• Tidak ada hasil yang ditemukan

GOUT AND HYPERURICEMIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GOUT AND HYPERURICEMIA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nur Amalina Dianati | Gout dan Hiperurisemia

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 3 | Januari 2015| 82

[ARTIKEL REVIEW]

GOUT AND HYPERURICEMIA

Nur Amalina Dianati

Faculty of Medicine, University of Lampung

Abstract

Gout is a term used to describe the disease state associated with hyperuricemia , while hyperuricemia is a serum uric acid levels more than 7 mg / dl in men and more than 6 mg / dl in women . Stages of gout consists of four phases asymptomatic , acute gout , and chronic intercritikal . Factors affecting hyperuricemia are nutrients , drugs , obesity , family history , age . The management of gout is composed of uric acid lowering drugs , drug profilaxis , and medications to reduce pain .

Keyword: factor affecting, gout, hyperuricemia, urid acid Abstrak

Gout merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan penyakit yang berkaitan dengan hiperurisemia, sedangkan hiperurisemia adalah kadar asam urat serum lebih dari 7 mg/dl pada laki-laki dan lebih dari 6 mg/dl pada wanita. Tahapan gout terdiri dari 4 fase yaitu tanpa gejala, gout akut, interkritikal dan kronis. Faktor yang mempengaruhi hiperurisemia diantaranya nutrisi, obat-obatan, obesitas, riwayat keluarga, usia. Penatalaksanaan gout terdiri dari obat penurun asam urat, obat profilaxis, dan obat untuk mengurangi nyeri.

Kata kunci: asam urat, faktor yang mempengaruhi, gout, hiperurisemia

. . .

Korespondensi: Nur Amalina Dianati| nuramalina093@gmail.com

Pendahuluan

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat serum di atas normal. Pada sebagian besar penelitian epidemiologi, disebut sebagai hiperurisemia jika kadar asam urat serum orang dewasa lebih dari 7,0 mg/dl dan lebih dari 6,0 mg/dl pada perempuan.1

Hiperurisemia yang lama dapat merusak sendi, jaringan lunak dan ginjal. Hiperurisemia bisa juga tidak menampakkan gejala klinis/ asimptomatis. Dua pertiga dari hiperurisemia tidak menampakkan gejala klinis. Hiperurisemia terjadi akibat peningkatan produksi asam urat karena diet tinggi purin atau penurunan ekskresi karena pemecahaan asam nukleat yang berlebihan atau sering merupakan kombinasi keduanya.1

Sedangkan gout (pirai) adalah penyakit yang sering ditemukan, merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan, akibat gangguan metabolism berupa hiperurisemia. Manifestasi klinik deposisi urat meliputi artritis gout, akumulasi kristal di jaringan yang merusak tulang (tofus), batu urat, dan nefropati gout.1,2

DISKUSI Prevalensi

Satu survei epidemiologik yang di lakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15 – 45 tahun di dapatkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3%

(2)

Nur Amalina Dianati | Gout dan Hiperurisemia

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 3 | Januari 2015| 83 pada laki-laki dan 11,7% pada wanita.

Secara keseluruhan prevalensi kedua jenis kelamin adalah 17,6%.5 Penyakit ini dapat di kelompokkan menjadi bentuk gout primer yang umumnya terjadi (90% kasus) penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, tapi di perkirakan akibat kelainan proses metabolisme dalam tubuh, tapi yang pasti ada hubungannya dengan obesitas, hipertensi, dislipidemia, dan diabetes melitus. Gout umumnya di alami oleh laki – laki berusia lebih dari 30 tahun. Sedangkan gout sekunder (10% kasus) di alami oleh wanita setelah menopause karena gangguan hormon.3

Penyebab Hiperurisemia

Hiperurisemia di sebabkan oleh dua faktor utama yaitu meningkatnya produksi asam urat dalam tubuh, hal ini di sebabkan karena sintesis atau pembentukan asam urat yang berlebihan. Produksi asam urat yang berlebihan dapat di sebabkan karena leukimia atau kanker darah yang mendapat terapi sitostatika. Faktor yang kedua adalah pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal), gout renal primer di sebabkan karena ekskresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat, dan gout renal sekunder di sebabkan ginjal yang rusak, misalnya pada glomerulonefritis kronis, kerusakan ginjal kronis (chronic renal failure).3,4

