. Irigasi
Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Menurut Al Hidayat (2022), Jaringan irigasi terbagi menjadi tiga yaitu sebagi berikut :
a. Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
b. Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.
c. Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersir, saluran kuarter, dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya.
2.2. Sistem Irigasi Tetes
Irigasi tetes pertama kali digunakan di kawasan gurun dimana air sangat langka dan berharga. Pada pertanian skala besar, irigasi tetes cocok untuk sistem pertanian berjajar, untuk buah-buahan, juga sistem irigasi di dalam greenhouse. Irigasi tetes (Drip Irrigation) pada hakikatnya teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan berpasir, air yang sangat terbatas, iklim yang kering dan komoditas yang diusahakan mempunyai ekonomis yang tinggi (Pasaribu dkk, 2013). Menurut Muanah, dkk (2020), Irigasi tetes merupakan pengaliran air secara perlahan dalam bentuk tetesan menggunakan emitter yang terletak pada titik tumbuh tanaman sepanjang aliran air. Penerapan teknologi irigasi tetes atau sering disebut Trickle Irrigation adalah irigasi yang menggunakan jaringan aliran dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub utama dan pipa lateral (Idrus & Surya, 2019).
Menurut Witman (2021), Irigasi tetes dapat dibedakan menjadi 3 macam yang berdasarkan jenis cucuran airnya, yaitu :
a) Air merembes sepanjang pipa lateral (viaflow)
b) Air menetes atau memancar melalui alat aplikasi yang dipasang pada pipa lateral, dan
c) Air menetes atau memancar melalui lubang-lubang pada pipa lateral. Pada sistem irigasi tetes, hanya sebagian dari daerah perakaran yang terbasahi tetapi seluruh air yang diberikan dapat diserap dengan cepat pada kondisi kelembaban tanah rendah.
2.3. Manfaat Penerapan Irigasi Tetes
Air berfungsi sebagai substansi pelarut dan hara pada tanaman yang berperan untuk menentukan kesuburan tanah sebagaimana mikrobiologi yang ada didalam tanah berperan sebagai agen aktivator kesuburan tanah. Peristiwa kekurangan air
akan menjadikan salah satu masalah utama pada lahan kering dimana proses peertanian tidak dapat dilakukan tanpa adanya ketersediaanya air irigasi. Efisien dari air irigasi perlu dilakukan sebagai upaya pengelolaan sumber daya air (Sutrisno
& Adang, 2019).
Menurut Pareira (2022), pemanfaatan irigasi tetes pada bidang pertanian memiliki banyak manfaat antara lain sebagai pengehematan air dikarenakan dalam proses pemberian air diberikan ketanaman sesuai dengan kebutuhan tanam itu sendiri, mengehemat waktu, karena penyiraman dilakukan dengan cara otomatis, contohnya terdapat alat yang menyerupai timer yang bisa mengatur proses pengairan air sehingga air dapat mengalir di waktu tertentu. Selain itu menurut Marpaung (2013), Keuntungan dari penerapan irigasi tetes dapat mengurangi bahaya salinitas pada tanaman karena akumulasi garam disekitar perakaran dapat dicuci (leaching) secara efektif.
Dengan adanya teknik pengairan menggunakan irigasi tetes diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air tanaman pada saat musim kemarau dengan cara menjaga penggunaan air secara efisien sehingga nanti juga akan meningkatkan pemanfaatan unsur hara tanah, mengurangi tekanan air terhadap tanah dan mempercepat adaptasi dari bibit, dan juga akan meningkatkan keberhasilan tumbuh tanaman, Menurut Rizky (2018), teknologi irigasi tetes mampu mengelola pemberian air pada zona perakaran tanaman secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan produktifitas lahan dan kegiatan budidaya dapat berlangsung sepanjang waktu. Penerapan sistem irigasi tetes dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air pada tanaman karena mampu bekerja berdasarkan kondisi aktual lahan pertanian melalui level kelengasan tanah.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum “Pengenalan Sistem Irigasi Tetes” dilaksanakan pada hari Senin, 29 April 2024, pada pukul 11.30-12.50 WIB. Bertempat di Laboratorium Pakupatan, Jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu Set irigasi tetes (emitter drip putar , stik drip bengkok), Penetes untuk botol (emitter tipe 1 dan tipe 2), Polybag /Pot berisi tanah, Gelas ukur, Gelas plastik / penampung air, Stopwatch / jam, Kran pengatur debit.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Dipasang set irigasi tetes (emitter drip putar, stik drip bengkok) oleh praktikan, kemudian disambungkan pada keran air, lalu diatur emitter agar air menetes.
