• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATEMATIKA DASAR (Himpunan Terurut Parsial (Poset))

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATEMATIKA DASAR (Himpunan Terurut Parsial (Poset))"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

(Himpunan Terurut Parsial (Poset))

Antonius Cahya Prihandoko

University of Jember Indonesia

(2)

Outline

1 Himpunan Terurut Parsial

2 Himpunan Terurut Total

3 Himpunan Bagian dari Himpunan Terurut

4 Himpunan Bagian Terurut Total

(3)

1 Himpunan Terurut Parsial

2 Himpunan Terurut Total

3 Himpunan Bagian dari Himpunan Terurut

4 Himpunan Bagian Terurut Total

(4)

Outline

1 Himpunan Terurut Parsial

2 Himpunan Terurut Total

3 Himpunan Bagian dari Himpunan Terurut

4 Himpunan Bagian Terurut Total

(5)

1 Himpunan Terurut Parsial

2 Himpunan Terurut Total

3 Himpunan Bagian dari Himpunan Terurut

4 Himpunan Bagian Terurut Total

(6)

Outline

1 Himpunan Terurut Parsial

2 Himpunan Terurut Total

3 Himpunan Bagian dari Himpunan Terurut

4 Himpunan Bagian Terurut Total

(7)
(8)

Ingat

Urutan parsial atau partial order pada sebuah himpunan A adalah

suatu relasi yang bersifat:

1 refleksif

2 antisimetris 3 transitif

Jika relasi R pada A mendefinisikan suatu urutan parsial pada A, maka(a,b) ∈R dinyatakan dengan ab (dibaca a mendahului b)

(9)

Urutan parsial atau partial order pada sebuah himpunan A adalah

suatu relasi yang bersifat:

1 refleksif 2 antisimetris

3 transitif

Jika relasi R pada A mendefinisikan suatu urutan parsial pada A, maka(a,b) ∈R dinyatakan dengan ab (dibaca a mendahului b)

(10)

Ingat

Urutan parsial atau partial order pada sebuah himpunan A adalah

suatu relasi yang bersifat:

1 refleksif 2 antisimetris 3 transitif

Jika relasi R pada A mendefinisikan suatu urutan parsial pada A, maka(a,b) ∈R dinyatakan dengan ab (dibaca a mendahului b)

(11)

1 Jika A suatu himpunan tak kososng. Relasi ”subset” pada

keluarga himpunan 2Amerupakan urutan partial pada 2A.

2 Jika K sebarang himpunan bagian dariR, maka relasi ”≤” merupakan urutan parsial pada K .

3 Misal V = {A,B,C,D,E}dan diagram yang berarti x y jika

x =y atau jika seseorang dapat pergi dari x ke y mengikuti arah

panah pada diagram berikut:

(12)

Contoh

1 Jika A suatu himpunan tak kososng. Relasi ”subset” pada

keluarga himpunan 2Amerupakan urutan partial pada 2A.

2 Jika K sebarang himpunan bagian dariR, maka relasi ”

merupakan urutan parsial pada K .

3 Misal V = {A,B,C,D,E}dan diagram yang berarti x y jika

x =y atau jika seseorang dapat pergi dari x ke y mengikuti arah

(13)

1 Jika A suatu himpunan tak kososng. Relasi ”subset” pada

keluarga himpunan 2Amerupakan urutan partial pada 2A.

2 Jika K sebarang himpunan bagian dariR, maka relasi ”

merupakan urutan parsial pada K .

