SISTEM BILANGAN REAL
Purnami E. Soewardi
Direktorat Pembinaan Tendik Dikdasmen Ditjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Himpunan Bilangan Asli (N)
Bilangan asli adalah bilangan yangpertama kali dikenal dan digunakan oleh manusia dalam kebutuhannya untuk
membilang
Himpunan Bilangan Cacah
Himpunan bilangan cacah adalah himpunan bilangan asli digabung dengan nolHimpunan Bilangan Bulat (Z)
Himpunan bilangan bulat adalah
gabungan antara himpunan bilangan asli dan negatif bilangan asli, dan nol
Himpunan Bilangan
Rasional
Bilangan rasional atau bilangan pecahan adalah bilangan yang didefinisikan sebagai
a
/b
;a
dinamakan pembilang,b
dinamakan penyebut;
a
,b
Z;b
0.Himpunan bilangan pecahan =
, 5 4 , 3 1 , 2 1 , 0 , 2 1 ,
Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
a
/b
, dengana
,b
Z, danb
0Himpunan bilangan irrasional =
,log15, 8, 2 1 , 0 , 3 ,
Himpunan Bilangan Real (R)
Himpunan bilangan real adalah gabungan dari himpunan bilangan rasional dan irrasional.
Bilangan real biasanya direpresentasikan sebagai sebuah garis bilangan
Himpunan Bilangan Real (R)
0 1 2 -1 - 2 2 3 2 4 3 log7 2 -1 - 2 2 3 4 3 Himpunan Bilangan Real
adalah Medan
Himpunan bilangan real adalah suatu medan
(field). Hal ini berarti:
Himpunan bilangan real dengan operasi penjumlahan membentuk grup komutatif. Himpunan bilangan real tanpa elemen nol, dengan operasi perkalian membentuk grup komutatif.
Grup
Himpunan A dengan suatu operasi # adalah suatu grup apabila dipenuhi aksioma-aksioma:
1. A ≠ Ø
2.Tertutup terhadap operasi #
3.Berlaku sifat asosiatif terhadap operasi #
4.Mempunyai identitas terhadap operasi #
5.Setiap elemen di A mempunyai invers
;
Grup Komutatif:
1. sebab 0 .2. Tertutup terhadap operasi penjumlahan (+): Misalkan a,b sebarang, maka a b.
3. Berlaku sifat asosiatif terhadap operasi penjumlahan:
Misalkan a ,,b c sebarang, maka a b c a b c. 4. Mempunyai elemen identitas terhadap operasi penjumlahan,
yaitu nol (0):
;
Grup Komutatif:
5. Setiap elemen di mempunyai balikan (invers) terhadap operasi penjumlahan:
Misalkan a sebarang, maka terdapat a edemikian sehingga a
a a a 0 .6. Selanjutnya, ; adalah grup komutatif, karena: Misalkan a,b sebarang, maka a b b a.
0
;
x
\
Grup Komutatif:
1.
sebab
1
.
2. Tertutup terhadap operasi perkalian (x):
Misalkan a,b sebarang, maka a x b .
3. Berlaku sifat asosiatif terhadap operasi perkalian:
Misalkan a ,,b c sebarang, maka a
bxc
axb
c.4. Mempunyai elemen identitas terhadap operasi perkalian, yaitu satu (1):
0
;
x
\
Grup Komutatif:
5. Setiap elemen di mempunyai balikan (invers) terhadap operasi perkalian:
Misalkan a sebarang, maka terdapat a1 sedemikian sehingga a x
a1 a1 x a 1.6. Selanjutnya, ;x adalah grup komutatif, karena: Misalkan a,b sebarang, maka a x b b x a .
