• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANEKAREKSA INTERNATIONAL KECAMATAN SILUQ NGURAI KABUPATEN KUTAI BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANEKAREKSA INTERNATIONAL KECAMATAN SILUQ NGURAI KABUPATEN KUTAI BARAT."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANEKAREKSA INTERNATIONAL

KECAMATAN SILUQ NGURAI KABUPATEN KUTAI BARAT

Oleh :

MUH. JURAIS KASIM NIM. 100 500 210

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA SAMARINDA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Anekareksa International Kecamatan Siluq Ngurai Kabupaten Kutai Barat.

Nama : Muh.Jurais Kasim

N I M : 100500210

Program Studi : Geoinformatika

Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Andrew Stefano, ST, MT Yulianto, S.Kom,MMT NIP. 197603152009122002 NIP. 198307192009121007

Menyetujui/Mengesaahkan, Ketua Program Studi GeoInformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP 197101031997032001

Lulus ujian pada tanggal : . . .

Dyah Widyasasi, S. Hut, MP NIP. 197101031997032001

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas berkat Rahmat dan karuniaNYA, penulis dapat menyelesaikan laporan PKL. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan di PT. Anekareksa Internasional. Kegiatan dan penyusunan laporan dilaksanakan selama dua bulan yaitu, dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2013, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mendapat gelar Ahli Madya Diploma III (A.md).

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dukungan, baik dari segi moril maupun materil kepada penulis,

2. Bapak Henry Lyberty selaku Manager Perencanaan PT. Anekareksa International.

3. Bapak Andrew Stefano, ST, MT selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan sekaligus dosen pengantar PKL ke PT. Anekareksa International. 4. Bapak Aswan. A.Md selaku Pembimbing lapangan PKL.

5. Bapak Yulianto, S.Kom,MMT selaku dosen penguji I.

6. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku Ketua Program Studi Geoinformatika, sekaligus selaku dosen penguji II.

7. Bapak, Ibu seluruh staf PT. Anekareksa Internasional yang tidak biasa saya sebutkan namanya satu persatu, yang juga telah membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan PKL.

8. Bapak Ibu Dosen serta seluruh staf dan teknisi Geoinformatika. 9. Teman-teman yang telah membantu dalam penulisan laporan PKL ini.

(4)

Semoga amal baik dan keikhlasanya akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahu Wata’ala. Amin!. Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan PKL ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Laporan PKL ini. Semoga Laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya.

Penulis Kampus Sei Keledang, Mei 2013

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ……… vi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2

C. Hasil Yang Diharapkan ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum………. 4

B. Manajemen PT. Anekareksa International ... 5

C. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ... 11

BAB III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Pemasangan Patok Blok ... 12

B. Sensus Tanam Pohon Sawit ... 15

C. Pengukuran Terrace ... 18

D. Pancang Jalur Windrow ... 21

E. Pengukuran Parit... 24

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 27

B. Saran ... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 29 LAMPIRAN

(6)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Struktur Organisasi PT. Anekareksa International………..…... 10

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Halaman

1. Gambar 2. Peta Kerja Pemasangan Patok Blok……….. 30

2. Gambar 3. Peta Areal Hak Guna Usaha………... 30

3. Gambar 4. Kegiatan Pemasangan Patok Blok………... 31

4. Gambar 5. Kegiatan Pengukuran Terrace ……….. 31

5. Gambar 6. Kegiatan Pancang Jalur Windrow ………...…………...… 32

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

7. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ………... 11

8. Hasil Pemasangan Patok Blok...………. 14

9. Hasil Sensus Tanaman Pohon Sawit……...………. 17

10. Hasil Pengukuran Terrace.……...…………....…… 20

11. Hasil Pancang Jalur Windrow... 23

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Pahan (2008) negara Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia, untuk itu pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Dalam perkembangannya, kelapa sawit di Indonesia dikembangkan dengan orientasi bisnis untuk mencari keuntungan dengan konsep sistem agribisnia terpadu. Namun tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam bisnis kelapa sawit ini, dan sebagai contoh dengan dibukanya perkebunan inti rakyat. Dibandingkan dengan tanaman lainnya, tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang multi guna karena dapat memberikan manfaat yang cukup besar, antara lain menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO), inti atau kernel dapat juga dijadikan sebagai bahan biodisel, cangkangnya dapat digunakan untuk bahan bakar boiler atau bahan bahan bakar batu bata, tandan kosongnya untuk pupuk, abu janjangan kosong untuk campuran Kalsium, air limbah dapat digunakan sebagai pupuk cair, dan kayu dari pohonnya dapat dijadikan sebagai dinding rumah, serta pulp kayunya dapat digunakan sebagai bahan baku kertas.

Anonim (2013) menyatakan bahwa upaya pemerintah untuk

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah dengan cara menciptakan lembaga pendidikan. Pada tingkat pendidikan tinggi dibentuk universitas-universitas, akademik ataupun Politeknik yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Namun, lembaga pendidikan tersebut tidak dapat sepenuhnya merealisasikan keinginan mulia itu tanpa adanya peran serta dari elemen masyarakat, dalam hal ini adalah dunia kerja. Sebab sebuah lembaga

(10)

pendidikan tidak akan berarti tanpa sebuah aplikasi yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh di lapangan.

