• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LAJU DEFORESTASI HUTAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS PROVINSI PAPUA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS LAJU DEFORESTASI HUTAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS PROVINSI PAPUA)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LAJU DEFORESTASI HUTAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

(STUDI KASUS PROVINSI PAPUA)

La Ode Muh. Yazid Amsah1, Drs. H. Samsu Arif, M.Si2, Syamsuddin, S.Si, MT2 Program Studi Geofisika Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin

Jl. Perintis Kemerdekaan km 10 Tamalanrea, Makassar

Abstract: Conditions forests of Papua province in 2009 when compared with the data of forest area in the early 2000s, its range due to the reduced activity in the forestry sector, agriculture, plantation, mining and regional expansion. Reduced forest area in Papua province, followed by a decline in the function of forests, this can result in a fairly large and very detrimental to local residents. However, the extent of reduction in forest area has not been measured with certainty, so it needs to be calculated from the change in forest area in 2000 - 2009 to be seen how much the rate of reduction in forest area during this time. To find out how much the rate of reduction of the forest spatial analysis using Geographic Information Systems, from the analysis of the obtained rate of change in forest area.

Keywords: Spatial Analysis, Deforestasi and Forest.

Abstract: Kondisi kawasan hutan Provinsi Papua pada tahun 2009 jika dibandingkan dengan data kawasan hutan pada awal tahun 2000, luasannya semakin berkurang akibat dari aktivitas pada sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, petambangan dan pemekaran wilayah. Berkurangnya luasan hutan di Provinsi Papua diikuti oleh penurunan fungsi kawasan hutan, Hal ini dapat menimbulkan dampak yang cukup besar dan sangat merugikan bagi penduduk setempat. Namun seberapa luas pengurangan kawasan hutan belum terukur dengan pasti, sehingga perlu dilakukan perhitungan perubahan luasan hutan dari tahun 2000 – 2009 agar dapat dilihat seberapa besar laju pengurangan luasan kawasan hutan dalam kurun waktu tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar laju pengurangan hutan maka dilakukan analisis spasial dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis, dari analisis tersebut maka diperoleh laju perubahan luas hutan.

Kata kunci : Analisis Spasial, Deforestasi Hutan.

1. PENDAHULUAN

Kondisi kawasan hutan Provinsi Papua pada tahun 2010 jika dibandingkan dengan data kawasan hutan pada awal tahun 2000, luasannya semakin berkurang akibat dari aktivitas pada sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, petambangan dan pemekaran wilayah. Namun seberapa luas pengurangan kawasan hutan belum terukur dengan pasti, sehingga perlu diukur perubahan luasan hutan

dari tahun 2000 – 2010 agar dapat dilihat seberapa besar laju pengurangan luasan kawasan hutan dalam kurun waktu tersebut.

Berkurangnya luasan hutan di Provinsi Papua, diikuti oleh penurunan fungsi kawasan hutan. Hal ini dapat menimbulkan dampak yang cukup besar dan sangat merugikan bagi penduduk setempat. Terutama yang bermukim di sekitar pantai, sungai, dan lembah atau di lereng pegunungan. Stern Review (2006)

(2)

menyebutkan akibat deforestasi dan degradasi memberi kontribusi 18% terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca secara global. Dengan demikian dapat mengakibatkan pergeseran iklim yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Kondisi seperti ini menjadi ancaman serius bagi sumber penghidupan masyarakat setempat, fungsi daerah aliran sungai, keberadaan keanekaragaman hayati dan mengancam ketersediaan sumber daya alam di massa yang akan datang.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi luasan deforestasi kawasan hutan antara tahun 2000 – 2009 di wilayah provinsi Papua.

2. Hutan

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya berjuta tanaman (Rahmawati, 2004).

3. Kawasan Hutan

Kawasan hutan dan perairan yang telah ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan no. 891 tahun 1999. Dalam arahan Kawasan Hutan dan Perairan telah ditentukan lokasi dan luas Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA), hutan lindung (HL), hutan produksi (HP), hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi konversi (HPK), dan areal penggunaan lain (APL). Proporsi luas masing-masing kawasan adalah:

Gambar 1. Proporsi Kawasan Hutan dan Perairan di Provinsi Papua (RTRWP, 2010)

4. Metode Pelitian 4.1 Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan atau material yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini adalah:

1. Satu Unit Laptop 2. Satu Unit Printer 3. Gis

4. Office 2007 5. Excel 2007

6. Data Nama Kabupaten/Kota di Privinsi Papua

7. Data Tutupan Lahan Tahun 2000, 2003, 2006, 2009

8. Data Luas Kawasan Hutan

9. Data dan Peta Penggunaan Lahan

4.2 Studi Awal

Tahapan ini meliputi pengumpulan data dan studi pustaka mengenai daerah penelitian serta bahan acuan guna mencapai tujuan penelitian.

4.3 Tahap Pengolahan Data

Pengolahan pada penelitian ini diawali dengan penyiapan data digital penutupan lahan tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009. Dari data tersebut kemudian dilakukan koreksi geometrik untuk menyamakan koordinat

3% 26%

26% 20%

6%

18% 1%

Proporsi Kawasan Hutan dan Perairan di Provinsi Papua

APL HL HP HPK

(3)

dengan menggunakan titik acuan di bumi, setelah dilakukan pula koreksi radiometrik untuk pembetulan posisi citra akibat dari kesalahan geometrik. Hasil dari koreksi tersebut akan dibuat komposit kemudian dilakukan koreksi multi spektral lalu dilakukan vektorisasi. Setelah dilakukan vektorisasai maka kemudian dilakukan overlay dengan data penutupan lahan, dengan metode yang sama dilakukan pula overlay dengan kawasan hutan lalu kemudian dilakukan perhitungan luas dan angka deforestasi.

