• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

4.1 ANALISIS IMPLEMENTASI

Dari hasil implementasi pedoman penetapan dan penegasan batas daerah pada penetapan dan penegasan Kabupaten Bandung didapat beberapa analisis tentang penetapan dan penegasan batas daerah Kabupaten Bandung. Analisis dilakukan sesuai dengan setiap tahapan penetapan dan penegasan batas daerah sesuai dengan PPBD.

4.1.1 Analisis Penetapan Batas Daerah

Pada proses analisis penetapan batas daerah sesusai dengan pedoman penetapan dan penegasan batas daerah di Kabupaten Bandung ada tiga tahapan yaitu:

1. Penelitian dokumen batas

Dokumen batas adalah dasar hukum dalam melakukan penetapan dan penegasan posisi batas. Pada penentuan posisi batas kabupaten Bandung dasar hukum berdasarkan undang-undang yang jelas sehingga dalam pelaksanaan penetapan dan penegasan batas daerah dapat dilaksanakan. Undang-undang No.14 tahun 1950 tentang pembentukan daerah di propinsi jawa barat. Pada undang-undang ini tidak diberikan list koordinat titik-titik garis batas Kabupaten Bandung.

Peta batas Kabupaten Bandung ini dideliniasi secara kartometrik di atas peta skala 1:25000 berdasarkan Undang-Undang no.14 tahun 1950 dimana Undang-undang ini tidak menyebutkan secara pasti dengan berupa koordinat batas. Deliniasi ini berdasarkan kecamatan, kelurahan/desa yang berbeda pemerintahannya. Pada peta rupabumi ini ditetapkan secara-bersama-sama dengan kedua belah pihak.

(2)

peta dasar yang dipilih sesuai dengan Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Daerah(PPBD).

3. Pembuatan peta batas kartometrik

Pada tahap pembuatan peta batas kartometrik ini, titik-titik pilar batas dibuat di peta rupabumi skala 1:25.000 dan proses pembuatan peta batas dapat menurunkan dari peta yang sudah ada. Pada pembuatan peta batas kartometrik Kabupaten Bandung ini menurunkan dari Undang Pembentukan Daerah dimana pada Undang-Undang itu cakupan daerahnya dari Propinsi, Kabupaten, Kecamatan dan Desa. Pada batas Kabupaten Bandung ini proses deliniasi pada peta rupabumi skala 1:25.000 dan deliniasi batas ini dibuktikan dengan rencana pemasangan pilar batas dengan koordinat pendekatan dari peta rupabumi tersebut.

Jadi pada pembuatan peta batas kartometrik ini sesuai dengan spesifikasi teknis dalam pembuatan peta batas secara kartometrik.

(3)

4.1.2 Analisis Penegasan Batas Daerah

Dalam penegasan batas suatu daerah, peran geodesi sangat dibutuhkan karena menyangkut soal penentuan posisi pilar batas di permukaan bumi.gambar 4.1 dibawah ini merupakan alur untuk melakukan penegasan batas.

Gambar 4.1 Alur Penegasan Batas Daerah

Dalam implementasi penetapan dan penegasan batas daerah sesuai dengan diagram diatas alur penegasan batas daerah adalah adanya dasar hukum yang pasti untuk melakukan penetapan dan penegasan batas daerah. Dan bila tidak adanya dasar hukum maka akan ada kesepakatan batas dari pihak daerah yang berbatasan.

Analisis tahap penegasan batas daerah Kabupaten Bandung yaitu :

1. Tahap Penelitian Dokumen Batas

Dokumen batas pada kabupaten Bandung ini berupa Undang-undang dan peraturan Dasar Hukum Ada Tidak Ada / Belum Jelas - Staatblad - Nota Residen - UU Pembentukan Daerah - Peraturan Perundangan Kesepakatan yang ada dan peta kesepakatan batas wilayah.

Mencari kesepakatan

mengenai batas wilayah yang bersangkutan

Tanda batas wilayah: - Batas alam

- Batas buatan manusia

Pelacakan Pemasangan dan Pengukuran Tanda Batas Pemetaan Batas Wilayah

(4)

2. Tahap Pelacakan Batas

Tahap pelacakan ini dibuktikan dengan adanya berita acara pelacakan pilar batas kabupaten yang ditandatangani oleh kedua belah pihak pada daerah yang berbatasan dan Sekretaris daerah Kabuten Bandung telah mengundang untuk melakukan pelacakan berdasar surat No surat 005/294/Binpenum dengan rencana kerja untuk melakukan pelacakan pilar batas Kabupaten Bandung.