Tahapan gout ada 4 fase yaitu: a. Tanpa gejala

Pada tahap ini terjadi kelebihan asam urat tetapi tidak menimbulkan gejala klinik. Penderitan hiperurisemia ini

harus di upayakan untuk menurunkan kelebihan urat tersebut dengan mengubah pola makan atau gaya hidup.

b. Gout akut

Pada tahap ini gejalanya muncul tiba– tiba dan biasanya menyerang satu atau beberapa persendian. Sakit yang di rasakan penderita sering di mulai di malam hari, dan rasanya berdenyut-denyut atau nyeri seperti di tusuk jarum. Persendian yang terserang meradang, merah, terasa panas dan bengkak. Rasa sakit pada persendian tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari, tapi bisa muncul kembali pada interval yang tidak menentu. Serangan susulan biasanya berlangsung lebih lama, pada beberapa penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis, sedang di lain pihak banyak pula yang tidak akan mengalaminya lagi.

c. Interkritikal

Pada tahap ini penderita mengalami serangan asam urat yang berulang–ulang tapi waktunya tidak menentu.

d. Kronis.

Pada tahap ini masa kristal asam urat (tofi) menumpuk di berbagai wilayah jaringan lunak tubuh penderitanya. Penumpukan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga di cetuskan oleh cidera ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai ukuran kaki, selain terlalu banyak makan yang mengandung senyawa purin (misal jeroan), konsumsi alkohol, tekanan batin

(3)
(4)
(5)

Nur Amalina Dianati | Gout dan Hiperurisemia

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 3 | Januari 2015| 86 kembang kol, sarden, kerang,

minuman beralkohol.

Pada pria yang memakan daging baik daging sapi atau kambing bisa meningkatkan risiko asam urat 21%.9 Namun makanan tinggi purin darisumber nabati seperti asparagus, polong– polongan, kembang kol danbayam tidak meningkatkan faktor risiko.13

b. Obat- obatan

Obat-obatan diuretika (furosemid dan hidroklorotiazida), obat kanker, vitamin B12 dapat meningkatkan absorbsi asam urat di ginjal sebaliknya dapat menurunkan ekskresi asam urat urin.14

c. Obesitas.

Kelebihan berat badan (IMT ≥ 25kg/m²) dapat meningkatkan kadar asam urat dan juga memberikan beban menahan yang berat pada penopang sendi tubuh. Sebaiknya berpuasa dengan memilih makanan rendah kalori tanpa mengurangi konsumsi daging (tetap memakan daging berlemak) juga dapat menaikkan kadar asam urat. Diet makanan rendah kalori dapat menyebabka kelaparan sehingga menyebabkanhiperurisemia.7,10 d. Usia.

Meskipun kejadian hiperurisemia bisa terjadi pada semua tingkat usianamun kejadian ini meningkat pada laki – laki dewasa berusia ≥ 30 tahun dan wanita setelah menopause atau berusia ≥ 50 tahun, karena pada usia ini wanita mengalami gangguan produksi hormon estrogen.8

Tanda dan Gejala Artritis Gout

a. Akut

Serangan awal gout berupa nyeri yang berat, bengkak dan berlangsung cepat, lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki. Ada kalanya serangannyeri di sertai kelelahan, sakit kepala dan demam.

b. Interkritikal

Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritikal asimtomatik. Secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-tanda radang akut.

c. Kronis

Pada gout kronis terjadi penumpukan tofi (monosodium urat) dalamjaringan yaitu di telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki.11

Diagnosis

Kriteria diagnosis gout berdasarkan Asosiasi Rematik Amerika 1997 adalah sebagai berikut :8

1. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi

2. Adanya tofus yang berisi kristal urat

3. Di dapatkan kristal urat yang khas dalam cairan sendi atau topusberdasarkan pemeriksaan kimiawi, dan mikroskopik dengan sinarterpolarisasi, atau terdapat 6 dari 12 kriteria di bawah ini :

a. Lebih dari sekali mengalami serangan akut artritis.

b. Inflamasi maksimal terjadi pada hari pertama

c. Terjadi peradangan secara maksimal dalam sehari.

(6)

Nur Amalina Dianati | Gout dan Hiperurisemia

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 3 | Januari 2015| 87 d. Oligoartritis (jumlah sendi

yang meradang 2 -4)

e. Kemerahan pada sendi yang meradang.

f. Sendi metatarsopalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak. g. Serangan unilateral (satu

sisi) pada sendi metatarsopalangealpertam. h. Serangan unilateral pada

sendi tarsal (jari kaki).

i. Topus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartigokartikular (tulang rawan) dan kapsula sendi.

j. Hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dl).

k. Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).

l. Serangan artritis akut berhenti secara menyeluruh.

Penatalaksanaan

Terapi untuk serangan gout yaitu: 1. Kolkisin

Dosis : 0,5 – 0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan diikuti 0,5 – 0,6 mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul gejala saluran cerna, misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis maksimum sampai 7 – 8 mg tetapi tidak melebihi 7,5 mg dalam waktu 24 jam. Untuk profilaksis diberikan 0,5 – 1,0 mg sehari.

2. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

Contohnya: indometasin, fenilbutazon

3. Obat urikosurik/ anti hiperurisemia

Contohnya: alopurinol, probenesid, sulfinpirazon, dan febuxostat

4. Kortikosteroid

Kortikosteroid sering digunakan untuk menghilangkan gejala gout akut dan akan mengontrol serangan. Kortikosteroid ini sangat berguna bagi pasien yang dikontraindikasikan terhadap golongan NSAID. Jika goutnya monarticular, pemberian antra-articular yang paling efektif. Contohnmya: dexametason, hidrokortison, prednisone.12,13 Komplikasi

Komplikasi yang muncul akibat arthritis pirai antara lain:

a. Gout kronik bertophus

Merupakan serangan gout yang disertai benjolan-benjolan (tofi) di sekitar sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal monosodium urat di sekitar persendian seperti di tulang rawan sendi, sinovial, bursa atau tendon. Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub mitral jantung, retina mata, pangkal tenggorokan.

b. Nefropati gout kronik

Penyakit tersering yang ditimbulkan karena hiperurisemia. terjadi akibat dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan ginjal bisa terbentuk

(7)

Nur Amalina Dianati | Gout dan Hiperurisemia

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 3 | Januari 2015| 88 mikrotofi yang menyumbat dan

merusak glomerulus.

c. Nefrolitiasis asam urat (batu ginjal)

Terjadi pembentukan massa keras seperti batu di dalam ginjal, bisa menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu seperti kalsium, asam urat, sistin dan mineral struvit (campuran magnesium, ammonium, fosfat).

d. Persendian menjadi rusak hingga menyebabkan pincang.10,11 SIMPULAN

Gout (pirai) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan penyakit yang berkaitan dengan hiperurisemia, sedangkan Hiperurisemia didefinisikan sebagai kadar Asam Urat serum lebih dari 7 mg/dL pada laki-laki dan lebih dari 6 mg/dL pada wanita. Penderita Gout biasanya mengeluhkan gejala nyeri yang berat, bengkak dan berlangsungcepat, lebih sering di jumpai pada ibu jari kaki untuk stadium akut dan untuk kronik didapatkan gejala ditemukannya tofi dalamjaringan yaitu di telinga, pangkal jari dan ibu jari kaki. Faktor-faktor yang yang mempengaruhi hiperurisemia yaitu nutrisi, obat-obatan, obesitas, riwayat keluarga, usia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Misnadiarly. Mengenal Penyakit Artritis. [internet]. 2008 [disitansi 2014 Desember 18]. Tersedia di: http:jurnal.unej.ac.id.index/php/articl e/view/2606/2434

2. Kurniari PK. Dkk. Hubungan Hiperurisemia dan Fraction Uric Acid

Clearance di Desa Tenganan Pegringsingan Karangasem Bali. [internet]. 2011 [disitansi 2014 Desember 18]. Tersedia di:http://indonesia.digitaljournals.org/ index.php/tes/article/download/66/71 3. Kaparang K, Penyakit Kaum

Bangsawan, Jakarta, PT Etika Media Utama, 2007.

