RETURN
SAHAM PERUSAHAAN PETERNAKAN AYAM
DI BURSA EFEK JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Iqken Hendriswari
NIM. 992214202
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Mulai dar i dir i sendir i ~ Mulai dar i yang kecil ~ Mulai dar i
sekar ang
A. A. GyM
Mendengar kan or ang lain kadang diper lukan dalam
menyelesaikan per soalan
Diah Utari
{
{
Allah SW T yang selalu membimbingku dan Member ikanku
Pet unj uk.
Papa Dan Mama ku Ter cint a.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh wabah virus flu burung sebagai bencana darurat nasional terhadapreturnsaham perusahaan peternakan ayam di Bursa Efek Jakarta yang dilihat dari perbedaan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah wabah virus flu burung ditetapkan sebagai bencana darurat nasional pada tanggal 29 Januari 2004.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan peternakan ayam go public
yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2003-2004 dengan jumlah enam perusahaan. Dengan menggunakan metode census sampling meliputi keseluruhan populasi, yaitu PT Surya Hidup Satwa Tbk (SHSA), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), PT Fishindo Kusuma Sejahtera Tbk (FISH), dan PT Cipendawa Agroindustri Tbk (CPDW). Penelitian difokuskan pada periode jendela, yaitu 10 hari sebelum dan sesudah tanggal peristiwa.
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa ada pengaruh wabah virus flu burung terhadap return saham perusahaan peternakan ayam di Bursa Efek Jakarta yang dilihat dari perbedaan rata-rata abnormal return saham sebelum dan sesudah wabah virus flu burung ditetapkan sebagai bencana darurat nasional. Pengaruh yang ditimbulkan pengumuman tersebut adalah pengaruh positif. Hal ini dapat diketahui dari adanya peningkatan average abnormal return pada periode jendela sesudah ditetapkannya wabah virus flu burung sebagai bencana darurat nasional. Adapun nilai
average abnormal return periode jendela sebelum peristiwa adalah -0.01272 dan
This research as a purpose to analyze the effects of bird flu virus epidemic on return of poultry company stock which listed in Jakarta Stock Exchange which were seen from difference of average abnormal return of stock before and after bird flu virus epidemic specified as national emergency disaster on January 29, 2004.
Population in this research is go public poultry company which are listing at Jakarta Stock Exchange (JSE) in the year 2003-2004 which consist of six companies. By using sampling census method that is taking all of member of the populations. Research focussed at window period, that is 10 days before and after the event day.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
anugerah dan karunia sehingga skripsi dengan judul Pengaruh Wabah Virus Flu
Burung Terhadap Return Saham Perusahaan Ayam di Bursa Efek Jakarta selesai
dibuat yang merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan masukan
dari berbagai pihak yang dengan murah hati menyediakan waktu, tenaga dan
pikirannya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Lewat kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharta.
2. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku Ketua Jurusan manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Diah Utari BR., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan dan dorongan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan banyak waktu, untuk memberikan bimbingan, masukan dan
yang luar biasa untuk terus mendukungku ku. Inilah salah satu bentuk
baktiku. I U.
6. Mas Aqge dan Mbak Iparku ku yang selalu positif thingking tentang aku I U
Mas, Akhirnya IQken selesai juga dan inilah tanda trimakasih ku atas segala
kebaikanmu. Kamu adalah kakak terhebat yang tuhan kasih untukku.
7. Adik-adikku yang baik, ayo kapan menyusulku jadi sarjana tapi jangan
ketuaan yha ^_^
8. Temen ku yang sedang berjuang dengan ku, Pipin, Elce ma Bambang juga
Ayo kita lulus bersama tidak ada kata terlambat.
9. Temen-temen seperjuangan yang terlebih dahulu lulus Yosafat, Yani ma
Danang juga, teganya kalian meninggalkan aku.
10. Temen-temen kos biru yang centil-centil, Cecil makasih semua bantuannya
maaf sudah menyusahkan, Chimot dan tim penggembira yang selalu
membangkitkan lagi semangat, Ana thanx suportnya, dan miss blue-miss blue
yang lain thank U so much!
11. Anak-anak kos kledokan dan nyonyahnya (Hendry, Reza, Itonk, Pionk, Sukir,
Yoyok, Ganden dan semuanya) thanks banget!
12. Anak-anak kos sebelah dan nyonyahnya (Abank Irul, Abang Daenk, Jala,
Jery, dan semuanya) thanks banget juga!
13. Mbak Windy ku yang baik terimakasih atas ide awal skripsi ini, semoga usaha
peternakannya bisa terus sukses untuk tahun-tahun berikutnya.
♥
♥
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 6
C. Batasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
A. Pasar Modal Indonesia... 10
1. Pengertian Pasar Modal ... 10
2. Peran Pasar Modal ... 11
3. Faktor-faktor Keberhasilan Pasar modal ... 12
4. Aktivitas di Pasar Modal ... 14
5. Informasi di Pasar Modal ... 15
B. Efisiensi Pasar Modal ... 16
C. Jenis-jenis Efisiensi Pasar ... 18
1. Efisiensi Pasar Secara Informasi ... 18
2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan ... 21
D. Pengujian Efisiensi Pasar ... 22
E. Return ... 23
1. PengertianReturn ... 23
2. PengukuranReturn Realisasi ... 24
3. Return Ekspektasi ... 26
F. Abnormal Return ... 28
G. Studi Peristiwa ... 29
1. PengertianEvent study ... 29
I. Flu Burung sebagai Wabah Pandemi ... 33
J. Penelitian Terdahulu ... 40
K. Hipotesis ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 43
A. Jenis Penelitian ... 43
B. Populasi dan Sampel... 43
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 44
D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 44
E. Data yang Diperlukan ... 45
F. Teknik Penumpulan Data ... 46
G. Teknik Analisis Data ... 46
1. Perhitungan Periode Jendela ... 47
2. Pengujian Hipotesis ... 49
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 51
A. Perkembangan Pasar Modal Indonesia ... 51
B. Investasi dalam Efek... 56
C. Gambaran Umum Obyek Penitian ... 59
1. Surya Hidup Satwa TBK ... 59
2. Japfa Comfeed Indonesia TBK ... 61
5. Fishindo Kusuma Sejahtera TBK ... 63
6. Cipendawa Agroindustri TBK ... 64
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 66
A. Analisis Data ... 66
1. Perhitungan Periode Jendela ... 67
2. Pengujian Hipotesis ... 78
B. Pembahasan ... 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 83
A. Kesimpulan ... 83
B. Keterbatasan Penelitian ... 84
C. Saran ... 85
Halaman
Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Bursa Efek Jakarta, 1990-1994 ... 53
Tabel 2 NilaiActual Return (Rit)... ... 68
Tabel 3 NilaiReturn Pasar (Rmt) )... ... 70
Tabel 4 Perhitungan Koefisien danβ ... 71
Tabel 5 Expected Return(ERt) )... ... 73
Tabel 6 Abnormal Return(ARt) )... ... 75
Tabel 7 Average Abnormal Return(AARt) ... 77
Halaman
Lampiran 1 Surat keputusan Menteri Pertanian RI
No:96.1/Kpts/PD.620/9/2004 ... 88
Lampiran 2 Data harga saham PT Surya Hidup Satwa TBK ... 91
Lampiran 3 Data harga saham PT Japfa Comfeed Indonesia TBK ... 93
Lampiran 4 Data harga saham PT Charoen Pokhand Indonesia TBK ... 95
Lampiran 5 Data harga saham PT Multibreeder Adirama Indonesia TBK ... 97
Lampiran 6 Data harga saham PT Fishindo Kusuma Sejahtera TBK ... 99
Lampiran 7 Data harga saham PT Cipendawa Agroindustri TBK ... 101
Lampiran 8 Data Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) ... 103
Lampiran 9 PerhitunganActual return danMarket return periode estimasi ... 106
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertengahan tahun 2003, Indonesia dikejutkan dengan acaman wabah
penyakit baru yang dikenal dengan nama Flu Burung. Pada kondisi tertentu
penyakit yang disebabkan oleh virus influensa ini dapat berisiko kematian bila
tertular pada manusia. Menurut dokter hewan Julie D. Helm dari Universitas
Clemson Amerika Serikat, flu burung atau sampar unggas (fowl plague) adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa tipe A atau virus avian
influenza dimana unggas merupakan hewan khusus bagi penyebarannya, namun
penelitian membuktikan bahwa virus ini bisa bermutasi untuk menular ke jenis
hewan yang lain. Virus influensa terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe A, tipe B
dan tipe C, tipe A sendiri terdiri dari beberapa strain, antara lain H1N1, H3N2 dan
H5N1 yang merupakan subtipe paling mematikan dibanding strain lainnya
(www.ergomix.com).
