• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PT. INHUTANI I BATU AMPAR KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PT. INHUTANI I BATU AMPAR KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PT. INHUTANI I BATU AMPAR KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh :

ERNI DIANTATI NIM. 120 500 152

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA

(2)

ii Pembimbing,

Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP. 197906132008121003

Penguji I,

Dwinita Aquastini, S, Hut, MP NIP. 197002141997032002

Penguji II,

Yullianto, S.Kom, MMT NIP. 19830719 2009121007

Menyetujui/Mengesahkan Ketua Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP. 197906132008121003

JudulLaporan PKL : Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) PT. INHUTANI Batu Ampar Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara.

Nama : Erni Diantati

NIM : 120500152

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya, maka Penulis dapat menyelesaikan laporan PKL ini. Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan di PT. INHUTANI I Batu Ampar Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sebuah penghargaan yang tak ternilai harganya tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Penulis selama melakukan kegiatan PKL dan penyelesaian laporan PKL ini.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Orang tua yang senantiasa berdoa untuk keberhasilan dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan PKL

2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

3. Bapak Husmul Beze, S.Hut, M.Si selaku Ketua Program Studi Geoinformatika dan dosen pembimbing.

4. Ibu Dwinita Aquastini, S. Hut, MP Selaku Dosen Penguji I dan Bapak Yulianto, S. Kom, MMT Selaku Dosen Penguji II

5. Bapak Ir. Agus Beniarto Prasodjo Selaku Manajer dan Bapak Abdul Salam, S.Hut Selaku Asisten Perencanaan PT. INHUTANI I

6. Seluruh Staff PT. INHUTANI I yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatuyang telah banyak membantu dan memberi pengalaman sampai terselesainya praktek kerja lapang,

(4)

iv

8. Rekan-rekan yang tergabung dalam tim PKL 2015 Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Program Studi Geoinformatika

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan penulis dalam penguasaan materi. Namun penulis berharap informasi yang tersaji di dalamnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan pengetahuan dibidang kehutanan survey dan pemetaan.

Penulis

(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Hasil yang Diharapkan ... 3

BAB II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4

B. Manajemen PT. INHUTANI I Batu Ampar ... 5

C. Visi dan Misi... 5

D. Sejarah Usaha Pemanfaatan ... 6

E. Kondisi Areal Kerja ... 8

F. Aksebilitas ... 9

G. Waktu dan Lokasi PKL ... 10

BAB III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN A. Pengukuran Batas Rencana Kerja Tahunan ... 11

B. Pengukuran Jaringan Jalan ... 16

C. Pengolahan Data ... 22

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 30

B. Saran ... 30 DAFTAR PUSTAKA

(6)

vi

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Tabel Waktu dan Lokasi PKL ... 10 2. Hasil Pengukuran Batas Areal RKT ... 14 3. Tabel pengukuran Jaringan Jalan ... 20

Lampiran

4. Tabel data hasil pengolahan pengukuran jaringan jalan ... 33 5. Tabel hasil pengolahan pengukuran batas RKT ... 35

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Proses download data lapangan ... 26

2. Proses unduh citra google menggunakan Stich Map ... 26

3. Proses edit jalan yang menumpuk menggunakan ArcGIS ... 27

4. Proses digitasi jalan yang belum di ukur ... 28

5. Proses pengolahan data ... 28

Lampiran 6. Peta jaringan jalan ... 35

7. Peta batas RKT 2012, 2013, 2014 & 2015 ... 36

8. Kegiatan penentuan posisi batas RKT 2013 ... 36

9. Kegiatan penentuan posisi batas RKT 2014 ... 37

10. Kegiatan Pengukuran Jaringan Jalan menggunakan GPS ... 37

11. Proses Download data dan pengolahan data ... 38

12. Kegiatan pembangunan camp ... 38

13. Peta jaringan jalan RKT Tahun 2012, 2013, dan 2014 PT.INHUTANI I ... 39

(8)

A. Latar Belakang

Menurut Anonim (2014) hutan tanaman industri (HTI) adalah kawasan hutan tanaman pada wilayah hutan produksi yang sengaja dibangun oleh kelompok industry untuk peningkatan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan system silvikultur atau budidaya dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Kegiatan yang diizinkan pada hutan tanaman industri (HTI) meliputi persiapan lahan, pembuatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan hasil, pengolahan dan pemasaran.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1990 tentang hak pengusahaan hutan tanaman industri, Hutan tanaman industri yang selanjutnya disingkat menjadi (HTI) adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industry hasil hutan.

Dimana dalam operasionalnya berpegangan pada hak pengusahaan HTI. Hak pengushaan hutan tanaman industry ini adalah untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yang kegiatannya mulai dari penanaman bibit, pemeliharaan pohon, pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran.

Pengusahaan HTI bertujuan untuk menunjang pengembangan industry hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan devisa negara, meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup, memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha.

Dalam pengelolaan hutan tanaman industri di Indonesia dipakai system silvikultur. Dimana Sistem silvikultur yang diterapkan adalah system tebang habis

(9)

2

dengan penanaman kembali. Pembangunan hutan tanaman industri di Indonesia dilakukan dengan bertujuan baik untuk pelestarian hutan yang non aktif agar bisa dimanfaatkan lagi bagi kemajuan bangsa.