Hukum Distributif:
Misalkan a ,,b c sebarang, maka dipenuhi:
b
c
ab
ac
Latihan Grup
1. Pandang :
Buktikan bahwa (M; + ) adalah suatu grup!
a b c d R d c b a , , , A M
Latihan Grup
2. Pandang :
Buktikan bahwa (P; x ) adalah suatu grup!
m nm
n
Z
2
3
,
Latihan Grup
3. Lengkapilah Tabel Cayley berikut ini :
*
a
b
c
a
b
b
c
Latihan Grup
*
a
b
c
a
a
b
c
b
b
c
a
Latihan Grup
4. Pandang pemetaan :
αa,b : R R
x ax + b
S = { αa,b | a,b Є R }
Definisikan operasi komposisi ( o ) dengan :
(αa,b o αc,d )(x) = αa,b (αc,d (x)) = αa,b (cx+d) = a(cx+d)+b = acx+(ad+b) = αac,(ad+b) (x)
untuk setiap x Є R dan setiap αa,b , αc,d Є S
Sifat-sifat Urutan
1. Trikotomi:
Misalkan a,b, maka pasti berlaku satu diantara yang berikut ini:
b
a atau a b atau a b. 2. Ketransitifan:
Misalkan a ,,b c. Jika a bdan b c, maka a . c
3. Penambahan:
Misalkan a ,,b c. Maka: a b ac bc. 4. Perkalian:
Misalkan a ,,b c. Jika c 0, maka a b ac bc. Jika c 0, maka a b ac bc.
Himpunan Penyelesaian
Pertidaksamaan
Himpunan penyelesaian dari suatu
pertidaksamaan adalah himpunan yang elemennya terdiri dari semua elemen di himpunan bilangan real yang memenuhi pertidaksamaan tersebut.
Nilai Mutlak
0 jika 0 jika : sebagai kan didefinisi , oleh dinyatakan real bilangan suatu mutlak Nilai x x x x x x xSifat-sifat Nilai Mutlak
1. ab a b 2. b a b a 3. a b a b ( ketaksamaan segitiga) 4. a b a bSifat-sifat Nilai Mutlak
1. a 2 a
2. a 2 a2
Dengan menggunakan
ketaksamaan segitiga,
buktikan:
b
a
b
a
Pertidaksamaan yang
Menyangkut Nilai Mutlak
a
x
a
x
a
x
a
x
a
a
x
atau
Latihan
Carilah himpunan penyelesaian pertidaksamaan - pertidaksamaan berikut dan perlihatkan grafik himpunan penyelesaiannya! 1. 3x2 x 2 0 2. 0 2 1 x x 3. 1 2 5 2 x x 4.
x 1
x 1
2 x 3
0 5. 2 6 3 x 6. 2 5 1 x 7. 2x 5 x 4 8. 3x 1 2 x 6Operasi-operasi pada
Bilangan Real
Operasi Penjumlahan
Operasi Pengurangan
Operasi Perkalian
Operasi Pembagian
Operasi Penjumlahan &
Pengurangan
Pada Bilangan Bulat
4
10
6
4
11
15
32
19
13
Operasi Penjumlahan &
Pengurangan
Pada Bilangan Pecahan
i) Jika penyebutnya sama, maka a,b,c,d sebarang berlaku:
c b a c b c a c b a c b c a Contoh: 5 4 5 3 1 5 3 5 1 6 4 6 1 5 6 1 6 5
Operasi Penjumlahan &
Pengurangan
Pada Bilangan Pecahan
ii) Jika penyebutnya tidak sama, maka a,b,c,d sebarang berlaku :
bd bc ad d c b a bd bc ad d c b a Contoh: 21 29 21 15 14 7 3 5 3 7 2 7 5 3 2 45 17 45 10 27 9 5 5 2 9 3 9 2 5 3
Operasi Penjumlahan &
Pengurangan
Pada Bilangan Irrasional
i) Menyederhanakan bentuk akar
b
a
ab
x
Contoh:
3
8
3
8
24
Operasi Penjumlahan &
Pengurangan
Pada Bilangan Irrasional
ii) Menjumlahkan dan mengurangkan bentuk akar
a c b c
a b
c a c b c
a b
cContoh:
2 6 3 6
2 3
6 5 6Operasi Perkalian Pada
Bilangan Bulat
Misalkan a,b a
x
b
ab
a x
b
ab
a x b
ab
a x b abOperasi Pembagian
Pada Bilangan Bulat
Misalkan a,b ; b 0 b a b a : b a b a : b a b a : b a b a x
Operasi Perkalian & Pembagian
Pada Pecahan
Misalkan a,b,c,d ab b a 1 1 x 1 , dengan a 0 dan b 0 bd ac d c b a x , dengan b 0 dan d 0 bc ad c d b a d c b a x : , dengan b 0, c 0, dan d 0 Contoh: 20 1 5 4 1 5 1 x 4 1 15 8 5 3 4 2 5 4 x 3 2 20 18 5 4 6 3 5 6 x 4 3 6 5 : 4 3 Operasi Perkalian Pada
Bilangan Irrasional
i) Perkalian bentuk akar Misalkan a,b,c,d a b x c d
a x c
bd a x a a2 a Contoh: 2 7 x 5 6 2 x 5 7 6 10 42 3 x 3 32 3Operasi Perkalian Pada
Bilangan Irrasional
ii) Merasionalkan penyebut suatu pecahan Misalkan a ,,b k b a = b a x b b = 2 b b a = b b a b a k = a b k x a b b a = b a b a k 2 ) ( b a k = a b k x a b b a = b a b a k ) (
Operasi Perkalian Pada
Bilangan Irrasional
Contoh: 7 7 3 7 7 3 7 7 7 3 7 3 2
5 2 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 2
3 5 2 3 5 2 5 2 3 5 2 5 2 5 2 3 5 2 3 Operasi Perkalian Pada
Bilangan Berpangkat
Misalkan : a,b,m,n ; a 0; b 0; m 0; n 0; m n an bn
a b n am an amn
am n amn a0 1 n m a a n m Operasi Pembagian Pada
Bilangan Berpangkat
Misalkan a,b,m,n ; a 0; b 0; m 0; n 0; m n m m a a 1 m n n m a a a n n n b a b a Persamaan Eksponen
Bentuk umum persamaan eksponen:
a f
x g
xaf x g x dengan a ; a 0.
Contoh:
Sederhanakan bentuk berikut: o
32a2
3 3a3a5
4
14 10 20 12 6 4 6 20 12 6 4 6 4 5 4 3 4 3 2 3 2 4 5 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 a a a a a a a a a a a Logaritma
Misalkan a,b,c,d ; b 0 ac b a logb c alog1 0 aloga 1 alogan n alogbn n alogbLogaritma
a b a c c b a log log log a alog b b a b b t t a log loglog , t bilangan sembarang
a b b a log 1 log b b a b c d a d
Persamaan Logaritma
Bentuk umum:
x g
x f
x g
x f a a log log Contoh: Sederhanakan bentuk berikut:
o .... 3 log 20 log 27 log 15 log 36 log 3 3 3
0 5 log 4 log 3 1 5 log 2 4 log 5 4 log 3 log 5 3 log 3 4 log 3 log 20 log 27 log 15 log 36 log 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 Mengubah Bentuk
Pecahan Menjadi Bentuk
Desimal
Mengubah Bentuk Pecahan Menjadi Bentuk Desimal
Contoh : 0,4 5 2 = … 5 2 0 20 20 0
Mengubah Bentuk
Desimal Menjadi Bentuk
Pecahan
Contoh :
0,2 =
10
2
=
5
1
Mengubah Bentuk
Desimal Menjadi Bentuk
Persen
Pengubahan bentuk desimal menjadi bentuk persen dilakukan dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan 100 %.
Contoh :
Mengubah Bentuk
Persen Menjadi Bentuk
Desimal
Pengubahan bentuk persen menjadi bentuk desimal dilakukan dengan cara mengganti tanda persen (%) menjadi perseratus, kemudian menjadi desimal.