Kasus flu burung Asia pertama kali terdeteksi di Korea Selatan pada
Desember 2003, beberapa bulan setelah wabah SARS dapat diatasi. Dalam waktu
singkat virus flu burung telah menjadi wabah epidemi dan menyebar ke
negara-negara Asia lain di antaranya Taiwan, Vietnam, Thailand dan China. Selain di
Asia flu burung juga menyebar di negara-negara Afrika, Eropa dan Rusia.
teridentifikasi 64 orang korban meninggal di empat Negara Asia akibat virus
avian influenza strain H5N1 (www.indosiar.com).
Di Indonesia, kekhawatiran akan flu burung mulai dirasakan pada bulan
Agustus 2003, ketika jutaan ayam ras mati karena diduga terkena wabah virus
avian influenza. Masyarakat dan Pemerintah mulai mewaspadai produk unggas
terutama jenis unggas yang sering menjadi konsumsi seperti ayam dan burung.
Menteri pertanian pemerintah melalui Departemen Pertanian (Deptan), pada
tanggal 17 Januari 2004 memperketat surat persetujuan pemasukan (SPP) produk
asal unggas dan atau menindaklanjuti dengan larangan importasi unggas dan
produk asal unggas dari negara-negara yang telah masuk dalam daftar resmi 10
negara endemik yang terkena wabah virus flu burung, tanpa masa tenggang
kedatangan barang terkait dengan langkah pencegahan dan pemberantasan virus
flu burung (www.Deptan.go.id).
Kepala Badan Karantina Deptan, Budi Triakoso menyatakan tindakan
pemerintah memperketat surat persetujuan pemasukan (SPP) produk asal unggas
dan atau menindaklanjuti dengan larangan importasi unggas, sebagai langkah
pencegahan meluasnnya flu burung ke Indonesia dari negara-negara yang oleh
Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) telah resmi dinyatakan terkena wabah
virus avian influenza di Asia yaitu Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Hongkong,
RRC, Laos, Taiwan, Thailand, Pakistan dan Kamboja (www.kompas.com).
Pada bulan yang sama, tanggal 24 Januari 2004 Pemerintah melalui Surat
yang didapati banyak ternak unggas positif terjangkit penyakit dengan gejala flu
burung, meliputi seluruh Jawa, Lampung, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Barat (Neraca, 6 Februari, 2004).
Pada tanggal 26 Januari 2004, sebagai tindak lanjut penanggulangan flu
burung pemerintah melaksanakan tes Hemasglutimasi Inhibisi (HI) atau
pemeriksaan dengan antiserum pada unggas untuk menditeksi strain virus avian
influenza (AI) setelah sehari sebelumnya yaitu tanggal 25 Januari 2004
pemerintah Indonesia membenarkan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia
juga terkena wabah virus flu burung. Dari hasil tes Hemasglutimasi Inhibisi,
pemerintah memastikan virus avian influenza yang telah menyebabkan kematian
kurang lebih 4,7 juta ekor ayam sejak Agustus 2003, merupakan virus avian
influenza strain H5N1 (H=hemaglutinin; N=neuraminidase) yaitu strain virus flu
burung yang paling mematikan dan bersifat pathogen, artinya unggas adalah
hewan khusus penyebarannya tetapi virus ini juga bisa bermutasi menular pada
hewan perantara seperti babi, kambing dan kuda bahkan bisa bermutasi menular
langsung pada manusia atau menyerang manusia melalui hewan perantara
(www.depkes.go.id).
Pengumuman Wabah Virus Flu Burung sebagai Bencana Darurat Nasional
oleh pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian dan atas persetujuan
komisi III DPR pada tanggal 29 Januari 2004 merupakan bukti keseriusan
pemerintah menanggapi berjangkitnya flu burung Indonesia (Lampiran 1).
Langkah selanjutnya adalah secara cepat memberantas virus flu burung pada
melakukan pemusnahan hewan dan unggas yang positif terjangkit virus avian
influenza. Sebagai kompensasi ganti rugi peternak yang unggas dan ayamnya
dimusnahkan, pemerintah juga meminta persetujuan DPR untuk pengucuran dana
sebesar Rp 212 milyar (www.tempo.com).
Pengumuman pemerintah tentang wabah virus flu burung sebagai bencana
darurat nasional ini ikut mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Informasi ini
mampu memberikan respon yang kuat sebagai reaksi pasar terhadap saham
perusahaan peternakan ayam yang listed di Bursa Efek Jakarta termasuk
kekhawatiran para pemegang saham perusahaan peternakan ayam atas kebijakan
yang akan dikeluarkan pemerintah.
Walaupun pasar modal Indonesia tergolong pasar modal secara informasi,
reaksi pasar yang terjadi dapat dikategorikan menjadi, Pertama dengan analisa
dan pertimbangan tertentu para investor akan menjual saham perusahaan
peternakan ayam yang dimilikinya guna menghindari kerugian yang lebih besar,
seperti teori insentif yang mengatakan bahwa setiap masalah mempunyai sisi
keuntungan dan kerugian, maka seseorang akan memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan kerugian (Sears, Freedman, dan Peplawu, 2003:34). Jika teori
insentif diterapkan dalam penelitian ini, maka peristiwa pengumuman wabah
virus flu burung sebagai bencana darurat nasional dipandang sebagai bad news,
yang membuat investor menarik investasi dari perusahaan peternakan ayam guna
meminimalkan kerugian. Kedua, dengan analisa dan pertimbangan tertentu ada
wabah virus flu burung sebagai bencana darurat nasional untuk dijual
kembali pada kondisi dimana harga saham menunjukkan nilai keuntungan
yang diharapkan (Kompas, 19 Januari 2004).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa pengumunan wabah virus
flu burung sebagai bencana darurat nasional merupakan peristiwa dengan
kandungan informasi yang penting karena mampu mempengaruhi fluktuasi saham
perusahaan peternakan ayam yang terjadi di pasar modal sebagai bentuk reaksi
pasar dan layak untuk diuji pengaruhnya. Menurut Jogianto (2003:411) pengujian
reaksi pasar terhadap kandungan informasi dapat diukur dengan menggunakan
abnormal return, artinya jika pengumuman wabah virus flu burung sebagai
bencana darurat nasional mempunyai kandungan informasi yang penting maka
pengumuman tersebut akan memberikanabnormal return.
Pengujian kandungan informasi dalam penelitian ini menggunakan alat
ukur abnormal return, akan dilihat apakah ada perbedaan rata-rata abnormal
return saham perusahaan peternakan ayam yang tercatat di Bursa Efek Jakarta,
sebelum dan sesudah ditetapkannya wabah virus flu burung sebagai bencana
darurat nasional. Secara umum pengujian dilakukan dengan menggunakan metode
studi peristiwa (event study), yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Hasil analisis tentang pengaruh pengumuman wabah virus flu
burung terhadapreturn saham di Bursa Efek Jakarta ini akan ditulis dalam skripsi
yang berjudul Pengaruh Wabah Virus Flu Burung Terhadap Return Saham
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh wabah virus flu burung terhadap return saham
perusahaan peternakan ayam di Bursa Efek Jakarta dilihat dari perbedaan rata-rata
abnormal return saham sebelum dan sesudah pengumuman wabah virus flu
burung sebagai bencana darurat nasional.