Hutan tanaman industry merupakan salah satu penyebab utama deforestasi di mana hutan hujan tropis primer diganti dengan hutan monokultur seperti Akasia dan ekaliptus. Perubahan besar dalam penggunaan lahan tersebut berdampak pada kondisi lingkungan dan sosial. Perkembangan perkebunan skala besar dapat berdampak pada meningkatnya emisi efek rumah kaca, menghilangkan keanekaragaman hayati serta konsekuensi negative terhadap kondisi ekonomi masyarakat lokal, mata pencaharian dan budaya masyarakat yang tergantung pada hutan.

Sehubungan dengan hal tersebut Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mengadakan sebuah kegiatan yang disebut dengan program praktik kerja lapang (PKL). Praktik Kerja Lapangan merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa dibangku perkuliahan pada suatu lapangan pekerjaan. Tujuannya untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.

PKL juga dapat menjadikan mahasiswa sebagai mahasiswa yang mandiri dan memiliki visi dan misi untuk kedepannya. Dalam praktik kerja lapang, mahasiswa dituntut untuk memiliki keahlian (Skill) dalam menjalankan pekerjaan karena praktik di perkuliahan seringkali berbeda dengan praktik langsung didunia nyata.

Oleh sebab itu dibutuhkan kreatifitas dan inisiatif yang tinggi dari mahasiswa dalam melaksanakan tugas di suatu perusahaan atau instansi.

(10)

B. Tujuan

1. Untuk memperkenalkan mahasiswa pada situasi kerja yang sebenarnya, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan diri mereka pada saat terjun kelapangan pekerjaan.

2. Mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat dengan bekal ilmu yang diterima di perkuliahan.

3. Mempelajari bidang kerja manajemen pada instansi perusahaan BUMN yaitu PT. INHUTANI I.

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan praktek kerja lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru tentang standar pekerjaan di bidang perencanaan.

2. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta dayak reatif diri yang sesuai dengan lingkungan di masa yang akan datang.

3. Mengetahui secara jelas mengenai kegiatan perusahaan khususnya yang berkaitan dengan geoinformatika dan bisa mendapatkan pengalaman kerja serta dapat berinteraksi dalam suatu kerja tim.

(11)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. TinjauanUmum Perusahaan

PT. INHUTANI I adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tanggal 8 Desember 1973 yang merupakan kelanjutan dari PN. Perhutani Kalimantan Timur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 Th. 1972, Akte Notaris Suleman Ardjosasmita No. 5 tanggal 8 Desember 1972 dan Akte Notaris Imas Fatimah No. 38 tanggal 10 Desember 1984. Kantor Pusat PT. INHUTANI I berkedudukan di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt. 12, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat; dengan kantor unit pelaksana lapangan di Base Camp Batu Ampar, Jalan Balikpapan – Samarinda Km. 38, Kecamatan Samboja, Kalimantan Timur. Wikipedia (2015).

Menindaklanjuti hal tersebut, PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir yang telah mendapatkan hak pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industry sesuai keputusan menteri kehutanan No. 239/Kpts-II/1998 pada Kelompok Hutan Sungai Merdeka dan Sungai Sepaku seluas ± 16.521 Ha, di Kabupaten Pajanam Paser Utara, Kutai Kartanegara dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, menyusun dokumen usulan revisi RKUPHHK-HTI nomor SK 134/VI-BPHT/2010 tanggal 13 Oktober 2010 dengan pertimbangan sebangai berikut :

1. Adanya perubahan Status Kawasan Hutan menjadi bukan kawasan hutan di areal IUPHHK-HT PT. Inhutani I berdasarkan SK Menhut nomor : 79/Kpts-II/2001 tanggal 5 Maret 2001 dan SK Menhut nomor : SK. 554/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013 lembar 1814 dan lembar 1815.

(12)

2. Pada tata waktu dan lokasi rencana penanaman pada RKU IUPHHK HT yang disusun sebelumnya sebagian berada di luar kawasan hutan sehingga rawan terhadap gangguan masyarakat

3. Bahwa untuk melaksanakan pembangunan hutan tanaman jenis karet varietas unggul PB.260 penyiapan lahan harus dilakukan secara mekanis

B. Manajemen PT. INHUTANI I Batu Ampar

PT INHUTANI I dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh seorang Direktur yang membawahi empat biro. Direksi bertanggung jawab kepada Pemegang Saham (Pemerintah) dan diawasi oleh Dewan Komisaris. Di Kantor cabang yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri PT. INHUTANI I dipimpin oleh seorang Manajer. Dalam melaksanakan tugasnya manajer dibantu oleh Wakil Manajer. Struktur organisasi PT. INHUTANI I selengkapnya bisa dilihat pada lampiran 7.

C. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan

a. Menuju industry kehutanan hijau (Green Forest Industry) dengan diversivikasi

b. Usaha produk non-kayu secara seimbang berbasis unit kerja untuk meningkatkan kinerja perseroan

2. Misi Perusahaan

a. Mengelola hutan secara lestari dan bersertifikasi b. Mengembangkan hutan tanaman karet unggul

c. Mengembangkan industry pengolahan kayu berbasis engineering wood product untuk menghasilkan finish product unggul

(13)

6

d. Mengembangkan usaha non kayu berbasis potensi dan kompetensi sumberdaya perseroan.

D. Sejarah Usaha Pemanfaatan

Areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir adalah areal sebagaimana dimaksud pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 239/Kpts-II/1998 tanggal 27 Pebruari 1998 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir atas areal hutan seluas ± 16.521 Ha. Secara geografi areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir berada di kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 0º57’13” - 1º05’28” LS dan 166º44’21” – 116º58’29” BT.

