• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN BUKU AJAR MATA KULIAH: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA. Nama : Franky R.D. Rengkung, SIP., MA NIP :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN BUKU AJAR MATA KULIAH: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA. Nama : Franky R.D. Rengkung, SIP., MA NIP :"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

USULAN BUKU AJAR

MATA KULIAH:

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Nama

: Franky R.D. Rengkung, SIP., MA

NIP

: 197004192005011001

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

(2)
(3)

ii DAFTAR ISI Hal Halaman Pengesahan ... i Daftar Isi ... ii A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 1 C. Sasaran Pengguna ... 1 D. Jadwal ... 2 E. Gambaran Materi ... 2 F. Lampiran ... 2

1. Rancangan Pembelajaran Semester ... 4

2. Rancangan Buku Ajar ... 35

3. Sertifikat- Sertifikat Terkait... 37

1. Sertifikat AA ... 37

2. Sertifikat PEKERTI ... 37

3. Sertifikat Workshop Penyusunan Modul E-Learning ... 38

4. Sertifikat Pelatihan Penyusunan Bahan Ajar ... 38

5. Sertifikat Penyusunan Modul E-Learning ... 39

4. Tim Pengusul ... 40

(4)

1 A. LATAR BELAKANG

Bahan Ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan ajar dosen akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan mahasiswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Bahan ajar disusun dengan tujuan menyediakan bahan ajar yang sesuai kebutuhan pembelajar, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial mahasiswa, membantu pembelajar dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh, memudahkan guru atau dosen dalam melaksanakan pembelajaran.

Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang dosen mengembangkan bahan

ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar mahasiswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman dosen dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara dosen dengan mahasiswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada dosennya.

Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka pembelajar akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. pembelajar akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran dosen.

Berdasarkan hal tersebut maka Universitas Sam Ratulangi melalui Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pemebelajaran (LP3) Universitas Sam Ratulangi memberi kesempatan bagi para dosen untuk menyusun bahan ajar.

B. TUJUAN

- Menjadikan Bahan Ajar sebagai salah satu sarana pendukung kemajuan proses pembelajaran.

- Memudahkan mahasiswa mempelajari materi mata kuliah Pemberdayaan

Masyarakat Desa .

- Mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri dan tidak tergantung pada kehadiran dosen.

- Mempermudah mahasiswa memahami materi pembelajaran - Meningkatkan ketersediaan publikasi bahan ajar.

C. SASARAN PENGGUNA

Sasaran pengguna Bahan Ajar mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi dan masyarakat umum yang mempunyai concern terhadap Pemberdayaan Masyarakat Desa.

(5)

2 D. JADWAL NO TAHAPAN KEGIATAN BULAN 4 5 6 7 8 9 10 1 Perancangan 2 Pengembangan 3 Pelaksanaan 4 Evaluasi

E. GAMBARAN MATERI / ISI BAHAN AJAR

Bahan Ajar mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa merupakan sebuah sarana pembelajaran yang terintegrasi dengan pengembangan dari sisi content. Pada proposal ini diajukan pengembangan untuk content bahan ajar mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa. Bahan Ajar ini diharapkan dapat digunakan oleh semua kalangan dengan tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Bahan Ajar ini hadir dalam rangka merefleksikan pemahaman tentang konsep pentingnya Bahan Ajar dalam sistem pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Bahan Ajar mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa ini akan menyajikan rancangan pembelajaran ini terdiri 8 bagian.

Bagian Pertama : Sejarah Perkembangan Studi Hubungan Internasional Bagian Pertama : Definisi Dan Konsep Pemberdayaan Masyarakat Desa Bagian Ketiga : Berbagai Pendekatan Dalam Pembangunan Masyarakat Bagian Keempat : Strategi-Strategi Pemberdayaan Masyarakat

Bagian Kelima : Metode Pemberdayaan Masyarakat

Bagian Keenam : Perencanaan, Monitoring, dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Desa

Bagian Ketujuh : Kuliah Lapangan Bagian Delapan : Kuliah Lapangan

Bahan Ajar ini juga akan dilengkapi dengan berbagai quiz yang bersifat interaktif – dan akan disajikan dalam bentuk sebuah aplikasi atau program yang akan dirancang sedemikian rupa, lengkap dengan audio dan video, serta bank soal yang akan menguji seberapa besar penguasaan materi oleh mahasiswa.

F. LAMPIRAN

1. Rancangan Pembelajaran Semester 2. Sertifikat Terkait

3. Tim Pengusul

(6)

3

LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1. Rancangan Pembelajaran Semester

RANCANGAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa Semester : 4 (Empat); Kode : BBMJ2202 ; sks : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Dosen : Franky RD Rengkung, SIP., MA; Dr. Johny P Lengkong,

SIP., M.SI ; Drs. M.S Mantiri., M.Si; Dr. Marthen Kimbal, SH.,M.Si; Dr. Drs. N.R Pioh, M.Si ; Drs. Arpi Rondonuwu, M.Si

CAPAIAN PEMBELAJARAN:

a. Menguasai konsep teoretik dalam teori politik dan pemerintahan yang terkait dengan kekuasaan (ekspresi bekerjanya kekuasaan dan implikasinya) yang berkembang dalam masyarakat;

b. Menguasai teknik verifikasi konsep-konsep politik dan pemerintahan untuk memahami bekerjanya kekuasaan dalam realitas empiris; c. Menguasai dasar-dasar metode penelitian politik (metode penelitian sosial, baik kuantitatif maupun kualitatif).

d. Menguasai substansi fatsun politik untuk memahami perilaku politik.

