PENGARUH BANYAKNYA TUGAS TERHADAP KESEHATAN MAHASISWA ITERA
Fajar Dharma Mulya, Khosyi Mailisa Putri, dan Safira Ramadhanti
Arsitektur Lanskap, Arsitektur, Institut Teknologi Sumatera, Jalan Terusan Ryacudu, Way Hui, Kec. Jati Agung , Lampung Selatan, Lampung, Indonesia
email: [email protected],
[email protected], [email protected]
ABSTRAK
Banyaknya tugas terhadap mahasiswa sudah menjadi hal yang lumrah ketika seseorang menjalani perkuliahan di perguruan tinggi. Banyaknya tugas sedikit besarnya memberikan pengaruh terhadap kesehatan mahasiswa, terutama mahasiswa Institut Teknologi Sumatera yang membutuhkan waktu dan energi. Apakah mahasiswa ITERA peduli dengan kesehatan menjadi pertanyaan. Selain melaksanakan tugas dengan baik dan tepat waktu, sebagai mahasiswa kita perlu menjaga kesehatan. Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan. Kesehatan tidak hanya secara fisik atau yang terlihat dari luar, tetapi kesehatan jiwa/mental juga merupakan aspek penting pula dalam kesehatan. Ditambah dengan kondisi pandemi saat ini yang membuat aktivitas belajar menjadi daring juga ikut serta dalam penyebab banyaknya tugas kuliah mahasiswa saat ini dan mengurangi intensitas interaksi sosial mahasiswa. Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh banyaknya tugas terhadap kesehatan mahasiswa ITERA. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan cara mengambil data melalui kuesioner dan wawancara secara langsung. Dari data yang telah kami peroleh dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata waktu tidur mahasiswa ITERA sebelum dan sesudah masuk kuliah menurun dan banyak mahasiswa merasa pola makan dan tidurnya terganggu karena banyaknya tugas kuliah.
kata kunci: mahasiswa, kesehatan, tugas PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan tidak hanya tentang kesehatan fisik atau yang terlihat dari luar, tetapi juga kesehatan jiwa atau mental. Kesehatan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Semua orang ingin hidup dalam keadaan yang sehat karena dengan tubuh yang sehat secara jasmani dan rohani, manusia dapat hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari, serta meningkatkan kualitas hidup baik secara sosial maupun ekonomi. Begitu juga dengan mahasiswa yang membutuhkan fisik dan mental yang baik dalam menjalani perkuliahan dengan lancar.
Akan tetapi, kesehatan masih sering kali disepelekan oleh mahasiswa. Banyaknya tugas juga menjadi faktor utama mahasiswa tidak dapat menjaga pola makan, tidur, dan sosial dengan baik sehingga banyak mahasiswa yang pola makan dan tidurnya terganggu karena sibuk menjalani perkuliahan dan menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang diberikan. Tak jarang mahasiswa mengalami stres akibat banyaknya tugas kuliah yang mengakibatkan pola makan dan tidur mahasiswa terganggu.
Mahasiswa merupakan seseorang yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Keinginan mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan tinggi dilatarbelakangi oleh cita-cita. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut mahasiswa untuk belajar mengembangkan dirinya
agar tidak tertinggal jauh. Mahasiswa tidak bisa mendapatkan hasil maksimal dalam pendidikan dan karirnya jika hanya mengandalkan ilmu dari kuliah saja karena banyak materi dan pengetahuan lainnya dari luar perkuliahan yang bukan dalam bentuk teori. Mahasiswa dikenal erat kaitannya dengan tugas. Tugas merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa ITERA, mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas berkemungkinan mendapatkan nilai yang rendah dan akibat dari nilai yang rendah dapat berdampak kepada kelulusan mahasiswa.
Akan tetapi, hal ini menyebabkan banyak mahasiswa yang akhirnya tidak sadar akan kesehatannya yang penting hingga memilih makan makanan instan dan jarang berolahraga. Ditambah adanya pandemi COVID-19 saat ini yang berdampak juga pada mengurangnya aktivitas interaksi sosial mahasiswa ikut mengakibatkan stres yang dialami oleh mahasiswa. Tugas merupakan hal yang harus dikerjakan oleh mahasiswa atas perintah dosen agar mendapat nilai. Dikutip seorang psikolog pendidikan dari LPT Universitas Indonesia menyebutkan bahwa jika mahasiswa diberikan tugas dengan durasi belajar tepat, hal tersebut akan memiliki banyak sisi positif dan juga mahasiswa dapat membagi waktu secara lebih efisien serta dapat mengulas pelajaran-pelajaran sebelumnya.
