• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.6.1 Sumber Daya Air. 5.6,1.1 Sumber Daya AirTanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5.6.1 Sumber Daya Air. 5.6,1.1 Sumber Daya AirTanah"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR

5.6 Analisis Sumber Daya Alam

Bentang alam Kabupaten Pemalang merupakan areal pedataran, perbukitan, dan pegunungan dengan kemiringan lereng beragam mulai 0% hingga lebih dari40%. Deskripsi kondisifisik masing-masing karakteristik bentang alam ini adalah sebagai berikut :

. Daerah Pedataran. Daerah daerah ini hampir meliputi seluruh Kabupaten Pemalang, terutama pada bagian utara yang meliputi Kecamatan Pemalang, Taman, Ulujami, Comal, Petarukan, Ampelgading dan Bodeh. Dengan kemiringan kurang dari57o. , Daerah Perbukitan. Daerah ini merupakan daerah dengan kemiringan lahan beragam

mulai landai sampai terjal, umumnya kelerengan berkisar antara 5-154/0, tetapi pada tonjolan bukit dan lembah dapat mencapai 4Ao/o atau lebih. Kondisi topografi yang demikian ini terdapat pada bagian selatan Kabupaten Pemalang, terutama pada Kecamatan Watukumpul, dan Pulosari.

5.6.1 Sumber Daya Air

5.6,1.1 Sumber Daya AirTanah

Untuk menjaga keberlajutan ketersediaan air tanah di wilayah Kabupeten Pemalang, maka perlu pengelolan dan pemanfaatan s0cara optimal dan tidak menimbulkan dampak terhadap air tanah itu sendiri. Atas dasar tujuan ini, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kontinuitas ketersediaan sumber air tanah adalah upaya penjagaan terhadap zona-zona resapan air. Hal ini perlu dilakukan mengingat kondisi air tanah di kabupaten Pemalang yang berdasarkan litologidan morphologinya mempunyai sifatsifat sobagai berikut :

1. Daerah dataran rendah

Dengan ketinggian beberapa meter diatas permukaan air laut, tanahnya terdiri dari endapan-endapan lepas yang mempunyai sifat lulus air. Di daerah ini kandungan air tanahnya cukup besar hanya saja karena dekat pantai maka terjadi intrusi air laut.

2. Daerah perbukitan tua dan perbukitan muda

. . Daerah perbukitan fua : ditempati batu-batuan dari formasi mioson dan floosen yang mempunyai sifat kelulusan air yang sngat kecil, terutama serpih dan

(2)

nepal. Sedang yang berukuran kasar mempunyai sifat kelulusan air. Tetapi karena kelerengan yang cukup terjal maka air tanah belum terbentuk. . Daerah perbukitan muda: ditempati batuan muda tafaan hasil gunung berapi,

litologinya bersifat lulus air, tetapi karena morphploginya.berupa perbukitan dengan lereng yang cukup terjal dimungkinkan air tanahnya baru terbentuk. Sedangkan pada satuan tafaan litologinya bersifat lulus air, maka kemungkinan sudah mengandung air tanah,

Wilayah Kabupaten Pemalang berdasar atas potensi penyebaran air tanahnya dapat dibagimenjadi :

1. Wilayah Produkrifrtas Air Tanah Tinggi

Wilayah produktifitas air tanah linggi ini terdapat di Kecamatan Belik, Moga dan Warungpring yang terdapat 8 (delapan) mata air dengan debit antara 500 - 1000 liter/detik. Kedelapan mata air tersebut adalah telaga gede/sodong di Desa Sikasur, Kecamatan Belik; mata air pagengan di Desa Kuta, Kecamatan Belik; mata air banyu mudal, di Desa Banyumudal, Kecamatan Moga; mata air balai kambang, suci, dan jambe di Desa Moga, Kecamatan Moga; mata air sikalong di Desa Gendoang, Kecamatan Mogadan Kali koran di Desa Warungpring, Kecamatan Warungpring.

2. Wilayah Produktifitas Air Tanah Sedang

Wilayah ini tersebar di Kecamatan Randudongkal, Belik dan Moga, Terdapat 6 (enam) mata air dengan debit berkisar antara 100 lite/detik sampai 300 liter/detik. di Kecamatan Randudongkal terdapat 2 mata air yaitu sumur jagung dan setan, yang terdapat di desa Randudongkal dan Karangmoncol dengan debit masing' masing 200 liter/detik dan 250 liter/detik. di Kecamatan belik hanya terdapat satu mata air yaitu gunung mas yang terletak di Desa Badak dengan debit 100 liter/detk, sedangkan tiga mata air lainnya terdapat di Kecamatan Moga yaitu mata air ketug, suci dan pulanggeni yang masing'masing terletak di Desa Moga dan Gedoang, dengan debit masing-masing 300 l/det, 100 l/det dan 200 l/det.

3, Wayah ProduksiAirTanah Rendah

Wllayah Ini tersebar di 7 (tujuh) kecamatan yaitu Kecamatan Randudongkal, Bantarbolang, Belik, Moga, Warungpring, Pulosari, dan Pemalang. Pada

(3)

LAPORAN AKHIR

kecamatan tersebut terdapat 60 mata air dengan debit berkisar antara 10 - 60 Liter/detik.

4. Wilayah Air Tanah Langka

Wilayah ini meliputi Kecamatan Watukumpul, Bodeh, Taman Petarukan, Ampelgading, Comal dan Ulujami, karena kecamatan tersebut tidak memiliki sumber air berupa mata air sehingga kebutuhan air bersih dipenuhi dari PdaM dan sumur tanah. .

Namun demikian, di Kabupaten Pemalang terdapat beberapa sumber air yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi penududuk, antara lain mata air Telaga Gede (dengan debit air 500 liter/ detik) dan Kemiri (dengan debit 12 liter/ detik) yang terletak di Desa Sikasur, mata air Sicipluk, Cikalong, dan Cipanas (dengan debit air 10 lite/ detik) yang terletak di Desa Gambuhan, dan beberapa mata air lain yang dapat dilihat pada tabelTD: lll- 05.

5.6.1.2 Sumber Air Pdrmukaan

- Air permukaan memiliki sumber yang berupa sungai dan danau. Air permukaan ini terutama digunakan masyarakat untuk k'eperluan pengairan sawah. Sungai-sungai utama diwilayah Kabupaten Pemalang yaitu:

1 . Sungai Waluh terletak kurang lebih 4 km dari pusat kota, mencakup 15 anak sungai dengan panjang t 43,5 Km, melalui wilayah Kecamatan Moga, Randudongkal, Bantarbolang, Pemalang dan Taman.

2. Sungai Comal terletak kurang lebih 14 km dari pusat kota, yang terdiri dari 30 anak sungai yang melewati wilayah Kecamatan Belik, Moga, Randudongkal, Bantarbolang, Ampelgading, Comaldan Ulujamidengan panjang t 92,5 Km.

3. Sungai Rambut, terdiri dari 13 anak sungai, melalui wilayah Kecamatan Moga dan Pemalang dengan panjang t 48 Km.

Selengkapnya mengenai sumberdaya air di Kabupaten Pemalang adalah seperti pada P e t a : V - 0 2

(4)

SL

I

-l

.I

I

fir-I

-l

"I

I

-[

I

I

I

^l

-[ I I

-L

I

I

I

I

I

-L

.l I I I

L

zl

z4-, z4-, ' t l ' f _ . . - i

'y' '-..i.-,

f . t -u-dr-

.T

(-: . V i '

:i:'' X

.*w;

>t- \ : \-;l

,ffiffi

;i#

't39ffi

H>:.

)r

ry>

i ' : {s--I : < - _ ,

-{t.-,+

'r,F4

l[---.,1,'z :. -' / -' : - i ! = r *t*. i. - . {',i :./ . . , , ' \ 1

-/"114-,fi

. -,^, , ?-).'" - . : _ i - i t ' ' ' l ' , ' " , - |

.l

"\

$r

t-),,

Kabupa

en Tegc / / -,i ,\ ! 7 E . ' \ t j f . "(_\ ,t1*

Kat

Pek

rpaten

rlongan

,&t-,':----' \7-'' / ; R -Randi; ,, "tr ;.r - --b: . i i \ ;

t@

^- ;)i-"' " \ 1 . -J , ! i ),^; !:W#run 'l-,5.-'*.

r<Z

\ . ' , r \ n . t ' \ ' \ \ ) J f -.'-, ._\ t tt,/

\ ' r l

,,.1:l'(7

',J,.

Mog

=--) -' r t Y A - I e r ' . - - - P ! ' i ' ' \ \ t _ - l + -. . / ; l ' , - \ - ! - a ' - , , - , _ t .fl\.< \ ) - : - l - l li-,;'-'

i

-t-.)

'\

\"

-\ "r-\ ..a -.1 f:*- - r _ _ _ ' . .

{,t

- 'Yi.1 , ' - \

, . ' i . ;

! ! I \ql{q"s;q ) t i - i , ' \ r . l'''*-';''\', \ i, ,l'-'. _ )i B€lik | - . , t -\ ^ . - - ' :.).-' ' ^ - a : . - - = t ! --., i _./ | -.J ( '..1'- " - \'.: \ \ -I \ . . \ \ t . '

i,^-a,t-l

Kabur

aten Pu

balinggr

t

- i

ffi

l \ r y 1 p*oiotr,EG. Pwalmg

Rcncana Tata Rmg Wilayah Kabrpatm Pemal$g TrtM 2003-2ot2

GAMBAR P€ta Sunbq Daya Air

Ksbupstq Po8lsng LEGENDA Adminisirmi fiooro,po* E B e K @ Ia*roa Pmim Q cui, rmui Els*s' Jals plolueri fll,tmxotau I tata mrl [}uonn DJde Te,tr Snaxaar4i Smber Daya Air

rai Mabir

Smbs: Vo. P@l P Vo2

M @ b H v-t

Skals Utsra

(5)

LAPORAN AKHIR

Sumber Daya Hutan

Luas area hutan di Kabupaten pemalang pada tahun 2000 adalah 24.423,4 Ha dengan perincian pemanfaatan sebagai berikut:

- Suaka Alam dan Hutan Wisata : 55,2 Ha - Hutan Lindung

- Hutan Produksi

: 0 H a

:24.368,2Ha

Dari20 KPH yang ada diJawa Tengah, Kabupaten Pemalang hanya menyumbang 9,23o/o produksi kayu jati dan 5,1% produksi keseluruhan hasil hutan Jawa Tengah.

5.6.3 Sumber.Daya Mineral

Sumberdaya mineral yang terdapat pada wilayah Kabupaten Pemalang terutama berupa bahan galian golongan C, yaitu jenis bahan bangunan yang meliputi lempung, sirtu, tras, dan batu. Bahan galian untuk keperluan bahan bangunan dari wilayah ini mempunyai potensi pasar yang cukup baik, yaitu selain untuk kebutuhan pembangunan di wilayah sendiri juga untuk memenuhi kebutuhan di wilayah lain. Bagi masyarakat setempat, -kegiatan penambangan yang dikelola dengan baik akan memberi kesempatan kerja dan

penghasilan baru.