C. Batasan Penelitian
1. Perusahaan yang dijadikan objek penelitian hanyalah perusahaan peternakan
ayam yanglistingdi Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2004.
2. Perusahaan peternakan ayam yang dimaksud adalah perusahaan yang
melakukan usaha peternakan ayam dan atau menyediakan kebutuhan usaha
peternakan ayam, misalnya pakan ternak, vaksin ternak, obat bagi ternak yang
sakit; dan atau usaha penjualan ternak, antara lain berupa daging dan telur;
serta bahan makanan hasil olahan dari ternak.
3. Peristiwa yang dijadikan event day adalah peristiwa pengumuman wabah
virus flu burung sebagi bencana darurat nasional oleh pemerintah pada
tanggal 29 Januari 2004.
4. Batas waktu pengamatan reaksi pasar di Bursa Efek Jakarta atas pengumuman
wabah virus flu burung sebagi bencana darurat nasional selama 81 hari bursa,
yaitu 1 hari sebelum periode estimasi, 30 hari periode estimasi sebelum
periode jendela, 10 hari periode jendela sebelum tanggal peristiwa, 10 hari
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh wabah virus flu burung terhadap return
saham perusahaan peternakan ayam di Bursa Efek Jakarta dilihat dari perbedaan
rata-rata abnormal returnsaham sebelum dan sesudah pengumuman wabah virus
flu burung sebagai bencana darurat nasional.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Investor
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam pengambilan
keputusan investasi setelah memperoleh gambaran yang jelas tentang
seberapa jauh reaksi saham di Bursa Efek Jakarta terhadap kandungan
informasi suatu peristiwa tertentu.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi mahasiswa Sanata
Dharma tentang pasar modal dan hal-hal yang mempengaruhi aktivitasnya,
khususnya di Bursa Efek Jakarta.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih mendalam bahwa saham di
pasar modal Indonesia masih dipengaruhi oleh sebuah peristiwa tertentu
4. Bagi Peneliti lain
Menjadi pertimbangan untuk melakukan penelitian terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi dari sisi yang berbeda dan menggunakan jenis
penelitian yang berbeda
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Batasan
penelitian, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, serta Sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan pembahasan yaitu Pengertian pasar modal, Peran pasar modal,
Faktor-faktor keberhasilan pasar modal, Aktivitas di pasar modal,
Informasi di pasar modal, Efisiensi pasar modal, Jenis-jenis efisiensi
pasar, Efisiensi pasar secara informasi, Efisiensi pasar secara keputusan,
Pengujian efisiensi pasar, Pengertianreturn, Pengukuranreturn realisasi
dan Return ekspektasi, Abnormal return, Pengertian event study,
Manfaat event study, Indeks harga saham di bursa, Flu burung sebagai
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang Jenis penelitian, Populasi dan sampel, Tempat
dan waktu penelitian, Subyek dan obyek penelitian, Data yang
diperlukan, Teknik pengumpulan data, Tehnik analisis data yaitu
Perhitungan periode jendela dan Pengujian hipotesis.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini memuat gambaran secara singkat mengenai Pasar modal
Indonesia khususnya Bursa Efek Jakarta, Investasi dalam efek, dan
Gambaran umum perusahaan peternakan ayam yanglisted di Bursa Efek
Jakarta periode tahun 2003-2004 yang menjadi objek penelitian, yaitu:
Surya Hidup Satwa TBK, Japfa Comfeed, Charoen Pokphand Indonesia
TBK, Multibreeder Adirama Indonesia TBK, Fishindo Kusuma
Sejahtera TBK dan Cipendawa Agroindustri TBK.
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat hasil Analisis data yang meliputi Periode jendela
sebelum dan sesudah ditetapkannya wabah virus flu burung sebagai
bencana darurat nasional dan Pengujian hipotesis; serta Pembahasan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
LANDASAN TEORI
A. Pasar Modal Indonesia
1. Pengertian Pasar Modal
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta
(Husnan, 2005:3).
Pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
dengan risiko laba atau rugi. Jika permintaan akan saham lebih tinggi dari
jumlah saham yang diperdagangkan, harga saham akan meningkat dibanding
harga sebelumnya. Sebaliknya jika permintaan akan saham lebih rendah dari
jumlah saham yang diperdagangkan, maka harga saham akan turun dibanding
harga sebelumnya (Jogiyanto, 2003:11).
Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal pada
Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 4, menuliskan istilah yang lebih umum
menyebutkan pasar modal adalah bursa efek yaitu perusahaan yang jasa
utamanya menyediakan media bagi anggotanya agar perdagangan efek
termasuk penawaran efek kepada masyarakat berjalan dengan aman, teratur
dan efisien berdasarkan tata cara yang diatur dalam UU dan peraturan
2. Peranan Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peranan yang cukup besar dalam
mengembangkan perekonomian suatu negara (Sunariyah, 1997:5-8). Peran
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a. Pasar modal adalah fasilitator interaksi antara pembeli dan penjual untuk
menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.
b. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk memperoleh
hasil (return) yang diharapkan. Pasar modal menciptakan peluang bagi
perusahaan (emiten) untuk memuaskan keinginan para investor melalui
kebijakan dividen dan stabilitas harga sekuritas yang relatif normal.
c. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian. Jadi masyarakat
memiliki kesempatan secara luas untuk menggunakan uang mereka
sebagai investasi selain tabungan.
d. Pasar modal menyediakan informasi yang dibutuhkan pemodal sehingga
mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga termasuk biaya
pencarian (search cost). Biaya informasi (information cost) adalah biaya
yang diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang kelebihan dan
kelemahan surat berharga atau dividen suatu emiten.
e. Fungsi tabungan(saving function), pasar modal menyediakan kemudahan
bagi masyarakat untuk menginvestasikan dana dengan biaya murah
dibanding dengan berinvestasi pada bank, tanpa risiko adanya penurunan
f. Fungsi kekayaan (wealth function), pasar modal menyediakan sarana
penyimpanan kekayaan surat berharga seperti obligasi, saham dan
deposito dalam jangka pendek dan jangka panjang sampai dengan
kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali agar terhindar dari
depresiasi dibandingkan dengan aktiva-aktiva riil.
g. Fungsi pinjaman (credit function), pasar modal bagi suatu perekonomian
merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang
dihimpun dari masyarakat.
h. Fungsi likuiditas (liquidity function), pasar modal memberikan risiko
likuiditas yang lebih kecil atas kekayaan yang tersimpan dalam surat-surat
berharga dibandingkan dengan aktiva lain. Likuidasi surat-surat berharga
dapat dilakukan dengan proses yang cepat dan biaya murah, karena
surat-surat berharga tidak terpengaruh oleh faktor inflasi dari waktu ke waktu
seperti halnya uang.