Namun, maraknya pemberian tugas yang tidak sesuai porsinya memiliki sisi negatif. Tugas yang terlalu banyak berpotensi membuat mahasiswa tertekan sehingga mengakibatkan mahasiswa tidak menyukai pelajaran tersebut karena kelelahan dan bosan. Selain itu, banyaknya tugas bisa menyebabkan penurunan kesehatan, terutama ketika tugas diberikan secara mendadak dan berdekatan dengan tugas lainnya sehingga dapat menyebabkan pola makan dan tidur mahasiswa terganggu. Di sisi lain, tubuh membutuhkan asupan oksigen yang cukup melalui pembuluh darah dan apabila tidur tidak cukup, hal tersebut dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah serta berdampak pada mental dan daya tubuh yang melemah karena cenderung bergerak pasif dan berdampak terhadap sifat malas yang mengakibatkan malas mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban mahasiswa.
Oleh karena itu, hal-hal ini melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Banyaknya Tugas Terhadap Kesehatan Mahasiswa ITERA”. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh banyaknya tugas terhadap kesehatan mahasiswa ITERA. Kedua, mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan mahasiswa ITERA mengalami kesehatan yang terganggu secara fisik maupun mental akibat dari banyaknya tugas. Terakhir, untuk mengetahui dampak dari terganggunya kesehatan mahasiswa ITERA secara fisik maupun mental.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa atas kesehatan dan bagaimana mahasiswa seharusnya dalam mengerjakan tugas dengan baik tanpa harus mengorbankan pola makan dan tidur terganggu karena dari penelitian ini kita dapat mengetahui kemampuan manajemen waktu, kesehatan akibat dari banyaknya tugas, dan banyaknya pemberian tugas terhadap mahasiswa yang dapat menjadi acuan dan evaluasi untuk sistem pembelajaran yang lebih baik dan meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan pada mahasiswa. Kesehatan merupakan hal yang penting bagi manusia, khususnya mahasiswa. Ilmu-ilmu yang dipelajari saat perkuliahan akan menjadi tidak berguna nantinya jika mahasiswa tidak memiliki tubuh yang sehat baik jiwa maupun raga dan dapat berdampak pada
generasi pemimpin-pemimpin negara. Maka dari itu, kesadaran dalam menjaga kesehatan sangat penting sejak dini.
TEORI DAN METODE Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah sebuah sumber daya yang dimiliki semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai. Kesehatan tidak hanya terfokus pada fisik yang bugar, tetapi juga meliputi jiwa yang sehat dimana individu dapat bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan (Brook, 2017). Kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya yang berarti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi (Notoatmodjo, 2005). Menurut Kemenkes yang tertulis di UU No. 23 tahun 1992, kesehatan merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota tubuh, sosial, dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan yang berarti yang terdapat kesinambungan antara kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang, termasuk dalam melakukan interaksi dengan lingkungan. Menurut (Perkins, 1938), seorang ahli medis, kesehatan merupakan keseimbangan yang dinamis antara fungsi dan bentuk tubuh dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar yang memengaruhi kedua elemen tersebut. Dari beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesehatan berarti kondisi seseorang dengan jiwa dan raga yang baik sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dan mencapai tujuan hidup.
Jenis-Jenis Kesehatan
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebutkan bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani, rohani, dan sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib disyukuri dengan cara mengamalkan segala ajaran-Nya. Menurut (Brook, 2017), kesehatan adalah sebuah sumber daya yang dimiliki semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai. Kesehatan tidak hanya tentang terfokus fisik yang baik, tetapi juga meliputi jiwa yang sehat sehingga seseorang dapat beraktivitas dengan baik dan lancar. Kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sehat juga merupakan keadaan dari kondisi fisik yang baik, mental yang baik, dan juga kesejahteraan sosial, tidak hanya merupakan ketiadaan dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1948). Adapun jenis-jenis kesehatan, antara lain;
1. Kesehatan tubuh atau fisik
Kesehatan fisik adalah keadaan dimana organ-organ atau bagian tubuh seseorang dapat berfungsi dengan baik tanpa merasakan adanya rasa sakit. Kesehatan fisik ditandai dengan kondisi tubuh yang bugar dan organ-organ tubuh yang berfungsi dengan normal sehingga seseorang dapat beraktivitas dengan normal. Kesehatan tubuh atau fisik dapat dijaga dengan melakukan olahraga yang rutin setiap harinya, menjaga pola makan yang sehat, serta waktu tidur yang cukup.