Sumber daya mineral tersebut sebagian telah dieksplorasi/ dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Pemalang. Berbagai jenis bahan tambang yang telah tereksplorasi dan tereksploitasi oleh penduduk antara lain berupa pasir, lempung, batu gamping, batu sabak dan marmer.

Bappeda Kabupaten Pemalang

Tabel: TA V- 26

Persebaran Bahan D i

:ilt

4

I Pasir. sirtu Batu pasir Kec. Pemalanq, Bantarbolanq, Randudonqkal, Bodeh dan Watukumpul.

2 Lempunq/tanah liat Kec. Randudonqkal, Bantarbolang, Watukumpul, Moga dan Belik { Batu qampinq Kec. Bantarbolanq. dan Bodeh

4 Batu sabak Kec, Bantarbolanq

5 Kaolin/kaolin oker Kec. Randudonqkal,.Watukumpul, dan moqa

o Trass Kec. Belik. Moqa. Pulosari dan Randudonqkal

7 Diorit Kec. Belik, dan Watukumpul

R Andesit flava boulder dan intrusi) Kec. Pulosari. Belik dan Moqa

o Marmer (Boulder, Sisioan) Kec. Belik Sumber: lahun

(6)

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah Kabupaten Pemalang mempunyai potensi bahan galian yang cukup besar, dan terdapat kemungkinan untuk dieksploitasi. Namun demikian, dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan kelayakan kegiatan penambangan secara teknis, ekonomi, dan sosial daerah yang bersangkutan. Agar dapat diantisipasi dampak (dampak positif maupun dampak negatif), terutama dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dampak negatif yang ditimbulkan antara lain adalah terjadinya tanah longsor dan erosi, hilangnya daerah resapan air, rusaknya bentang alam, pelumpuran sungai, kerusakan jalan akibat huk pengangkut hasil tambang, dan mengganggu keberadaan air tanah. Dampak negatif terhadap lingkungan perlu segera diupayakan penaggulangannya, misalnya dengan melakukan reklamasi terhadap lahan bekas penambangan agar dapat dimanfaatkan kembali. Pemanfaatan lahan bekas penambangan bukan tidak mungkin akan lebih bermanfaat daripada sebelum dilakukan penambangan.

Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut dalam melakukan kegiatan penambangan:

r Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah resapan air atau ' akuifer air, sehingga tidak mengganggu ke[estarian air tanah di daerah sekitarnya, . Lokasi penambangan sebaiknya terletak agak. jauh dari permukiman penduduk

sehingga suara bising maupun debu yang timbul akibat aktifitas penambangan tidak akan mengganggu penduduk.

o Lokasi penambangan tidak berdekatan dengan mata air penting sehingga tidak akan mengganggu kualitas maupun kuantltas air yang diproduksi, dan untuk menjaga kemungkinan hilangnya mata air.

. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah aliran sungai bagian hulu untuk menghindari terjadinya pelumpuran sungai yang danrpaknya bisa sampai ke daerah hilir.

o Lokasi penambangan tidak terletak di kawasan lindung (hutan lindung, suaka alam, dan suaka margasatwa).

o Lokasi penambangan hendaknya dekat dengan konsumen untuk menghindari biaya transportasi yang tinggi sehingga harga jual tidak menjadi mahal.

. Lokasi penambangan mudah dicapai sehingga tidak perlu membuat jalan baru untuk mencapainya

(7)

.APORAN AKHIR

Jumlah cadangan bahan galian cukup banyak dan mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga biaya operasional dapat kembali dan mempunyai nilai lebih.

Lokasi penambangan tidak terletak dekat dengan bangunan infrastrutur penting.

5.6.4. Bencana Alam

Bencana alam yang pada wilayah Kabupaten Pemalang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

. Gerakan Tanah. Terdapat kecenderungan antara bahaya gerakan tanah dengan sifat fisik dan posisi batuan, keterjalan dan penggunaan tanah, serta kondisi keairannya. Kecenderungan gerakan tanah yang ada di Kabupaten Pemalang adalah sesar dan erosi. gejala sesar dapat ditemui pada Kecamatan Randudongkal, Bantarbolang, Pemalang, Ampelgading dan Watukumpul, Sedangkan Erosi terjadi pada daerah dengan kelerengan diatas 15%, yaitu pada Kecamatan Watukumpul, Belik, Pulosari, Moga dan Randudongkal.

. Daerah Genangan. Kecenderungan terjadi genangan di Kecamatan Taman, Ampelgading dan Ulujami. Genangan tersebut sifatnya hanya sementara, yaitu pada saat musim penghujan saja.

Kawasan Lindung

Menurut Keppres 321 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, yang diinaksud dengan pengertian Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah, serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.

Selanjutnya dalam Keppres 57/ 1989 dan Keppres 32/ 1990 disebutkan bahwa Kawasan Lindung yang dlmaksud adalah meliputi :

. Kawasan yang memberiperlindungan kawasan dibawahnya; . Kawasan perlindungan setempat;

o Kawasan suaka alam dan cagar budaya; dan o Kawasan rawan bencana,

(8)

Pada kawasan fungsi lindung, kawasan secara permanen dipertahankan sebagai hutan tetap. Perlindungan daerah inimeliputi peruntukan sebagaihutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam atau sebagai hutan wisata. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna mengatur tata air, mencegah banjir, dan erosi, ser'ta guna memelihara kesuburan tanah. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang digunakan untuk memproduksi hasil hutan untuk keperluan bahan bangunan, industri, dan komoditiekspor. Hutan suaka alam adalah kawasan hutan dengan sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati dan atau manfaat lain.

Kawasan fungsi penyangga adalah kawasan antara kawasan lindung dan budidaya. Perlindungan terhadap kawasan ini dapat berupa pembatasan budidaya seperti hutan produksi, perkebunan tanaman keras, dan kebun campuran.

Dalam menentukan fungsi kawasan, terdapat berbagai faktor yang harus diperhatikan, yaitu meliputi faktor kelerengan, jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi, dan intensitas air hujan, Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan dalam nilai atau bobot tertentu seperti pada tabel berikut :

Tabef: TA V -27

Kriteria Kelas anah

Kelas Lereno Sudut Lereno Deskripsi Nilai

1 0-B% datar 20

z 8-15To landai 40

J 15-250/o aqak curam OU

a 25-40Y0 curam 80

5 >400/0 sangat curam 1 0 0

Tabel: TA V- 28

Kriteria Kelas Jenis Tanah Kelas , ,

Lereno '' Jenis Tanah

Tingkat Kepekaan terhadap Erosi Nilai

1

I Aluvial, tanah glei, planool, hidromorf

kelabu litente air tanah

tidak peka 15

2 Latsol aqak oeka 30

3 Forestoil cokelat, non calcic brown mediteran

kurang peka 45 4 Andosol, laterite, gramosol, podsol,

oodsolk

peka 60

5 Reoosol, litosol, oroanosol, rezina sanqat oeka 75

(9)

Tabel: TA V- 29

Kriteria Kelas lntensitas Hu

lGlas Lereng

'lnlensitas Hujan

(mm/ hari huian) Deskripsi Nilai

I 0 -13,6 sangat rendah 10

z 13,6 -20J rendah 20

20,7 - 27 ,7 sedanq 30

4 27,7 -34,8 tinqoi 40

>34,9 sanqat tinqqi CU

Berdasarkan atas SK Menteri Pertanian No: 837/ Kptsl Um/ 11/ 1980 dan No: 683/ Kpts/ Um/ 8/ 1981, dapat ditetapkan fungsi kawasan dari perhitungan kriteria di atas. Fungsi kawasan tersebut adalah sebagai berikut:

Kawasan Lindung

Yaitu wilayah dengan total skor kemampuan lahan sama dengan atau lebih besar dari 175, atau memenuhisyarat (1) Kelerengan lebih dari450/oi (2) Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu regosol, litosol, organosol, dan rezina dengan kelerengan lebih darti 1570; (3) Merupakan pengamanan aliran sungai yaitu sekurang-kurangnya 100 m di kiri-kanan sungai; (4) Merupakan perlindungan mata air yaitu jari-jari 200 m di sekeliling mata air; dan (5) Guna keperluan atau kepentingan khusus yang ditetapkan pemerintah sebagai kawasan lindung.

Kawasan Penyangga

Yaitu wilayah dengan total skor kemampuan lahan antara 125-174, dan atau memenuhi kriteria: (1) Dari segi ekonomi areal memungkinkan untuk budidaya tanaman keras; (2) Lokasi secara ekonomis sudah dikembangkan sebagai kawasan penyan$ga; dan (3) Tidak merugikan dari aspek ekosistem dan lingkngan hidup.

Kawasan Budidaya

Yaitu wilayah dengan total gltor kemampuan lahan kurang dari atau sarha dengan 124, serta mempunyai kesesuaian untuk budidaya tanaman tahunan, tanaman semusim, atau permukiman.

Dari identifikasi lahan yang mempunyai kelerengan 15-40% dan atau lebih dari407o di wilayah Kabupaten Pemalang diperoleh kisaran skor 130-205. Pada kelerengan 15-40Y0 pada umumnya mempunyai fungsi lahan sebagai penyangga yang tersebar di semua kecamatan di wilayah ini.

LAPORAN AKHIR

(10)

Pacla beberapa lokasi dengan kelerengan 15-40o/o terdapat total skor tinggi yaitu 170-185, sehingga cenderung digolongkan sebagai kawasan fungsi Indung. Kawasan ini dijumpai pada kecamatan Belik dan Watukumpul dengan jenis tanah regosol yang peka terhadap erosi.

Di Kabupaten Pemalang didominasi oleh tanah alluvialyang berada di kelerengan 2'25o/o yang sangat memenuhi syarat sebagai kawasan budidaya. Selengkapnya mengenai identifikasi kawasan fungsi kawasan lindung dan penyangga adalah seperti pada Tabel: T A : V - 3 0 .

Selain berdasar atas kriteria tersebut di atas, di beberapa bagian wilayah Kabupaten Pemalang dapat ditetapkan sebagai kawasan lindung, baik yang terdapat di kawasan perdesaan, maupun kawasan perkotaan yang meliputiatas:

A,. Kawasan Perlindungan Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang mempunyai kerentanan terhadap bencana alam khususnya gerakan tanah. Zone kerentanan gerakan tanah ditentukan oleh indeks kejadian gerakan tanah pada tiap jenis batuan dalam kisaran kemiringan lereng tertentu dan hasil analisis kemantapan lereng. Sedang parameter yang -

digunakan adalah didasarkan pada kondisi faktor terjadinya gerakan tanah, yaitu: geologi, morfologi, curah hujan, tata lahan, dan kegempaan (Sugalang dan Siagian,

1ee1).

