• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK RESTORAN. AGUSTINNE STIE Trisakti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK RESTORAN. AGUSTINNE STIE Trisakti"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410 - 9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/JBA

ANALISIS TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN

DAN PELAPORAN PAJAK RESTORAN

AGUSTINNE

STIE Trisakti

agustinne@stietrisakti.ac.id

Abstarct: The purpose of this research is to investigate the procedures for calculation, payment and tax reporting of the restaurant tax suitability with Regulation Number 11 Year 2011 on tax restaurant also to determine the contribution and effectiveness tax on restaurant to Local revenue. The object of this study are the GZ Restaurants in Pluit and DISPENDA in Abdul Muis. The data used in this research are sales recapitulation, form of tax payment, form of reporting and data of contribution and effectiveness tax on restaurant from year 2011 until 2013 related with local revenues in DKI Jakarta. The results based on the sample in December 2013 shows that GZ restaurant have done calculating restaurant tax not based on the Regulation number 11 year 2011, but for the date of payment and reporting GZ Restaurant has done based on the Regulation number 11 year 2011, except for the payment of tax on restaurant in June, July, September, December and report in December. The results in DISPENDA shows that, the total contribution restaurant tax to the local revenue during 2011 until 2013 amounted to Rp 3.822.923.742.623 or by percentage is 5.73%, with an average growth of 20.83% per year and the effectiveness of the restaurant tax has exceeded the planned target of Rp 271.923.743.163 or by a percentage which in 2011 amounted to 5.74% , in the year 2012 amounted to 5.41% and in the year 2013 amounted to 10.88%. Based on this research, it is known that the restaurant tax contribution and effectiveness has a significant effect to local revenue in DKI Jakarta.

Keywords: Calculation, Payment and Reporting, Tax on restaurant, The regulation number 11 year 2011, Contribution, Effectiveness, Local Revenue.

Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk menyelidiki tata cara perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak restoran yang sesuai dengan ketentuan Perda No.11 Tahun 2011 tentang pajak restoran, serta untuk mengetahui kontribusi dan tingkat efektifitas dari pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Objek penelitian ini adalah Restoran GZ di Pluit dan DISPENDA di Abdul Muis. Data penelitian yang digunakan adalah rekapitulasi penjualan, SSPD, SPTPD dan data

(2)

kontribusi serta efektifitas pajak restoran tahun 2011 sampai 2013 yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di DKI Jakarta. Hasil penelitian berdasarkan sampel masa Desember 2013 yang diteliti menunjukkan bahwa, Restoran GZ melakukan perhitungan pajak restoran tidak sesuai dengan ketentuan Perda No.11 Tahun 2011, tetapi untuk tanggal penyetoran dan pelaporan Restoran GZ telah melakukan penyetoran dan pelaporan sesuai dengan ketentuan Perda No.11 Tahun 2011, kecuali untuk penyetoran pajak di bulan Juni, Juli, September, Desember 2013 dan pelaporan pada bulan Desember 2013. Hasil penelitian di DISPENDA memperlihatkan bahwa, total kontribusi pajak restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) selama tahun 2011 hingga 2013 sebesar Rp 3.822.923.742.623 atau berdasarkan persentase yaitu 5,73%, dengan rata-rata pertumbuhan 20,83% per tahunnya dan efektifitas pajak restoran yang telah melebihi target yang direncanakan sebesar Rp 271.923.743.163 atau berdasarkan presentase yaitu di tahun 2011 sebesar 5,74%, di tahun 2012 sebesar 5,41% dan di tahun 2013 sebesar 10,88%. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa pajak restoran memiliki kontribusi dan efektifitas yang cukup signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di DKI Jakarta.

Kata Kunci: Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan, Pajak restoran, Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011, Kontribusi, Efektifitas, Pendapatan Asli Daerah (PAD).

PENDAHULUAN

Pemerintah merupakan sebuah entitas masyarakat yang diberi kewenangan untuk menjalankan pemerintahan serta bertanggung jawab terhadap pembangunan pada suatu negara. Dalam konteks untuk menjalankan pemerintahan dan bertanggung jawab akan pembangunan negara, Bangsa Indonesia sejak lama telah menerapkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah Pembangunan Nasional.

