• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kegiatan ekspor-impor saat ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini terjadi karena kebijakan-kebijakan dalam aturan bisnis perdagangan internasional yang regulasinya diatur sedemikian oleh Pemerintah untuk memudahkan Importir mendatangkan barang dari luar negeri masuk ke Indonesia sebagai tujuan mendongkrak perekonomian dalam negeri. Ini ditandai dengan banyaknya produk-produk impor yang membanjiri pasar dalam negeri Indonesia. Produk import dalam perjalanannya akan dikenakan biaya-biaya tambahan lain, seperti : biaya masuk (pajak cukai), biaya transportasi, biaya kirim, dll, tetapi untuk produk tertentu harga yang ditawarkan masih Reliabe (masuk akal) dan bisa diterima pasar domestik Indonesia, serta kualitas yang ditawarkan bisa menyaingi produk dalam negeri, untuk beberapa kasus dari segi harga dan kualitas bahkan lebih baik.

Menurut data yang dipublikasikan oleh kementrian perindustrian, lewat website www.kemenperin.go.id salah satu produk yang menjadi komoditi diandalkan oleh importir untuk dipasarkan di pasar Indonesia adalah produk keramik. Lewat kutipan “Data di Kementerian Perindustrian, impor keramik dari China sepanjang 2007-2010 rata-rata sebesar US$ 174,6 juta. Namun tahun ini (2014) membengkak menjadi US$ 278 juta.Membanjirnya keramik China ini juga lantaran adanya pasar yang begitu besar di Indonesia. Apalagi kebanyakan keramik China yang masuk ke Indonesia ini dibanderol dengan harga lebih murah ketimbang keramik lokal. Alasannya memang masuk akal, konsumen lokal ternyata masih lebih suka produk murah meski berkualitas rendah.” Walaupun secara global penjualan akan produk keramik impor dinyatakan meningkat, tetapi untuk beberapa kasus, terutama dalam internal perusahaan pernyataan ini malah sebaliknya. Karena data yang dicatat dan didatakan oleh Kementrian Perdagangan dan Perindustrian adalah data secara global.

Salah satu permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah permasalahan mengenai cacat produk. Hal ini dapat dibuktikan dari kasus-kasus terakhir yang terjadi pada beberapa perusahaan Global seperti Toyota produsen terbesar otomotif di Dunia pada akan menarik 4,1 juta kendaraanyang telah dijual di Amerika dan di

(2)

Eropa untuk memperbaiki kesalahan dalam proses gas pedal yang berpengaruh pada akselerasi yang tidak diinginkan, lebih dari 400,000 unit ranjang bayi bermerek Simplicity di tarik dari pasar yang diakibatkan oleh kematian bayi berumur 8 bulan, penarikan susu produk China yang bermelamin. Pada tahun 2008, produsen susu terbesar di China menarik 700 tonproduk susu formula dari pasaran akibat kematian seorang anak dan laporan 50 anak yang bermasalah dengan organ hatinya. Dari beberapa contoh kasus diatas mengindikasikan bahwa memang cacat produk telah menjadi suatu momok yang membahayakan perusahaan.

Perusahaan forwarder (perusahaan yang mendatangkan barang import) semakin dituntut untuk bisa meningkatkan product quality sebagai tujuan memenuhi keinginan konsumen dan pemenuhan standar kualititas untuk keamanan dari konsumen. Dimana dewasa ini mindset (pola pikir) konsumen akan produk import memiliki kualitas yang baik. Seperti diketahui sebuah produk terdiri dari banyak komponen-komponen penyusun didalamnya, hal ini menjadi riskan jika dalam alur perpindahan produk itu hingga ke tangan konsumen, produk melewati perpindahan (movement) yang begitu panjang. Mengingat produk import didatangkan dari luar negeri, memerlukan waktu dan proses pengiriman yang panjang hingga barang sampai ke konsumen akhir (pemakai langsung). Perusahaan forwarder tentunya wajib memiliki standar kualitas akan produk (Product Quality) yang di import bisa diterima, agar mampu bersaing secara kompetitif dan perlindungan akan hak-hak konsumen mengenai keamanan penggunaan sebuah produk.

PT. Cahaya Lestari Permai Abadi adalah salah satu perusahaan importir (forwarder) yang mendatangkan produk dari luar negeri berupa Keramik Tile, Homogenious Tile dan Granite. Ketiga produk tersebut adalah jenis untuk sebuah produk keramik yang berasal dari produsen asal negara Tiongkok. PT. Cahaya Lestari Permai Abadi berlokasi di Jalan Percetakan Negara C253, Rawasari, Jakarta Pusat, kode pos 10570. Distributor tetap dari PT. Cahaya Lestari Permai Abadi adalah PD. Neo Grosir.

Menurut wawancara awal yang dilakukan kepada Pak Aming, selaku direktur utama dari PT. Cahaya Lestari Permai Abadi permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah perhitungan jumlah sampel produk yang harus diperiksa. Saat ini, PT. Cahaya Lestari Permai Abadi selalu melakukan pemeriksaan kepada seluruh produk yang akan disalurkan dan hal tersebut sangat membuang waktu.