2. Dipasang penetes untuk botol yang sudah diisi air (emitter tipe 1 dan tipe 2) oleh praktikan. Ditancapkan gagang alat irigasi tetes botol pada polybag/pot, kemudian diatur emitter agar air menetes.
3. Ditampung air dari masing-masing penetes kedalam botol penampung selama waktu 10 menit, kemudian diukur dengan gelas ukur.
4. Diulangi langkah no.3 untuk pengaturan tetesan dari emitter yang berbeda.
Dilakukan percobaan untuk tiga variasi kedalaman emitter pengatur tetesan, sehingga tetesannya bervariasi lambat, sedang, cepat.
3.4 Analisis Data
1. Parameter yang diamati :
a. Volume tetesan tiap satuan waktu
b. Variasi kedalaman pengaturan emitter 2. Perhitungan :
Berdasarkan US Soil Conservation Service (US SCS) untuk Evaluasi LapanganSistem Irigasi EU dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan 1.
EU = 100.qn /
qa ...
(1)
dengan : qn = debit rata-rata seperempat terendah.
qa = debit rata-rata keseluruhan.
Debit (q) bisa dihitung dari : q = v/w
...
(2)
dengan : q = debit v = volume w = waktu
Menurut James (1988) EU dinyatakan dengan persamaan 3
Dengan:
Ne = jumlah titik sumber tiap emittercv = Koefesien variasi qmin = debit emitter terendah
Koefesien variasi (cv ) dapat dihitung dengan persamaan 4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan Debit Air Sistem Irigasi Tetes.
No Nama Alat
Waktu Penetesan (Menit ke Detik)
Volume setelah 10 menit
(L)
Jumlah Debit/Q (L/detik) (Q = V/t)
Tingkat Keseragaman
(EU)
1 Emitter Drip Penetes
Botol
10 menit S1 0,133 S1 0,000221 32,826 L/s
S2 0,065 S2 0,000108
2 Emitter
Drip Putar 10 menit S1 0,097 S1 0,000161 12,818L/s
S2 0,074 S2 0,000123
S3 0,383 S3 0,000638
S4 0,273 S4 0,000455
S5 0,216 S5 0,00036
S6 0,218 S6 0,00048
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu dengan judul “Pengenalan Sistem Irigasi Tetes”, yang mana irigasi tetes merupakan suatu teknik pengairan yang menggunakan pipadan selang kecil dengan lubang-lubang kecil yang teratur untuk mengirimkan air secara langsung ke dekat pangkal tanaman. Teknik ini memungkinkan air untuk disalurkan dengan jumlah yang tepat dan pada waktu yang tepat, sehingga memungkinkan penghematan air dan pupuk, serta dapat meningkatkan hasil panendengan mengoptimalkan penggunaan air dan nutrisi.
Irigasi tetes sering digunakanpada lahan pertanian, kebun, perkebunan, dan taman untuk memenuhi kebutuhan air tanaman secara efisien dan efektif.
Menurut para ahli, irigasi tetes adalah sebuah metode atau teknik pengairan yang sangat efisien dalam mengirimkan air secara langsung ke akar tanaman dengan menggunakan selang kecil yang dilengkapi dengan lubang-lubang kecil yang teratur. Teknik ini mampu menghemat air dan mengurangi kehilangan air akibat penguapan, sehingga dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan nutrisi. Selain itu, irigasi tetes juga dapat meningkatkan produktivitas tanaman, karena pengiriman air dan nutrisi yang tepat pada waktu yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan dan kualitas tanaman. Beberapa ahli juga menyebutkan bahwa irigasi tetes dapat mengurangi penggunaan pestisida, karena teknik ini menghindarkan daun dari kelembaban yang berlebihan dan mengurangi kemungkinan infeksi penyakit pada tanaman. Sistem irigasi tetes memberikan penghematan penggunaan air hingga 40% dan penghematan penggunaan pupuk hingga 25% dibandingkan dengan sistem irigasi sprinkler. Selain itu, sistem irigasi tetes juga meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, di mana bobot segar tomat yang dihasilkan dari sistem irigasi tetes lebih tinggi sebesar 16,7% dibandingkan dengan sistem irigasi sprinkler, sistem irigasi tetes mampu meningkatkan efisiensi penggunaan air dan nutrisi pada tanaman tomat serta meningkatkan hasil panen tanaman. Oleh karena itu, penggunaan sistem irigasi tetes dapat menjadi solusi untuk menghemat penggunaan air dan pupuk pada lahan pertanian di Indonesia (Supriyanto, dkk, 2020).