2. Kesehatan jiwa atau mental
Kesehatan mental adalah suatu keadaan seseorang tidak memiliki perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan
dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya (Pieper&Uden, 2006). Berbeda dengan kesehatan fisik, kesehatan fisik bisa didapatkan dengan lebih mudah, sedangkan kesehatan mental biasanya hanya bisa didapat oleh orang-orang yang mempunyai kestabilan emosi, jiwa yang bersih, serta tidak mempunyai banyak permasalahan dalam hidupnya. Kesehatan mental mencakup tiga komponen, yaitu pikiran yang positif, emosional, dan spiritual.
a. Pikiran
Pikiran yang positif sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan jiwa seseorang. Pikiran positif akan menuntun seseorang untuk berperilaku yang baik serta membantu untuk bersikap baik dalam mengatasi permasalahan. Manfaat yang bisa didapat dengan berpikir positif, yaitu lebih mudah melawan stres, dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung, mempercepat masa pertumbuhan, dan dapat meningkatkan kesehatan pada lansia (Adrian, 2018).
b. Emosional
Kesehatan emosional dapat memungkinkan seseorang untuk bekerja secara positif setiap hari dan dapat membantu untuk mengurangi stres. Kesehatan emosional juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Seseorang dapat mengetahui dirinya mempunyai kesehatan emosional yang baik dengan cara memperlakukan orang lain dengan baik, olahraga dan menjaga pola makan yang teratur, mudah memaafkan dan memperbaiki hubungan yang buruk, lebih fleksibel atau mudah beradaptasi dengan keadaan di lingkungannya, lebih menghargai pengalaman ketimbang hal yang berbau material, memahami emosi dalam dirinya, merasa bersyukur, terbuka dengan pengalaman baru, serta memiliki prinsip pentingnya pengembangan diri.
c. Spiritual
Spiritual yang sehat dapat dilihat dari cara seseorang mengekspresikan rasa bersyukur, pujian, dan kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kesehatan spiritual juga dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Kesehatan spiritual memiliki hubungan dengan dimensi lainnya, seperti fisik, sosial, psikologis, dan kultural. Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan di atasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi. Spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan, pengembangan dari nilai-nilai, dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi (Hanafi & Djuariah, 2005).
Pengertian Stres
Menurut Charles D. Speilberger, stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya objek dalam lingkungan atau sesuatu stimulus yang secara objektif berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan, dan gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang (Donsu, 2017), sedangkan menurut (Richard, 2010), stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa tersebut pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Stres adalah suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima tekanan (Dilawati, 2010). Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang
dalam bentuk mengekalkan jalinan 10 perhubungan, memenuhi harapan keluarga, dan untuk pencapaian akademik (Syahabuddin, 2010). Berdasarkan teori para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa stres adalah suatu peristiwa yang bersifat negatif atau berdampak buruk yang dapat mengancam dan membahayakan individu, termasuk mahasiswa.
Pentingnya Kesehatan Mahasiswa
Kesehatan mahasiswa sangat terkait dengan kesehatan mental. Untuk mengetahui apakah seseorang terganggu mentalnya atau tidak bukanlah hal yang mudah karena tidak mudah diukur, diperiksa ataupun dideteksi dengan alat-alat ukur seperti halnya dengan kesehatan jasmani atau badan (Daradjat, 2001). Hal ini berarti menyatakan bahwa kesehatan mental adalah relatif, yaitu tidak terdapat batas-batas yang tegas antara wajar dan menyimpang. Akibatnya, tidak ada batas yang tegas antara kesehatan mental dengan gangguan kejiwaan. Hal ini menyebabkan kesehatan mental mahasiswa sering kali disepelekan. Meskipun demikian, ada beberapa ahli yang berusaha merumuskan tolok ukur kesehatan mental seseorang. Sadli (Bastaman, 1995), mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa, yakni:
1. Orientasi Klasik: Seseorang dapat dianggap sehat bila ia tidak memiliki keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat yang mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari.