Di wilayah Kabupaten Pemalang, terdapat tiga jenis rawan bencana, yaitu rawan bencana berupa gerakan tanah, rawan bencana erosi, dan rawan bencana genangan air. Kawasan rawan bencana alam tipe gerakan tanah di Kabupaten Pemalang dapat dikelompokkan menjadi tiga zone kerentanan gerakan tanah, yaitu:

r Kawasan rawan gerakan berupa sesar naik yang terdapat di Kecamatan Watukumpul, tepatnya di Desa Tundagan, Bongas, Tlagasana, dan Cikadu' . Kawasan rawan terhadap gerakan tanah sesar geser terdapat di Kecamatan

Watukumpul (Desa Medayu dan Cawet) dan di Kecamatan Randudongkal(Desa Gongseng dan Kejene)

o Kawasan rawan terhadap gerakan tanah sesar terdapat di Desa Payung Kecamatan Bodeh, Desa Sokawati Kecamatan Ampelgading, Dssa Kuta Kecamatan Bantarbolang, dan Desa Gongseng Kecamatan Randudongkal.

(11)

LAPORAN AKHIR

Rawan bencana erosi dialami oleh wilayah bagian selatan Kabupaten Pemalang, yaitu :

o Kecamatan Watukumpul : meliputi sebagian wilayah Desa Watukumpul, Majakerta, Majalangu, Wisnu, Jojogan, Bongas, Cikadu, Pagelaran, dan Bodas. o Kecamatan Pulosari : meliputisebagian wilayah Desa Jurangmangu, Gunungsari,

Karangsari, Clekatakan, Batursari, Siremeng, Cikedu, dan Pulosari.

o Kecamatan Moga : meliputi sebagian wilayah Desa Wangkelang, Kebanggan, dan Pepedan.

. Kecamatan Belik : meliputi sebagian wilayah Desa Gombong, Belik, Beluk, Simpur, Gunungjaya, dan Bulakan,

. Kecamatan Randudongkal : meliputisebagian wilayah Desa Gongseng.

r Kecamatan Bantarbolang : meliputi sebagian Desa Kuta, Pegiringan, Wanarata, Banjarsari, Karanganyar, Pedagung, Suru, dan Purana.

Sedangkan wilayah yang tergolong daldm rawan genangan merupakan wilayah-wilayah yang berada pada kawasan pesisir utara Jawa seperti Desa Tasikrejo, Kaliprau, Ketapang, Pesantren dan Kertosaridi Kecamatan Ulujami, Desa Kendalrejo Kecamatan Petarukan, Desa ...Kecarnatan Ampelgading, dan Desa Asaemdoyong diKecamatan Taman.

B. Kawasan Perlindungan Sekrtar Mata Air

Di Kabupaten Pemalang terdapat 74 mata air yang tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dengan debit bervariasi antara 10 liter/detik sampai 1000 liter/detik. Perlindungan pada kawasan ini sesuai dengan peraturan yang ada meliputiwilayah dalam dengan jarak 200 m di sekeliling mata air. Berdasarkan hal tersebut maka kawasan perlindungan sekitar mata air meliputi: mata air Kamanda, Bayur, Sumurdawa, Sumurjagung, Setan, Sumurteplok, Sumurkidang, Tapang, Pagedangan, Wanasari, Kesepian, Gambreng, Tengkolo, Blimbing, Danasari, Lesung, TelagaGede/sodong, Pagengan, Setu, Binangun, Jangkung, Pekutukan, Royom, Gunungmas, Jambu, Gondangleko, Banyumudal, Balaikambang, Suci, Ketug, Jambe, Benoa, Sablekok, Arus, Ketuwon, Glagah, Rawa, Kembang, Patoman, Wakim, Sikalong, Rumput, Sipedil, Suci, Sumber, Karangbolong, Pulanggeni, Buntu, Waluh, Dodokan, Wringin, Pagedangan, Blokbuner, Kali Gedang, Kali Koran, Kali Cawiyen, Pengasinan, Tuk

(12)

Jati, Tuk Kasen, Tuk Pucung, Tuk Pejagan, Oren, Ember, Gintung, Panas, Mudal, Kemadu, Kerep, Mangis, Longsor, Sumur Getak, Tuk Semiliran, Pring Kisut, dan mata air Surajaya.

C. Kawasan Perlindungan Sempadan Sungai

Kawasan lindung sempadan sungai sesuai dengan ketentuan adalah yaitu terutama sungai induk atau sungai utama dalam SWS (satuan wilayah sungai) yang ada di wilayah ini. Untuk alur sungai di kawasan perdesaan adalah sepanjang 20 m dari setiap sisi badan sungai, dan di wilayah perkotaan sepanjang 10 m dari setiap sisi badan sungai. SWS yang mengalir di Kabupaten Pemalang meliputi: SWS Comal, dan SWS Waluh.

Selengkapnya mengenai identifikasi kawasan tertentu yang berfungsi sebagai kawasan lindung adalah seperti pada Tabel: TA : V - 31 berikut, Sedangkan identifikasi kawasan fungsi lindung dan penyangga diwilayah Kabupaten Pemalang adalah seperti pada Peta:

v - 0 3

(13)

RflwTaraR@g Wilayeh Ksbupatm Pmalag Tahu 2003-2012

GAMBAR

Peta Kawasan Lindung

Kabupaten Pemalang LEGENDA Adninirtrsi [lemx*qoo !BetcKerre flamoe Praim flcr;s r-ui Ssmgai Jalu !u*enci fll"r*ra*c p rrt* Lo*a ! l"u" a"o !ruar*,1 $netrmq; Fmgsi Kawaw I rawmlinang L:Jxrslg rdy!r88, D KsuM Budi&l! Smbs M. Pel P V4l b P d @ @ | , q MUirfn RnW@ v6 Skata Utam 0 r &

o

(14)

Tabel: TA : V-30

ldentifikasi Kawasan Fungsi Lindung Dan Penyangga bi Kabupaten Pemalang

Sumber: Hasil Andtsis Tim Penyusun atas Studi mengenai Kawasan Lindung di Kab. Pemalang, 2002

Lerund Lokasi Jenls Tanah Tire lntensitas Huian Skor Kdteda

1540V0 Bantarbolanq Latosol Coklat Tua Kerprahan Rendah 140 Penyanqqa

Bantarbolang Kompleks Latosol Merah Kekuningan, Latosol Coklat Tua dan

Litosol Rendah 130 Penyangga

Randudunqkal Litosol Rendah 175 Lindunq

Randudungkal Alluvial Kelabu Kekuninqan, Rendah 1 1 5 Budidaya

Watukumpul Kompleks Latosol lilerah Kekuningan, Latosol Coklat Tua dan Litosol

Sedang 140 Penyangga Belik Litosol Coklat Sedang 't85 Lindunq Eefik Kompleks Latosol Merah Kekuningan, Latosol Coklat Tua dan

Litosol

Sedang 140 Penyangga i,@a Kompleks Latosol Merah Kekuningan, Latosol Coklat Tua dan

Litosol Sedang 140 Penyangga

Pulosari Kompleks Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning, dan Reoosol

Sedang 170 Penyangga Warunoorino Asosiasi Latosol Coklat dan Reoosol Rendah 160 Penyangga

>40o/o Watukumoul Andosol Coklat Tua Kemerahan Sedanq 190 Lindung

Belik Reqosol Kelabu dan Litosol Coklat Sedanq 205 Lindunq

[iqa Asosiasi Latosol Coklat dan Reqosol Sedanq 1 9 0 Lindunq

Pulosari Kompleks Podsolik Merah Kekuningan, Podsolik Kuning, dan Reoosol

Sedang 190 Lindung Pulosari Komplek Reqosol Kelabu dan Litosol Sedanq 205 Lindung Warunonrino Asosiasi Latosol Coklat dan Reqosol Rendah 195 Lindunq

(15)

Tabel:TA V- 31

ldentifikasiKawasan Sebagai Fungsi Lindung Di Kabupaten Pemalang

LAPORAN AKHIR

No JENIS KAWASAN LINDUNG LOKASI DESKRIPSI 1 Kawasan fawan bencana

dikelompokan menjadi : . Kawasan rawan bencana

alam, kerentanan terhadap gerakan tanah

r Kawasan rawan bencana alam, karena rentan terhadap bahaya erosi.

o Kawasan Genangan

Gerakan tanah: Kecamatan Watukumpul, Randudongkal, Bodeh, Ampelgading dan Bantarbolang.

Erosi: Kecamatan Randudongkal, Bantarbolang, Moga, Pulosari, Belik dan Watukumpul. Genangan : Taman, Petarukan, Ampelgading dan Ulujami

Sesar yang terjadi berupa sesar, sesar geser, dan sesar naik. Sesar terdapat di Desa Payung Kecamatan Bodeh, Desa Sokawati Kecamatan Ampelgading, Desa Kuta Kecamatan Bantarbolang, dan Desa Gongseng Kecamatan Randudongkal. Sesar geser terdapat di Kecamatan Watukumpul (Desa Medayu dan Desa Cawet) dan di Kecamatan Randudongkal (Desa Gongseng dan Kejene). Adapun Sesar Naik hanya terdapat di Kecamatan Watukumpul, tepatnya di Desa Tundagan, Bongas, Tlagasana dan Cikadu.

Kawasan rawan bencana erosi secara garis besar terdapat di wilayah Kabupaten Pemalang bagian selatan. Pada umumnya, kawasan yang mengalami rawan bencana erosi merupakan wilayah perbukitan terjal seperti yang terdapat di Kecamatan Watukumpul (Desa Watukumpul, Majakerta, \{isnu, Majalangu, Jojogan, Bongas, Cikadu, Pagelaran, dan Bodas), Kecamatan Pulosari (Desa Jurangmangu, Gunungsari, Karangsari, Clekatakan, Batursari, Siremeng, Cikedung, dan Pulosari), Kecamatan Moga (Desa Wangkelang, Kebanggan, dan Pepedan), Kecamatan Belik (Desa Gombong, Belik, Beluk, Simpur, Gunungjaya, dan Bulakan), Kecamatan Randudorigkal (Desa Gongseng) dan Kecamatan Bantarbolang (Desa Kuta, Pegiringan, Wanarata, Banjarsari, Karanganyar, Pedagung, Suru, dan Purana).

Genanoan bersifat temooral terutama oada musim oenqhuian.

2. Kawasan sempadan sungai dan pantai

Kecamatan Randudongkal, Belik, Moga, Warungpring, Pulosari, Bantarbolang, Pemalang, Taman dan Kec Petarukan

Kecamatan Randudongkal, Belik, Moga, Warungpring Pulosari, Bantarbolang dan Pemalang termasuk SWS Comal dan SWS Waluh sedangkan sempadan pantai terdapat pada kecamatan yang berbatasan langsung dengan lautjawa, atau lebih spesifik lagi desa Lawangrejo, Sugih Waras, Widuri dan Danasari di Kecamatan Pemalang, Desa Asemdoyong di Kecamatan Taman, Desa Nvamolunqsari, Klareyan. dan Kendalreio di Kecamatan Petarukan.