4.4 Bagan Alir

Gambar 2. Alur Penelitian

5. Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil Analisis Perubahan Hutan Tahun 2000-2003

Laju penutupan lahan kawasan hutan setiap periode tiga tahun bervariasi dari setiap kabupaten yang ada di Provinsi Papua. Pada periode tahun 2000-2003 terlihat dari gambar 2 dimana Kabupaten Kepulauan Yapen memiliki perubahan penutupan kawasan hutan yang terbesar yaitu 243.276 Ha, Kabupaten Bouven Digoel sebesar 114.855 Ha, Kabupaten Merauke sebesar 61.538 Ha, Kabupaten Asmat sebesar 49.221 Ha, dan Kabupaten Mappi sebesar 33.298 Ha, itulah lima Kabupaten yang mengalami perubahan hutan terbesar untuk rentang waktu antara 2000-2003.

Gambar 3. Peta Deforestasi Hutan Tahun 2000-2003

Gambar 4. Grafik Perubahan Hutan Tahun 2000-2003

(4)

5.2 Hasil Analisis Perubahan Hutan Tahun 2003-2006

Pada periode tahun 2003-2006, terlihat dari gambar IV.3. Kabupaten Jayapura sebesar 123.237 Ha, Kabupaten Merauke sebesar 110.110 Ha, Kabupaten Bouvendigul sebesar 99.969 Ha, Kabupaten Asmat 86.773 Ha, dan Kabupaten Mappi sebesar 55.160 Ha, itulah lima Kabupaten yang mengalami perubahan hutan terbesar untuk rentang waktu antara 2003-2006.

Gambar 5. Peta Deforestasi Hutan Tahun 2003-2006

Gambar 6. Grafik Perubahan Hutan Tahun 2003-2006

5.3 Hasil Analisis Perubahan Hutan Tahun 2006-2009

Periode tahun 2006-2009, terlihat dari gambar IV.3. Kabupaten Merauke sebesar 374.567 Ha, Kabupaten Bouvendigul sebesar 224.824 Ha, Kabupaten Mappi sebesar 139.472 Ha, Kabupaten Memberamo Raya sebesar 126.657 Ha, Kabupaten Nabire sebesar 97.559 Ha, itulah lima Kabupaten yang mengalami perubahan hutan terbesar untuk rentang waktu antara 2006-2009.

Gambar 7. Peta Deforestasi Hutan Tahun 2006-2009

Gambar 8. Grafik Perubahan Hutan Tahun 2006-2009

6. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh di atas dapat disumpulkan beberapa hal sebagai berikut :

(5)

1) Lima daerah atau Kabuten yang mengalami deforestasi paling besar dari tahun 2000-2009 yaitu Kabupaten Marauke, Kabbupaten Mappi, Kabupaten Bouven Digoel, Kabupaten Pegunungan Bintang, dan Kabupaten Yahu Kimo.

2) Pada rentan waktu dari tahun 2000-2009 deforestasi terbesar terjadi pada tahun 2006-2009 sebesar 216.816 Ha, lalu tahun 2003-2006 sebesar 72.400 Ha, dan tahun 2000-2003 sebesar 25.759 Ha.

7. Pustaka

Rahmawaty, 2004, Hutan : Fungsi Dan

Peranannya Bagi Masyarakat, Fakultas

Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara, Sumatera.

Rancangan Tata Ruang Wilayah Provinsi, 2010, Proporsi Kawasan Hutan dan Air

Gambar

Gambar 1. Proporsi Kawasan Hutan dan  Perairan di Provinsi Papua (RTRWP, 2010)
Gambar 2. Alur Penelitian
Gambar 6. Grafik Perubahan Hutan Tahun  2003-2006

Referensi

Dokumen terkait

Didalam tiap siklusnya peneliti selalu melaksanakan tahapan-tahapan berikut ini: (1) perencanaan, di dalam perencanaan ini peneliti dan guru melakukan kegiatan

Dari hasil penelitian i ni dap a t disimpulkan semua metodc yang dievaluasi memberikan hasil yang handal untuk pengukuran sampel dengan konsentrasi yang sang a t rendah hin g ga

Dengan menghubungkan kaleng ini dengan sebuah komponen yang disebut peltier, kaleng bekas tersebut dapat dijadikan sebuah kotak pendingin minuman yang

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat memetakan pihak - pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap keberadaan Batur

Hasil perancangan arsitektur enterprise dengan TOGAF ADM untuk membuat cetak biru sistem informasi sebagai pengembangan data, aplikasi, dan teknologi yang terintegrasi dalam

1. Usia perkembangan anak. Bentuk konseling pada anak apakah dilakukan secara individu atau kelompok. Tujuan konseling saat itu untuk anak. Berdasarkan faktor-faktor tersebut

Politeknik Sains & Teknologi Wiratama Maluku Utara merupakan salah satu instansi yang bergerak di bidang pendidikan yang menerapkan teknologi informasi dalam membantu

Dengan keberadaan buah pisang sendiri yang sangat mudah dijangkau oleh masyarakat pada umumnya dan untuk harga sendiri juga tidak terlalu mahal tapi kandungan gizi dan vitaminya