e. Mampu mengidentifikasi, mengklasifikasi dan mensistemasisasi masalah politik yang berkembang dalam masyarakat dari pemerintahan suatu negara;

f. Mampu merumuskan pilihan-pilihan pemecahan masalah dalam bidang politik dan pemerintahan, termasuk kekuatan dan kelemahan setiap pilihan, yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam proses pengambilan kebijakan;

g. Mampu membangun konsensus (consensus building) dalam proses politik dan pemerintahan; h. Mampu melakukan riset dengan menggunakan salah satu metode penelitian

i. Mampu menganalisis persoalan politik dan pemerintahan dengan berbagai teknik analisis.

j. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi sesuai dengan bidang keahliannya;

(7)

4

k. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan, teknologi atau seni sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah untuk menghasilkan solusi, gagasan, desain, atau kritik seni serta menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir

l. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis terhadap informasi dan data;

m. Mampu mengelola pembelajaran secara mandiri

n. Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya. o. Mampu menjelaskan konsep-konsep pemikiran politik Sam Ratulangi yaitu tentang keunggulan kawasan Pasifik sebagai center of gravity dan

letak strategis Sulawesi Utara di Pasifik.

p. Mampu menjelaskan tentang masalah-masalah wilayah perbatasan dgn negara lain, khususnya pengelolaan wilayah perbatasan terkait dengan : 1. Potensi Sumber Daya ; 2. Masalah Batas Wilayah Laut ; 3. Masalah Terorisme.

(8)

5 MATRIKS PEMBELAJARAN : Mingg u Kemampuan akhir yang diharapkan Bahan Kajian/Materi Pembelajaran Bentuk Pembelajar an Waktu Belajar (Menit)

Deskripsi Tugas Luaran Kriteria

Penilaian (Indikator) Bobot Nilai (%) REF 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Penjelasan Umum Pelaksanaan Perkuliahan Diskusi 150 Kesepakatan Dosen dengan Mahasiswa 2-3 Menjelaskan konsep

dan definisi yang terkait dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa Definisi Dan Konsep Pemberdayaan Masyarakat Desa - Diskusi kelompo k 300 - Mahasiswa mendengarkan

pengantar materi yang diberikan oleh Dosen - Mahasiswa

mendiskusikan topik yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil - Diskusi kelas - Mahasiswa mengikuti tes formatif Hasil tes formatif (perorangan) - Keaktifan dalam diskusi kelompok - Hasil tes formatif perorangan 10 1-5 4-6 Menjelaskan berbagai pendekatan dalam pembangunan Masyarakat Berbagai Pendekatan Dalam Pembangunan Masyarakat - Diskusi kelompo k 450 - Mahasiswa mendiskusikan topik yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil - Diskusi kelas

- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian

Ringkasan hasil kajian tentang salah satu pendekatan dalam pembanguna n masyarakat (perorangan) - Keaktifan dalam diskusi kelompok - Kualitas ringkasan hasil kajian tentang salah satu 10 1-5

(9)

6

tentang salah satu pendekatan dalam pembangunan masyarakat pendekatan dalam pembangun an masyarakat secara perorangan 7-8 Menjelaskan konsep dan strategi-strategi dalam pemberdayaan masyarakat desa Strategi-Strategi Pemberdayaan Masyarakat - Diskusi kelompo k 300 - Mahasiswa mendengarkan

pengantar materi yang diberikan oleh Dosen - Mahasiswa

mendiskusikan topik yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil - Diskusi kelas - Mahasiswa mengikuti tes formatif Hasil tes formatif (perorangan) - Keaktifan dalam diskusi kelompok - Hasil tes formatif perorangan 10 1-5 9-10 Menjelaskan berbagai metode dalam pemberdayaan masyarakat Metode Pemberdayaan Masyarakat - Diskusi kelompo k 300 - Mahasiswa mendengarkan

pengantar materi yang diberikan oleh Dosen - Mahasiswa

mendiskusikan topik yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil - Diskusi kelas Hasil tes formatif (perorangan) - Keaktifan dalam diskusi kelompok - Hasil tes formatif perorangan 20 1-5

(10)

7

- Mahasiswa mengikuti tes formatif

11-12 Menyusun suatu draft rencana Pemberdayaan Masyarakat Desa Perencanaan, monitoring dan evaluasi program pemberdayaan masyarakat desa - Diskusi kelompo k 300 - Mahasiswa mendiskusikan topik yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil - Diskusi kelas - Mahasiswa mempresentasikan draft rencana pemberdayaan

masyarakat desa yang sudah dibuat secara kelompok Draft rencana program pemberdayaa n masyarakat secara kelompok - Keaktifan dalam diskusi kelompok - Kemampua n presentasi dan diskusi dalam kelompok - Kualitas draft rencana program pemberday aan masyarakat desa secara kelompok. 10 1-5 13-14 Melakukan Pemetaan Sosial sebagai salah satu tahapan dalam memberdayakan masyarakat Kuliah Lapangan Pemetaan Sosial - Project Base Learnin g 300 - Mahasiswa melakukan pemetaan sosial sesuai dengan lokasi dan target yang sudah disepakati secara kelompok - Kelompok mahasiswa

mempresentasikan hasil Pemetaan sosial

Makalah hasil kuliah lapangan - Keaktifan dalam diskusi kelompok - Kemampua n presentasi dan diskusi dalam kelompok 20 1-5

(11)

8

- Kelompok mahasiswa menyusun makalah hasil kuliah lapangan

- Kualitas makalah kelompok 15-16 Melakukan pendampingan dalam sebuah program Pemberdayaan Masyarakat Desa Kuliah Lapangan Pendampingan Sosial - Project Base Learnin g 300 - Mahasiswa melaksanakan kegiatan kuliah lapangan dalam bentuk pendampingan social sesuai dengan lokasi dan target yang sudah disepakati secara kelompok. - Kelompok mahasiswa

mempresentasikan hasil kuliah lapangan - Kelompok mahasiswa

menyusun makalah hasil kuliah lapangan

Makalah hasil kuliah lapangan - Keaktifan dalam diskusi kelompok - Kemampua n presentasi dan diskusi dalam kelompok - Kualitas makalah kelompok 20 1-5 DAFTAR REFERENSI:

1. Saefullah A. Djaja., (2008), MODERNISASI PEDESAAN (Dampak Mobilitas Penduduk), AIPI, Bandung.

2. Suharto Edi, Ph.D.,(2009) MEMBANGUN MASYARAKAT MEMBERDAYAKAN RAKYAT ( Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial & Pekerjaan Sosial), PT. Refika Aditama, Bandung.