2. Orientasi penyesuaian diri: Seseorang dapat dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain dan lingkungan sekitarnya.
3. Orientasi pengembangan potensi: Seseorang dapat dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Metode Penelitian
Tugas yang telah diberikan oleh dosen tentu memberi pengaruh terhadap pembelajaran mahasiswa. Selain menjadi kewajiban, mahasiswa juga dituntut memiliki fisik dan mental yang baik dalam menjalani perkuliahan dengan lancar. Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan sangat penting untuk membantu penulis mengetahui apa saja pengaruh banyaknya tugas terhadap kesehatan mahasiswa ITERA. Metode adalah satu cara yang dapat digunakan di dalam penelitian untuk mencapai tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data. Metode yang dilakukan dalam melakukan penelitian yaitu metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang diteliti. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, metode deskriptif yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mewawancarai narasumber baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data atau informasi melalui formulir yang berisi seperangkat pertanyaan kepada sampel orang banyak atau responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara efisien.
Teknik pengumpulan data wawancara (langsung, melalui Google Meet, dan WhatsApp) dilakukan secara tidak langsung atau secara daring. Wawancara dilakukan kepada beberapa mahasiswa sebagai responden untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah disiapkan. Responden merupakan mahasiswa ITERA secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data kuesioner dilakukan menggunakan media Google Form untuk memuat pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Kuesioner dibagikan melalui internet dengan sistem daring menggunakan media sosial seperti WhatsApp. Pertanyaan dengan kuesioner lebih bersifat kuantitatif dibandingkan wawancara. Hasil data responden akan disajikan dalam bentuk diagram baik diagram batang maupun diagram lingkaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan metode penelitian, kami melakukan pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara. Setelah melakukan pengumpulan data kuesioner, kami menyebarkan beberapa pertanyaan menggunakan Google Form kepada mahasiswa aktif ITERA. Dalam kurun waktu tujuh hari, kami berhasil mengumpulkan responden sebanyak 47 orang yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2018 sebanyak 2 orang, angkatan 2019 sebanyak 5 orang, dan angkatan 2020 sebanyak 40 orang. Dari keseluruhan responden, mayoritas merupakan mahasiswa aktif angkatan 2020. Pada kuesioner ini, kami membagi pertanyaan menjadi tiga bagian yang menjadi pokok masalah kami dalam mengetahui pengaruh banyaknya tugas terhadap kesehatan mahasiswa ITERA. Pada bagian pertama, kami menanyakan rata-rata waktu tidur mahasiswa sebelum dan sesudah masuk kuliah, jumlah rata-rata tugas yang diperoleh dalam seminggu, hingga lama waktu yang biasanya dihabiskan dalam mengerjakan tugas. Pada bagian kedua dan ketiga, kami menanyakan tentang pola makan dan tidur mahasiswa, kesehatan fisik dan mental, dan efektivitas pemberian tugas dalam pembelajaran. Dari kuesioner tersebut yang telah kami sebar, berikut beberapa data yang dapat kami sajikan.
Gambar 1 Diagram Lama Waktu yang Biasanya Dihabiskan Mahasiswa untuk Mengerjakan Tugas dalam Sehari
Lama Waktu yang Biasanya Dihabiskan Mahasiswa untuk
Mengerjakan Tugas dalam Sehari
>5 jam
Dari hasil data responden, sebanyak 36.2% mahasiswa menghabiskan waktu mengerjakan tugas selama 4-5 jam sehari, 34% mengerjakan selama lebih dari lima jam, dan 29.8% mahasiswa mengerjakan selama 2-3 jam sehari. Berdasarkan hasil kuesioner, dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa ITERA biasanya menghabiskan waktu selama 4-5 jam sehari untuk mengerjakan tugas kuliah.
