• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh. Kurnia Utami NIM: Program Studi Pendidikan Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh. Kurnia Utami NIM: Program Studi Pendidikan Biologi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

DENGAN DESAIN FILA CHART DALAM PEMBELAJARAN

VIRTUAL TERHADAP KETERAMPILAN METAKOGNITIF

DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK KELAS

XI SMA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI

SKRIPSI

Oleh Kurnia Utami NIM: 06091181621008 Program Studi Pendidikan Biologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)
(3)
(4)

PRAKATA

Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) dengan Desain FILA Chart Dalam Pembelajaran Virtual Terhadap Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas XI SMA Pada Materi Sistem Ekskresi” disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sriwijaya. Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima masih kepada Bapak Dr. Mgs. M. Tibrani, S.Pd., M.Si. dan Bapak Drs. Kodri Madang, M.Si., Ph.D. sebagai pembimbing atas segala bimbingan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Sofendi, M.A., Ph.D., Dekan FKIP Unsri, Dr.Ismet, S.Pd., M.Si., Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan MIPA Drs. Kodri Madang, M.Si., Ph.D, Koordinator Program Studi Pendidikan Biologi Dr. Yenny Anwar, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan administrasi selama penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada Dosen penguji Dra. Lucia Maria Santoso, M.Si., Dra. Siti Huzaifah, M.Sc.Ed., Ph.D., dan Dr. Riyanto, M.Si. yang telah memberikan sejumlah saran untuk perbaikan untuk skripsi ini sehingga dapat menjadi lebih baik lagi. Ucapan terima kasih ditunjukkan kepada dosen pembimbing akademik, Bapak Drs. Kodri Madang, M.Si., Ph.D. yang sudah memberikan nasihat dan motivasi selama menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Biologi, juga semua Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan semua ilmu, nasihat dan keterampilan yang bermanfaat selama penulis mengikuti pendidikan.

Terima kasih juga kepada Ibu Dra. Rosmauli, M.Si. dan Yuli Andravia Falisi, S.Si. selaku guru mata pelajaran biologi yang telah memberikan penulis kesempatan untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Palembang. Selain itu penulis mengucapkan terima kasih kepada peserta didik kelas XI IPA 6, XI IPA7

(5)

dan XI IPA 8 atas partisipasi saat penulis melaksanakan penelitian. Lebih lanjut penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga yang tercinta, Bapak Achmad Buang Noorachman, S.E. dan Ibu Rita Soraya, kakakku M. Taufik Ramadhan, S.E. dan Rachmat Hidayat, S.E. serta adikku Rizki Anggraini atas semangat, motivasi, dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tidak henti-hentinya untuk penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Kepada sabahat dan teman dekat penulis Salsabila Marsa, A. Md.T., Audia Az Zahra, S.P., Dhiya Fairuz, M. Nurhadi, S.T. dan M. Abdul Aziz terima kasih telah menjadi sahabat yang selalu mendengarkan penulis. Untuk teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2016 Palembang maupun Indralaya yang telah menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga setiap langkah kita diberi kelancaran dan keberkahan oleh Allah S.W.T.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran bidang studi biologi dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Palembang, Desember 2020

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... i

PERNYATAAN ... ii

PRAKATA ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x ABSTRAK ... xi ABTRACT ... xii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 7 1.3 Batasan Masalah ... 7 1.4 Tujuan Penelitian ... 8 1.5 Manfaat Penelitian ... 8 1.6 Hipotesis Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Hasil Belajar... 10

2.2 Metakognisi... 11

2.3 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 14

2.4 Karakteristik Model Pembelajaran PBL ... 15

2.5 Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 16

2.6 Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 16

2.7 Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran PBL ... 19

2.8 Desain Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ... 19

2.9 Pembelajaran Virtual ... 23

2.10 Kelemahan Pembelajaran Virtual ... 24

(7)

3.1 Metode Penelitian ... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

3.3 Variabel Penelitian ... 26

3.4 Definisi Operasional Penelitian ... 26

3.5 Subjek Penelitian ... 28

3.6 Prosedur Penelitian ... 29

3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 29

3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 30

3.6.3 Tahap Penyelesaian Penelitian ... 37

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.7.1 Keterampilan Metakognitif ... 37

3.7.2 Hasil Belajar Kognitif ... 39

3.7.3 Angket Respon Peserta Didik ... 39

3.7.4 Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 40

3.8 Teknik Analisis Data ... 40

3.8.1 Analisis Instrumen Data ... 40

3.8.2 Analisis Data Keterampilan Metakognitif ... 41

3.8.3 Analisis Data Hasil Belajar Kognitif... 43

3.8.4 Analisis Data Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 43

3.8.5 Analisis Data Angket Respon Peserta Didik ... 44

3.9 Uji Hipotesis ... 45

3.9.1 Uji Normalitas Data ... 45

3.9.2 Uji Homogenitas ... 45

3.9.3 Analysis of Covariance (ANCOVA) ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Data Keterampilan Metakognitif Peserta didik ... 46

