• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Oleh"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RENTABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh

LUTVIANTY K. NAPU NIM. 921 409 007

Program Studi S1 Akuntansi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRACT

Lutvianty K. Napu. The Effect of Accounts Receivable Turnover Toward The Profitability of Property Companies Listed on The Indonesian Stock Exchange. Skripsi. Gorontalo. Study Program of S1 Accounting. Department of Accounting. Faculty of Economics and Business. State University of Gorontalo. In 2013.

This research aimed to find out the effect of accounts receivable turnover to profitability in property companies listed on the Indonesian Stock Exchange. The method used in this research a quantitative method to approach causality. Data analysis applied panel data regression which was not only used to observe the effect but also to create prediction model of observed variables.

Research output showed that the accounts receivable turnover provided positive and significant effect toward the profitability. Effective management of accounts receivable and can efficiently improve the level of accounts receivable turnover in these companies the rate of return is also increasing.

(2)

PENDAHULUAN

Perusahaan memiliki banyak alternatif untuk melakukan kegiatan usahanya agar dapat berjalan dan salah satunya adalah melakukan penjualan kredit produk atau jasa dalam rangka menghasilkan laba atau keuntungan semaksimal mungkin. Penjualan secara kredit ini tidak akan menghasilkan kas pada saat terjadi penjualan, tetapi menimbulkan perkiraan dalam bentuk piutang. Piutang adalah transaksi yang timbul dari penjualan barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan secara kredit (Baridwan, 2008: 124).

Namun, konsekuensi dari kebijakan tersebut dapat menimbulkan peningkatan jumlah piutang, piutang tak tertagih dan biaya-biaya lainnya yang muncul seiring dengan peningkatan jumlah piutang. Piutang akan berubah menjadi kas pada saat piutang itu telah dilunasi yaitu pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran piutang yang diterima dikemudian hari akan menimbulkan risiko bagi perusahaan, baik risiko dibayarnya piutang yang terlambat sampai risiko tidak dibayarnya piutang. Jika risiko tersebut terlambat atau tidak dibayar maka angka perputaran piutang akan rendah yang menyebabkan aktivitas perusahaan terganggu dan akhirnya di dalam

pencapaian tujuan perusahaan juga akan terganggu.

Perputaran piutang mempengaruhi rentabilitas perusahaan karena dengan adanya peningkatan perputaran piutang maka volume penjualan juga akan meningkat sehingga laba yang diterima perusahaan akan berubah. Perputaran piutang yang dihasilkan, diawali dengan pengelolaan penjualan kredit sebaik mungkin agar tidak menimbulkan kerugian baik bagi perusahaan maupun konsumen.

Masalah piutang ini menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan manakala harus menentukan kebijakan piutang yang efektif. Disamping itu piutang juga harus dikelola dengan efisien yang menyangkut tentang laba yang diperoleh dengan perubahan penjualan kredit (Sartono, 2010: 431).

Oleh karena itu perusahaan harus mengadakan tinjauan ulang dan evaluasi dalam menetapkan kebijakan penjualan kredit yang dapat mempengaruhi tingkat perputaran piutang. Hal ini dimaksudkan agar tujuan kebijakan penjualan kredit tercapai tanpa harus mengurangi rentabilitas perusahaan.

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 2001: 35).

(3)

Dipilihnya perusahaan properti sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan tersebut sangat rentan terhadap perkembangan ekonomi dan memiliki persaingan bisnis yang kuat. Selain itu perusahaan properti adalah merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Sehingga kondisi pasar menggambarkan telah terjadi perbaikan daya beli masyarakat secara signifikan, karena kalangan produsen properti semakin agresif memasarkan produk melalui pemberian diskon harga dan penjualan secara kredit.

Berdasarkan gambaran umum diatas, penulis tertarik untuk meneliti kembali tingkat perputaran piutang dengan tingkat rentabilitas, namun pada perusahaan dan tahun yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Oleh karena itu penulis mengambil judul “Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Piutang

Menurut Baridwan (1992: 124), piutang adalah transaksi yang timbul dari penjualan barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan secara kredit.

Perputaran Piutang

Perputaran piutang adalah kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar berapa kali dalam satu periode tertentu melalui penjualan kredit (Prastowo dan Juliaty, 2008: 86).

Tingkat perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut (Prastowo dan Juliaty, 2008: 86)

Penjualan Kredit Perputaran Piutang=---x1kali

Rata-rata Piutang

Rata-rata piutang diperoleh dengan cara sebagai berikut (Prastowo dan Juliaty, 2008: 87):

Piutang awal+Piutang akhir Rata-rata Piutang=---

2

Rentabilitas

Menurut Riyanto (2001: 35), rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006: 72), rasio rentabilitas terbagi atas:

1) NPM (Net Profit Margin)

Margin laba bersih merupakan rasio yang membandingkan tingkat keuntungan (laba) dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi margin laba bersih semakin baik bagi perusahaan. Dengan ukuran ini dapat diketahui keberhasilan suatu

(4)

perusahaan dalam kaitannya dengan pendapatan atau keuntungan penjualan.