3. Faktor-faktor Keberhasilan Pasar Modal
Keberhasilan pasar modal penyaluran dana jangka panjang sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Husnan, 2005:8), yaitu:
a. Supply (penawaran) terhadap sekuritas
Semakin banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritasnya di
pasar modal akan semakin berpotensi sebuah pasar modal untuk terus
berkembang menjadi sarana penghimpunan dana yang layak. Persoalan
negara yang memerlukan dana dan memenuhi persyaratanfull disclosure
sehingga bisa menjadi investasi yang menguntungkan di pasar modal.
b. Demand (Permintaan) akan sekuritas
Income per capita dan distribusi pendapatan suatu negara mempunyai
peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi besar kecilnya daya
beli masyarakat akan sekuritas-sekuritas yang ditawarkan.
c. Kondisi politik dan ekonomi
Peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi di suatu negara menjadi informasi
yang terbukti rentan mempengaruhi besar kecilnya supply dan demand
akan sekuritas, karena itu kondisi politik dan ekonomi yang kondusif akan
sangat membantu perkembangan pasar modal.
d. Masalah hukum dan peraturan
Pembeli sekuritas pada dasarnya sangat mengandalkan informasi dalam
investasinya, disamping kecepatan dan kelengkapan informasi, kebenaran
akan sebuah informasi juga sangat penting artinya. Sehingga adanya
hukum dan peraturan-peraturan yang melindungi pemodal dari kecurangan
informasi mutlak diperlukan, tetapi pasar modal di negara-negara dunia
ketiga justru sangat lemah pada aspek ini.
e. Keberadaan pengatur dan pengawas kegiatan pasar modal dan berbagai
4. Aktivitas di Pasar Modal
Pada umumnya proses transaksi penjualan saham kepada masyarakat
dapat dilakukan dengan cara sesuai dengan jenis ataupun bentuk pasar modal
dimana sekuritas tersebut diperjualbelikan.
a. Pasar Perdana(Primary Market)
Pasar perdana mengacu pada serangkainan kegiatan yang dilakukan
perusahaan dalam rangka penawaran umum (lnitial public offering) yaitu
menjual sebagian saham pada publik (go public) dibantu oleh lembaga dan
profesi penunjang seperti akuntan publik, penjamin emisi, notaris, penilai,
konsultan hukum, dan biro administrasi efek. Puncak penawaran umum
adalah ketika saham-sahamnya dicatat di Bursa Efek dan dinyatakan
efektif oleh Bapepam.
b. Pasar Sekunder(Secondary Market)
Pasar sekunder mengacu pada kegiatan perdagangan saham setelah
melewati masa penawaran di pasar perdana. Di pasar sekunder surat-surat
berharga mulai diperdagangkan secara luas dan terbuka. Harga-harga yang
terbentuk ditentukan mekanisme pasar (antara supply dan demand)
dimana hasil penjualan saham masuk ke dalam kas para pemegang saham.
c. Pasar Ketiga(Third Market)
Pasar ketiga atau bursa parallel adalah tempat perdagangan saham atau
sekuritas di luar naungan bursa efek resmi tetapi tetap terorganisir, dimana
Pengoperasian pasar ketiga bersifat trading information dan bukan floor
trading.
d. Pasar Keempat(Fourth Market)
Pasar keempat merupakan tempat perdagangan efek antar investor tanpa
melalui perantara efek (intermediary). Bentuk transaksi perdagangannya
dilakukan dalam jumlah yang cukup besar yaitu minimal 200.000 lembar
saham atau sekitar 400 lot.
5. Informasi di Pasar Modal
Investor yang bermain di pasar modal mengharapkan return dari
investasi yang dilakukannya, hal ini membuat para investor selalu
memperhatikan berbagai informasi yang dapat mempengaruhi
perkembangan di pasar modal. lnformasi adalah suatu perubahan
ekspektasian tentang suatu hasil peristiwa. Informasi atau fakta material
adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa yang
mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal,
calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau
fakta tersebut (Undang-undang No.8 Th.1995 tentang Pasar Modal).
Pengumuman dikatakan mempunyai kandungan informasi jika hal
itu merubah perkiraan investor tentang return atau harga di masa yang
akan datang. Meskipun secara ekonomis informasi yang ada tidak dapat
digunakan dalam menganalisa masing-masing situasi, tetapi para analis selalu
dalam harga saham di pasar modal termasuk informasi laporan keuangan
(Sunariyah, 2003:171).
B. Efisiensi Pasar Modal
Secara umum efisiensi pasar (market efficiency) didefinisikan oleh
Beaver (dalam Jogiyanto, 2003:381) sebagai hubungan antara harga-harga
sekuritas dengan informasi. Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu
informasi untuk mencapai harga keseimbangan merupakan hal yang penting.
Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia,
maka kondisi pasar ini disebut dengan pasar efisien. Kunci utama untuk
mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan
informasi (Sunariyah, 2003:173). Adapun karakteristik pasar modal yang efisien
adalah:
1. Harga saham akan merefleksikan secara cepat dan akurat terhadap semua
bentuk informasi baru.
2. Harga saham bersifat random, jadi informasi masa lalu tidak akan digunakan
untuk menentukan kecenderungan harga.
3. Saham-saham yang menguntungkan (profitable) tidak mudah untuk
diprediksi. Sehingga, selain informasi publikasi untuk memprediksi return
atau profit dari pasar modal, para analis sebaiknya mempunyai kesiapan
Literatur akuntansi setelah dekade enampuluhan tidak lagi menganggap
laporan keuangan sebagai satu-satunya sumber informasi dalam suatu perusahaan.
Pertimbangan politis dan ekonomis rentan mempengaruhi kelangsungan operasi
perusahaan. Banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan
penilaian kondisi suatu perusahaan menuntut pertimbangan informasi yang lebih
banyak, maka efisiensi pasar mempunyai arti penting (Sunariyah, 2003:172)
sebagai berikut:
1. Para manajer perusahaan akan mengoptimalkan kinerja perusahaannya agar
mampu bertahan di pasar efisien. Harga saham yang tinggi hanya dimiliki
perusahaan dengan prospek yang baik, karena tinggi rendahnya harga saham
mencerminkan keyakinan investor akan kondisi perusahaan.
2. Pasar efisien digunakan untuk memperoleh biaya modal. Ini berarti bahwa
perusahaan dengan prospek yang baik akan memperoleh promosi dan modal
pada harga yang wajar(fair)sesuai dengan kondisi perusahaan.
3. Lembaga pasar modal pada pasar efisien dapat lebih bijaksana dalam
penetapan harga saham karena para analis selalu mengkoreksi kesalahan
penetapan harga saham.
4. Pada pasar efisien secara hipotesis diasumsikan bahwa harga saham tidak
akan dipengaruhi oleh biaya iklan atau biaya iklan untuk saham baru relatif
kecil, karena pada pasar efisien informasi akan tersebar secara cepat dan
direfleksikan pada harga saham. Namun dalam kenyataannya besarnya biaya
iklan dapat mempengaruhi kenaikan harga atau meningkatkan volume
5. Pada pasar efisien informasi manipulasi tidak akan mempengaruhi harga
pasar, karena para analis akan menganalisa data akuntansi dan merefleksikan
gambaran perusahaan yang sebenarnya.
6. Di pasar efisien, para investor tidak memerlukan sumber informasi lain karena
informasi yang dibutuhkan investor sudah direfleksikan oleh harga saham.
C. Jenis-jenis Efisiensi Pasar
Menurut Jogiyanto (2003: 370), ada dua jenis efisiensi pasar, yaitu
efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) dan efisiensi
pasar secara keputusan(decisionally efficient market).
1. Efisiensi Pasar Secara Informasi(Informationally Efficient Market)
Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan
efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market). Ada tiga
macam bentuk efisiensi pasar berdasarkan bentuk informasi yaitu informasi
masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi
privat sebagaimana disajikan berikut ini.
a. Efisiensi pasar bentuk lemah(weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga
dari sekuritas mencerminkan sepenuhnya (fully reflect) informasi masa
lalu yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar secara lemah ini berkaitan
dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa
masa lalu untuk memprediksi harga sekarang untuk mendapatkan
keuntungan yang tidak normal.
b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat(semistrong form)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas
secara penuh (fully reflect) mencerminkan semua informasi yang
dipublikasikan (all publicity available information) termasuk informasi
yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten berupa:
1) Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga
sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan laporan tersebut
dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini
umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di perusahaan
emiten (corporerate event). Contoh dari informasi ini adalah
pengumuman laba, pengumuman pembagian dividen, pengumuman
pengembangan produk baru, pengumuman merger dan akuisisi,
pengumuman pergantian pemimpin perusahaan, dan sebagainya.
2) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga
sekuritas sejumlah perusahaan berupa peraturan pemerintah atau
peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga
sekuritas perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut.
Contoh dari informasi ini adalah regulasi untuk meningkatkan
kebutuhan cadangan(reserved requirement) yang harus dipenuhi oleh
semua bank. Informasi ini akan mempengaruhi semua emiten di dalam
3) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga
sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham berupa
peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke
semua perusahaan emiten. Contoh dari regulasi ini adalah peraturan
akuntansi untuk mencantumkan laporan arus kas yang harus dilakukan
oleh semua perusahaan. Regulasi ini akan mempunyai dampak ke
harga sekuritas pada semua perusahaan.
c. Efisiensi pasar bentuk kuat(strong form).
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga
sekuritas secara penuh (fully reflect) mencerminkan semua informasi yang
tersedia termasuk informasi yang tersedia termasuk juga informasi yang
privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual
investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak
normal(abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
Gambar 1. Tingkat kumulatif dari ketiga bentuk pasar efisien
Tujuan dari pembedaan pasar menurut efisiensinya ini adalah untuk
mengklasifikasikan penelitian empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk Pasar efisien bentuk lemah
Pasar efisien bentuk setengah kuat
kumulatif, yaitu bentuk lemah merupakan bagian dari bentuk setengah kuat
dan bentuk setengah kuat merupakan bagian dari bentuk kuat, implikasi ini
tidak berlaku sebaliknya.
2. Efisiensi Pasar Secara Keputusan(Decisionally Efficient Market)
Efisiensi pasar secara keputusan adalah efisiensi pasar ditinjau dari
sudut kemampuan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan
informasi yang tersedia (Jogiyanto, 2003:376). Efisiensi pasar secara
keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk setengah kuat menurut versi
Fama yang didasarkan pada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya
adalah apabila efisien pasar secara informasi hanya mempertimbangkan
sebuah faktor saja, yaitu ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara
keputusan mempertimbangkan dua buah faktor, yaitu ketersediaan informasi
dan kecanggihan pelaku pasar. Dengan demikian efisiensi pasar secara
keputusan dapat ditambahkan di pembagian efisiensi pasar menurut Fama
sebagai berikut.
Pasar Efisien Bentuk Kuat
Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan
Pasar Efisien Bentuk Setengah Kuat Secara Informasi
Pasar Efisien Bentuk Lemah
Untuk mengetahui apakah pasar sudah efisien secara keputusan
tidaklah cukup dengan hanya melihat efisien secara informasi, tetapi juga
harus mengetahui apakah keputusan yang dilakukan oleh pelaku pasar sudah
benar dan mereka tidak dibodohi pasar (Jogiyanto, 2003:379-380).
D. Pengujian Efisiensi Pasar
Fama dalam bukunya Jogiyanto (2003:297-430) membagi pengujian
efisiensi pasar menjadi tiga kategori yang dihubungkan dengan bentuk-bentuk
efisiensi pasarnya sebagai berikut:
1. Pengujian-pengujian terhadap pendugaan return (tests for return
predictability). Pengujian ini biasanya dilakukan dengan pengujian statistik
dan pengujian secara perdagangan teknis. Secara statistik pengujian ini
menggunakan korelasi dan regresi linier, pengujian run, dan pengujian
cyclical.
2. Studi-studi peristiwa. Pengujian ini biasanya dilakukan dengan studi peristiwa
(event study), yaitu studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji
efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Contoh peristiwa yang dapat diuji
pengaruhnya adalah pemecahan saham (stock split), penawaran perdana
perkembangannya peristiwa-peristiwa yang bersifat eksternal juga mulai
mendapat sorotan.
3. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat atau pengujian-pengujian
terhadap informasi privat (tests for private information). Berupa insider
trading dan return dari reksadana. Insider trading adalah perdagangan
sekuritas yang dilakukan oleh corporate insider yaitu pejabat perusahaan,
manajemennya, direksi atau pemegang saham mayoritasnya yang mempunyai
informasi privat. Reksadana (mutual fund) merupakan portofolio yang
dibentuk oleh perusahaan reksadana dan dijual kembali kepada masyarakat
dalam bentuk unit penyertaan. Salah satu tujuan reksadana adalah untuk
meminimumkan risiko tidak sistematik (dengan membentuk portofolio) dan
untuk menghasilkan return yang tinggi. Jika reksadana dapat menghasilkan
return yang tinggi yang tidak normal kemungkinan manajer reksadana
mendapatkan informasi privat yang tidak dipublikasikan.
E. Return
1. PengertianReturn
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi (actual return) yang sudah terjadi atau return
ekspektasi (expected return) yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan
terjadi di masa yang akan datang. Faisyal Abdullah, mengidentifikasi lima
faktor yang mempengaruhi return saham, yaitu siklus bisnis, tingkat bunga,
panjang. Dengan asumsi, Pertama, tiap sumber risiko sistematis memiliki
kelabilan dan hasil tertentu. Faktor kelabilan dan hasil, bahkan faktor-faktor
itu sendiri, mungkin berubah dari waktu ke waktu. Kedua, sekuritas dan
portofolio individual memiliki sensitifitas yang berbeda-beda terhadap
tiap-tiap faktor. Sensitifitas ini mungkin juga berbeda seiring dengan perubahan
periode. Ketiga, keterbukaan portofolio yang terdiversifikasi terhadap
pengaruh faktor akan menentukan ekspektasi return dan risiko totalnya.
Keempat, portofolio seharusnya disusun sehingga memiliki rasio total hasil
risiko yang paling menarik berdasar return dan kelabilan yang ditunjukkan
oleh faktor (www.google.com).
Menurut Husnan (1996) meski disebut sebagai return saham atau
tingkat keuntungan, sebenarnya tingkat keuntungan tersebut lebih tepat
dikatakan sebagai persentase perubahan harga saham. Return saham dipasar
modal (sekunder) setiap saat bisa berubah (naik atau turun). Beberapa faktor
yang mempengaruhi return saham adalah harapan investor terhadap tingkat
keuntungan deviden untuk masa yang akan datang, tingkat pendapatan
perusahaan dan kondisi perekonomian.
2. PengukuranReturn Realisasi
Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan.
Returnrealisasi dapat diukur dengan bayak cara, salah satunya adalah
return total. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi
dalam satu periode tertentu. Return total terdiri atas capital gain dan yield,
capital gain (loss) merupakan selisih dari harga saham investasi sekarang
relatif dengan harga periode yang lalu, sedang kan Yield merupakan
persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu
dari suatu investasi. Rumus untuk menghitungreturn realisasi:
Return Yield P P P t t
t − +
= − − 1 1 Keterangan : t
P = Harga sekuritas pada periode t.
1
− t
P = Harga sekuritas pada periode t-1.
Yield = Persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
sekuritas periode tertentu dari suatu sekuritas.
Untuk menghitung return rata-rata dapat menggunakan dua cara,
yakni perhitungan rata-rata aritmatik (arithmetic mean) dan rata-rata
geometrik (geometric mean). Metode arithmetic mean adalah metode
perhitungan statistik yang biasa dipakai untuk menghitung nilai rata-rata,
dan biasanya diberi simbol X , secara matematis rumus arithmetic mean
ditulis sebagai berikut :
n X
Keterangan :
X = Rata-rata aritmatik.
∑
X = Jumlah nilaireturnselama satu periode.n = Jumlah darireturn.
Metode geometric mean digunakan untuk menghitung rata-rata
yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.
Rumus untuk menghitung geometric mean adalah sebagai berikut :
(
)(
) (
)
[
1
+
11
+
2...