Proses pelacakan pilar batas Kabupaten Bandung sesuai dengan tahap pelacakan yang terdapat pada Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Daerah(PPBD).

3. Tahap Pemasangan Pilar Batas Daerah

Setelah melakukan pelacakan, tim penegasan batas daerah dari kabupaten Bandung melakukan sosialisasi terhadap pemasangan patok sementara untuk pilar batas kabupaten Bandung pada pemerintah setempat.

Untuk setiap patok batas sementara kabupaten Bandung selanjutnya dilakukan pemasangan pilar batas dengan spesifikasi pilar( bentuk dan ukuran) tipe B yaitu untuk tipe pilar batas kabupaten.

Pemasangan pilar batas daerah Kabupaten Bandung dibuktikan dengan berita acara pemasangan pilar batas yang disetujui dan ditandatangi oleh pemerintah daerah setempat(kepala desa dan camat).

Tahap pemasangan pilar batas Kabupaten Bandung sesuai dengan tahap pemasangan yang terdapat pada Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Daerah(PPBD).

4. Tahap Penentuan Posisi Pilar Batas dan Pengukuran Garis Batas

Penggunaan Alat

Untuk mendapat ketelitian PBU/PABU +15 cm dan PBA/PABA + 25 cm,penggunaan alat harus menggunakan GPS tipe geodetik .

Penggunaan alat pada penentuan posisi Pilar Batas Utama(PBU) pada Kabupaten Bandung ini sesuai dengan Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Derah(PPBD). Lama pengamatan dan panjang baseline

Pada tahap penentuan posisi pilar batas peralatan yang dipergunakan adalah receiver GPS type Geodetik merk Leica 500,dengan menggunakan sinyal dua frekwensi.

(5)

Lamanya pengamatan satelit dilaksanakan 6 jam di base station dan 1 jam yang dipasang di pilar batas sebagai rover dengan epoch data 30 detik, dimana menurut Pedoman Penetapan dan Penegasan batas Daerah(PPBD) untuk panjang baseline 10-20 km, lama pengamatan GPS 1 jam

Dengan lama pengamatan dan panjang baseline GPS untuk setiap titik pilar batas Kabupaten Bandung ke titik base yang dilakukan oleh tim batas daerah Kabupaten Bandung sesuai dengan spesifikasi lama pengamatan dan panjang baseline Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Derah(PPBD).Baseline-baseline yang terbentuk seperti gambar 4.2 dibawah ini.

(6)

Metode Penentuan Posisi Titik Pilar Batas

Metode penentuan posisi titik pilar batas Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode radial dimana titik yang akan diketahui koordinat ialah titik pilar batas daerah dengan diikatkan pada titik ikat yang telah diketahui koordinatnya.

Metode penentuan posisi titik pilar batas Kabupaten Bandung ini sesuai dengan spesifikasi penentuan posisi pada Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Derah(PPBD)

Software Pengolahan Data

Pengolahan data pengamatan GPS yang dilakukan oleh tim batas daerah Kabupaten Bandung menggunakan software komersial Ski-Pro 3.0 dimana pada PPBD pengolahan data GPS dapat menggunakan software komersial sehingga pada teknis pengolahan data sesuai dengan PPBD.

Sistem Koordinat Hasil Pengolahan Data

Sistem koordinat hasil pengolahan sesuai dengan Pedoman Penetapan dan Penegasan batas Daerah(PPBD) berupa koordinat geodetik(Lintang,Bujur,tinggi) dan koordinat proyeksi UTM(Easting,Northing,tinggi).

Standar Deviasi Koordinat Pengolahan Data

Pada hasil pengolahan data GPS, hasil berupa koordinat geodetik(Lintang,Bujur, tinggi) dan UTM(E,N,tinggi) dengan memberikan nilai standar deviasi untuk setiap komponen koordinatnya tetapi pada pengolahan data GPS yang dilakukan oleh tim batas daerah Kabupaten Bandung tidak memberikan nilai standar deviasi untuk setiap komponen koordinatnya sehingga tidak bisa diketahui nilai ketelitian dari setiap komponennya dan tidak sesuai dengan Pedoman Penetapan dan Penegasan batas Daerah(PPBD).