Selain itu, mahasiswa juga merespon rata-rata jumlah waktu tidur sebelum dan sesudah masuk kuliah. Sebelum masuk kuliah, rata-rata mahasiswa memiliki 7-8 jam waktu tidur dalam sehari, yaitu sebanyak 55.3% dari total responden. Setelah masuk kuliah, rata-rata jam tidur yang diperoleh mahasiswa semakin menurun menjadi 5-6 jam sehari, yaitu sebanyak 53.2% dari total responden. Dari data yang sudah dikumpulkan juga diketahui rata-rata tugas yang diterima mahasiswa dalam seminggu ada sebanyak empat tugas. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa membutuhkan waktu yang lebih dalam mengerjakan tugas selain waktu yang dipakai untuk kuliah dan kegiatan lainnya sehingga jam tidur mahasiswa berkurang dari sebelumnya.
Gambar Grafik Tingkat Mahasiswa Merasa Stres karena Banyaknya Tugas
Gambar 2 Grafik Tingkat Mahasiswa Merasa Stres karena Banyaknya Tugas Kuliah
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak mahasiswa yang merasa stres karena banyaknya tugas kuliah. Dalam skala 1-4, sebanyak 34% mahasiswa merasa sangat stres, 36.2% mahasiswa merasa stres, 27.7% mahasiswa merasa cukup stres, dan 2.1% mahasiswa merasa tidak stres. Stres biasanya diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti berada di bawah tekanan dan khawatir akan sesuatu. Hal ini memungkinkan mahasiswa berada di bawah tekanan berupa tanggung jawab terhadap tugas kuliah dan khawatir terhadap hasil tugas, apakah dapat diselesaikan dengan baik dan maksimal atau tidak. Beberapa mahasiswa yang pernah merasa stres berpendapat bahwa mereka menangani stres dengan berbagai cara, yaitu mencicil tugas, belajar dengan teman, hingga membagi waktu sebaik mungkin, seperti pendapat Dito Putratama dalam menangani stres, “Menanganinya dengan bermain game, mendengarkan lagu, dan istirahat.”
Tingkat Mahasiswa Merasa Stres karena Banyaknya Tugas
Kuliah
Gambar 3 Grafik Banyaknya Tugas Memengaruhi Kesehatan Fisik Mahasiswa
Selain kesehatan mental, kami menanyakan pengaruh banyaknya tugas terhadap kesehatan fisik mahasiswa. Grafik di atas menunjukkan bahwa ada sebanyak 34% mahasiswa berpendapat bahwa banyaknya tugas memengaruhi kesehatan fisik mereka, sebanyak 36.2% mahasiswa mengatakan berpengaruh, sebanyak 27.7% mahasiswa mengatakan cukup berpengaruh, dan 2.1% mahasiswa mengatakan sangat tidak berpengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang tidak hanya kesehatan mentalnya terganggu, tetapi juga kesehatan fisiknya. Hal ini juga dapat dibuktikan melalui diagram di bawah mengenai bagaimana pola makan dan tidur mahasiswa di tengah banyaknya tugas kuliah.
Gambar 4 Diagram Tingkat Mahasiswa Merasa Pola Makan dan Tidur Terganggu Pada diagram di atas menunjukkan bahwa sebanyak 74.5% mahasiswa ITERA merasa pola makan dan tidurnya terganggu dan 25.5% lainnya mengatakan tidak. Selain berada di bawah tekanan dan khawatir akan tugas yang tidak selesai atau maksimal, tidur yang tidak cukup dan pola makan yang terganggu dapat
Tingkat Mahasiswa Merasa Pola Makan dan Tidur
Terganggu
1: Tidak stres 2: Cukup stres 3: Stres 4: Sangat stres
Tidak,
Ya,
Tingkat Banyaknya Tugas Memengaruhi Kesehatan Fisik
Mahasiswa
1: Sangat tidak berpengaruh 2: Cukup berpengaruh 3: Berpengaruh 4: Sangat berpengaruh
menyebabkan mahasiswa stres. Banyaknya mahasiswa yang stres akibat mengerjakan tugas kuliah biasanya didukung dengan pola makan dan tidur yang terganggu. Dalam mengerjakan tugas kuliah, mahasiswa membutuhkan waktu yang lebih selain kegiatan kuliah dan aktivitas lainnya. Hal ini dapat memengaruhi pola makan dan tidur, seperti begadang dan telat makan.