3 Misal V = {A,B,C,D,E}dan diagram yang berarti x y jika

x =y atau jika seseorang dapat pergi dari x ke y mengikuti arah

panah pada diagram berikut:

(14)

Definisi

POSET

Suatu himpunan A bersama-sama dengan relasi urutan parsial R tertentu pada A disebut himpunan terurut parsial atau Partially

Ordered Set (POSET), yang dinyatakan sebagai(A,R)atau(A, ≤). Perhatikan notasi-notasi berikut:

a<b berarti ab dan a6=b (dibaca: a murni mendahului atau

murni membawahi b)

ba berarti ab (dibaca: b mengikuti atau mengatasi a) b>a berarti a<b (dibaca: b murni mengikuti atau murni mengatasi a)

(15)

POSET

Suatu himpunan A bersama-sama dengan relasi urutan parsial R tertentu pada A disebut himpunan terurut parsial atau Partially

Ordered Set (POSET), yang dinyatakan sebagai(A,R)atau(A, ≤). Perhatikan notasi-notasi berikut:

a<b berarti ab dan a6=b (dibaca: a murni mendahului atau

murni membawahi b)

ba berarti ab (dibaca: b mengikuti atau mengatasi a) b>a berarti a<b (dibaca: b murni mengikuti atau murni

(16)

Definisi

POSET

Suatu himpunan A bersama-sama dengan relasi urutan parsial R tertentu pada A disebut himpunan terurut parsial atau Partially

Ordered Set (POSET), yang dinyatakan sebagai(A,R)atau(A, ≤). Perhatikan notasi-notasi berikut:

a<b berarti ab dan a6=b (dibaca: a murni mendahului atau

murni membawahi b)

ba berarti ab (dibaca: b mengikuti atau mengatasi a)

b>a berarti a<b (dibaca: b murni mengikuti atau murni

(17)

POSET

Suatu himpunan A bersama-sama dengan relasi urutan parsial R tertentu pada A disebut himpunan terurut parsial atau Partially

Ordered Set (POSET), yang dinyatakan sebagai(A,R)atau(A, ≤). Perhatikan notasi-notasi berikut:

a<b berarti ab dan a6=b (dibaca: a murni mendahului atau

murni membawahi b)

ba berarti ab (dibaca: b mengikuti atau mengatasi a) b>a berarti a<b (dibaca: b murni mengikuti atau murni

(18)

Komparabel dan Urutan Invers

Dua anggota a dan b dari POSET dikatakan tidak komparabel

jika ab dan ba, yaitu jika tidak ada elemen yan mendahului

elemen lainnya.

Jika relasi R pada himpunan A mendefinisikan urutan parsial (refleksif, antisimetris dan transitif) maka relasi invers R−1juga mendefinisikan urutan parsial di A, dan disebut urutan invers.

(19)

Dua anggota a dan b dari POSET dikatakan tidak komparabel

jika ab dan ba, yaitu jika tidak ada elemen yan mendahului

elemen lainnya.

Jika relasi R pada himpunan A mendefinisikan urutan parsial (refleksif, antisimetris dan transitif) maka relasi invers R−1juga mendefinisikan urutan parsial di A, dan disebut urutan invers.

(20)
(21)

Urutan total pada himpunan A adalah urutan parsial di A dengan tambahan sifat trikotomi sebagai berikut:

a<b, a=b, atau a>b

untuk setiap anggota a,bA. Himpunan A bersama-sama dengan

urutan total tertentu di A disebut himpunan terurut total atau totally

(22)

Contoh

MisalRhimpunan bilangan riil (dengan urutan asal), maka setiap

dua elemen dalamRselalu komparabel, maka urutan parsial

padaRmerupakan urutan total.

Misal M = {1,2,3,4,5}dan didefinisikan relasi R sebagai ”kelipatan dari”, maka R merupakan urutan parsial, tetapi bukan urutan total, sebab 3 bukan kelipatan 2, 5 bukan kelipatan 3.

(23)

MisalRhimpunan bilangan riil (dengan urutan asal), maka setiap

dua elemen dalamRselalu komparabel, maka urutan parsial

padaRmerupakan urutan total.

Misal M = {1,2,3,4,5}dan didefinisikan relasi R sebagai ”kelipatan dari”, maka R merupakan urutan parsial, tetapi bukan urutan total, sebab 3 bukan kelipatan 2, 5 bukan kelipatan 3.