5. Tahap Pembuatan Peta Batas

Pada tahap pembuatan peta batas kabupaten Bandung ini dilakukan dengan beberapa tahap pengerjaan yaitu:

(7)

1.Persiapan

2. Proses Validasi Kartografi

• Pemilihan Layer dan Penggabungan Data dalam Data Digital • Proses Cropping data dan Editing

• Pembuatan Frame Peta dan Overlay Ke Peta Batas Wilayah • Cekplot dan pengecekan

• Kontrol Qualitas Data Dalam Format Data Frehand

Tahap pembuatan peta batas Kabupaten Bandung dalam format digital sehingga mempermudah pengerjaan pembuatan peta batas dengan menggunakan peta rupabumi digital 1:25000.

Peta batas Kabupaten Bandung yang dihasilkan menggunakan peta rupabumi digital dimana datum yang digunakan DGN95 , ellipsoid referensi WGS84 dengan sistem proyeksi Transverse Mercator dengan skala 1:100000 dengan ukuran standar peta A0. Peta batas yang dihasil oleh tim batas daerah Kabupaten Bandung sesuai dengan spesifikasi peta batas daerah pada Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Derah(PPBD).

Secara keseluruhan proses implementasi penetapan dan penegasan batas daerah Kabupaten Bandung dalam tabel 4.1 dibawah ini.

(8)

Tabel 4.1 Rangkuman kesesuaian implementasi penetapan dan penegasan pada Kabupaten Bandung dengan PPBD

Spesifikasi Pada Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas

Daerah(PPBD) Implementasi Pada Kabupaten Bandung

Sesuai Tidak Sesuai

Penetapan Batas Daerah

1.Penelitian Dokumen Batas

Peraturan pembentukan daerah

Undang-Undang No.14 tahun 1950 tentang Pembentukan daerah

Berita Acara Penelitian dokumen batas

tidak ada berita acara penelitian dokumen batas

2.Penentuan Peta Dasar

skala tipikal

skala yg digunakan skala 1:25000, pada PPBD skala 1:100000

datum datum DGN 95(WGS 84)

sistem proyeksi peta Transverse Mercator

sistem grid

UTM (Universal Transverse

Mercator)

3.Pembuatan Peta Batas daerah Kartometrik

Peta dasar yang digunakan Peta Rupabumi Digital

Proses pembuatan(digital/grafis)

Digital dengan mendigit garis pada

peta dasar

Detail yang digambarkan(lokasi pilar batas,jaringan jalan,perairan dan detail yang menonjol lainnya

Skala peta 1 :25000 dapat

menggambarkan unsur yang detail Digitasi batas pada peta dasar

Digitasi pada peta Rupabumi skala 1:25000 dengan layer-layer

(9)

Penegasan Batas Daerah

1.Penelitian Dokumen Batas

Dasar hukum :staatsblad, nota residen,Undang-Undang pembetukan daerah

Undang-Undang No.14 tahun 1950 tentang Pembentukan daerah

Berita acara penelitian dokumen batas

Tidak ada berita acara penelitian dokumen batas

2.Pelacakan Dokumen Batas

Pelaksanaan pelacakan BAKOSURTANAL

Penentuan garis batas sementara

Dengan kesepakatan yang dilakukan pada tahap sosialisasi antara kabupaten yang berbatasan

Penentuan garis batas di lapangan

berdasarkan penentuan garis batas sementara dilacak di lapangan, penentuan posisi pilar batas ditetapkan bersama-sama antar

pemerintah kecamatan Berita Acara

Berita acara yang ditandatangi oleh pemerintah daerah yang berbatasan

3.Pemasangan Pilar Titik Batas

Bentuk dan ukuran pilar

jenis pilar untuk pilar kabupaten

yitu pilar tipe B

(10)

4.Penentuan Posisi Pilar Batas dan Pengukuran Garis Batas

Standar ketelitian

pada laporan tidak diberikan nilai dari standar deviasi setiap komponen koordinat

Penggunaan Alat

tipe geodetik dual frekuensi merk

Leica 500

Lama pengamatan dan panjang baseline

untuk baseli 10-20 km pengamatan

1 jam

Metode penentuan posisi pilar

metode radial dengan diikatkan ke

titik sementara

Software yang digunakan untuk pengolahan data Ski-Pro 3.0

Sistem Koordinat pilar batas

Koordinat geodetik(lintang, bujur,tinggi ellipsoid) dan

koordinat UTM(x,y)