Selain itu, banyaknya mahasiswa dengan pola makan dan tidur yang terganggu juga berkaitan dengan manajemen waktu mahasiswa dalam mengatur waktunya antara kuliah dengan aktivitas lainnya, seperti pendapat dari Dito Putratama, “Mengerjakan tugas yang memiliki deadline lebih dahulu sebagai prioritas utama, lalu mengerjakan yang lain”. Lalu, ada pula pendapat lainnya seperti pendapat Indira Paramarini, “Jadi direncanakan di akhir pekan atau di malam hari full untuk tugas.” Hal ini membuktikan keterkaitan yang erat antara banyaknya tugas, manajemen waktu, dan pola makan dan tidur dapat menjadi faktor mahasiswa mengalami stres atau tidak. Apabila mahasiswa dapat membagi waktunya dalam berkuliah, mengerjakan tugas, dan kegiatan lainnya dengan baik, mahasiswa akan cenderung tidak mengalami stres, begitu sebaliknya jika seorang mahasiswa tidak dapat mengatur waktunya dengan baik sehingga memilih untuk begadang hingga telat makan yang akan berpotensi lebih tinggi mengalami stres.
Gambar 5 Diagram Tugas yang Diberikan Oleh Dosen Sudah Tepat
Meskipun mendapat banyak tugas kuliah, banyak mahasiswa berpendapat bahwa tugas yang diberikan oleh dosen sudah tepat. Hal ini dapat dilihat dari diagram di atas yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang berpikir tugas yang diberikan oleh dosen sudah tepat ada sebanyak 76.6% mahasiswa dan mahasiswa yang berpikir sebaliknya bahwa tugas yang diberikan oleh dosen tidak atau belum tepat sebanyak 23.4% dari total responden. Hal ini menunjukkan masih tingginya kesadaran mahasiswa dalam menuntut ilmu karena tugas yang diberikan oleh dosen merupakan tanggung jawab dan dapat mendukung pembelajaran bila diberikan dengan porsi yang tepat.
Tugas yang Diberikan Oleh Dosen Sudah Tepat
Ya,
Gambar 6 Efektivitas Pemahaman Mahasiswa dengan Banyaknya Tugas dalam Mata Kuliah Terkait
Akan tetapi, jika porsi tugas yang diberikan berlebihan atau tidak tepat, mahasiswa cenderung mengalami ketidakefektifan dalam memahami mata kuliah terkait. Pada diagram di atas, terdapat perbedaan persentase yang cukup kecil ketika kami menanyakan kepada mahasiswa ITERA apakah banyaknya tugas efektif terhadap pemahaman mahasiswa mengenai mata kuliah terkait. Dari hasil yang kami peroleh, sebanyak 57.4% mahasiswa berpikir banyaknya tugas efektif terhadap pemahaman mereka dalam sebuah mata kuliah, sedangkan 42.6% lainnya berpikir bahwa banyaknya tugas tidak efektif dalam mendukung pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah tugas terkait, seperti pendapat Che Ranny Dellmasyura Faota, “Tidak sama sekali, karena dari tugas kita bisa menyontek dan itu menurut saya tidak efektif untuk membuat mahasiswa mengerti apa materi yang dipelajari”, sedangkan pendapat Rakha Efriza sebaliknya, “Ya, karena kita jadi lebih sering berlatih”.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah tidak hanya tergantung dari jumlah tugas yang diberikan, tetapi juga jenis tugas yang diberikan, seperti pendapat Dito Putratama, “Kemampuan memahami mata kuliah juga tergantung tugas seperti apa yang diberikan oleh dosen.” Lalu, pendapat lain terkait pengaruh banyaknya tugas terhadap kemampuan mahasiswa memahami mata kuliah, seperti dari Dian Demak Dominica, “Kalau dari prodi DKV sendiri sih ya berpengaruh dalam kemampuan karena kan di DKV banyak praktiknya, praktik gambar sih ya lebih tepatnya, jadi makin sering kita latihan, ya semakin mahir juga dalam menggambar.” Hal ini benar membuktikan bahwa tidak hanya kuantitas tugas yang diberikan, tetapi jenis atau kualitas tugas juga berpengaruh terhadap pemahaman mahasiswa dalam memahami suatu mata kuliah.
Efektivitas Pemahaman Mahasiswa dengan Banyaknya
Tugas dalam Mata Kuliah Terkait
Ya,
Gambar 7 Tingkat Mahasiswa Berpikir Tugas yang Diberikan oleh Dosen Bermanfaat
Tidak hanya tugas yang diberikan oleh dosen sudah tepat, mayoritas mahasiswa setuju bahwa tugas yang diberikan oleh dosen bermanfaat. Pada diagram di atas, sebanyak 87.2% mahasiswa setuju dan 12.8% mahasiswa tidak setuju bahwa tugas yang diberikan oleh dosen bermanfaat. Hal ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang berpikir tugas yang diberikan oleh dosen bermanfaat dalam akademik mahasiswa meskipun banyaknya tugas kadang membuat pola makan dan tidur mahasiswa terganggu sehingga dapat menyebabkan mahasiswa stres dan akhirnya kesehatan fisik mahasiswa ikut terpengaruh karena banyaknya tugas kuliah yang diberikan.
SIMPULAN
Selain aktif berkuliah dan berkegiatan lainnya, memiliki banyak tugas kuliah merupakan hal yang lazim dalam kehidupan mahasiswa. Tugas merupakan kewajiban dan tanggung jawab mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk mengerjakan tugas dengan baik agar mendapat nilai yang baik pula. Akan tetapi, banyaknya tugas sering kali membuat mahasiswa terpaksa begadang dan telat makan karena fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Hal itu membuat mahasiswa sering merasa stres karena pola tidur dan makan yang terganggu ditambah perasaan di bawah tekanan berupa tanggung jawab tugas kuliah dan kekhawatiran terhadap hasil tugas yang dikerjakan.
Pola makan dan tidur yang terganggu erat kaitannya dengan sebagian mahasiswa karena aktivitasnya yang cenderung padat selain mengerjakan tugas. Mahasiswa juga memiliki aktivitas lainnya, baik aktif di dalam atau di luar kampus, maupun aktivitas di rumah. Tugas yang diberikan dengan porsi yang tidak tepat dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental mahasiswa. Sebagai mahasiswa, kesehatan fisik dan mental merupakan hal yang penting untuk dijaga dalam mendukung perkuliahan mahasiswa agar mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan maksimal. Ada pula manajemen waktu yang baik dapat mendukung mahasiswa dalam mencapai tujuan hidupnya. Apabila tugas
Tugas yang Diberikan oleh Dosen Bermanfaat
Ya,
diberikan dengan porsi yang tepat kepada mahasiswa, mahasiswa dapat lebih menjaga kesehatannya sehingga melancarkan perkuliahan mahasiswa hingga akhir. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktunya dengan baik antara kuliah dan aktivitas lainnya agar terhindar dari stres dan kesehatan fisik yang terganggu.
DAFTAR PUSTAKA
Bastaman, H. (1995). lntegrasi Psikologi dengan Islam; Menuju Psikologi lslami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Yayasan lnsan Kami.
Bitar. (2021, Maret 28). Pengertian Kesehatan. Retrieved from gurupendidikan: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kesehatan/
Buruknya Pengaruh Tugas yang Berjibun. (2018, November 2). Retrieved from kompasiana:
https://www.kompasiana.com/evitarchm/5bd16900677ffb49a1369775/bur uknya-pengaruh-tugas-yang-berjibun
Daradjat, Z. (2001). Kesehatan Mental. Jakarta: PT Gunung Agung. Fachry, R. (n.d.). Kesehatan Spiritual. Retrieved from ACADEMIA:
https://www.academia.edu/4438179/KESEHATAN_SPIRITUAL Halawa, M. V. (2021). Efektivitas Pemanfaatan Platform Media Sosial dalam
Pembelajaran Praktikum Secara Daring. Attractive : Innovative Education Journal.
Ibrahim, A. (n.d.). Pengertian Kesehatan dan Jenis-Jenis Kesehatan Manusia. Retrieved from Pengertian Definisi:
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-kesehatan-dan-jenis-jenis-kesehatan-manusia/
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sari, I. K. (2020, Agustus 17). Ketahui 10 Hal yang Menjadi Tanda-Tanda Anda Punya Kesehatan Mental yang Baik. Retrieved from kumparanWOMAN: https://kumparan.com/kumparanwoman/ketahui-10-hal-yang-menjadi-tanda-anda-punya-kesehatan-emosional-yang-baik-1u1D64SzfI0/full
LAMPIRAN
Bukti Diskusi
Gambar 8 Bukti Diskusi 1