1
+
]
1−
1
=
nn
R
R
R
RG
Keterangan :
RG = Rata-rata geometrik.
i
R = Return untuk periode ke-i.
n = Jumlah darireturn.
3. ReturnEkspektasi
Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan
akan diperoleh investor di masa yang akan datang dan digunakan untuk
mengambil keputusan investasi. Berbeda dengan return realisasi yang
sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi, subyektif
dan tidak mudah diukur. Return ekspektasi dapat dihitung dengan tiga
1) Berdasarkan nilai ekspektasi masa depan
Return ekspektasi cara ini dihitung dengan metode nilai
ekspektasi (ekspected value), yaitu mengalikan masing-masing hasil
masa depan (outcome) dengan probabilitas perkalian tersebut sebagai
berikut:
(
)
∑
= = Ε n j j ijj R p
R 1 . ) ( Keterangan : ) (Rj
Ε = Return ekspektasi suatu aktivia atau sekuritas ke-i.
j i
R = hasil masa depan ke-i untuk sekuritas ke-i.
i
p = Probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas
ke-i).
n = jumlah dari hasil masa depan.
2) Berdasarkan nilai-nilai return historis
Menghitung hasil masa depan dan probabilitasnya merupakan
hal yang subyektif. Untuk mengurangi ketidakakuratan ini diperlukan
data historis sebagai dasar ekspektasi. Tiga metode yang dapat
diterapkan untuk menghitung return ekspektasi yaitu: Metode rata-rata
(mean method), Metode tren (trend method), dan Metode jalan acak
(random walk method). Metode mana yang terbaik tergantung pada
3) Berdasarkan modelreturnekspektasi yang ada
Model-model dalam menghitung return ekspektasi sangat
dibutuhkan sayangnya tidak banyak model yang tersedia. Model yang
populer dan banyak digunakan adalah single indeks model. Model
indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa kebanyakan suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Dengan dasar
itu, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar umumnya
dapat dituliskan dalam hubungan:
E(Rit) = i +βi(Rmt)
Keterangan:
E(Rit) = Expected returnsaham i hari ke t.
i = nilai ekspektasi darireturn sekuritas yang independen
terhadapreturn pasar.
βi = koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat
perubahan dari RM.
Rm = Returnpasar pada hari ke t.
G. Abnormal Return
Studi peristiwa menganalisis abnormal return dari sekuritas yang
mungkin terjadi dalam pengumuman suatu peristiwa (Jogiyanto, 1998).
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
dari return yang sesungguhnya terjadi dengan return yang diharapkan. Untuk
menghitung besarnyaabnormal returnterlebih dahulu dihitungreturnekspektasi.
ARt = Rt E(Rt)
Keterangan :
ARt = Abnormal return pada hari ke t.
Rt = Actual return pada hari ke t.
E(Rt) = Expected return pada hari ke t.
E. Studi Peristiwa (Event Study)
1. PengertianEvent Study
Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman (Jogiyanto, 2003:410). Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman yang dimaksudkan
untuk melihat reaksi pasar pada waktu pengumuman tersebut diterima pasar.
Sebagian besar dari event study meneliti kaitan antara pergerakan
harga saham dengan peristiwa-peristiwa ekonomi. Baru sekitar dua dekade ini
banyak dilakukan event study terhadap peristiwa-peristiwa di luar isu-isu
ekonomi. Indikasi makin banyaknya penelitian yang berbasis padaevent study
yang mengambil kaitan antara perubahan harga saham dengan berbagai
peristiwa atau informasi yang tidak terkait langsung dengan aktivitas ekonomi
menunjukkan makin terintegrasinya peran pasar modal dalam kehidupan
2. ManfaatEvent Study
a. Menguji Kandungan Informasi (lnformation Content) suatu
Pengumuman
Pengujian ini bertujuan untuk melihat reaksi dari suatu
pengumuman. Reaksi pasar akibat pengumuman tersebut akan tercermin
pada perubahan harga dari suatu sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini
diukur dengan menggunakan return atau abnormal return sebagai
perubahan nilai harga. Suatu pengumuman yang mempunyai kandungan
informasi akan memberikanabnormal return kepada pasar.
b. Menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat
Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada
investor atau grup yang dapat menggunakan informasi yang
dipublikasikan untuk memperoleh abnormal return dalam jangka waktu
yang lama karena pasar harus bereaksi dengan cepat untuk menuju ke
harga keseimbangan yang baru setelah menguji kandungan informasi
terlebih dahulu (Foster, 1986:377). Secara spesifik langkah-langkah yang
dilakukan dalamevent study adalah sebagai berikut (Hanafi, 2004:411):
1. Mengidentifikasikan peristiwa (event) tertentu dan tanggalnya. Misal
event yang akan diteliti adalah pengumuman merger dengan fokus
pada perusahaan yang akan dibeli. Untuk perusahaan A, tanggal
pengumuman adalah 5 Juli 2000, berarti tanggalevent day adalah
2. Menghitung keuntungan abnormal selama event window tertentu.
Misalevent windowyang diteliti adalah 5 hari sebelum, hari peristiwa,
dan 5 hari sesudah peristiwa, atau bisa ditulis sebagai hari -5 sampai
+5. Hari ke-0 adalah hari terjadinya event. Dengan demikian yang
akan dihitung adalah keuntungan abnormal selama 11 hari di sekitar
event. Keuntungan abnormal dihitung sebagai berikut ini:
Abnormal Returnj,t = Returnj,t Expected Returnj,t
Dimana subscript j dan t mengacu pada perusahaan j dan hari t.
Expected Return (return yang diharapkan) pada dasarnya merupakan
return yang dihitung untuk periode normal (misal periode di luar
peristiwa). Sebagai contoh return yang diharapkan bisa dihitung
dengan menggunakan periode -150 sampai -11 dan hari +11sampai
+150.
3. Mengulang langkah 1 sampai 2 untuk perusahaan lain dalam sampel.
Misal yang dijadikan sampel adalah 10 perusahaan, maka langkah 1-3
diulang sebanyak 10 kali (10 perusahaan). Setelah diperoleh
keuntunganabnormal untuk 10 perusahaan selama hari -5 sampai +5,
dilakukan perhitungan rata-rata keuntunganabnormal return unutk 10
perusahaan setiap harinya (hari -5 sampai +5). Kemudian dilakukan
pengujian statistik untuk melihat apakah secara statistik keuntungan
H. Indeks Harga Saham di Bursa
Indeks harga saham merupakan salah satu indikator utama yang
menggambarkan pergerakan harga saham agar masyarakat memperoleh informasi
perkembangan bursa. Ada beberapa macam indeks harga saham yang dikeluarkan
oleh PT. Bursa Efek jakarta (BEJ), yaitu:
1. Indeks harga saham gabungan (IHSG), mulai diperkenalkan pada tanggal
1 April 1983, merupakan suatu indeks saham yang diperlukan sebagai
indikator untuk mengamati pergerakan harga saham yang tercatat dalam
bursa, baik sahampreferen maupun saham biasa.
2. lndeks Sektoral BEJ, mulai diperkenalkan pada tanggal 2 Januari 1996
merupakan subindeks di IHSG dan semua saham yang tercatat di BEJ
diklasifikasikan didalamnnya.
3. Indeks LQ45 yaitu saham yang terdiri atas 45 saham dengan liquiditas (liquid)
tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan sebagai berikut:
a. Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata transaksi selama 12 bulan terakhir).
b. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar
selama 12 bulan terakhir)
c. Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 bulan.
d. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi
4. Jakarta Islami Indeks (JII), merupakan indeks saham berdasarkan syariah
islam. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam JII melibatkan pihak dewan
pengawasan syariah dari PT. Danareksa Invesment Management.
5. Indeks Aarga Saham Individu (IHSI)
Indeks Harga Saham Individu pertama kali diperkenalkan pada tanggal
15 April 1983 dan mulai dicantumakan dalam daftar kurs efek harian mulai
tanggal 18 April 1983. IHSI merupakan indeks harga masing-masing saham
terhadap harga dasarnya.