Sistem irigasi tetes memberikan penghematan penggunaan air hingga 30%
dan penghematan penggunaan pupuk hingga 20% dibandingkan dengan sistem irigasi sprinkler. Selain itu, sistem irigasi tetes juga meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi, di mana hasil panen padi yang dihasilkan dari sistem irigasi tetes lebih tinggi sebesar 11,5% dibandingkan dengan sistem irigasi sprinkler, kesimpulannya bahwa sistem irigasi tetes dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk pada lahan sawah serta meningkatkan hasil panen padi. Oleh karena itu, penggunaan sistem irigasi tetes dapat menjadi solusi untuk menghemat penggunaan air dan pupuk pada lahan pertanian di Indonesia
Hasil perhitungan debit air sistem irigasi tetes menggungakan alat Emitter Drip (Penetesan Botol). Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Penetesan Botol, dengan penetesan durasi waktu 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S1= 0,133 L, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S1= 0,000221.
Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Penetesan Botol, denganpenetesan durasi waktu 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S2= 0,065 L, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S2= 0,000108.
Hasil perhitungan debit air sistem irigasi tetes menggungakan alat Emitter Drip (Putar). Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Putar, dengan penetesan 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S1= 0,097 L, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S1= 0,000161.
Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Putar, dengan penetesan durasi waktu 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S2= 0,074 L, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S2= 0,000123. Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Putar, dengan penetesan durasi waktu 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S3= 0,383 L, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S3= 0,000638. Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Putar, dengan penetesan durasi waktu 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S4= 0,273 L, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S4= 0,000455. Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Putar, dengan penetesan durasi waktu 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S5= 0,216 L, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S5= 0,00036.
Pada pengukuran dengan menggunakan Emitter Drip/Putar, dengan penetesan durasi waktu 10 menit atau 600 detik, dimiliki volume setelah 10 menit (L), mendapatkan hasil S6= 0,288, dengan Jumlah debit/Q (L/detik) mendapatkan hasil S6= 0,00048. Perhitungan debit air merupakan salah satu variabel yang diukur dan dianalisis untuk mengetahui efisiensi penggunaan air pada sistem irigasi tetes.
Dalam penelitian tersebut, perhitungan debit air dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur debit air seperti flowmeter, atau dapat dihitung berdasarkan waktu penyiraman dan jumlah air yang digunakan. Menurut Murti, dkk, 2020 menunjukkan bahwa sistem irigasi tetes mampu menghemat penggunaan air hingga 25% dan meningkatkan efisiensi penggunaan air hingga 57,1%
dibandingkan dengan sistem irigasi konvensional. Selain itu, sistem irigasi tetes juga mampu meningkatkan produksi padi hingga 22,5% dibandingkan dengan sistem irigasi konvensional, mereka juga menyimpulkan bahwa sistem irigasi tetes sangat efektif dalam menghemat penggunaan air dan meningkatkan produksi padi pada lahan pertanian di daerah pantai utara Jawa. Oleh karena itu, penggunaan sistem irigasi tetes dapat menjadi alternatif yang efektif untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air pada lahan pertanian di Indonesia
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan
Sistem irigasi tetes merupakan suatu teknologi irigasi yang memungkinkan air dan nutrisi disalurkan secara tetes-tetes ke tanaman melalui pipa-pipa kecil atau selang plastik dengan lubang-lubang kecil. Teknologi ini dirancang untuk memberikan air dan nutrisi secara efisien dan tepat sasaran pada akar tanaman, sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan menghemat penggunaan air dan pupuk. Dalam sistem irigasi tetes, air dan nutrisi dialirkan ke seluruh tanaman secara merata dan tidak menimbulkan genangan atau kelebihan air yang dapat menyebabkan kerusakan pada akar dan tanaman. Sistem irigasi tetes dapat digunakan pada berbagai jenis tanaman, baik tanaman dalam pot atau di lahan terbuka seperti pertanian atau perkebunan.