Untuk itu pemerintah harus berusaha untuk meningkatkan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan. Tidak hanya pemerintah pusat yang bekerja keras untuk mencapai dan

memperlancar tujuan pembangunan nasional tersebut, namun semua perangkat pemerintahan dari pusat sampai ke daerah berusaha memberikan kontribusi yang bermanfaat.

Pajak Daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai hukum publik yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan

merupakan pajak yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Salah satu jenis pajak yang potensinya semakin berkembang seiring dengan meningkatnya bisnis rekreasi atau pariwisata adalah Pajak Restoran. Sektor ini memiliki prospek yang bagus untuk penerimaan daerah

(3)

karena dengan meningkatnya sektor pariwisata, penerimaan Pajak Restoran juga akan meningkat. Hal ini dikarenakan DKI Jakarta merupakan Kota Metropolitan sekaligus pintu gerbang dalam menerima arus kunjungan wisatawan lokal dan wisatawan asing untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata. Selain itu, DKI Jakarta juga menjadi sentral dari segala jenis kegiatan, terutama yaitu kegiatan bisnis yaitu untuk menanamkan modal dan membuka usaha bisnis. Sehingga semakin meningkatnya restoran yang ada di Provinsi DKI Jakarta, maka diharapkan kontribusi yang diberikan oleh sektor restoran dapat memacu pembangunan ekonomi di DKI Jakarta yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Akan tetapi, pemerintah masih mengalami kendala dalam meningkatkan penerimaan dari Pajak Restoran karena kelalaian yang di sengaja maupun tidak disengaja oleh Wajib Pajak maupun pihak dari Dinas Pelayanan Pajak. Oleh karena itu, perlu diadakan upaya dalam melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan terhadap penerimaan dan pembayaran Pajak Restoran.

Indentifikasi Masalah

1. Bagaimana proses perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak restoran di Restoran GZ ?

2. Apakah prosedur perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak restoran di Restoran GZ telah

sesuai dengan Perda No.11 Tahun 2011 tentang pajak restoran ?

3. Berapakah kontribusi pajak restoran di Provinsi DKI Jakarta terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta pada tahun 2011-2013?

4. Bagaimana efektivitas penerimaan pajak restoran di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2011-2013?

KERANGKA TEORITIS

Pajak restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain. Berdasarkan Ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Indonesia dengan jelas menentukan bahwa sistem pemungutan Pajak Restoran adalah sistem self assessment, yang berarti wajib pajak berkewajiban menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

Subjek dan Wajib Pajak restoran

Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran. Sedangkan, Wajib pajak restoran adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaannya atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang rumah makan atau restoran. Dengan demikian, antara subjek pajak

(4)

dan wajib pajak tentu berbeda peranan hak maupun kewajiban.

Objek Pajak restoran

Menurut Darwin (2010, 120): “Objek Pajak restoran adalah jasa pelayanan yang disediakan oleh restoran.” Pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan pejualan makanan dan atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di tempat lain atau dibawa pulang. Termasuk dalam objek Pajak Restoran adalah rumah makan, café, bar, dan sejenisnya.

Bukan Objek pajak restoran

Hal-hal yang termasuk pengecualian objek Pajak Restoran menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 37 ayat 3 yaitu sebagai berikut:

a. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang pengelolaannya satu manajemen dengan hotel.

b. Usaha jasa boga atau katering yang merupakan objek pajak pemerintah pusat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001. c. Pelayanan yang disediakan oleh

restoran yang nilai penjualannya (peredaran usaha) tidak melebihi batas tertentu yang ditetapkan Peraturan Daerah.

Jadi, hal ini berarti pada Pajak Restoran tidak semua pelayanan yang diberikan oleh restoran atau rumah makan dikenakan pajak.