(24)
(25)

Jika relasi R mendefinisikan suatu urutan parsial pada A, dan B subset pada A, maka urutan parsial R di A akan menginduksi urutan parsial R0pada B secara alamiah:

Untuk a,bB,(a,b) ∈R0 atau ab berlaku di B jika hanya jika (a,b) ∈R atau ab juga berlaku di A.

Himpunan terurut(B,R0)disebut himpunan bagian (urutan parsial) dari himpunan terurut(A,R).

(26)

Definisi

Jika relasi R mendefinisikan suatu urutan parsial pada A, dan B subset pada A, maka urutan parsial R di A akan menginduksi urutan parsial R0pada B secara alamiah:

Untuk a,bB,(a,b) ∈R0 atau ab berlaku di B jika hanya jika (a,b) ∈R atau ab juga berlaku di A.

Himpunan terurut(B,R0)disebut himpunan bagian (urutan

(27)

Jika V = {A,B,C,D,E}mempunyai urutan seperti diagram berikut:

(28)
(29)

Misal A himpunan terurut parsial, maka urutan parsial pada A akan menginduksi urutan parsial pada subset-subsetnya, dan beberapa subset dapat memiliki urutan total.

Subset-subset{b,a,c},{e,a,c}, dan{e,d,c}merupakan himpunan bagian terurut total.

Subset-subset{b,a,e},{a,c,d}, dan{a,e,d}bukan merupakan himpunan bagian terurut total.

(30)

Totally Ordered Subset

Misal A himpunan terurut parsial, maka urutan parsial pada A akan menginduksi urutan parsial pada subset-subsetnya, dan beberapa subset dapat memiliki urutan total.

Subset-subset{b,a,c},{e,a,c}, dan{e,d,c}merupakan himpunan bagian terurut total.

(31)
(32)

Elemen Awal dan Elemen Akhir

Misal A adalah himpunan terurut.

Elemen aA disebut elemen awal dari A jika dan hanya jika a

mendahului setiap elemen dari A.

Elemen bA disebut elemen akhir dari A jika dan hanya jika b

(33)

Misal A adalah himpunan terurut.

Elemen aA disebut elemen awal dari A jika dan hanya jika a

mendahului setiap elemen dari A.

Elemen bA disebut elemen akhir dari A jika dan hanya jika b

(34)

Contoh

Pada himpunan terurut berikut:

tidak memiliki elemen awal, tetapi memiliki elemen akhir yaitu c.

Himpunan bilangan asli memiliki elemen awal, yakni 1, tetapi tidak memiliki elemen akhir.

Jika R merupakan relasi ”subset” pada himpunan 2A, maka (2A,R)merupakan POSET dan bukan TOSET. Elemen awal dari 2Aadalahπ dan elemen akhirnya adalah A.

(35)

Pada himpunan terurut berikut:

tidak memiliki elemen awal, tetapi memiliki elemen akhir yaitu c. Himpunan bilangan asli memiliki elemen awal, yakni 1, tetapi tidak memiliki elemen akhir.

Jika R merupakan relasi ”subset” pada himpunan 2A, maka (2A,R)merupakan POSET dan bukan TOSET. Elemen awal dari 2Aadalahπ dan elemen akhirnya adalah A.

Jika W = {x ∈ R|0<x <1}dan relasi R didefinisikan sebagai ”≤”, maka(W,R)merupakan TOSET, tetapi W tidak memiliki

(36)

Contoh

Pada himpunan terurut berikut:

tidak memiliki elemen awal, tetapi memiliki elemen akhir yaitu c. Himpunan bilangan asli memiliki elemen awal, yakni 1, tetapi tidak memiliki elemen akhir.

Jika R merupakan relasi ”subset” pada himpunan 2A, maka

(2A,R)merupakan POSET dan bukan TOSET. Elemen awal dari

2Aadalahπ dan elemen akhirnya adalah A.

(37)

Pada himpunan terurut berikut:

tidak memiliki elemen awal, tetapi memiliki elemen akhir yaitu c. Himpunan bilangan asli memiliki elemen awal, yakni 1, tetapi tidak memiliki elemen akhir.