4.1.2 Data Hasil Belajar Kognitif Peserta didik ... 49

4.1.3 Data Angket Respon Peserta Didik ... 51

4.1.4 Data Keterlaksanaan Pembelajaran ... 53

(8)

4.1.6 Hasil Uji Homogenitas ... 55

4.1.7 Hasil Uji Hipotesis ... 56

4.1.8 Hasil Uji Lanjut LSD (Least Significant Difference) ... 58

4.2 Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

5.1. Kesimpulan ... 79

5.2. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Desain Pembelajaran PBL FILA Chart ... 19

3.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran ... 31

3.2 Deskripsi Nilai Penilaian Keterampilan Metakognitif ... 38

3.3 Kategori Keterampilan Metakognitif ... 42

3.4 Kategori Hasil Belajar ... 43

3.5 Kategori Keterlakasanaan Pembelajaran ... 44

3.6 Klasifikasi Pernyataan Positif dan Negatif ... 44

3.7 Kategori Respon Peserta Didik ... 44

4.1 Rata-rata Nilai Tes Awal & Tes Akhir Keterampilan Metakognitif ... 47

4.2 Rata-rata Nilai Tes Awal & Tes Akhir Hasil Belajar Kognitif ... 49

4.3 Persentase Kategori Angket Respon Pada Setiap Kelas ... 51

4.4 Hasil Analisis Angket Respon Peserta Didik Tiap Kategori Pertanyaan ... 53

4.5 Keterlaksanaan Pembelajaran ... 53

4.6 Hasil Uji Normalitas ... 55

4.7 Hasil Uji Homogenitas ... 56

4.8 Hasil Uji Hipotesis ... 55

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Desain Penelitian ... 25 4.1 Grafik Rata-rata Nilai Tes Awal dan Tes Akhir KeterampilanMetakognitif 48 4.2 Grafik Rata-rata Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Belajar Kognitif ... 50 4.3 Grafik Pie Rata-rata Angket Respon Pada Setiap Kelas ... 52 4.4 Bagan Hubungan Antara Model Pembelajaran PBL dengan Desain FILA

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus Kegiatan Pembelajaran ... 86

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 91

3 Lembar Skenario Masalah Peserta Didik ... 123

4 Kisi-kisi Soal Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Metakognitif ... 129

5 Pedoman Penskoran Soal Pretest dan Posttest ... 133

6 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik ... 138

7 Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 141

8 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Uraian ... 145

9 Uji Validitas dan Uji Reabilitas Soal Tes Uraian ... 156

10 Hasil Analisis Respon Peserta Didik ... 157

11 Hasil Analisis Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 159

12 Analisis Data Hasil Uji Normalitas dan Uji Homogenitas ... 163

13 Analisis Data Hasil Uji Anova, Uji Hipotesis dan Uji LSD ... 165

14 Uji Kesetaraan dan Uji Homogenitas Kelas XI IPA di SMAN 1 PLG ... 168

15 Analisis Jawaban Keterampilan Metakognitif ... 169

16 Lembar Jawaban FILA chart... 171

17 Dokumentasi Penelitian ... 172

18 Surat Usul Judul Skripsi ... 174

19 Surat Keputusan Penunjukkan Dosen Pembimbing ... 175

20 Surat Izin Penelitian ke Sekolah ... 177

21 Surat Izin Penelitian dari Dinas ... 178

22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 179

23 Surat Keterangan Validasi ... 180

24 Surat Keterangan Bebas Laboratorium ... 181

25 Surat Keterangan Bebas Pustaka... 182

26 Persetujuan Seminar Proposal ... 183

27 Persetujuan Seminar Hasil Penelitian ... 184

(12)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual terhadap keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik Simple Random Sampling sehingga terpilih kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol, XI IPA 7 sebagai kelas eksperimen, dan XI IPA 8 sebagai kelas plasebo dengan jumlah 36 peserta didik disetiap kelas. Penelitian dilakukan melalui pembelajaran virtual. Keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif diukur melalui tes awal dan tes akhir dengan intrumen 6 soal uraian yang telah teruji validitas dan reliabilitanya. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 25, uji hipotesis menggunakan uji ANCOVA. Hasil analisis uji ANCOVA menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif peserta didik di SMA Negeri 1 Palembang. Selanjutnya, model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart lebih baik dari pada model pembelajaran langsung dengan desain FILA chart dan kelas tradisional dalam meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif peserta didik.

Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Desain FILA chart, Pembelajaran Virtual, Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Kognitif.