Sehubungan dengan hal tersebut Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mengadakan sebuah kegiatan yang disebut dengan program Praktek Kerja Lapang (PKL). Program kegiatan ini dilaksanakan untuk menyelaraskan antara teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan yang diperoleh di lapangan. Selain itu program Praktek Kerja Lapang (PKL) ini merupakan salah satu syarat kelulusan.

Pada kesempatan ini Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan pada PT. Anekareksa International di Provinsi Kalimantan Timur, dengan harapan bisa memberikan gambaran informasi tentang proses kegiatan yang dilakukan di perusahaan tersebut. PT. Anekareksa International bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit yang membutuhkan tenaga Geoinformatika untuk melakukan kegiatan survei di perkebunannya.

B. Tujuan

Tujuan diadakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui proses kerja yang dilakukan di PT. Anekareksa

International Provinsi Kalimantan Timur.

2. Mampu mengaplikasikan ilmu teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan pada dunia kerja nyata.

3. Dapat memahami konsep-konsep non-akademis di dunia kerja yang tidak diperoleh di bangku perkuliahan.

(11)

C. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang di harapkan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa diharapkan bisa membandingkan secara langsung perbedaan antara teori di perkuliahan dengan yang ada di lapangan serta mengetahui perkembangan alat teknologi pada dunia kerja nyata.

2. Mahasiswa diharapkan mampu membuka wawasan baru dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.

3. Diharapkan mahasiswa dapat bersosialisasi dengan dunia kerja yang sesungguhnya.

(12)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum

Menurut Anonim (2008), Sesuai surat permohonan PT. Anekareksa International maka Bupati Kutai Barat mengeluarkan surat keputusan Bupati Kabupaten Kutai Barat Nomor 525.26/K.101/2008 tanggal 28 Februari tentang pemberian ijin lokasi untuk usaha perkebunan kelapa sawit kepada PT. Anekareksa International, bahwa dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara diluar minyak dan gas bumi, perlu dikembangkan usaha di bidang perkebunan, hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Cq. Direktorat Jendral Perkebunan dan terbuka bagi PMDN/PMA dengan peluang pasar baik di dalam maupun di luar negeri. Pemanfaatan lahan – lahan pemerintah pertanian secara optimal di samping akan membuka lapangan kerja baru, juga dapat berpengaruh positif terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Pemerintah Kutai Barat memberi ijin lokasi kepada PT. Anekareksa International, nama direktur Ismet Barakbah dengan alamat kantor pusat Graha Succoffindo lantai 10 jalan Raya Pasar Minggu Kapling 34 Jakarta 12780 Indonesia, untuk tanah seluas ± 16.256 ha terletak di daerah Kampong Dingin, Kaliq, Muhur, Muara Kelawit, Bentas, dan Betung. Semuanya terletak di kecamatan Siluq Ngurai, kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

PT. Anekareksa International juga memiliki cabang di Samarinda yang beralamat di jalan Danau Toba no.148 Samarinda. Dari tanah yang telah diberi ijin oleh pemerintah Kutai Barat, PT. Anekareksa International baru akan membuka 9.000 Ha lahannya yang berada pada daerah Kampung Muara Kelawit, Bentas Dan Betung Kecamatan Siluq Ngurai.

(13)

B. Manajemen PT. Anekareksa International

1. Personil

Jumlah personil PT. Anekareksa International adalah sebanyak 30 orang, yang terdiri dari direktur 1 orang, manajer 3 orang, kabag perencanaan 1 orang,

surveyor 2 orang, administrasi 2 orang, asisten kepala 1 orang, tata usaha 2

orang, asisten divisi 3 orang, asisten pembibitan 1 orang, mandor 9 orang. Lahan yang akan dikelola sebanyak 9.000 hektar dan dipimpin oleh seorang senior manager yang akan membawahi beberapa divisi dengan susunan organisasinya adalah sebagai berikut :

a. Senior manager

Senior manager bertugas sebagai pimpinan yang bertanggung jawab

terhadap segala keputusan, peraturan dan program kerja yang telah di buat untuk mengelola lahan 9.000 ha, yang akan di bantu oleh tiga Estate Manager.

b. Administrasi

Menurut Anonim (2012), Tugas utama bagi seorang Administrasi adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas dan layanan administrasi perkantoran, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasiona perusahaan. Tanggung Jawab Utama Administrasi : 1) Melaksanakan aktifitas penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk

seluruh pegawai, untuk memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan.

2) Melaksanakan aktifitas renovasi gedung kantor/kerja, untuk memastikan semua gedung kantor selalu siap operasional.

(14)

3) Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan.

4) Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan sebagai bahan informasi kepada atasan.

5) Membuat perkiraan biaya tahunan yang berkaitan dengan kegiatan administrasi, sebagai rekomendasi pembuatan anggaran.

6) Melaksanankan akan adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor, peralatan kantor, peralatan kebersihan dan keamanan kantor serta layanan

photo copy dan penjilidan.

