• Tidak ada hasil yang ditemukan

50 Pengaruh Penyuluhan Tentang Kanker Serviks...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "50 Pengaruh Penyuluhan Tentang Kanker Serviks..."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMERIKSAAN IVA (INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT) DI DUA DUSUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PITU,

KEC. PITU, KAB. NGAWI Dyah Surya Kusumawati1)

Mega Arianti Putri2)

Program Studi S1 Keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Email: stikesbhm@gmail.com

ABSTRAK

Setiap tahun, tidak kurang dari 250 jiwa wanita meninggal dunia akibat kanker serviks dan setiap 2 menit seorang wanita di dunia meninggal dunia karena kanker serviks. Penyuluhan tentang kanker serviks merupakan kegiatan penyuluhan yang bertujuan mengajak masyarakat untuk mau berpartisipasi aktif melakukan skrinning awal yaitu dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Rancangan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 254 Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun Watugudel dan 171 Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun Ngubalan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, jumlah sampel sebanyak 17 Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun Watu Gudel dan 17 Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun Ngubalan. Analisa data yang digunakan adalah Cross Tab.

Hasil dari Cross Tab yang telah dilakukan didapatkan bahwa hdari 34 responden hanya 2 responden yang melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Maka efektivitas pengaruh antara penyuluhan tentang kanker serviks pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di dua dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi masih kurang.

Hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di dua dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi masih kurang.

Kata Kunci : Penyuluhan, Wanita Pasangan Usia Subur (PUS), Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

PENDAHULUAN

Kanker serviks (leher rahim) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim / serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Biasanya, kanker serviks menyerang wanita yang berusia 35-55 tahun. Namun, kanker serviks paling sering ditemukan pada wanita berusia di atas 40 tahun. (El Manaan, 2011). Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tahu dan mengerti serta bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. (Machfoedz, 2005). Kegiatan penyuluhan dan penyebarluasan informasi dilaksanakan melalui ceramah, seminar, talk show, dialog interaktif, dan penyuluhan melalui media cetak serta elektronik. Kegiatan penyuluhan tentang kanker serviks yang diadakan oleh Puskesmas Pitu dilaksanakan melalui ceramah dan diskusi. Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Desa Pitu didapatkan 2 orang meninggal karena kanker serviks dan berdasarkan data dari Puskesmas Pitu hanya empat wanita pasangan usia subur (PUS) yang melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dari dusun Watu Gudel. Menurut data dari badan Kesehatan dunia (WHO) kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua didunia yang menimpa kaum hawa. Setiap tahun, tidak kurang dari 250 jiwa wanita meninggal dunia akibat kanker serviks dan setiap 2 menit seorang wanita di dunia meninggal dunia karena kanker serviks. (Aulia, 2012). Dari masalah yang ada seberapa besar pengaruh penyuluhan tentang pelaksanaan pemeriksaan peserta IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) oleh masyarakat belum diketahui.

Tabel 1.1 : Distribusi penyakit kanker (rawat inap) se Jawa Timur berdasarkan Waktu

Neoplasma Ganas

Serviks Keterangan Jumlah

2007 Kss 737 Mati - 2008 Kss 912 Mati 7 2009 Kss 592 Mati 10 2010 Kss 890 Mati 11 2011 Kss 790 Mati 29

Sumber : Laporan STP RS sentinel tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2011 (dinkes.jatimprov.go.id)

(2)

Berdasarkan data dari puskesmas Pitu penyuluhan tentang kanker serviks dilakukan satu kali pada tanggal 5 Mei 2013 oleh dokter dan bidan. Dan dari hasil wawancara dengan bidan desa Pitu tanggal 23 September 2013 bahwa penyuluhan tentang kanker serviks juga pernah dilaksankan satu kali di Posyandu Delima IV dusun Watu Gudel pada tahun 2012 dan juga pernah dilaksanakan penyuluhan pada saat kegiatan pengajian. Kemudian dari hasil wawancara dengan bagian promosi kesehatan Puskesmas Pitu tanggal 2 Oktober 2013 bahwa penyuluhan tentang kanker serviks lebih sering dilakukan penyuluhan secara perorangan ketika ada masyarakat yang datang untuk periksa ke Puskesmas Pitu.