3. Soetomo, (2013)., STRATEGI-STRATEGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT , Pustaka Belajar, Yogyakarta.

4. Totok Mardikanto, Prof dan Dr. Poerwoko Soebianto., (2013) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK, cv. Alfabeta, Bandung.

(12)

9

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa SKS : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Pertemuan ke : 2-3

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

A. TUJUAN TUGAS:

Menjelaskan konsep dan definisi yang terkait dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa

B. URAIAN TUGAS:

1. Obyek Garapan: Definisi dan Konsep Pemberdayaan Masyarakat Desa 2. Batasan yang harus dikerjakan:

a. Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat Desa b. Indikator Pemberdayaan

3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):

- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. - Permasalahan yang didiskusikan:

1) Jelaskan beberapa konsep dasar pemberdayaan masyarakat desa (minimal 3) dan tuliskan kesimpulannya menurut perspektif kelompok Anda!

2) Jelaskan indicator pemberdayaan masyarakat dan tuliskan kesimpulannya menurut perspektif kelompok anda ! - Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas.

- Mahasiswa mengikuti tes formatif 4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:

Hasil tes formatif (perorangan) yang dilaksanakan selama 50 menit terakhir pada tahap ini.

C. KRITERIA PENILAIAN (10%):

- Keaktifan dalam diskusi kelompok - Hasil tes formatif perorangan

(13)

10

RUBRIK PENILAIAN KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (20%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 TOTAL

KRITERIA 2: Hasil tes formatif perorangan (80%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR Skor 80

(14)

11

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa SKS : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Pertemuan ke : 4-6

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

A. TUJUAN TUGAS:

Menjelaskan berbagai pendekatan dalam pembangunan masyarakat.

B. URAIAN TUGAS:

1. Obyek Garapan: Berbagai Pendekatan Dalam Pembangunan Masyarakat. 2. Batasan yang harus dikerjakan:

a. Improvement Approuch versus Transformation Approuch b. Pendekatan Proses versus Pendekatan Hasil Material c. Self Help Approuch versus Technocratic Approuch d. Pendekatan Uniformitas versus Pendekatan Variasi Lokal

3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):

- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi: 1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Improvement approuch! Dan jelaskan pandangan kelompok anda terhadapnya !

2) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Transformation approuch! Dan jelaskan pandangan kelompok anda terhadapnya ! 3) Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan proses dalam pembangunan masyarakat! Dan jelaskan pandangan kelompok

anda terhadapnya !

4) Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan hasil material dalam pembangunan masyarakat! Dan jelaskan pandangan kelompok anda terhadapnya !

5) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Self Help approuch! Dan jelaskan pandangan kelompok anda terhadapnya ! 6) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Technocratic approuch! Dan jelaskan pandangan kelompok anda terhadapnya ! 7) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pendekatan Uniformitas! Dan jelaskan pandangan kelompok anda terhadapnya ! 8) Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pendekatan Variasi Lokal ! Dan jelaskan pandangan kelompok anda terhadapnya ! - Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas

- Mahasiswa secara perorangan menyusun ringkasan hasil kajian sesuai dengan objek garapan, dan masing-masing mahasiswa hanya membuat ringkasan satu sub topic saja. Penentuan sub topic bagi setiap mahasiswa dilakukan dengan cara dipilih atau diundi.

(15)

12

Ringkasan hasil kajian sesuai dengan sub topik (perorangan) dan setiap mahasiswa diberikan waktu selama 50 menit terakhir untuk menyusun ringkasan sesuai dengan sub topic yang dipilih atau diundi.

C. KRITERIA PENILAIAN (10%):

- Keaktifan dalam diskusi kelompok

- Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan.

(16)

13

RUBRIK PENILAIAN KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (50%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR Keaktifan mencari literatur

Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25 Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 25

TOTAL 50

KRITERIA 2: Kualitas ringkasan hasil kajian perorangan (50%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Kelengkapan konsep Sangat lengkap

(mampu mengembangkan konsep secara optimal) Lengkap (melebihi konsep minimal pada modul) Cukup lengkap (sesuai konsep minimal pada modul) Kurang lengkap (dibawah konsep minimal pada modul) Tidak lengkap (konsep tidak sesuai) 15

Ketepatan konsep Sangat tepat

(sesuai dengan logika ilmiah)

Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat 15

Ide baru dan kreativitas Sangat baik (memunculkan beberapa ide baru)

Baik (memunculkan ide

baru)

Cukup baik (ide seperti pada

modul) Kurang baik (ide di bawah tuntutan modul) Tidak baik (miskin ide) 20 Total 50

(17)
(18)

15

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa SKS : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Pertemuan ke : 7-8

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

A. TUJUAN TUGAS:

Menjelaskan Konsep Strategi dan berbagai Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa

B. URAIAN TUGAS:

1. Obyek Garapan: Strategi – Strategi Pemberdayaan Masyarakat 2. Batasan yang harus dikerjakan:

- Konsep Strategi

- Faktor-Faktor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pemberdayaan Masyarakat 3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):

- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi: 1) Jelaskan beberapa konsep tentang strategi !