Setiap saham yang disebutkan di atas menggunakan metode perhitungan
yang sama, perbedaannya hanya terletak pada jumlah saham yang digunakan
sebagai komponen dalam perhitungan.
Nilai Pasar
Indeks harga saham = x 100%
Nilai Dasar
Nilai pasar adalah komulatif jumlah saham hari ini dikali harga pasar hari
ini (kapitalisasi pasar). Sedangkan nilai dasar adalah kumulatif jumlah saham
pada hari dasar dikalikan harga dasar pada hari dasar.
I. Virus Flu Burung sebagai Wabah Epidemi
Bila dilihat kilas sejarahnya, flu burung sudah terjadi sejak tahun 1960-an.
(www.depkes.go.id):
1. Penularan virus influenza asal unggas ke manusia sudah dilaporkan sejak
2. Tahun 1997 dan 1999 virus flu burung strain H5N1 telah melewati "halangan
spesies dari unggas ke manusia menyebabkan 18 orang dirawat di rumah
sakit Hongkong dan enam orang di antaranya meninggal dunia, kemudian
menyebar ke Vietnam dan Korea.
3. 20 Mei 2001: 40 ribu ekor ayam dimusnahkan di Hongkong dengan
menggunakan karbondioksida untuk mencegah penyebaran
virus flu burung.
4. 7 Februari 2002: H5N1 mulai menyebar di luar teritorialnya. Pemerintah
Hongkong meminta penghentian ekspor dan impor ayam
setelah di dalam negara dilakukan pemusnahan ayam
besar-besaran.
5. April 2003: Penyakit flu burung mewabah di Belanda.
6. 15 April 2003: Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, akan
memeriksa secara ketat semua jenis unggas dan bahan
makanan hasil olahan dari unggas yang berasal dari
Belanda. Peraturan itu diberlakukan hingga negeri kincir
angin itu bebas dari penyakit flu burung. Instruksi itu
sendiri dikeluarkan oleh Dirjen Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan.
7. Agustus 2003: Tujuh juta ekor ayam dimusnahkan di Thailand.
8. 22 Desember 2003: Virus flu burung menyerang unggas di Korea Selatan.
Kasus flu burung yang pertama di Korea selatan
ditemukan di peternakan itik dekat Kota Eumseong
sekitar 80 km (50 mil) tenggara Ibukota Seoul.
9. 24 Desember 2003: Pemerintah Korea Selatan menyetujui langkah-langkah
penahanan perkembangan menyebarnya virus flu
burung strain H5N1 termasuk memusnahkan sekitar
600 ribu ekor ayam dan itik penyakit tersebut dan
membatasi dampaknya pada industri peternakan.
10. Januari 2004: Penyakit flu burung yang diidentifikasi berasal dari
Kamboja, Hongkong dan Taiwan menyebar sampai Jepang,
Korea Selatan, Vietnam dan Thailand.
11. 13 Januari 2004: Flu burung menewaskan jutaan ayam di Korea Selatan,
Vietnam dan Jepang.
Di lain pihak WHO menegaskan, belum terbukti flu
burung menyebar dari orang ke orang, seperti kasus virus
SARS.
12. 14 Januari 2004: Wabah flu burung juga menyebar cepat di Vietnam
ketika satu juta ayam tewas.
Penyebaran virus flu burung di Jepang merajelala hingga
kawasan 800 kilometer sebelah barat daya Tokyo.
Pada waktu yang bersamaan ribuan ayam juga mati
Sementara RRC menyatakan, negara itu bebas dari virus
flu burung.
13. 15 Januari 2004: Badan Penyakit Hewan Sedunia (OIE) mengirim tim
peneliti ke Asia guna menyelidiki penyakit flu burung
yang telah menghancurkan industri peternakan ayam di
sejumlah negara Asia.
Sementara WHO menemukan flu burung yang menyebar
di peternakan ayam di Asia telah menular ke manusia.
14. 16 Januari 2004: Para ahli masih meyakini, transmisi penyakit ini berasal
dari burung ke manusia dan bukan dari manusia ke
manusia. Penelitian dilakukan di kabupaten Indramayu
yang diprediksi sebagai daerah rawan virus penyebab
penyakit flu burung. Hal itu disebabkan wilayah
udaranya selama ini jadi jalur lalu lintas migrasi jutaan
burung setiap pergantian musim. Burung dari Australia
atau Eropa, dalam perjalanan migrasinya yang
menempuh ribuan kilometer, mengambil Kepulauan
Rakit sebagai tempat peristirahatan atau transit. Pulau
Rakit Utara, Gosong dan Rakit Selatan atau Pulau
Biawak menjadi tempat persinggahan burung-burung itu
untuk bereproduksi sampai menetaskan telurnya.
asal unggas dan atau menindaklanjuti dengan larangan
importasi unggas dan produk asal unggas dari Jepang,
Korea Selatan, Vietnam, Hongkong, RRC, Laos, Taiwan,
Thailand, Pakistan dan Kamboja.
16. 18 Januari 2004: WHO mengumumkan jumlah korban akibat virus flu
burung bertambah 16 orang lagi dan 245 hewan unggas
juga telah terjangkit virus flu burung salah satunya adalah
bocah lima tahun asal Provinsi Nam Dinh, 60 mil selatan
Hanoi.
17. 20 Januari 2004: WHO menyarankan penggunaan vaksin baru untuk
melindungi penduduk dari flu burung.
18. 21 Januari 2004: Berita mengenai virus flu burung membuat harga saham
perusahaan eksportir Ayam di bursa Thailand turun
sekitar 7 persen.
19. 22 Januari 2004: Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra berterus
terang bahwa sejak November 2003 telah ada ayam yang
mati dalam jumlah besar, tapi pemerintah Thailand selalu
menyangkal berjangkitnya virus flu burung di negaranya.
20. 23 Januari 2004: Komisi Uni Eropa mengumumkan larangan impor
unggas dari Thailand beserta produk terkait.
Lima belas negara Uni Eropa dan Jepang, menahan
pengiriman ayam dari Thailand. Korea Selatan,
melarang impor ayam dari Thailand. Sejumlah negara
juga akan melakukan pembatasan impor, yang dipastikan
akan mengurangi pendapatan peternak Thailand.
21. 24 Januari 2004: PBB memperingatkan, flu burung lebih berbahaya dari
SARS, karena virus ini memiliki kemampuan
membangkitkan hampir keseluruhan respon bunuh diri
dalam sistem imunitas tubuh manusia.
Juru bicara Kantor Perdana Menteri Thailand
mengumumkan, Pemerintah Thailand sudah mengundang
pejabat-pejabat Vietnam, Jepang, Korea Selatan dan
Kamboja untuk menyelenggarakan pertemuan
multilateral di Bangkok tentang bagaimana mengontrol
penjalaran epidemi flu burung, menangani urusan
kesehatan, pertanian dan menghadapi krisis wabah virus
flu burung yang terjadi di beberapa negara Asia itu.
Pertemuan itu dihadiri pakar terkait WHO, Organisasi
Bahan Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dan pakar
negara-negara besar pengimpor daging ayam, termasuk
Amerika dan Uni Eropa.
Menteri Kesehatan RI menyatakan Flu Burung Sebagai
kejadian Luar Biasa berdasarkan SK No.949/ MENKES/
22. 25 Januari 2004: Pemerintah melalui Departemen Pertanian membenarkan
adanya flu burung yang masuk ke Indonesia.