(13)

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of the applying the Problem Based Learning (PBL) model with the FILA chart design in virtual learning on metacognitive skills and cognitive learning outcomes of class XI Senior high school students on the excretion system material. This research was conducted at at Public High School number 1 Palembang. The research method used was the Quasi Experimental Design with the research design Nonequivalent Control Group Design. The sample of the study was determined using the simple random sampling technique so that were selected class XI IPA 6 as the control class, XI IPA 7 as the experimental class, and XI IPA 8 as the placebo class with 36 students in each class. The study was conducted through virtual learning. Metacognitive skills and cognitive learning outcomes are measured through

pretest and posttest with 6 description questions that have been tested for validity and reliability. Data were analyzed using the SPSS 25, hypothesis testing used ANCOVA test. The results of the ANCOVA test analysis showed that learning using the Problem Based Learning (PBL) models with the FILA chart design in virtual learning significantly influenced students’ metacognitive skills and cognitive learning outcomes at Public High School number 1 Palembang. Furthermore, the Problem Based Learning (PBL) model with the FILA chart design is better than the direct learning model with the FILA chart design and traditional in improving the metacognitive skills and cognitive learning outcomes of students.

Keywords: Problem Based Learning (PBL), FILA chart design, Virtual Learning, Metacognitive Skills, Cognitive Learning Outcomes.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas pendidikan menggambarkan kualitas pembelajaran. Berbagai upayah telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran salah satunya penerapan pembelajaran berbasis internet atau dikenal dengan pembelajaran virtual. Menurut Pannen (1999) pembelajaran virtual mengacu pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas maya yang berada dalam cyberspace melalui jaringan internet. Penggunaan pembelajaran virtual dapat membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, memotivasi dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi karena materi tersebut disajikan dengan cara yang lebih menarik. Menurut Fajar, dkk. (2018) penggunaan pembelajaran virtual lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional. Sejalan dengan Said (2014) efektivitas penerapan pembelajaran virtual memperlihatkan keberhasilan yang sangat signifikan dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian pemanfaatan pembelajaran virtual dapat membantu mengembangkan kualitas pembelajaran.

Menurut Thobroni & Mustofa (2011) pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan efektif dan efisien. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik memberikan kesempatan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarannya, sehingga daya pikir, emosional dan keterampilan belajarnya semakin meningkat. Peserta didik akan lebih aktif pada saat proses pembelajaran dengan beragam aktifitas didalamnya (Cartono, dkk., 2019). Pembelajaran seharusnya tidak cukup hanya membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, tetapi seharusnya mampu menumbuhkan kesadaran belajar, keterampilan metakognitif, dan keterampilan dalam memecahkan masalah agar mampu menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pembelajaran yang sangat penting bagi peserta didik satu diantaranya adalah pembelajaran sains.

(15)

Pembelajaran sains menitikberatkan pada kreativitas peserta didik dalam membangun pengetahuan ilmiahnya. Peserta didik dilatih berfikir kritis melalui pengamatan, pemecahan masalah, pengujian hipotesis, penarikan kesimpulan dan prediksi guna menemukan pengetahuannya sendiri (Fatonah & Prasetyo, 2014). Sesuai dengan pernyataan Campbell, dkk. (2008) pembelajaran sains bertujuan untuk membantu peserta didik memahami konsep dengan bermakna agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cabang pembelajaran sains adalah pembelajaran biologi.

Pembelajaran biologi merupakan transfer kumpulan pengetahuan dari sumber belajar yang ada di lingkungan alam sekitar dan difasilitasi oleh guru. Dalam pembelajaran biologi peserta didik diharapkan memperoleh kecakapan atau keterampilan untuk mempelajari objek biologi, menentukan fakta dan membangun konsep (Santosa, 2018). Konsep-konsep dalam pembelajaran biologi harus dipahami oleh peserta didik karena konsep tersebut akan menjadi dasar untuk memahami materi biologi selanjutnya, namun pada pembelajaran biologi lebih sering disampaikan oleh guru dengan menekankan pada tingkat penghafalan yang tinggi sehingga menyebabkan kurang pemahaman konsep yang dimiliki oleh peserta didik. Kesulitan dalam pembelajaran biologi dikarenakan terdapat konsep-konsep bersifat abstrak, kompleks, dan menggunakan konsep-konsep-konsep-konsep yang didasarkan ada penghafalan (Cimer, 2012). Padahal pembelajaran biologi menghendaki berfikir tingkat tinggi seperti HOTS dan metakognitif (Madang, dkk., 2019). Materi pembelajaran yang bersifat abstrak, kompleks dan cenderung menghafal diantaranya yaitu materi sistem ekskresi.