5.Pembuatan Peta Batas

Peta batas daerah berdasarkan :

penurunan/kompilasi dari peta-peta yang sudah ada atau Peta rupabumi skala 1:25000

pemetaan terestris atau pemetaan fotogrametri

Skala peta 1:25000

Format peta

Sesuai dengan spesifikasi bisa dilihat pada lampiran

(11)

4.2 ANALISIS DATA CHECKING

Analisis data checking dilakukan untuk melihat perbandingan hasil koordinat yang diolah tim batas daerah Kabupaten Bandung dengan hasil pengolahan yang dilakukan oleh sendiri. Tim kabupaten bandung mengolah data GPS batas Kabupaten Bandung menggunakan software komersial Ski-Pro 3.0 sedangkan pengolahan yang dilakukan sendiri menggunakan software komersial Ski-Pro 2.1. Perbandingan hasil pengolahan data dalam sistem koordinat UTM dimana hasil pengolahan data diselisihkan. Hasil pengolahan sendiri dengan Ski-Pro 2.1 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil pengolahan dengan mengunakan Ski-Pro 2.1 oleh sendiri

point E N H sd E sd N sd H Keterangan PABU001 760382,769 9214952,785 1504,120 0,012 0,002 0,013 PBU003 760522,237 9215622,127 1492,545 0,001 0,001 0,011 PBU004 760868,271 9215402,899 1534,576 0,001 0,002 0,007 PABU005 766964,106 9216539,236 1407,902 0,001 0,001 0,002 PABU006 766859,420 9216809,193 1397,795 0,001 0,001 0,002 PABU007 767145,804 9216862,731 1389,819 0,001 0,000 0,002 PABU008 767441,964 9217906,246 1321,363 0,001 0,000 0,001 PBU009 767518,594 9218526,389 1421,507 0,000 0,000 0,001 PABU010 768982,890 9220295,212 1379,734 0,745 0,600 1,330 pengolahan tidak resolve PABU011 769391,020 9220178,276 1330,914 0,002 0,004 0,011 PBU012 770136,674 9220152,008 1279,749 0,002 0,001 0,005 PBU013 771819,257 9219823,595 1439,292 0,001 0,001 0,002 PABU014 772081,025 9219721,359 1328,675 0,001 0,001 0,001 PABU015 773718,816 9219197,951 1360,563 0,001 0,001 0,003 PABU016 773503,916 9220596,509 1317,566 0,001 0,001 0,002 PABU017 774085,331 9221447,313 1152,364 0,001 0,000 0,002 PABU018 774185,595 9222565,465 1034,018 0,001 0,001 0,002 PBU019 773417,665 9223465,709 998,011 0,001 0,001 0,002 PABU020 772830,564 9225703,788 776,926 0,001 0,002 0,004 PBU021 774180,949 9225992,929 955,604 0,001 0,001 0,002 PBU022 774598,548 9226740,539 1019,589 0,001 0,001 0,003 PBU023 774646,018 9227203,243 1075,467 0,001 0,001 0,002 PBU028 779637,126 9231998,070 707,414 0,000 0,000 0,000

(12)

PABU039 786344,376 9242171,472 981,420 0,001 0,001 0,003 PABU040 787851,019 9241024,692 902,514 0,001 0,001 0,002 PABU041 789030,778 9242206,532 1016,142 0,001 0,001 0,002 PABU042 789875,428 9240622,534 859,332 0,002 0,001 0,003 PABU043 791095,324 9241420,935 901,273 0,116 0,040 0,060 pengolahan tidak resolve PABU044 792656,605 9242659,427 997,692 0,002 0,002 0,006 PABU045 793506,556 9243543,280 1046,706 0,004 0,007 0,022 PABU046 794150,546 9243995,159 1088,714 0,003 0,004 0,006 PABU047 797324,400 9244283,477 1234,835 0,001 0,001 0,003 PABU048 797224,978 9243583,114 1498,132 0,001 0,001 0,002 PABU049 799265,268 9243653,677 1340,925 0,001 0,000 0,002 PABU050 801255,673 9243863,720 1439,292 0,001 0,001 0,001 PABU051 802294,035 9244824,097 1544,263 0,001 0,001 0,003 PABU052 802582.826 9244750.892 1579.828 0.009 0.013 0.027 PABU053 798902,950 9248293,695 1476,954 0,002 0,004 0,011 PBU054 796570,570 9248316,023 1512,766 1,138 0,080 0,156 pengolahan tidak resolve PABU055 792865,725 9250705,342 1489,710 0,002 0,001 0,005 PABU056 790446,773 9250838,408 1681,305 0,003 0,002 0,008 PABU057 789495,692 9251558,273 1812,136 0,001 0,001 0,004 PBU058 787927,599 9251957,063 2090,245 0,001 0,001 0,002