4. Firestein GS, Budd RC, Harris ED, Rudy S, Sergen JS. (eds) Kelley’s Textbook of Rheumatology, 8th ed. W.B Saunders, Philadelphia. 2009.

5. Widi RR. Dkk. Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Derajat Nyeri pada Penderita Artritis Gout Fase Akut. [internet]. 2011 [disitansi 2014 Desember 18]. Tersedia di:

http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/vi ew/3418/2966

6. Signh V. Gomez VV. Swamy SG. Approach to a Case of Hyperuricemia. in Indian J Aerospace Med. 2010 7. Erlian. Gout dan Hiperurisemia.

[internet]. 2012 [disitansi 2014 Desember 19]. Tersedia di: http://erlianff07.web.unair.ac.id/php/ artikel_detail-44983

8. Misnadiarly. Mengenal Penyakit Artritis. [internet]. 2008 [disitansi 2014 Desember 18]. Tersedia di: http:jurnal.unej.ac.id.index/php/articl e/view/2606/2434

9. Hochberg MC, Silman AJ, Smolen JS, Weinblatt ME, Weisman MH. (eds). Rheumatology. 3rd ed. Elsevier, Edinburg. 2003.

10. Afif A. Artritis Gout. [internet]. 2008 [disitansi 2014Desember 19]. Tersedia di:http://fajrucmedicine.blogspot.com /2013/07/apa-itu-artritis-gout.html 11. Junaidi I. Rematik dan Asam Urat.

Jakarta PT Buana Ilmu Populer. 2006. 12. Purwaningsih T. Faktor-faktor Risiko

Hiperurisemia. [internet]. 2009.

Tersedia di:

http://eprints.undip.ac.id/24334/1/TI NAH_PURWANINGSIH.pdf

13. Setyoningsih R. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperurisemia Pada Pasien Rawat Jalan RSUP Dr. Kariadi Semarang. [internet]. 2009. Tersedia di: http://eprints.undip.ac.id/25234/1/23 7_Rini_Setyoningsih_G2C005301.pdf

(8)

Nur Amalina Dianati | Gout dan Hiperurisemia

J MAJORITY | Volume 4 Nomor 3 | Januari 2015| 89 14. Claire Rayner. Bertanyalah Dokter

Anda Menjawab. alih bahasa Tetty Y dari judul aslinya Everything Your Doctor would Tell if he had the time. Jakarta. Gaya Favorit Press. 1990. 15. Spieker EL, Ruschitzka TF, Lűscher FT

dan Noll G. The management of Hyperuricemia and Gout in Patient with Heart Failure. The European Journal of Heart Failure. 2002.

16. Nazrull E, Sofitri. Hiperurisemia pada Pra Diabetes. [internet]. 2012 [disitasi 2015 Desember 12]. Tersedia di: http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=135090&val=5645

Referensi

Dokumen terkait

Bait al-Ḥikmah memiliki daya dorong, baik langsung maupun tidak langsung, yang cukup besar dan luas terhadap kemajuan kebudayaan dan peradaban pada masa Abbasiyah

Kinerja keuangan pada perusahaan semen milik negara (BUMN) yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2012 cukup baik, namun untuk tingkat current ratio perlu ditingkatkan

Alasan lain perubahan IAIN menjadi UIN adalah (1) untuk memberikan peluang mendapatkan pendidikan tinggi yang lebih luas kepada para tamatan madrasah, (2) agar

Menurut Sitompul dan Guritno (1995) peran akar dalam pertumbuhan tanaman sama pentingnya dengan tajuk, tajuk berfungsi untuk menyediakan karbohidrat melalui

Sementara itu media lain yang digunakan adalah media internet (search engine web browser seperti: google.com, yahoo.com dll) sebanyak 17%, langsung menuju website

Nota Dinas Hasil Penelitian Dokumen Usulan Revisi Anggaran merupakan bentuk laporan dari Direktur Kepatuhan Intern kepada Direktur Sistem dan Strategi

Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti bermaksud mengkaji bagaimana keadaan wilayah Wonosobo sebelum Islam masuk dan berkembang, bagaimana proses masuknya Islam di

[r]