Biro Umum Pengawasan, Pemeriksaan Mutu dan
Karantina Negara Tiongkok dan Kementerian Pertanian
Tiongkok bersama-sama mengeluarkan pemberitahuan
darurat, meminta berbagai daerah meningkatkan
pencegahan masuknya wabah flu burung dari Thailand,
Kamboja ke wilayah Tiongkok. Apabila ditemukan
unggas, burung dan produk terkait (antara lain telur dan
bahan olahan dari unggas, misal daging unggas kaleng) di
kapal, pesawat terbang yang melewati atau singgah di
Tiongkok, barang-barang tersebut harus disegel, sampah
rumah tangga di alat-alat pengangkutan tersebut harus
diproses sampai tidak membahayakan di bawah
pengawasan badan pemeriksaan dan karantina keluar
masuk wilayah, dan tak boleh dibuang sembarangan.
23. 26 Januari 2004: Jepang menghentikan impor unggas dan produk terkait
dari Indonesia berhubung sudah terjadi epidemi virus
flu burung di Indonesia
Pemerintah melakukan tes Hemasglutimasi Inhibisi (HI)
atau pemeriksaan dengan antiserum pada unggas untuk
telah menyebabkan kematian 4,7 juta ekor ayam di
Indonesia sejak Agustus 2003.
Pemerintah melalui Departemen Pertanian mengimpor 40
juta dosis vaksin dari Inggris dan Australia.
24. 29 Januari 2004: Pemerintah menetapkan flu burung sebagai bencana
nasional berstatus darurat dan meminta persetujuan
komisi III DPR untuk pengucuran dana sebesar Rp 212
milyar untuk kompensasi penanggulangannya.
25. 30 Januari 2004: Dalam dua pekan terakhir di bulan Januari 2004 beredar
vaksin ilegal flu burung atau avian influenza di kalangan
peternak ayam di Kota Banyumas, Jawa Tengah. Para
peternak terpaksa membeli vaksin tersebut karena
khawatir dengan meluasnya wabah virus flu burung.
Sementara vaksin resmi dari pemerintah sulit diperoleh.
J. Penelitian Terdahulu
Studi peristiwa telah banyak dilakukan seiring dengan perkembangan
pasar modal, faktor-faktor yang digunakan tidak lagi hanya faktor ekonomi tetapi
telah merambat pada faktor non ekonomi seperti politik dan tehnologi. Beberapa
kajian studi peristiwa dalam lingkup ekonomi diantaranya, studi tentang
pemecahan saham, penawaran perdana (initial public offering), pengumuman
Studi peristiwa akibat faktor-faktor non ekonomi yang berkaitan dengan
abnormal return juga telah dilakukan oleh Marwan Asri Suryawijaya dan Faizal
Arief Setiawan (1998) meneliti reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa
politik dalam negeri, yaituevent studypada peristiwa 27 Juli 1996. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return dan aktivitas volume
perdagangan. Dengan menggunakan 37 perusahaan yang terdaftar di BEJ,
penelitian menggunakan dua metode analisis. Pertama, menggunakan metode
studi peristiwa untuk menganalisis reaksi pasar terhadap informasi tersebut
melalui parameterabnormal return.Kedua, melakukan analisis uji beda dua
rata-rata untuk melihat adanya perbedaan signifikan yang disebabkan peristiwa
tersebut.
Dari hasil analisis uji beda dua rata-rata yang dilakukan dapat diperoleh
hasil bahwa secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
return sebelum dan sesudah peristiwa. Karena variabel harga saham yang
dicerminkan oleh rata-ratareturnyang diterima oleh investor cepat menyesuaikan
dengan perkembangan yang terjadi.
Skripsi ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Marwan
Asri Suryawijaya dan Faizal Arief Setiawan (1998) tentang peristiwa yang dapat
menimbulkan reaksi pada pasar modal Indonesia. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian Marwan Asri Suryawijaya dan Faizal Arief Setiawan (1998)
adalah sama-sama menggunakan pendekatan event study dan alat analisis yang
digunakan sama-sama menggunakan abnormal return. Perbedaan penelitian ini
adalah peristiwa yang dijadikan sebagaievent yaitu pengumuman wabah virus flu
burung sebagai bencana darurat nasional serta serta perusahaan yang menjadi
obyek penelitiannya dimana populasi sama dengan sempel. Diperkirakan
pendekatan event ini juga akan mempengaruhi transaksi yang terjadi di lantai
bursa sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi abnormal return yang
diperoleh para investor.
K. Hipotesis
Ho : Tidak ada pengaruh wabah virus flu burung terhadap return saham
perusahaan peternakan ayam di Bursa Efek Jakarta sesudah pengumuman
wabah virus flu burung sebagai bencana darurat nasional.
Ha : Ada pengaruh wabah virus flu burung terhadap return saham perusahaan
peternakan ayam di Bursa Efek Jakarta sesudah pengumuman wabah virus
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian deskriptif yang
akan menggunakan metode studi peristiwa pengumuman wabah virus flu burung
sebagai bencana darurat nasional pada perusahaan peternakan ayam di Bursa Efek
Jakarta. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang semata-mata melukiskan
keadaan obyek atau peristiwa secara mendetail dan mendalam dengan
menyertakan perhitungan-perhitungan yang diperlukan dalam analisis data
(Hadi, 1987:3).
B. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan obyek yang karakteristiknya
hendak diduga (Djarwanto, 1990:42). Populasi yang dimaksud adalah perusahaan
peternakan ayamgo public yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun
2003-2004. Perusahaan peternakan ayam yang dijadikan populasi adalah
perusahaan yang melakukan usaha peternakan ayam dan atau menyediakan
kebutuhan usaha peternakan ayam, misalnya pakan ternak, vaksin ternak, obat
bagi ternak yang sakit; dan atau usaha penjualan ternak, antara lain berupa daging
dan telur: serta bahan makanan hasil olahan dari ternak.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti
Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan menggunakan metode census
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan menjadikan seluruh anggota
populasi menjadi sampel untuk mendapatkan data yang mendekati normal.
Berdasarkan ketentuan tersebut, ada 6 perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Surya Hidup Satwa Tbk (SHSA)
2. Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
3. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
4. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI)
5. Fishindo Kusuma Sejahtera Tbk (FISH)
6. Cipendawa Agroindustri Tbk (CPDW)
C. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Jakarta.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2006 - 13 Oktober 2006.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah para investor perusahaan peternakan ayam di
menyikapi pengumuman wabah virus flu burung sebagai bencana darurat
nasional.
b. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah 6 perusahaan peternakan ayam go public yang
terdaftar di BEJ tahun 2003- 2004 yang dianggap merasakan dampak dari
pengumuman wabah virus flu burung sebagai bencana darurat nasional.
E. Data yang Diperlukan
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data skunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau dalam
bentuk publikasi dan dikumpulkan serta diolah oleh pihak lain (Singarimbun,
1985: 176). Data tersebut meliputi:
a. Harga saham harian selama periode penelitian. Dalam hal ini harga saham
harian yang digunakan adalah harga saham penutupan dari 6 perusahaan yang
menjadi sampel selama periode penelitian (81 hari).
b. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta tahun
2003-2004. Dalam hal ini IHSG yang digunakan adalah IHSG selama periode
penelitian.
c. Periode waktu penelitian dilakukan selama 81 hari bursa, yaitu 1 hari sebelum
periode estimasi (3 Desember 2003), 30 hari periode estimasi sebelum
window period (4 Desember 2003 14 Januari 2004), 10 hariwindow period
sebelum tanggal peristiwa (15 Januari 2004 28 Januari 2004), 10 hari
dan 30 hari periode estimasi setelah window period (13 Februari 2004
25 Maret 2004).
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu
mengumpulkan data dari berbagai sumber data yang telah ada sebelumnya
(Singarimbun, 1985: 176). Adapun langkah-langkah pengumpulan data adalah:
1. Mencatat harga saham penutupan dari 6 perusahaan yang menjadi sampel
selama periode penelitian (81 hari). Dengan demikian ada 6 perusahan
peternakan ayam dikalikan 81 data harga saham penutupan maka diperoleh
648 data harga yang dicatat.