Jika R merupakan relasi ”subset” pada himpunan 2A, maka

(2A,R)merupakan POSET dan bukan TOSET. Elemen awal dari

2Aadalahπ dan elemen akhirnya adalah A.

Jika W = {x ∈ R|0<x <1}dan relasi R didefinisikan sebagai

(38)

Elemen Maksi dan Elemen Mini

Misal A merupakan suatu himpunan terurut.

Suatu elemen aA disebut elemen maksi jika tidak ada elemen

A yang murni mengikuti a.

Suatu elemen bA disebut elemen mini jika tidak ada elemen A

(39)

Misal A merupakan suatu himpunan terurut.

Suatu elemen aA disebut elemen maksi jika tidak ada elemen

A yang murni mengikuti a.

Suatu elemen bA disebut elemen mini jika tidak ada elemen A

(40)

Contoh

Pada himpunan terurut berikut:

Elemen maksi adalah c dan elemen mini adalah b dan e.

Jika W = {x ∈ R|0<x <1}dan relasi R didefinisikan sebagai ”≤”, maka(W,R)merupakan TOSET, tetapi W tidak memiliki baik elemen maksi maupun elemen mini.

(41)

Pada himpunan terurut berikut:

Elemen maksi adalah c dan elemen mini adalah b dan e. Jika W = {x ∈ R|0<x <1}dan relasi R didefinisikan sebagai

”≤”, maka(W,R)merupakan TOSET, tetapi W tidak memiliki baik

(42)

Batas Atas dan Batas Bawah

Misal B adalah subset dari suatu himpunan terurut parsial A.

Suatu elemen bA disebut batas bawah dari B jika untuk setiap

xB, bx , yaitu b membawahi setiap elemen B.

Jika suatu batas bawah dari B mengatasi setiap batas bawah yang lain dari B, maka batas bawah itu disebut batas bawah

terbesar atau infrimum dari B dan dinotasikan dengan inf(B). Suatu elemen aA disebut batas atas dari B jika untuk setiap xB, xa, yaitu a mengatasi setiap elemen B.

Jika suatu batas atas dari B mengatasi setiap batas atas yang lain dari B, maka batas atas itu disebut batas atas terkecil atau suprimum dari B dan dinotasikan dengan sup(B).

(43)

Misal B adalah subset dari suatu himpunan terurut parsial A.

Suatu elemen bA disebut batas bawah dari B jika untuk setiap

xB, bx , yaitu b membawahi setiap elemen B.

Jika suatu batas bawah dari B mengatasi setiap batas bawah yang lain dari B, maka batas bawah itu disebut batas bawah

terbesar atau infrimum dari B dan dinotasikan dengan inf(B).

Suatu elemen aA disebut batas atas dari B jika untuk setiap xB, xa, yaitu a mengatasi setiap elemen B.

Jika suatu batas atas dari B mengatasi setiap batas atas yang lain dari B, maka batas atas itu disebut batas atas terkecil atau

(44)

Batas Atas dan Batas Bawah

Misal B adalah subset dari suatu himpunan terurut parsial A.

Suatu elemen bA disebut batas bawah dari B jika untuk setiap

xB, bx , yaitu b membawahi setiap elemen B.

Jika suatu batas bawah dari B mengatasi setiap batas bawah yang lain dari B, maka batas bawah itu disebut batas bawah

terbesar atau infrimum dari B dan dinotasikan dengan inf(B).

Suatu elemen aA disebut batas atas dari B jika untuk setiap

xB, xa, yaitu a mengatasi setiap elemen B.

Jika suatu batas atas dari B mengatasi setiap batas atas yang lain dari B, maka batas atas itu disebut batas atas terkecil atau

(45)

Misal B adalah subset dari suatu himpunan terurut parsial A.

Suatu elemen bA disebut batas bawah dari B jika untuk setiap

xB, bx , yaitu b membawahi setiap elemen B.

Jika suatu batas bawah dari B mengatasi setiap batas bawah yang lain dari B, maka batas bawah itu disebut batas bawah

terbesar atau infrimum dari B dan dinotasikan dengan inf(B).