Kawasan sekitar danau/ waduk dan kawasan perairan

Kec. Randudongkal Kec. Belik Kec. lt4oga Kec. Warungpring Kec. Pulosari Kec. Bantarbolang Kec. Pemalanq

Des+desa yang memiliki sumber mata air adalah sebagai berikul Randudongkal (4), Karangmoncol (1), Banjaranyar(1), Sumurkidang (2), Kalitorong (2), Kecepit(1), Gembyang (1), rembul(2), Kreyo (1), Kejene (1), Sikasur (1), Kuta (3), Simpur (1), Bulakan (1), Beluk (2), Badak (2), Banyumudal (2), Moga (5), Kebanggan (1), walangsanSa (5), Mandiraja (3), Gendoang (7), Pepedan (1), Pakembaran (3), Warungpring (6), Mereng (4), Cibuyur (1), Datar (1), Karangsari (3), Gambuhan (3), Kebongede (1), Bantarbolang (1), Surajaya (1).

Sumber: HasilAnalisis Tim Penyusun, 2002

(16)

5.6.6 Kawasan Budidaya

Analisis kawasan budidaya, merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasikan sebaran kawasan yang dimungkinkan dikembangkan untuk kegiatart produksi, kegiatan permukiman, pembangunan sarana prasaranb penunjang. Analisis ini pada akhirnya mencakup kawasan hutan produksi, kawasan pertanian, kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan, yang diidentifikasikan kemungkinan pengembangan kawasan baik secara zoning maupun secara luasan.

5.6.6.1 Kelerengan Lahan

Bentang alam Kabupaten Pemalang merupakan areal pedataran, dan perbukitan dengan lerengan beragam mulai 0% sampai 40%. Kelerengan lahan wilayah ini diklasifikasikan menjadiS kelas, yaitu:

. 5o/o : datar o 15o/o :landai o 25o/o : agak curam '

. 4Ao/o :curam o > 40o/o : sangat curam

Dalam analisis ini kelerengan lahan, dari setiap kelas lereng tersebut mempunyai nilai kesesuaian untuk penggunaan tertentu, selengkapnya seperti tertera pada TABEL TA V -33 berikut.

Tabel TA: V-33

Kriteria Kelas Lahan Kelas

Lereno Sudut Lereng (o/o)

Kesesuaian Penoounaan

4 0-5 Tanaman/ oertanian lahan basah

2 5-1 5 Pertanian lahan kering

? 1$25 Tanaman keras tahunan, baik sebagai tanaman produksi maupun

sebaoai buffer

4 2540 Tanaman keras tahunan terutama sebagai buffer

c >40 Kawasan lindunq

Berdasarkan kriteria tersebut, maka kemiringan tanah di Kabupaten Pemalang diklasifikasikan sesuai dengan kegunaan efektifnya dapat didiskripsikan sebagai berikut:

(17)

LAPORAN AKHIR

Untuk kemiringan kurang dari 8% (datar) dapat digunakan untuk penggunaan tanaman lahan basah, yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Pemalang, Taman, Petarukan, Comal, Ulujami, dan Ampelgading (sebagian Bantarbolang, Bodeh,Dan Randudongkal).

Kemiringan antara B-150/o (sedang/ berombak), masih dapat digunakan untuk penggunaan lahan pertanian, khususnya pertanian tanaman lahan kering yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bantarbolang, Warungpring, dan senagian Kecamatan Moga, Pulosari, Belik.

Kemiringan antara 15-250/o, dapat digunakan untuk tanaman keras (tahunan) baik dengan tanaman produksi maupun sebagai tanaman buffer, wilayah ini terdapat di sebagian Kecamatan Belik, Watukumpul, Bodeh dan Pulosari.

Kemiringan 25-450/o, masih dapat digunakan untuk tanaman keras terutama sebagai fungsi buffer yang meliputi sebagian Kecamatan Belik, Watukumpul, Bodeh dan . Pulosari.

Selanjutnya menurut Mabery, klasifikasi lahan optimal berdasarkan tingt<at kemiringan " lahan adalah seperti pada TABEL TA V - 34 berikut.

T a b e l T A : V - 3 4

Kelas Lahan Terhadap Tingkat Kesesuaian Lahan

No Penggunaan Lahan Kelas Kemirinoan Lahan (%)

0-3 3-5 5-10 10-15 1$30 >30 1 Rekreasi umum V V V V V V z Bangunan terhitung V V V V V V 1 Perumahan konvensional V V V V 4 Perkotaan V V V V Jalan kota V V V Sistem septik V V 7 Pusat perdaqanqan V V 8 Jalan raya V V I Laoanoan terbanq V 1 0 Jalan M V 11 Jalan lainnya V V V V V

Berdasarkan klasifikasi tersebut maka wilayah Kebupaten Pemalang masih cukup potensial digunakan untuk kegiatan perkotaan maupun kegiatan lain, tentunya dengan batasan-batasan terutama untuk keseimbangan ekologi,

(18)

5.6.6.2 Jenis Tanah dan Batuan

Berdasarkan deskripsi kondisi wilayah Kabupaten Pemalang dapat diungkapkan sifat-sifat penggunaan jenis tanah di wilayah ini didominasi oleh jenis tanah Aluvial, Latosol, dan Litosol.

5.6.6.3 KedalamanSolum

Kedalaman solum menunjukkan kedalaman zone perakaran tanaman, yaitu semakin dalam kedalaman solum semakin sesuai untuk budidaya pertanian lahan basah. Berdasarkan kedalaman solumnya, wilayah Kabupaten Pemalang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

Kedalaman solum lebih dari g0 cm meliputi Sebagian besar wilayah di Kabupaten Pemalang, sehingga cukup sesuai untuk budidaya pertanian lahan basah.

Kedalaman solum antara 60 cm sampai g0 cm meliputi sebagian wilayah Kecamatan Pulosari, Belik, Watukumpul, Bantarbolang, dan Bodeh

Sementara kedalaman solum kurang 60 m terdapat pada sebagian kecilwilayah Kabupaten Pemalang meliputi Kecamatan Pulosari, Belik, Watukumpul, Bantarbolang dan Moga.

Kedalaman efektif tanah tersebut selain mempengaruhi pada bidang pertanian juga mempengaruhi kegunaan efektif tanah karena untuk kedalaman efektif tanah kurang dari 30 cfn yang memiliki kerentanan terhadap erosi permukaan akan sangat mengganggu pembangunan konstruksi seperti jalan aspal, jembatan dan juga bangunan fisik lainnya.

5.6.6,4 Tekstur Tanah

Wilayah Kabupaten Pemalang terdapat 3 (tiga) jenis tekstur tanah yaitu halus (liat), sedang (lempung) dan kasar (pasir), Tesktur tanah ini ikrJt menunjang kesesuaian bagi pertumbuhan tanaman, yaitu terutama tanah dengan tekstur sedang yang relatif mudah - untuk diolah dan kandungan hara penyubumya relatif terjaga.

. Sedangkan kegiatan pertanian yang membutuhkan pengolahan yang intensif adalah pertanian lahan basah, untuk itu lahan yang memiliki tekstur sedang ini paing sesuai

(19)

LAPQRAN AKHIR

untuk lahan pertanian basah (sawah) dan tanaman pangan lahan kering, sedangkan lahan yang tekstur tanahnya kasar dan halus lebih sesuai untuk tanaman keras/tahunan. Tekstur tanah sedang ini hampir tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten Pemalang, Sementara tekstur tanah kasar terdapat pada sebagian wilayah Kecamatan Ulujami.

5.6.6.5 TingkatErosi

Wilayah Kabupaten Pemalang terdapat sebagian kawasan dengan tanah yang memiliki potensi erosi, yaitu pada wilayah Kecamatan Watukumpul, Belik, Pulosari, Moga dari Bantarbolang. Kawasan ini tidak sesuai untuk lahan pertanian lahan basah dan lebih cocok untuk tanaman pangan lahan kering dan tahunan, atau digunakan sebagai kawasan lindung.

Jadi sebagian besar wilayah ini tidak terjadi erosi sehingga tanahnya dapat dimanfaatakan untuk budidaya berbagai jenis tanaman.

5.6.7 Kesesuaian Lahan

Klasifikasi penilaian lahan untuk suatu wilayahi berdasarkan metode FAO yang kriterianya dimodifikasi oleh PPT Bogor 1983, adalah pembagian serta definisi secara kualitatif masing-masing kategori yaitu meliputi sebagai berikut:

t Order, adalah keadaan kesesuaian secara global meliputi order S (sesuai) dan order N (tidak sesuai).

. Kelas, adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam order yang meliputi:

- S1 (san$at sesuai), lahan tidak mempunyai pembatas yang serius untUk menerapkan pengelolaan yang diberikan;

- 52 (cukup sesuai), lahan mempunyai pembatas-pembatas yang agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diterapkan;

- S3 (hampir sesuai), lahan mempunyai pembatas-pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan keuntungan atau lebih meningkatkan masukan (input) yang diperlukan;

(20)

- N1 (tidak sesuai saat ini), lahan mempunyai pembatas yang lebih serius, tapi masih memungkinkan untuk diatasi, hanya saja tidak dapat dipertahankan menggunakan tingkat modal normal; dan

- N2 (tidak sesuai untuk selamanya), lahan mempunyai pembatas perma-nen untuk mencegah berlangsungnya penggunaan pada lahan tersebut.

. Sub Kelas, adalah keadaan tingkatan dalam kelas didasarkan pada jenis pembatas atau macam perbaikan yang harus dijalankan.

' Beberapa pembatas yang digunakan dalam analisis pada tingkat sub kelas adalah: . s:Kedalamanefektif o flikesuburantanah o d:keasamantanah o t:kelerengan lahan r d:kelasdrainase . f:bahayabanjir o e:tingkaterosi r : ketinggian

Berdasarkan kategori terseb'ut maka dapat diidentifikasi kesesuaian lahan wilayah ' Kabupaten Pemalang untuk kawasan budidaya, yaitu:

5.6.7.1 Kesesuaian Lahan untuk Budideya Tanaman Pangan PAdi Sawah

Kesesuaian lahan untuk tanaman pangan padi sawah dikelompokkan pada tiga kelompok utama yau sesuai, tidak sesuai untuk saat ini dan tidak sesuai untuk selamanya derr$an perinian sebagai berikut:

1. Lahan Sartgat sesuai (Sr) seluas 36.810 Ha atau lebuh dari 33% jumlah lahan seluruhilya.

2. Cukup sesuai tetapi ada faktor pembatas berupa kesuburan tanah (S2n) seluas 5.920 heKar.

3. Cukup sesuai tetapi ada faktor pembatas berupa kelerengan tanah (S2t) seluas 10.024 hektar.

4. Cukup sesuai tetapi ada faktor piembatas berupa kesuburan tanah dan kelerengan(S2nt) seluas 11.227 hektar.

v -73

(21)

LAPORAN AKHIR

5. Cukup sesuai tetapi ada faktor pembatas berupa sifat fisik tanah, kesuburan dan kelerengan tanah (S2snt) seluas 1,527 hektar.