Perhitungan Pajak Restoran

Perhitungan Pajak Restoran terutang yaitu dengan cara mengalikan tarif pajak restoran sebesar 10% (tarif maksimal) dengan dasar pengenaan pajak. Adapun yang dimaksud dengan Dasar Pengenaan Pajak dari pajak restoran adalah :

1. Pembayaran makanan dan minuman

2. Pembayaran pemakaian ruang rapat atau ruang pertemuan restoran

3. Pembayaran service charge

4. Pembayaran jasa boga atau catering.

Penyetoran Pajak Restoran

Penyetoran pajak restoran dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan setiap Penyetoran atau pembayaran Pajak Restoran dilakukan pada Unit Pelayanan Perbendaharaan dan Kas Daerah Badan Pengelola Keuangan Daerah atau Bank atau tempat lain yang ditunjuk oleh Gubernur. Pajak Restoran yang terutang harus dilunasi dalam jangka waktu yang ditentukan peraturan daerah, selambat-lambatnya yaitu pada tanggal 15 bulan berikutnya dari masa pajak yang terutang setelah berakhirnya masa pajak

Pelaporan Pajak Restoran

SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak. SPTPD harus diisi dengan jelas, benar, lengkap dan ditandatangani oleh wajib pajak atau kuasanya

(5)

(penanggung pajak). Setelah itu, SPTPD disampaikan kepada Dinas Pelayanan Pajak sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan daerah. Umumnya SPTPD harus disampaikan selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak,Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari kerja berikutnya. Penyampaian SPTPD dilampiri dengan keterangan atau dokumen yang menjadi dasar perhitungan pajak terutang yang ditetapkan oleh Gubernur. SPTPD dianggap tidak disampaikan, jika tidak ditandatangani oleh wajib pajak atau penanggung pajak dan tidak dilampiri keterangan atau dokumen yang ditentukan.

Kontribusi dan Efektifitas Pajak Restoran

Untuk menghitung kontribusi pajak restoran terhadap pendapatan asli daerah (PAD) adalah dengan membandingkan realisasi pajak restoran dengan realisasi penerimaan pendapatan daerah.

Efektifitas adalah keberhasilan atau kegagalan yang diukur dalam mencapai suatu tujuan atau target. Efektifitas bila dikaitkan dengan pemungutan pajak, dalam hal ini penerimaan pajak restoran, maka efektifitas yang dimaksudkan adalah berapa besar realisasi penerimaan pajak restoran berhasil mencapai target yang dicapai pada suatu periode

tertentu. Efektifitas pajak restoran dapat diukur dengan membandingkan realisasi penerimaan pajak restoran dengan target penerimaan pajak restoran.

METODE PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui sampel dan data yang telah terkumpul.

Data Penelitian

Data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah :

a. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD);

b. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD);

c. Rekapitulasi pembayaran pajak Restoran GZ;

d. Bon/bill atas pendapatan di Restoran GZ;

e. Data pajak restoran tahun 2011, 2012 dan 2013 yang memiliki detail kontribusi dan efektifitas terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) di DKI Jakarta;

f. Data target dan realisasi pajak restoran tahun 2011, 2012 dan 2013;

g. Rekapitulasi jumlah objek pajak restoran tahun 2011, 2012 dan 2013.

(6)

Metode Analisis Data

1.Melakukan perhitungan ulang atas pajak restoran yang terdapat di dalam Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

menurut Restoran GZ. Setelah itu, melakukan pemeriksaan terhadap Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) maupun Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) untuk mengetahui apakah prosedur perhitungan, penyetoran dan pelaporan pada Restoran GZ telah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang pajak restoran.

2.Melakukan analisis kontribusi terhadap total penerimaan dari Pajak Restoran pada data yang diperoleh dari Dinas Pelayanan Pajak Daerah tahun 2011, 2012 dan 2013 terhadap Pendapatan Asli Daerah tahun 2011,

2012 dan 2013, serta menentukan efektifitas atas besaran terealisasi dari penerimaan pajak restoran berdasarkan besaran penerimaan pajak yang ditargetkan.