PBU059 787519,409 9252303,221 2096,288 0,121 0,016 0,033 pengolahan tidak resolve PBU060 784044,776 9254055,279 1753,295 0,110 0,015 0,041 pengolahan tidak resolve PABU061 776434,067 9254654,381 793,419 0,001 0,001 0,003 PABU062 775112,488 9254847,643 739,511 0,001 0,001 0,003 PABU063 773570,871 9256591,530 675,091 0,001 0,001 0,002 PABU064 767975,116 9258916,363 444,426 0,001 0,001 0,003 PABU065 762606,541 9259849,663 149,456 0,001 0,001 0,002 PABU066 755170,601 9247910,863 249,878 0,001 0,001 0,002 PABU067 756854,678 9244621,113 294,925 0,000 0,000 0,000 PABU068 757034,496 9243159,984 263,637 0,000 0,000 0,000 PABU069 741926,591 9228552,346 540,526 0,004 0,003 0,010 PABU070 741498,398 9227831,838 515,335 0,001 0,001 0,003

(13)

Gambar 4.3 dibawah ini data pengamatan satelit titik pilar batas yang ambuguitas fase tidak bisa resolve(terpecahkan)

PABU010 PBU043

PBU54 PBU059

(14)

Tabel 4.4 Selisih hasil koordinat pengolahan sendiri dan tim batas Kabupaten Bandung Point ∆E ∆N ∆H PABU001 0.645 -0.190 0.133 PBU003 51.219 -10.904 -2.494 PBU004 -0.021 0.027 0.009 PABU005 -0.003 -0.001 0.017 PABU006 -0.014 -0.036 0.040 PABU007 -0.001 0.000 0.000 PABU008 -0.002 0.000 0.000 PBU009 -0.001 0.000 0.000 PABU010 2.725 4.834 9.892 PABU011 -0.662 -0.111 -0.071 PBU012 4.695 1.059 1.134 PBU013 -0.002 0.000 0.000 PABU014 -0.001 0.000 0.000 PABU015 -0.001 0.000 0.000 PABU016 -0.002 0.000 0.001 PABU017 -0.002 0.000 0.000 PABU018 -0.002 0.000 0.000 PBU019 -0.002 0.000 0.000 PABU020 -0.020 -0.004 0.010 PBU021 -0.002 0.000 0.000 PBU022 0.120 0.581 9.751 PBU023 0.183 0.550 9.733 PBU028 -0.001 0.000 0.000 PBU029 -0.001 0.000 0.000 PBU030 -0.001 0.000 0.000 PBU031 -0.001 0.000 0.000 PBU032 0.003 -0.018 -0.002 PBU033 0.004 0.008 -0.006 PABU034 0.004 0.014 -0.009 PABU035 0.017 0.032 0.006 PABU036 0.002 0.019 -0.009 PABU037 0.001 0.016 0.000 PABU038 -0.003 0.014 0.004 Point ∆E ∆N ∆H PABU039 -0.003 0.007 -0.002 PABU040 0.000 -0.001 0.000 PABU041 0.000 -0.001 0.000 PABU042 0.080 -0.006 0.023 PABU043 -0.457 0.007 -0.466 PABU044 0.012 0.007 -0.006 PABU045 0.007 0.002 0.011 PABU046 -0.017 0.016 0.026 PABU047 0.012 0.016 0.024 PABU048 -0.008 0.003 -0.013 PABU049 -0.022 0.003 -0.009 PABU050 -0.038 0.004 0.008 PABU051 -0.028 0.001 -0.011 PABU052 0.016 0.010 -0.042 PABU053 0.060 0.096 0.039 PBU054 0.888 0.441 -0.315 PABU055 -0.005 -0.010 0.000 PABU056 0.015 -0.016 0.057 PABU057 0.005 -0.007 0.011 PBU058 -0.001 0.001 -0.001 PBU059 -0.151 -0.009 0.015 PBU060 0.017 -0.013 -0.014 PABU061 0.001 0.000 0.000 PABU062 0.001 0.000 0.000 PABU063 0.001 0.000 0.000 PABU064 0.001 0.000 0.000 PABU065 0.008 -0.007 0.013 PABU066 0.003 -0.005 0.002 PABU067 0.002 0.000 0.000 PABU068 0.001 0.002 -0.001 PABU069 -0.013 -0.001 0.014 PABU070 -0.007 -0.002 0.000 Perbedaan antara koordinat hasil pengolahan Ski-Pro 3.0 oleh tim batas daerah Kabupaten Bandung dan koordinat hasil pengolahan Ski-Pro 2.1 oleh sendiri yang cukup besar disebabkan pada pengolahan data yang dilakukan oleh sendiri pada titik PABU 010, PABU043, PBU054, PBU059,PBU060 terdapat pengolahan data yang ambiguitasnya tidak dapat dipecahkan disebabkan data pengamatannya GPS kurang bagus.Untuk titik pilar yang ambiguitas fase tidak bisa resolve(terpecahkan), hasil