2) Jelaskan berbagai factor yang harus diperhatikan dalam Pemberdayaan Masyarakat ! - Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas.

- Mahasiswa mengikuti tes formatif. 4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:

Hasil tes formatif (perorangan) yang dilaksanakan selama 50 menit terakhir pada tahap ini.

C. KRITERIA PENILAIAN (10%):

- Keaktifan dalam diskusi kelompok - Hasil tes formatif perorangan

(19)

16

RUBRIK PENILAIAN KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (20%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 TOTAL

KRITERIA 2: Hasil tes formatif perorangan (80%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR Skor 80

(20)

17

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa SKS : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Pertemuan ke : 9-10

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

A. TUJUAN TUGAS:

Menjelaskan berbagai metdeo dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa

B. URAIAN TUGAS:

1. Obyek Garapan: Metode Pemberdayaan Masyarakat 2. Batasan yang harus dikerjakan:

- Ragam Metode Pemberdayaan

- Prinsip-Prnsip Pemilihan Metode Pemberdayaan 3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):

- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Permasalahan yang dibahas meliputi: 1) Jelaskan beberapa bentuk metode pemberdayaan ! (Minimal 3)

2) Jelaskan berbagai prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode Pemberdayaan Masyarakat ! - Hasil diskusi kelompok didiskusikan di kelas.

- Mahasiswa mengikuti tes formatif. 4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:

Hasil tes formatif (perorangan) yang dilaksanakan selama 50 menit terakhir pada tahap ini.

C. KRITERIA PENILAIAN (10%):

- Keaktifan dalam diskusi kelompok - Hasil tes formatif perorangan

(21)

18

RUBRIK PENILAIAN KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi (20%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 TOTAL

KRITERIA 2: Hasil tes formatif perorangan (80%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR Skor 80

(22)

19

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa SKS : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Pertemuan ke : 11-12

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

A. TUJUAN TUGAS:

Menyusun suatu draft rencana Pemberdayaan Masyarakat Desa.

B. URAIAN TUGAS:

1. Obyek Garapan: Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Program Permberdayaan Masyarakat Desa. 2. Batasan yang harus dikerjakan:

a. Model-Model Perencanaan b. Proses Perencanaan Program c. Monitoring Program

d. Evaluasi Program

3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):

- Mahasiswa mendiskusikan permasalahan yang sudah disusun dosen dalam kelompok kecil. Bahan diskusi ialah sebagai berikut: a) Jelaskan model-model perencanaan ?

b) Jelaskan proses perencanaan program ? c) Apa itu MONEV ?

- Mahasiswa secara kelompok menyusun sebuah contoh rencana program pemberdayaan masyarakat desa dari hasil diskusi kelompok !

- Mahasiswa mempresentasikan salah satu contoh rencana program pemberdayaan masyarakat desa hasil diskusi kelompok. - Mahasiswa menyusun makalah tentang topik yang dipresentasikan di atas.

4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:

Makalah Kelompok tentang sebuah rencana program Pemberdayaan Masyarakat Desa .

C. KRITERIA PENILAIAN (10%):

- Keaktifan dalam diskusi kelompok

- Kemampuan presentasi dan diskusi dalam kelompok - Kualitas makalah kelompok

(23)

20

RUBRIK PENILAIAN KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi dalam kelompok (30%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 20

TOTAL 30

KRITERIA 2: Kemampuan presentasi dan diskusi dalam kelompok 40%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Materi dan tayangan presentasi Sangat baik dan menarik

Baik dan menarik

Cukup baik dan menarik

Kurang baik dan menarik

Tidak baik dan menarik

5 Kemampuan presentasi Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik 15 Kemampuan dalam diskusi Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik 20

Total 40

KRITERIA 3: Kualitas makalah kelompok (30%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR Kelengkapan konsep Sangat lengkap (mampu mengembangkan

konsep secara optimal)

Lengkap (melebihi konsep minimal pada modul) Cukup lengkap (sesuai konsep minimal pada modul) Kurang lengkap (dibawah konsep minimal pada modul) Tidak lengkap (konsep tidak sesuai) 10 Ketepatan konsep Sangat tepat (sesuai dengan logika

ilmiah)

Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat

(24)

21 Ide baru dan

kreativitas

Sangat baik

(memunculkan beberapa ide baru)

Baik (memunculkan ide

baru)

Cukup baik (ide seperti pada

modul) Kurang baik (ide di bawah tuntutan modul) Tidak baik (miskin ide) 10 Total 30

(25)

22

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa SKS : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Pertemuan ke : 13-14

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

A. TUJUAN TUGAS:

Melakukan pemetaan social sebagai salah satu tahapan dalam memberdayakan masyarakat.

B. URAIAN TUGAS:

1. Obyek Garapan: Kuliah Lapangan 2. Batasan yang harus dikerjakan:

Melakukan pemetaan sosial dilokasi yang sudah ditentukan. 3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):

- Mahasiswa melaksanakan pemetaan social di wilayah yang sudah ditetapkan secara kelompok. Topik-topik yang dipilih antara lain:

1) Bagaimana kondisi masyarakat diwilayah itu? 2) Apa potensi yang dimiliki masyarakat!

- Kelompok mahasiswa mempresentasikan hasil pemetaan yang dilakukan - Kelompok mahasiswa menyusun laporan hasil pemetaan.

4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan: Laporan hasil kuliah lapangan

C. KRITERIA PENILAIAN (10%):

- Keaktifan dalam kuliah lapangan.

- Kemampuan presentasi dan diskusi dalam kelompok - Kualitas laporan hasil pemetaan yang dilakukan kelompok.