Tabel 1.2 : Data Kegiatan Penyuluhan Deteksi Dini Kanker serviks Puskesmas Kecamatan Pitu Tahun 2013

Hari/Tgl Kegiatan

Program/

Kegiatan Sasaran Lokasi Nara sumber

Rabu, 15 Mei 2013 Penyuluhan deteksi dini Ca Serviks Ibu PKK 20 Orang PKM Pitu Bidan (Bidan Karsini) dan Dokter (dr. Nurhidaya)

Sumber : Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Puskesmas Pitu 2011 (Data Puskesmas Pitu)

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV (Human Papilloma Virus) Terutama HPV-16 dan HPV-18. (Novel, et. al : 2010). Meskipun kanker serviks merupakan penyakit ganas yang dapat menyebabkan kematian, kesadaran untuk memeriksakan diri dirasakan sangat rendah, hal ini tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan mengenai kanker ini (Novel, et. al : 2010) serta penyuluhan tentang kesehatan terutama kanker belum dilakukan secara merata di seluruh pelosok Indonesia karena keterbatasan jumlah tenaga penyuluh di negara yang besar. Perilaku wanita mengenai kanker serviks dan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) serta adanya penyuluhan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keikutsertaan wanita dalam pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Seluruh masyarakat seharusnya terlibat dalam upaya program pencegahan terhadap kanker serviks karena penyakit ini dapat dikatakan sebagai penyakit “silent disease” dimana perjalanan penyakitnya lambat dan tanpa gejala, bila sudah timbul gejala maka umumnya penyakit

sudah masuk dalam fase invasif dan menjadi sulit untuk dilakukan terapi. (Sinta, et. al : 2010)

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kanker serviks maka perlu diadakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker serviks dan upaya deteksi dini dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks pada wanita pasangan usia subur (PUS) dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di Dua Dusun Wilayah Kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita pasangan usia subur (PUS) di Dusun Watu Gudel sejumlah 254 wanita PUS dan di Dusun Ngubalan sejumlah 171 wanita PUS. Menggunakan tehnik purposive sampling. Pada penelitian ini sampel diambil berdasarkan distribusi normal dengan Central Limit Theory bahwa sampel penelitian disebut sampel besar jika subjek yang diteliti ≥ 30, yang mendekati distribusi normal, sedangkan jika <30 disebut sampel kecil (Saryono, 2013). Maka dalam penelitian ini besar sampel sebanyak : Sampel kelompok yang diberi penyuluhan: 17 Wanita Pasangan Usia Subur, Sampel kelompok yang tidak diberi penyuluhan : 17 Wanita Pasangan Usia Subur. Variabel dependent pada penelitian ini adalah pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), sedangkan variabel independentnya adalah penyuluhan kanker cerviks. Instrumen yang digunakan berupa koesioner. Setelah pengumpulan data selesai kemudian dianalisis dengan tabel tabulasi silang. HASIL PENELITIAN

a. Penyuluhan Kanker Serviks

Tabel 1. Distribusi frekuensi Penyuluhan Kanker Serviks di dua dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi

Penyuluhan Frekuensi (f) Persentase (%)

Diberi 17 50

Tidak Diberi 17 50

Jumlah 34 100

(3)

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yang mendapatkan penyuluhan kanker serviks sebanyak 17 orang ( 50%) dan yang tidak mendapatkan penyuluhan kanker serviks sebanyak 17 orang (50%).

b. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

Tabel 2. Distribusi frekuensi pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di dua dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi

Pemeriksaan Frekuensi (f) Persentase (%)

Periksa 2 6

Tidak Periksa 32 94

Jumlah 34 100

Sumber : Data primer 2014

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu tidak melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) berjumlah 32 orang (94%) dan sebagian kecil melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) berjumlah 2 orang (6%).

c. Pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Tabel 3. Pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di dua dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi

Penyuluhan Kanker Serviks

Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam

Asetat) Jumlah Periksa Tidak Periksa Diberi 2 (11,76%) 15 (88,24%) 17 (100%) Tidak Diberi 0 (0%) 17 (100%) 17 (100%) Jumlah 2 (5,88%) 32 (94,12%) 34 (100%) Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yang diberikan penyuluhan, jumlah wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yang melakukan pemeriksaan sejumlah 2 orang

(11,76%) dan wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yang tidak diberikan penyuluhan tidak ada yang melakukan pemeriksaan (0%).

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini peneliti akan membahas mengenai pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di dua dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi yang pengambilan datanya dilakukan pada bulan Maret 2014.

a. Penyuluhan Kanker Serviks

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebanyak 17 wanita Pasangan Usia Subur (50%) sebagai kelompok eksperimen diberikan penyuluhan tentang kanker serviks sebanyak 2x dilakukan tiap satu minggu sekali dan penyuluhan dilakukan secara individu, sedangkan sebanyak 17 Wanita Pasangan Usia Subur (50%) sebagai kelompok kontrol tidak diberikan penyuluhan.

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Machfoedz, et. al : 2005 ). Penyuluhan tentang kanker leher rahim merupakan kegiatan penyuluhan yang bertujuan mengajak masyarakat untuk mau berpartisipasi aktif untuk melakukan skrinning awal (Arief, 2009).

Sebelum penelitian tentang pengaruh penyuluhan kanker serviks dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) ini dilakukan, sebagian Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun Watu Gudel juga sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker serviks pada saat mereka mengikuti kegiatan pengajian dan posyandu serta petugas puskesmas juga memberikan penyuluhan secara perorangan saat ada masyarakat yang datang periksa ke puskesmas. Dengan adanya kegiatan peyuluhan tentang kanker serviks maka pengetahuan dan informasi wanita Pasangan Usia Subur (PUS) tentang kanker serviks semakin bertambah sehingga diharapkan mereka mau melakukan deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

(4)

Peneliti memilih metode penyuluhan individu karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda. Dengan cara ini, kontak antara wanita PUS (Pasangan Usia Subur) dan peneliti lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya dan wanita(Pasangan Usia Subur (PUS) lebih bisa terbuka. Diharapkan wanita PUS (Pasangan Usia Subur) akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan melakukan perubahan perilaku. Adapun kekurangan metode penyuluhan individu dintaranya lebih cenderung formal sehingga dalam memberikan penyuluhan sedikit kaku. Sedangkan jika menggunakan metode kelompok akan lebih efisien karena responden langsung berkumpul dalam satu tempat akan tetapi keberhasilan penyuluhan dipengaruhi oleh jumlah responden, jika responden terlalu banyak maka efektivitas dari penyuluhan menjadi kurang karena tidak fokus, terpengaruh oleh responden lain serta tidak bisa mengorek permasalahan reponden lebih dalam.

b. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah melakukan pemeriksaan setelah dilakukan penyuluhan tentang kanker serviks berjumlah 2 orang (6%) dan sebagian besar tidak melakukan pemeriksaan berjumlah 32 orang (94%)

Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) merupakan metode pemeriksaan dengan mengoles serviks dengan asam asetat. kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih (Erni, 2013).

Menurut Notoatmodjo (2012), untuk mewujudkan suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Menurut YKI Jatim (2012) menyatakan bahwa tindakan ibu yang mendukung dari upaya pencegahan kanker serviks tentunya akan melakukan pemeriksaan IVA test sebagai salah satu alternatif cara preventif selain pap smears.

Teori perubahan perilaku dikembangkan oleh Lawrence Green (1980). Teori ini menjelaskankan bahwa perilaku itu sendiri ditentukan dari 3 faktor, yakni: Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. (Notoatmodjo, 2010).

Pemberian penyuluhan tentang kanker serviks merupakan suatu strategi perubahan perilaku dengan cara melakukan promosi kesehatan diawali dengan pemberian informasi-informasi tentang kanker serviks serta deteksi dini kanker serviks melalui pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), selanjutnya diharapkan dengan bertambahnya pengetahuan menimbulkan kesadaran pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS), dan akhirnya mau melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Berdasarkan wawancara dengan responden yang telah melakukan pemerikaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) bahwa responden kedua mau melakukan pemeriksaan dikarenakan adanya faktor pendorong yaitu responden pertama mau melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dengan alasan responden ingin beralih alat kontrasepsi yang sebelumnya memakai alat kontrasepsi suntik 3 bulanan beralih memakai alat kontrasepsi AKDR sehingga dilakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). sehingga responden kedua tertarik dan ikut serta untuk melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

Meskipun adanya pengetahuan dan informasi yang bertambah tentang kanker serviks melalui kegiatan penyuluhan belum tentu perilaku yang diharapkan bisa tercapai perlu adanya kesadaran diri untuk mau melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

c. Pengaruh Penyuluhan Dengan Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam asetat)

Berdasarkan tabel 3 bahwa setelah dilakukan penyuluhan terdapat 2 responden yang melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks

(5)

dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) walaupun efektifitasnya kecil.