HASIL PENELITIAN

Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Restoran pada Restoran GZ

Restoran GZ melakukan perhitungan pajak restoran dengan mengalikan tarif yang berlaku umum, yaitu sebesar 10% (sepuluh persen) dengan DPP (Dasar Pengenaan

Pajak) atau jumlah pembayaran yang diterima atas pendapatan dari penjualan makanan dan minuman. Berikut terdapat contoh perhitungan pajak restoran yang terutang menurut restoran GZ.

Berdasarkan sampel perhitungan pajak restoran oleh Restoran GZ pada bulan Desember 2013 diatas dapat diketahui bahwa DPP (Dasar Pengenaan Pajak) atas pendapatan dari makanan dan

minuman yang dihitung oleh Restoran GZ telah termasuk unsur Pajak Restoran (PB1) yang telah diperhitungkan di dalamnya dan juga Tgl Pendapatan dari makanan Pendapatan dari minuman ( Rp ) Subtotal ( Rp ) Pajak Restoran Terutang ( PB1 ) ( Rp ) Total ( Rp ) Pajak yang dibayar ( 10% x total ) ( Rp ) Harga makanan ( Rp ) Disc 1/12 99.000 168.000 60.000 20.000 15% 15% 15% 30.000 4.000 10.000 341.950 34.195 376.145 37.614,5

(7)

telah termasuk unsur diskon atas pendapatan dari makanan.

Restoran GZ melakukan penyetoran pajak restoran setiap bulannya berdasarkan jumlah yang terlampir pada SSPD (Surat Setoran Pajak Daerah) dan dibayarkan secara tunai di UPPK (Unit Pelayanan dan Perbendaharaan Kas.) Jarkarta Utara. Pembayaran pajak restoran tersebut telah dinyatakan sah karena terdapat nomor validasi teraan mesin kas register pada SSPD. Restoran GZ juga melaporkan pajak restoran setiap bulannya dengan melampirkan SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak Daerah) dan dilaporkan ke Suku Dinas

Pelayanan Pajak di wilayah Jakarta Utara Kecamatan Penjaringan.

Analisis Kesesuaian antara Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Restoran pada Restoran GZ sesuai dengan Perda No. 11 Tahun 2011

Menurut Peraturan Daerah No.11 Tahun 2011 yang dimaksud dengan DPP (Dasar Pengenaan Pajak) yaitu jumlah pembayaran yang diterima atau seharusnya diterima oleh restoran. Hal ini berarti, dalam menghitung jumlah pajak restoran yang terutang tidak diperkenankan untuk menghitung diskon yang ada.

Restoran GZ telah melakukan penyetoran pajak restoran yang terhutang berdasarkan Perda No.11 Tahun 2011 yaitu paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, kecuali untuk bulan Juni, Juli, September dan Desember karena keterlambatan

berapa hari. Restoran GZ juga telah memenuhi kewajiban perpajakannya sebagai wajib pajak dalam melakukan pelaporan pajak restoran yang terhutang berdasarkan Perda No.11 Tahun 2011, yaitu paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya, kecuali Tgl Pendapatan dari makanan ( Rp ) Pendapatan dari minuman ( Rp ) Total pendapatan makanan dan minuman / DPP ( Rp ) Tarif Pajak Restoran terutang Menurut Perda (PB1) ( Rp ) Pajak Restoran terutang Menurut Resto GZ (PB1) ( Rp ) Analisis Kesesuaian 1/12 99.000 168.000 60.000 20.000 30.000 4.000 10.000 391.000 10% 39.100 37.614,5 TIDAK SESUAI

(8)

untuk bulan Desember karena terlambat berapa hari.