Materi sistem ekskresi bersifat abstrak, proses yang terjadi pada organ-organ ekskresi yang mana hasil proses tersebut sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, dan materi sistem ekskresi dianggap sulit karena banyak materi teori dan konsep sehingga membutuhkan pemahaman dan pengetahuan yang baik (Susanto, 2014). Menurut Tekkaya, dkk. (2001) menyatakan bahwa peserta didik merasa kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep pada materi sistem ekskresi, terutama proses filtrasi pada ginjal. Karakteristik materi sistem ekskresi mencakup proses fisiologi yang terjadi di dalam tubuh manusia dan

(16)

bersifat abstrak membuat peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep tersebut. Sejalan dengan pernyataan Sapitri, dkk. (2015) materi sistem eksresi banyak membahas mengenai proses-proses fisiologi yang tidak dapat dilihat langsung oleh peserta didik, sehingga pengetahuan yang didapat oleh peserta didik kurang terhubung secara kontekstual. Materi ekskresi banyak terdapat tahapan-tahapan fisiologis dan istilah-istilah yang sulit dipahami (Widiastuti, dkk., 2015). Kesulitan pada materi sistem ekskresi akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh peserta didik.

Berdasarkan penelitian Rahmayani, dkk. (2017) analisis hasil belajar peserta didik di SMA Negeri 16 Medan menunjukkan tingkat penguasaan peserta didik pada materi sistem ekskresi manusia masih jauh dari ketuntasan (KKM), jumlah peserta didik yang menjawab salah dari setiap indikator yang ada mencapai hingga 98,75% artinya sangat tinggi. Berdasarkan penelitian Amini, dkk. (2018) peserta didik di SMA Negeri 1 Karang Baru yang tuntas mencapai KKM pada materi sistem ekskresi sebesar 23% dan selebihnya yang tidak tuntas sebesar 77%. Pada aspek kognitif presentase peserta didik ditingkat kesulitan tinggi yaitu (C3) 39,61%, dan tingkat kesulitan sangat tinggi yaitu (C4) 46,5%, (C5) 46%, dan (C6) 47,37% serta indikator materi sebesar 44,42%. Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan pada materi ekskresi berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Faktor lain penyebab hasil belajar yang rendah juga menyebabkan kurangnya keterampilan berfikirnya yaitu keterampilan metakognitif. Sejalan dengan Warouw (2010) salah satu penyebab rendahnya hasil belajar biologi peserta didik dikarenakan belum diperdayakannya keterampilan berfikir peserta didik termasuk keterampilan metakognitif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru biologi kelas XI di SMA Negeri 1 Palembang pada bulan November 2019 ketika peneliti sedang menjalankan kegiatan P4, bahwa guru belum pemberdayakan keterampilan metakognitif peserta didik dalam proses pembelajarannya. Guru hanya mengutamakan pengembangan kemampuan kognitif dan kurang melatih keterampilan metakognitif peserta didik pada proses pembelajaran. Dalam

(17)

penggunaan strategi pembelajaran guru telah menerapkan beberapa strategi berbasis kurikulum 2013, tetapi guru lebih dominan menggunakan metode teacher

center, presentasi kelas dan diskusi kelompok sehingga pelajaran yang

disampaikan mudah terlupakan oleh peserta didik. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan proses berfikirnya yaitu keterampilan metakognitif. Proses pembelajaran di kelas diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi (Sudarman, 2007).

Keterampilan metakognitif merupakan keterampilan untuk memikirkan tentang bagaimana cara belajarnya (Flavell, 1979). Keterampilan metakognitif peserta didik memungkinkan peserta didik untuk memahami proses mereka berpikir. Menurut Livingston, dkk. (2003) keterampilan metakognitif memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memikirkan, merencanakan, mengontrol/ merefleksikan kembali segala aktivitas berpikir mereka dalam pembelajaran untuk menyelesaikan suatu masalah sehingga dapat mencapai pretasi belajar yang diinginkan. Keterampilan metakognitif diyakini memegang peranan penting pada banyak tipe aktivitas kognitif termasuk pemahaman, komunikasi, perhatian, ingatan, dan pemecahan masalah (Howard, 2004). Menerapkan keterampilan metakognitif dalam proses belajar dapat membuat pembelajaran mandiri dan berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar (Bahri & Corebima, 2015). Dengan demikian, peserta didik yang memiliki keterampilan metakognitif yang baik maka akan diikuti dengan hasil belajar yang baik pula. Tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keterampilan metakognitif belum diberdayakan di sekolah. Menurut Elyantari (2016) pada proses pembelajaran biologi saat ini masih dominan ditekankan pada aspek kemampuan kognitif. Sejalan dengan Putra (2012) guru cenderung mengevaluasi hasil belajar yang lebih menekankan pada tujuan kognitif dan kurang memperhatikan keterampilan metakognitif. Upayah memberdayakan keterampilan metakognitif agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran.