(26)

23

RUBRIK PENILAIAN KRITERIA 1:Keaktifan dalam survei (30%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 10 Keaktifan dalam mengumpulkan data Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 20

TOTAL 30

KRITERIA 2: Kemampuan presentasi dan diskusi dalam kelompok 40%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Materi dan tayangan presentasi

Sangat baik dan menarik

Baik dan menarik Cukup baik dan menarik

Kurang baik dan menarik

Tidak baik dan menarik

5 Kemampuan presentasi Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik 15 Kemampuan dalam

diskusi

Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik 20

Total 40

KRITERIA 3: Kualitas makalah kelompok (30%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR Kelengkapan konsep Sangat lengkap (mampu mengembangkan

konsep secara optimal)

Lengkap (melebihi konsep minimal pada modul)

Cukup lengkap (sesuai konsep minimal pada modul) Kurang lengkap (dibawah konsep minimal pada modul) Tidak lengkap (konsep tidak sesuai) 10

(27)

24 Ketepatan

konsep

Sangat tepat (sesuai dengan logika

ilmiah)

Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat

10

Ide baru dan kreativitas Sangat baik (memunculkan beberapa ide baru) Baik (memunculkan ide baru) Cukup baik (ide seperti pada

modul) Kurang baik (ide di bawah tuntutan modul) Tidak baik (miskin ide) 10 Total 30

(28)

25

FORMAT RANCANGAN TUGAS

Nama Mata Kuliah : Pemberdayaan Masyarakat Desa SKS : 3 (3-0)

Program Studi : Ilmu Politik Pertemuan ke : 15-16

Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik

A. TUJUAN TUGAS:

Melakukan pendampingan dalam sebuah program Pemberdayaan Masyarakat Desa

B. URAIAN TUGAS:

1. Obyek Garapan: Kuliah Lapangan 2. Batasan yang harus dikerjakan:

Melakukan pendampingan sosial salah satu program yang sudah ditentukan saat pemetaan sosial. 3. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):

- Mahasiswa melaksanakan pemetaan social di wilayah yang sudah ditetapkan secara kelompok. Topik-topik yang dipilih antara lain:

1) Bagaimana metode dan fungsi pendampingan yang akan dilakukan?

2) Bagaimana tanggapan masyarakat di wilayah itu terkait dengan metode pendampingan yang dilakukan ! - Kelompok mahasiswa mempresentasikan hasil pendampingan yang dilakukan

- Kelompok mahasiswa menyusun laporan hasil pendampingan. 4. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:

Laporan hasil kuliah lapangan

C. KRITERIA PENILAIAN (10%):

- Keaktifan dalam kuliah lapangan

- Kemampuan presentasi dan diskusi dalam kelompok.

- Kualitas laporan hasil pendampingan yang dilakukan kelompok.

(29)

26

RUBRIK PENILAIAN KRITERIA 1:Keaktifan dalam diskusi dalam kelompok (30%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Keaktifan mencari literatur Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 15 Keaktifan berdiskusi Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Tidak aktif 15

TOTAL 30

KRITERIA 2: Kemampuan presentasi dan diskusi dalam kelompok 40%)

DIMENSI Sangat Memuaskan (≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR

Materi dan tayangan presentasi

Sangat baik dan menarik

Baik dan menarik Cukup baik dan menarik

Kurang baik dan menarik

Tidak baik dan menarik

5 Kemampuan presentasi Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik 15 Kemampuan dalam diskusi Sangat baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik 20

Total 40

KRITERIA 3: Kualitas makalah kelompok (30%)

DIMENSI Sangat Memuaskan

(≥80) Memuaskan (65-79) Batas (55-64) Kurang Memuaskan (40-54) Di bawah standard (<40) SKOR Kelengkapan konsep Sangat lengkap (mampu mengembangkan

konsep secara optimal)

Lengkap (melebihi konsep minimal pada modul) Cukup lengkap (sesuai konsep minimal pada modul) Kurang lengkap (dibawah konsep minimal pada modul) Tidak lengkap (konsep tidak sesuai) 10 Ketepatan konsep Sangat tepat

(sesuai dengan logika ilmiah)

Tepat Cukup tepat Kurang tepat Tidak tepat

(30)

27

Ide baru dan

kreativitas

Sangat baik

(memunculkan beberapa ide baru)

Baik (memunculkan ide

baru)

Cukup baik (ide seperti pada

modul) Kurang baik (ide di bawah tuntutan modul) Tidak baik (miskin ide) 10 Total 30

(31)

28

GARIS BESAR MATERI PEMBELAJARAN

No. Pertemuan Materi Pembelajaran Garis Besar Materi Pembelajaran

1. 1 Penjelasan Umum Pelaksanaan Perkuliahan

Pertemuan membahas capaian pembelajaran, metode dan strategi dalam pembelajaran, evaluasi, serta tugas-tugas yang akan dicapai selama pembelajaran.

2. 2-3 Definisi Dan Konsep Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pertemuan ini akan membahas berbagai definisi dan konsep Pemberdayaan Masyarakat Desa, yang terdiri dari:

a. Konsep Dasar Pemberdayaan Masyarakat Desa b. Indikator Pemberdayaan

3. 4-6 Berbagai Pendekatan Dalam Pembangunan Masyarakat

Pertemuan ini akan membahas:

a. Improvement Approuch versus Transformation Approuch b. Pendekatan Proses versus Pendekatan Hasil Material c. Self Help Approuch versus Technocratic Approuch d. Pendekatan Uniformitas versus Pendekatan Variasi Lokal 4. 7-8 Strategi-Strategi

Pemberdayaan Masyarakat

Pertemuan ini akan membahas: a. Konsep Strategi

b. Faktor-Faktor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pemberdayaan Masyarakat 5. 9-10 Metode Pemberdayaan

Masyarakat

Pertemuan ini akan membahas:

a. Ragam Metode Pemberdayaan

b. Prinsip-Prinsip Pemilihan Metode Pemberdayaan 6. 11-12 Perencanaan, Monitoring,

dan Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat Desa

Pertemuan ini akan membahas: a. Model-Model Perencanaan b. Proses Perencanaan Program c. Monitoring Program

d. Evaluasi Program

7. 13-14 Kuliah Lapangan Kuliah lapangan ini bertujuan untuk melakukan pemetaan social sebagai salah satu tahapan dalam merencanakan program pemberdayaan masyarakat

8. 15-16 Kuliah Lapangan Kuliah lapangan ini bertujuan untuk mempraktekan metode pendampingan social sebagai salah satu cara dalam pemberdayaan masyarakat.