Kurang efektifitasnya pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks terhadap pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) kemungkinan dikarenakan adanya perasaan malu untuk memeriksakan diri, takut terhadap hasil pemeriksaan, kurangnya kesadaran, jarak yang harus ditempuh untuk bisa ke tempat pelayanan kesehatan, faktor pekerjaan sehingga tidak bisa menyempatkan diri untuk melakukan pemeriksaan, serta adanya kebiasaan dari wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu belum melakukan pemeriksaan sebelum terjadi penyakit yang lebih parah, serta perlunya waktu yang banyak untuk memberikan penyuluhan karena penyuluhan merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus, sekuat tenaga dan fikiran, memakan waktu yang melelahkan, sampai terjadinya perubahan perilaku. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Efekifitas pengaruh penyuluhan tentang kanker serviks pada wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) di dua dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi masih kurang hal ini ditunjukkan dari 34 responden hanya 2 responden yang melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

SARAN

1. Bagi tempat penelitian di dusun wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi

Diharapkan bagi seluruh tenaga kesehatan menambah frekuensi penyuluhan kepada masyarakat sehingga diharapkan masyarakat yang melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) lebih meningkat.

2. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Hasil penelitian ini sekiranya dapat digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan kurikulum pendidikan sehubungan dengan materi yang terkait dengan penelitian dengan penerapannya di lapangan sehingga institusi pendidikan dapat menambahkan

informasi yang diperoleh dari hasil penelitian untuk dimasukan dalam kegiatan belajar mengajar. DAFTAR PUSTAKA

Aminati, Dini. 2013. Cara Bijak Menghadapi dan Mencegah Knker Leher Rahim (Serviks). Brilliant Books. Yogyakarta.

Aulia. 2012, Serangan Penyakit-Penyakit Khas Wanita Paling Sering Terjadi. Buku Biru. Yogyakarta.

Diananda, 2009. Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Ar-Ruzz Media Group.

Yogyakarta.

Evania, Nadia. 2013. Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik Keperawatan. D-Medika. Yogyakarta. Iswati, Erna. 2010. Awas Bahaya Penyakit Kelamin

(Mengenal dan Mengobati Beragam Jenis Penyakit Kelamin). DIVA Press. Yogyakarta. Machfoedz, Eko dan Sutrisno, Sabar, 2005.

Pendidikan kesehatan bagian dari promosi kesehatan. Fitramaya. Yogyakarta.

Manaan, El. 2012. Kamus Pintar Kesehatan Wanita. Buku Biru. Yogyakarta.

Maulana, Heri., 2009. Promosi kesehatan. EGC. Jakarta.

Nasir, dkk. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta. Notoatmodjo, Sukidjo. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, Sukidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Novel,S.Sinta et. al. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus [HPV]. Javamedia Network. Jakarta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Rasjidi, Imam. 2010. 100 Question & Answer Kanker pada Wanita. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Widyastuti, Yani. et, al. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2. Distribusi frekuensi pemeriksaan IVA  (Inspeksi Visual Asam Asetat)  di dua dusun  wilayah kerja Puskesmas Pitu, Kecamatan Pitu,  Kabupaten Ngawi

Referensi

Dokumen terkait

Pertama-tama, tim ingin menyampaikankan rasa syukur yang mendalam ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-Nya tim dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan

One of the hardware guys suggested they &#34;put in a breakpoint just before the crash, and when the breakpoint hits, look around at what's happening.&#34; Apparently, he didn't

Proses frais naik lebih banyak digunakan karena alasan tersebut, akan tetapi keausan pahat lebih cepat karena mata potong lebih banyak menggesek benda kerja

Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk senantiasa memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan apa yang pembaca lihat dapat bermanfaat bagi pembaca

Landasan dan Analisis Alternatif Pemilihan Laptop Terbaik Berdasarkan Elemen Kriteria Pada penelitian ini terdapat 7 (tujuh) kriteria yang mempengaruhi prioritas alternatif

Pendapat Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BPJS Kesehatan akan membayarkan fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan Kapitasi. Untuk rujukan tingkat lanjutan BPJS Kesehatan kan membayarkan dengan sistem

Jl.Gatot Subroto KM.1,5 Jl.Gatot Subroto KM.1,5 Kulon Palang Gemolong Kulon Palang Gemolong.