Corebima (2006) melaporkan beberapa strategi pembelajaran yang berpotensi memberdayakan kemampuan metakognitif, strategi-strategi

(18)

pembelajaran tersebut antara lain adalah strategi pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran peta konsep, strategi-strategi self-regulated learning, pembelajaran konstruktivisik, pemecahan masalah, dan kegiatan penelitian, selain itu kemampuan metakognitif terbukti dapat juga dibelajarkan melalui pembelajaran kooperatif. Dengan demikian, berdasarkan ciri-cirinya salah satu strategi keterampilan metakognitif yang bisa digunakan adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah yaitu model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL). Sejalan dengan penelitian Madang, dkk. (2019) implementasi

model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning) yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, HOTS dikalangan peserta didik. Proses untuk mengembangkan metakognisi dapat dilakukan dengan penggunaan strategi, pendekatan atau model pembelajaran yang menuntut adanya kegiatan terkait kesadaran dan keterampilan kognitif, bentuk pembelajaran yang memungkinkan munculnya metakognisi misalnya adalah

Problem Based Learning, Project Based Learning, Inquiry Learning (Tibrani,

2017).

Problem Based Learning (PBL) suatu model pembelajaran yang

melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Ngalimun, 2014). Penggunaan model pembelajaran PBL mampu mengembangkan inkuiri, melatih keterampilan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi dan mengembangkan kemandirian serta kepercayaan diri peserta didik (Arends, 2008). Sejalan dengan Madang, dkk. (2019) penerapan model PBL dapat menjadikan peserta didik untuk terlibat aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Menurut Tan (2003) PBL melatih peserta didik untuk mengembangkan dan mendalami permasalahan dengan meningkatkan kesadaran mereka mengenai cara yang berbeda dalam berfikir untuk menyelesaikan suatu masalah. Sejalan dengan penelitian Danial (2010) penerapan strategi PBL mampu meningkatkan keterampilan metakognitif peserta didik. Tetapi pada penerapan model

(19)

pembelajaran PBL terdapat kelemahan yakni 1) tidak banyak guru yang mampu mengantarkan peserta didik kepada pemecahan masalah, 2) seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang, dan 3) aktivitas peserta didik yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru (Warsono & Hariyanto, 2014). Kesulitan guru dalam mengarahkan peserta didik pada pemecahan masalah ini dapat dilakukan dengan difasilitasi desain FILA chart.

Penerapan model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan keterampilan metakognitif akan lebih baik jika difasilitasi dengan desain pembelajaran yang mampu memberdayakan keterampilan metakognitif juga yaitu dengan penggunaan desain FILA chart. Menurut Baharom (2011) pada pembelajaran PBL dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting, mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam kelompok yang difasilitasi dengan desain FILA chart yang meliputi fakta (fact), ide (idea), isu pembelajaran (learning issue), dan perencanaan tindakan (action

plan). Sejalan dengan hasil penelitian Yuniarti (2014) penerapan model

pembelajaran PBL dengan desain FILA chart dalam kegiatan pembelajaran mampu memberdayakan kemampuan metakognisi karena peserta didik dituntut untuk mengemukakan fakta, ide, isu dan perencanaan tindakan dalam menyelesaikan masalah yang dapat mendorong pengaktifan pada proses sadar belajar, merencanakan, merancang pembelajaran yang akan dilakukan, memantau dan merefleksikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada hasil penelitian Pertiwi (2018) meningkatnya hasil belajar peserta didik terjadi karena selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL peserta didik dapat memahami skenario masalah, mengisi FILA chart, hingga peserta didik menjadi pandai memecahkan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu fungsi FILA chart yaitu membantu peserta didik memperdayakan keterampilan metakognitif mereka sehingga dapat merencakanan strategi pembelajaran, memantau pemahaman proses belajar, dan mengevaluasinya.

Proses pembelajaran dilakukan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar yang maksimal memerlukan strategi pembelajaran yang

(20)

tepat. Mengingat bahwa pentingnya pemberdayaan keterampilan metakognitif bagi peserta didik dalam proses belajarnya, tetapi penerapan model PBL dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual terhadap keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif dalam materi sistem ekskresi belum perna dilakukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model

Problem Based Learning (PBL) dengan Desain FILA Chart Dalam

Pembelajaran Virtual Terhadap Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik Kelas XI SMA Pada Materi Sistem Ekskresi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah yang diungkapkan di latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual terhadap keterampilan metakognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi?

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah pada penelitian ini adalah:

1. Materi sistem ekskresi mencakup materi pokok yakni struktur dan fungsi, mekanisme ekskresi pada ginjal, hati, paru-paru, dan kulit, serta gangguan yang terjadi pada sistem ekskresi manusia.

2. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 sampai XI IPA 8 yang menggunakan kurikulum 2013 di SMA Negeri 1 Palembang tahun ajaran 2019/2020 terdiri dari 6 kelas.