(32)

29 Lampiran 2. Rancangan Bahan Ajar

Materi Pertemuan 2 – 3

DEFINISI DAN KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pekerjaan sosial adalah aktivitas kemanusiaan yang sejak kelahirannya sekian abad lalu telah memiliki perhatian yang mendalam pada pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat yang lemah dan kurang beruntung (disadvantaged groups), seperti orang miskin, orang dengan kecacatan (ODK), komunitas adat terpencil (KAT).

Prinsip-prinsip pekerjaan sosial, seperti ’menolong orang agar mampu menolong dirinya sendiri’ (to help people to help themselves), ’penentuan nasib sendiri’ (self determination), ’bekerja dengan masyarakat’ (working with people) dan bukan ’bekerja untuk masyarakat’ (working for people), menunjukkan betapa pekerjaan sosial memiliki komitmen yang kuat terhadap pemberdayaan masyarakat.

Pekerjaan sosial adalah profesi yang populis dan tidak elitis. Bab ini membahas beberapa tema yang mencakup konsep pemberdayaan, kelompok lemah dan ketidakberdayaan, indikator keberdayaan, strategi pemberdayaan, serta tugas-tugas yang dapat dilakukan pekerja sosial dalam pemberdayaan masyarakat.

PEMBERDAYAAN

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ’power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.

Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. llmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol.

Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian di atas.

Kekuasaan tidak vakum dan terisolasi. Kekuasaan senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial antar manusia. Kekuasaan tercipta dalam relasi sosial. Karena itu, kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat berubah.

Dengan pemahaman kekuasaan seperti ini, pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang bermakna. Dengan kata lain, kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal:

1. Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun.

2. Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :

(33)

30

(a). Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan;

(b) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan; dan

(c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Beberapa ahli di bawah ini mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan (Suharto, 1997:210-224):

- Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung (lfe, 1995).

- Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpatisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang Iain yang menjadi perhatiannya (Parsons, et.aI., 1994).

- Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin, 1987).

- Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984).

Menurut lfe (1995:61-64), pemberdayaan memuat dua pengertian kunci, yakni kekuasaan dan kelompok lemah. Kekuasaan di sini diartikan bukan hanya menyangkut kekuasaan politik dalam arti sempit, melainkan kekuasaan atau penguasaan klien atas:

• Pilihan-pilihan personal dan kesempatan-kesempatan hidup: kemampuan dalam membuat keputusan-keputusan mengenai gaya hidup, tempat tinggal, pekerjaan. • Pendefinisian kebutuhan: kemampuan menentukan kebutuhan selaras dengan aspirasi

dan keinginannya.

• Ide atau gagasan: kemampuan mengekspresikan dan menyumbangkan gagasan dalam suatu forum atau diskusi secara bebas dan tanpa tekanan.

• Lembaga-Iembaga: kemampuan menjangkau, menggunakan dan mempengaruhi pranata-pranata masyarakat, seperti lembaga kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan.

• Sumber-sumber: kemampuan memobilisasi sumber-sumber Formal, informal dan kemasyarakatan.

• Aktivitas ekonomi: kemampuan memanfaatkan dan mengelola mekanisme produksi, distribusi, dan pertukaran barang serta jasa.

• Reproduksi: kemampuan dalam kaitannya dengan proses lahir perawatan anak, pendidikan dan sosialisasi.

Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

(34)

31

dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.

KELOMPOK LEMAH DAN KETIDAKBERDAYAAN

Tujuan utama pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat, khususnya kelompok Iemah yang memiliki ketidakberdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil). Guna melengkapi pemahaman mengenai pemberdayaan perlu diketahui konsep mengenai kelompok Iemah dan ketidakberdayaan yang dialaminya.

Beberapa kelompok yang dapat dikategorikan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi :

1. Kelompok Iemah secara struktural, baik lemah secara kelas, gender, maupun etnis. 2. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak dan remaja, penyandang cacat, gay

dan lesbian, masyarakat terasing.

3. Kelompok Iemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi dan/atau keluarga.

Kelompok-kelompok tertentu yang mengalami diskriminasi dalam suatumasyarakat, seperti masyarakat kelas sosial ekonomi rendah, kelompok minoritas etnis, wanita, populasi lanjut usia, serta para penyandang cacat, adalah orang-orang yang mengalami ketidakberdayaan. Keadaan dan perilaku mereka yang berbeda dari ’keumuman’ kerapkali dipandang sebagai ‘deviant’ (penyimpang). Mereka seringkali kurang dihargai dan bahkan dicap sebagai orang yang malas, Iemah, yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Padahal ketidakberdayaan mereka seringkali merupakan akibat dari adanya kekurangadilan dan diskriminasi dalam aspek-aspek kehidupan tertentu.