Areal kerja hutan tanaman industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah direncanakan sampai dengan tahun 1998 seluas 2.011,57 Ha dengan realisasi penanaman seluas 1.303,12 Ha. Adapun tanaman yang masih bisa dimanfaatkan seluas ± 590 Ha dengan jenis Akasia. Areal Kerja IUPHHK-HTI Unit Batu Ampar-Mentawir, sebagian terletak dalam wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, sebagian terletak dalam wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi terletak dalam wilayah Kotamadya Balikpapan. Ketiga bagian areal ini terletak lebih dari 50 – 100 Km dari ibu kota masing-masing kabupaten, yaitu Tenggarong dan Penajam. Dari Kotamadya Balikpapan jarak areal Batu Ampar ±24 Km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan dari ibu kota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda letak Batu Ampar berjarak ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Ke semua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

(14)

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dan dari beberapa kota atau pusat pemukiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan yang berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan bagian areal Mentawir dengan jarak ±20 mil laut. Jenis sarana perhubungan air/sungai yang umum digunakan adalah kelotok, speed boat dan kapal penumpang. Frekuensi kapal penumpang melalui Sungai Sepaku dari dan kebagian areal Mentawir, dua hari sekali. Prasarana perhubungan udara yang terdekat adalah bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

Adapun realisasi kegiatan IUPHHK-HTI PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir yang telah terlaksana sejak dikeluarkannya SK IUPHHK-HTI lain: a. Pembuatan Base Camp,

b. Persemaian dan pembibitan tanaman, c. Penanaman dan pemeliharaan tanaman, d. Pengadaan tenaga kerja,

e. Pembuatan jalan utama dan jalan cabang, f. Penanaman areal pinggir jalan,

g. Pembuatan areal plasma nutfah di Asistenan Sel Merdeka,

h. Pembuatan Buffer Zone dengan Kawasan Lindung S. Wain – S. Bugis, i. Pembuatan Kegiatan wisata Bukit Bangkirai, lengkap dengan sarana wisata

(canopy bridge, mess tamu dan fasilitas rumah makan).

Kegiatan pembangunan Hutan Tanaman Industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah dilaksanakan sejak tahun 1990/1991, tetapi pada bulan

(15)

8

Februari – Maret 1998 telah mengalami kebakaran hutan bersama – sama dengan areal hutan lainnya di wilayah Kalimantan Timur (kebakaran hutan besar pada tahun tersebut.

Luas areal kerja hutan tanaman industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah direncanakan sampai dengan tahun 1998 seluas 2.011,57 Ha dengan realisasi penanaman seluas 1.303,12 Ha. Adapun tanaman yang masih bisa dimanfaatkan seluas ± 590 Ha dengan jenis Akasia

E. Kondisi Areal Kerja

Areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir adalah areal sebagaimana dimaksud pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 239/Kpts-II/1998 tanggal 27 Februari 1998 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir atas Areal Hutan seluas ± 16.521 Ha.

Secara geografi areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir berada di kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 0º57’13” - 1º05’28” LS dan 166º44’21” – 116º58’29” BT.

Berdasarkan kelompok hutan, areal tersebut di atas berada pada kelompok hutan Sungai Merdeka-Sungai Sepaku. Secara administrative pemerintahan terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara, Penajam Paser Utara Dan Kotamadya Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur. Secara administrasi pemangkuan hutan areal tersebut termasuk dalam wilayah areal kerja RDK/BPKH Semoi, Dinas kehutanan Kabupaten Penajam Paser Utara, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur

(16)

F. Aksebilitas

Areal Kerja IUPHHK-HTI Unit Batu Ampar-Mentawir, sebagian terletak dalam wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, sebagian terletak dalam wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi terletak dalam wilayah Kotamadya Balikpapan. Ketiga bagian areal ini terletak lebih dari 50 – 100 Km dari ibu kota masing-masing kabupaten, yaitu Tenggarong dan Penajam. Dari Kotamadya Balikpapan jarak areal Batu Ampar ±24 Km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda letak Batu Ampar berjarak ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Kesemua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dan dari beberapa kota atau pusat pemungkiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan yang berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan bagian areal Mentawir dengan jarak ±20 mil laut. Jenis sarana perhubungan air/sungai yang umum digunakan adalah kelotok, speedboat dan kapal penumpang. Frekuensi kapal penumpang melalui Sungai Sepaku dari dan kebagian areal Mentawir, dua hari sekali. Prasarana perhubungan udara yang terdekat adalah bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

G. Waktu dan Lokasi PKL

Kegiatan praktik kerja lapang (PKL) ini dimulai dari tanggal 2 Maret 2015 hingga tanggal 2 Mei 2015 yang berlokasi di PT. INHUTANI I tepatnya dikantor unit pelaksana lapangan di Base Camp Batu Ampar, Jalan Balikpapan –

(17)

10

Samarinda Km. 38, Kecamatan Samboja, Kalimantan Timur. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada saat praktik kerja lapang(PKL) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.Tabel waktu dan lokasi PKL

No Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan

1 12 – 13Maret 2015 19 – 21 Maret 2015 24 Maret 2015 Pengukuran Blok RKT 2013 dan 2014 Praktik 2 14 Maret 2015 17 – 18Maret 2015 20 Maret 2015 26 – 27Maret 2015 31 Maret 2015 2 – 4April 2015 6 April 2015 27 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2012, 2013, dan 2015 Praktik

3 7 – 12 April 2015 Pembuatan Camp RKT 2014 - 4 13 April 2015

(18)

Kegiatan yang dikerjakan pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL) di perusahaan PT. INHUTANI I Batu Ampar sebagai berikut :

A. Pengukuran Batas Rencana Kerja Tahunan (RKT) 1. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran Batas RKT bertujuan untuk mengetahui luasan lahan RKT.

2. Dasar Teori

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan dokumen yang berisi informasi tentang tingkat atau target kinerja berupa output yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi pada satu tahun tertentu. Pengukuran batas RKT merupakan bagian dari kegiatan survey yaitu kegiatan untuk pengumpulan data lapangan atau memetakan permukaan bumi baik secara alami maupun buatan manusia yang direferensikan dalam kumpulan titik-titik koordinat X,Y,Z yang akan memberikan gambaran akurat mengenai kondisi lapangan sehingga para perencana dapat mengetahui kondisi - kondisi lapangan berdasarkan data ukur yang didapatkan di lapangan. GPS menjadi pilihan yang paling mudahdalammengambil data lapanganberupakoordinat.

Menurut Winardi (2011), dalam bidang survey dan pemetaan untuk pengukuran batas, GPS dapat digunakan untuk menentukan posisi titik-titik batas.

Posisi yang diperoleh adalah posisi yang benar terhadap sistem koordinat bumi.GPS yang yang merupakan singkatan dari Global Positioning System yang merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi

(19)

secara global dengan menggunakan satelit.Sistem yang pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika ini digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil (survei dan pemetaan).Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survei dan hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan.GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan poligon.

Pengukuran poligon batas areal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui batas – batas RKT ( Rencana Kerja Tahunan ). Pada dasarnya konsep pengukuran dengan menggunakan GPS adalah reseksi (pengikatan ke belakang) dengan jarak, yaitu dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Posisi yang diberikan oleh GPS adalah posisi 3 dimensi (x,y,z) yang dinyatakan dalam datum WGS (World Geodetic System) 1984, sedangkan tinggi yang diperoleh adalah tinggi ellipsoid. Secara prinsip, GPS bekerja berdasarkan sinyal - sinyal yang dipancarkan oleh satelit - satelit tersebut. Informasi mengenai posisi satelit, jarak antara satelit dan permukaan bumi, informasi waktu, kelayakan satelit secara terus - menerus dan simultan dikirimkan kepada penerima sinyal di bumi, yang selanjutnya diolah menjadi informasi koordinat yang secara global dapat diketahui oleh setiap orang dengan satuan pengukuran dan sistem koordinat yang jelas Paul, (2001).

GPS (Global positioning system) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat.Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi serta informasi mengenai waktu secara berkelanjutan diseluruh dunia tanpa

(20)

dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter sampai dengan puluhan meter.Hal yang perlu diketahui bahwa GPS adalah satu-satunya sistem navigasi ataupun sistem penentuan 11 posisi dalam beberapa abad ini yang memiliki kemampuan handal Wahyu, (2008).

3. Alat dan Bahan a. GPS 60 Csx b. Baterai Alkaline A2

c. Peta Rencana Lahan Karet RKT 2014 d. Parang

e. Kompas f. Cat g. Kuas

4. Prosedur Kerja

a. Breafing dan pembagian kelompok pengukuran.

b. Menyiapkan GPS handheld dan memastikan alat berfungsi dengan baik. c. Menuju lokasi yang akan di ukur yang ditempuh dengan berjalan kaki. d. Mengaktifkan GPS dengan menekan tombol power (on), kemudian

menunggu signal satelit hingga minimal terlihat 4 satelit.

e. Menekan tombol Mark dan menunggu angka Estimated Accurasy sekecil mungkin, lalu menekan tombol OK

f. Mengganti namapoint sesuai Kode yang tertera dipeta perencanaan yang telah ada. Titik ini berfungsi sebagai titik awal pengukuran.

(21)

g. Mengaktifkan track ke posisi on untuk memulai tracking dan mengelilingi lahan yang diukur hingga kembali ke titik awal dan membentuk sebuah poligon.

h. Memberikan Titik point jika menemukan objek tertentu, contohnya sungai atau camp

i. Memberikan cat pada areal batas yang dilewati.

j. Jika pengukuran telah selesai, kemudian menekan tombol off dan mengganti namatrack dengan tanggal pengukuran lalu menyimpan hasil track.

5. Hasil yang Dicapai

Hasilpengukuran batas areal RKT dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2.Hasil Pengukuran Batas Areal RKT

No Waktu Kegiatan PengukuranHasil Pekerja Jumlah 1 12 Maret 2015 Pengukuran Batas Blok RKT 2013 12,86 Ha 10 Orang 2 13 Maret 2015 Pengukuran Batas Blok RKT 2014 9,55 Ha 10 Orang 3 19 Maret 2015 Pengukuran Batas Blok RKT 2013 3,7 Ha 10 Orang 4 21 Maret 2015 Pengukuran Batas Blok RKT 2014 6,15 Ha 7 Orang 5 24 Maret 2015 Pengukuran Batas Blok Terasan RKT 2013 6,3 Ha 6 Orang

6. Pembahasan

Pengukuran batas pada kegiatan ini adalah untuk mengetahui luasan lahan yang akan digunakan padaperkebunan karet. Proses pengukuran batas blok terasan RKT 2013 dan 2014 ini dilakukan oleh enam pekerja. Agar efisien, enam pekerja tersebut dibagi menjadi dua tim. Dalam satu tim memiliki tugas masing-masing, sebagai penunjuk jalan, perintis jalan dan mengoperasikan alat GPS. Pada kegiatan pengukuran batas RKT 2013 dan

(22)

luas batas RKT melalui tracking.

PT. Inhutani I Batu Ampar memberi kebijakan yaitu 2 GPS handheld untuk dua tim demi memudahkan dalam menyelesaikan kegiatannya. Jumlah GPS yang digunakan tergantung seberapa luas lahan yang akan diukur. Jika lahan yang diukur cukup luas maka menggunakan lebih dari 1 GPS, hal ini dilakukan agar proses pengukuran dapat selesai dengan lebih efisien.

Kondisi lahan yang telah diukur di Areal RKT 2013 dan 2014 berupa semak belukar yang cukup lebat. Tumbuhan bambu mendominasi vegetasi di areal ini, akibatnya proses pengukuran menjadi terhambat dan pengukuran menjadi tidak efisien. Untuk menuju areal pengukuran, timharus berjalan kaki sekitar 7 – 12 kilometer. Hal ini menyebabkan hasil kegiatan menjadi kurang maksimal. Proses pengukuran sering terhambat akibat turun hujan. Sebab peralatan yang digunakan rentan rusak jika terkena air danjalan menjadi licin, selain itu tingkat akurasi GPS juga berpengaruh bila hujan turun.

(23)

B. Pengukuran Jaringan Jalan 1. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran jaringan jalan ini bertujuan untuk mengetahui panjang jalan, posisi jalan, dan juga mengetahui antara jalan cabang dengan jalan poros sebagai infrastruktur jalur transfortasi hutan. 2. Dasar Teori

a. Jalan utama (Main Road)

Jalan utama yaitu jalan yang menghubungkan antara satu afdeling dengan afdeling lainnya maupun dari afdeling ke pabrik serta menghubungkan langsung pabrik dengan jalan luar atau umum.Jalan utama dilalui kendaraan lebih sering dan lebih berat, termasuk kendaraan umum. Jalan utama biasanya dibangun secara terpadu dengan infrastruktur lain seperti perumahan, bengkel dan kantor.

b. Jalan produksi (Collection Road)

Jalan produksi (Collection Road)yaitu jalan yang berfungsi sebagai sarana untuk mengangkut produksi kelapa sawit, jalan ini terdapat diantara blok dan berhubungan dengn jalan utama. Jika jarak 10 pengumpulan panen 200 m maka jalan produksi dibangun dengan interval 400m (2 x 200 m), tegak lurus terhadap baris tanaman.

Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalulintas. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan seperti jembatan, lintas atas (over pass), lintas bawah ( under pass ) dan

(24)

lain-marka jalan ,pagar pengaman lalulintas, pagar damija dan sebagainya. Klasifikasi jalan berdasarkan peranan, yang membagi ruas jalan menurut peranannya dalam sistem jaringan jalan sistem primer, berdasarkan PP No. 26 tahun 1985 adalah :

a. Jalan Arteri Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu lainnya yang berdampingan, serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua (pasal 4 ayat2)

b. Jalan Kolektor Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua lainnya serta kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga yang berada dibawah pengaruhnya, (pasal 4 ayat 3)

c. Jalan Lokal Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya sampai dengan persil ( pasal 4 ayat 4 ).

d. Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan yang menghubungkan satu dengan yang lain pada titik pertemuan yang merupakan simpul-simpul transportasi yang dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jalan. Menurut Miro (1997) jaringan jalan berdasarkan sistem ( pelayanan penghubung ) terbagi atas :

1) Sistem Jaringan jalan Primer adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan kota/ wilayah di tingkat nasional.

(25)

2) Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan zona-zona, kawasan-kawasan (titik simpul didalam kota).

Miro (1997) juga menyatakan bahwa berdasarkan peranannya, jaringan jalan terdiri dari :

1) Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah masuk (accces road) dibatasi secara efisien

2) Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang dengan]kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk masih dibatasi

2. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat (angkutan setempat) dengan kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

3. Pengukuran jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap perencanaan pembangunan jalan transfortasi hutan , sehingga diperlukannya peta jaringan jalan agar proses pembangun jalan dapat terencana.

3. Alat dan Bahan a. GPS 60csx b. Batrai Alkaline A2 c. Patok

d. Parang e. Spidol

(26)

a. Menyusun rencana pengukuran jaringan jalan perblok.

b. Menyiapkan alat dan bahan seperti GPS Garmin, Baterai Alkaline A2, Patok, Parang dan Spidol.

c. Mengecek kondisi GPS dan Baterai.

d. Menuju ke lokasi pengukuran dengan berjalan kaki.

e. Setelah sampai dilokasi, GPS diaktifkankemudianmenunggu signal satelit hingga minimal terlihat 4 satelit.

f. Dilakukan penandaan titik awal pengukuran dengan cara menekan tombol Mark. Agar akurat penekanan tombol ok untuk bagianEstimated Accurasy ditunggu hingga angka yang terkecil.

g. Dilakukan pemberi nama kode point pada setiap titik persimpangan jalan. h. Mengaktifkan track ke posisi on untuk memulai tracking dan mulai

berjalan mengitari jalan yang akan diambil sampai dengan ujung jalan terakhir.

i. Memberikan Titik point jika menemukan jalan cabang. j. Memberikan patok disetiap jalan cabang.

k. Jika pengukuran telah selesai, kemudian menekan tombol off dan mengganti namatrack dengan tanggal pengukuran lalu menyimpan hasil track.