(3)

Selain itu, dikarenakan masih menggunakan sistem manual sehingga sering banyak produk cacat yang lewat dari pengawasan dan membuat perusahaan beberapa kali mengalami penolakan pengiriman dari distributor dan dapat diuraikan sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bukti Frekuensi Penolakan Pengiriman Sumber: Data sekunder, PT. Cahaya Lestari Permai Abadi

Dari gambar diatas, walaupun frekuensi penolakan tidak terlalu banyak, namun kerugian yang dirasakan oleh pihak perusahaan cukup besar dikarenakan seluruh lot yang dikirim membuat perusahaan harus tetap membayar biaya pengiriman dan karena ditolak, membuat perusahaan harus melakukan pemeriksaan 2 kali dan membuang biaya yang lebih besar.

Dari permasalahan yang ditemukan tersebut, menurut penelitian yang dijalankan oleh Aydemir dan Olgun (2010) dijelaskan bahwa metode yang paling tepat untuk menyelesaikan permasalahan perusahaan mengenai perhitungan produk cacat adalah metode acceptance sampling. Acceptance Sampling itu sendiri merupakan sebuah metode untuk menghitung sampling penerimaan. Acceptance Sampling digunakan sebagai suatu bentuk dari inspeksi antara perusahaan dengan pemasok, antara pembuat produk dengan konsumen, atau antar divisi dalam perusahaan. Oleh karenanya, Acceptance Sampling tidak melakukan pengendalian

(4)

atau perbaikan kualitas proses, melainkan hanya sebagai metode untuk menentukan disposisi terhadap produk yang datang (bahan baku) atau produk yang telah dihasilkan (barang jadi).

Dari permasalahan yang diuraikan singkat diatas, PT. Cahaya Lestari Permai Abadi melakukan perhitungan dengan metode acceptance sampling untuk mengetahui proporsi cacat produk yang dapat diterima oleh pihak perusahaan dan produsen sehingga keluhan mengenai cacat produk oleh konsumen dapat diminimalisasi.Melihat permasalahan mengenai risiko cacat produk yang dirasakan oleh pihak perusahaan dan pelanggan PT. Cahaya Lestari Permai Abadi, maka perusahaan perlu menerapkan perhitungan Acceptance Sampling agar terdapat keseimbangan antara pihak perusahaan dan produsen mengenai jumlah cacat produk yang dapat diterima sehingga selanjutnya penelitian ini akan diberi judul: “Penerapan Acceptance Sampling Guna Menentukan Risiko Produk Cacat pada PT Cahaya Lestari Permai Abadi”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian yang dijalankan dengan menggunakan pendekatan manajemen operasional ini adalah:

1. Bagaimana efisiensi biaya dalam melakukan pemerikaan produk cacat pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi?

2. Berapakah jumlah produk yang harus diperiksa untuk setiap pelaksanaan quality control pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi dengan skenario loosen?

3. Berapakah jumlah produk cacat yang masih berada dalam tingkat kewajaran untuk setiap pelaksanaan quality control pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi dengan skenario tighten?

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini terbatas hanya meneliti mengenai produk Homogenious Tile pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi yang beralamat di Jalan Percetakan Negara C253, Rawasari, Jakarta Pusat-10570, Indonesia. Penelitian ini dijalankan terfokus

(5)

pada kegiatan operasional pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi terutama pada permasalahan mengenai cacat produk

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dijalankan dengan menggunakan pendekatan manajemen operasional ini adalah:

1. Untuk mengetahui efisiensi biaya dalam melakukan pemeriksaan produk cacat pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi

2. Untuk mengetahui jumlah produk yang harus diperiksa untuk setiap pelaksanaan quality control pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi dengan skenario loosen

3. Untuk mengetahui jumlah produk cacat yang masih berada dalam tingkat kewajaran untuk setiap pelaksanaan quality control pada PT. Cahaya Lestari Permai Abadi dengan skenario tighten.

1.5 States of the Arts

Beberapa penelitian terdahulu yang memiliki konsep sama dengan yang dijalankan saat ini meliputi:

Tabel 1.1 State of the Arts

Peneliti Judul Penelitian Bahasan

Aydemir dan Olgun (2010)

An Application of Single and Double Acceptance Sampling Plans for a Manufacturing System

menjelaskan bahwa penerapan acceptance sampling digunakan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dan

mempertahankan kegiatan manufaktur dan organisasi proses.Acceptance

Sampling memberikan penggambaran terutama

(6)

untuk memutuskan kuantitas produk cacat yang mungkin diterima, tidak untuk

memperkirakan kualitas yang tinggi

Kumar, Ramanaiah dan Babu (2014)

Modified Procedure for Construction and Selection of Sampling Plans for Variable Inspection Scheme

menjelaskan bahwa sebelum menerapkan penghitungan jumlah sampel cacat yang dapat diterima oleh perusahaan lain, untuk dapat

menentukan kuantitas produk yang harus dibuat, perusahaan dapat

menerapkan metode peramalan

Radhakrishnan dan Vasanthamani (2010)

Lot size determination in the construction of double sampling plans

menjelaskan fungsi dari penerapan acceptance sampling pada perusahaan manufaktur

Gambar

Gambar 1.1 Bukti Frekuensi Penolakan Pengiriman  Sumber: Data sekunder, PT. Cahaya Lestari Permai Abadi
Tabel 1.1 State of the Arts

Referensi

Dokumen terkait

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

 Inflasi Kota Bengkulu bulan Juni 2017 terjadi pada semua kelompok pengeluaran, di mana kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami Inflasi