6. Lahan kurang sesuai dengan limitasi berupa kesuburan tanah dan drainase(S3nd) seluas 3.607 hektar

7. Lahan kurang sesuai dengan limitasi berupa kesuburan tanah dan kelerengan (S3nt) seluas 2.364 hektar.

8. Lahan kurang sesuai dengan limitasi berupa sifat tanah dan kelerengan (S3st) seluas 1.677 hektar

9. Lahan tidak sesuai untuk sekarang karena faktor pembatas berupa Kelerengan dan rawan terhadap erosi (N1te) seluas 18.191 hektar.

10. Lahan tidak akan pemah cocok untuk seiamanya karena limitasi berupa Kelerengan dan rawan terhadap erosi(N2te)seluas 20J82 hektar.

Selengkapnya mengenai kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman pangan padisawah di Kabupaten Pemalang adalah seperti pada Peta V - 04 berikut.

Pada RTRW Kabupaten Pemalang tahun 1992/1993 - 200212003 karakteristik - kesesuaian lahan untuk sawah (lahan basah) adalah meliputi: Kelas S1 (sangat sesuai)

seluas 39.390 Ha, kelas S3t (sesuai marlinat karena kelerengan) seluas 19.950 Ha, Kelas S3r (sesuai marginal karena ketinggian) seluas 1.830 Ha, kelas S3st (sesuai marginal karena kedalaman efektif dan kelerengan) seluas 830 Ha, kelas Nlsd (tidak sesuai saat ini karena pembatas besar butii'tanah dan drainase) seluas 2.19Q Ha, N2t (tidak sesuai pbrmanen kdrena mbmpunyai kendala kelerengan yang amat curam) seluas 14.620 Ha, kelas N2rt(tidak sesuaipermanen karena hambatan ketinggian dan lereng yang curam) seluas 3,950 Ha, N2srt (tidak sesuai permanen karena selain ketinggian dan lereng juga memiliki keterbatasan dalam hal kedalaman efektif tanah) seluas 7.810 Ha, N2st (tidak sesuai permanen kareha limitasi berupa kedalaman efektif tanah yang sangat dangkal dan lereng yang curam) seluas 650 Ha, dan kelas NZr (tidak sesua permanen karena limitasialam berupa ketinggian)seluas 1.150 Ha'

5.6.7.2 Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Tanaman Semusim

Di Kabupaten Pemalang terdapat 68,970 lahan di Kabupaten Pemaiang dikatagorikan dalam cukup sesuai untuk tanaman semusim, sedangkan 31,10/o sisanya tidak sesuai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Meskipun demikian ada beberapa

(22)

keterbatasan yang harus diperhatikan. Perincian luas kesesuaian lahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lahan yang cukup sesuai namun dibatasioleh faktor drainase (S2d), seluas 25.525 Ha atau 22,90/o dariluas keseluruhan lahan

2, Lahan yang cukup sesuai namun dibatasi oleh faktor kesuburan tanah dan drainase (S2nd), seluas 17.578 Ha atau 15,8%.

3. Lahan yang kurang sesuai dengan faktor pembatas berupa kelerengan tanah (S3t), seluas 10.000 Ha atau 9%.

4. Lahan yang kurang sesuai dengan faktor pembatas kesuburan tanah, lereng yang cukup curam dan ketinggian lokasi(S3ntr), seluas 141 Ha atau 0,1%

5. Lahan yang kurang sesuai dengan faktor pembatas sifat fisik berupa kedalaman efektif, kelerengan dan ketinggian (S3str), seluas 8.927 Haatau 870.

6, Lahan yang kurang sesuai karena faktor pembatas berupa sifat fisik, kesuburan dan kelerengan (S3snt) seluas 7.658 Ha atau 6.9%.

7. Lahan yang kurang sesuai karena faktor pembatas sifat fisik tanah, kesuburan, . kelerengan, dan keasamannya (S3sntr)seluas 6,927 Ha atau 6,2%.

L Lahan yang tidak sesuai untuk tanaman semusim pada saat ini karena batasan t tingkat keasaman tanah (N1r)seluas 15.883 Ha atau 14,2o/o.

L Lahan yang selamanya tidak akan susuai untuk tanaman semusim karena faktor kelerengan dan keasamannya (N2tr) adalah seluas 18.890 Ha atau 16.970

Selbngkapnya mehgenai kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman semusim di Kabupaten Pemalang adahh seperti pada Peta V - 05 berikut.

Pada RTRW Kabupaten Pemalang tahun 1992/1993 - 200212003 karakteristik kesesuaian lahan untuk tanaman semusim terdiri dari: kelas 51 seluas 35.019 Ha, kelas S2s seluas 480 Ha, kelas S3t seluas 19.80 Ha, kelas N1t seluas 11.720 Ha, kelas Nlsd seluas 2.730 Ha, kelas N1s seluas 2.730 Ha, kelas N2st seluas 2.360 Ha, kelas N2est seluas 1.140 l{a, dan kelas N2et seluas 1.060 Ha,

5.6.7.3 Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Tanaman Tahunan

Untuk jenis tanaman tahunan, sebagian besar lahan yang ada di Kabupaten Pemalang dapat mendukung (sesuai). Namun, lahan yang sepenuhnya sesuai untuk jenis tanaman

(23)

LAPORAN AKHIR

tahunan (Sl) hanya seluas 44.961 Ha atau 40,3% dari total luas lahan, sisanya mempunyai karakteristik tingkat kesesuaian bagi budidaya tanaman tahunan sebagai berikut :

1. Lahan yang cukup sesuai namun dengan faktor pembatas berupa kesuburan tanah (S2n)adalah seluas 14.796 Ha atau 13,3o/o'

2. Lahan yang cukup sesuai namun dengan faktor pembatas berupa kelerengan lahan (S2t)adalah seluas 3.660 Ha atau 3,3%.

3. Lahan yang kurang sesuai dengan faktor pembatas berupa kesuburan dan drainase (S3nd) adalah seluas 490 Ha atau 0,4%.

4. Lahan yang kurang sesuai dengan faktor pembatas berupa kesuburan dan tingkat keasaman (S3nr) adalah seluas 9.985 Ha atau 9%.

S. Lahan yang kurang sesuai dengan faktor pembatas berupa kesuburan dan kelerengan (S3nt) adalah seluas 1'018 Ha atau 0,9%.

6, Lahan yang kurang sesuai dengan faktor pembatas berupa sifat fisik tanah dan kelerengan ($3st)adalah seluas 26.539 Ha atau 23,8o/0.

- 7. Lahan yang sekarang tidak sesuai karena faktor kelerengan dan keasaman (N1ta) adalah seluas 10.081 Ha atau I %. ' .

Selengkapnya mengenai kesesuaian lahan untuk budidaya tanaman tahunan di Kabupaten Pemalang adalah seperti pada Peta V - 06 berikut.

Karakteristik kesesuaian lahan untuk tanaman tahunan pada RTRW Kabupaten pemalang tahun 1992/1993 - 2002/2003 terdiri dari beberapa kelas yaitu: 51 seluas 67.710 Ha, S2s seluas 3.200 Ha, S2st seluas 8.880 Ha, S3t seluas 17.910 Ha, S3st seluas 1.140 Ha, S3s seluas 2.150 Ha, N1t seluas 7.950 Ha, N1d seluas 1.460 Ha' dan Nl st seluas 1.170 Ha.

5.6.7.4 Kesesuaian Lahan untuh Aktifitas Permukiman dan Perekonomian

Areal untuk aktivitas permukiman dan perekonomian adalah arealdengan keadaan dan sifat fisik yang meliputi aksesibilitas, kemiringan, solum dan daerah erosi serta rawan banjir, sebagai batasannnya untuk kesesuaian bagi kegiatan aktivitas permukiman dan perkonomian

(24)

Selengkapnya mengenai kesesuaian lahan untuk aktifitas perekonomian dan permukiman adalah seperti pada Peta V - 07.

5.6.7.5 KawasanPerkotaan

Kawasan perkotaan didominasi oleh penduduk bermatapencaharian di luar sektor pertanian. Perkembangan kawasan ini ditentukan oleh faktor lokasi, yang biasanya tumbuh dengan dukungan aksesibilitas yang memadai sehingga kawasan ini juga berperan sebagai pusat pelayanan/ kegiatan bagi daerah perdesaan sekitarnya (hinterland) selain bagiwilayah kota ini sendiri.

Di Kabupaten Pemalang, kawasan yang sedang atau telah berkembang menjadi kawasan perkotaan adalah dapat berupa pusat-pusat kegiatan yang meliputi:

r Pusat pemerintahan kabupaten, yaitu Kota Pemalang'

. pusat pemerintahan kecamatan, yaitu kota-kota ibukota kecamatan di seluruh wilayah KabuPaten Pemalang.

Selanjutnya berdasarkan asumsi bahwa setiap penduduk kawasan perkotaan '

memerlukan ruang untuk aktifitas adalah sebesar 0,01 Ha perkapita, maka pada masa datang dapat diperkirakan luas areal perkotaan yang diperlukan. Perkiraan persebaran penyediaan kawasan perkotaan di Kabupaten Pemalang adalah seperti pada Tabel TA v - 3 5 .

T a b e l T A V - 3 5

Perkiraan Persebaran & Penyediaan Kawasan Perkotaan Di Kabupaten Pemalang Tahun 2007 Dan2012 No .- Proyeksi Jumlah ',Penduduk .2007 (Jiwa) Proyeksi Jumlah Penduduk 2012(Jiwa) Wilayah Perkotaan Tahun 2007 Wilayah Perkotaan Tahun 2012 Luas (Ha) Penduduk

(Jiwa) Luas (Ha)

Pendud uk fiiua) {I Moga 63.407 65.723 538,07 5.381 562,03 5.620 2 Pulosari 53.801 56.294 354,47 3.545 380,26 3.803 3 Belik 98.549 100.787 740,80 7.408 763,95 7.639 4 Watukumpul 69.703 76.319 455.46 4.555 523,90 5.239 E Bodeh 59.785 63.428 452,36 4.524 490,05 4.900 o Banlarbolang 90.661 103.076 711.71 7.117 840.14 8.401 7 Randudongkal 115,746 127.542 999,04 9.990 1 . 1 2 1 , 0 611.211 8 Pemalang 242.941 318.268 2.280,36 22.804 3.059,61 30.596 Taman 182,227 207.888 1.679,50 16.795 1.944,95 19,450 1 0 Petarukan 166.'187 181 .068 1.439,28 14.393 t.593,22 15.932 1 1 Ampelgading 68.796 73.821 572,77 5.728 624,75 6.247

(25)

LAPORAN AKHIR No Kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk 2007 (Jiwa) Proyeksi Jumlah Penduduk 2012 (Jiwa) Wlayah Perkotaan Tahun 2007 Wilayah Perkotaan Tahun 2012 Luas (Ha) Penduduk

(Jiwa) Luas (Ha)

Pendu duk (Jiwa) 12 Comal 84.981 87.388 787,60 7.876 812,50 8.125 13 Uluiami 112.775 122.94 961,97 9.620 1.067,6810.677 1 4 WarunqPring 39.774 41.226 324.13 3.241 3 3 9 , 1 5 3.391 Jumlah 1.449.334 1.625.823 12.297,49 122.975 14.123,24 141.23 2

: HasilPerhitungan Penyusun,Tim

Melihat tabel di atas dapat diperkirakan penyediaan dan penyebaran kawasan perkotaan di wilayah ini, yaitu diperkirakan akan dibutuhkan kawasan perkotaan seluas 12.297,49 Ha pada Tahun 2007 dan naik menjadi 14.123,24 Ha pada Tahun 2012.