(27)

4. Hasil yang Dicapai

Hasil pengukuran jaringan jalan dapat dilihat pada Tabel3. Tabel 3. Tabel pengukuran jaringan jalan

No Waktu Kegiatan Pengukuran Hasil Pekerja Jumlah 1 14 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2 ,8 Kilo Meter 6 Orang 2 17 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,5 Kilo Meter 8 Orang 3 18 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 1 Kilo Meter 4 Orang 4 20 Maret 2015 Jalan RKT 2012- 2014Pengukuran Jaringan 8,25 Kilo Meter 7 Orang 5 26 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 4,7 Kilo Meter 6 Orang 6 27 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 1,5 Kilo Meter 7 Orang 7. 31 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 2,13 Kilo Meter 5 Orang 8. 2 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,20 Kilo Meter 8 Orang 9. 3 April 2015 Jalan RKT 2013-2014 Pengukuran Jaringan 1,7 Kilo Meter 6 Orang 10. 4 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,20 Kilo Meter 4 Orang 11. 6 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,13 Kilo Meter 6 Orang 12 27 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 7,9 Kilo Meter 8 Orang

5. Pembahasan

Pengukuran jaringan jalan pada kegiatan ini dilakukan di areal RKT 2012, 2013 dan 2014.Pengukuran dilakukan dengan caratrackingdengan menggunakan alat GPS sambil berjalan kaki di jalan utama dan jalan cabang.Alat GPS yang disediakan pada kegiatan ini sebanyak dua unit.Sementara jumlah pekerja seluruhnya sebanyak 11 orang.Hal ini dinilai kurang efektif untuk menghasilkan panjang pengukuran yang maksimal setiap harinya.Idealnya pekerjaan ini menggunakan 4 peralatan GPS. Sebab

(28)

melakukan pengukuran jalan.

Hujan sering terjadi selama proses pengukuran. Khususnya, tanggal 14 – 19 maret 2015 tercatat hujan terjadi saat siang hingga sore hari. Bila terjadi hujan pengukuran tidak bias diselesaikan dan tim kembali ke tenda. Akibatnya hasil pengukuran tidak bias maksimal pada hari-hari tersebut. Dikarenakan jalan yang dilewati menjadi menjadi berat dan licin yang bias membahayakan keselamatan kerja dan menguras tenaga yang banyak. Selain itu tingkat akurasi GPS juga berpengaruh yang berarti juga akan mempengaruhi presisinya data yang akan diperoleh.

Untuk kegiatan pengukuran jaringan jalan pada tanggal 27 maret sampai 6 april 2015 didapatkan hasil kurang dari 2,5 kilometer. Hal ini disebabkan oleh jalan yang diukur memang pendek. Setelah pengukuran di areal RKT 2013 dan 2014 ini selesai dilaksanakan maka tim langsung kembali ke camp. Sebab anggota tim dari pekerja harian PT INHUTANI I yang bertugas sebagai penunjuk jalan meminta agar tim kembali ke camp.

C. Pengolahan Data 1. Tujuan

Tujuan dari pengolahan data adalah untuk memperoleh informasi berbasis geografis seperti jaringan jalan , batas RKT, Luas areal , panjang jalan dan informasi yang lain nya.

2. Dasar Teori

MenurutYousman(2004) Sistem Informasi Geografis adalah merupakan suatu sistem berbasis computer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis data-data geografis. Yang

(29)

semula informasi permukaan bumi disajikan dalam bentuk peta yang dibuat secara manual, maka dengan hadirnya Sistem Informasi Geografis (SIG) informasi-informasi itu diolah oleh computer, dan hasilnya berupa peta digital.

Sistem Informasi Geografis (SIG) mampu menyajikan keaslian dan kelengkapan sebuan informasi dibandingkan cara-cara yang digunakan sebelumnya. Sistem informasi geografi menyimpan data sesuai dengan data aslinya.Walaupun demikian, agar data yang disimpan itu akurat, maka data yang dimasukkan haruslah akurat.Oleh karena itu, SIG sebagai sistem informasi memiliki komponen dan cara kerja tertentu (menangani dan menyimpan data yang berisi informasi geografis). Adapun sebagai informasi geografis, SIG menyajikan fakta baru sebagai hasil upaya manipulasi data. a. Komponen-komponen SIG

Menurut John E. Harmon, Steven J. Anderson, 2003, secara rinci SIG dapat beroperasi dengan komponen- komponen sebagai berikut :

1) Orang yang menjalankan sistem meliputi orang yang mengoperasikan, mengembangkan bahkan memperoleh manfaat dari sistem. Kategori orang yang menjadi bagian dari SIG beragam, misalnya operator, analis, programmer, database administrator.

2) Aplikasi merupakan prosedur yang digunakan untuk mengolah data menjadi informasi. Misalnya penjumlahan, klasifikasi, rotasi, koreksi geometri, query, overlay, buffer, jointable, dsb.

3) Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data grafis dan data atribut.

(30)

merupakan representasi fenomena permukaan bumi/keruangan yang memiliki referensi (koordinat) lazim berupa peta, foto udara, citra satelit dan sebagainya atau hasil dari interpretasi data-data tersebu

b) Data atribut/non-spasial, data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkannya. Misalnya data sensus penduduk, catatan survei, data statistik lainnya.

b. Sumber Data SIG

Sistem informasi geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisanya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari tiga sumber, yaitu (a) lapangan, (b) peta, dan (c) citra pengindraan jauh.