(15)

koordinat pengolahan sendiri merupakan hasil pengolahan berulang-ulang kali dengan strategi pengolahan yang berbeda.

Pada titik pilar PABU 001, PBU 003, PABU 011, PBU 012, PBU 022 dan PBU 023 pengolahan datanya ambiguitasnya terpecahkan sehingga didapatkan nilai koordinat dengan standar deviasi yang kecil. Standar deviasi untuk PBU/PABU adalah +15 cm,sehingga untuk titik pilar batas PABU 001, PBU 003, PABU 011, PBU 012, PBU 022,PBU 023 dengan ketelitian dibawah +15 cm maka hasil koordinat yang diolah sendiri memenuhi toleransi.

Untuk titik pilar PABU 001, PBU 003, PABU 011, PBU 012, PBU 022,dan PBU 023 yang pengolahan data dengan ambiguitas fase terpecahkan, diolah kembali dengan menggunakan software komersial lainnya yaitu TGO(Trimble Geomatics Office). Pengolahan dengan TGO(Trimble Geomatics Office) untuk membandingkan hasil koordinat pengolahan data, dengan begitu bisa diprediksi hasil koordinat mana yang salah. Hasil pengolahan data dengan software TGO pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Hasil pengolahan data dengan memakai TGO(Trimble Geomatics Office)

Point E N H sd E sd N sd H PBU001 760382.813 9214952.828 1503.889 0.035 0.014 0.052 PBU003 760521.674 9215622.100 1492.872 1.391 0.289 0.779 PABU011 769391.021 9220178.212 1331.112 0.170 0.030 0.123 PBU012 770135.714 9220152.024 1278.893 0.116 0.028 0.070 PBU022 774598.693 9226741.006 1029.306 0.005 0.004 0.011 PBU023 774646.113 9227203.751 1085.215 0.003 0.002 0.005 Tabel 4.6 Selisih hasil koordinat TGO(Trimble Geomatics Office) dengan hasil koordinat tim batas daerah Kabupaten Bandung

Point ∆E ∆N ∆H

(16)

Tabel 4.7 Selisih hasil koordinat TGO(Trimble Geomatics Office) dengan hasil koordinat Ski-Pro 2.1 oleh sendiri

Point ∆E ∆N ∆H PBU001 -0.077 0.029 -0.118 PBU003 -0.563 -0.026 0.327 PABU011 0.033 0.009 0.207 PBU012 -0.96 0.016 -0.856 PBU022 0.13 0.519 9.727 PBU023 0.142 0.529 9.743

Hasil koordinat pengolahan titik PBU003,PABU011,PBU012,PBU022,PBU023 dengan strategi pengolahan iono free float, code only, phase pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.8 Hasil pengolahan dengan strategi pengolahan iono free float, code only, phase

Point E N h sd E sd N sd h Keterangan

PBU003 760522.111 9215621.859 1491.848 0.056 0.049 0.310 code only PBU003 760521.898 9215622.153 1492.933 0.053 0.046 0.096 phase only PBU003 760521.568 9215621.985 1492.448 0.583 0.388 1.347 float PBU003 760522.245 9215614.229 1494.912 0.327 0.309 1.081 spp PABU011 769391.288 9220178.768 1332.169 0.031 0.029 0.090 code only PABU011 769390.442 9220178.204 1330.340 0.099 0.015 0.028 phase only PABU011 769391.710 9220178.259 1332.591 0.352 0.048 0.236 float PABU011 769388.665 9220182.720 1318.433 0.190 0.153 0.431 spp