Contoh : 10 % = 100 10 = 10 1 = 0,1
Mengubah Bentuk
Pecahan menjadi
Bentuk Persen
Pengubahan bentuk pecahan menjadi bentuk persen
dilakukan dengan cara mengalikan bilangan itu dengan 100 %. Contoh : 2 1 = 2 1 x 100 % = 2 100 % = 50 %
Mengubah Bentuk
Persen Menjadi Bentuk
Pecahan
Pengubahan bentuk persen menjadi bentuk pecahan dapat dilakukan dengan mengganti tanda % menjadi perseratus.
Contoh : 10 % = 100 10 = 10 1
Aplikasi Persen pada
Bidang Bisnis
Contoh:
Seorang pedagang menjual barang dengan harga Rp. 500.000,00 dan memperoleh keuntungan 25 %.
Aplikasi Persen pada
Bidang Bisnis
Jawab:
Untung = penjualan – pembelian Misalkan : Pembelian = x % untung = pembelian pembelian penjualan x 100 % 25 % = x x) 000 . 500 ( x 100 % 25 x = (500.000 – x) 100 25 x = 50.000.000 – 100x 125 x = 50.000.000 x = 400.000
Jadi besar modal yang dibutuhkan pedagang tersebut sebesar Rp 400.000,00.
Perbandingan (Skala)
Perbandingan dua besaran dapat dilakukan
apabila keduanya sejenis, artinya kedua
besaran itu mempunyai satuan ukuran
yang sama, misalnya
Perbandingan (Skala)
Volume (liter) Harga (rupiah) 1 (misal = a) 2 3 4 (misal = b) 5 700 (misal = c) 1.400 2.100 2.800 (misal = d) 3.500Peta dan model berskala
Penyelesaian soal-soal mengenai peta dan model berskala
dapat diselesaikan dengan menggunakan perbandingan senilai. Contoh:
1. Jarak antara Jakarta dan Solo dalam peta adalah 5 cm. Peta tersebut memiliki perbandingan 1 : 12.000.000.
Berapakah jarak antara Jakarta dengan Solo yang sebenarnya? Jawab:
Jarak 1 cm peta = 12.000.000 cm jarak sebenarnya (js). Jarak 5 cm peta = 5 x 12.000.000 = 60.000.000 cm js. Jadi, jarak antara Jakarta dengan Solo yang sebenarnya adalah 600 km.
Desimal
Setiap bilangan rasional dapat ditulis dalam bentuk desimal.
5 , 0 2 1 375 , 0 8 3 181818 , 1 11 13 71428571 4285714285 , 0 7 3
Desimal
Bilangan-bilangan rasional juga dapat ditulis dalam bentuk desimal.
4142135623 , 1 2 7320508075 , 1 3 1415926535 , 3
0383644 0,77815125 6 log Desimal
Jadi, bilangan rasional dapat dituliskan sebagai suatu desimal berulang. Kebalikan dari pernyataan ini juga benar, yaitu setiap desimal yang berulang menyatakan suatu bilangan rasional.
136136136 , 0 x 1000 x 136,136136 0,136136 136136 , 136 1000x x 136 999 x 999 136 x .
Desimal dan Kerapatan
Secara umum, pertama-tama kita kalikan suatu desimal berulang x dengan 10m jika desimal tersebut berulang dalam
suatu pola yang terdiri dari m angka.
Bilangan irrasional ditulis dalam bentuk desimal yang tidak berulang menurut suatu pola. Suatu desimal yang tidak berulang pasti menyatakan suatu bilangan irrasional.
Kerapatan
Diantara dua bilangan real sebarang yang berlainan x dan y, terdapat suatu bilangan real lain (misalnya
2
y x
z ,
adalah bilangan pertengahan antara x dan y ). Karena di antara setiap dua bilangan real yang berlainan terdapat bilangan real lain, maka diantara setiap dua bilangan real yang berbeda terdapat tak berhingga banyaknya bilangan real lainnya.
Kerapatan
Sebagai contoh, kita akan mencari bilangan rasional dan irrasional di antara:
31234158 , 0 x dan y 0,31234200 :
Misalkan bilangan itu adalah bilangan rasional z 0,31234160000 dan bilangan irrasional w 0,3123416010010001.