1) Data lapangan yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil pengukuran di lapangan.

2) Data peta yaitu informasi yang telah terekam pada peta kertas atau filem, dikonversikan kedalam bentuk digital.

3) Data penginderaan jauh yaitu citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning. Sedangkan citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya.

(31)

c. Prosedur dalam SIG

Secara umum SIG terdiri dari sub sistem (Prahasta, 2001) yaitu 1) Data Masukan (Input Data)

Tahap ini meliputi pemasukan data,yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat mouse, keyboard ,digitizer, scanning, dan sebagainya.

2) Analisis

Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.

3) Data Keluaran (Output Data)

Hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi menjadi dua yaitu output grafis dan output non-grafis

3. Alat dan Bahan a. Laptop

b. Software Arc Gis Dekstop 10 c. Data Tracking GPS

d. Data Point GPS

e. Kabel data untuk mendownload data f. Global Mapper

g. Map Source Garmin

h. Citra Google Map Areal Balikpapan

i. Stich Map untuk mendownload citra google m 4. Prosedur Kerja

a. Download data GPS

(32)

kabel USB ke laptop > menu toolbar >klik Receive from Device> pilih Waypoint atau Track.

2) Setelah itu piih data yang akan di download, kemudian save as. 3) Pilihlah tempat penyimpanan dan ganti nama. perlu di ingat pada

saat mengunduh ubahlah →Save type data menjadi type data yang bisa di buka di soffware yang lain contoh,txt,dxt,mps tapi tidak merubah nama pada folder.

(33)

b. Download citra google menggunakan Stich Map

Jalankan Google Earth kemudian buka aplikasi Stich Map dan pilih Stich and Calibrate Google Earth Imageskemudian save as dengan tipe file *.tif.

Gambar 2. Proses unduh citra google menggunakan Stich Map.

c. Untuk traking data batas yang menumpuk di edit menggunakan bantuan citra yang di unduh menggunakan perangkat lunak Map Source garmin. Proses editing data di lakukan dengan bantuan perangkat lunak Arcgis.

(34)

e. Memasukan data batas areal RKT yang dimiliki perusahaan

Perusahaan memiliki data raster yang belum di definisikan koordinatnya, dan data tersebut langsung di georeference menggunakan software ArcGis

f. Proses digitasi jalan dan batas yang belum diukur.

Pada tahap ini ada sebagian jalan yang belum diukur dikarenakan kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk di ukur, karena kondisi rawa dan banjir. Maka pada tahap ini kami memanfaatkan citra google tadi untuk melakukan proses digitasi jalan tersebu.

(35)

g. Hasil dari proses layout data batas RKT dan jalan dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Hasil Pengolahan data 4. Hasil yang dicapai

Pada hasil yang dicapai terdapat beberapa data attribut keterangan nama jalan, data Peta jaringan jalan dan batas RKT 2012, 2013, 2014 dapat dilihat pada lampiran 6.

5. Pembahasan

Kegiatan pengolahan data ini merupakan proses penggabungan data sebelumnya, yaitu data batas RKT dan jaringan jalan yang telah diukur. Data tersebut kemudian diolah menggunakan software ArcGIS 9.3 hingga menjadi sebuah peta yang menampilkan gambar 2D dari lahan perkebunan karet di PT. INHUTANI I. Proses pengolahan data dimulai dengan mendownload

(36)

citra google menggunakan aplikasi stich map.

Proses editing data trackingdilakukan dengan bantuan software ArcGIS.Kendala yang dihadapi pada saat proses pengolahan data ini terdapat sejunlah kendala. Seperti data jaringan jalan yang diukurmenumpuk dan belum terdata. Penumpukan data jaringan jalan dan belum lengkapnya data menyulitkan proses layout. Selain itu ada sebagian jalan yang tidak dapat ditembus karena area rawa dan curam. Maka data jalan yang seharusnya diukur tidak terlaksana sehingga untuk mengatasinya digunakan citra google map sebagai referensi untuk proses digitasi jalan.

Citra google map yang diunduh dari internet ternyata sebagian wilayahnya ditutupi awan. Akibatnya kondisi objek yang tertutup awan tidak bisa diidentifikasi. Kemudian untuk mendigitasi realisasi tanaman blok RKT dilakukan dengan proses editing yang ditampalkan dengan batas areal RKT yang dimiliki perusahaan PT. INHUTANI I sebelumnya.

(37)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Cuaca yang tidak menentu dan topografi yang sulit menyebabkan proses kegiatan pengukuran batas RKT menjadi terhambat.

2. Kemampuan yang rendah pekerja harian dalam mengoperasikan GPS menyebabkan adanya penumpukan data pada kegiatan pengukuran jaringan jalan.

3. Kegiatan penyelesaian pengolahan data jaringan dilakukan dengan bantuan citra google map.

B. Saran

1. Perlu dilakukan peningkatan kemampuan sumberdaya manusia pekerja harian agar hasil kinerjanya lebih maksimal.

2. Untuk lebih memfokuskan pekerjaan tim sebaiknya diadakan briefing dan pengarahan sebelum melakukan pengukuran.

(38)

Anonim. 2013. Pengertian jaringan jalan dan pembagiannya http://perencanaankota.blogspot.com/2013/10/menurut-undang-undang no.html.(diunduhtanggal 6 Mei 2015)

Anonim. 2014. Pengertian dan Hutan Tanaman Industri.

http://hutantani.blogspot.com/2014/03/pengertian-dan-hutan-tanaman-industri.html(diunduhpadatanggal 8 Mei 2015).