Wilayah Kecamatan Pemalang diperkirakan akan mempunyai wilayah perkotaan terbesar yaitu 2.280,36 Ha pada Tahun 2007 dan 3.059,61 Ha pada Tahun 2012, disusul kemudian wilayah Kecamatan Taman, Petarukan, Randudongkal, Ulujami, Comal, Belik, Bantarbolang, Ampelgading, Moga, Watukumpul, Bodeh, Pulosari dan diperkirakan kecamatan yang mempunyai kawasan perkotaan terkecil adalah Warungpring, dengan luas 324,13 Ha pada Tahun 2007 dan339j5 Ha pada lahun2012'

5.6.7.6 KaweslnPedesaan

Kawasdn perdesaan merupakan kawasan yang mayoritas penduduknya bekerja pada sektor pbrtanian. Kawasan ini bidsanya terletak di wilayan belakang dari kota-kota pusathla. pbldyanan kbglatan pada. kawesAh pdrddsaan adalah terbatas untuk wilayah ini sendiri, dan untuk keEiatan-kegiatdn atau kebtltuhan-kebutuhan tertentu Wilayah ini membutrlhkdn kota.kota pusatnya untuk mbmberikdrr pelayanan, misalnya p0mHsaran produksi pertahian, penyediaan input produksi, pelayanan kesehatan, pendidikan, kebutuhdn barang dan jasa, dan sebagainya. Seperti halnya pada kawasan perltotaan, penyediaan dan pelsebaran kawasan perdesaan juga dapat diperkirakan. Berdasar atas asumsi kebutuhan ruang untuk aktifitas penduduk kawasan perdesaan, yaitu sebesar 0,3 . Ha perkapita, maka persebaran dan penyediaan kawasan perdesaan di Kabupaten

Pemalang adalah seperti pada TabelTA: V - 36 berikut'

(26)

Tabel TA V- 36

Perkiraan Persebaran & Penyediaan Kawasan Perdesaan DiKabupaten Pemalang Tahun 2A07 Dan2012

No Kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk 2007 (Jiwa) Proyeksi Jumlah Penduduk 2012 (Jiwa) Wilayah Pedesaan Tahun 2007 Wilayah Pedesaan Tahun 2012 Luas (Ha) Penduduk(Jiwa) Luas (Ha)

Pendud uk {Jiwa) 4 I Moqa 63.407 65.723 2.880.10 9,600 2,856,14 9.520 2 Pulosari 53.801 56.294 5.506,30 18.354 5.480.51 18.268 ? Belik 98.549 100.787 7.340,84 24.469 7.317,68 24392 4 Watukumpul 69.703 76.319 7.247.13 24.157 7.178.69 23.929 6 Bodeh 59.785 63.428 4.364,73 14.549 4.327.05 14.423 b Bantarbolanq 90.661 103.076 5.847,15 19.490 5.718,72 19.062 7 Randudonqkal 115.746 127.542 4.752.74 15.842 4.630,7215.436 x Pemalang 242.941 318.268 4.471.M 14.905 3.692.19 12.307 I Iaman 182.227 207.888 4.283.25 14.277 4.017.79 13.393 1 0 Petarukan 1 6 6 . 1 8 7 1 8 1 , 0 6 8 6.677,72 22.259 6.523,78 21.746 1 1 Amoelqadinq 68.796 73.821 3.455,81 1 1 .519 3.403,83 1 1.346 12 Comal 84.981 87.388 1.866.28 6.221 1 .841,38 6 , 1 3 8 13 Uluiami 112.775 122.994 4.973,37 16.578 4.867,66 16.226 1 4 Warunqprinq 39.774 41.226 2.208,36 7.361 2.193,34 7.311 Jumlah 1.449,334 1.625.823 65.875.22 219,58464.049.47213.498 Sumber: Hasil Perhitungan Tim Penyusun, 2002

Melihat tabel di atas dapat diperkirakan penyediaan dan penyebaran kawasan perdesaan di wilayah ini, yaitu diperkirakan akan dibutuhkan kawasan perdesaan seluas

65.875,22 Ha pada Tahun 2007 dan turun menjadi64.049,47 Ha pada Tahun 2012. Wilayah Kecamatan Belik diperkirakan akan mempunyai wilayah perdesaan terbesar yaitu 7.340,84 Ha pada Tahun 2007 dan 7.317,68 Ha pada Tahun 2012, disusul kemudian wilayah Kecamatan Watukumpul, Petarukan, Bantarbolang, Pulosari dan seterusnya seperti terlihat pada tabel diatas, dan diperkirakan Kecamatan Comal mempunyai Kawasan perdesaan terkecil, yaitu 1,866,28 Ha pada Tahun 2007 dan 1,841,38 Ha Pada Tahun 2012.

5.6.7.7 Kawasan Hutan

Selain sebagai kawasan untuk budidaya tanaman produksi, lebih jauh hutan harus dapat berfungsi sebagai kawasan perlindungan daerah di bawahnya atau sebagai kawasan penyangga. Sehingga pada kawasan-kawasan yang seharusnya sebagai kawasan lindung dapat didukung dengan keberadaan hutan lindung, demikian pula pada

(27)

LAPORAN AKHIR

kawasan-kawasan penyangga dapat dijadikan untuk budidaya hutan produksi tentunya dengan pengelolaan yang memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sekitar. Hutan-hutan yang ada saat ini kiranya masih perlu dipertahankan keberadaanya, yaitu antara lain terdapat pada wilayah Kecamatan Moga, Pulosari, Belik, Watukumpul, Bodeh, Bantarbolang, Randudongkal, Taman, Ampelgading dan warungpring.

5.6.7.8 Kawasan Pengembangan lndustri

Pengembangan kawasan untuk kegiatan industri harus memenuhi berbagai kriteria yaitu diantaranya:

o Menempatiwilayah landai, atau kemiringan lereng kurang dari 15%. o Daya dukung tanah dan potensi air tanah sedang sampai tinggi. o Tidak rawan longsor, banjir atau bencana alam lain.

o Aksesibilitas mudah dijangkau.

Wilayah pengembangan industri terutama industi menen$ah dan besar di Kabupaten - Pemalang adalah di Kecamatan Taman, Ampelgading, dan Pemalang. Sedangkan

industri rumah tan$ga atau industri kecil bdrkembang disetiap wilayah.

5.6.7.9 Kawaben Pilngembangan Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial memberikan pemasukan bagi pendapatdn asli daerah (PAD) serta mampu nlAlnbdfikan multiplier effect bagi berkembangnya sektor-sektor lain yang terkait, seperti pertanian (bunga, buah, perikdhdft), industri kerajinan, perdagangan (misdlnya rumah makan), dan jasa (penginapdi1, pemandu wisata, transportasi, dan sebagainya). Sehingga melalui berkembdfl$nya sektor ini, taraf kesejahteraan masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar kawasan wisata dapat meningkat,

Wilayah pengembangan Kawasan wisata di Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada T a b e l T A : V - 3 7 .

(28)

Rencea Tata R@g Wilayah Kabupatm Pilalflg Tahu 2001-?012

paten longan Administrasi Qllaras Katr4arn I l]arc K*marm f]rxa.D.x Peraim = ciris I'anbi 3 : i l 8 ! ' Jalm E Jrlan Anli Q "tarm x"rclr,r I J"lon t.otal I J,lsn Bon' E R d K * - t a . \ t i Kesesuaim Lahm f ] S I n s2n I s : t fls:nr n s 2 n flszvr Is:nr E si{ - s:nd fl Nrt" lx:r"

Peta Kesestraian Lahan Tanaman Lalran Basah

(29)

- -tr_ ---

-:i_:r-Pmerinuh Labupatrn Pemalurtg Rencau Tata Rumg lvilaYah Kabupatm Pmalmg Tahun 2003-l0ll

Peta Kesesuaian Lahall Tanaman Lahan Kerins Seilusim

Adnrnlstrasl = Baks KrbuFflm ! aans Kaamaran n Bds. Dc$ Perairu [j cuisranrai S s u s o t Jalm flratm nrci fl r"tm rotetro [ : u t * t . u r u i E Jahn urnr f ] r a t m r m * I Rel Kdek Ari Kesesuim Lahil

fr.*o

L J >-t$l L--ls3n{ F : : 1 s r r i j :.!ntr l---l strr ffir* n N 2 r

(30)

Tanaman Kerin; Tahunan LEGEND3 Administrasi I Baras Kabuprrn [] Baras K**ruran ! s n m o * Perarm =lcds Pmui S sungai Jalm S tot- nn* E Jllon Kolc\(r ! tutm t."rat D Jdlas llrtr' r,] l"t"n I an,tr I tct r.ruu rpi Kesesuaim Lahm L-jil i-].:" l - l _ - ' frst-Flil stnr i l s t r fl stn,.t i:::l N rb

(31)

a , a i m

naDuparen r e

I

Pemermtah Kabupaten Peinaimg RarcaE -fata Rumg \Vilavah Kabupatm Pemdmg Tahun 20Oi-:Oll

GAMBAR

Pet{ Kcsesuim Lahm mtuk I Aktrvim Pmrukiman & Perckonomrm '

Admmr$61 E 8ab Kabqurn ! lierer K*mralan n 8 a u s t \ r Peraim f l c i u . l ' r , r r r S s , ' g u J o l u gJd;,n An.r f, roi* tiot"ttu tlrdlm r..*r [f ratanuo I raia, I s,t,h tr. 1:1 ra rq"ra nr'; FLngsi Kawaw E T d r k $ q " i E Kums -sluai Is**' Bencana Alam dm Pema$lahan Lingkungan flr:","r I Kddg - kdd'cs- f.Jlailrg Cerakm Tmah [E*.*r-..v i--ls* Ef scv: Nait Skala i Urra i

(32)

_--_t--TabelTA: V- 37

Lokasi Kawasan Wisata

No Kecamatan Kawasan lluigata

1 Pemalanq PantaiWiduri

2 Petarukan Pantai Joko Tinqkir

3 Uluiami Pantai Blenduno 4 Randudonqkal Gunung Gaiah

E Bantarbolang Goa Gununq Wanqi

o Moga Kolam Renang Moga Wana Wisata Cepaka Wulung Curuq sibedil

7 Belik Telaga Silating

Curug Bengkawah Bukit Mendelem Curug Barong Curuo Lawano I Watukumoul Telaqa Renqqanis

q

Pulosari Gununq Kukusan Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Pemalang, Tahun 2002