Manfaat sistem irigasi tetes adalah sistem ini sangat efisien dalam penggunaan air dan mampu menghemat air karena memberikan air langsung pada tanaman, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen dengan memberikan nutrisi secara langsung pada akar tanaman. Selain itu, sistem irigasi tetes dapat mengurangi kerugian akibat penguapan dan mudah dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Penggunaan sistem ini juga ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan air dan pupuk secara signifikan dan membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
5.2 Saran
Adapun saran terhadap praktikum ini diharapkan praktikan dapat memperhatikan penjelasan dengan baik dan membaca modul yang telah diberikan agar praktikum berjalan dengan baik dan dalam penyusunan laporan dapat dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Al Hidayat, Rahmat. 2022. Evaluasi Pembangunan Infrastruktur Jaringan Irigasi di Kabupaten Bengkulu Tengah. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis.
Vol.10(1): 334-347.
Hidayat, A., Mulyani, A., Nurdiana, N., & Kurniawan, A. (2020). Evaluasi Sistem Irigasi Tetes pada Pertumbuhan dan Hasil Padi serta Efisiensi Penggunaan Air dan Pupuk. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan, 20(2), 87-95.
Marpaung, R. 2013. Estimasi Nilai Ekonomi Air dan Eksternalitas Lingkungan pada Penerapan Irigasi Tetes dan Alur di Lahan Kering Desa Pejarakan Bali.
Jurnal Sosial Ekonomi Pekerjaan Umum. Vol.5(1): 65-75.
Marsono, A., & Husni, A. (2014). Irigasi tetes. Penebar Swadaya.
Mawali, dkk. 2020. Kualitas Air Irigasi pada Budidaya Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Agroekoteknologi Terapan. Vol.1(2): 32-34.
Munandar, A. F., & Sumaryono. (2018). Peningkatan Efisiensi Penggunaan Air Melalui Sistem Irigasi Tetes pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.). Jurnal Produksi Tanaman, 6(1), 43-50.
Murti, R. H., Pranoto, Y., & Tjahjono, A. (2020). Efektivitas Irigasi Tetes dalam Menghemat Penggunaan Air pada Tanaman Padi di Daerah Pantai Utara Jawa. Jurnal Irigasi, 11(1), 1-9.
Pareira, Magdalena Sunarty, dkk. Efek Uji Residu Kompos Biochar dan Irigasi Tetes tehadap Pertumbuhan serta Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rappa L.) pada Tanag Entisol. Jurnal Pertanian Agros. Vol.24(2): 458-467.
Pasaribu., dkk, (2013). Analisis Efisiensi Irigasi Tetes pada Berbagai Tekstur Tanah Untuk Tanaman Sawi (Brassica juncea). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem. Vol.5(2): 408-421.
Supriyanto, D., & Riyadi, D. (2020). Evaluasi Sistem Irigasi Tetes pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat serta Efisiensi Penggunaan Air dan Pupuk. Jurnal Ilmiah Pertanian (JIP), 5(2), 67-76.
Sutrisno, Nono, & Adang Hamdani. 2019. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Air Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian. Jurnal Sumberdaya Lahan.
Tanaman Padi. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JNTETI),7(2),110-11
Tenggara, Fifi Lofiana, dkk. 2022. Pemanfaatan Metode Irigasi Tetes Sederhana Untuk Budidaya Tanaman Hortikultura di Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA. Vol.5(2): 267-271.
Witman, Steven. 2021. Penerapan Metode Irigasi Tetes Guna Mendukung Efisiensi Penggunaan Air di Lahan Kering. Jurnal Triton. Vol.12(1) : 20-28.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Cara Pengerjaan Lampiran 2.
Alat Irigasi Tetes Lampiran 3.
Pengukuran Air Dengan Gelas Ukur
Lampiran 4.
Perhitungan Emitter Drip Penetes Botol
Lampiran 5.
Perhitungan Emitter Drip Putar