• Tidak ada hasil yang ditemukan

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang Penelitian

Bentuk kesenian yang lahir dan aktivitas masyarakat suatu daerah tidak akan lepas dari kebiasaan hidup masyarakat daerah tersebut, sehingga seni yang dilahirkan akan mencerminkan kondisi suatu daerah. Kesenian tumbuh dari masyarakat didalam bangsanya, oleh karena itu kesenian adalah suatu produk didalam masyarakat yang bisa mencerminkan masyarakatnya. Seperti halnya tari wayang hihid adalah kesenian yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat Kota Bogor.

Kota Bogor adalah salah satu kota yang memiliki kesenian yang beranekaragam diantaranya tari wayang hihid, salah satu bukti terciptanya kreativitas anak bangsa yang ditampilkan di kota ini dari sanggar-sanggar yang berkembang di Kota Bogor. Sanggar Etnika Daya Sora adalah salah satu sanggar di Kota Bogor yang berkembang sangat baik eksistensinya, sanggar ini berada di Kampung Wangun Bawah Kelurahan Sindang Sari Kota Bogor Timur.

Sanggar Etnika Daya Sora bergerak di bidang kesenian daerah Kota Bogor, tidak hanya tari daerah saja yang dipelajari tetapi tari mancanegara, tari kreasi dan memainkan alat musik juga dikembangkan disini. Sanggar Etnika Daya Sora dipimpin Ade Suarsa yang gemar akan seni tradisional. Dengan tekun Ade Suarsa mengajarkan kesenian Tradisional kepada murid-muridnya, mulai dari musik, gerakan, dan penataan kostum semua diajarkan disanggar. Ketertarikan Ade Suarsa dalam membuat sanggar sudah menjadi cita-citanya dan ketertarikan kebudayaan masyarakat Bogor yang dianggap unik dan kaya akan unsur estetik. Kelestariannya juga tumbuh dari rasa prihatin terhadap nasib budaya Bogor yang sempat redup, untuk itu Ade Suarsa memiliki keinginan melestarikan, mengembangkan, dan menciptakan kreasi-kreasi yang berakar dari kesenian tradisional.

(2)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari awal terbentuknya sanggar, terdapat banyak karya yang diciptakan oleh Ade Suarsa yang berbahan dasar memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah, murah dan mudah didapatkan diantaranya yaitu,bambu, injuk, dsb. Dari bahan bambu tersebut Ade Suarsa menciptakan olehan seni seperti: Awi

Ranggah, Lodong Bogoran, Langgir Badong, dan Tari Wayang Hihid.

Tari wayang hihid adalah tarian yang berakar dari wayang golek, wayang kulit dan wayang lainnya. Tarian wayang hihid ini menyerupai wayang wong dimana para pemain atau tokoh-tokohnya menggunakan manusia. Pada wayang wong dimulai dari cerita, busana, dan rias karakter sudah mempunyai pakem-pakem yang baku yang tidak dapat dikreasikan. Disebabkan dari kejenuhan masyarakat dengan penyajian wayang yang monoton dengan kurun waktu yang cukup lama, maka Ade Suarsa menciptakan tari wayang hihid.

Ade Suarsa menciptakan suatu olahan Seni Tari Wayanghihid dengan berceritakan tentang kehidupan masyarakat, mengkreasikan tarian, busana, cerita hingga bentuk wayang. Karena ia berfikir bahwa rupa atau bentuk dan cerita dari Mahabrata dan Ramayana itu telah usai (tidak bisa dikreasikan lagi) dan mempunyai pakem-pakem tersendiri. Tari wayang hihid ini hasil kreasi Kerjasama yang mewakili perasaan dan pengalaman Ade Suarsa.

Tari wayang hihid diciptakan oleh kerjasama Ade Suarsa pada tahun 2009, beliau terinspirasi dari hihid ( kipas). Hihid terbuat dari anyaman bambu yang melambangkan kesederhanaan yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Fungsi hihid dikehidupan sehari-hari ialah untuk kebutuhan domestik, kipas angin, dan lain sebagainya. Namun oleh kreativitas Ade Suarsa mampu merubah kegunaan hihid yang asal mulanya untuk kegunaan rumah tangga menjadi properti tari. Fungsi hihid dalam tari wayang hihid sendiri adalah sebagai kebutuhan estetis.

Tokoh tokoh yang berperan dalam tari wayang hihid diambil dari nama- nama tokoh pewayangan bambu. Ada tokoh Jongjrong Maruta sebagai tokoh jahat yang memberi angin negatif (hitam) pada fenomena-fenomena keseharian masyarakat. Ada tokoh Jangkrik Gombong sebagai tokoh baik yang memberi

(3)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angin positif (putih) pada fenomena-fenomena keseharian mayarakat. Negara wayang hihid tersebut dinamakan Nagara Rungkun Taji Malela.

Bentuk penyajian Tari Wayang Hihid ini berupa tari kelompok yang pada awalnya seorang dalang yang membacakan kakawen sebagai bubuka (pembukaan) pertunjukan yang akan dimulai, kemudian mulai dengan irama yang ramai menggambarkan kehidupan sehari-hari dimasyarakat yang digambarkan oleh datangnya 6 orang penari perempuan ( yang menggambarkan kehidupan dimasyarakat ) yang membawa hihid sebagai properti dengan gerakan energik. Pada bagian tengah adegan dalam tari wayang hihid ini, datang 2 orang penari laki-laki sebagai Jangkrik Gombong yang melambangkan angin baik (putih) dan Jongjrong Maruta yang melambangkan angin jahat(hitam). Kedua angin ini yang melambangkan hawa nafsu manusia ketika sedang mendapatkan masalah dan cara penyelesaian masalah yang dihadapinya (cara penyelesaian yang benar atau yang salah).

Keunikan dari tari wayang hihid ini dapat dilihat dari segi pertunjukan, properti dan artistiknya, tari wayang hihid ini dikemas dalam dua jenis pertunjukan, yaitu wayang hihid pertunjukan yang dipentaskan di atas panggung pertunjukan, dan wayang hihid helaran dalam bentuk arak-arakan. Seperti yang diungkapkan oleh Soepandi ( 1993 : 105 ) yang menyatakan bahwa: Seni helaran adalah kesenian yang dipagelarkan dalam bentuk pesta arak-arakan, menelusuri jalan secara beramai-ramai. Dengan penari yang berjumlah banyak, penari wanita membawa hihid , dan penari laki-laki membawa wayang yang dibentuk semacam orang-orangan berukuran besar 1 hingga 2 meter terbuat dari anyaman bambu.

Seni Tari Wayang hihid ini biasa dipertunjukkan pada perayaan hari jadi Kota Bogor atau perayaan hari besar, Kemilau Nusantara, Pekan Seni Jawa Barat, sebagai perwakilan Kota Bogor dan selalu berhasil meraih penghargaan. Tari Wayang Hihid termasuk dalam tari kreasi baru karena karya ini merupakan kreativitas individu dan kelompok sebagai hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat Kota Bogor. Hal ini sependapat dengan Endang Caturwati ( 2007 : 165 ) menyatakan bahwa: Kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas

(4)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

individu atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru dari kalangan masyarakat pendukungnya.

Tari kreasi baru, salah satu rumpun tari yang mengalami perkembangan pembaharuan. Tari kreasi baru adalah tarian yang diciptakan melalui daya cipta atau daya pikir seseorang. Tari kreasi baru ini merupakan tari yang diciptakan dari hasil karya atau daya cipta sesorang yang sebelumnya tidak pernah ada. Di dalam proses penciptaanya suatu tarian akan mendapatkan penglaman dan tentu menjadi kepuasan sang pencipta sendiri. Dalam prosesnya akan terdapat pembelajaran, sehingga bila sang pencipta membuat karya akan menjadi sebuah ciri khas pencipta.