5.7 Analisis Sistem Permukiman 5.7.1 Analisis Hierarki Pusat Pelayanan

1. Hierarki Pusat Pelayanan

- Pusat permukiman dapat diranking dalam suatu hirarki berdasarkan tingkat

sentralitasnya: Indikator sentralitas pusat permukiman ini adalah keragaman dan t jumlah fungsi / fasilitas yang terdapat di dalamnya. Umumnya, makin besar jumlah

fungsi-fungsi dasar yang berlokasi di suatu pusat permukiman, makin banyak pula keragamannya. Dari hasil pengumpulan data mengenai fasilitas. Untuk pengukuran dengan pusat pelayanan ini digunakan metode skalogram dengan pengelompokan nilai/skor berdasar atas kriteria-kriteria dari modifikasi DPU Cipta Karya dan Pemda PropinsiJawa Tengah, yaitu sebagai berikut:

a. Fasilitas Pasar . Pasar : 5 o Tidak Ada : 0 b. Sarana TelePon o Tetepon Umum :3 . Tidak Ada :0

(33)

LAPORAN AKHIR

c. FasilitasPendidikan . SMP / Kejuruan sederajat o SMA / Kejuruan sederajat o Akademi/ Universitas d. Fasilitas Kesehatan

r Rumah Sakit/ RS

o Puskesmas / Puskesmas Pembantu o Poliklinik e. Fasilitas Rekreasi e Bioskop o Wisata o Tidak ada f. Sarana Angkutan o Terminal o Tidak ada g. Kepadatan Penduduk r Kepadatan > 80 jiwa / Ha . Kepadatan 60 - 80 Jiwa / Ha o Kepadatan = 60 Jiwa / Ha o Kepadatan < 60 Jiwa / Ha h. KriteriaFungsiJalan

o Arteriyang menghubungkan lebih dari 2Kota o Arteri yang menghubungkan 2 kota

o Kolektor yang menghubungkan 2 kota . Jdlan lokal saja

, 4 . l . ? : 5 ' ' , 2 : 1 : 0 : 5 : 3 . . 1 : 5 : 0

Berdasarkan atas kriteria di atas maka dapat dilakukan perhitungan skalogram dengan penskoran pdda masing-masing kota di Kabupaten Pemalang, seperti pdda Tabel berikut:

v-86

(34)

Tabel TA: V.38

Skoring Tingkat Kekotaan Kabupaten Pemalang

No JenirFasilihs\ffi Skorinq Tdd

Skor

Perdaoanoan,"TehkomunikarlPendidilon:lGaehatan Rekeei ftokutan' .Ke6.dilrn Tlansportasl

1 Moga & Warunonrinq 10 U 29 29 q 1 1 80 2 Pulosari 10 0 8 23 0 0 2 1 44 1 Belik 20 0 33 29 4 0 1 1 88 4 Watukumoul 20 0 11 1 5 I n 3 ' 0 50 5 Bodeh 20 3 34 29 0 0 2 89 o Bantarbolanq 2A 0 23 1 5 2 0 2 ,| OJ I Randudongkal 20 o 26 1 5 1 6 3 1 77 8 Pemalang 45 12 82 47 z f 0 3 3 204 o Taman 0 3 39 72 2 n 3 3 122 , 0 Petarukan 50 0 5 1 0 a I 3 3 1 1 3 11 Ampelqading 75 12 30 U 0 0 2 0 1 1 9 12 Comal 1 5 15 42 1 5 0 2 3 97 1 3 Uluiami 1 5 I 35 34 z 0 3 3 80

Sumber: HasilAnalisis Tim Penyusun, Th2002

(35)

LAPORAN AKHIR

Melihat perhitungan tersebut dapat disimpulkan orde pelayanan kota-kota di wilayah ini yaitu sebagai berikut :

TabelTA: V- 39

Penentuan Orde Kota di Kabupaten Pemalang

Orde Kecamatan

Orde I > 200 Pemalang

Orde ll 101 - 200 Taman, Petarukan, dan Ampelgading

Orde lll 51 - 100 Moga, Belik, Bodeh, Randudongkal, Comal, Ulujamidan Bantarbolang,

Orde lV 3 5 0 Watukumpuldan Pulosad

Selengkapnya mengenai hirarki kota-kota di wilayah ini dapat dilihat pada Peta V - 07. 2. Sistem Perkotaan

Dasar dari sistem perkotaan adalah dibuat dengan melihat daya tarik-menarik antar kota dengan kota orde di atasnya. Di wilayah Kabupaten Pemalang, besar daya tarik antar kota dapat dilihat dari besarnya pergerakan penduduk antar keduanya, dan secara nyata dapat dilihat dari banyaknya rute/ kendaraan atau angkutan umum yang " melaluinya.

Berdasarkan data jalur angkutan umum yang beroperasi di wilayah ini dapat diidentifikasi pusat-pusat pergerakan penduduk yang dapat menunjukkan kota sebagai pusat peruilayahan, Gambaran pusat-pusat pergerakan tersebut adalah sebagai berikut

a. Sub Pusaf Kota Pemalang. Selain sebagai pusat pemerintahan, kota ini juga merupakan pusat kegiatan perekonomian dan sosial di kabupaten ini, dan terutafia wilayah di sekitarnya. Pergerakan penduduk yang cultup tinggi ditunjukkan adanya sekitar 149 angkutan umum setiap harinya, baik berupa mobil angkutan maupun bus kecilyang menuju dan melalui kota ini.

Selanjutnya berdasarkan pergerakan menuju kota ini dapat diidentifikasi wilayah-wilayah yang berinteraksi kuat terutama dalam kegiatan sehari-hari(mempunyai pergerakan penduduk tinggi) dengan kota ini yang dapat menunjukkan wilayah pelayanannya, yaitu meliputi wilayah Kecamatan Pemalang, Taman dan Petarukan, dengan memanfaatkan Jalur arteri primer, jalur koldktor menuJu Tegal (Jatinegara) dan Kabupaten Purbalingga.

v-88

(36)

Sub Pusaf Kota Ampelgading. Dari perhitungan tingkat kekotaan di atas diketahui bahwa wilayah ini termasuk ke dalam orde ll, ini berarti pelayanan yang cukup tinggi sehingga diharapkan mampu melayani wilayah Kabupaten Pemalang bagian timur yang meliputi Kecamatan Ampelgading, Comal, Ulujami dan Bodeh dengan memanfaatkan jalur arteri primer (Pantura) dan jalan lokal primer yang menghubungkan Kecamatan Comal dan Bodeh.

Sub Pusaf Kota Randudongkat. Dari perhitungan tingkat l<ekotaan di atas diketahui bahwa wilayah ini termasuk ke dalam orde lll yang berarti memiliki kemampuan pelayanan fasilitas dan utilitas yang cukup sehingga diasumsikan akan dapat melaydni wilayah di sekitarnya seperti Bantarbolang danWatukumpul.

Sub Pusaf Kota Moga. Dari perhitungan tingkat kekotaan di atas diketahui bahwa wilayah ini termasuk ke dalam orde ll yang berarti memiliki kemampuan pelayanan fasilitas dan utilitas yang cukup sehingga diasumsikan akan dapat melayani wilayah di sekitarnya seperti warungpring, Pulosari dan Belik.

TabelTA V-40

Sistein Perkotaan Di Kabupaten Pemalang

No Sistem Perkotaan Kota Induk Kota Kedua

1 Pemalang Pemalang

z Comal Ampelqadinq Comal. Uluiami, Bodeh

? Randudongkal Randudongkal Bantarbolano, Watukumpul

4 Moqa Moqa Warunqprinq, Belik, Pulosari

Sumber : Hasil Analisis Tim Penyusun, 2002

Pada RTRW Kabupaten Pemalang yang lama (1992/1993 - 200212003) rencana pengembangan pusat-pusat kota disusun berdasarkan jangkauan pusat pemukiman dan mengelompokkan pusat-pusat pelayanan secara hirarkis menjadi 3 (tiga), yaitu: Hirarki 1, pusat pelayanan yang memiliki jangkauan seluruh wilayah kabupaten berpusat di Pemalang. Hirarki 2 melayani beberapa kecamatan dengan pusat masing-masing Kota Pemalang, Comal, Randudongkal dan Belik, Sedangkan hirarki terkecil metayani sosial-ekonomi tertentu dengan identifikasi wilayah 1 (satu) kecamatan. Dengan demikian ibukota tiap-tiap kecamatan secara otomatis akan menjadi pusat pelayanan hirarki 3. i

(37)

LAPORAN AKHIR

5J.2 Analisis Sistem Jaringan Transportasi 5.7.2.1 Analisis Fungsi Prasarana Jalan

Wilayah Kabupaten Pemalang terletak pada Jalur Pantura sehingga dilalui oleh jalan arteri penghubung Jakarta dan Surabaya. Jalur tersebut melalui wilayah Kecamatan Ulujami, Comal, Petarukan, Taman, dan Pemalang. Kelima wilayah Kecamatan yang terletak di wilayah Kabupaten Pemalang bagian utara tersebut, secara ekonomis lebih berkembang dibandingkan wilayah kecamatan lain yang terletak di bagian selatan. Sistem jaringan jalan di wilayah Kabupaten Pemalang juga dilalui jalur kolektor yang menghubungkan wilayah Kabupaten Pemalang dengan Kebupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Purbalingga.

Menurut fungsinya, jaringan jalan yang ada di Kabupaten Pemalang meliputi fungsi arteri, kolektor dan lokal yang dapat diidentifikasi sebagai berikut '.

a. FungsiArteri Primer

Sebagai jalan arteri primer, jaringan jalan ini menghubungkan Kota Pemalang dengan kota-kota besar lainnya seperti Pekalongan, Tegal, Semarang, Jakarta, dan - lain sebagainya. Jaringan jalan arteri tesebut melalui wilayah Kabupaten Pemalang

terutama wilayah Kecamatan Ulujami, Comal, Petarukan, Taman, dan Pemalang. b. FungsiKolektorPrimer

Sebagaijalan kolektor primer, jaringan jalan ini menghubungkan wilayah (abupaten Pemalang dengan Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Pekalongan' Kecamatan yang dilalui dan terhubung oleh jalur ini adalah:

o Kecamatan Bantarbolang, Randudon$kal, Moga dan Warungpring untuk jalur yang menghubungkan Pemalang dengan Kabupaten Tegal (Guci Kecamatan Bumijawa)

o Kecamatan Bantarbolang, Randudongkal, dan Belik untuk jalur yang menghubungkan Pemalang dengan Kabupaten Purbalingga

o Kecamatan Bantarbolang, dan Bodeh untuk jalur yang menghubungkan Pemalang dengan Kabupaten Pekalongan (Kesesi).