PBU012 770136.644 9220152.470 1280.237 0.055 0.027 0.119 code only PBU012 770141.3646 9220153.0619 1280.9080 0.0319 0.0132 0.0305 phase only PBU012 768822.138 9214592.646 1282.995 0.000 0.000 0.000 float PBU012 770135.409 9220156.973 1281.007 0.447 0.290 1.208 spp PBU022 774598.0741 9226740.7290 1020.6590 0.0204 0.0188 0.0450 code only PBU022 774598.5477 9226740.5394 1019.5893 0.0012 0.0012 0.0030 phase only PBU022 774598.7572 9226740.4927 1019.8322 0.0295 0.0068 0.0271 float PBU022 774599.9724 9226744.5843 1031.6444 0.2202 0.2406 0.6214 spp PBU023 774645.8755 9227202.9241 1075.5918 0.0100 0.0072 0.0260 code only PBU023 774646.0183 9227203.2432 1075.4673 0.0006 0.0005 0.0017 phase only PBU023 774645.9792 9227203.2142 1075.5231 0.0123 0.0026 0.0049 float PBU023 774645.0186 9227205.6215 1067.8428 0.1905 0.1775 0.5135 spp Selisih hasil pengolahan dengan strategi pengolahan iono free float, code only, phase only dan SPP(Single Point Positioning) dengan pengolahan yang dilakukan dengan metode differensial pada pengolahan sendiri, tim batas dan TGO . Perbedaan hasil tersebut seperti pada tabel 4.8

(17)

Tabel 4.9 Selisih hasil koordinat dengan hasil pengolahan sendiri, tim batas, dan TGO

PBU003

PABU011

Selisih dengan Ski-Pro2.1 Selisih dengan tim batas selisih dengan TGO

strategi ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H

code 0.299 0.565 1.264 0.961 0.675 1.335 0.266 0.556 1.057 phase -0.546 0.001 -0.565 0.116 0.112 -0.494 -0.579 -0.008 -0.772 float 0.721 0.056 1.686 1.383 0.167 1.757 0.688 0.047 1.479 SPP -2.323 4.516 -12.472 -1.661 4.627 -12.401 -2.356 4.508 -12.679

PBU012

Selisih dengan Ski-Pro2.1 Selisih tim batas selisih pengolahan TGO

strategi ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H

code -0.030 0.462 0.488 -4.725 -0.597 -0.647 0.930 0.446 1.344 phase 4.691 1.054 0.024 -0.005 -0.005 0.024 5.651 1.038 2.015 float 0.376 0.510 0.675 -4.319 -0.548 -1.315 1.336 0.494 0.675 SPP -1.265 4.965 0.770 -5.961 3.907 0.123 -0.305 4.949 2.113

PBU022

Selisih dengan Ski-Pro2.1 Selisih dengan tim batas selisih dengan TGO

strategi ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H

code -0.489 0.241 1.081 -0.609 -0.340 1.081 -0.619 -0.277 -8.646 phase -0.015 0.052 0.011 -0.135 -0.530 0.011 -0.145 -0.467 -9.716 float 0.194 0.005 0.254 0.074 -0.576 0.254 0.064 -0.514 -9.473

SPP 1.409 4.097 12.066 1.289 3.515 12.066 1.279 3.578 2.339

PBU023

Selisih dengan Ski-Pro2.1 Selisih dengan tim batas selisih dengan TGO

strategi ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H

code -0.096 -0.298 0.120 -0.279 -0.848 -9.613 -0.238 -0.827 -9.623 phase 0.047 0.021 -0.004 -0.136 -0.529 -9.737 -0.095 -0.508 -9.747

Selisih dengan Ski-Pro2.1 Selisih dengan tim batas selisih dengan TGO

strategi ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H ∆E ∆N ∆H

code -0.127 -0.267 -0.697 -51.346 10.637 1.797 0.436 -0.241 -1.024 phase -0.339 0.026 0.388 -51.558 10.930 2.882 0.224 0.052 0.061 float -0.669 -0.142 -0.097 -51.888 10.763 2.396 -0.106 -0.115 -0.424 SPP 0.007 -7.898 2.367 -51.212 3.006 4.860 0.570 -7.872 2.040

(18)

dengan strategi pengolahan iono free float, code only, phase only dan SPP(Single Point Positioning) didapatkan perbedaan hasil koordinat tiap strategi pengolahan dimana hasil pengolahan dengan Ski-Pro 2.1 lebih baik dibanding dengan pengolahan yang dilakukan oleh tim batas dan TGO (Trimble Geomatics Office).