Kontribusi penerimaan Pajak Restoran di Provinsi DKI Jakarta terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tahun 2011-2013

Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan yang signifikan bagi pembiayaan rutin dan pembangunan di suatu daerah

otonom. Semakin meningkatnya suatu Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) maka potensi untuk mengembangkan pembangunan nasional di DKI Jakarta juga akan semakin terwujud. Pajak Restoran yang juga sebagai salah satu bagian dari pajak daerah ikut menyumbangkan pemasukan ke komponen Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat melalui tabel berikut :

Tahun Pajak

Penerimaan Pajak Restoran

( Rp )

Realisasi PAD DKI Jakarta ( Rp ) Persentase Kontribusi 2011 1.031.995.530.296 17.825.990.000.000 5,79% 2012 1.238.573.704.151 22.040.800.000.000 5,62% 2013 1.552.354.508.176 26.849.340.000.000 5,78% Total 3.822.923.742.623 66.716.130.000.000 5,73%

Sumber : Data Realisasi Penerimaan Pajak Daerah

Efektifitas Penerimaan Pajak Restoran di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011-2013

Dinas Pelayanan Pajak Daerah memiliki fungsi pokok untuk menyusun rencana dan realisasi penerimaan pajak. Dengan menyusun rencana penerimaan pajak daerah maka setiap Suku Dinas Pelayanan Pajak dapat melihat tingkat keefektifan dari penerimaan pajak restoran yang ada.

Thn Pajak Restoran % Efektifitas Rencana/ Target Penerimaan ( Rp ) Realisasi Penerimaan ( Rp ) 2011 976.000.000.000 1.031.995.530.296 105,74% Sangat Efektif 2012 1.175.000.000.000 1.238.573.704.151 105,41% Sangat Efektif 2013 1.400.000.000.000 1.552.354.508.716 110,88% Sangat Efektif Total 3.551.000.000.000 3.822.923.743.163 107,66% Sangat Efektif

(9)

PENUTUP

1.Untuk Proses Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Restoran pada Restoran GZ dapat diketahui bahwa cara Restoran GZ dalam menghitung pajak restoran terutangnya yaitu dengan menggunakan tarif pajak restoran sebesar 10% (sepuluh persen) dikalikan dengan Dasar Pengenaan Pajak yang sebelumnya telah termasuk unsur pajak restoran yang telah diperhitungkan dan juga unsur diskon atas pendapatan dari makanan. Untuk penyetoran Restoran GZ telah melakukan penyetoran setiap bulannya selama tahun 2013 ke UPPK Penjaringan juga melaporkannya ke Suku Dinas Pelayanan Pajak Daerah. 2.Analisis Kesesuaian Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Restoran pada Restoran GZ sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah Nomor.11 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran :

Perhitungan pajak restoran antara Restoran GZ dengan Ketentuan Perda No.11 Tahun 2011 tidaklah sesuai, karena adanya perbedaan dalam perhitungan terhadap unsur pengenaan pajak. Menurut Perda No.11 Tahun 2011 unsur diskon tidaklah menjadi dasar pengenaan pajak yang harus diperhitungkan. Sehingga pajak restoran terutang yang dihitung oleh Restoran GZ menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketentuan Perda No.11 Tahun 2011 dan menimbulkan selisih kurang bayar oleh Restoran GZ. Restoran GZ melakukan penyetoran pajaknya sesuai dengan ketentuan

Perda No.11 Tahun 2011 yaitu,paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya,kecuali untuk bulan Juni, Juli, September dan Desember. Sedangkan, untuk pelaporannya, Restoran GZ juga telah melaporkan pajak restoran paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah No.11 Tahun 2011, kecuali untuk bulan Desember 2013 karena Restoran GZ terlambat melaporkannya.

3.Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) di DKI Jakarta yaitu tahun 2011 sebesar 5,79% dengan jumlah penerimaan pajak restoran sebesar Rp 1.031.995.530.296 dan pendapatan asli

daerah (PAD) sebesar Rp17.825.990.000.000.

Pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 5,62% dengan jumlah realisasi penerimaan pajak restoran yaitu sebesar Rp 1.238.573.704.151 dan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 22.040.800.000.000. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan kembali menjadi 5,78% dengan jumlah penerimaan dari pajak restoran pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 1.552.354.508.176 dan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 26.849.340.000.000.