Menurut Berger dan Nenhaus dan Nisbet (Suharto, 1997), ’struktur -struktur penghubung’ (mediating structures) yang memungkinkan kelompok-kelompok Iemah mengekspresikan aspirasi dan menunjukkan kemampuannya terhadap lingkungan sosial yang lebih luas, kini cenderung melemah. Munculnya industrialisasi yang melahirkan spesialisasi kerja dan pekerjaan mobile telah melemahkan lembaga-lembaga yang dapat berperan sebagai struktur penghubung antara kelompok masyarakat lemah dengan (masyarakat luas. Organisasi-organisasi sosial, lembaga-lembaga keagamaan (mesjid, gereja), dan lembaga keluarga yang secara tradisional merupakan lembaga alamiah yang dapat memberi dukungan dan bantuan informal, pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan para anggotanya, cenderung semakin melemah peranannya. Oleh karena itu, seringkali system ekonomi yang diwujudkan dalam berbagai bentuk pembangunan proyek-proyek fisik, selain di satu pihak mampu meningkatkan kualitas hidup sekelompok orang, juga tidak jarang malah semakin meminggirkan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat.

Sennet dan Cabb (1972) dan Conway (1979) menyatakan bahwa ketidakberdayaan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti: ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan pengalaman

(35)

32

dalam arena politik, ketiadaan akses terhadap informasi, ketiadaan dukungan finansial, ketiadaan pelatihan-pelatihan, dan adanya ketegangan fisik maupun emosional (Suharto, 1997). Para teoritisi, seperti Seeman (1985), Seligman(1972), dan Learner(1986) meyakini bahwa ketidakberdayaan yang dialami oleh sekelompok masyarakat merupakan akibat dari proses internalisasi yang dihasilkan dari interaksi mereka dengan masyarakat. Mereka menganggap diri mereka sebagai Iemah, dan tidak berdaya, karena masyarakat memang rnenganggapnya demikian.

Seeman menyebut keadaan ini dengan istilah ’alienasi’. Sementara Seligman menyebutnya sebagai ‘ketidakberdayaan yang dipelajari' (learned helplessness), dan Learner menamakannya dengan istilah ‘ketidakberdayaan surplus’ (surplus powerlessness) (Suharto, 1997:212-213).

Learner lebih jauh menjelaskan konsep ’pentidakberdayaan’ ini sebagai proses dengan mana orang merasa tidak berdaya melalui pembentukan seperangkat pikiran emosional, intelektual dan spiritual yang mencegahnya dari pengaktualisasian kemungkinan-kemungkinan yang sebenarnya ada. Sebagai contoh, para penerima Bantuan Sosial Keluarga (AFDC/Aid for

Families with Dependent Children) merasa tidak berdaya untuk merubah program dan

bentuk-bentuk pelayanan AFDC. Mereka memiliki persepsi bahwa dirinya tidak mampu, tidak berdaya, atau bahkan tidak berhak untuk merubah program-program tersebut.

Menurut Kieffer (1984:9), ketidakberdayaan yang dipersepsi ini merupakan hasil dari pembentukan interaksi terus-menerus antara individu dan lingkungannya yang meliputi kombinasi antara sikap penyalahan-diri sendiri, perasaan tidak dipercaya, keterasingan dari sumber-sumber sosial dengan perasaan tidak mampu dalam perjuangan politik. Solomon (1979) melihat bahwa ketidakberdayaan dapat bersumber dari faktor internal maupun eksternal. Menurutnya, ketidakberdayaan dapat berasal dari penilaian diri yang negatif; interaksi negative dengan lingkungan, atau berasal dari blokade dan hambatan yang berasal dari Iingkungan yang lebih besar (Suharto, 19971213-214):

• Penilaian diri yang negatif. Ketidakberdayaan dapat berasal dari adanya sikap penilaian negatif yang ada pada diri seseorang yang terbentuk akibat adanya penilaian negatif dari orang lain. Misalnya wanita atau kelompok minoritas merasa tidak berdaya karena mereka telah disosialisasikan untuk melihatdiri mereka sendiri sebagai orang yang tidak memiliki kekuasaan setara dalam masyarakat.

• Interaksi negatif dengan orang lain. Ketidakberdayaan dapat bersumber dari pengalaman negatif dalam interaksi antara korban yang tertindas dengan sistem di luar mereka yang menindasnya. Sebagai contoh, wanita atau kelompok minoritas seringkali mengalami pengalaman negatif dengan masyarakat di sekitarnya. Pengalaman pahit ini kemudian menimbulkan perasaan tidak berdaya, misalnya rendah diri, merasa tidak mampu, merasa tidak patut bergabung dengan organisasi sosial di mana mereka berada.

• Lingkungan yang lebih luas. Lingkungan luas dapat menghambat peran dan tindakan kelompok tertentu. Situasi ini dapat mengakibatkan tidak berdayanya kelompok yang tertindas tersebut dalam mengekpresikan atau menjangkau kesempatan-kesempatan yang ada di masyarakat. Misalnya kebijakan yang diskriminatif terhadap kelompok gay atau lesbian dalam memperoleh pekerjaan dan pendidikan.

(36)

33

INDIKATOR KEBERDAYAAN

MenurutKieffer(1981), pemberdayaan mencakup tiga dimensi yang meliputi kompetensi kerakyatan, kemampuan sosiopolitik, dan kompetensi parrisipatif (Suharto, 1997:215). Parsons et.al. (1994:106)juga mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:

• Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan social yang lebih besar.

• Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan orang lain.

• Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih menekan (Parsons et.al., 1994:106).

Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara operasional, maka perlu diketahui berbagai indikator keberdayaan yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Sehingga ketika sebuah program pemberdayaan sosial diberikan, segenap upaya dapat dikonsentrasikan pada aspek-aspek apa saja dari sasaran perubahan (misalnyakeluarga miskin) yang perlu dioptimalkan. Schuler, Hashemi dan Riley ‘mengembangkan delapan indikator pemberdayaan, yang mereka sebut sebagai empowerment index atau indeks pemberdayaan (Suharto, 2004). Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis. Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimensi kekuasaan, yaitu: ’kekuasaan di dalam’ (power within), ‘kekuasaan untuk’ (power to), ‘kekuasaan atas’ (power over), dan ’kekuasaan dengan’ (power with).

