• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA

SORA KOTA BOGOR TIMUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar sarjana Pendidikan

Seni Tari

Oleh :

Arif Ramdan

0900575

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR

Oleh :

Arif Ramdan NIM. 0900575

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Heny Rohayani, S.Sen., M.Si NIP. 195901121985032001

Pembimbing II

Dra. Sri Dinar Munsan NIP. 195809291988032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari FPBS UPI

(3)

Hirup tong saukur bisa ngigel….

Tapi urang kudu apal kumaha carana ngigelkeun hirup jeung

ngigelaan jaman…

.

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tari Langgir Badong Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Didalamnya tidak ada bagian yang

termasuk plagiat atau peniruan dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

pengutipan atau penjiplakan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas perhatian saya siap menanggung

resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau ada klaim dari pihak

lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, Mei 2014

Peneliti,

Arif Ramdan

(5)

ABSTRAK

Ramdan, Arif. 2014: TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR. Jurusan Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia. Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan merupakan salah satu daerah yang ragam dengan sejumlah kesenian baru maupun seni tradisi, sejumlah pertunjukan rakyat banyak ditampilkan dalam acara peringatan hari jadi kota Bogor diantaranya kesenian wayang

hihid, jipeng, teater rakyat ubrug, dll. Dari beberapa kesenian diatas peneliti

akan melakukan penelitian tentang kesenian rakyat Langgir Badong yaitu merupakan seni pertunjukan yang berasal dari daerah Bogor. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai di antaranya untuk memahami latar belakang dan struktur pertunjukan Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Lokasi sebagai subjek penelitian yaitu di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertunjukan tari Langgir Badong merupakan kesenian rakyat dengan tema kehidupan sekitar antara manusia dengan hewan sebagai simbol dari pertunjukan ini. Hewan kalajengking menjadi objek dalam pertunjukan ini karena kalajengking merupakan hewan berbisa sekaligus mempunyai manfaat sebagai hewan pengurai. Hewan kalajengking yang merasa terusik dengan hadirnya manusia menjadikan inspirasi bagi penggarap dalam menciptakan tarian ini dengan gerak-gerak murni yang diambil dari tingkah laku kalajengking. Namun pada awalnya penggarapan tari Langgir Badong sudah didahului oleh proses penciptaan iringan musik, karena musik iringan Langgir Badong mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai iringan lagu-lagu, sebagai iringan tari Langgir Badong, dan sebagai musik utuh Langgir badong. Dilihat dari penggunaan tata rias dan tata busana, tari Langgir Badong memiliki dua fungsi, pada acara pertunjukan hiburan penggunaan tata busana menggunakan warna hijau sebagai simbol dari alam, dan jika penggunaan tata busana untuk pertunjukan ritual menggunakan warna hitam emas. Propeti yang digunakan pada tari Langgir Badong memiliki keunikan, yaitu alat musik yang digedong menyerupai hewan kalajengking menggunakan alat musik pukul dari bambu berupa kohkol, kecrek, angklung, dogdog, dan hiasan kujang sebagai ekor kalajengking.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T atas berkat dan rahmat-Nya

peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam tercurah

limpah kepada junjunan Nabi besar Nabi Muhamad S.A.W. Skripsi ini diajukan

sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana jurusan

Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan

Indonesia sebagai langkah awal untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya.

Atas ucapan “Alhamdulillahirabillallamin” tersusunlah skripsi yang berjudul Tari Langgir Badong Di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak secara material maupun secara moril. Oleh karena itu peneliti

ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada.

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rezeki, dan kelancaran

untuk dapat menikmati pendidikan hingga bangku kuliah sampai dengan

penyusunan skripsi.

2. Heny Rohayani, S.Sen.,M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah

banyak memberikan informasi dan ilmu yang sangat luar biasa.

3. Drs. Sri Dinar Munsan selaku dosen pembimbing II yang senantiasa

memberikan bimbingan dan memudahkan dalam kelancaran penyusunan

skripsi.

4. Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen.,M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Seni Tari FPBS UPI Bandung.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staff dan karyawan Jurusan Pendidikan Seni

Tari yang telah membantu dalam semua urusan pembelajaran maupun

administrasi selama perkulian hingga penyusunan skripsi.

6. Keluarga besar Sanggar Etnika Daya Sora yang telah memberikan

(7)

7. Mamah, Bapa dan adikku tercinta Aggi Rosan Sadidan yang tak pernah berhenti mendo’akan penulis untuk kelancaran dalam penulisan dan selalu memberikan semangat yang luar biasa dalam setiap mengambil keputusan

dan jalan untuk melangkah.

8. A Dian Cuco Morokocodot si ganteng kalem yang senantiasa membantu

semua administrasi dan kelancaran selama perkuliahan bahkan sampai

penulisan skripsi.

9. Ade Surasa, S.Sen selaku pimpinan dari Sanggar Etnika Daya Sora yang

telah memberikan informasi mengenai permasalahan penelitian.

10.Tesya Alvionita yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan

menjadi pelaku pada tari Langgir Badong.

11.Papah Armand Debenk sosok papah yang hebat dan motifator bijak yang sangat luar biasa selalu memberikan semangat dan do’a.

12.Ayah dr Sunaryo B Sastradimadja sosok ayah yang hebat dan seorang motifator beliau selalu memberikan masukan, amanat, semangat dan do’a kepada peneliti.

13.Paguyuban Mojang Jajaka Kabupaten Bandung Barat sebagai keluarga

baru untuk menimba ilmu kepariwisataan dan seni budaya.

14.SAMBA 7 Management yang telah membantu saya dalam mempelajari

ilmu-ilmu seni dan membuat ide-ide brilian dalam membuat karya-karya

di dunia Pop Sunda.

15.Teman-teman KKN, PPL, Star 2009, sahabatku (Siska, Tiwe, Dea, Ade,

Yuli, Icha, Au, dan Broco Dancer)

16.Sahabatku Power Rangers (Erin, Diena, Enjang, Rifki) yang senantiasa

selalu ada bersama-sama dengan peneliti.

17.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Bandung, Mei 2014

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan RumusanMasalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Tari ... 8

B. Proses Penciptaan Tari ... 12

C. Unsur-unsur Penciptaan Tari ... 13

D. Unsur Pendukung Tari ... 14

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pendekatan ... 18

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 19

C. Definisi Operasional... 20

(9)

E. Teknik Pengumpulan Data ... 22

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 26

G. Langkah-langkah Penelitian ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 30

2. Sanggar Etnika Daya Sora ... 31

3. Latar Belakang Tari Langgir Badong ... 37

4. Struktur Pertunjukan ... 42

5. Koreografi Tari Langgir Badong ... 44

6. Tata Rias dan Tata Busana Tari Langgir Badong ... 79

6.1 Tata Rias... 80

6.2 Tata Busana ... 82

7. Iringan Musik Tari Langgir Badong ... 94

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Logo Kota Bogor ... 31

Gambar 4.2 Logo Sanggar Etnika Daya Sora ... 33

Gambar 4.3 Sanggar Etnika Daya Sora... 33

Gambar 4.4 Tempat Latihan ... 34

Gambar 4.5 Tempat Penyimpanan Properti ... 34

Gambar 4.6 Galieur Pasang ... 45

Gambar 4.7 Gibrig Bahu ... 46

Gambar 4.8 Geol Pakbang ... 47

Gambar 4.9 Mincid Buka Tangan ... 49

Gambar 4.10 Ngaleor ... 49

Gambar 4.11 Galeong ... 51

Gambar 4.12 Silat... 52

Gambar 4.13 Ngusik Langgir ... 53

Gambar 4.14 Langgir Malik Ngusik ... 55

Gambar 4.15 Mincid... 56

Gambar 4.16 Nakol Langgir ... 58

Gambar 4.17 Langgir Oyag ... 59

Gambar 4.18 Ngudag Langgir ... 61

(11)

Gambar 4.20 Dungdung Plak ... 65

Gambar 4.21 Mincid Langgir ... 67

Gambar 4.22 Dungdung Plak II ... 69

Gambar 4.23 Nakol Langgir Mincid ... 70

Gambar 4.24 Icik-icik ... 72

Gambar 4.25 Icik-icik Nyeureud Langgir ... 73

Gambar 4.26 Ngalelewe ... 75

Gambar 4.27 Langgir Ngamuk ... 77

Gambar 4.28 Rias Perempuan Tampak Depan ... 80

Gambar 4.29 Rias Perempuan Tampak Samping ... 80

Gambar 4.30 Rias Laki-laki Tampak Depan... 81

Gambar 4.31 Rias Laki-laki Tampak Samping ... 81

Gambar 4.32 Kebaya ... 82

Gambar 4.33 Apok ... 83

Gambar 4.34 Celana ... 83

Gambar 4.35 Dodot ... 84

Gambar 4.36 Beubeur (Sabuk) ... 84

Gambar 4.37 Coker ... 83

Gambar 4.38 Sanggul ... 83

Gambar 4.39 Bondu Kembang Goyang ... 86

(12)

Gambar 4.41 Bunga ... 87

Gambar 4.42 Bunga Taplok ... 88

Gambar 4.43 Anting ... 88

Gambar 4.44 Busana Tampak Depan... 89

Gambar 4.45 Busana Tampak Belakang ... 89

Gambar 4.46 Kebaya Hitam ... 90

Gambar 4.47 Apok ... 90

Gambar 4.48 Celana ... 91

Gambar 4.49 Busana Tampak Depan... 92

Gambar 4.50 Busana Tampak Belakang ... 92

Gambar 4.51 Baju Langgir ... 92

Gambar 4.52 Celana Kutung ... 93

Gambar 4.53 Iket (Ikat Kepala) ... 93

Gambar 4.54 Busana Tampak Depan... 94

Gambar 4.55 Busana Tampak Samping ... 94

Gambar 4.56 Langgir Badong ... 95

Gambar 4.57 Dogdog ... 96

Gambar 4.58 Celempung ... 96

Gambar 4.59 Kohkol dan Kecrek ... 97

Gambar 4.60 Angklung ... 97

(13)

Gambar 4.62 Keprak ... 98

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Struktur Kepengurusan Sanggar ... 35

Tabel 4.2 Susunan Pelaku Seni ... 36

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Notasi Tari Langgir Badong ... 110

Lampiran 2 Pedoman Wawancara ... 114

Lampiran 3 Pedoman Observasi ... 115

Lampiran 4 Profil Pemilik Sanggar ... 116

Lampiran 5 Profil Narasumber... 117

Lampiran 6 Profil Pelaku Seni ... 118

Lampiran 7 Dokumentasi Foto... 119

Lampiran 8 Surat Keputusan Judul Skripsi ... 123

(16)

ABSTRAK

Ramdan, Arif. 2014: TARI LANGGIR BADONG DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR TIMUR. Jurusan Pendidikan Seni Tari Universitas Pendidikan Indonesia. Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan merupakan salah satu daerah yang ragam dengan sejumlah kesenian baru maupun seni tradisi, sejumlah pertunjukan rakyat banyak ditampilkan dalam acara peringatan hari jadi kota Bogor diantaranya kesenian wayang hihid,

jipeng, teater rakyat ubrug, dll. Dari beberapa kesenian diatas peneliti akan melakukan

penelitian tentang kesenian rakyat Langgir Badong yaitu merupakan seni pertunjukan yang berasal dari daerah Bogor. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai di antaranya untuk memahami latar belakang dan struktur pertunjukan Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Lokasi sebagai subjek penelitian yaitu di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertunjukan tari Langgir Badong merupakan kesenian rakyat dengan tema kehidupan sekitar antara manusia dengan hewan sebagai simbol dari pertunjukan ini. Hewan kalajengking menjadi objek dalam pertunjukan ini karena kalajengking merupakan hewan berbisa sekaligus mempunyai manfaat sebagai hewan pengurai. Hewan kalajengking yang merasa terusik dengan hadirnya manusia menjadikan inspirasi bagi penggarap dalam menciptakan tarian ini dengan gerak-gerak murni yang diambil dari tingkah laku kalajengking. Namun pada awalnya penggarapan tari Langgir Badong sudah didahului oleh proses penciptaan iringan musik, karena musik iringan Langgir Badong mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai iringan lagu-lagu, sebagai iringan tari Langgir Badong, dan sebagai musik utuh Langgir badong. Dilihat dari penggunaan tata rias dan tata busana, tari Langgir Badong memiliki dua fungsi, pada acara pertunjukan hiburan penggunaan tata busana menggunakan warna hijau sebagai simbol dari alam, dan jika penggunaan tata busana untuk pertunjukan ritual menggunakan warna hitam emas. Propeti yang digunakan pada tari Langgir Badong memiliki keunikan, yaitu alat musik yang digedong menyerupai hewan kalajengking menggunakan alat musik pukul dari bambu berupa

kohkol, kecrek, angklung, dogdog, dan hiasan kujang sebagai ekor kalajengking.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Budaya merupakan suatu pola hidup yang menyeluruh. Budaya juga bersifat

abstrak, bebas, dan luas. Sehingga berbagai aspek budaya turut menentukan

perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar meliputi banyak

kegiatan sosial manusia. Menurut Tylor (2008) dalam Pramesti Fajar wulan

dengan judul Citra Wayang Pada Tari Arimbi Karya Iyus Rusliana, bahwa

kebudayaan merupakan keseluruhan yang komplek, yang di dalamnya terkandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan

kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagi anggota masyarakat.

Namun dalam kebudayaan saat ini banyak sekali perubahan-perubahan yang

disebabkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, dimana

masyarakat dituntut untuk mengikuti situasi dan keadaan saat ini, yang dengan

tidak sadar sedikit demi sedikit nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan

semakin berubah. Akulturasi menjadi penyebab utama dalam perubahan

kebudayaan dimana kedua kebudayaan bercampur antara masyarakat yang

mempunyai kebudayaan tertentu dengan kebudayaan lain sehingga terjadi

perubahan pola kebudayaan, namun tidak menghilangkan unsur tradisi dari kedua

kebudayaan tersebut. Proses akulturasi terjadi pada beberapa kesenian didaerah

kita seperti Tari Jaipong, Tari Topeng, Wayang Wong.

Jawa Barat merupakan suatu daerah yang terkenal dengan seribu seni dan

budayanya, dari berbagai ragam kesenian yang terdapat di Jawa Barat mempunyai

ciri dan karakter tersendiri yang sesuai dengan kreativitas para seniman Jawa

Barat. Beberapa hal yang menjadi cerminan dari kesenian serta identitas suatu

etnis daerahnya yaitu keadaan ekonomi masyarakat, letak geografis, dan pola

kegiatan kesehariannya. Seperti kesenian Jaipong Pantura dengan karakteristik

lincah dengan latar belakang pantai dan kondisi cuaca yang panas, lalu kesenian

(18)

menjadi ciri khas kesenian tersebut terlahir di daerah yang jauh dengan

keramaian, dan suasana pantai. Dari semua jenis kesenian yang ada di Jawa Barat

tentunya tidak terlepas dari keterkaitan tari tradisi yang terlebih dahulu

berkembang di masyarakat, sehingga dalam pembuatan atau pencipatan sebah

tarian baru ada sebuah pembelajaran yang dapat membedakan antara pencpitaan

koreografer satu dengan yang lainnya, Endang Caturwati mengatakan bahwa, “Kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas individu atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru” (2007 :

65).

Kota yang terkenal dengan sebutan kota hujan merupakan salah satu daerah

yang ragam dengan sejumlah kesenian baru maupun seni tradisi, sejumlah

pertunjukan rakyat banyak ditampilkan dalam acara peringatan hari jadi kota

Bogor diantaranya kesenian wayang hihid, jipeng, teater rakyat ubrug, dll. Dari

beberapa kesenian diatas peneliti akan melakukan penelitian tentang kesenian

rakyat Langgir Badong yaitu merupakan seni pertunjukan yang berasal dari

daerah Bogor tepatnya di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW 04 Kelurahan

Sindangsari Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.

Keragaman seni dan budaya yang terdapat di kota Bogor menjadikan kota

terlahir dengan para seniman yang kreatif. Penciptaan sebuah karya terlihat dari

berbagai jenis tarian baru dan berdirinya wadah para seniman di kota ini. Terdapat

beberapa sanggar-sanggar tari di kota Bogor yang mengajarkan berbagai jenis tari,

mulai dari tari tradisi sampai tari kreasi. Perolehan data tersebut dipeoleh dari

Disbudpar kota Bogor dimana terdapat lebih dari puluhan sanggar tari di kota

Bogor yang tetap eksistensi dengan karya-karya para koreografernya. Salah astu

sanggar tari yang masih tetap eksis dikota Bogor yaitu Sanggar Etnika Daya Sora

(EDAS). Sanggar tari ini merupakan wadah bagi para seniman-seniman kota

Bogor yang ingin mengekspresikan karya mereka baik di dunia tari maupun

musik.

Produktivitas dari Sanggar Etnika Daya Sora dalam menciptakan tari-tarian

baik musik dan lagu-lagunya mendapatkan respon positif dari masyarakat dengan

(19)

daya tarik bagi para penikmatnya sekaligus menjadi musik pengiring dari

tari-tarian yang diciptakan oleh sanggar ini, termasuk petunjukan tari Langgir Badong

yang menggunakan iringan musik arumba. Awalnya kesenian Langgir Badong

merupakan sebuah inovasi dalam komposisi musik yang hadir dikalangan

masyarakat yang biasanya dilaksanakan pada acara-acara tertentu seperti perayaan

hari jadi Kota Bogor, acara pernikahan, khitanan, bahkan digunakan sebagai acara

ritual. Beberapa contoh tarian yang diajarkan oleh Sanggar Etnika Daya Sora

adalah tari Lodong Bogor, tari Langgir Badong, tari Gambang Katung, tari

Wayang Hihid, dan tari Patok Jajar.

Langgir Badong merupakan kesenian asal Kota Bogor yang memiliki

karakteristiknya sesuai dengan pendidikan “Kita harus bersahabat dengan alam,

makanya bambu di Bogor melimpah ruah mudah didapat, gampang dibuat dan

fleksibel untuk dibuat menjadi alat seni. Selain itu kita ketahui, mulai dari alat

dapur sampai yang mengantar kita kemerdekaan juga terbuat dari bambu yaitu

tombak. Filosipi bambu sangat sederhana fleksibelitas, dan multiguna. Sehingga

dari kesederhanaan itu anak-anak diberikan pendekatan alam melalui bambu”.

(Wawancara : Ade Suarsa, pendiri Sanggar Etnika Daya Sora, 15 November

2013).

Kesenian Langgir Badong merupakan karya ke 2 ditahun 2009 dari Sanggar

Etnik Daya Sora yang diciptakan oleh Tesya Alvionita, sebelumnya Sanggar

Etnika Daya Sora telah menciptakan beberapa tarian sampai saat ini diantaranya:

1. Lodong Bogor pada tahun 2008

2. Langgir Badong pada tahun 2009

3. Gambang Katung pada tahun 2009

4. Wayang Hihid pada tahun 2010

5. Patok Jajar pada tahun 2011

Kesenian Langgir Badong adalah sebuah kesenian dengan karakteristiknya

sesuai dengan pendidikan sehingga kesenian ini dijadikan bahan ajar disalah satu

sekolah di Kota Bogor. Karena dengan latar belakang tarian ini terisnpirasi dari

hewan kalajengking sebagia hewan pengurai dan menggunakan bahan dasar

(20)

kostum mengunakan bahan dasar dari alam maka banyak hal yang menjadi bahan

edukasi untuk siswa. Sehingga kesenian rakyat Langgir Badong ini dijadikan

sebuah bahan ajar dalam pendidikan formal. Keberadaan tari Langgir Badong

dapat dikatakaan populer dikalangan Kota Bogor meskipun termasuk karya baru.

Karena setiap acara-acara yang diselenggarakan di Kota Bogor tarian ini selalu

disajikan dengan harapan dapat diapresiasi oleh masyarakat, karena ini merupakan

jenis tari kreasi baru yang dikemas dengan sentuhan dan cita rasa baru sehingga

bisa menjadi suguhan bagi para penikmatnya. Seperti yang dikatakan oleh Arthur

S Nalan (1996 : 11) dalam skripsi Mega Prawira Utami bahwa:

Hasil ciptaan-ciptaan tari yang muncul sekitartahun 1950-an kerap kali disebut dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya tari kreasi baru merupakan wujud garapan tari yang hidup relatif masih muda, lahir setelah tari tradisi berkembang cukup lama, serta tampak dalam garapan tariannya itu telah ditandai adanya pembaharuan-pembaharuan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut kesenian

yang terdapat di Kota Bogor yaitu kesenian Langgir Badong untuk mengetahui

sejarah, latar belakang, dan bentuk pertunjukan secara utuh. Peneliti berusaha

melihat dan meneliti lebih jauh untuk mendapatkan infomasi serta dokumentasi

yang lebih jelas mengenai pertunjukan tari Langgir Badong di Sanggar Etnika

Daya Sora Kota Bogor. Berangkat dari hal tersebut peneliti mengangkat topik

mengenai salah satu kesenian yang terdapat di Sanggar Etnika Daya Sora denga

judul penelitian “Tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora Kota

Bogor Timur”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti

berupaya untuk membatasi masalah-masalah yang akan diteliti agar lebih terarah

dan terfokus dengan merumuskannya dalam beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang tari Langgir Badong di Sanggar Etnika Daya Sora?

2. Bagaimana bentuk struktur pertunjukan tari Langgir Badong di Sanggar

(21)

C. Tujuan Penelitian

Menjawab dan memecahkan masalah merupakan tujuan utama yang

dilakukan peneliti. Tujuan dalam penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan

tujuan khusus, Berikut adalah uraian tujuan penelitian yang dilakukan secara rinci.

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk :

Mengetahui dan menjelaskan tari Langgir Badong sebagai salah satu

kesenian dari daerah Kota Bogor yang memiliki ciri khas baik dari latar belakang,

struktur pertunjukan, tata busana, tata rias, properti, dan iringan musik serta dapat

dijadikan sebagai bahan kajian untuk peneliti ataupun kegiatan ilmiah lainnya.

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. Memperoleh data dan mendeskripsikan latar belakang Langgir Badong di

Sanggar Etnika Daya Sora

b. Mendeskripsikan pertunjukan Langgir Badong yang meliputi struktur dan

makna gerak, tata rias, tata busana, properti, dan iringan musik Langgir

Badong.

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang peneliti dapatkan dari penelitian ini, peneliti berharap dapat

memberikan manfaat kepada berbagai pihak baik berupa manfaat secara teoritis

maupun manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi

dalam pengembangan ilmu, yakni melestarikan kesenian Langgir Badong sebagai

salah satu khasanah warisan budaya tradisi di Kota Bogor.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Sanggar Etnika Daya Sora

Mudah-mudahan masyarakat dapat mengenal kesenian Langgir Badong karena

(22)

untuk lebih berkreasi dan mengembangkan kualitas bagi Sanggar Etnika

Daya Sora.

b. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bogor

Memberdayakan kesenian Langgir Badong sebagai salah satu aset wisata

bagi pemerintah Bogor dan sebagai objek promosi kesenian yang baru

diciptakan..

c. Civitas Akademik Jurusan Pendidikan Seni Tari UPI

Menambahkan sumber/referensi yang dapat dijadikan bahan kajian dan bahan

bacaan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari maupun seluruh civitas

akademik UPI Bandung.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari lima bab yang berisikan urutan

penelitian yang dilakukan peneliti dari setiap bab. Adapun rinciannya seperti

berikut:

BAB I PENDAHULUAN; Bab I merupakan langkah awal yang harus

ditempuh oleh peneliti, yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, manfaat penelitian serta

struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN TEORETIS; Bab II berisikan tentang teori-teori yang

menguatkan terhadap penelitian ini, yang terdiri dari teori seni pertujukan, teori

bentuk penyajian, teori struktur gerak, teori tata rias, teori tata busna, teori

properti, dan teori musik tari Langgir Badong.

BAB III METODE PENELITIAN; Bab III memaparkan tentang lokasi dan

subjek penelitian, metode penelitian, instrumen penellitian, teknik pengumpulan

data. Dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi,

wawancara, dokumentasi dan studi literatur. Dan tahap selanjutnya peneliti akan

memaparkan penelitian yaitu pra penelitian, pelaksanaan penelitian, dan tahap

akhir penelitian. Langgir Badong yang didalamnya terdapat beberapa bagian,

yang meliputi pendukung pertujukan, struktur gerak, struktur pertunjukan, rias,

(23)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN; Bab V merupakan bab terakhir yang

bersikan kesimpulan dari penelitian serta rekomendasi sebagai tindak lanjut dari

hasil penelitian. Bagian akhir terdapat daftar pustaka serta lampiran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; Bab IV memaparkan

hasil dan pembahasan penelitian yang diperoleh dari lapangan, yang meliputi

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian dan Pendekatan

Dalam sebuah penelitian metode adalah sebuah cara utama yang

dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang diperoleh peneliti yang erat

kaitannya dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan.

Dalam suatu penelitian metode menjadi peran utama dan memegang peranan yang

sangat penting. Metode sangat erat kaitannya dengan suatu prosedur, proses dan

teknik yang sistematis dalam penelitian suatu ilmu tertentu untuk mendapatkan

hasil objek yang diteliti. Berdasarkan pembahasan yang akan dibahas dalam

penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode deskriptif analisis dengan

pendekatan kualitatif. Penggunaan metode dalam penelitian ini dianggap sesuai

dengan apa yang akan dilakukan oleh peneliti unutk mengetahui hal-hal yang

berhubungan dengan subjek dan objek yang akan diteliti. Dengan menggunakan

metode ini peneliti dapat memecahkan suatu masalah dengan jalan

mengumpulkan data menggambarkan kembali, menguraikan, dan memaparkan

suatu masalah sebagaimana adanya untuk mengidentifikasi tentang data yang

telah dikumpulakan dari lapangan. Dengan tujuan untuk membuat

gambaran-gambaran yang akurat mengenai fakta dan ciri khas dari objek penelitian.

Metode ini diambil peneliti atas dasar pertimbangan bahwa permasalahan

yang diteliti adalah permasalahan saat ini, dengan cara mengumpulkan data,

menyusun, dan menganalisisnya. Dan data yang tersedia diterima apa adanya

tanpa dikurangi atau ditambah sedikit pun.

Hal ini dijelaskan oleh Sudjana (1989 : 69) dalam skripsi Ajeng Ginanjar

Riswanti mengatakan bahwa:

(25)

Pendapat lain, mengemukanan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme,digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan ssampel sumber datadilakukan secara

purposive dan snowbaal teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan)

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi. Sugiono. (2012 : 9)

Dari paparan di atas bahwa peneliti diharapkan dapat mendeskripsikan semua

hal yang berkaitan dengan masalah yang terdapat pada tari Langgir Badong di

Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu penjelasan mengenian lokasi atau wilayah

dimana peneliti melakukan penelitian. Adapun lokasi dan subjek penelitian yang

akan diteliti yaitu sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan suatu wilayah yang digunakan peneliti untuk meneliti

suatu objek yang memiliki karakteristik untuk dipelajari dan menjadi tempat

penelitian yang menghasilkan kesimpulan. Lokasi tari Langgir Badong yang

menjadi suatu objek atau subjek penelitian bertempat di sanggar Etnik Daya Sora

di Kampung Wangun Tengah RT 02 RW 04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan

Bogor Timur Kota Bogor.

2. Subjek Penelitian

Peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena kota Bogor mempunyari

suatu karakteristik yang kuat dengan sebuah kesenian yang tumbuh dan

berkembang di lokasi setempat. Dan tari Langgir Badong ini merupakan karya ke

dua di tahun 2009 yang diciptakan oleh Ade Suarsa yang sebelumnya telah

melahirkan karya dan berlanjut pada karya-karya ditahun berikutnya, di

antaranya: Lodong Bogor, Gambang Katung, Wayang Hihid, Patok Jajar.

Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu tari Langgir Badong.

Alasan dipilihnya tari Langgir Badong sebagai subjek penelitian karena tarian ini

(26)

kalajengking dengan keberadaannya dihutan dan objek bambu yang menjadi ciri

khas dari tari Langgir Badong. Maka peneliti tertarik untuk meneliti tari Langgir

Badong yang terdapat di sanggar Etnik Daya Sora sebagai lokasi dan sampel

penelitian.

C. Definisi Operasioal

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperjelas istilah

terhadap judul penelitian yang diangkat yaitu Tari Langgir Badong di Sanggar

Etnika Daya Sora Kota Bogor Timur, maka peneliti memberikan batasan istilah

yang terdapat dalam judul penelitian, diantaranya:

a. Pertunjukan adalah suatu karya seni yang didalamnya terdapat aksi individual

dan kelompok, tempat, ruang dan waktu tertentu

b. Langgir Badong adalah seni pertunjukan rakyat yang terdiri dari penari

Langgir dan penabuh alat musik, beberapa alat musik (waditra) pendukung

musik dan lagu

c. Kota Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang berbatasan

dengan Kota Depok dan Cianjur.

Berdasarkan batasan istilah di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

terfokus pada tari Langgir Badong yang terdapat di Kampung Wangun Tengah

RT 02 RW 04 Kelurahan Sindangsari Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.

D. Instrumen Penelitian

Instrument merupakan alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti.

Sebelum melakukan penelitian objek pada lokasi yang telah ditentukan sehingga

dengan adanya panduan tersebut peneliti akan lebih terfokus dengan pembahasan.

Beberapa panduan yang harus disiapkan oleh peneliti diantaranya pedoman

observasi, pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, dan pedoman pustaka.

Sekaitan dengan hal tersebut, Sugiyono (2011 : 305) mengungkapkan bahwa:

(27)

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dari pernyataan di atas, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif pada

awalnya sebuah permasalahan belum terpecahkan dan belum memiliki kepastian,

maka yang menjadi instrument dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.

Namun jika permasalahan yang dipelajari sudah menemukan kejelasan maka

dapat dikembangkan suatu instrument.

Adapun instrument yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain:

1. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti akan

melakukan studi pendahuluan untuk melakukan sebuah penelitian. Wawancara ini

ditujukan untuk memperoleh data yang diinginkan dengan cara mewawancarai

langsung kepada narasumber, dengan mengajukan beberapat pertanyaan yang

dapat menghasilkan sebuah informasi untuk menemukan sebuah permasalahan

yang dicari oleh peneliti. Terdapat beberapa macam teknik wawancara, namun

dalam penelitian ini penliti menggunakan teknik wawancara terstruktur

(structured interview) dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview)

dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pencipta tari Langgir Badong

sekaligus pemilik Sanggar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang

diungkapkan Sugiono (2011 : 319-320) bahwa:

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang telah diperoleh. Sedangkan wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggnakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-gsris besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Informasi yang deiperoleh tidak hanya dilakukan wawancara kepada

narasumber yang menciuptakan tarian Langgir Badong, namun dilakukan juga

kepada masyarakat setempat untuk memdapatkan informasi sejauh mana

masyarakat setempat mengetahui keberadaan dan eksistensi tari Langgir Badong

(28)

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Dari pernyataan di atas, menjelaskan bahwa penelitian kualitatif pada

awalnya sebuah permasalahan belum terpecahkan dan belum memiliki kepastian,

maka yang menjadi instrument dari penelitian ini adalah peneliti itu sendiri.

Namun jika permasalahan yang dipelajari sudah menemukan kejelasan maka

dapat dikembangkan suatu instrument.

Adapun instrument yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain:

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti akan

melakukan studi pendahuluan untuk melakukan sebuah penelitian. Wawancara ini

ditujukan untuk memperoleh data yang diinginkan dengan cara mewawancarai

langsung kepada narasumber, dengan mengajukan beberapat pertanyaan yang

dapat menghasilkan sebuah informasi untuk menemukan sebuah permasalahan

yang dicari oleh peneliti. Terdapat beberapa macam teknik wawancara, namun

dalam penelitian ini penliti menggunakan teknik wawancara terstruktur

(structured interview) dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview)

dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pencipta tari Langgir Badong

sekaligus pemilik Sanggar. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang

diungkapkan Sugiono (2011 : 319-320) bahwa:

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang telah diperoleh. Sedangkan wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggnakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-gsris besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Informasi yang deiperoleh tidak hanya dilakukan wawancara kepada

narasumber yang menciuptakan tarian Langgir Badong, namun dilakukan juga

kepada masyarakat setempat untuk memdapatkan informasi sejauh mana

masyarakat setempat mengetahui keberadaan dan eksistensi tari Langgir Badong

(29)

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa data berupa

pengamatan secara langsung dari lokasi penelitian yang berkaitan langsung

dengan pertunjukan tari Langgir Badong yang terdapat di Sanggar Etnik Daya

Sora Kota Bogor. Dihapkan dengan melakukan observasi peneliti mendapatkan

sejumlah data yang nantinya akan dianalisis.

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti melalui dua tahap dimana

pada tahapan awal peneliti melakukan survey atau pengamatan awal yang

dilakukan pada bulan November 2013 yang bertempat dikediaman Bp Ade Suarsa

selaku pemilik sanggar sekaligus pencipta tari Langgir Badong. Pada tahap awal

peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui letak geografis Sanggar

Etnik Daya Sora dan sasaran penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan

pemilihan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti dan mengidentifikasinya.

Observasi selanjutnya peneliti melakukan observasi atau pengamatan yang

lebih memfokuskan kepada objek yang diteliti mengenai latar belakang, bentuk

penyajian tari Langgir Badong, dll. Observasi ini masih dilakukan di Sanggar

Etnik Daya Sora dengan melakukan observasi juga kepada pelaku seni yang

tergabung dalam tari Langgir Badong, beserta observasi kepada masyarakat

setempat.

b. Wawancara

Menurut Arikunto (2006 : 129) wawancara harus dilakukan secara efektif,

artinya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data

sebanyak-banyaknya. Bahasanya harus jelas, terarah, suasana harus tetap nyaman, santai

agar data diperoleh data yang obyektif dan dapat dipercaya. Wawancara

digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dari objek yang diteliti berupa

hasil wawancara (interview) dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada

narasumber. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik dalam

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan memberikan pertanyaan

(30)

Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan jenis wawancara

terstruktur dan tak berstruktur sehingga peneliti mendapatkan informasi yang

diajukan untuk narasumber mendapatkan infromasi yang jelas. Adapun

narasumber yang diwawancarai oleh peneliti sebagai berikut.

1. Ade Suarsa. S.Sn., sebagai penata musik, sekaligus pimpinan dari Sanggar

Etnik Daya Sora Kota Bogor. Informasi lebih lanjut yang akan diteliti dengan

Ade Suarsa untuk mengetahui proses penciptaan musik dan Sanggar Etnika

Daya Sora.

2. Tesya Alvionita. sebagai koreografer sekaligus pelaku seni dan salah satu

anggota dari Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor. Yang akan diteliti

mengenai sejarah, latar belakang dan informasi mendalam mengenai tari

Langgir Badong.

3. Informasi diperoleh dari wawancara dengan narasumber berupa sejarah

singkat, sekilas mengenai sanggar, unsur-unsur pendukung tari, dan gambaran

umum dari pertunjukan Langgir Badong.

Kegiatan wawancara telah dilakukan oleh peneliti dengan narsumber dalam

penelitian yaitu.

1. Minggu, 15 November 2013 proses pengenalan antara peneliti dengan

narasumber, sekaligus survey lapangan untuk mengetahui letak dari Sanggar

Etnik Daya Sora Kota Bogor.

2. Sabtu, 21 Desember 2013 melihat pertunjukan Langgir Badong dalam acara

Rumah Budaya Nusantara 2013 Cihideung Kabupaten Bandung Barat.

3. Senin, 23 Desember 2013 peneliti kembali mendatangi Sanggar Etnik Daya

Sora untuk melakukan wawancara secara mendalam tentang tari Langgir

Badong mengenai latarbelakang, sejarah, proses awal penciptaan tari, dan

unsur-unsur pendukung tari.

4. Selasa, 24 Desember 2013 melihat proses latihan sekaligus menanyakan

informasi mengenai musik iringan, properti, tata rias, dan tata busana yang

digunakan dalam tari Langgir Badong.

5. Sabtu, 28 Desember 2013 pendataan alat musik, properti, tata rias dan tata

(31)

kepada masyarakat sekitar Sanggar mengenai pengetahuan dan respon dari

tari Langgir Badong.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti secara bertatap muka langsung

dengan narasumber guna mendapatkan infromasi yang akurat dan jelas mengenai

tari Langgir Badong.

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan-catatan sejarah awal atau peristiwa yang sudah

berlalu, berupa karya seseorang, gambar, tulisan atau pun arsip-arsip. Dan

dokumentasi merupakan suatu kegiatan studi kearsipan mengenai buku-buku,

laporan, bahkan kegiatan laporan dokumenter dari film-film yang relevan.

Kegiatan dokumentasi ini dilakukan untuk memperjelas data dari paparan

penelitian yang merupakan pelengkap dari sebuah metode observasi dan

wawancara. Sehingga hasil dari penelitian menghasilkan data yang kredibel atau

dapat dipercaya dengan menggunakan media kamera untuk pengambilan gambar,

tipe record, dan handycam selama kegiatan penelitian berlangsung.

d. Studi Literatur

Studi literatur merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti untuk dijakdikan sebagai bahan rujukan atau referensi sebuah

penelitian. Sebagai contoh beberapa referensi atau sumber bacaan seperti

buku-buku, jurnal, dan artikel.

Dalam kegiatan penelitian, peneliti berusaha untuk mendatangi beberapa

tempat sumber bacaan seperti perpustakaan UPI, perpustakaan STSI,

perpustakaan daerah Jawa Barat, dan beberapa tempat yang menyediakan sumber

bacaan sebagai pendukung dalam penelitian yang dilakukan. Beberapa sumber

bacaan yang dijadikan sebagai referensi dalam penelitian ini adalah:

1. Tari Sunda Dulu, Kini, dan Esok karangan Tati Narawati. Buku ini membantu

peneliti dalam pengertian dan unsur-unsur tari.

2. Rias dan Busana Tari Sunda karangan Endang Caturwati. Dimana buku ini

membantu peneliti untuk mengetahui pemaparan dalam teknik rias dan

(32)

3. Penciptaan Tari Sunda karangan Iyus Rusliana.Buku ini membantu peneliti

memahami tentang unsur-unsur penciptaan tari.

4. Metode Penelitian Pendidikan karangan Sugiyono. Yang membantu peneliti

dalam pengguanaan metode selama proses pengumpulan dan pengolahan

data.

Selain buku-buku di atas, terdapat beberapa buku literatur lain sebagai bahan

referensi, dan lebih jelasnya buku sumber sebagai bahan literatur dalam penelitian

ini terdapat dalam daftar pustaka.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi,

studi dokumentasi, dan studi pustaka selanjutnya dianalisis sesuai dengan metode

yang digunakan oleh peneliti yaitu deskriptif analisis. Kemudian melakukan

beberapa tahap yang dilakukan oleh peneliti dengan cara membuat catatan,

mengkaji, dan mengolahnya sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang

mudah difahami dan mendapatkan realibitas dan validitasnya. Adapun

langkah-langkah yang diilakukan peneliti dalam melakukan pengolahan data sebagai

berikut:

1. Penyusunan data sesuai dengan permasalahan

2. Mengumpulkan, menyesuaikan data yang telah diperolah dilapangan berupa

data tertulis dan hasil wawancara dari beberapa narasumber

3. Menyimpulkan dari hasil data yang telah dikumpulkan dan telah disusun

Kasmahidayat (2010 : 66) mengatakan bahwa” analisis data penelitian budaya

merupakan tahapan pengolahan seluruh proses pengkajian hasil wawancara,

pengamatan, dan dokumentasi yang telah terkumpul, untuk melahirkan kedalaman analisis dalam penelitian”. Dalam sebuah penelitian analisis data digunkan secara mendalam dan menyeluruh termasuk pemaparan kaidah-kaidah penelitian.

Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data

diantaranya:

1. Reduksi data

(33)

3. Menarik kesimpulan

Pengujian keabsahan dan kreabilitas dalam sebuah penelitian dilakuakn

dengan cara pengecekan data kepada sumber yang sama. Teknik pengumplan data

yang digunakan oleh peneliti yaitu meggunakan triangulasi. Sugiono (2011 : 330) mengatakan bahwa ”triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi,

maka sebenarnya penelitian mengumpulkan data yang sekaligus menguji

kreadibilitas data, yaitu mengecek kreadibilitas data dengan berbgai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data”.

F. Langkah-langkah Penelitian

1. Pra Penelitian

a. Survei

Peneliti melakukan langkah awal dalam sebuah penelitian yang dilakukan

pada awal bulan Novenber 2013 di Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor Timur.

Peneliti melakukan survey untuk mengetahui lokasi dan subjek dari penelitian

yang diteliti mengenai tari Langgir Badong.

b. Perumusan Judul dan Topik Penelitian

Setelah melakukan tahap penyurveian untuk menentukan lokasi dan subjek

penelitian, selanjutnya peneliti menentukan judul dan masalah-masalah yang

diajuakan kepada dewan skripsi sesuai dengan topik penelitian. Adapun judul

yang telah disetujui ialah: “Tari Langgir Badong di Sanggar Etnik Daya Sora

Kota Bogor Timur”.

c. Penyususnan dan Sidang Proposal

Tahap selanjutnya setelah menentukan judul dan rumusan masalah peneliti

melakukan sidang proposal yang dilaksanakan Oktober 2012, yang

menghasilkan persetujuan atas judul dan objek yang diteliti. Kritik dan saran

hasil siding proposal dijadikan acuan dan diolah kembali dalam bentuk revisi

(34)

d. Penyelesaian Administrasi Penelitian

Menyadari pentingnya peneliti sebelum terjun ke lapangan untuk melakukan

penelitian yaitu mempersiapakan segala sesuatu yang berkaitan dengan

administrasi sperti surat izin penelitian dari Rektorat Kemahasiswaan

Universitas Pendidikan Indonesia, surat keputusan penentuan pembimbing, dan

lainnya.

e. Penentuan Instrumen Penelitian

Untuk menentukan data apa saja yang dibutuhkan, peneliti bertolak kepada

pertanyaan dalam rumusan masalah. Sehingga peneliti dapat mempersiapakan

hal apa saja yang mendukung pengumpulan data untuk menjawab rumusan

masalah dalam penelitian secara valid, realibel, dan objektif.

2. Pelaksanan Penelitian

a. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data guna mendapatkan seluruh

informasi yang valid dari narasumber secara langsung dengan teknik wawancara

pada bulan Desember 2013 kepada pemilik Sanggar Etnik Daya Sora, pencipta

tari Langgir Badong, pelaku tari, dan pemusik. Studi litelatur dan studi

dokumentasi yang digunakan oleh peneliti yaitu di Sanggar Entik Daya Sora,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, studi pustaka, dan sumber

bacaan lain. Data tersebut dicari guna mendapatkan data yang valid untuk

mempertanggung jawabkan kebenarannya mengenai tari Langgir Badong di

Sanggar Etnik Daya Sora Kota Bogor Timur.

b. Pengolahan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan pengumpulan data

dengancara terjun langsung kelapangan untuk mendapatkan informasi lalu

mengolahnya dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang

berlangsung di Sanggar Etnik Daya Sora, lalu dikumpulkan untuk selanjutnya

dianalisis dan disesuaikan dengan keperluan penelitian. Setelah melakukan hal

tersebut akan diperoleh uraian yang kemudian akan disusun dan dijadikan bahan

(35)

3. Penulisan Laporan Penelitian

Dalam penulisan laporan penelitian ada beberapa langkah-langkah yang harus

dilakukan oleh peneliti adalah:

a. Data yang telah dikumpulkan dan diolah selanjutnya dianalisis, disusun

berdasarkan pertanyaan penelitian dan dikelompokan untuk dijadikan laporan

penelitian.

b. Selanjutnya data yang telah terkumpul disusun menjadi bagian-bagian bab

yang sesuai dengan sistematika penulisan.

c. Peneliti menggunakan buku Pendoman Penelitian Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia Tahun 2013.

d. Dalam penulisan laporan dan penyusunan penelitian tidak lepas dari proses

bimbingan dengan dosen pembimbing skripsi untuk memperbaiki kekurangan

dan merevisi jika terjadi kesalahan untuk menghasilkan laporan penelitian

yang sempurna.

e. Setelah semua tersusun secara sistematis dilakukan penarikan kesimpulan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Caturwati, Endang. (1997). Tata Rias dan Busana tari Sunda. Bandung. STSI Press

_______________. (2007). Tari Tatar Sunda. Bandung : STSI Press

Fajar, Pramesti. (2011). Citra Wayang Pada Tari Arimbi Karya Iyus Rusliana Bandung (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Hadi, Y S. (2005). Sosiologi Tari. Yogyakarta : PUSTAKA.

Kasmahidayat, Yuliawan. (2010). Agama dalam Transformasi Budaya. Bandung : CV. Bintang Wali Artika.

Kuswanti, Imas Ayu. (2013). Tari Ahlan Wasahlan di Sanggar Wanda Banten (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Murgianto, Sal. (1993). Ketika Cahaya Merah Memudar. Jakarta : Deviri Ganan.

Nalan, Arthur S. (1996). Kapita Selekta Tari. Bandung. : STSI Press Bandung

Pamadhi, Hadjar. dkk. (2008) Pendidikan Seni di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Rosala, Dedi. dkk. (1999). Pengetahuan Tari dan Drama Sebuah Pengantrar. Bandung : Daya Mandiri Grafika.

Rusliana, Iyus. (2008). Penciptaan Tari Sunda. Bandung : Etno Teather Publisher.

___________. (1982). Pendidika Seni Tari. Bandung : Angkasa.

Sediawati, Edi. dkk. (1986). Pengetahuan Elemen Tari dan Beberapa Masalah

Tari. Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian

Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(37)

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Utami, Mega Prawita. (2011). Tari Lenggang Nyai di Sanggar Laboratorium Tari

Indonesia (Skripsi). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Gambar

Gambar 4.63 Panakol Kendang.........................................................................................
Tabel 4.2 Susunan Pelaku Seni .............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Tari Topeng Mak Yong merupakan salah satu seni tradisional yang terdapat dalam kesenian Mak Yong yang berkembang di Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau..

Pertunjukan Kesenian Dambus Sanggar Anggrek Pada Festival Seni Budaya Di Pantai Nyiur Melambai Kabupaten Belitung Timur.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Angguk Rame merupakan seni pertunjukan rakyat yang memadukan unsur gerak, shalawat dan musik, kesenian ini sudah hidup dan berkembang pada masyarakat Ngargotontro

Kesenian Kubro Siswo merupakan salah satu jenis pertunjukan rakyat tradisional yang hidup dan berkembang di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.Kesenian ini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Seni Pertunjukan Marching Bleck “AKRAB― merupakan bentuk kesenian yang lahir dari suatu tradisi /budaya daerah yang dilatarbelakangi oleh tradisi

Dari hasil penelitian ditemukan berupa tujuh tahapan bentuk pertunjukan Tari Barapan Kebo dan gerak tari yang menggunakan beberapa gerak khas Sumbawa Barat, gerak dalam Tari Barapan

Tari Multi Etnis Kota Pontianak merupakan kesenian tari yang memiliki nilai luhur yakni: terlihat bahwa tari multietnik merupakan warisan seni yang patut untuk dilestarikan; b

Hal ini menggambarkan bahwa beberapa budaya mempengaruhi adanya sinkterisme dalam kesenian yaitu Tari Anak Melalui seni pertunjukan Tari Anak mengandung unsur sinkretis terlihat dari