3. Keterampilan metakognitif yang diukur adalah keterampilan peserta didik dalam memaparkan jawaban yang ditulis pada soal uraian atas tes penguasaan konsep dengan tingkat kognitif C4 sampai C6 dengan menggunakan rubrik Corebima (2009). Paparan jawaban yang dimaksud terdiri atas 5 parameter

(21)

yaitu jawaban dalam kalimat sendiri, urutan paparan jawaban runtut, sistematis, dan logis, gramatika atau bahasa, alasan, dan jawaban.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual terhadap keterampilan metakognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian pada penelitian ini:

Secara teoritis adalah hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan penambah wawasan tentang efektifitas model pembelajaran berbasis masalah dan mengembangkan teori model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam hal efektifitas penerapannya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran materi sistem ekskresi.

Secara praktis

1. Bagi peserta didik, diharapkan mendapatkan pengalaman baru dan suasana belajar yang bervariasi dalam pembelajaran virtual dan dapat meningkatkan keterampilan metakognitif serta hasil belajar yang maksimal pada materi sistem ekskresi.

2. Bagi guru, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang efektif, tepat, bervariasi dan tepat untuk meningkatkan keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif peserta didik pada pembelajaran biologi terutama materi sistem ekskresi dalam pembelajaran virtual.

(22)

3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian lanjutan pada materi lain dengan menerapkan model PBL, menjadi tambahan ilmu, pengalaman baru, serta dapat menjadikan pedoman sebagai calon pendidik biologi.

1.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha1: Model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual berpengaruh tidak signifikan terhadap keterampilan metakognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi.

Ha2: Model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual berpengaruh signifikan terhadap keterampilan metakognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi.

Ha3: Model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual berpengaruh tidak signifikan terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi.

Ha4 : Model Problem Based Learning (PBL) dengan desain FILA chart dalam pembelajaran virtual berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif peserta didik kelas XI SMA pada materi sistem ekskresi.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Adita, E. R. & Azizah U. (2016) Keterampilan metakognitif siswa melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi pokok laju reaksi di SMAN 1 Manya Gresik kelas XI. Unesa Journal of Chemical Education, 5(1):143-151.

Amini, F., Nasution, Y.M., Mulkan, & Sugito, H. (2018). Analisis kemampuan kognitif dan kesulitan belajar siswa materi sistem ekskresi di SMA Negeri 1 Karang Baru. Jurnal Pelita Pendidikan, 6 (4):225-232.

Anderson, L.,W. & Krathwohl L (2001). Kerangka landasan untuk pembelajaran,

pengajaran, dan asesmen revisi taksonomi pendidikan bloom. Dialihbahasakan oleh Agung Prihantoro 2014. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Andriani, D., Marpaung, R.R.T., Jalmo, T. (2019). Pengaruh Problem Based

Learning terhadap keterampilan metakognisi dan hasil belajar siswa. Jurnal Bioterdidik, 7(1):22-31.

Arends. R. I. (2008). Learning To Teach. (Seventh Editon). New York: Mc.Graw Hill Co.Inc.

Arifin, Z.D. (2016). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2013) Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bahri, A. & A., D., Corebima. (2015). The contribution of learning motivation

and metacognitive skill on cognitive learning outcome of students within different learning strategies. Journal of baltic science education, 14(4), 487- 500.

Baharom, Sadiah. (2011). Teach and Learn Science Through PBL. Tanjung Malim, Perak: Universiti Pendidikan Sultan Idris.

Campbell, N.A. & J. B. Reece. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Cartono, Hizqiyah, I.Y.N., & Aryanti, F. (2019). Implementasi penilaian soft

skills pada pembelajaran IPA di persekolahan berorientasi lesson study. (JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan Pembelajarannya,

6(2) : 59.

Cimer, A. (2012). What Makes Biology Learning Difficult and Effective : Students’ views. Educational Research and Reviews, 7(3), 61–71.

Corebima, A. D. (2009). Mretacognitive Skill Measurement Integrated In Achivement Test. Makalah Disampaikan Di Penang, Malaysia.

Corebima, A. D. (2006). Metakognitif : Suatu Ringkasan Kajian. Makalah disajikan pada pelatihan strategi metakognitif pada pembelajaran biologi untuk guru-guru biologi SMA, Lembaga pengabdian kepada masyarakat (LPKM) UNPAR, di kota Palangkaraya, 23 Agustus 2006.

Danial, M. 2010. Pengaruh Strategi PBL Terhadap Keterampilan Metagonisi dan Respon Mahasiswa. Jurnal Chemica, 11(2), 1-10.

(24)

Desoete, A., Roeyers, H., & Buysse, A. (2001). Metacognition and Mathematical Problem Solving In Grade 3. Journal of Learning Disabilities, 34(5):435-449.

Desoete, A. (2008). Metacognitive prediction and evaluation skill and mathematical learning in third-grade students. Educational research and

evaluation: An international journal on theory and practice, 15(5):439-445.

Elyantari, G. (2016). Penerapan strategi Know Want Learned (KWL) dalam konteks model pembelajaran discovery learning terhadap keterampilan metakognitif peserta didik pada materi sistem gerak kelas XI SMA Negeri 1 Palembang. Skripsi. Inderalaya: FKIP Unsri.

Fajar, Nur A., Purnawati., & Hendra, J. (2018). Efektivitas penggunaan virtual

learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa di SMK Negeri 2

Makassar. Tesis. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Fatonah, S. & Prasetyo, Z. K. (2014). Pembelajaran Sains. Yogyakarta: Penerbit Ombak Dua.

Fitriyani, R & A.D. Corebima. (2015) Pengaruh strategi PBL dan inkuiri terbimbing terhadap keterampilan metakognitif, berpikir kritis, dan hasil belajar kognitif siswa SMA. Jurnal Pendidikan Sains. 3(4):186-200.

Flavell, J. H. (1979). Metacognition and Cognitive Monitoring A New Area of Cognitive developmental Inquiry. American Psychological Association,

34(10), 906–911.

Fraenkel, J.R., Wallen, N.F., dan Hycea., H.H. (2012). How to design and evalution research in education. New York: MeGraw-Hill, Inc.

Harfian, B.A.A. (2016). Pembelajaran biologi berbasis pengetahuan metakognitif untuk mempersiapkan generasi abad ke-21. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan. 1(1): 284-290

Hilman, W. (2013). Learning How to Learn: Problem Based Learning. Australian

Journal of Teacher Education, 28(2), 1-10.

Howard, Judith. B. (2004). Metacognitive Inquiry. School of Education Elon University.

Iskandar, S. M. (2014). Pendekatan Keterampilan Metakognitif Dalam Pembelajaran Sains Di Kelas. ERUDIO, 2(2), 13–20.

Ismaroh.W & Azizah, U. (2014). Penerapan model pembelajaran PBL untuk melatihkan keterampilan metakogitif siswa kelas XI IPA SMAN 1 Driyorejo pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Unesa Journal of

Chemical Education, 3(3):29-34.

Kesuma, A., Rahmi, S. & Adeng, S. (2019) Pengembangan media virtual class melalui smartphone pada diklat teknis PKB perwakilan BKKN provinsi Bengkulu tahun 2018. Jurnal Inovasi Pendidikan. 9(2): 11-12.

Khoiriah, T. (2015). Strategi Pembelajaran Metakognitif Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Pencernaan Pada Manusia. Jurnal Pengajaran

(25)

MIPA, 20(2), 177–180.

Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview, 41(4), 212–219

Livingston & A., Jennifer. (2003). Metacognition : An Overview. Educational

Resources Information Center (ERIC). 1-7.

Madang, K., Tibrani, M.M., Santoso, L.M. (2019). Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) yang Didukung Agen Pedagogi Terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam Pembelajaran Zoologi Invertebrata.

Biodik: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 5(3), 262-272.

Magdalena, R. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) serta Pengaruhnya terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 5 Kelas XI Kota Samarinda Tahun Ajaran 2015. Proceeding Biology

Education Conference, 13(1), 299-306.

Mahdavi, M. (2014). An Overview : Metacognition in Education. International

Journal Of Multidisciplinary and Current Research, 2, 529–535.

Majid, A. (2016). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda.

Munawaroh, I. (2005). Virtual learning dalam pembelajaran jarak jauh. Majalah

Ilmiah Pembelajaran. 2(1),171-181.

Ningsih, W., Anwar, Y., Suratmi. (2017). Pengaruh penerapan model pembelajaran reciprocal teaching terhadap keterampilan metakognitif peserta didik kelas XI pada materi sistem ekskresi. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan IPA 2017: STEM untuk Pembelajaran SAINS Abad 21.

Ngalimun. (2014). Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Pannen, P. (1999). Pengertian Sistem Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Dalam Tian Belawati, dkk. (Ed.), Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Jakarta: Universitas Terbuka.

Pantiwati, Y. (2013). Authentic assessment for improving cognitive skill, critical-creative thinking and meta-cognitive awareness. Journal of Education and

Practise, 4(14); 1 – 10.

Paters, M. A (2000). Does Contructivist Epistemology Have a Place in Nurse Education?. Journal of Nursing Education 39, No. 4.

Pertiwi, Nining. (2018). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI SMA pada Materi Sistem Peredaran Darah. Skripsi. Inderalaya: FKIP Unsri.

Porter, Lyhhette. (1997). Virtual classroom, distance learning with the internet. New York: Jhon Wiley and Sons,Inc.

Pribadi, Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. PT. Dian Rakyat: Jakarta.

(26)

Putra, I. (2012). Pengembangan perangkat model pembelajaran metakognitif berpendekatan pemecahan masalah dalam upayah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar matematika bagi siswa SMP kelas VII. Tesis. Singaraja: Undiksha.

