MENEROBOS KETERBATASAN
BERBAGI PENGALAMANIMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA
OVERVIEW
1. WAHANA VISI INDONESIA
2. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
3. CLEAN JAKARTA – STBM PERKOTAAN
WAHANA VISI INDONESIA (WVI)
ORGANISASI KEMANUSIAAN KRISTEN YANG BEKERJA UNTUK MEMBAWA PERUBAHAN BERKELANJUTAN PADA KEHIDUPAN ANAK, KELUARGA DAN MASYARAKAT YANG HIDUP DALAM KEMISKINAN
...TANPA MEMBEDAKAN LATAR BELAKANG AGAMA, RAS, SUKU ATAU JENDER
845 desa, 9 propinsi* 51 program pengembangan wilayah Visi Kami untuk setiap anak hidup utuh sepenuhnya,
ADP Penjaringan Goal: peningkatan
lingkungan yang bersih dan aman bagi anak dan
keluarga Program: STBM, HIV/AIDS, Ekonomi, Tanggap Bencana ADP Cilincing Goal: peningkatan
kualitas kesehatan anak Program:
Kesehatan (Gizi,
HIV/AIDS, Pos Pintar) & Pendampingan Ekonomi, Tanggap Bencana
Wilayah dampingan di DKI Jakarta
ADP Jatinegara
Goal: peningkatan kualitas kesehatan anak
Program:
Kesehatan (Gizi, HIV/AIDS) & Pendampingan Ekonomi,
KERENTANAN SANITASI JAKUT
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Belum memiliki jambanBAB sembarangan Buang sampah sembarangan
Cilincing
Penjaringan Jakarta
Kementerian Kesehatan RI melalui
Permenkes No. 03/2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk merubah perilaku
higien dan sanitasi melalui
pemberdayaan dengan metode pemicuan, mencakup :
STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
CUCI TANGAN PAKAI SABUN
PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN RUMAH TANGGA
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA
MERUBAH PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN
SANITER MASYARAKAT
DENGAN CARA
PEMICUAN
5 PILAR STBM
3 KOMPONEN STBM
Penciptaan Lingkungan yang kondusif (Enabling Environment) Peningkatan kebutuhan sanitasi STBM (Demand Creation) STBM Peningkatan penyediaan akses sanitasi (Supply Improvement)KONDISI AWAL SANITASI
• Pilar 1:
• BABS di kali/saluran, lapangan kosong , pinggir rel kA • WC helikopter
• rumah kontrakan yang tidak memiliki WC
• WC yang tidak memiliki tangki septik/ TINJA dialirkan ke kali/saluran air
• tangki septik yang tidak pernah dikuras • Pilar 2:
• Tidak konsisten mempraktekkan CTPS • Cara mencuci tangan ‘belum benar’ • Pilar 4:
• Sampah menumpuk di got/saluran dan di lahan kosong • Pengorganisasian sampah kolektif tidak merata
Pra
Impelementasi
Implementasi Lapangan
Penutupan
Penetapan Lokasi Pilot Implementasi STBM
Survey Data Dasar (Baseline Survey)
Survey Data Akhir
(Endline Survey) Kunjungan Media
Lokakarya Sanitasi Perkotaan
Serah terima Pembelajaran STBM ke masyarakat dan
pemerintah kelurahan
Deklarasi SBS
• Pelatihan Fasilitator STBM • Pembentukan Pokja STBM
• Pelatihan Fasilitator STBM untuk Guru/Pendamping Anak
• Pelatihan Monitoring STBM
• Membangun Strategi Sanitasi Perkotaan • Studi Kajian Kelembagaan dan Kebijakan
Sanitasi di DKI Jakarta
• Pelatihan Advokasi STBM (CVA) • Studi Banding ke BSM
• Inisiasi Paguyuban Bank Sampah Jakarta Utara
• Pelatihan Kemitraan
• Uji coba Verifikasi STBM Pilar 1
• Verifikasi Pilar 1 di RW 04 Semper Barat
• Pemicuan di tingkat RT
• Pemicuan di sekolah/Kelompok Anak/PAUD/KBA
• Pemicuan di lokasi pengungsian banjir
• Kampanye STBM dalam Lomba 17 Agustus
• Kampanye STBM dalam kegiatan Nasional (HCTPS, KSAN)
• Kampanye STBM dalam perayaan Hari
Anak Nasional
• Pembuatan materi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
• Pemicuan Ibu Balita tentang popok sekali pakai (pamper)
• Lomba TTG STBM Perkotaan
•Ujicoba Teknologi Tepat Guna (TTG) STBM
(Biofilter, Waste
Petrolisis, Clink Hippos) • Pembentukan dan pengembangan bank sampah
Enabling Environment Demand Creation Supply
PRA IMPLEMENTASI
Penetapan bersama lokasi uji coba STBM perkotaan lewat CLEAN Jakarta
Baseline Survey :
• 420 responden (Ibu dgn balita)
• FGD (kel. Ibu balita, kel. Bapak dan kel. anak)
• Mini lokakarya di kecamatan • KII di Tk. Kota dan provinsi
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
KECENDERUNGAN PERUBAHAN & HASIL IMPLEMENTASI STBM
• Persentasi prevalensi diare pada balita menurun secara signifikan
• Peningkatan akses terhadap jamban