4.Efektifitas penerimaan Pajak Restoran di DKI Jakarta selama tahun 2011 hingga tahun 2013 dikatakan berhasil. Dilihat dari tahun 2011 menunjukkan selisih lebih dari target, yaitu sebesar Rp 55.995.530.256 atau sekitar 5,74% dan tahun pajak 2012 dengan selisih lebih sebesar Rp

(10)

63.573.704.151 atau sekitar 5,41%. Pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan yang signifikan karena telah melebihi target dengan selisih Rp 152.354.508.716 atau sekitar 10,88%. Apabila dihitung rata-rata total target penerimaan yang berhasil dicapai selama tiga tahun yaitu sebesar 107,66% dengan selisih lebih dari Tahun 2011 hingga 2013 sebesar Rp 271.923.743.163.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :

1.Peneliti hanya menggunakan data berupa bon penjualan, rekapitulasi penjualan, SSPD dan SPTPD sebagai dasar penelitian dan kurang mendapat data pendukung

lainnya seperti STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah) atas sanksi bunga yang dikenakan kepada Restoran GZ karena keterlambatan dalam menyetor pajak restoran.

2.Peneliti tidak mendapatkan data yang berkaitan dengan pembukuan maupun pencatatan yang seharusnya

dapat memperlihatkan secara lebih rinci mengenai kondisi perhitungan pajak restoran pada Restoran GZ.

Berdasarkan analisis mengenai hasil atas proses perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak restoran pada Restoran GZ serta analisis kontribusi dan efektifitas pajak restoran di DKI Jakarta selama tahun 2011 hingga 2013 pada Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta, maka saran yang dapat diberikan adalah :

1.Peneliti selanjutnya dapat memperoleh data lebih lengkap dari Restoran GZ seperti STPD (Surat Tagihan Pajak Daerah) yang memuat sanksi bunga atas keterlambatan dalam menyetorkan pajak restoran.

2.Peneliti selanjutnya dapat memperoleh data pencatatan maupun pembukuan milik Restoran GZ seperti buku besar dan laporan keuangan yang dapat memperjelas kondisi perhitungan pajak restoran pada Restoran GZ.

REFERENSI:

Darwin. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Mitra Wacana Media. Fitriandi, Yuda dan Agus Priyono. 2011. Kompilasi Undang-Undang Perpajakan

Terlengkap. Jakarta : Salemba Empat.

Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta. Purwono, Herry. 2010. Dasar-Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Samudra, Azhari A. 2005. Perpajakan di Indonesia Keuangan Pajak dan Retribusi. Jakarta: PT. Hecca Metra Utama

(11)

Siahaan, Marihot Pahala. 2010. Hukum Pajak Material (Objek, Subjek, Dasar Pengenaan Pajak, Tarif Pajak, dan Cara Perhitungan Pajak). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siahaan, Marihot Pahala. 2013. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Rajawali Pers.

Soemarso. 2011. Perpajakan Pendekatan Komprehensif. Jakarta: Salemba Empat. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia – Edisi 10, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia – Edisi 9, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Himpunan Peraturan Pajak Daerah Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2014.

Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 atas revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah

(KUPD).

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran.

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik.. Debitur

Laporan keuangan adalah tolak ukur dalam menilai kesehatan perusahaan.IAI (2009:2) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi

Tingkat kenyamanan termal pada bangunan perpustakaan Universitas Bandar Lampung dapat disimpulkan nyaman. Berdasarkan hasil pengukuran suhu, kelembaban, dan kecepatan

Pada umumnya konsumen menginginkan barang yang dapat sampai padanya secepat-cepatnya, dan dengan biaya serendah- rendahnya (apabila ongkos angkut menjadi tanggungan pembeli).

Metode yang digunakan untuk memprediksi yaitu metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS).. Pada penelitian ini metode ANFIS diimplementasikan dengan struktur

1) Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari perbukitan terkikis (D2) dan dataran alluvial (F1). Stratigrafi daerah penelitian satuan batuan pasir dengan umur plistosen

In many of these examples you will notice a theme related to overcoming old limitations. For years we have been working around limitations in HTML and CSS by using images to do