Seiring dengan perkembangan zaman yang juga mengarah pada keterbukaan dan kebebasan, senantiasa terjadi perubahan dan pembaharuan disegala bidang. Dalam bidang tari terjadi pembaharuan sehingga melahirkan tari-tarian yang tidak lagi berlandaskan pada pola-pola lama ( tradisi ) yang kita sebut dengan tari kreasi baru, kontemporer, atau tari modern. Perkembangan tari kreasi baru atau modern menjadi bermacam-macam, ada yang tidak sepenuhnya meninggalkan teknik tari tradisional ada pula yang berusaha bebas sama sekali dari pola tradisi yang sudah ada.

Tari Wayang Hihid ini adalah sebagai aset budaya daerah khususnya Kota Bogor yang memiliki ciri khas tersendiri dalam hal wujud pertunjukkannya, iringan, serta syair lagu sehingga Tari Wayang Hihid dapat digolongkan dalam bentuk tradisi lisan. Yang sependapat dengan Hutomo (1991 : 11) menyatakan bahwa : tradisi lisan adalah tradisi yang ditransmisi dalam waktu dan ruang dengan ajaran serta didikan.

Suatu olahan seni patut disebut seni apabila ia mampu memberikan kebahagiaan, makanan kepada rasa melalui pengalaman tersebut. Tari Wayang

Hihid menghadirkan bermacam ekspesi rasa dalam tiap adegan sebagai dinamika

garapannya, tidak hanya menghadirkan pemeran gerak semata.

Keberadaan tari wayang hihid dimasyarakat Bogor dapat dikatakan populer. Meskipun tari wayang hihid termasuk karya baru, namun sekarang tarian tersebut sudah banyak menyebar di daerah Bogor dan sekitarnya, tarian ini telah

(5)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berhasil menjadi icon masyarakat Bogor baik di masyarakat itu sendiri maupun masyarakat luar.

Dengan melihat perkembangan serta eksistensi tari wayang hihid yang begitu pesat, dari awal terbentuknya tari wayang hihid sampai sekarang masih belum diketahui detail tentang proses penciptaan tari tersebut dan bentuk penyajiannya. Sangat disayangkan bahwa belum ada tulisan atau penelitian yang membahas tari wayang hihid . padahal di dalam tari wayang hihid terdapat suatu kekayaan estetik yang layak untuk diteliti jika melihat penyajiannya. Untuk itu sangat disayangkan apabila aset yang berharga seperti tari wayang hihid yang sedang berkembang saat ini tidak diangkat ke dalam suatu deskripsi atau catatan tari sebagai bahan apresiasi dan pembelajaran bagi mahasiswa khususnya jurusan tari dan seniman lainnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor memiliki keunikan tersendiri dari segi artistik dan properti. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka peneliti ingin mengetahui latar belakang terciptanya tari wayang hihid dan bentuk penyajian tari wayang

hihid lebih dalam, yakni dengan mengangkat judul “Tari Wayang Hihid di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu kurangnya daya apresiasi masyarakat terhadap seni tradisi yang salah satunya diakibatkan oleh budaya asing yang lebih mudah diterima masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa seni tadisi merupakan seni yang cukup monoton. Pada kenyataanya seni tradisi akan mengalami perkembangan karena dipengaruhi perubahan zaman yang merubah pola pikir masyarakat lebih kritis lagi, oleh karena itu pertunjukan tari wayang

hihid merupakan bentuk seni pertunjukan kreasi baru.

(6)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti memaparkan beberapa permasalahan yang akan diteliti meliputi pertunjukan tari wayang hihid. Setelah memaparkan beberpa permasalahan yang akan diteliti kemudian dirumuskan dan dituangkan dalam bentuk pernyataan sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang terciptanya tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor?

2. Bagaimana bentuk penyajian tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuab umum dan tujuan khusus, seperti berikut.