Suatu elemen aA disebut batas atas dari B jika untuk setiap

xB, xa, yaitu a mengatasi setiap elemen B.

Jika suatu batas atas dari B mengatasi setiap batas atas yang lain dari B, maka batas atas itu disebut batas atas terkecil atau

(46)

Contoh

Misal V = {a,b,c,d,e,f,g}merupakan himpunan terurut dengan diagram:

Jika W = {b,c,e}maka

1 batas atas dari W adalah c, a dan d .

2 batas atas terkecil (sup(W)) = c 3 batas bawah dari W adalah g

(47)

Misal V = {a,b,c,d,e,f,g}merupakan himpunan terurut dengan diagram:

Jika W = {b,c,e}maka

1 batas atas dari W adalah c, a dan d .

2 batas atas terkecil (sup(W)) = c

3 batas bawah dari W adalah g

(48)

Contoh

Misal V = {a,b,c,d,e,f,g}merupakan himpunan terurut dengan diagram:

Jika W = {b,c,e}maka

1 batas atas dari W adalah c, a dan d .

2 batas atas terkecil (sup(W)) = c

(49)

Misal V = {a,b,c,d,e,f,g}merupakan himpunan terurut dengan diagram:

Jika W = {b,c,e}maka

1 batas atas dari W adalah c, a dan d .

2 batas atas terkecil (sup(W)) = c

3 batas bawah dari W adalah g

(50)

Himpunan yang Similar

Suatu himpunan terurut A dikatakan similar dengan himpunan terurut

B dan dinyatakan A=B jika dan hanya jika ada fungsi f :AB yang

satu-satu dan onto, serta untuk setiap a1,a2∈A berlaku

a1<a2⇔f(a) <f(b)

(51)

Misal A= {1,2,5,10}adalah himpunan terurut dengan relasi ”faktor

dari” dan B = {t,u,v,w}juga himpunan terurut dengan diagram sebagai berikut:

maka A dan B merupakan dua himpunan yang similar karena terdapat fungsi f :AB dimana f = {(1,v), (2,u), (5,w), (10,t)}

(52)

Contoh

Diketahui A= {1,2,3, ...}dan N = {−1, −2, −3, ...}merupakan

himpunan terurut dengan urutan alamiah ”xy ”.

Kita perhatikan bahwa 1≤2 tetapi−1≥ −2 dan tidak ada elemen

awal dari N, sehingga tidak terdapat fungsi similar f . Jadi A tidak similar dengan N.

Bagaimana jika A0adalah himpunan dari 10 elemen pertama A dan N0

(53)

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Akbariyansah Mulyana 2014

Beberapa anggota DPRD yang tergabung dalam Kaukus Parleman Bersih DIY / beberapa waktu lalu mengadakan pertemuan yang bertempat di hotel sahit // Pertemuan yang mengundang LSM

Recognizing the promise of these approaches used by Google for distributed processing and storage over a cluster of machines, Cutting and Cafarella used this work as the basis

Percobaan “Kenaikan Titik Didih” bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis zat terlarut (volatile dan non volatile), konsentrasi larutan, serta jenis zat terlarut (elektrolit dan non elektolit) terhadap kenaikan titik didih

Kegiatan ini bertujuan untuk pengambilan sample dan pengolahan data radioaktivitas gross alpha dan gross beta di Instalasi Radiometalurgi (IRM) untuk mengetahui

adalah kunci yang bisa membuka dan menutup pintu Anda dengan memasukkan nomor pin seperti halnya nomor pin ATM sehingga kunci akan otomatis terbuka atau tertutup ketika

Dampak langsung dari perubahan iklim juga semakin banyak terjadi pada banyak terumbu karang Meskipun faktanya kuantitas perdagangan terumbu karang telah

66 dengan ciri khas terdapat pedagang yang berjualan di pinggir-pinggir jalan yang dikenal dengan Pedagang Kaki Lima yang berlokasi di JL.Dr.Mansur Kelurahan Padang Bulan