Jadi untuk titik PBU001,PBU003, PABU011 dan PBU012 koordinat yang benar adalah koordinat yang dilakukan oleh sendiri.

Pada titik PBU022, PBU023 perbedaan selisih koordinat hasil pengolahan tim batas Kabupaten Bandung lebih kecil dibandingkan dengan hasil koordinat yang diolah Ski-Pro 2.1 oleh sendiri. Dengan melakukan pengolahan data dengan strategi pengolahan iono free float, code only, phase only dan SPP(Single Point Positioning) pada Ski-Pro 2.1 didapatkan hasil pengolahan Ski-Pro 2.1 lebih baik daripada pengolahan yang dilakukan tim batas dan TGO (Trimble Geomatics Office).

Penyebab perbedaan hasil koordinat pengolahan data yang cukup besar disebabkan oleh data hasil pengamatan yang kurang bagus, strategi pengolahan data yang berbeda untuk setiap titik pilar batas, perbedaan software pengolahan data, dan kesalahan titik kontrol sementara untuk mengukur setiap titik pilar batas Kabupaten Bandung.

Data GPS batas daerah Kabupaten Bandung yang tidak dapat sehingga tidak bisa diolah untuk kontrol kualitas hasil pengolahan data oleh tim batas daerah Kabupaten Bandung dan dibandingkan nilai koordinatnya yaitu titik pilar batas kabupaten Bandung pada PBU 002,PBU024, PBU025, PBU026, PBU027.

Kontrol kualitas titik base Rancabali

Pada laporan disebutkan koordinat titik rancabali yang diolah oleh tim batas Kabupaten Bandung : X= -1890046.541 Y=6041767.798 Z= -789249.209

Dan hasil pengolahan yang dilakukan didapatkan hasil

X= -1890046.4630 Y=6041767.711 Z= -789249.197

Perbedaan titik Rancabali adalah ∆X = 0.0783 ∆Y= -0.0869 ∆Z= 0.0120 dengan hasil pengolahan sendiri.

Jadi titik base rancabali bukan penyebab perbedaan koordinat yang besar pada PBU001 dan PBU003.

Gambar

Gambar 4.1 Alur Penegasan Batas Daerah
Gambar 4.2 Baseline-baseline yang terbentuk pada kabupaten Bandung
Tabel 4.1 Rangkuman kesesuaian implementasi penetapan dan penegasan pada Kabupaten Bandung dengan PPBD  Spesifikasi Pada Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas
Tabel 4.2 Hasil pengolahan dengan mengunakan Ski-Pro 2.1 oleh sendiri
+6

Referensi

Dokumen terkait

70.Berdasarkan hal tersebut diatas, jelas bahwa Pasal 31 ayat (1) huruf (d) PP No.79/2010 telah secara keliru mengatur perhitungan pajak penghasilan berdasarkan lifting,

Hasil penelitian ini sesuai dengan Teori Haryanto (2010) yang mengatakan hypnobirthing mampu memicu hormon endorphin yang merupakan hormon penghilang rasa sakit,

Menurut Siswanto (2005: 28) yang mengemukakan manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang

Puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Analisis

Collaboration Guru membagikan dan petunjuk kerja dalam LKPD Peserta didik dibentuk dalam tiga kelompok untuk mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang,

Adapun beberapa asumsi yang digunakan pada implementasi algoritma dalam mengatur penjadwalan ini, yaitu sebagai berikut: (1) Semua waktu mulai pengerjaan (release date)

Seperti disebutkan di atas, biaya agensi yang berkaitan dengan kontrak utang dan kompensasi manajemen dan badan, informasi, dan biaya kontrak lain yang terkait dengan proses politik

Metode-metode tersebut antara lain adalah: (1) Metode pencarian mode spiral; (2) Metode pencarian garis membujur tunggal; (3) Metode pencarian model membanjar ganda; (4)