• Peningkatan pengetahuan & pemahaman terhadap CTPS • Perbaikan kondisi saluran air &
lingkungan pemukiman
• Peningkatan layanan kesehatan
16%
11%
6% 7%
Penjaringan Semper Barat
Prevalensi Diare pada Balita
2013 2015
KECENDERUNGAN PERUBAHAN
& HASIL IMPLEMENTASI STBM PILAR 1
• Akses dan kepemilikan WC meningkat(WC pribadi & WC sharing meningkat, WC umum menurun) • Sudah tidak ada lagi orang dewasa yang BABS
• Namun umumnya tangki septik tidak pernah dikuras > 5 tahun (55% di Penjaringan, 66% di Semper Barat)
94%
80%
96% 91%
Penjaringan Semper Barat
Kepemilikan WC dengan tangki septik
42%
15% 38%
14%
Penjaringan Semper Barat
Rumah tangga tidak memiliki WC
55%
21% 56%
30%
Penjaringan Semper Barat
Rumah kontrakan tanpa WC
2013 2015
• Pengetahuan dan sikap mengenai perilaku CTPS meningkat terutama di kelompok ibu dan anak
• Konsistensi praktek CTPS sangat
dipengaruhi ketersediaan air, sabun dan sarana di rumah
• Ketersediaan
perlengkapan/sarana CTPS: 97%
• Ketersediaan air untuk cuci tangan: 91%
• Ketersediaan sabun: 86%
KECENDERUNGAN PERUBAHAN
& HASIL IMPLEMENTASI STBM PILAR 2
69% 96% 79% 80%
Penjaringan Semper Barat
Kondisi Pilar 2 Berdasarkan Kriteria STBM
2013 2015
77%
68%
Penjaringan Semper Barat
Sarana CTPS yang Paling Banyak Digunakan: ember + gayung
• Jumlah sampah tidak berkurang karena
penduduk semakin banyak, namun lingkungan lebih bersih karena sampah sudah tidak
menumpuk di got dan berserakan
• Pengelolaan sampah kolektif semakin baik dan merata
• Persentasi rumah tangga memilah sampah menurun
KECENDERUNGAN PERUBAHAN
& HASIL IMPLEMENTASI STBM PILAR 4
21% 28%
95%
78%
Penjaringan Semper Barat
Kondisi Pilar 4 Berdasarkan Kriteria STBM
2013 2015
31% 41%
10% 12%
Penjaringan Semper Barat
PEMBELAJARAN UTAMA
1. STBM diperlukan di kota, karena STBM mengedepankan perubahan perilaku.
2. Perlu penyesuaian kriteria untuk tools verifikasi STBM sesuai konteks perkotaan
3. STBM belum menjadi prioriotas karena belum pernah ada pengalaman 4. Masyarakat mampu dan berdaya untuk membuat perubahan namun perlu
pendampingan dan peningkatan kapasitas
5. Implementasi STBM sekaligus menjadi alat monitoring kualitas WC yang dibangun oleh masyarakat
TANTANGAN KEBERLANJUTAN
• Karakteristik wilayah padat hunian, kumuh, dan sempit, jumlah penduduk dan mobilitas yang tinggi, memerlukan kreativitas menemukan solusi terbaik secara teknologi dan pendekatahn ke masyarakat.
• Pergantian staf di pemerintahan dan SKPD terkait, sistem pemerintahan yang berpusat pada provinsi, memerlukan advokasi terus menerus ke semua
pemangku kepentingan.
• Menemukan natural leader di tingkat masyarakat, sebab respon masyarakat mempengaruhi keberhasilan program.
REKOMENDASI
1. Inisiasi sinergitas STBM ke dalam Program Sanitasi DKI Jakarta
2. Perlunya regulasi pendukung tentang kualitas sarana sanitasi bangunan umum dan perumahan .
3. Workshop lanjutan tentang roadmap dan mekanisme implementasi STBM di perkotaan dengan Pemprov DKI Jakarta.
4. Replikasi STBM di kelurahan lain
5. Monitoring masyarakat yang sudah deklarasi SBS/ODF 6. Meneruskan kampanye publik tentang sanitasi
7. Membentuk forum/jejaring sanitasi di DKI Jakarta
8. Lokakarya Sanitasi Perkotaan sebagai kegiatan tahunan sanitasi di DKI Jakarta untuk berbagi pengalaman dan praktik baik
9. Akses pertemuan reguler dengan Pokja Sanitasi yang sudah ada dengan NGO dan pelaku terkait
KEBERLANJUTAN STBM
• Inisiatif aplikasi bank sampah berbasis android
• Implementasi di Penjaringan Jakarta Utara
TANGGAPAN
• BPMPKB:
- internalisasi STBM di RPTRA, ada 56 lokasi RPTRA • BPLHD:
- Internalisasi STBM di program kampung iklim (ProKlim), ada 32 lokasi. - Ada champion dari masyarakat, kebanyakan ibu-ibu PKK
• Dinas Kesehatan:
- Program prioritas Kemenkes, APBN cukup besar untuk STBM, pelaksana adalah sanitarian Puskesmas
• Dinas Kebersihan
KESIMPULAN
1. Internalisasi STBM di RPTRA
2. Pertemuan dengan Kemenkes membahas tentang indikator STBM Perkotaan 3. Pertemuan lanjutan untuk konsep RPTRA sebagai ujung tombak program
sanitasi
4. Pertemuan konsep awal secara informal (ProKlim, Bank Sampah, RPTRA, STBM), konsep awal bisa dikembangkan oleh WVI