1. Tujuan Umum

Menambahkan khasanah kesenian tradisioanal dan informasi baru mengenai pertunjukan Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor, dan memberikan kontribusi untuk dunia pendidikan sebagai bahan materi pembelajan seni tradisi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini diantaranya :

a. Memperoleh gambaran latar belakang terciptanya tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

b. Mengetahui bentuk penyajian tari wayang hihid di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif alalisis dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif analisis merupakan salah satu metode penelitian untuk memecahkan masalah, yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis dimana peneliti menjelaskan situasi dan bagaimana bentuk penyajian pada pertunjukan Tari Wayang Hihid .

(7)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Manfaat Penelitian Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini, adalah :

1. Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan wawasan yang luas serta beberapa pengalaman, terutama pengalaman melakukan penelitian mengenai Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

2. Mahasiswa UPI

Dengan adanya penelitian tentang Tari Wayang Hihid , diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru dan informasi tentang Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

3. Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung

Menambah Khasanah kepustakaan (literature) khususnya pada jurusan Pendidikan Seni Tari UPI Bandung mengenai Pertunjukan Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor.

4. Masyarakat

Memberi informasi tentang pertunjukan Tari Wayang Hihid Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor sebagai sarana untuk memotivasi masyarakat agar mencintai agar mencintai kesenian kesenian tradisi sebagai warisan budaya.

5. Pihak Lain

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan informasi akan keberadaan, dan memberikan wawasan bagi masyarakat luas, seniman, dan generasi muda. Peneliti juga mengajak kepada masyarakat luas dimanapun berada untuk menghargai, mempertahankan, melestarikan seni budaya bangsa setempat.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I merupakan uraian tentang latar belakang masalah yang isinya acuan peneliti dan penjelasan peneliti tentang alasan mengambil penelitian dalam skripsi ini, kemudian dapat merumuskan masalah yang menjadi pembahasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak dan struktur organisasi skripsi.

(8)

Wulandari, 2014

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab II menjelaskan tentang teori-teori yang dapat menguatkan dalam penelitian yang dikaji. Selanjutnya menggunakan teori-teori yang menguatkan penelitian skripsi.

Bab III uraian proses penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode – metode yang sesuai dengan penelitian.

Bab IV penjabaran dari semua hasil penelitian dan pembahasan yang di dalamnya membahas data-data hasil penelitian dan analisis oleh peneliti.

Bab V berisi tentang kesimpulan atau ringkasan dari hasil penelitian dan saran sebagai tindaklanjut dari hasil penelitian.

Daftar pustaka merupakan bagian akhir dari skripsi yang berisi tendang daftar pustaka buku-buku yang dipergunakan peneliti.

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kajian bentuk musik pada pertunjukan wayang orang perang kembang di sanggar Cipto Budoyo kota Medan memiliki struktur dan

Hasil penelitian bentuk pertunjukan tari Silakupang Sanggar Tari Srimpi Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang adalah urutan sajian pertunjukan tari Silakupang

berbentuk wayang berkepala sembilu, busana karung bolong, bertabur biji saga dan potongan ranting. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah 1). Latar

Skripsi dengan judul Analisis Busana Tari Wayang Karakter Putra Gagah Karya Raden Ono Lesmana Kartadikusumah di Sanggar Dangiang Kutamaya Museum Prabu Geusan Ulun Kabupaten

Peranan sanggar Bima dalam upaya melestarikan kesenian tradisional wayang kulit dapat dilihat dari kegiatan yang dilaksanakanya, yaitu pendidikan dalang(nyantrik) yang menganut

TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Karya tari Nayaka merupakan sebuah karya tari yang berasal dari proses pengamatan penari pada adegan prajurit dalam pertunjukan Wayang Topeng Jatiduwur.. Karya tari ini

Sihing Kridha Murti merupakan salah satu sanggar di Kabupaten Pati yang mewadahi berbagai macam kesenian seperti karawitan, tari, maupun wayang kulit.Pelatihan yang