1. Kebebasan mobilitas: kemampuan individu untuk pergi ke luar rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas med bioskop, rumah ibadah, ke rumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian. 2. Kemampuan membeli komoditas kecil kemampuan individu untuk membeli

barang-barang kebutuhan keluarga sehari~hari (beras, minyak tanah, minyak goreng, bumbu); kebutuhan dirinya (minyak rambut, sabun mandi, rokok, bedak, sampo). lndividu dianggap mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya; terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan uangnya sendiri.

3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu untuk membeli barang-barang sekunder atau tersier, seperti lemari pakaian, TV, radio, koran, majalah, pakaian keluarga. Seperti halnya indicator di atas, poin tinggi diberikan terhadap individu yang dapat membeli keputusan sendiri tanpa meminta ijin pasangannya.

4. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputuan rumah tangga: mampu membuat keputusan secara sendiri maupun bersama suami/istri mengenai keputusan-keputusan keluarga, misalnya mengenai renovasi rumah, pembelian kambing untuk diternak, memperoleh kredit usaha.

5. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga: responden ditanya mengenai apakah dalam satu tahun terakhir ada seseorang (suami, istri, anak, mertua) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa ijinnya; yang melarang mempunyai anak; atau melarang bekerja luar rumah.

(37)

34

6. Kesadaran hukum dan politik mengetahui nama salah seorang pemerintah desa/kelurahan; seorang anggota DPRD setempat; presiden; mengetahui pentingnya memiliki surat nikah dan hokum hukum waris.

7. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes: seseorang dianggap berdaya’ jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain melakukan protes, misalnya, terhadap suami yang memukulis tri yang mengabaikan suami dan keluarganya; gaji yang tidak adil; penyalahgunaan bantuan sosial; atau penyalahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai pemerintah.

8. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga memiliki rumah, tanah, asset produktif, tabungan. Seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika ia memiliki aspek-aspek tersebut secara sendiri atau terpisah dari pasangannya.

Parsons et.al. (1994:1 12-1 13) menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada Iiteratur yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu-lawan-satu antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongant perseorangan.

Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual; meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain di Iuar dirinya.

Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga azas atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.

1. Azas Mikro.

Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai Pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered approach).

2. Azas Mezzo.

Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien. Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Azas Makro.

Pendekatan ini disebutjuga sebagai Strategi Sistem Besar(large-system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada system lingkungan yang lebih Iuas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.

(38)

35

LAMPIRAN 3 : SERTIFIKAT – SERTIFIKAT TERKAIT 1. SERTIFIKAT AA

(39)

36

3. SERTIFIKAT WORKSHOP PENYUSUNAN MODUL E – LEARNING

(40)

37

(41)

38 LAMPIRAN 4 : Tim Penyusun

TIM PENGUSUL Ketua

1. Nama lengkap (gelar) Franky Robert Donovan Rengkung, SIP, MA

2. Jenis Kelamin Lelaki 3. Jabatan Fungsional Lektor

4. NIP/NIK Identitas lainnya 19700419 200501 1 001

5. NIDN 0019047002

6. Tempat tanggal lahir Jakarta 19 April 1970

7. e-mail Franky_rengkung@yahoo.com 8. Nomor tlp / hp 081311100340

9. Alamat kantor FISIP Unsrat jl. Kampus Bahu Manado 95115 10. Nomor tlp / fax -

11. Mata Kuliah yang diampu 1. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional 2. Pengantar Ilmu Politik

3. Politik Internasional 4. Sistem Perwakilan Politik 5. Etika Dan Perilaku Politik

6. Kekuatan – Kekuatan Politik Di Indonesia 7. Pemberdayaan Masyarakat Desa

(42)

39 LAMPIRAN 5 : Rencana Penganggaran

No. Komponen Pembiayaan Usulan Biaya

(Rp)

1. Pembelian Bahan Habis Pakai (ATK, Kertas, Tinta, Printer, cartridge, fotocopy, Penjilidan, flashdisck, pulsa, kuota internet, dsb)

3.500.000,-

2. Biaya Perjalanan Survey/Penelitian, Konsumsi, dsb. 4.000.000,-

3. Biaya Cetak 7.500.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban dinamik terhadap kestabilan frekuensi dan tegangan pada sistem interkoneksi Sulselbar yang selanjutnya menentukan umpan

Hasil yang dilakukan oleh penulis adalah menerapkan aplikasi berbasis website untuk mempermudah pembeli atau user untuk melakukan pembelian barang kerajinan tembaga atau

selama melakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana penipuan perekrutan tenaga kerja Indonesia ilegal adalah

Aplikasi Web E-commerce pada Inkubator Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya adalah sebuah perangkat lunak e-commerce yang terdiri dari kumpulan perintah-perintah yang

Menurut penelitian terbaru, ada sejumlah kasus obesitas yang berbahaya bagi otak. Seperti yang dilansir dari My Health News Daily, bahwa obesitas dapat

Berdasarkan Peraturan Bupati Ciamis Nomor 42 Tahun 2016 mengenai Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Unsur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan

Untuk memvisualisasikan huruf atau angka melalui webcam menggunakan acuan warna yang diklasifikasikan dengan metode L*a*b* color space berdasarkan karakteristik warna

Berangkat dari teori Aaron Beck dan teori depresi dari pakar psikologis lain yang mendukung penelitian inilah penulis akan menganalisis penyebab gangguan psikologis dan