Laba Bersih Setelah Pajak

NPM=---x100% Penjualan

2) ROI (Return On Investment)

Rasio ini menunjukkan seberapa besar laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasio ini dianggap semakin baik kemajuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.

Laba Bersih Setelah Pajak

ROI= --- x 100% Rata-rata Aktiva

3) ROA (Return On Assets)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh yang bersangkutan.

Laba Usaha

ROA = --- x 100% Rata-rata Aktiva

4) ROE (Return On Equity)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri.

Laba Bersih Setelah Pajak

ROE=--- x100% Rata-rata Modal Sendiri

Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

No. Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Setiawan. 2008. Analisis Pengaruh Manajemen Piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Listing di Jakarta Islamic Index 2001-2006 Independen: Perputaran Persediaan (X1). Perputaran Piutang (X2). Dependen: Profitabilitas

a) Variabel perputaran persediaan (X1) tidak

berpengaruh terhadap variabel profitabilitas (Y).

b) Variabel perputaran piutang (X2)

memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan profitabilitas (Y).

2 Gunarto. 2007. Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Kabupaten Kudus Tahun 2004-2006 Independen: Tingkat Perputaran Piutang (X1). Tingkat Perputaran Persediaan (X2). Dependen: Rentabilitas Ekonomi.

Tingkat perputaran piutang bepengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 45,59%, dan tingkat perputaran persediaan berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi sebesar 40,96%.

3 Ifurueze. 2013. The Impact of Effective Management of Credit Sales on Profitability and Liquidity of Food and Baverage Industries in Nigeria. Independen: Penjualan Kredit. Dependen: Profitabilitas, Likuiditas.

a) Perusahaan dapat mencapai laba usaha yang maksimal akibat dari manajemen penjualan kredit yang efektif.

b) Perusahaan mempertahankan tingkat likuiditas yang diinginkan karena perusahaan telah meninjau kembali dan menyesuaikan standar kredit yang optimal, persyaratan kredit, jangka waktu pengumpulan dan prosedur kredit secara teratur.

4 Sola, dkk. 2009. Trade Credit and SME

Independen: Penjualan Kredit.

Keefisienan manajemen penjualan kredit bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan secara

(5)

Profitability. Dependen: Rentabilitas. signifikan. 5 Ramana, dkk. 2013. Impact of Receivables Management on Working Capital and Profitability: A Study on Select Cement Companies in India. Independen: Manajemen Piutang. Dependen: Modal Kerja, Profitabilitas.

Manajemen piutang di industri semen telah efisien dan menunjukkan dampak yang signifikan terhadap modal kerja dan profitabilitas.

Kerangka Pikir

Masalah piutang ini menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan manakala harus menentukan dan mengelola kebijakan piutang yang efektif dan efisien. Pembayaran piutang yang diterima dikemudian hari akan menimbulkan risiko bagi perusahaan, baik risiko keterlambatan pembayaran piutang sampai risiko tidak dibayarnya piutang. Maka dari itu piutang dapat dikelompokkan menjadi piutang lancar, piutang tidak lancar, piutang macet, dan piutang tak tertagih (Soemarso, 1999: 164). Sehingga perusahaan harus berusaha meningkatkan tingkat perputaran piutang dengan cara lebih efektif dalam usaha pengumpulan piutang. Karena dengan tingginya tingkat perputaran piutang diharapkan akan memperkecil risiko yang dihadapi perusahaan akan bertambah. Oleh karena itu, kebijakan penjualan kredit yang tepat harus dilakukan oleh perusahaan agar volume penjualan kredit meningkat, sehingga volume piutang juga meningkat dengan diikuti oleh tingginya tingkat perputaran piutang. Dengan tingginya tingkat perputaran piutang, maka modal

tidak terlalu lama terikat dalam piutang, sehingga tingkat rentabilitas yang dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan

(Sartono, 2010: 431).

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan konsep dan teori serta kerangka pemikiran yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1) Diduga perputaran piutang berpengaruh terhadap Net Profit Margin.

2) Diduga perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Investment.

3) Diduga perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Assets.

4) Diduga perputaran piutang berpengaruh terhadap Return On Equity.

METODE PENULISAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah perputaran piutang dan rentabilitas. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek

(6)

Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2011. Waktu penelitian direncanakan selama 4 (empat) bulan mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013.

Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan kausalitas, yakni menganalisis adanya pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Perputaran Piutang

(X)

Rasio ini menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar berapa kali dalam satu periode tertentu melalui penjualan kredit.

Perputaran piutang = Penjualan Kredit / Rata-rata Piutang.

Rasio

Rentabilitas (Y)

Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan), mungkin juga efisiensi ingin dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan.

NPM = (Laba Bersih Setelah Pajak / Penjualan) x 100%.

ROI = (Laba Bersih Setelah Pajak / Rata-rata Aktiva) x 100%.

ROA = (Laba Usaha / Rata-rata Aktiva) x 100%.

ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Rata-rata Modal Sendiri) x 100%.

Rasio

Populasi Penelitian

Populasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang dipilih mulai dari periode 2009 sampai 2011.

Sampel Penelitian

Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 26 perusahaan properti selama 3

periode dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Maka, jumlah laporan keuangan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian adalah 78 laporan keuangan.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan bahan atau data-data yang berkaitan dengan objek pembahasan dimana data-data tersebut diperoleh melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan mempelajari,

(7)

meneliti, mengkaji, dan menelaah buku-buku, jurnal akuntansi, karya tulis lainnya dan literatur-literatur, informasi melalui website yang dapat diakses lewat media internet.

Sumber Data

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 3 tahun sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 melalui home page situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

Uji Normalitas

Untuk melakukan pengujian asumsi normalitas data tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian metode Jarque Berra (JB). Adapun hipotesis yang akan diuji adalah:

H0: Data variabel yang diamati

berdistribusi normal

H1: Data variabel yang diamati tidak

berdistribusi normal a: 5% Statistik uji:

(

)

2 2 1 3 6 4 n k JBç - ö ì÷íS + K- üý è ø î þ Kriteria uji:

Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan maka H0 ditolak.

Jika nilai probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan maka H0 diterima.

Untuk pengujian ini digunakan software dengan program Eviews versi 7,1.

Analisis Regresi Data Panel

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi dengan panel data (data pooling). Data yang digunakan meliputi data fluktuasi perputaran piutang dengan fluktuasi rentabilitas pada 20 perusahaan properti periode 2009-2011. Adapun persamaannya adalah:

Yit = β0 + β1 Xit + €1

(Efferin dkk, 2008:180) Dimana:

Yit=Variabel dependen (disebut juga

response variabel) perusahaan ke-i pada periode t.

β0=Y intercept dari populasi.

β1=Slope dari populasi.

Xit=Variabel independen (disebut juga

explanatory variabel)perusahaan ke-i pada periode t.

€1=Kesalahan acak pada Y untuk observasi

i.

Interpretasi Koefisien Determinasi

Secara umum koefisien determinasi untuk data silang tempat relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan. Sedangkan untuk data runtut waktu biasanya

(8)

mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Nilai koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus:

KD = R2 x 100%

Hipotesis Statistik

Karena penelitian ini menggunakan sampel dalam pengujiannya, maka hipotesis statistik pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H0 : β = 0 artinya tidak terdapat

pengaruh variabel X (Perputaran

Piutang) terhadap variabel Y (Rentabilitas).

H1 : minimal 1 koefisien regresi

signifikan (model diterima).

Selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan melihat level of significant yaitu dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel:

1) Jika nilai Fhitung ≥ Ftabel atau -Fhitung ≤

-Ftabel, maka H0 ditolak, artinya

signifikan.

2) Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel atau -Fhitung ≥

-Ftabel, maka H0 diterima, artinya tidak

signifikan.

H0: β≥0 Artinya terdapat pengaruh negatif

variabel X (perputaran piutang)

terhadap variabel Y (rentabilitas).

H1: β<0 Artinya terdapat pengaruh positif

variabel X (perputaran piutang)

terhadap variabel Y (rentabilitas). Selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan melihat level of significant yaitu dengan membandingkan antara nilai thitung dengan nilai ttabel:

1) Jika nilai thitung ≥ ttabel atau -thitung ≤

-ttabel, maka H0 ditolak, artinya

signifikan.

2) Jika nilai thitung ≤ ttabel atau -thitung ≥ -

ttabel, maka H0 diterima, artinya tidak

signifikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Perkembangan Tingkat Perputaran Piutang Perusahaan Properti Selama Periode 2009-2011

NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN

Rata-Rata

2009 2010 2011

1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 8.96 8.03 11.76 9.58 2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 23.93 46.08 142.89 70.97

(9)

3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 1.69 1.53 1.98 1.73 4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 118.81 44.22 37.85 66.96 5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 11.05 11.58 9.54 10.72 6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 42.07 33.44 27.82 34.44 7 PT Cowell Development Tbk COWL 560.31 522.17 550.67 544.39 8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 34.34 34.24 34.36 34.31 9 PT Global Land Development Tbk KPJG 6.98 6.28 7.17 6.81 10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 17.18 19.39 18.43 18.33 11 PT Intiland Development Tbk DILD 5.08 3.39 2.54 3.67 12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 46.30 53.12 75.96 58.46 13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 12.56 14.45 17.68 14.89 14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 5.34 6.31 13.52 8.39 15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 3.86 5.27 6.88 5.33 16 PT Metro Realty Tbk MTSM 19.95 24.38 22.19 22.17 17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 23.64 25.89 24.83 24.79 18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 2.22 1.35 2.39 1.99 19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 16.80 15.40 13.08 15.09 20 PT Pembangunan Perumahan (Persero)

Tbk PTPP 9.76 13.12 17.27 13.38

21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 1.59 2.01 3.33 2.31 22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 9.12 8.01 8.26 8.46 23 PT Sentul City Tbk BKSL 1.61 3.52 3.68 2.94 24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 18.23 26.00 42.55 28.92 25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 10.49 13.31 13.41 12.41 26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 8.78 9.44 9.68 9.30

Rata-Rata Sektor 39.25 36.61 43.07 39.64

Perkembangan Nilai NPM Perusahaan Properti Selama Periode 2009-2011

NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN

Rata-Rata

2009 2010 2011

1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 2.11 3.35 2.73 2.73 2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 23.33 38.01 43.64 35.00 3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 15.20 15.38 3.71 11.43 4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 24.30 30.33 36.06 30.23 5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 17.07 23.00 22.68 20.92 6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 26.03 47.57 38.32 37.31 7 PT Cowell Development Tbk COWL 13.84 8.36 18.39 13.53 8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 9.60 7.71 15.24 10.85 9 PT Global Land Development Tbk KPJG 205.20 229.19 56.32 163.57 10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 41.40 27.90 25.49 31.60 11 PT Intiland Development Tbk DILD 10.52 43.96 15.70 23.39 12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 29.25 34.10 38.82 34.06 13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 4.17 10.40 28.40 14.32 14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 7.95 16.14 28.55 17.55

(10)

15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 17.02 19.02 19.43 18.49 16 PT Metro Realty Tbk MTSM 4.18 8.29 19.11 10.53 17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 34.74 37.01 39.10 36.95 18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 0.90 16.85 20.05 12.60 19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 22.32 25.87 25.61 24.60 20 PT Pembangunan Perumahan (Persero)

Tbk PTPP 3.88 4.58 3.85 4.11

21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 9.80 10.63 11.52 10.65 22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 53.05 62.01 9.12 41.39 23 PT Sentul City Tbk BKSL 1.51 18.75 29.80 16.69 24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 14.04 13.82 16.48 14.78 25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 3.65 8.30 9.66 7.21 26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 3.13 5.17 5.05 4.45

Rata-Rata Sektor 23.01 29.45 22.42 24.96

Perkembangan Nilai ROA Perusahaan Properti Selama Periode 2009-2011

NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN

Rata-Rata

2009 2010 2011

1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 9.98 10.44 7.49 9.30 2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 3.34 8.42 13.09 8.29 3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 1.67 1.69 1.34 1.57 4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 10.17 8.28 7.85 8.77 5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 3.41 3.81 5.16 4.13 6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 3.06 2.91 3.28 3.08 7 PT Cowell Development Tbk COWL 10.64 4.97 9.54 8.38 8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 4.45 4.41 4.61 4.49 9 PT Global Land Development Tbk KPJG 0.21 1.06 1.17 0.81 10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 3.43 17.03 14.42 11.63 11 PT Intiland Development Tbk DILD 2.88 7.66 3.65 4.73 12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 9.65 9.58 10.05 9.76 13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 1.52 2.17 10.05 4.58 14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 6.52 7.05 16.41 9.99 15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 4.02 5.10 5.39 4.84 16 PT Metro Realty Tbk MTSM 0.92 2.50 3.72 2.38 17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 19.77 19.14 20.46 19.79 18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 3.65 3.07 6.75 4.49 19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 5.82 12.65 11.70 10.06 20 PT Pembangunan Perumahan (Persero)

Tbk PTPP 10.65 8.20 10.58 9.81

21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 4.24 4.42 6.50 5.05 22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 4.87 6.26 4.36 5.16 23 PT Sentul City Tbk BKSL 0.84 3.60 2.49 2.31 24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 7.87 7.13 7.93 7.64 25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 3.84 6.97 17.03 9.28 26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 8.45 7.97 8.95 8.46

(11)

Rata-Rata Sektor 5.61 6.79 8.23 6.88

Perkembangan Nilai ROI Perusahaan Properti Selama Periode 2009-2011

NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN

Rata-Rata

2009 2010 2011

1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 3.03 3.60 3.31 3.31 2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 2.85 7.14 11.38 7.12 3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 1.62 1.47 0.43 1.17 4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 6.88 7.15 8.27 7.43 5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 2.73 4.34 4.73 3.93 6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 2.41 4.53 4.14 3.69 7 PT Cowell Development Tbk COWL 6.60 3.54 10.21 6.78 8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 1.01 0.93 1.91 1.28 9 PT Global Land Development Tbk KPJG 5.56 7.80 2.26 5.20 10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 11.05 14.03 12.07 12.38 11 PT Intiland Development Tbk DILD 1.83 10.99 2.86 5.23 12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 8.07 8.97 9.40 8.81 13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 0.53 1.90 7.30 3.25 14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 1.74 4.06 13.88 6.56 15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 3.65 4.20 4.73 4.20 16 PT Metro Realty Tbk MTSM 1.00 1.89 4.63 2.51 17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 14.26 15.10 16.33 15.23 18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 0.13 2.03 4.14 2.10 19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 4.42 8.57 7.09 6.70 20 PT Pembangunan Perumahan (Persero)

Tbk PTPP 4.73 4.21 3.88 4.27

21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 2.19 2.62 3.71 2.84 22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 6.88 11.35 1.92 6.72 23 PT Sentul City Tbk BKSL 0.09 2.19 2.70 1.66 24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 4.16 4.42 5.46 4.68 25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 2.42 6.08 10.46 6.32 26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 3.60 5.19 5.35 4.72

Rata-Rata Sektor 3.98 5.70 6.25 5.31

Perkembangan Nilai ROE Perusahaan Properti Selama Periode 2009-2011

NO. NAMA PERUSAHAAN Kode TAHUN

Rata-Rata

2009 2010 2011

1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI 24.77 23.89 19.66 22.77 2 PT Alam Sutera Realty Tbk ASRI 5.12 14.07 24.09 14.43 3 PT Bakrieland Development Tbk ELTY 3.52 3.32 0.70 2.51 4 PT Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 13.99 14.02 12.91 13.64 5 PT Ciputra Development Tbk CTRA 5.26 8.15 6.63 6.68 6 PT Ciputra Properti Tbk CTRP 2.68 5.01 4.70 4.13

(12)

7 PT Cowell Development Tbk COWL 10.95 6.42 22.64 13.34 8 PT Duta Anggada Realty Tbk DART 4.63 3.83 4.28 4.25 9 PT Global Land Development Tbk KPJG 6.53 8.62 2.42 5.86 10 PT Indonesia Prima Properti Tbk MORE 32.30 29.94 19.97 27.40 11 PT Intiland Development Tbk DILD 3.40 15.66 3.97 7.68 12 PT Jaya Real Properti Tbk JRPT 14.98 18.35 19.67 17.67 13 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 1.02 3.79 12.62 5.81 14 PT Lippo Cikarang Tbk LPCK 5.29 12.30 37.20 18.26 15 PT Lippo Karawaci Tbk LPKR 9.30 9.44 9.26 9.33 16 PT Metro Realty Tbk MTSM 1.27 2.55 5.81 3.21 17 PT Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 23.08 21.81 23.30 22.73 18 PT Modernland Realty Tbk MDLN 0.23 3.58 8.01 3.94 19 PT Pakuwon Jati Tbk PWON 14.45 24.63 17.21 18.76 20 PT Pembangunan Perumahan (Persero)

Tbk PTPP 33.56 22.28 17.88 24.57

21 PT Perdana Gapura Prima Tbk GPRA 5.49 5.70 7.12 6.10 22 PT Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 19.01 25.88 3.67 16.19 23 PT Sentul City Tbk BKSL 0.11 2.60 3.13 1.95 24 PT Summarecon Agung Tbk SMRA 10.23 12.15 16.77 13.05 25 PT Surya Semesta Internusa Tbk SSIA 7.25 17.25 25.82 16.77 26 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk WIKA 14.16 18.67 18.90 17.24

Rata-Rata Sektor 10.48 12.84 13.40 12.24

Pengujian Normalitas Data

Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan E-Views adalah sebagai berikut:

Hasil Pengujian Normalitas Data Menggunakan E-Views

Perusahaan Jarque-Berra

NPM Prob. ROA Prob. ROI Prob. ROE Prob.

ADHI 0.281 0.869 0.488 0.784 0.282 0.869 0.477 0.788 ASRI 0.399 0.819 0.283 0.868 0.281 0.869 0.284 0.868 BKSL 0.315 0.854 0.309 0.857 0.461 0.794 0.475 0.788 BSDE 0.282 0.869 0.468 0.791 0.465 0.793 0.529 0.767 COWL 0.288 0.866 0.463 0.793 0.286 0.867 0.397 0.820 CTRA 0.526 0.769 0.435 0.804 0.463 0.793 0.283 0.868 CTRP 0.296 0.862 0.302 0.860 0.471 0.790 0.500 0.779 DART 0.420 0.811 0.451 0.798 0.520 0.771 0.292 0.864 DILD 0.487 0.784 0.484 0.785 0.508 0.776 0.527 0.768 ELTY 0.531 0.767 0.529 0.768 0.503 0.778 0.523 0.770 GPRA 0.282 0.869 0.520 0.771 0.392 0.822 0.500 0.779 JRPT 0.281 0.869 0.492 0.782 0.363 0.834 0.396 0.820 KIJA 0.415 0.813 0.521 0.771 0.457 0.796 0.429 0.807 KPJG 0.496 0.780 0.509 0.775 0.308 0.857 0.351 0.839 LPCK 0.311 0.856 0.526 0.769 0.465 0.793 0.444 0.801

(13)

LPKR 0.479 0.787 0.449 0.799 0.282 0.869 0.436 0.804 MDLN 0.480 0.787 0.486 0.784 0.283 0.868 0.295 0.863 MKPI 0.282 0.868 0.282 0.868 0.307 0.858 0.491 0.782 MORE 0.489 0.783 0.464 0.793 0.348 0.840 0.464 0.793 MTSM 0.401 0.818 0.294 0.864 0.424 0.809 0.396 0.821 PLIN 0.479 0.787 0.405 0.817 0.283 0.868 0.373 0.830 PTPP 0.528 0.768 0.530 0.767 0.313 0.855 0.396 0.820 PWON 0.521 0.771 0.496 0.781 0.337 0.845 0.404 0.817 SMRA 0.519 0.772 0.522 0.770 0.457 0.796 0.386 0.824 SSIA 0.439 0.803 0.431 0.806 0.287 0.866 0.286 0.867 WIKA 0.525 0.769 0.281 0.869 0.516 0.772 0.527 0.768

Berdasarkan hasil di atas terlihat bahwa nilai JB untuk seluruh variabel tidak bebas baik NPM, ROA, ROI dan ROE pada seluruh perusahaan yang diamati mempunyai nilai signifikansi diatas 0.05 sehingga H0 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

data dari variabel indikator rentabilitas untuk seluruh perusahaan yang diamati telah berdistribusi normal.

Pengujian Hipotesis

Analisis dilakukan dengan

menggunakan regresi data panel. Rekapitulasi hasil analisis regresi untuk masing-masing model adalah sebagai berikut:

a) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap NPM

22,256 0,0682

it it

Y = + NPM

b) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROA

4,275 0.0656

it it

Y = + ROA

c) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROI

3,432 0,0474

it it

Y = + ROI

d) Model Pengaruh Perputaran Piutang terhadap ROE

7,622 0,1165

it it

Y = + ROE

Pengujian Signifikansi Model Regresi

Hasil pengujian model regresi baik untuk model pengaruh perputaran piutang terhadap NPM, ROA, ROI maupun ROE adalah sebagai berikut:

(14)

Hasil Pengujian Model Regresi

Model Fhitung

Degree of Freedom

Ftabel Kesimpulan

DF1 DF2

Pengaruh Perputaran Piutang

terhadap NPM 6,2187 26 51 1,7138 Signifikan Pengaruh Perputaran Piutang

terhadap ROA 6,4507 26 51 1,7138 Signifikan Pengaruh Perputaran Piutang

terhadap ROI 4,9321 26 51 1,7138 Signifikan Pengaruh Perputaran Piutang

terhadap ROE 5,1674 26 51 1,7138 Signifikan

Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa seluruh model yang di analisis telah mempunyai nilai Fhitung yang berkisar antara 4,93 hingga 6,45. Sedangkan nilai Ftabel pada

tingkat kepercayaan 5% dengan derajat bebas 1 (df1) = 26 dan df2 = 51 adalah sebesar 1,7138. Berdasarkan hasil ini terlihat bahwa nilai Fhitung yang diperoleh setiap model masih

lebih besar dari nilai Ftabel sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pada tingkat kepercayaan 95%, seluruh model regresi pengaruh perputaran piutang terhadap indikator rentabilitas (NPM, ROA, ROI dan ROE) telah signifikan/sesuai dengan data yang diamati.

Pengujian Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas Perusahaan

1) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap NPM H0 : b1=0 (tidak terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap nilai NPM perusahaan properti) H1 : b1¹0 (terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap nilai NPM perusahaan properti) a : 5%

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung untuk

variabel perputaran piutang dalam model pertama (pengaruh perputaran piutang terhadap NPM) adalah sebesar 2,911. Sedangkan nilai ttabel pada

tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang

diperoleh dengan nilai ttabel maka nilai

thitung masih lebih besar dari ttabel

sehingga H0 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

(15)

perputaran piutang terhadap nilai NPM pada perusahaan-perusahaan properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang terhadap NPM sebesar 0.0682. Ini berarti bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai NPM sebesar 0,0682%.

2) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROA

H0 : b1=0 (tidak terdapat

pengaruh

perputaran piutang terhadap nilai ROA perusahaan

properti)

H1 : b1¹0 (terdapat pengaruh

perputaran piutang terhadap nilai ROA perusahaan

properti)

a : 5%

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung untuk

variabel perputaran piutang dalam model kedua (pengaruh perputaran piutang terhadap ROA) adalah sebesar 2,792. Sedangkan nilai ttabel pada

tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang

diperoleh dengan nilai ttabel maka nilai

thitung masih lebih besar dari ttabel

sehingga H0 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel perputaran piutang terhadap nilai ROA pada perusahaan-perusahaan properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang terhadap ROA sebesar 0,0656. Ini berarti bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai ROA sebesar 0,0656%.

3) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROI

H0 : b1 =0 (tidak terdapat

pengaruh

perputaran piutang terhadap nilai ROI perusahaan

properti)

H1 : b1 ¹0 (terdapat pengaruh

perputaran piutang terhadap nilai ROI perusahaan

properti)

a : 5%

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung untuk

variabel perputaran piutang dalam model ketiga (pengaruh perputaran piutang terhadap ROI) adalah sebesar 2,205. Sedangkan nilai ttabel pada

(16)

tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang

diperoleh dengan nilai ttabel maka nilai

thitung masih lebih besar dari ttabel

sehingga H0 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel perputaran piutang terhadap nilai ROI pada perusahaan-perusahaan properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang terhadap ROI sebesar 0,0474. Ini berarti bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai ROI sebesar 0,0474%.

4) Pengujian Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap ROE

H0 : b2 =0 (tidak terdapat

pengaruh

perputaran piutang terhadap nilai ROE perusahaan

properti)

H1 : b2 ¹0 (tidak terdapat

pengaruh

perputaran piutang

terhadap nilai ROE perusahaan

properti)

a : 5%

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diketahui nilai thitung untuk

variabel perputaran piutang dalam model keempat (pengaruh perputaran piutang terhadap ROE) adalah sebesar 2,368. Sedangkan nilai ttabel pada

tingkat signfikansi 5% dan derajat bebas 51 adalah sebesar 2,008. Jika dibandingkan antara nilai thitung yang

diperoleh dengan nilai ttabel maka nilai

thitung masih lebih besar dari ttabel

sehingga H0 ditolak. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel perputaran piutang terhadap nilai ROE pada perusahaan-perusahaan properti yang diamati. Adapun besar pengaruh dari perputaran piutang terhadap ROE sebesar 0,1165. Ini berarti bahwa setiap kenaikan perputaran piutang sebesar 1x akan diikuti dengan peningkatan nilai ROE sebesar 0,1165%

Penafsiran Koefisien Determinasi Model Regresi

Nilai koefisien determinasi untuk setiap model yang diperoleh dari hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

(17)

Nilai Koefisien Determinasi

Model Nilai R-Square Nilai R-Square Adjusted

Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap

NPM 0,7602 0,6379

Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap

ROA 0,7668 0,6479

Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap

ROI 0,7155 0,5704

Model Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap

ROE 0,7248 0,5846

Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa model yang mempunyai koefisien determinasi tertinggi adalah model pengaruh perputaran piutang terhadap nilai ROA yakni sebesar 0,7688. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa pengaruh perputaran piutang terhadap ROA perusahaan properti selama periode 2009-2011 adalah sebesar 76,68% sedangkan sisanya sebesar 23,12% dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk model lainnya, koefisien determinasi yang dihasilkan keseluruhannya di atas 0,7. Ini menunjukkan bahwa perputaran piutang sangat berpengaruh terhadap rasio rentabilitas perusahaan properti.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan melakukan analisis regresi antara perputaran piutang dengan keempat rasio rentabilitas menunjukkan hasil dan kesimpulan yang relatif sama. Besar pengaruh perputaran piutang terhadap setiap indikator rentabilitas juga relatif sama. Kesimpulan dari hasil pengujian secara statistika (keseluruhan maupun parsial) terhadap keempat model regresi adalah sebagai berikut:

1) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio Net Profit Margin (NPM). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,0682%.

2) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio Return

On Assets (ROA). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,0656%.

3) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio Return On Investment (ROI). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,0474%.

4) Perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio Return On Equity (ROE). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,1165%.

Berdasarkan empat rasio yang diamati, rasio rentabilitas yang sangat dipengaruhi oleh perputaran piutang adalah rasio ROA. Ini ditandai dengan koefisien determinasi yang disumbangkan mencapai 76,68%.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa perputaran piutang yang dimiliki

(18)

sangat berpengaruh terhadap rasio rentabilitas perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011. Perusahaan yang mempunyai perputaran piutang yang baik mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut cukup baik dan efisien dalam mengelola piutangnya sehingga semakin cepat mengkonversi piutang menjadi kas. Efisiensi ini dengan sendirinya akan meningkatkan jumlah penerimaan perusahaan sehingga laba perusahaan juga akan semakin meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono (2010: 431) bahwa dengan tingginya tingkat perputaran piutang diharapkan dapat memperkecil risiko yang dihadapi perusahaan akan bertambah. Oleh karena itu, kebijakan penjualan kredit yang tepat harus dilakukan oleh perusahaan agar volume penjualan kredit meningkat, sehingga volume piutang juga meningkat dengan diikuti tingginga tingkat perputaran piutang. Dengan tingginya tingkat perputaran piutang, maka modal tidak terlalu lama terikat dalam piutang, sehingga tingkat rentabilitas yang dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2008) yang melakukan penelitian tentang pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap tingkat

rentabilitas. Hasil penelitian Setiawan menunjukkan perputaran piutang memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan rentabilitas.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Gunarto (2007) mengenai pengaruh tingkat perputaran piutang dan tingkat perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi. Hasil penelitian Gunarto juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu tingkat perputaran piutang bepengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan uraian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan bahwa pengaruh perputaran piutang terhadap keempat rasio rentabilitas menunjukkan hasil dan simpulan yang relatif sama sebagai berikut:

1) Perputaran piutang berpengaruh positif signifikan terhadap rasio NPM (Net Profit Margin). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,0682%.

2) Perputaran piutang berpengaruh positif signifikan terhadap rasio ROA (Return On Assets). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,0656%.

(19)

3) Perputaran piutang berpengaruh positif signifikan terhadap rasio ROI (Return On Investment). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,0474%.

4) Perputaran piutang berpengaruh positif signifikan terhadap rasio ROE (Return On Equity). Dengan besar pengaruhnya sebesar 0,1165%.

Berdasarkan empat rasio yang diamati, rasio rentabilitas yang sangat dipengaruhi oleh perputaran piutang adalah rasio ROA. Ini ditandai dengan koefisien determinasi yang disumbangkan mencapai 76,68%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan di atas,

maka penulis memberikan saran yaitu pengelolaan perputaran piutang pada perusahaan-perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat terus ditingkatkan melalui:

1) Penentuan volume penjualan kredit yang efektif

2) Penentuan syarat pembayaran yang tepat bagi penjualan kredit.

3) Menentukan batas volume penjualan secara kredit yang maksimal.

4) Mengendalikan dengan benar kebiasaan membayar para debitur. 5) Menentukan kebijakan pengumpulan

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qudah, Kamal A. M, Sulieman Ibraheem Shelash Al-Hawary, and Mahmoud Akeel Salameh Al-Mehsen. 2012. “Electronic Credit Cards Usage and Their Impact on Bank’s Profitability: The Rate of Return on Owners Equity Model.”

Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting Edisi Ke Delapan. Yogyakarta: BPFE.

Efferin, Sujoko, Stevanus Hadi Darmadji, dan Yuliawati Tan. 2008. Metode Penelitian Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Gitosudarmo, Indriyo H. dan H. Basri. 2002. Manajemen Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Gunarto. 2007. “Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Kabupaten Kudus tahun 2004-2006”. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi Kelima.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ifurueze, M.S.K. 2013. “The Impact of Effective Management of Credit Sales on Profitability and Liquidity of Food and Baverage Industries in Nigeria”.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Jusup, Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Kartadinata, Abas. 1990. Pembelanjaan (Pengantar Manajemen Keuangan). Jakarta: Rineka Cipta.

Martono, dan Harjito Agus. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: FEUI.

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Ramana, N. Venkata, K. Ramakrishnaiah, and P. Chengalrayulu. 2013. “Impact of Receivables Management on Working Capital and Profitability: A Study on Select Cement Companies in India.”

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Sartono, Agus R. 2010. Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi) Edisi 4. Yogyakarta: BPFE.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari senin, 27 Mei 2019 di lakukan implementasi keperawatan dengan diagnosa keperawatan nyeri kronis berhubungan dengan gangguan metabolik, kerusakan

Selanjutnya Mahmud Yunus juga memiliki pandangan dengan gagasan tentang kurikulum yang pada masa itu tergolong baru, dan untuk di masa sekarang tampak masih relevan untuk

Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara metrik kualitas kohesi terutama pada kode sumber dengan kecenderungan kesalahan perangkat lunak

karena atas berkat, rahmat dan cinta-Nya yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efek Antiinflamasi Benzoil Eugenol secara Topikal terhadap Edema Kaki

Nilai tambah per bahan baku dodol rumput laut pada industri Cita Rasa Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi yaitu sebesar Rp 24.445/kg, artinya untuk setiap satu

Keputusan hakim sebelum perubahan menurut Undang-undang Darurat ini, yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13 Undang-undang Darurat no.

a) Menurut M.T.E Hariandja (2002), sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti

(Moleong, 2007), ”jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah jawaban atas pertanyaan penelitian yang ditujukan terhadap masalah yang telah dirumuskan dan