7) Mengawasi pelaksanaan kebersihan dan kenyamanan ruang kantor dan keamanan kantor.

c. Estate Manager

Menurut Anonim (2013), Estate Manager adalah bagian yang akan membantu pekerjaan dari senior manager. Seorang estate manager akan mengelola lahan seluas ± 3000 ha.

d. Asisten Kepala

Menurut Anonim (2013), Assisten Kebun adalah Orang yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin bagian atau unit kebun berperan sebagai pembantu/membantu, bisa membantu Manajer dan Karyawan dalam melaksanakan segala jenis pekerjaan di lapangan.

Agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik seorang Asisten kepala dituntut untuk :

(15)

1) Memiliki Keahlian dan Pengetahuan. Memiliki keahlian spesialis serta pengetahuan.

2) Kemampuan menganalisa dan memecahkan permasalahan, Seorang asisten mampu menganalisa dan memecahkan masalah dengan cara memperoleh sumber informasi yang akurat, terpercaya dan tepat waktu. 3) Kemampuan berorganisasi. Dengan keahlian dan pengetahuan yang dimilki

seorang asisten, diharapkan dapat memberikan pelatihan, mengadakan evaluasi dan memperbaiki performance kerja, melakukan delegasi, bersedia melepas karyawan yang baik untuk promosi dan berani bertindak tegas atas kesalahan.

4) Memiliki Motivasi, kemampuan komunikasi dan percaya diri . Motivasi adalah sebuah program mental yang mempengaruhi hidup kita.

Adapun tugas dan tanggung jawab Asisten Kepala adalah sebagai berikut:

1) Membantu Manager dalam :

a) Memaksimalisasi hasil perkebunan & Pengolahan. b) Merencanakan kerja harian.

c) Mengoptimalisasi Sumber Daya yang ada.

d) Menyediakan Informasi yang terpercaya dan tepat waktu.

2) Membantu Karyawan dalam :

a) Melatih cara kerja yang benar. b) Memotivasi Karyawan.

c) Menjadi mentor/pelindung karyawan.

e. Kepala Tata Usaha

(16)

1) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis (renstra) kantor. 2) Mengkoordinasikan penyusunan program dan kegiatan tahunan kantor. 3) Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja anggaran dan dokumen

pelaksanaan anggaran kantor.

4) Menyusunrencana program dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha.

5) Memberikanpelayanan teknis administrative kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan kantor.

6) Melaksanakan pengelolaan urusan keuangan di lingkungan kantor.

7) Melaksanakan urusan umum, kerumah tanggaan, perlengkapan dan tertib administrasi serta pengelolaan barang-barang inventaris kantor.

8) Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian antara lain kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, penggajian pegawai, mutasi dan lain-lain di lingkungan kantor.

9) Melaksanakan kegiatan administrasi ketatausahaan dan kearsipan di lingkungan kantor.

10) Menyiapkan bahan dalam proses pengadaan barang/jasa di lingkup kantor. 11) Memberi petunjuk, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas

bawahan.

12) Memberikan saran/pertimbangan kepada atasan sebagai bahan masukan. 13) Melaksanakan tertib administrasi dan menyusun laporan.

f. Asisten Divisi

Asisten Divisi adalah seorang staff yang ditugaskan dan diberi tanggung jawab terhadap satu divisi (rata-rata 700 ha). Tanggung jawab yang dimaksud adalah sebagai berikut :

(17)

2) Perawatan lahan.

3) Menjaga lahan agar tidak semak.

4) Mengendalikan hama,gulma,dan penyakit. 5) Penyemprotan.

6) Panen.

g. AsistenTrasfort & Civil

Asisten transport dan civil bertugas dalam menyiapkan kendaraan yang akan digunakan oleh karyawan bekerja, pengangkatan bibit serta memanen.

h. Asisten Bibitan

Asisten Bibitan bertugas menentukan posisi jalan, menentukan posisi pipa air dan menentukan posisi kolam air didaerah yang akan dijadikan tempat pembibitan sawit,dengan syarat kelerengannya kurang dari 10%.

i. Staf Survei

Adapun kegiatan survei yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Pengukuran Lahan.

2) Pembuatan Pancang Jalur Jalan. 3) Pengukuran Jalan.

4) Pemancanggan Jalur Windraw / Jalur Sampah. 5) Pengukuran Luasan Jalur Windrow.

6) Pengukuran Terrace.

7) Pengambilan Titik Jembatan Dan Gorong – Gorong. 8) Pengukuran Jalur Parit.

9) Pemasangan Patok Dan Penentuan Jalur Blok. 10) Sensus Tanam Sawit.

(18)

` • • • • Manager Perencanaan Ir. H. Budi Rahardjo

Manager Pengembanganlahan Henry Lyberty

Area / Senior Manager Purwadi KabagPerencanaan Akhmadgapuri S Hut Surveyor Rusli& Aswan Estate Manager ± 3000 Ha AsistenKepala RamlanRangkuti Administrasi

HeriSantoso& Eva indah Y

Estate Manager ± 3000 Ha

Estate Manager ± 3000 Ha

Kepala Tata Usaha

AsistenDivisi ±700 Ha AsistenDivisi ±700 Ha AsistenDivisi ±700 Ha SucitoTambah AsistenDivisi ±700 Ha Kardiono AsistenBibitan AmiruddinLatif AsistenTranspot& Civil Direktur Drs. H. Ismet Barakbah

(19)

C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. Anekareksa International Kabupaten Kutai Barat. PT. Anekareksa International berada pada wilayah, Kampung Muara Kelawit, Kecamatan Siluq Ngurai Kabupaten Kutai Barat.

2. Waktu

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan selama dua bulan sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang sudah ditetapkan oleh Akademik Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Terhitung mulai dari tanggal 5 Maret 2013 sampai dengan tanggal 5 Mei 2013.

Tabel 1. Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

No. Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan

1. 5 Maret 2013 sampai dengan 15 Maret 2013

Pemasangan Patok Blok

Lahan Sawit PT. Anekareksa International Praktek 2. 16 Maret 2013 sampai dengan 30 Maret 2013 Sensus Tanam Sawit

Lahan Sawit PT. Anekareksa International Praktek 3. 31 Maret 2013 sampai dengan 10 April 2013 Pancang Jalur Windrow

Lahan Sawit PT. Anekareksa International Praktek 4. 11 April 2013 sampai dengan 20 April 2013 Pengukuran terrace

Lahan Sawit PT. Anekareksa International

Praktek

5. 21 April 2013 sampai dengan 4 Mei 2013

Pengukuran Parit Lahan sawit PT. Anekareksa International

(20)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) pada bagian survei perkebunan di perusahaan PT Anekareksa International adalah sebagai berikut :

A. Pemasangan Patok Blok

1. Tujuan

Tujuan dari pemasangan patok blok adalah sebagai berikut : a) Memudahkan perusahaan dalam membuat program kerja.

b) Membagi-bagi wilayah kerja dan untuk memudahkan pekerja untuk mengetahui posisi kerja.

c) Untuk mengetahui hasil kerja dari pekerja dalam satu blok.

2. Dasar Teori

Anonim (2013), Pembuatan rancangan blok utamanya pada bidang

perkebunan perlu dilaksanakan sebagai dasar untuk penyusunan rencana kerja, yaitu meliputi sistem kerja (perencanaan dan pengorganisasian), menentukan kebutuhan alat/tenaga kerja dan menentukan kebutuhan biaya. Oleh karena itu, pembangunan fisik kebun dalam bentuk apapun belum dapat dilaksanakan sebelum pekerjaan blocking (termasuk survei lahan) diselesaikan, kegiatan

blocking areal ini juga berguna sebagai pembatas areal kerja. Pekerjaan blok

kedepannya selain memasang patok blok dengan melakukan staking out titik blok-blok tanaman dengan luas setiap blok 25 Ha dengan panjang 1000 meter dan lebar 250 meter. Pemasangan blok patok akan lebih mudah bila seorang

surveyor memiliki peta blok yang di lengkapi akses jalan dan areal lahan tempat

(21)

3. Alat dan Bahan

Kegiatan pemasangan patok blok mengunakan alat dan bahan sebagai berikut : a) Alat : 1) Gps Garmin 60 Csx 2) Parang b) Bahan : 1) Peta Blok 2) Patok Blok 4. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari kegiatan pemasangan patok blok adalah sebagai berikut:

a) Menuju lokasi pemasangan patok blok.

b) Aktifkan GPS dan tunggu sampai GPS mendapatkan sinyal satelit.

c) Menekankan find, pilih waypoint kemudian cari waypoint dari patok blok yang

akan di pasang, kemudian pilih goto maka akan muncul garis merah yang memberitahukan jarak dan arah patok dari tempat kita berada.

d) Berjalan mengikuti arah patok yang akan di pasang, jika jarak posisi kita dengan patok semakin dekat maka zoom sampai 5 m agar lebih teliti dan jika jarak posisi kita dengan patok sudah 0 m, maka kita telah mendapatkan posisi dari patok blok.

5. Hasil

Hasil yang didapat merupakan posisi patok blok di lapangan yang telah di beri tandan dengan patok kayu, sesuia dengan koordinat X dan Y dari patok blok.

(22)

Table 2. Hasil Pemasangan Patok Blok No Waktu Hasil (per hari) Jumlah pekerja(orang) Blok 1. 5 Maret 2013 6 1 pekerja dan 2 mahasiswa B24, B25 2. 6 Maret 2013 6 1 pekerja dan 2 mahasiswa E10, E11 3. 7 Maret 2013 8 1 pekerja dan 2 mahasiswa B26, B27,B28 4. 8 Maret 2013 2 1 pekerja dan 1 mahasiswa F 10 5. 11 Maret 2013 3 1 pekerja dan 1 mahasiswa F11, F12 6. 12 April 2013 6 1 pekerja dan 2 mahasiswa

A25, A26, A27 7. 13 April 2013 5 1 pekerja dan 1 mahasiswa A28, A29, B29 8. 14 April 2013 6 1 pekerja dan 1 mahasiswa A30, A31 9. 15 April 2013 3 1 pekerja dan 1 mahasiswa B30, B31 Total 45 6. Pembahasan

Pemasangan patok blok merupakan kegiatan yang bertujuan untuk membagi serta menyusun rencana kerja, yang meliputi sistem kerja (perencanaan dan pengorganisasian), menentukan kebutuhan alat/tenaga kerja dan menentukan kebutuhan biaya.

Untuk mempermudah mencari posisi dari patok blok sebaiknya terlebih dahulu mengetahui posisi dari patok blok yang akan dipasang di lapangan melalui peta blok, dengan memperhatikan jalan dan sungai yang ada di peta maka proses pencarian patok blok akan menjadi lebih mudah dikarenakan telah mengetahui jalan dan lahan mana yang akan dilalui.

(23)

Metode yang digunakan dalam pemasangan patok blok yaitu metode

staking out. Staking out adalah metode pengembalian titik di lapangan dimana

titik-titik tersebut sudah di ketahui terlebih dahulu (sudah direncanakan).

Prestasi kerja yang dicapai selama melakukan kegiatan pemasangan patok blok tidak jauh berbeda dengan karyawan, karena metode yang digunakan sama dengan metode yang diajarkan dibangu kuliah.

Kendala yang dihadapi selama proses pemasangan patok blok antara lain keadaan lahan yang masih ditutupi rumput sehingga menyulitkan dalam mencari posisi titik dimana patok blok akan dipasang.

B. Sensus Tanam Pohon Sawit

1. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan sensus tanam pohon sawit adalah sebagai berikut :

a) Mengetahui jumlah dari pohon sawit yang telah di tanam.

b) Dapat mengetahui keadaan dan kondisi dari pohon sawit yang telah di tanam.

2. Dasar Teori

Menurut Anonim (2009) sensus adalah kegiatan yang dilakukan untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang, atau terserang hama atau penyakit. Selain itu dilakukan pula menegakkan tanaman yang tampak miring dan memadatkan tanah setelah selesai kegiatan penanaman.

Menurut Joe (2012), GPS (Global Positioning System) adalah suatu

sistem navigasi berbasiskan radio yang memberikan informasi posisi koordinat, kecepatan, dan waktu kepada pengguna di seluruh dunia. Jasa penggunaan

(24)

satelit GPS tidak dikenakan biaya. Pengguna hanya membutuhkan GPS receiver untuk dapat mengetahui koordinat lokasi. Keakuratan koordinat lokasi tergantung pada tipe GPS receiver. GPS terdiri dari 3 bagian yaitu satelit yang mengorbit bumi (Satelit GPS mengelilingi bumi 2x sehari), stasiun pengendali & pemantau di bumi, dan GPS receiver (alat penerima GPS). Satelit GPS dikelola oleh Amerika Serikat. Alat penerima GPS inilah yang dipakai oleh pengguna untuk melihat koordinat posisi. Selain itu GPS juga berfungsi sebagai menentukan waktu.

3. Alat dan Bahan

a) Alat : Gps garmin 76 CSx. b) Bahan : Pita survei.

4. Prosedur Kerja

a) Menuju lokasi blok pohon sawit yang akan disensus.

b) Mengaktifkan gps dan menunggu sampai gps mendapat signal yang cukup dari satelit.

c) Berjalan menuju ke pohon sawit yang akan di sensus pertama kali. d) Mengambil koordinat dari pohon sawit menggunakan waypoint.

e) Menekan enter, menunggu 3 sampai 5 detik kemudian atur simbol dan nama dari waypoint dan pilih ok.

f) Pada dahan sawit diberi tanda dengan pita survei.

5. Hasil

Hasil yang didapat dari sensus tanam sawit berupa jumlah dari pohon sawit yang sudah tanam dan keadaan dari masing–masing pohon sawit, dengan total pohon sawit yang telah tersensus adalah sebanyak 1247 pohon. Dengan jumlah pohon sawit yang tertanam dengan baik sebanyak 1218 pohon dan

(25)

pohon yang tertanam tidak baik sebanyak 29 pohon. Adapun prestasi kerja sensus tanam sawit perhari adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Sensus Tanam Sawit

No Waktu Hasil Sensus Keterangan Jumlah Pekerja Blok Baik Tidak Baik 1 16 Maret 2013

98 Pohon 98 Pohon - 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B22 2 18 Maret

2013

101 Pohon 97 Pohon 4 Pohon 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B22

3 19 Maret 2013

89 Pohon 89 Pohon - 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B22 4 20 Maret

2013

107 Pohon 107 Pohon - 1 pekerja dan 2 mahasiswa

B23 5 21 Maret

2013

93 Pohon 93 Pohon - 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B24 6 22 Maret

2013

122 Pohon 119 Pohon 3 Pohon 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B24 7 25 Maret

2013

87 Pohon 86 Pohon 1 Pohon 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B25 8 26Maret

2013

126 Pohon 113 Pohon 13 Pohon 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B25 9 27 Maret

2013

99 Pohon 99 Pohon - 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B26 10 28 Maret

2013

113 Pohon 110 Pohon 3 Pohon - pekerja dan 2 mahasiswa

B26 11 29 Maret

2013

119 Pohon 114 Pohon 5 Pohon - pekerja dan 2 mahasiswa

B26 12 30 Maret

2013

93 Pohon 93 Pohon - 1 pekerja dan 1 mahasiswa

B27

Total 1247 1218 29

6. Pembahasan

Kegiatan sensus tanaman pohon sawit merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi dan jumlah tanaman sawit yang sudah ditanam dalam suatu blok.

Metode yang digunakan dalam kegiatan sensus tanaman sawit yaitu metode waypoint atau pengambilan titik koordinat. Sensus tanaman sawit

(26)

dilakukan dengan mengambil titik koordinat dari setiap tanaman sawit pada tiap-tiap terasan dengan metode waypoint. .

Prestasi kerja yang dicapai selama melakukan kegiatan sensus tanaman sawit sangat jauh berbeda dengan karyawan(surveyor), karena karyawan lebih ahli dan berpengalaman. Data-data hasil sensus akan diolah kembali menggunakan software ArcView 3.3 untuk dijadikan peta.

Kendala yang dihadapi selama sensus tanaman sawit antara lain seringnya dilakukan sensus pada tanaman sawit yang sama karena tanda dari sensus sebelumnya hilang, dan dilahan baru terkadang dalam satu terrace masih banyak bibit sawit yang belum ditanam secara merata sehingga menyulitkan untuk melakukan sensus. Selain itu alat transportasi juga sering menjadi kendala bagi anggota pengukuran.

C. Pengukuran terrace

1. Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan pengukuran terrace adalah sebagai berikut: a) Mengetahui jarak dari setiap terrace.

b) Mengetahui hasil terrace yang dikerjakan oleh operator dalam satu periode

kerja.

2. Dasar Teori

Menurut Anonim (2010), teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran. Teras kebun dibuat pada lahan-lahan dengan kemiringan lereng antara 30 – 50 % yang direncanakan untuk areal penanaman jenis tanaman perkebunan. Pembuatan teras hanya

(27)

dilakukan pada jalur tanaman sehingga pada areal tersebut terdapat lahan yang tidak diteras dan biasanya ditutup oleh vegetasi penutup tanah. Ukuran lebar jalur teras dan jarak antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas. Dalam pembuatan teras kebun, lahan yang terletak di antara dua teras yang berdampingan dibiarkan tidak diolah.

Jadi secara garis besar terrace adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga tangga yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan berfungsi untuk:

1) Menambah stabilitas lereng.

2) Memudahkan dalam perawatan (Konservasi Lereng). 3) Memperpanjang daerah resapan air.

4) Memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng. 5) Mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off).

6) Dapat digunakan untuk landscaping.

Menurut Yuliarta (2002), teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi dengan bangunan pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak lurus kontur.

3. Alat dan Bahan

Kegiatan pengukuran terrace mengunakan alat dan bahan sebagai berikut :

a) Alat : Gps Garmin 60 Csx. b) Bahan : Pita survei.

(28)

4. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dari kegiatan pengukuran terrace adalah sebagai berikut :

a) Menuju lokasi teras yang akan diukur.

b) Mengaktifkan GPS dan tunggu sampai GPS mendapat signal dari satelit. c) Memiilih tracking dan on kan kemudian berjalan mengikuti terrace.

d) Jika telah sampai di ujung terrace off kan tracking GPS.

e) Memberikan tanda pada terrace yang telah di ukur menggunakan pita survei. 5. Hasil

Dari pengukuran terrace kami mendapatkan hasil berupa panjang terrace, operator yang membuat terrace dan letak terrace dilokasi (blok). Adapun hasil pengukuran terrace terlampir pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Terrace.

No Waktu Panjang (m) Operator Jumlah Pekerja Blok

1 11 April 2013 5.402 Yunus 1 pekerja dan 2 mahasiswa

E11 2 12 April 2013 4.871 Nene 1 pekerja dan

2 mahasiswa

E12 3 15 April 2013 4.648 Serpi 1 pekerja dan

2 mahasiswa

E12 4 16 April 2013 4.458 Yunus 1 pekerja dan

2 mahasiswa

E12 5 17 April 2013 5.923 Amir 1 pekerja dan

1 mahasiswa

E12 6 18 April 2013 4.734 Ebit 1 pekerja dan

2 mahasiswa

E12 7 19 April 2013 3.425 Serpi 1 pekerja dan

1 mahasiswa

E12 8 20 April 2013 5.352 Ebit 2 pekerja dan

2 mahasiswa

D25 Total 38.813

(29)

6. Pembahasan

Kegiatan pengukuran terace merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui hasil kerja dari operator buldowser dalam setiap periode.

Terrace dibuat agar tanaman sawit dapat ditanam di lereng – lereng

pegunungan.

Pengambilan data-data dilakukan pada setiap terasan dengan metode

track atau berupa line. Kegiatan pengukuran terasan tidak jauh berbeda dengan

teori dan praktek yang telah dipelajari selama kuliah sehingga tidak dijumpai kesulitan dalam mengerjakannya.

Prestasi kerja yang dicapai tidak jauh berbeda dengan karyawan (surveyor), karena tidak ada kendala dalam melakukan kegiatan ini sehingga dalam pengerjaannya berjalan dengan lancar. Data-data hasil dari pengukuran terasan akan diolah dengan menggunakan aplikasi ArcView 3.3 yang akan dibuat dalam bentuk peta.

D. Pancang Jalur Windrow

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pancang Jalur windrow adalah sebagai tempat pengumpulan sampah-sampah hasil dari pembukaan lahan baru.

2. Dasar Teori

Anonim (2012), pancang jalur windrow diperlukan untuk menumpuk

sampah hasil dari pembukaan lahan baru, pancang windrow biasanya dibuat pada daerah datar dengan panjang jalur windraw tergantung dari jumlah sampah yang akan di rumpukkan. Jarak antara windraw satu dengan windrow yang

(30)

lainnya adalah 31,25 meter dengan arah timur ke barat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Arah jalur windrow yaitu dari timur ke barat dengan tujuan agar tanaman sawit tidak terhalang untuk mendapatkan sinar matahari dari pagi sampai sore. Kegiatan pancang jalur windrow sangat membantu operator alat untuk menempatkan dan menumpuk sampah-sampah hasil dari pembukaan lahan. Untuk merumpukkan windrow biasanya mengunakan alat berat.

3. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang di gunakan sebagai berikut : a) Alat : 1) Compas. 2) Parang. 3) Meteran 50 meter. b) Bahan : a) Pita survei. b) Tiang pancang. 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja kegiatan pancang jalur windrow adalah sebagai berikut: a) Menuju lokasi pemancangan jalur windrow.

b) Mencari tiang pancang.

c) Mengikat pita survei pada tiang pancang. 31,25 m 31,25m Tiang Pancang Timur ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐Æ Barat Jalur Windrow

(31)

d) Mengarahkan kompas 270° dari timur ke barat, kemudian menancapkan tiang pancang.

e) Untuk panjang windraw tidak ditentukan panjangnya.

f) Kemudian untuk membuat jalur pancang baru arahkan kompas 180° dari jalur pancang sebelumnya, kemudian tarik meteran dengan panjang 31,25 meter ini adalah jarak antara windrow kemudian menancapkan tiang pancang.

5. Hasil yang Dicapai.

Dari kegiatan pancang jalur windrow mendapatkan hasil berupa panjang dan lokasi pemancangan jalur windrow (blok). Adapun hasil dari kegiatan pancang jalur windrow terlampir pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pancang Jalur Windrow.

No Waktu Panjang (m) Lokasi

(Blok)

Jumlah Pekerja

1 31 Maret 2013 187 C11 1 pekerja dan 1 mahasiswa 2 2 April 2013 206 C12 1 pekerja dan 1 mahasiswa 3 3 April 2013 468 C12 2 pekerja dan 2 mahasiswa 4 6 April 2013 169 D11 1 pekerja dan 1 mahasiswa 5 8 April 2013 398 D11 2 pekerja dan 1 mahasiswa

6 10 Mei 2013 197 D12 1 pekerja dan

1 mahasiswa

(32)

6. Pembahasan.

Kegiatan pemancangan jalur windrow ini merupakan kegiatan yang membantu operator alat untuk menempatkan sampah atau sisa ranting kayu dari lahan yang baru dibuka. Dalam kegiatan pancang windraw harus dilakukan paling sedikit dua orang, karena kegiatan ini diukur secara manual menggunakan meteran.

Jalur windrow harus dipancang dari arah timur ke barat agar rumpukan sampah tidak menghalangi tanaman sawit dari sinar matahari.

Prestasi kerja yang dicapai selama melakukan kegiatan pancang jalur windrow sangat jauh berbeda dengan karyawan(surveyor), karena karyawan lebih ahli dan berpengalaman.

Kendala yang dihadapi selama pemancangan jalur windrow antara lain sulitnya memancang di daerah rawa dan keadaan lahan yang masih ditutupi pepohonan.

E. Pengukuran parit

1. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pengukuran parit adalah mengambil data parit yang baru dibuat dan mengetahui hasil kerja serta nama dari operator alat yang membuat parit.

2. Dasar Teori

Menurut Anonim (2013), Pengukuran parit adalah pengukuran drainase

yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Secara umum didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi

(33)

kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sebagai fungsi kawasan/lahan tidak terganggu.

Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang

berkaitan dalam pengolahan banjir, sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

3. Alat yang digunakan.

Adapun alat yang digunakan dalam pengukuran parit adalah satu unit

Gps Garmin 76 Csx. 4. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari kegiatan pengukuran parit adalah sebagai berikut; a) Menuju lokasi parit yang akan diukur.

b) Mengaktifkan GPS dan tunggu sampai mendapat signal dari satelit. c) Mengikatkan pita survei pada tiang saat memulai pengukuran. d) Mengaktifkan tracking GPS sambil mengikuti alur dari parit.

e) Setelah sampai pada ujung dari parit maka tracking gps di nonaktifkan.

5. Hasil yang Dicapai

Hasil yang diperoleh dari pengukuran parit berupa panjang parit dan operator yang membuat parit. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Parit.

No Waktu Panjang (m) Operator Jumlah Pekerja

1 22 April 2013 2.963 Puji 1 pekerja dan 1 mahasiswa 2 23 April 2013 1.637 Puji 1 pekerja dan

1 mahasiswa 3 26 April 2013 358 Murad 1 pekerja dan

(34)

4 29 April 2013 2.346 Yunus 1 pekerja dan 1 mahasiswa 5 30 April 2013 1.224 Amir 1 pekerja dan

1 mahasiswa 6 1 Mei 2013 2.046 Ebit 1 pekerja dan 1 mahasiswa 7 3 Mei 2013 1.718 Serpi 1 pekerja dan 1 mahasiswa

Total 12.292

6. Pembahasan

Kegiatan pengukuran parit merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui hasil kerja dari operator yang membuat parit, seperti panjang parit dan nama operator yang mengerjakan parit tersebut.

Pengukuran parit dilakukan dengan menggunakan metode track atau berupa line. Kegiatan pengukuran parit tidak jauh berbeda dengan teori dan praktek yang telah dipelajari selama kuliah sehingga tidak dijumpai kesulitan dalam mengerjakannya. Data-data dari pengukuran parit akan diolah kembali menggunakan aplikasi ArcView 3.3 dan akan dibuat dalam bentuk peta.

Prestasi kerja yang dicapai selama melakukan kegiatan pengukuran parit tidak jauh berbeda dengan karyawan(surveyor), karena dalam pengukuran parit menggunakan metode tracking dimana metode ini sudah pernah dipelajari di bangku kuliah baik berupa teori maupun praktek.

Kendala dalam pengukuran parit antara lain sulitnya mengukur parit di lokasi berlumpur serta tidak tersedianya alat transportasi yang digunakan untuk mengukur parit di lokasi lain.

(35)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Anekareksa International adalah sebagai berikut :

1. Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan di PT. Anekareksa International, ternyata ada kesamaan dalam hal mengambil data lapangan dan sofware yang digunakan juga sama dengan sofware yang telah di ajarkan.

2. Kegiatan-kegiatan pengukuran yang dilakukan di PT. Anekaraksa International adalah pemasangan patok blok, sensus tanaman sawit, pengukuran tarrace, pancang jalur windrow, dan pengukuran parit.

3. Dalam melakukan pengukuran lebih banyak menggunakan gps, ini dikarenakan cara kerja dari GPS lebih simpel dan sangat sesuai di gunakan dalam melakukan survei perkebunan. GPS yang digunakan yaitu GPS

Garmin 60 Csx.

4. Semua data hasil penggukuran lapangan akan di olah kembali mengunakan

sofware Arc View 3.3.

B. SARAN

1. Sebaiknya di dalam melakukan kegiatan pemasangan patok blok ada perwakilan dari karyawan perusahaan yang membantu.

2. Sebaiknya sensus tanaman sawit di lakukan setelah sawit sudah ditanam semua (dalam satu areal atau blok tertentu).

(36)

28

3. Adapun saran dalam rangka membangun kinerja para pekerja adalah mengenai sarana transportasi yang sering menjadi kendala bagi tim survei(pengukuran). Untuk memberikan solusi dalam permasalahan ini PT. Anekareksa International harus menyediakan alat transportasi khusus untuk tim survei (pegukuran).

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. PT. Anekareksa Internasional. Samarinda. Anonim. 2009.a. Tugas dari kepala asisten perkebunan sawit.

http://wordpress.com/tugas asisten. (Diunduh pada tanggal 13 mei 2013).

Anonim. 2009.b. Pengertian sensus tanam sawit.

http://berrydhiya.blogspot.com/pemeliharaan tanaman belum menghasilkan. (Diunduh pada tanggal 13 mei 2013).

Anonim. 2010. Pengertian terrace. http://wordpress.com/pengertian teras.

(Diunduh pada tanggal 13 mei 2013).

Anonim. 2012.a. Tugas dari Administrasi Kebun. http://wordpress.com/tugas administrasi. (Diunduh pada tanggal 13 mei 2013).

Anonim. 2012.b. Pengertian Parit.

http://dedidoank.files.wordpress.com/2012/07/pengertian-parit.doc. (Diunggah pada tanggal 15 mei 2013).

Anonim. 2013. Pancang Jalur Windrow. Samarinda. Joe. 2012. Penjelasan tentang GPS. GIS. Jakarta.

Pahan. 2008. Pengertian Global Positioning System (GPS). Sistem Informasi

Geografis. Bandung.

(38)

Lampiran Gambar.

Gambar 2 . Peta Kerja Pemasangan Blok.

(39)

Foto Praktek Kerja Lapang.

Gambar 4. Kegiatan Pemasangan Patok Blok.

(40)

Lanjutan Gambar

Gambar 6 . Kegiatan Pancang Jalur Windrow.

Gambar

Gambar 1 . Struktur organisasi PT. Anekareksa Internasional
Tabel 1.  Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)
Table 2. Hasil Pemasangan Patok Blok  No Waktu  Hasil  (per hari)  Jumlah  pekerja(orang)  Blok  1
Tabel 3.  Hasil Sensus Tanam Sawit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana

Setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada kelompok eksperiman kemudian diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada peningkatan

dimaksudkan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah : biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal dan biaya simpan dan bongkar muat, biaya

Selain itu karena nilai Z-R berbeda untuk setiap hujan maka perlu ditentukan pula konstanta relasi antara faktor reflektifitas radar dengan intensitas curah hujan

Secara umum tujuan pendidikan moral dalam keluarga adalah mendidik dan membina anak menjadi manusia dewasa yang memiliki mentalitas dan moralitas yang luhur dan

Nyeri dapat terlokalisasi pada satu daerah kecil atau menjadi lebih umum sakit di punggung bawah.Intensitas rasa sakit dapat bervariasi dengan waktu, meningkat dengan gerakan,

(10) Masa kerja yang lama juga dapat berpengaruh terhadap nyeri punggung bawah karena merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang dalam jangka waktu panjang

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)