Rahmayani. (2014). Analisis faktor kesulitan belajar siswa pada materi pokok sistem ekskresi manusia kelas XI MIA SMA Negeri 16 Medan. Jurnal

Pelita Pendidikan, 5(2) : 055-065.

Riduwan. (2016). Dasar-dasar statistika. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2013). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu

Perlu: untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Said, Hamdanah. (2014). Pengembangan model pembelajaran virtual untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran pada Madrasah Negeri di kota Parepare. Lentera pendidikan, 17(1), 18-33.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santosa, P. (2018) Mahir praktikum biologi penggunaan alat-alat sederhana dan

murah untuk percobaan biologi. Deepublish.

Sapitri, N. R., Susanti R., Madang, K. (2015). Pengembangan Soal PISA Konteks Indonesia pada Materi Sistem Eksresi pada Manusia untuk Peserta Didik Kelas VII Sekolah Menengah Pertama. Prosiding Seminar Nasional

Pendidikan IPA 2015: Pendidikan Biologi dan IPA yang Inovatif, Kompetitif, serta Berkarakter.

Schraw, G., & Moshman, D. (1995). Metacognitive Theories. Educational

Psychology, 7(4), 351–371.

Septiani, D.E. (2019). Keterampilan pemecahan masalah dalam penerapan model PBL pada materi upayah pelestarian keanekaragaman hayati kelas X SMA Negeri 8 Palembang. Skripsi. Indralaya: FKIP Unsri.

Siswati, B. H., & Corebima, A.D. (2016). Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Hasil Belajar Kognitif IPA dan Biologi Siswa SMP dan SMA di Malang pada Pembelajaran Think Pair Share (TPS). Prosiding, Seminar Nasional Biologi UNESA.

Sudarman. (2007). Problem based learning: suatu model pembelajaran untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(2), pp. 68-73.

Sudjana. (2005). Metode Statisktika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

(27)

Sudijono, Anas. (2013). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana.

Tan, O. S. (2003). Problem Based-Learning Innovation:Using Problems to Power Learning in the 21 st Century. Singapore: Cengange Learning Asia Pte Ltd. Thobroni, M. & Mustofah, A. (2011). Belajar dan Pembelaaran: Pengembangan

Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Tibrani, Masagus. M. (2017). kesadaran metakognitif mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sriwijaya pada perkuliahan Fisiologi Manusia. Jurnal Pembelajaran Sains, 1(1), 19-23.

Trianto. (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep

Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Tekkaya, C., Ozkan, O., & Sungur, S. (2001). Biology concept percerved as difficult by Turkish high school student. J. Of Ed.. 21: 145-150.

Usman, H., & Akbar, P, S. (2006). Pengantar statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Warsono dan Hariyanto. (2014). Pembelajaran Aktif (Teori dan Assesmen).

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Warouw, Z. W. M. (2010). Pembelajaran Reciprocal Teaching dan Metakognitif (RTM) yang memberdayakan keterampilan metakognitif dan hasil belajar biologi siswa SMP. Jurnal Ilmu Pendidikan. 17(2), 162-171.

Widiastuti, Waharni, Triatmanto, & Suratsih. (2015). Analisis ragam kesulitan belajar biologi pada materi sistem ekskresi kelas XI Semester 2 di SMA Negeri 1 Prambanan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta: FKIP UNY.

Wulandari, R., Santri, D. J., Zen, D. (2014). Penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran biologi di SMA negeri

14 Palembang. (JPB) Jurnal Pembelajaran Biologi: Kajian Biologi dan

Pembelajarannya, 1(1), 46-53.

Yuniarti, Dwi. (2014). Studi kemampuan metakognitif peserta didik pada pembelajaran biologi kelas X SMA yang menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Skripsi. Inderalaya: FKIP Unsri.

Referensi

Dokumen terkait

RAHMAT MUJUR.. Alamat

positivisme , digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

north Paciˆc 点 seasonal average 為 Summer and Winter in previous year and Win- ter in this year 3 5 NPI: North Paciˆc Index 点 annual average 為 Previous year 1 6 SST in the

PEJABAT PENGADAAN BARANG / JASA I KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN

seharusnya yang mesti dipersiapkan dalam menghafal Alquran adalah kemahiran melantunkan ayat-ayat suci, sebab itu dapat membantu dalam mengahafal Alquran, sebagai

Penulis melakukan analisa produk yang lebih banyak diproduksi dalam perusahaan tersebut dengan menggunakan klasifikasi ABC, kemudian melakukan peramalan terhadap data hisotri

[r]

Pada pemisahan menggunakan metode emulsi, tembaga ftalosianin hasil iradiasi dimasukkan ke dalam larutan HCl 4N dan diaduk selama 30 menit untuk memisahkan 64 Cu yang terbentuk