Anonim, 2014. Pengertian Sistem Informasi Geografi

http://www.cpuik.com/2014/11/pengertian-sisem-imformasi-geografi.html?m=0(diunduh padatanggal11 mei 2015)

Arif H. 2011. Main Road, Collecton Road & Control Road di kebun Kelapa Sawit http://habibiezone.wordpress.com/2011/05/31/main-road-collecton-road-control-road-di-kebun-kelapa-sawit/ (diunduh pada tanggal 11 mei 2015) E, Prahasta. 2001. Konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografi.

Informatika. Bandung

Oktavia, Dian. 2012. Sistem Informasi Geografis (SIG).

http://doktafia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30525/SISTEM+IN FORMASI+GEOGRAFIS+-+1.pdf.

(diunduhpadatanggal 14 Januari 2015). Supriono N. 2010. Cara menggunakan GPS

http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/searchengine-and-seo/2013341-cara-menggunakan-gps/#ixzz1Zua1c3Lo

(diunduhpadatanggal 6 Mei 2015).

Wahyu, 2008. Pengertian Global Positioning System

http://www.dutasurvey.com/artikel/pengertian-gps-global-positioning-system/ (diunduhpadatanggal 10mei 2015)

Wikipedia, 2015. InhutaniI http://id.wikipedia.org/wiki/Inhutani_I (diunduhpadatanggal 8 mei 2015)

Yousman Y. 2004. Sistem Informasi Geografis dengan Map Info Professional, Andi, Yogyakarta.

(39)

33

LAMPIRAN 1

Tabel4. Data hasil pengolahan pengukuran jaringan jalan

No.

Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 31 106,598 F12 32 102,021 F13 33 225,145 F14 34 225,145 F15 35 133,169 F16 36 164,001 F17 37 114,914 A4\E0 38 171,516 F20 39 241,508 F21 40 443,882 F22 41 619,377 E0 42 411,386 F23 43 410,694 E15 44 393,947 E16 45 166,452 E1 46 219,963 E17 47 581,140 E2 48 647,478 E3 49 197,544 E18 50 775,908 E19 51 245,345 E20 52 933,218 D20 53 5795,001 D21 54 1406,819 D22 55 303,724 D23 56 1274,421 D24 57 158,085 A2\CO 58 2312,993 A3\DO 59 419,457 C18 60 740,011 C19

No. Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 1 1554,260 J23 2 682,281 H16 3 126,662 H14 4 285,366 H17 5 250,805 H12 6 754,894 H13 7 379,659 H8 8 231,246 H9 9 47,819 H10 10 638,757 H11 11 116,144 H18 12 342,704 H3 13 326,826 H4 14 119,953 H7 15 119,953 H19 16 147,289 H15 17 285,013 H20 18 141,656 H15\H16 19 201,941 H21 20 240,398 H14 21 327,473 H22 22 581,953 H23 23 169,148 H1\H3 24 748,195 H24 25 586,378 A8\H0 26 581,338 F2 27 822,120 F1 28 442,328 F10 29 442,328 F3 30 327,864 F11

(40)

Tabel 4.Lanjutan

No. Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 91 170,375 B33 92 206,929 B34 93 83,527 B35 94 104,330 B36 95 107,035 B37 96 163,314 A1\B0 97 396,319 A2\CO 98 171,221 A4\E0 99 153,089 A5\F0 100 157,353 A8\H0 101 153,876 G0 102 1186,965 G18 103 363,868 A15 104 317,519 A8\I0 105 512,574 G2 106 321,158 A9\I0 107 82,356 J1 108 409,048 J3

Total Jarak yang diukur= 58,662 Kilometer.

No. Panjang Jalan Kode Jalan (Meter) 61 928,653 C20 62 7734,189 C21 63 818,101 C2 64 103,477 C21 65 388,107 C22 66 36,504 C23 67 353,667 C24 68 2152,819 C1 69 315,277 C24 70 144,724 D25 71 623,871 D26 72 654,623 D27 73 1186,965 B1 74 173,501 B17 75 423,630 B9 76 1613,428 B18 77 969,255 B19 78 162,181 B20 79 460,840 B21 80 238,439 B22 81 268,723 B23 82 404,212 B24 83 278,377 B25 84 153,955 B26 85 148,829 B27 86 198,276 B28 87 140,590 B29 88 371,179 B30 89 67,237 B31 90 124,458 B32

(41)

35

LAMPIRAN 2

Tabel 5. Hasil pengolahan pengukuran batas RKT

No. Areal Luas (Hektar)

1. RKT 2012 201.100836

2. RKT 2013 502.818414

3. RKT 2014 537.183588

(42)

LAMPIRAN 3

Gambar 6. Peta Jaringan Jalan

(43)

37

LAMPIRAN 4

Gambar 8.Kegiatan penentuan posisi batas RKT 2013

(44)

LAMPIRAN 5

Gambar 10.Kegiatan Pengukuran Jaringan Jalan menggunakan GPS

(45)

39

(46)

LAMPIRAN 6

(47)

40

LAMPIRAN 7

Gambar

Tabel 1.Tabel waktu dan lokasi PKL
Tabel 2.Hasil Pengukuran Batas Areal RKT
Tabel 3. Tabel pengukuran jaringan jalan
Gambar 4. Proses digitasi jalan yang belum di ukur
+7

Referensi

Dokumen terkait