Berdasarkan hal tersebut, dapat diidentifikasikan bahwa Kecamatan Bantarbolang merupakan simpul transportasi regional di Kabupaten Pemalang yang mempunyai potensi aksesibilitas tinggi (dapat menjan$kau wilayah Kabupaten Tegal,

(38)

Purbalingga, dan Pekalongan). Kecamatan-kecamatan lain yang dilalui jalur kolektor primer tersebut juga mempunyai potensi akses yang cukup sehingga diperkirakan akan mengalami perkembangan yang lebih cepat dibandingkan wilayah lain.

c. FungsiLokal Primer

Sebagai jalan lokal primer, jaringan jalan ini menghubungkan antara pusat kecamatan dengan pusat-pusat di pedesaan sekitarnya.

5.7.2.2 Analisis Kondisi Fisik Jalan

Berdasarkan data jalan yang tesedia, dapat diidentifikasikan bahwa kondisi fisik jalan terutama jalan negara dalam kondisi kualitas yang cukup baik. Peningkatan kondisi fisik jalan perlu dilakukan pada jalan propinsi dan kabupaten yang berfungsi sebagai kolektor dan lokal. Peningkatan ini dilakukan guna memperlancar arus lalulintas, yang pada akhirnya akan memperlancar arus perekonomian di seluruh wilayah kabupaten.

5.7.2.3 Analisis Sistem Kegiatan

Wilayah Kabupaten Pemalang bagian utara dengan luas yang hanya 112 o/o dari keseluruhan luas wilayah kabupaten merupakan wilayah dimana banyak terdapat permintaan berbagai kegiatan yang didominasi oleh kegiatan perdagangan, jasa, industri, perkantoran, dan pendidikan.

Pada wilayah Kabupaten Pemalang bagian selatan, pemusatan kegiatan terjadi di Kecamatan Randudongkal, Moga dan Belik, Pada wilayah ini aktivitas yang ada didominasi oleh kegiatan perdagangan, produksi sektor primer, beberapa industri pengolahan hasil sektor primer, dan kegiatan pariwisata,

5 -7.2.4 Analisis Sistem Pergerakan A. Trayek dan Moda

Adapun sistem pergerakan penumpang untuk wilayah Kabupaten Pemalang bagian utara didukung oleh 7 trayek angkutan pedesaan yang dilayani oleh 109 armada, dan 1 trayek dengan 20 armada untuk pelayanan kearah selatan. Adapun sistem pergerakan penumpang untuk wilayah Kabupaten Pemalang bagian selatan didukung dengan adanya 9 trayek angkutan yang dilayanioleh 178 armada. Selain

v-91

(39)

LAPORAN AKHIR

itu, untuk melayani kebutuhan angkutan dalam Kota Pemalang, dioperasionalkan 149 armada angkutan yang melayani 10 trayek.

Dengan melihat sistem aktivitas dan pergerakan yang mendukung aktivitas yang ada, di bandingkan dengan luas wilayah pelayanannya, berdampak secara langsung terhadap arus lalulintas dengan skala pelayanan yang berbeda antara wilayah Kabupaten Pemalang bagian utara dengan wilayah Kabupaten Pemalang bagian selatan, Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu kiranya dipikirkan oleh pemerintah untuk meningkatkan aktivitas yang sudah ada terutama di wilayah Kabupaten Pemalang bagian selatan, dan menumbuhkan aktivitas-aktivitas baru untuk menarik sebagian pergerakan yang terdapat di wilayah Kabupaten Pemalang bagian utara.

B. Analisis Pergerakan Penduduk

Pola pergerakan penduduk di Kabupaten Pemalang dapat diketahui dengan melihat sistem tranportasi dan arus perdagangan atau distribusi barang/ jasa pada wilayah ini. Sistem transportasi yang ada adalah sistem transportasi darat dengan menggunakan jaringan jalan raya. Sistem transportasi jalan nya ini menghubungkan wilayah-wilayah dalam dan luar kabupaten. Sementara arus perdagangan biasanya terpusat pada suatu titik distribusi atau pelayanan penyedian barang/ jasa, Pergerakan penduduk biasanya menuju pada pusat-pusat pelayanan atau distribusi tersebut, dengan dukungan ketersediaan sarana dan jaringan transportasi.

Pola pergerakan penduduk di wilayah Kabupaten Pemalang dapat dikategorikan menjddi dua, yaitu pergerakan penduduk regional yang melalui wilayah ini dan pergerakan penduduk internal wilayah, selengkapnya mengenai kedua pergerakan pendudrJk ini dapat diuraikan sebagai bdrikut:

1. Pola Pergerakan Regional

Wilayah kabupaten ini dilalui oleh jaringan jalan arteri primer, yaitu jalur Jakarta -Surabaya (Pantura Jawa), dan kolektor, yaitu jalur Pemalang - Purbalingga dan Pemalang - Tegal, Pada jalur utama (Pantura Jawa) intensitas pergerakannya sangat tinggi karena menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan dalam skala nasional seperti Kota Jakarta, Semarang, dan Surabaya, dan skala regional seperti Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, dan Kendal. Adapun

(40)

jalur-jalur kolektor menghubungkan wilayah Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang dengan Kabupaten Purbalingga, dan Pemalang dengan Kabupaten Pekalongan (Kesesi).

Wilayah Kabupaten Pemalang yang dilalui oleh jalan raya Pantura Jawa meliputi Kecamatan Pemalang, Taman, Petarukan, Comal, dan Ulujami. Adapun wilayah yang dilalui oleh jalur kolektor Pemalang - Purbalingga meliputi Kecamatan Pemalang, Bantarbolang, Randudongkal, dan Belik. Sedangkan jalur Pemalang Kabupaten Tegal (Bumijawa) melewati wilayah Kecamatan Pemalang, Bantarbolang, Randudongkal, warungpring, Moga, dan Pulosari. Untuk jalur Pemalang - Kabupaten Pekalongan (Kesesi), wilayah yang ditalui meliputi Kecamatan Pemalang, Bantarbolang, dan Bodeh'

Melihat wilayah yang dilalui ialur regional tersebut, dapat diketahui bahwa wilayah Kecamatan Kecamatan Pemalang, Comal, Randudongkal, Moga dan Bantarbolang menjadi simpul transportasi dan pergerakan penduduk dalam skala regional. Fungsi pengumpul dan pembagi kecamatan-kecamatan tersebut didukung dengan adanya terminal-terminal angkutan regional seperti Terminal induk Pemalang, Terminal Comal, Terminal Randudongkal, dan Terminal Moga. Pada jalur-jalur regional lainnya yang melalui Kabupaten Pemalang (selain kedua jalur utama tersebut), intensitas pergerakan yang terjadi masih relatif rendah. Pergerakan di jalur ini dapat memanfaatkan angkutan umum yang melalui jalur tersebut, yang berupa bus mini dan mobil penumpang d.engan jUmlah terbatas. Namun dfllam perkembangan selanjutnya tidak menutup kemungkinan jalur-jalur ini akan berkeinbang menjadi jalur potensial.

Seldin jalan raya, pergerakan regional dari dan menuju wilayah Kabupaten Pemalang juga dapat menggunakan jalur kereta api. Jalur kereta api yang melOwati dan singgah di Stasiun Kereta Api Pemalang melayani beberapa rute perjalanan seperti Surabaya - Jakarta, Semarang - Jakarta, dan Tegdl -Semarang. Namun pada umumnya kereta apiyang singgah tersebut merupakan kereta api kelas ekonomi, sedangkan kelas bisnis dan eksekutif hanya melewati saja.

(41)

LAPORAN AKHIR

2. Pola Pergerakan Penduduk Dalam Kabupaten

Pola pergerakan dalam wilayah Kabupaten Pemalang dapat ditunjukkan oleh keberadaan angkutan umum penumpang yang melayani masyarakat. Jenis angkutan umum yang biasa dimanfaatkan adalah angkutan kota dan perdesaan (dalam/ antar kecamatan) serta angkutan bus kecil/ mobil penumpang antar kota dalam propinsi yang juga dimanfaatkan masyarakat untuk jarak dekat dalam kabupaten.

Selain itu, pergerakan ini dapat ditunjukkan oleh pola distribusi dan pelayanan dalam hal perdagangan barang dan jasa. Semakin besar arus barang dan jasa yang menuju suatu kota, maka semakin besar pula pergerakan yang menuju ke tempat itu.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas dapat diidentifikasi pusat-pusat pergerakan penduduk yang ditunjukkan oleh besarnya jumlah angkutan yang menuju dan rnelaluinya dan peran sebagai pusat pelayanan dan distribusi barang/ jasa. Gambaran pusat-pusat pergerakan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pergerakan Menuju Kota Pemalang.

Kota Pemalang sebagai ibukota Kabupaten Pemalang merupakan pusat aktivitas dan pelayanan berbagai fasilitas bagi penduduk di wilayah Kabupaten Pemalang. Oleh karena itu, pergerakan menuju dan dari Kota Pemalang merupakan pergerakan yang paling besar di wilayah Kabupaten Pematang. Pergerakan penduduk sehari-hari antara lain berupa kegiatan bidang perdagangan, perjalanan untuk bekerja, aktivitas pendidikan, dan kegiatan sosial. Selain sebagai pusat pemerintahan, Kota Pemalang juga filerupakan pusat ke$iatan perdagangan dan jasa terbesar yang melayani Wilayah Kabupaten Pemalang. Pelayanan kegiatan perekonomian tersebut terutama bagiwilayah sekitar kota dengan pertimbangan jarak yang dekat, Peran kota ini sebagai pusat pergerakan penduduk dapat diketahui oleh angkutan umum yang melaluinya, yang berjumlah sekitar .149 angkutan umum setiap harinya, baik berupa mobil angkutan maupun bus kecil. Jalur angkutan umum dalam kota yang melayani pergerakan penduduk dalam wilayah kabupaten dapat dilihat melalui Tabel TA: V - 41 berikut.

Gambar

Tabel  TA: V-33
Tabel  TA V-  36
Tabel  TA:  V.38
Tabel  TA: V- 43

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan Interpersonal pada peserta didik perlu ditingkatkan karena mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam membina dan

Sedangkan hukuman pelaku kebiri, dalam hukum Islam termasuk dalam hukuman ta‟zir , sebab manusia dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berinteraksi terkadang sering

Pada tahun 2003 Desa Rimpian mempunyai sumber mata air yang bersih terletak didusun tiga Rimpian yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat, akan tetapi pada akhir

Balai Besar Wilayah Sungai mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah sungai yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan

Dalam menjalankan kegiatannya BWSS II mempunyai tujuan dan tugas pokok yang telah ditetapkan sesuai dengan keputusan Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II tentang

Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang

Didalam kenyataan masing-masing wilayah sungai DPS mempunyai potensi air dan lahan yang berbeda-beda, sebagai contoh pulau Jawa : dibagian barat potensi air cukup

Dengan membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menyajikan berbagai contoh keberagaman wirausaha dalam kehidupan sehari-hari secara benar.. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi